Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

Hubungan Ketergantungan Penggunaan Smarthphone Dengan Perawatan Diri


(Peronal Hygiene )Pada Mahasiswa Prodi Ners UCB Angkatan XIII

DISUSUN OLEH :

NAMA : KHARENNA ANUGERAH NAKAMNANU


NIM : 201111075
KELAS : KEPERAWATAN B / V

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal dengan judul
“Hubungan ketergantungan penggunaan smarthphone dengan perawatan diri
(peronal hygiene )pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIII“. Proposal ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisafat Ilmu dalam
keperawatan.
Penulis menyadari bahwa, dalam penulisan Proposal ini tidak akan selesai tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1). Ns.Appolonaris T.Berkanis.,S.Kep.,MHKes selaku Dosen pengampuh mata kuliah
filsafat yang telah membantu, dan kepada :
2).semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian
ini
Penulis menyadari bahwa usaha dan kerja keras penulis dalam penulisan proposal ini ,
tidak membuat proposal ini sempurna, karena proposal ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan proposal ini.
Penulis menharapkan proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak lain
yang berkepentingan.

Kupang, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................!
DAFTAR ISI ...................................................................................................!!
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................2
1.3.1 Tujuan umum...............................................................3
1.3.2 Tujuan khusus..............................................................3
1.4 Manfaat................................................................................................4
1.4.1 Manfaat teorits ............................................................4
1.4.2 Manfaat praktis...........................................................4
1.5 Keaslian penelitian ...............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAK ............................................................................6


2.1 Konsep Kecanduan Penggunaan Smarthphone.............................6
2.1.1 Pengertian.................................................................................6
2.1.2 faktor intern yang mempengaruhi penggunaan smartphone......7
2.1.3 faktor ekstern yang mempengaruhi penggunaan smartphone....7
2.2 konsep perawatan diri (personal hygiene).....................................8
2.2.1 defenisi Personal Hygiene..........................................................8
2.2.2 Tujuan Personal Hygiene........................................................9
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene.........................10
2.2.4 Dampak Personal Hygiene,......................................................10
2.3 kerangka konsep penelitian.........................................................................11

BAB III METODE PENELITAN......................................................................12


3.1 Jenis dan rancangan penelitian ...................................................................12
3.2 Kerangka kerja .............................................................................................13
3.3 variabel penelitian.........................................................................................13
3.1.1 variabel independen..............................................................................14
3.3.1 Variabel dependen..............................................................................15
3.4 Defenisi operasional .............................................................................15
3.5 populasi sampel dan sampling ..............................................................16
3.5.1 populasi......................................................................................17
3.5.1 sampel.........................................................................................17
3.5.1 sampling...................................................................................18
3.6 Rencana waktu dan tempat penelitian ......................................................19
3.6.1 Waktu penelitian..........................................................................20
3.6.2 Tempat penelitian........................................................................21
3.7 Prosedur pengumpulan data.......................................................................22
3.7.1 Sumber data ................................................................................22
3.7.2 Metode pengumpulan data...........................................................23
3.8 Analisa data................................................................................................25
3.8.1 Editing .........................................................................................26
3.8.2 Scoring ........................................................................................28
3.8.3 Coding ........................................................................................28
3.8.4 Tabulating ..................................................................................29
3.9 Analisa data ..............................................................................................30
3.10 Etika penelitian.........................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................32

