PABRIK CILACAP
Disusun oleh :
332010112
NIM : 332010112
PABRIK CILACAP
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Universitas Pelita Bangsa.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Bekasi, ………………2021
Yang membuat pernyataan,
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PT. HOLCIM INDONESIA TBK, PABRIK CILACAP
Disusun oleh :
Fauzan Anditya Hafids
332010112
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PT. HOLCIM INDONESIA TBK, PABRIK CILACAP
Disusun oleh :
Fauzan Anditya Hafids
332010112
Mengetahui,
Dodit Ardiatma,S.T.,M.Sc.
NIDN: 0403029201
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang penulis
susun untuk memenuhi tugas sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah
Kerja Praktek. Keberhasilan dan kelancaran kegiatan ini tidak dapat maksimal
tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Keluarga yang selalu memberikan doa dan semangat dalam belajar.
2. Ibu Putri Anggun Sari, S.Pt., M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa sekaligus dosen mata kuliah Kerja Praktek, yang
telah memberikan arahan dalam penyusunan laporan ini
3. Bapak Dodit Ardiatma, S.T, M.Sc selaku selaku Kaprodi Teknik
Lingkungan Universitas Pelita Bangsa sekaligus dosen pembimbing, yang
telah memberikan arahan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
4. Pimpinan dan seluruh teman-teman PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik
Cilacap yang telah memberikan data-data untuk keperluan penyusunan
laporan kerja praktek ini.
5. Seluruh teman-teman Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa yang
telah membantu memberikan masukan dan perbaikan selama penyusunan
laporan kerja praktek ini.
Bekasi, ………………..2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 45
6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 45
6.2 Saran .............................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR DIAGRAM
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
ekonomis pada tingkat lokal maupun nasional juga merupakan sumber energi. Agar
keberadaannya dapat bertahan lama, maka sudah seharusnya pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana dan terencana sehingga dapat diwariskan kepada
generasi yang akan datang. PT. Holcim Indonesia Tbk yang telah beroperasi dalam
pembuatan semen akan menghasilkan limbah operasional yang harus dikelola
dengan tepat agar tidak mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.
Oleh karena itu dalam kesempatan kerja praktek ini penulis melakukan
suatu kajian mengenai Pengelolaan Lingkungan di PT. Holcim Indonesia Tbk
Pabrik Cilacap. Diharapkan dapat memahami seluruh pengelolaan lingkungan yang
ada di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
2
c. Bagaimana proses pengelolaan lingkungan di PT. Holcim Indonesia Tbk
Pabrik Cilacap.
1.5 Tujuan
Kegiatan KP Industri ini memiliki tujuan, yaitu:
a. Mengetahui limbah yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk.
b. Mengetahui program pengelolaan lingkungan di perusahaan.
c. Mengetahui proses pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT.
Holcim Indonesia Tbk
1.6 Manfaat
Dengan pelaksanaan kerja praktek dan hasil data yang diperoleh,
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.6.1 Bagi Mahasiswa
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan terhadap limbah pada industri semen.
b. Dapat menambah ilmu pengetahuan terhadap program pengelolaan
lingkungan pada PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
c. Dapat mengetahui proses pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT.
Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
1.6.2 Bagi Prodi Teknik Lingkungan
a. Dapat menambah daftar kepustakaan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan proses belajar
mengajar khususnya pengelolaan lingkungan.
b. Dapat menjalani hubungan kerjasama yang baik antara Universitas Pelita
Bangsa dengan PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap, khususnya
mengenai penerapan ilmu di bangku perkuliahan.
1.6.3 Bagi PT. Holcim Indonesia, Tbk Pabrik Cilacap
a. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa Kerja Praktek dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan.
b. Hasil laporan KP yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dijadikan sebagai
referensi atau masukan yang bermanfaat bagi perkembangan perusahaan
khususnya di bidang pengelolaan lingkungan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Jenis
limbah ini bisa dikeluarkan oleh suatu industri dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi limbah yang
mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah yang melalui unit suatu proses
lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-ekonomis yaitu
suatu limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun
tidak akan memberi nilai tambah kecuali sekedar mempermudah sistem
pembuangan.
Salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat adalah kegiatan industri. Kegiatan suatu industri adalah
mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). Pengamatan sumber
pencemar industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada
keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi.
Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar
dari pabrik dan mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Bahan pencemar
keluar bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui udara, air, dan tanah
yang merupakan komponen ekosistem alam.
2.1.2 Jenis Limbah Industri
Limbah industri dapat dikategorikan berdasarkan karakternya dalam
beberapa jenis, yakni padat, cair dan gas. Ada juga limbah dalam bentuk partikel.
4
Hasil buangan buangan berupa gas dan partikel adalah bagian yang paling dominan
dalam pencemaran udara di sekitar industri. Menurut hasil penelitian terdahulu,
lebih dari 90% dari pencemaran udara adalah sumbangan limbah industri dalam
bentuk gas, baik itu karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, sulfur oksida
dan beberapa jenis partikel lain. Parameter penting di dalam ekosistem air adalah
jumlah oksigen terlarut di dalamnya. Jika kadar oksigen terlarut dalam air menurun
dalam jumlah dan kualitasnya, maka akan terjadi ancaman tehadap makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya. Hal ini dapat terjadi jika ada pencemaran pada air yang
diakibatkan limbah dalam bentuk cair.
Limbah industri dalam skala apapun adalah ancaman bagi ekosistem
dimana makhluk itu tinggal. Sehingga penanganan limbah industri tidak boleh
dianggap sepele jika tidak menghendaki kerugian yang lebih besar terjadi.
Kesadaran tentang bahaya limbah industri ini harus dimiliki oleh siapapun, baik
pemilik modal yang mendirikan industri, birokrasi yang memberikan ijin dan juga
masyarakat di manapun mereka berada. Hal ini untuk menumbuhkan sinergi yang
baik untuk mencari solusi bagaimana industri tidak terhambat pertumbuhannya,
namun juga tidak mencemari lingkungan.
2.1.3 Pengelolaan Udara
Permasalahan lingkungan akibat aktivitas industri pada prinsipnya
bervariasi antara tiap-tiap industri. Setiap industri memiliki proses, bahan baku,
dan hasil produk yang berbeda. Kegiatan industri ini akan mengeluarkan sisa-sisa
proses dalam bentuk zat-zat dan limbah dengan karakteristik tertentu yang dapat
menjadi agent polutan lingkungan. Agent polutan ini dapat masuk ke media
lingkungan seperti udara, air, tanah, atau makanan. Salah satu industri yang
pertumbuhannya cukup tinggi di Indonesia adalah industri semen. Sifat dari
produksi semen adalah membutuhkan energi dan penggunaan bahan baku alami
yang besar, seperti batu kapur (limestone), tanah liat (clay and shale), pasir silika
(silika sand), gypsum dan pasir besi.
Eksploitasi sumber daya alam ini berpotensi dalam terjadinya kerusakan
lingkungan yang sangat besar, disamping itu melalui proses fisik dan kimia dalam
pengolahan bahan baku cenderung menghasilkan polusi seperti partikel, gas
5
karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), gas belerang oksida (SO2)
dan uap air. Sesuai dengan jenis produksinya maka industri semen tidak lepas dari
masalah polusi yang timbul terutama pada lingkungan yaitu polusi udara.
Adapun Jenis polutan yang sering menjadi permasalahan saat ini adalah
pajanan partikulat di udara khususnya Total Suspended Particulate (TSP) yang
berukuran ≤ 100 μm. Total Suspended Particulate (TSP) adalah partikel-partikel
zat padat yang disebabkan oleh kekuatan alami atau mekanis, seperti pengolahan,
penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari
bahan-bahan organik maupun anorganik, misalnya batu, kayu, bijih logam, arang
batu, butir-butir zat padat dan sebagainya.
Pada umumnya debu berasal dari material berukuran kasar yang melayang
di udara dan bersifat toksik bagi manusia. Sumber TSP banyak dihasilkan dari
kegiatan antropogenik seperti transportasi, industri, dan rumah tangga. Sumber dari
kegiatan industri biasanya banyak berasal dari kegiatan pertambangan, cerobong
asap pabrik, hasil pembakaran, dan industri semen. Berdasarkan riset yang
dilakukan oleh Wiguna (2006), partikulat yang berasal dari tungku industri bagian
pengolahan menjadi penyumbang terbesar yaitu 51,27%. Sedangkan kegiatan
industri semen berkontribusi terhadap total emisi partikulat dan menyumbang 5%
pada emisi CO2 global. TSP yang berasal dari kegiatan antropogenik seperti
industri memiliki tingkat toksisitas yang lebih tinggi dibanding yang berasal dari
sumber alami.
Pada industri semen, partikulat yang berukuran ≤ 2,5 μm pada umumnya
mengandung bahan-bahan seperti trikalsium silikat, dikalsium silikat, beberapa
bahan alumina, trikalsium aluminat, besi oksida dan sedikit heksavalen kromium.
Pajanan dari bahan-bahan tersebut telah terbukti memberikan dampak yang bersifat
toksik bagi tubuh manusia, diantaranya menyebabkan iritasi pada mukosa
lambung, mukosa paru-paru, gangguan kulit, gangguan pernapasan, dan kanker.
2.1.4 Continue Emission Monitor System (CEMS)
Continue Emission Monitor System (CEMS) adalah sistem yang digunakan
untuk memonitor emisi selama 24 jam. Pada PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik
Cilacap terdapat 2 cerobong yang masuk dalam sistem, yaitu Kiln Stack dan Cooler
6
Stack. Pada Kiln Stack terdapat alat yang dipasang untuk pemantauan antara lain
adalah Flowsic 100 yang berfungsi untuk memantau laju alir emisi, OMD41 adalah
alat yang digunakan untuk memonitor opasitas dan partikulat, MCS100E adalah
analiser gas yang berfungsi untuk mengetahui/menganalisa gas emisi, dan thermo
FID adalah analiser gas khusus untuk menganalisa gas VOC (Volatile Organic
Compound). Selanjutnya pada Cooler Stack hanya terdapat OMD41 yaitu alat yang
digunakan untuk memonitor opasitas dan partikulat.
Semua data monitoring dari alat tersebut akan diolah di Continue Emission
Monitor (CEM) server diruangan EQS untuk didistribusikan ke DCS (Operator
produksi di CCR) juga dapat dimonitor di TIS (Technical Infomation System) dan
menjadi sebuah bentuk laporan (CEM Reporting). Data CEM tersebut dapat
dipantau sesuai kebutuhan baik per jam, harian, mingguan, bulanan, bahkan
tahunan. Data laporan tersebut dilaporkan secara periodik sesuai dengan Dokumen
AMDAL sampai ke KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).
7
d. Peraturan Pemerintah RI No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No 14 tahun 2020
tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
Dalam pasal-pasal yang disebutkan diatas dapat dijelaskan bahwa
penanggung jawab usaha atau kegiatan yang usaha dan kegiatannya menimbulkan
dampak besar penting menggunakan B3, bertanggung jawab secara mutlak atas
kerugian yang ditimbulkan dengan kewajiban membayar ganti rugi secara langusng
dan seketika pada saat terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan.