LAMPIRAN ...............................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada era globalisasi seperti sekarang ini,perkembangan teknologi sangat pesat
termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi . salah satu dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut adalah penggunaan
smartphone. Kecanduan smartphone pada mahasiswa kemungkinan akan meningkat
seiring dengan teknologi komunikasi yang terus berkembang. Terdapat hasil
penelitian yang menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kondisi
kecanduan smartphone (Park & Lee, 2014: Aljoman et al., 2016; Chen et al. 2017; C.
Lee & Lee, 2017). Penelitian tersebut menemukan bahwa kecanduan smartphone
yang meluas di kalangan mahasiswa menunjukkan bahwa kecanduan smartphone
telah menjadi masalah kesehatan yang nyata dalam masyarakat. Hal ini menjadi
fenomena yang menarik untuk diteliti karena penggunaan smartphone seharusnya
memberikan dampak positif kepada mahasiswa seperti memfasilitasi kebutuhan untuk
berelasi, berbagi informasi, hiburan atau memenuhi tuntutan kewajiban sebagai
mahasiswa. Nadya(2021).
Dilihat dari segi perkembangan, mahasiswa dapat digolongkan dalam masa
remaja akhir masa remaja akhir hingga dewasa awal yang berada pada rentang usia
18 sampai 25 tahun (Santrock, 2012). Berdasarkan Statistik Telekomunikasi
Indonesia pada tahun 2019, sebanyak 44,17% dari pengguna smartphone berusia di
bawah 25 tahun. Masa remaja merupakan periode peralihan dari kanak-kanak menuju
dewasa. Keadaan ini memberi waktu pada remaja untuk mencoba gaya hidup yang
berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan
dirinya (Hurlock, 2003).
Perawatan diri atau kebersihan diri (Personal hygine) merupakan perawatan diri
secara mandiri, yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik
maupun psikologis. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena perawatan diri akan sangat
mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis seseorang .Penggunaan smartphone yang
berlebihan sangat memengaruhi tingkat kesehatan seseorang, karena kurangnya
pengetahuan akan petingnya melakukan pesonal hygaine, seringkali perawatan diri
dikalangan pelajar dianggap sebagai hal yang biasa saja. Ketidakamampuan
mengontrol diri dalam penggunaan smartphone membuat pelajar lupa akan kewajiban
yang dipikulnya.
Menurut World Health Organization (WHO)(2020) menyatakan bahwa hygiene
atau perawatan diri adalah tindakan kebersihan yang mengacu pada kondisi untuk
mencegah kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Personal hygine merupakan
upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan merawat diriya agar
kenyamanan individu terjaga (Asthinigsih 2019). Pentingnya pemeliharaan perawatan
diri atau personal hygine, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan ,
memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendir,memperbaiki personal
hygiene,mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan rasa percaya diri dan
kenyamanan ( Irnawati dan Widyana,2018). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana dampak yang ditimbulkan dar
ketergantungan penggunaan gadget dengan pengetahuan perawatan diri , melalui
penelitian yang berjudul “Hubungan ketertarikan penggunaan smarthphone
dengan perawatan diri pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIIII “

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu :
1. Bagaimana Hubungan ketergantungan penggunaan smarthphone dengan
perawatan diri pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIV ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian
proposal ini yaitu :
1.3.1 Tujuan umum :
1. Untuk mengetahui Hubungan ketertarikan penggunaan smarthphone dengan
perawatan diri pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIII
1.3.2 Tujuan khusus:
1. Untuk mengidentifikasi tingkat pengaruh ketertarika penggunaan smartphone
pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIII
2. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan perawatan diri (personal hygiene)
pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIII
3. Menganalisis Hubungan ketergantungan penggunaan smarthphone dengan
perawatan diri pada mahasiswa Prodi Ners UCB angkatan XIII
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teorits : penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis dan memberikan informasi kepada para pembaca tentang alat
komunikasi smartphone dan pengaruhnya tehadap kepedulian perawatan diri
atau personal hygiene mahasiswa.
1.4.1 Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa :
1). mengetahui cara menyikapi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi lebih baik dan bijak.
2). Meningkatkan pengetahuan akan pentinganya perawatan diri (personal
hygiene) mahasiswa.
b. Bagi peneliti
1). Mengembangkan wawasan dan profesionalisme dibidang pendidikan
2). Memberikan manfaat, pengetahuan yang lebih baik khususnya dalam
bidang ilmu pengetahuan teknologi berhubungan dengan perawatan diri
c). Bagi lembaga
1). Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalam dunia
pendidikan.
2). Sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan kebijakan berkaitan
dengan pengunaan media teknlogi informasi dan komunikasi
(smartphone) dengan pengetahuan perawatan diri (personal hygiene).
d). Bagi peneliti lain.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan,memberikan tambahan pemikiran dan perbaikan dalam
karya penulisan dimasa yang akan datang, dan sebagai referensi bagi
pihak-pihak yang membutuhkan .