Apabila penanggung jawab usaha atau kegiatan tidak melaksanakan kewajibannya,
maka Menteri dapat melaksanakan atau menugasi pihak ketiga yang independen
untuk melaksanakan audit lingkungan hidup atas beban biaya penanggung jawab
usaha atau kegiatan yang bersangkutan, sebagaimana di atur dalam Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Di samping itu, bagi pelaku usaha industri yang akan melakukan usaha atau
kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan diwajibkan juga memiliki
AMDAL.
8
BAB III
9
meraih penghargaan dari Presiden RI untuk bidang Keselamatan Kerja tahun 2008
dan penghargaan dari DuPont/Warta Ekonomi sebagai “Perusahaan Paling Peduli
tentang Keselamatan Kerja” pada tahun 2008, serta menjadi satu-satunya
perusahaan yang mendapat peringkat Emas bidang manajemen keamanan dari
Kepolisian Republik Indonesia.
PT. Holcim Indonesia Tbk, Pabrik Cilacap pada awalnya bernama PT.
Semen Nusantara yang didirikan berdasarkan hasil rapat Badan Koordinasi
Penanaman Modal Asing (BKPMA) pada tanggal 20 Desember 1973 yang
menyatakan kelayakan terhadap proyek proposal pendirian pabrik semen di Cilacap
dalam rangka penanaman modal asing.
10
Engineering dilakukan oleh PT. Jaya Obayashi Gumi dan instalasi listrik oleh PT.
Promits. Sedangkan pengawasan mutu dilakukan oleh Technical Asistant dari
Onoda, Jepang dan Lembaga Penelitian Bahasa Departemen Perindustrian dan
Kimia Bandung. PT. Gunung Ngadeg Jaya sebagai salah satu pemegang saham
pihak nasional dari PT. Semen Nusantara mendapat Surat Ijin Penambangan Daerah
(SIPD) dari pemda tingkat satu Provinsi Jawa Tengah, yaitu untuk:
a. Konsensi penambangan batu kapur di Pulau Nusakambangan seluas
1000 hektar sejak tahun 1977.
b. Konsensi penambangan tanah liat di Desa Tritih Wetan, kecamatan
Jeruklegi seluas 250 hektar sejak tahun 1977.
c. Lokasi Pabrik Semen Nusantara di Desa Karangtalun, kecamatan
Cilacap Utara dengan luas 118,5 hektar.
d. Lokasi untuk perumahan karyawan di Desa Gunung Simping seluas
10 hektar.
e. Lokasi service station distribution lengkap dengan loading facility
seluas 3,5 hektar (status kontrak dengan perum pelabuhan III cabang
Cilacap).
Pada tanggal 1 Juli 1977, PT. Semen Nusantara sudah mulai
berproduksi, dan produksi komersial ditetapkan sejak 1 September 1977. Jenis
semen yang dihasilkan oleh PT. Semen Nusantara adalah semen Portland Type
I, dengan logo Candi Borobudur dan Bunga Wijaya Kusuma.
Sejak 10 Juni 1993 saham pihak swasta Jepang diambil alih
seluruhnya oleh pihak Indonesia, sehingga sudah tidak ada lagi saham asing
di PT. Semen Nusantara dan status perusahaan berubah dari PMA menjadi
PMDN. Kemudian saham PT. Semen Nusantara diakuisisi oleh PT. Semen
Cibinong pada tanggal 14 Juli 1993 sehingga PT. Semen Nusantara menjadi
unit ke IV dari Cibinong Group. Sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan
pasar khususnya di daerah Jawa Tengah dan DIY PT. Semen Cibinong Tbk.
Pada tahun 2000, PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap
mengadakan restrukturisasi hutang dengan para kreditor. Pada tanggal 13
Desember 2001 Holcim Ltd. membeli seluruh saham milik PT. Tirtamas
11
Majutama dengan total 77,33%. Sehingga pemegang saham terbesar adalah
Holcim dan status PT. Semen Cibinong berubah dari perusahaan PMDN
menjadi Perusahaan Perseroan Terbuka dengan total saham dimiliki oleh
Holcim 77,33%, 16,1% saham dimiliki kreditor dan 6,66% saham umum.
Pada tanggal 30 November 2005 diadakan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) PT. Semen Cibinong Tbk. No.21. Hasil rapat
tersebut adalah diadakannya perubahan nama perusahaan dari PT. Semen
Cibinong menjadi PT. Holcim Indonesia Tbk.
3.3.1 Visi
Menjadi Perusahaan Penyedia Solusi Bahan Bangunan Terbesar di
Regional.
3.3.2 Misi
1. Berorientasi pada kepuasan pelanggan dalam setiap inisiatif bisnis.
2. Menerapkan stansar terbaik untuk menjamin kualitas.
3. Fokus menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial
yang berkelanjutan
4. Memberikan nilai tambah terbaik untuk seluruh pemangku kepentingan
5. Menjadikan sumber daya manusia sebagai pusat pengembangan
perusahaan.
12
3.4 Lokasi PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap terletak di Jl. Ir. H. Juanda,
Karangtalun, Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah di atas tanah
seluas 118,5 hektar dan terletak di pinggir Sungai Donan sekitar 7 km dari
Pelabuhan Laut Cilacap. Sedangkan untuk kantor pusat PT. Holcim Indonesia Tbk.
terletak di Talavera Suite 15th Floor–Talavera Office Park, Jl. Letjen TB
Simatupang No. 22-26 Jakarta.