1.5 Keaslian penelitian


no Nama Tahun Judul Persamaan dan Hasil
perbedaan penelitian
1 Nur 2020 Hubungan Persamaan : peneitian ini Hasil
Fidayanti penggunaan juga meneliti tentang penelitian ini
Baharuddin gadget dengan dampak kecanduan dapat
perubahan penggunaan Gadget menjadi
psikososial terhadap perkembangan arahan bagi
anak usia 7-12 psikososial anak dengan tenaga
tahun di sd berfokus pada kesehatan,
negeri perembangan motorik dan
mangkura 1 dan kognitif anak, serta lingkungan
kota Makasar dampak yang sosial untuk
ditimbulkan dari semakin
kecanduan gadget. memperketat
Perbedaannya : pengawasan
pengukuran penelitian ini melalui
lebih berfokus pada penyuluhan
anak-anak dengan kesehatan,
perkembangan serta mampu
psikososial tanpa melihat memberikan
adanya dampak lain yang informasin
ditimbulkan dari dan edukasi
kecanduan penggunaan akan
gadget . bahayanya
kecanduan
penggunaan
gadget.
2 Ummi 2021 Pengaruh Persamaan :peneitian ini Hasil
Muth”iah penggunaan juga meneliti tentang penelitian ini
gadget dampak kecanduan dapat
terhadap penggunaan Gadget menjadi
minat belajar terhadap minat belajar arahan bagi
peserta didik Perbedaan : penelitian ini tenaga
kelas atas di hanya berfokus pada kesehatan,
SD Islam minat belajjar yang dan
Margolembo dipengaruhi oleh gadget lingkungan
Kabupaten serta tidak melihat sosial untuk
Luwu Timur. dampak lain yang bisa semakin
saja ditimbulkan . memperketat
pengawasan
melalui
penyuluhan
kesehatan,
serta mampu
memberikan
informasin
dan edukasi
akan
bahayanya
kecanduan
penggunaan
gadget.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Kecanduan Penggunaan Smarthphone


2.1.1 Pengertian
Defenisi smartphone menurut kamus oxford online adalah ponsel yang
memiliki banyak fungsi seperti komputer, biasanya tersedia dalam layar sentuh
dan sistem operasinya mampu menjalankan aplikasi yang diunduh. Woyke (2014)
dalam skripsi Annisa menyatakan bahwa smartphone adalah ponsel yang dapat
menjalankan sistem operasi terbuka yang dapat mengunduh aplikasi yang ditulis
oleh pengembang dari luar. Smartphone juga memiliki sejumlah fitur yang
biasanya tidak digunakan oleh ponsel biasa, seperti layar sentuh, browser dengan
performa internet lengkap, perangkat lunak canggih yang secara otomatis dapat
menjangkau fitur e-mail, serta memiliki kemampuan dual kamera dengan
kualitas tinggi.
Smartphone mempunyai keunggulan dibanding dengan ponsel biasa lainnya
yaitu:
1) Mengirim email dan menerima email sebanyak - banyaknya dengan satu
harga.
2) Mengirim dan menerima email semudah sms, tanpa biaya tambahan.
3) Mengirimkan email dan Web browsing dengan kompresi yang
dilakukan dua kali (content dan komunikasi).
4) Bisa melakukan browsing ringan internet.
5) Dapat melakukan chatting dengan berbagai macam media, baik Yahoo!
Messengger, Gtalk, Whatts App
6) Chatting internasional gratis dan real time. Hasil pembicaraan bisa
langsung dikirim melalui email untuk memberitahukan pada rekan
bisnis lainnya.
7) Bisa berfungsi sebagai GPS, dan mendukung teknologi Wi-fi.
8) Membuka attachment email yang lebih cepat dimana akses cepat ini ada
hubungannya dengan kompresi yang sangat apik.
9) Pemutar video dan audio paling lengkap.
2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan smartphone
Ada beberapa faktor yang mempengauhi mahasiswa dalam penggunaan
smartphone. Faktor – faktor internal tersebut meliputi :

1. Tingkat sensation seeking yang tinggi. sensation seeking atau biasa disebut
sebagai pencarian sensasi adalah sebuah sifat yang didefenisikan sebagai
kebutuhan-kebutuhan yang beragam, baru dan sensasi-sensasi kompleks serta
keinginan untuk mengambil resiko, baik secara fisik maupun secara sosial.
2. Self-esteen yang rendah. Evaluasi diri individu yang menganggap hidupnya
sebagai hal yang berarti atau tidak berarti.
3. Ketidakmampuan mengontrol diri : hal ini menjadi sorotan utama karena
menunjukan hal yang merujuk pada ikatan akan hal yang sering dilakukan.
Fenomena penggunaan smartphone yang berlebihan membuat mahasiswa
kesulitan mengontrol diri karena merasa berada dalam fase nyaman saat
menggunakan smarphone

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi penggunaan smartphone


Ada beberapa faktor yang mempengauhi mahasiswa dalam penggunaan
smartphone. Faktor – faktor Eksternal tersebut meliputi :

1. Iklan yang merajalela di dunia pertelevisian dan di media sosial.


Iklan seringkali mempengaruhi r untuk mengikuti perkembangan masa kini. Hal
itu membuat mahasiswa semakin tertarik bahkan penasaran akan hal baru
2. Smartphone menampilkan fitur – fitur yang menarik.
Fitur – fitur yang ada dalam smartphone membuat ketertarikan pada mahasiswa.
Hal tersebutlah yang mendorong mahasiswa tertarik untuk mengoperasikan
smartphone.
3. Kecanggihan dari smartphone.
Kecanggihan dari smartphone dapat memudahkan semua kebutuhan mahasiswa.
Kebutuhan mahasiswa dapat terpenuhi dalam bermain game, sosial media,
kegiatan belajar mengajar bahkan sampai berbelanja online

4. Keterjangkauan harga smartphone.


Keterjangkaun harga disebabkan karena banyaknya persaingan teknologi,
sehingga dapat menyebabkan harga dari smartphone semakin terjangkau. Dahulu
hanyalah orang – orang menengah atas yang mampu membeli smartphone. Akan
tetapi pada saat sekarang orang dengan penghasilan pas – pasan sudah mampu
membeli smartphone.

5. Lingkungan.
Lingkungan membuat adanya penekanan dari teman sebaya dan juga masyarakat.
Hal ini mengakibatkan menjadi banyak orang yang menggunakan smartphone.
Selain itu, saat ini hampir semua kegiatan menuntut seseorang untuk
menggunakan smartphone.

6. Faktor budaya
Faktor budaya berpengaruh paling luas dan mendalam terhadap perilaku
mahasiswa, sehingga banyak mahasiswa mengikuti trend yang ada didalamnya
agar nantinya tidak tertinggal oleh teman – temannya.

7. Faktor sosial
Faktor sosial yang mempengaruhinya seperti kelompok bermain, keluarga, serta
status sosial. Peran keluarga sangat penting dalam faktor sosial. Karena keluarga
sebagai acuan utama dalam perilaku mahasiswa.

2.2 konsep perawatan diri (personal hygiene)


2.2.1 defenisi Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan (kebersihan diri)
adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah,
2006). Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Aziz, 2006).
Definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan
kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang (Natalia, 2015)

2.2.2 Tujuan Personal Hygiene


Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri, baik
secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan
cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan,
serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan
kelelahan serta mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, dan
mempertahankan integritas pada jaringan. (Aziz, 2006). Menurut (Natalia, 2015)
tujuan perawatan personal hygiene antara lain:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan kepercayaan diri seseorang
f. Menciptakan keindahan