13
3.5 Struktur Organisasi di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap
OPI Coach
Secretary
PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap memiliki divisi yang terkait dengan
kesehatan lingkungan di perusahaan yaitu di divisi Environment & Quality
Management System yang berada dibawah departemen Technical. Departemen
Technical ini dipimpin oleh seorang manager dan membawahi divisi laboratorium,
insinyur proses, dan lingkungan.
14
Technical Manager
a. Laboratorium
Laboratorium kimia bertugas menganalisis kualitas bahan baku, batubara,
fly ash, oil sludge, sekam padi, dan material lain yang terkait dengan proses
produksi. Sehingga sebelum material tersebut digunakan sudah dipastikan bahwa
material tersebut memenuhi syarat mutunya. Laboratorium fisika bertugas menguji
15
ketahanan fisik dari semen yang dihasilkan, yaitu meliputi uji kehalusan, kuat
tekan, setting time, dan soundness.
b. Process Engineering (PE)
Dalam proses pembuatan semen, tim laboratorium memiliki target untuk
produksi semen yang berkualitas. Disinilah tim process engineering berperan. PE
bertugas sebagai penentu nilai dari parameter-parameter yang dikontrol pada proses
produksi seperti tekanan, temperatur, laju alir material, spesifikasi alat yang
dibutuhkan, hingga parameter bahan baku yang layak digunakan dalam proses
produksi, sehingga produk yang dihasilkan akan memenuhi target kualitas yang
telah ditentukan. Selain itu PE juga bertugas mengatasi masalah jika ditemukan
kerusakan yang nantinya akan diperbaiki oleh tim maintenance.
c. Environment & Quality Management System (EQS)
EQS bertugas untuk menjaga lingkungan pabrik maupun di luar pabrik
agar tetap bersih dan nyaman. EQS akan mengurus limbah yang dihasilkan selama
proses produksi maupun limbah nonproduksi yang meliputi limbah cair, limbah
padat, dan limbah gas.
16
BAB IV
Jenis metode yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah deskriptif,
yaitu metode yang menjelaskan kondisi lingkungan sebenarnya. Beberapa metode
pendukung digunakan dengan menggunakan studi literatur atau kepustakaan
dengan mengutip dari buku, jurnal, dan survei lapangan. Sehingga hanya
merupakan penyingkapan suatu fakta dan data yang diperoleh dan digunakan
sebagai bahan penulis laporan serta bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran pengelolaan lingkungan yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk, Pabrik
Cilacap.
Operasional
PT. Holcim Indonesia Tbk
Pabrik Cilacap
Gas/Udara
Pengelolaan Lingkungan Limbah B3 dan
PT. Holcim Indonesia Tbk Padat
Limbah Non B3
Pabrik Cilacap
Cair
Data yang diperoleh dalam laporan ini didapatkan dari dua sumber, yaitu:
17
a. Dokumentasi foto, serta alat pendukung lainnya.
b. Data pengelolaan lingkungan selama 1 semester.
Lokasi Kerja Praktek adalah di PT. Holcim Indonesia Tbk, Jalan Ir. H.
Juanda, Karangtalun, Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
18
dengan memperoleh peringkat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia sebanyak 6 kali yaitu pada tahun 2010
hingga tahun 2015 dan Penghargaan PROPER Hijau sebanyak 3 kali yaitu pada
tahun 2016 hingga tahun 2018.
Selain itu penulis memilih tempat kerja praktek di PT. Holcim Indonesia
Tbk Pabrik Cilacap dikarenakan rasa keingintahuan mengenai pengelolaan
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di industri semen ini,
serta PT Holcim Indonesia Tbk juga merupakan pemegang pangsa pasar terbesar
ke-3 dalam industri semen, sehingga penulis dapat mempelajari banyak hal di
perusahaan ini.
Objek dan Ruang Lingkup Kerja Praktek ini adalah di area PT. Holcim
Indonesia Tbk, Pabrik Cilacap.
19
BAB V
Limbah merupakan salah satu sisa produk yang cukup berbahaya jika
langsung disalurkan langsung ke lingkungan. Limbah dapat membuat lingkungan
sekitar menjadi tercemar sehingga limbah membutuhkan perhatian yang sangat
khusus. PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap menghasilkan tiga macam
limbah yaitu limbah cair, limbah gas, dan limbah padat (debu).
20
5.1.2 Limbah Cair
U
WORKSHOP SEPARATOR
SETTLING
M
POND
B
STORAGE
(BATU BARA) COALTRAP
E TITIK
SAMPLING
R
LABORATORIUM
KILN BADAN AIR
21
air limbah yang di gunakan PT. Holcim Indonesia Tbk berdasarakan Keputusan
Bupati Cilacap no 050/401/30 tahun 2015 tentang izin Pembuangan Air Limbah
kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap.
5.1.2.1 Limbah Cair Domestik
Limbah yang berasal dari toilet akan dialirkan ke STP (Sewage Treatment
Plant) dengan pompa. Limbah akan masuk kedalam tanki reaktor. Di dalam tanki
reaktor akan terjadi pengolahan secara anaerob dengan bakteri, proses sedimentasi,
serta proses filtrasi.
Output dari STP ini adalah air bersih yang setiap 1 bulan sekali dilakukan
pengecekan baku mutu air limbah. Pengecekan baku mutu dilakukan oleh pihak
ke-3 yaitu BBTPPI (Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri)
Jawa Tengah. Air keluaran dari STP akan dialirkan ke Siltrap yang ada di CIL2.
Pada siltrap akan terjadi pengolahan sedimentasi dan filtrasi. Selanjutnya limbah
akan dialirkan ke Settling pond, dimana terjadi pengolahan limbah secara
sedimentasi. Setelah itu limbah dialirkan ke badan air (Sungai Donan) setelah
melalui pengecekan baku mutu air bersih yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.