2.2.3 Faktor– Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene


Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam
kehidupan sehari-hari karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang. Pilihan higiene seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
sehingga individu memiliki variasi praktik higiene (Potter & Perry, 2009)
a. Praktik Sosial
Manusia merupakan makluk sosial dan karenanya berada dalam kelompok sosial.
Kondisi ini akan memungkinkan seseorang untuk berhubungan, berinteraksi dan
bersosialisasi satu dengan yang lainnya (Laily & Sulistyo, 2012). Kelompok
sosial memengaruhi pilihan higiene, termasuk produk dan frekuensi perawatan
pribadi. Selama masa kankkanak, kebiasaan keluarga memengaruhi higiene,
misalnya frekuensi mandi, waktu mandi, dan jenis higiene mulut. Pada masa
remaja, higiene pribadi dipengaruhi oleh kelompok teman. Remaja wanita
mislanya menjadi tertarik pada penampilan pribadi dan mulai memakai riasan
wajah. Pada masa dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan
tentang penampilan pribadi, sedangkan pada lansia akan terjadi beberapa
perubahan dalam praktik higiene karena perubahan dalam kondisi fisiknya dan
sumber yang tersedia (Potter & Perry, 2009).

b. Pilihan Pribadi
Setiap orang memiliki keinginan sendiri dalam menentukan waktu bercukur,
mandi, dan mengurus rambut, pilihan produk didasarkan selera pribadi,
kebutuhan, dan dana. Pengetahuan tentang pilihan seseorang akan membantu
perawatan yang terindividualisasi. Selain itu, bantu seseorang untuk membangun
praktik higiene baru jika ada penyakitnya. Contohnya, anda harus mengajarkan
perawatan higiene kaki pada penderita diabetes (Potter & Perry, 2009).

c. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya, citra tubuh
memengaruhi cara seseorang memelihara higiene. Ketika seorang perawat
dihadapkan pada klien yang tampak berantakan, tidak rapi, atau tidak peduli
dengan higiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya higiene
untuk kesehatan, selain itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat
kenapa hal ini bisa terjadi,

d.Status Sosial Ekonomi


Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik higiene
perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan higiene perorangan yang
rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik higiene seperti, sabun,
sampo, sikat gigi, pasta gigi, dsb (Laily & Sulistyo, 2012).

e. Pengetahuan dan Motivasi


Kesehatan Pengetahuan tentang higiene akan memengaruhi praktik higiene
seseorang. Namun, hal ini saja tidak cukup, karma motivasi merupakm kunci
penting dalam pelaksanaan higiene. Kesulitan internal yang memengaruhi akses
praktik higiene adalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan (Potter &
Perry, 2009).

f. Variabel Budaya
Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi perawatan higiene
seseorang. Berbagai budaya memiliki praktik higiene yang berbeda. Beberapa
budaya memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan
tidaklah penting.

g. Kondisi Fisik Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi
dan ketangkasan untuk melakukan higiene. Contohnya pada klien dengan traksi
atau gips, atau terpasang infus intravena. Penyakit dengan rasa nyeri membatasi
ketangkasan dan rentang gerak.

2.2.4 Dampak Personal Hygiene


Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Tarwoto & Wartonah,
2004) meliputi:
a. Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada
mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.3kerangka konsep penelitian


konsep penelitian menurut konsep keperawatan Dorothea Orem : self care deficit
theory of nursing, keperawatan diperlukan dan diberikan jika :
1. kemampuan kurang dibandingkan dengan kebutuhan
2. kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
Dari konsep model keperawatan, peneliti dapat membuat kerangka konsep
penelitian sebagai berikut :

variabel independen variabel dependen


Penggunaan Smartphone Perawatan diri (personal hygiene)

Faktor yang mempengaruhi


ketergantungan
Smartphone (internal ) :
Faktor yang mempengaruhi
1. Faktor sensasition siking ketergantungan
2. faktor self-eseem Smartphone ( eksternal) :
3. Faktor ketidakmampuan
1. Dukungan sosial
mengontrol diri
2. Faktor lingkungan
4. Faktor situasional
3. Faktor budaya
4. Keterjangkauan harga gadget
variabel dependen
Dampak Personal Hygiene

1. Dampak Fisik Banyak


gangguan kesehatan
2. Dampak Psikososial

Keterangan :