5.1.2.2 Limbah Cair Bengkel (Workshop)
Limbah cair yang berasal dari bengkel seperti oli bekas dan tumpahan oli.
Oli bekas akan dialirkan ke oil separator melalui proses pengendapan lumpur
dengan 3 kompartemen sehingga air yang keluar sudah memenuhi persyaratan.
Air limpasan yang bersal dari storage batubara dialirkan melalui drainase
ke coaltrap. Coaltrap memiliki kedalam 1,5 m. Pada pengolahan ini terjadi
pengolahan secara filtrasi dan sedimentasi. Terdapat 4 kompartemen dan terdapat
filter disetiap kompartemen. Setelah melalui 4 tahapan filter, sebelum air dialirkan
ke silltrap, akan dilakukan pengecekan baku mutu setiap 1 bulan sekali.
22
5.1.2.4 Limbah Cair Laboratorium
Limbah gas yang keluar ke udara melalui cerobong dan debu terbang
(Fugitive). Upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengendaliannya yaitu
dengan pemasangan alat pengendali emisi dengan menggunakan cyclone,
electrostatic precipitator, dan bag filter.
23
Gambar 5.1 Software TIS (Technical Information System)
Limbah Padat PT. Holcim Indonesia Tbk dibagi menjadi dua, yaitu:
24
kemudian akan diangkut dan diolah. Sampah domestik diolah di Botanical Garden
menjadi kompos, limbah anorganik yang memiliki nilai kalor tinggi akan
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik
Cilacap, sedangkan yang bernilai kalor rendah akan diangkut ke TPA, limbah
logam dan spare part bekas dikumpulkan pada scrap yard.
Sampah
Fermentasi Pencacahan
Organik
25
Larutan EM4 terbuat dari campuran EM4 sebanyak 4 ml dengan air 1 liter. Setelah
daun kering dicampur dengan larutan EM4, ditutup dengan pelarut terpal dan
didiamkan selama 4 minggu sehingga mengalami propses fermentasi anaerob.
Setelah kompos matang, maka tahap selanjutnya adalah pencacahan
kompos yang dengan mesin pencacah. Hal ini bertujuan agar kompos menjadi
lebih kecil dan mudah diuraikan mikroorganisme dalam tanah. Setelah proses
pencacahan dilakukan mixing hasil cacahan kompos dengan pupuk kandang
dengan perbandingan dengan kompos 75% pupuk kandang 25% dengan tujuan
memperkaya zat organik dalam kompos. Setelah selesai proses mixing dilakukan
pengayakan campuran kompos dan pupuk kandang agar ranting tidak ikut masuk
kedalam packing. Proses terakhir dari pembuatan kompos packing pupuk
dikantongi dan disimpan. Kompos digunakan untuk merawat tanaman dan pohon
yang ada di area Pabrik Cilacap.
Limbah Non B3 lain yang dihasilkan dari operasional PT. Holcim
Indonesia Tbk yaitu Limbah Logam dan Limbah Non Logam, yang termasuk ke
dalam Limbah Logam yaitu potongan kawat, kaleng makanan, potongan
steelplate, dan potongan drum bekas yang tidak mengandung limbah B3. Yang
termasuk ke dalam Limbah Non Logam (sampah kering) yaitu domestic, kertas,
plastik, ranting pohon, potongan kayu palet, majun/sarung tangan bekas non B3.
5.1.4.2 Limbah B3
Limbah B3 dikelola oleh Departemen Environmental and Quality
Management System (EQS). Limbah B3 yang dihasilkan memiliki karakteristik
beracun dan berbahaya yang dihasilkan dari operasional di PT. Holcim Indonesia
Tbk pabrik Cilacap yang meliputi kegiatan penambangan dan kegiatan produksi
di pabrik. Limbah B3 ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu limbah yang dapat
dimanfaatkan dan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan sehingga limbah B3
harus diolah oleh pihak ketiga, yaitu PPLI. Jenis limbah B3 yang diolah dan
dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif atau bahan bakar alternatif yaitu tinta
bekas, material terkontaminasi, majun terkontaminasi, lem bekas, kemasan bekas
B3, grease bekas, filter oli bekas, batu brick bekas, dan bag filter bekas. Limbah
B3 yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh PT. Holcim Indonesia Tbk
26
Pabrik Cilacap di antaranya oli bekas, aki dan baterai bekas, toner bekas, lampu
TL, dan limbah laboratorium. Pengangkutan limbah B3 dilakukan sekali setiap
hari dengan menggunakan mobil pengangkut khusus limbah B3. Limbah B3
kemudian disimpan di TPS 7. TPS ini khusus diperuntukkan untuk limbah B3.
Pemanfaatan limbah B3 yang dilakukan di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik
Cilacap adalah sebagai Alternative Fuel and Raw Material (AFR) atau sebagai
bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif dengan cara membakarnya di Kiln.
Limbah B3 yang dapat dimusnahkan di Kiln sesuai dengan ijin pemanfaatan
limbah B3 dengan suhu Kiln mencapai 1400oC sehingga tidak meninggalkan
residu limbah.
27
1. Melakukan pengumpulan limbah B3.
2. Melakukan pemanfaatan limbah B3.
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan pengumpulan dan
pemanfaatan limbah B3.
4. Mengelola lebih lanjut limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan
pengumpulan dan limbah B3 dan/atau diserahkan kepada penimbunan
Limbah B3 yang telah mendapatkan izin menteri.