Tidak diteliti

Diteliti

Hubungan
BAB III
METODE PENELITAN

3.1 Jenis dan rancangan penelitian


jenis penilitian yang digunakan adalah jenis penilitian kuantitatif serta
penelitiaf survei analitik dengan pendekatan cross-sectional dalam satu
waktu. Peneliti menggunakan desain cross sectional study karena peneliti
bermaksud mengidentifikasi ada atau tidaknya hubungan antara variabel
independen dengan varibel dependen dalam satu kali pengukuran
menggunakan alat ukur kuesioner (Nursalam,2017)
3.2 Kerangka kerja
Kerangka kerja adalah tahapan atau langkah-langkah kegeiatan penelitian
yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diteliti agar dapat mencapai
tujuan penelitian (Setiadi,2013). Adapun kerangka kerja (frame work)
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Populasi target
semua mahasiswa-mahasiswi Universitas citra bangsa Fakultas kesehatan,
program studi keperawatan angkatan XIII,dengan jumlah mahasiswa-mahasiswi
84 orang.

Populasi terjangkau

 Mahasiswa-mahasiswi program studi Ners angkatan XIII Universitas


Citra Bangsa
Sampel 84 orang Total sampling

Informed consent

Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner onine

coding

Editing

scoring

Tabulating

Analisa deskriptif hasil kesimpulan

3.3 variabel penelitian


variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian:
3.3.1 variabel independen adalah variabel yang memengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain(Nursalam,2017). Variabel bebas (x) dalam
penelitian ini adalah hubungan ketergantungan penggunaan smartphone.
3.3.2 Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan
oleh variabel lain. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah
perawatan diri atau personal hygiene .
3.4 Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh yang bersangkutan (Notoatmojo,2010).

Tabel 1.1 Defenisi operasional


No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Skala Kriteria dan skor
data
1 Independen : Smartphone kuesioner ordinal Ketergantungan
ketergantunga addiction adalah Smartphone
n smartphone suatu bentuk diperoleh skor :
ketertarikan atau Sering : 3
kecanduan terhadap Jarang :2
smartphone yang Tidak pernah : 1
memungkinkan
terjadinya masalah Kriteria penilaian:
a. Dikatakan
sering jika ≥
20
b. Dikatakan
kurang jika ≤
20

2 Dependent . Kebersihan kuesioner ordinal Skor ada tidaknya


perorangan perilaku perawatan
(kebersihan diri) diri (personal
adalah suatu tindakan hygiene) adalah
yang dilakukan untuk sebagai berikut :
memelihara Ya : 1
kebersihan dan Tidak : 0
kesehatan seseorang
untuk kesejahtaraan Kriteria penilaian:
fisik dan psikis a. Dikatakan
(Tarwoto & sering jika ≥
Wartonah, 2006). 18
Personal hygiene b. Dikatakan
merupakan kurang jika ≤
perawatan diri sendiri 18
yang dilakukan untuk
mempertahankan
kesehatan baik secara
fisik maupun
psikologis (Aziz,
2006).

3.5 populasi sampel dan sampling


3.5.1 populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Noroatmodjo,2020). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semua mahasiswa-mahasiwi Universitas Citra Bangsa prodi Ners angkatan XIII.
Populasi dengan jumlah 82 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Pada penelitian ini, pengambilan sampel dengan menggunakan rumus sampel
slovin (Nursalam,2007). Yaitu:
n= n
1 + N (d) ²
Keterangan :
n = besar sampel
N = Besar populasi
d = tingkat signifikansi (d= 0,05)
jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :
N
n = 1 + N(d)²
n = 82
1 + 82 (0,05)²
= N
1 + 82 (0,0025)
= 82
1 + 0,5
= 82
1,5
= 54
Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel yang diambil adalah 54 orang .
Namun tidak menutup kemungkinan jumlah sampel tersebut akan berkurang
apabila tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti . adapun
kriteria sampel yang dimaksud adalah :
a. Kriteria inklusi
1. Mahasiswa yang masih aktif perkuliahan
2. Bersedia menjadi responden
3. Mahasiswa yang mengisi kuesioner dengan lengkap
3.5.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat mewakili
populasi . sampling yang digunakan dalam penelitian ini akan ditentukan
dengan metode nonporability sampling yaitu , salah satu teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel .
3.6 Rencana waktu dan tempat penelitian
3.6.1 Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Mei, 2023
3.6.2 Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Citra Bangsa Kupang .
3.7 Prosedur pengumpulan data
3.7.1 Sumber data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder (Alfabeta, 2014) :
a) Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau objek penelitian dilakukan. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada
responden.
b) Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud
selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, Data ini dapat ditemukan
dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
literature, artikel, jurnal, dan situs di internet yang berkenaan dengan penelitian
yang sedang dilakukan.
3.7.2 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) yang
dibagikan kepada responden untuk mendapatkan informasi dan data yang
diinginkan.
3.8 Analisa data
Analisa data adalah bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok
penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap
fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat menggambarkan informasi
yang diinginkan untuk menjawab masalah penelitian (Nursalam, 2017).
Menurut Nursalam (2014), pengolahan kata terdapat langkah langkah yang harus
ditempuh, di antaranya:
3.8.1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Pada tahap editing ini peneliti akan melakukan koreksi
terhadap kelengkapan data dengan meneliti kembali lembar kuensioner yang telah
diisi responden dan jika ditemukan data yang belum diisi secara lengkap maka
peneliti mengembalikan saat itu juga kepada responden untuk dilengkapi.
3.8.2 Scoring
Scoring adalah kegiatan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari responden dari
lembar pengumpulan data (Nursalam, 2017).
3.8.3 Coding (Kode)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka untuk memudahkan penginterpretasian hasil penilaian (Hidayat,
2011).

3.8.4 Tabulating
Tabulating (pentabulasian) merupakan tahap keempat yang dilakukan
setelah proses editing dan scoring. Kegiatan tabulating dalam penelitian meliputi
pengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan ke
dalam tabel-tabel yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah
ditentukan skornya. Tahap terakhir yang dilakukan dalam proses pengolahan data
adalah entry data (memasukkan data). Entry data yaitu suatu proses memasukkan
data yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas komputer dengan
menggunakan sistem atau program SPSS for Windows versi 16.0 (Swarjana,).

3.9 Analisa data


Analisa data di bagi menjadi 2 metode analisa Univariant dan Analisa
Bivariat yaitu sebagai berikut:
a) Analisa Univariat
Pada analisa ini dilakukan analisis tabel distribusi frekuensi dari tiap variabel
yang dianggap dengan tujuan penelitian.
b) Analisa Bivariat
Analisa data ditunnjukan untuk menjawab tujuan penelitian menguji hipotesa
penelitian untuk mengetahui adanya hubungan variabel independen terhadap
variabel dependen dengan menggunak uji statistik chi square (X2) dengan nilai
kemaknaan(α = 0,05) . Setelah uji hipotesa dilakukan dengan taraf kesalahan
(alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05, maka penelitian hipotesa yaitu :
apabila p ≤ α = 0,05, maka Ha (Hipotesis penelitian) diterima, yang berarti ada
hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Sedangkan bila p > α = 0,05 maka H0 (Hipotesis
Penelitian) ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara variabel terikat.

3.10 Etika penelitian


Dalam melakukan penelitian peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi dari
institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau
lembaga terkait tempat penelitian. Peneliti akan didampingi asisten peneliti yang
telah diberikan penjelasan tujuan dan metode penelitian untuk menyatukan
persepsi yang sama dengan peneliti. Setelah mendapat persetujuan dari instansi
terkait barulah peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika
yang meliputi :
1. Persetujuan Respondent (Informed Consert)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informant consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek menegerti maksut dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya
(Hidayat,2009).
2. Anonymity (Tanpa Nama).
Masalah ini merupakan masalah yang memeberikan jaminan dalam penggunaan
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mancantumkan nama.
Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2009).
3. Kerahasiaan (Confidentality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,2009)

4. Privacy
Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan mungkin oleh
peneliti sendiri sehingga responden dapat secara bebas untuk menentukan pilihan
jawaban dari kuesioner tanpa takut di intimidasi oleh pihak lain .
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi, Jogyakarta: Pustaka Pelajar

Fadila, Ahmad. 2011. Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP)


Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan, Skripsi: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Hidayat dan Mustikasari 2014. Kecanduan Penggunaan Smartphone Dan Kualitas Tidur
Pada Mahasiswa RIK UI Skripsi: Universitas Indonesia

Muhadi, F.X. 2011, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Universitas Sanata

Nadya Inara Oktavirna Antang (2021) Gambaran Perilaku Kecanduan Smartphone Pada
Mahasiswa

NUR FIRDAYANTI BAHARUDDIN (2020)Hubungan Penggunaan Gadget Dengan


Perubahan Perkembangan Psikososial Anak Usia 7-12 Tahundi Sd Negeri Mangkura 1
Kota Makassar

Shania Salsabila Sandy (2021) Hubungan Antara Smartphone Addiction Dengan


Nomophobia Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau

Jurnal Vincentia Firsta Riani.(2016). Gambaran Ketergantungan Smartphone Terhadap


Produktivitas Kerja Pada Pekerja Cv. Traveline Citra Nusantara Yogyakarta.
L

N
KUESIONER

Kupang.................................

Hal: Permohonan mengisi kusioner

Lampiran : 1 berkas

Kepada

Yth Mahasiswa/i Program Studi NERS Universitas Citra Bangsa Angkatan XIII

Dengan hormat.

Saya adalah mahasiswi dari Universitas Citra Bangsa Program studi Ners angkatan XIII
yang Akan Melakukan Penelitian tentang " Hubungan Ketergantungan Penggunaan
Smarthphone Dengan Perawatan Diri (Peronal Hygiene )Pada Mahasiswa Prodi
Ners UCB Angkatan XIII”

Untuk tujuan penelitian ini, saya mohon kesediaan saudara/i untuk mengisi kusioner
sesuai dengan keadaan yang ada. Isi kuesioner ini hanya saya gunakan untuk
kepentingan penelitian dan akan saya jaga kerahasiaannya. Atas ketersediaan dan
bantuan saudara/i dalam pengisian kuesioner ini. saya ucapkan terimakasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :
Kelas :
Memiliki Smartphone :
Ya/Tidak

B. PETUNJUK PENELITIAN
Anda dipersilakan untuk memilih alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
Anda saat ini dengan memberi tanda (V) pada kolom yang telah disediakan.

Keterangan

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

NO DAFTAR PERTAYAAN SS S TS STS


1 Saya membawa smartphone ke Kampus untuk
mendukung kegiatan belajar.
2 Saya menggunakan smartphone untuk
mendukung kegiatan belajar (browsing pelajaran,
kalkulator, kamus bahasa inggris, konverter, dll)
3 Saya menggunakan smartphone lebih dari 6 jam
sehari untuk bersenang-senang
atau hiburan.
4 Saya menggunakan smartphone untuk mencontek
tugas dan ujian.
5 Penggunaan smartphone mengganggu konsentasi
belajar saya
6 s etelah memiliki smartphone saya merasa
prestasi belajar saya menurun.
7 Saya menggunakan smartphone untuk bersenang-
senang atau hiburan (Play Music, Sosmed,
Chatting, bermain game,dll)
8 Saya menggunakan smartphone lebih dari 6 jam
sehari untuk mendukung kegiatan belajar saya
9 Saya menonton tiktok saat dosen sedang
menerangkan materi
10 Saya kecanduan menonton tiktok sampai
melupakan waktu belajar

Perawatan diri (personal hygiene)


1 Saya jarang makan karena lebih asik memainkan
smartphone
2 Saya hanya mandi sekali dalam sehari karena
selalu memainkan smartphone
3 selalu menjaga kualitas smartphone dibanding
kualitas pola hidup
4 Kesehatan saya menurun akibat kecanduan
menonton dismartphone
5 Tidak mengganti pakaian selama 2 hari
6 Makan makanan cepat saji karena malas
memasak
7 Leher terasa tegang karena terlalu lama
memainkan smartphone
8 Memainkan smartphone sehingga mengganggu
pola tidur
9 Mata terasa berair dan perih karena terlalu lama
memainkan Smartphone
10 Merasa pusing karena terlalu lama berhadapan
dengan gadget

Anda mungkin juga menyukai