5. Melakukan penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan hidup
dalam hal terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
6. Melaporkan tata kelola kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan limbah
B3 paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada:
a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal
pengelolaan sampah, limbah dan bahan beracun berbahaya,
kementrian lingkungan hidup dan kehutanan;
b. Gubernur provinsi jawa barat melalui kepala badan pengelolaan
lingkungan hidup provinsi jawa barat; dan
c. Bupati Cilacap melalui kepala lingkungan hidup kabupaten Cilacap.
PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap merupakan pabrik yang berada
di tengah perkotaan dan menghasilkan sisa produksi berupa debu dan gas yang
dapat mencemari udara di sekitar pabrik jika tidak dilakukan pengelolaan. Karena
itu pihak EQS PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap melakukan pemantauan
kualitas udara di seluruh area pabrik (Quarry Nusakambangan, Quarry Jeruklegi,
dan Pabrik Cilacap). Pengukuran kualitas udara yang dilakukan secara periodik
sesuai AMDAL dan bekerjasama dengan pihak terkait seperti BBTPPI dan PT.
ITEC Solution.
28
1. Emisi Debu Sumber Tidak Bergerak
a. Jenis Dampak
Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak.
b. Sumber Dampak
Proses pembuatan semen.
c. Tolok Ukur
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 13 Tahun 1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
d. Metode Pemantauan
Metode isokinetis untuk cerobong asap, Continous Emission Monitoring
(CEM).
e. Tindakan Pengelolaan
1) Optimalisasi mesin utama
2) Optimalisasi alat penyerap debu
3) Karyawan sudah menggunakan APD yang sesuai
f. Lokasi Pengelolaan dan Hasil Pengukuran
Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Kadar Emisi Debu Sumber Tidak Bergerak
Baku Hasil pengukuran emisi
No Lokasi
Mutu Feb 2018 Mei 2018
Stack EP Raw
1 80 22.18 19.95
Mill
2 Stack EP cooler 80 11.00 7.8
3 Stack coal mill 80 16.1 10.3
4 stack finish mill 1 80 3.2 2.1
5 stack finish mill 2 80 2.7 3.3
Hasil pengukuran emisi debu pada Triwulan 2 tahun 2018 di satu titik
pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa konsentrasi
gas masih memenuhi baku mutu.
29
2. Emisi gas buang sumber tidak bergerak
a. Jenis Dampak
Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25,
SO2, NO2, CO, 03, HC, Pb).
b. Sumber Dampak
Proses produksi semen.
c. Tolok Ukur Dampak
Kep Men LH no 13 MenLH /3/ 1995 tentang Baku Mutu Emisi Tidak
Bergerak dan Surat keputusan Men LH No. 137 tahun 2003 tentang baku Raw Mill.
d. Metode pemantauan
Metode isokinetis untuk unit cerobong, dan metode analisis PP No.41
tahun 1999 tentang pencemaran udara.
e. Tindakan Pengelolaan
1) Optimalisasi mesin utama
2) Karyawan menggunakan APD yang sesuai di area kerja
3) Optimalisasi alat penyerap debu
4) Efisiensi proses operasi
f. Lokasi Pengelolaan dan Hasil Pengukuran Stack EP Raw Mill
Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Emisi Gas pada Stack EP Raw Mill
Hasil Pengukuran
No Parameter Baku Mutu
Feb 2018 Mei 2018
1 SO2 800 29.44 22.97
2 NOx 1000 169.73 139.99
3 HF 10 < 0.011 < 0.010
4 HCl 70 0.161 0.144
5 CO 750 1213.5 1157.15
6 CH4 35 < 0.002 < 0.002
30
Hasil pengukuran emisi gas pada Triwulan 2 tahun 2018 di satu titik
pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa konsentrasi
gas masih memenuhi baku mutu.
3. Penurunan Kualitas Udara Ambien (kadar debu)
a. Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu).
b. Sumber Dampak
1) Penyimpanan dan bongkar muat bahan baku, bahan bantu dan bahan
bakar.
2) Transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi
pabrik.
c. Tolok Ukur Dampak
PP No 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara
d. Metode Pemantauan
1) Sampling udara ambient dengan metode dust fall untuk debu
tersedimentasi.
2) Gravimetric untuk debu tersuspensi.
e. Tindakan Pengelolaan
1) Semua karyawan telah memakai APD,
2) Simpan dan bongkar material sesuai dengan SOP,
3) Greening dilaksakanan,
4) Perawatan peralatan rutin dilakukan,
5) Penyiraman jalan dilaksanakan setiap hari,
6) Operasional vacum truck,
7) Kecepatan berkendara didalam pabrik maksimal 20 km/jam,
8) Volume muatan sesuai SOP,
9) Sulam dan peremajaan tanaman yang mati
f. Lokasi Pengelolaan dan Hasil Pengukuran
31
Tabel 5.4 Hasil Pemantauan Udara Ambient di Area Pabrik
Baku Hasil pengukuran emisi
No Lokasi
Mutu Feb 2018 Mei 2018
Di dalam pabrik
1 CIL 2 Ship Unloader jetty 10000 72.5 28.5
2 Receiving mat/crusher 10000 106.6 29.2
3 CIL-2 raw mill 10000 103.8 372.1
4 CIL-2 raw mat. Feed bin 10000 125.4 144.1
5 CIL-2 limestone storage 10000 603.7 3135.9
6 CIL-2 coal storage 10000 722.8 319
7 CIL-2 cooler 10000 357.2 936.4
8 CIL-2 finish mill 10000 130 42.5
9 CIL-2 loading truck pack 10000 303.7 494.9
10 Gate 1 Jalan Juanda 10000 137 16.6
11 Gate 2 truck parking 10000 503.4 339.2
12 CIL-2 depan gedung A 10000 63.9 89.3
13 Parkir gedung B 10000 75.3 1094
14 CIL-2 warehouse 10000 68.5 267.6
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 230 115.8 19.2
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 230 110.2 39.6
17 Barat- Jl. MT Haryono 500m 230 207 61.9
18 Utara-Jl Darusman 500m 230 108.9 104.8
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 230 81 135.3
20 Timur- Jl Damar 500m 230 123.6 19.5
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 230 148.9 21.4
Timur laut–Perumahan
22 230 107.3 150
Ketapang Indah 1000m
Tenggara–Perumahan
23 230 64.7 27.1
Gumilir Indah 1000m
32
Hasil pengukuran udara ambient (debu) pada Triwulan 2 tahun 2018 di
satu titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
4. Kualitas Udara Ambient (PM10, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)
a. Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara ambient (PM10, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb)
b. Sumber Dampak
Transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam pabrik.
c. Tolok Ukur
PP No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara
d. Metode Pemantauan
1) Sampling udara ambient.
2) Metode analisis udara sesuai dengan PP No 41 tahun 1999 tentang
pencemaran udara.
e. Tindakan Pengelolaan
1) Semua karyawan telah menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
2) Kendaraan yang ada laik pakai dan laik jalan.
f. Lokasi Pengelolaan dan Hasil Pengukuran
33
6 CIL-2 coal storage N/A 194.9 20
7 CIL-2 cooler N/A 27.9 68.8
8 CIL-2 finish mill N/A 33.9 10.7
9 CIL-2 loading truck pack N/A 101.9 247.9
10 Gate 1 jalan juanda N/A 49.9 13.3
11 Gate 2 truck parking N/A 68.8 144.1
12 CIL-2 depan gedung A N/A 23.6 10.4
13 Parkir gedung B N/A 33 112
14 CIL-2 warehouse N/A 16.3 64
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 150 24.7 17.8
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 150 35.8 10.8
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 150 75.4 24.4
18 Utara-Jl Darusman 500m 150 40 19.5
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 150 41.5 16.4
20 Timur- Jl Damar 500m 150 63 14.4
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 150 22 14.8
Timur laut–Perumahan
22 150 28.1 56.5
Ketapang Indah 1000m
Tenggara–Perumahan
23 150 27.7 12.4
Gumilir Indah 1000m
34
Tabel 5.6 Hasil Pengukuran Udara Ambient (SO2) di Area Pabrik
Baku Hasil pengukuran emisi
No Lokasi
Mutu Feb 2018 Mei 2018
Di dalam pabrik
1 CIL 2 Ship Unloader jetty 250 < 2.4 < 2.4
2 Receiving mat/crusher 250 11.5 8.8
3 CIL-2 raw mill 250 10.2 22
4 CIL-2 raw mat. Feed bin 250 17.7 < 2.4
5 CIL-2 limestone storage 250 8.1 25.5
6 CIL-2 coal storage 250 < 2.4 < 2.4
7 CIL-2 cooler 250 < 2.4 < 2.4
8 CIL-2 finish mill 250 7.7 < 2.4
9 CIL-2 loading truck pack 250 < 2.4 23.7
10 Gate 1 jalan juanda 250 3.4 12.6
11 Gate 2 truck parking 250 < 2.4 < 2.4
12 CIL-2 depan gedung A 250 12.1 5.6
13 Parkir gedung B 250 < 2.4 < 2.4
14 CIL-2 warehouse 250 < 2.4 51.2
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 632 < 2.4 < 2.4
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 632 0.3 < 2.4
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 632 5.1 8.7
18 Utara-Jl Darusman 500m 632 < 2.4 6.1
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 632 < 2.4 < 2.4
20 Timur- Jl Damar 500m 632 5.2 < 2.4
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 632 < 2.4 < 2.4
Timur laut–Perumahan
22 632 < 2.4 < 2.4
Ketapang Indah 1000m
Tenggara–Perumahan
23 632 < 2.4 < 2.4
Gumilir Indah 1000m
35
Hasil pengukuran udara ambient (SO2) pada Triwulan 2 tahun 2018
di satu titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
36
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 316 5 12.3
Timur laut – Perumahan
22 316 13.1 12.3
ketapang indah 1000m
Tenggara – Perumahan
23 316 3.7 13.6
Gumilir indah 1000m
Hasil pengukuran udara ambient (NO2) pada Triwulan 2 tahun 2018 di satu
titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
37
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 15000 1945 2517
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 15000 1144 1144
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 15000 3203 3203
18 Utara-Jl Darusman 500m 15000 2288 1373
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 15000 4462 1144
20 Timur- Jl Damar 500m 15000 5491 1258
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 15000 2288 2288
Timur laut–Perumahan
22 15000 1602 1144
Ketapang Indah 1000m
Tenggara–Perumahan
23 15000 3342 1144
Gumilir Indah 1000m
Hasil pengukuran udara ambient (CO) pada Triwulan 2 tahun 2019 di satu
titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
38
10 Gate 1 jalan juanda 200 16.7 6.5
11 Gate 2 truck parking 200 5.4 6.7
12 CIL-2 depan gedung A 200 25.4 4
13 Parkir gedung B 200 29.4 7.7
14 CIL-2 warehouse 200 16.8 10.1
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 200 10.1 18
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 200 14.1 11.8
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 200 14.2 28.8
18 Utara-Jl Darusman 500m 200 20.1 6.5
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 200 10.4 10.4
20 Timur- Jl Damar 500m 200 15 27.4
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 200 9.5 11.4
Timur laut-Perumahan
22 200 40.1 36.9
Ketapang Indah 1000m
Tenggara- Perumahan
23 200 25.2 11.6
Gumilir Indah 1000m
Hasil pengukuran udara ambient (O3) pada Triwulan 2 tahun 2018 di satu
titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
39
5 CIL-2 limestone storage N/A < 0.01 < 0.01
6 CIL-2 coal storage N/A < 0.01 < 0.01
7 CIL-2 cooler N/A 1.68 < 0.01
8 CIL-2 finish mill N/A < 0.01 < 0.01
9 CIL-2 loading truck pack N/A < 0.01 < 0.01
10 Gate 1 jalan juanda N/A < 0.01 < 0.01
11 Gate 2 truck parking N/A < 0.01 < 0.01
12 CIL-2 depan gedung A N/A < 0.01 < 0.01
13 Parkir gedung B N/A < 0.01 < 0.01
14 CIL-2 warehouse N/A < 0.01 < 0.01
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 160 < 0.01 < 0.01
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 160 < 0.01 < 0.01
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 160 < 0.01 < 0.01
18 Utara-Jl Darusman 500m 160 < 0.01 < 0.01
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 160 < 0.01 < 0.01
20 Timur- Jl Damar 500m 160 < 0.01 < 0.01
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 160 < 0.01 < 0.01
Timur laut-Perumahan
22 160 < 0.01 < 0.01
Ketapang Indah 1000m
Tenggara-Perumahan
23 160 < 0.01 < 0.01
Gumilir Indah 1000m
Hasil pengukuran udara ambient (HC) pada Triwulan 2 tahun 2018 di satu
titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
40
Tabel 5.11 Hasil Pengukuran Udara Ambient (Pb) di Area Pabrik
Baku Hasil pengukuran emisi
No Lokasi
mutu Feb 2018 Mei 2018
Di dalam pabrik
1 CIL 2 Ship Unloader jetty 50 0.04 < 0.013
2 Receiving mat/crusher 50 0.05 < 0.013
3 CIL-2 raw mill 50 0.02 0.03
4 CIL-2 raw mat. Feed bin 50 0.04 < 0.013
5 CIL-2 limestone storage 50 0.03 0.02
6 CIL-2 coal storage 50 0.03 0.05
7 CIL-2 cooler 50 < 0.013 0.03
8 CIL-2 finish mill 50 0.05 0.01
9 CIL-2 loading truck pack 50 0.02 0.01
10 Gate 1 jalan juanda 50 0.01 < 0.013
11 Gate 2 truck parking 50 0.03 < 0.013
12 CIL-2 depan gedung A 50 0.03 < 0.013
13 Parkir gedung B 50 < 0.013 < 0.013
14 CIL-2 warehouse 50 0.01 < 0.013
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 2 0.05 < 0.013
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 2 0.07 0.01
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 2 0.08 0.04
18 Utara-Jl Darusman 500m 2 0.05 < 0.013
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 2 0.06 < 0.013
20 Timur- Jl Damar 500m 2 0.05 < 0.013
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 2 0.04 < 0.013
Timur laut-Perumahan
22 2 0.07 < 0.013
Ketapang Indah 1000m
Tenggara–Perumahan
23 2 0.06 < 0.013
Gumilir Indah 1000m
41
Hasil pengukuran udara ambient (Pb) pada Triwulan 2 tahun 2018 di satu
titik pemantauan pada Kegiatan Operasional Pabrik menunjukkan bahwa
konsentrasi gas masih memenuhi baku mutu.
5. Kebisingan
a. Jenis Dampak
Peningkatan kebisingan.
b. Sumber Dampak
Proses pembuatan semen, transportasi bahan baku, clinker, dan semen di
dalam lokasi pabrik.
c. Tolok Ukur
Kep Men LH no Kep 48/MenLH/11/1996 tentang baku mutu kebisingan.
d. Metode Pemantauan
Pengukuran langsung dengan soundlevel meter dan membandingkan hasil
pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan KepMenLHK No 48 Tahun
1996.
e. Tindakan Pengelolaan
1) Membuat 64 Ha dari 118 Ha adalah hutan kota,
2) Karyawan sudah memakai APD yang sesuai,
3) Peredam mesin pabrik sudah optiml,
4) Frekuensi lalu lintas kendaraan operasional pabrik dibatasi,
5) Jadwal bongkar muat semen dan
6) Bahan baku dari kereta api diatur sesuai jadwal.
f. Lokasi pengelolaan dan Hasil Pengukuran
42
Tabel 5.12 Hasil Pemantauan Kebisingan di Area Pabrik Cilacap
Hasil pengukuran
Baku
No Lokasi kebisingan
Mutu
Feb 2018 Mei 2018
Di dalam pabrik
1 CIL 2 Ship Unloader jetty 85 66.4 67.4
2 Receiving mat/crusher 85 86.5 79.1
3 CIL-2 raw mill 85 82.7 88.8
4 CIL-2 raw mat. Feed bin 85 84.9 89.1
5 CIL-2 limestone storage 85 79 83
6 CIL-2 coal storage 85 71.4 81
7 CIL-2 cooler 85 95.3 92.5
8 CIL-2 finish mill 85 85.3 80.2
9 CIL-2 loading truck pack 85 72.3 78.3
10 Gate 1 jalan juanda 85 64.4 70.1
11 Gate 2 truck parking 85 70 62.3
12 CIL-2 depan gedung A 85 71.2 72.2
13 Parkir gedung B 85 75.9 84.1
14 CIL-2 warehouse 85 67.4 64
Di luar pabrik
15 Selatan-JL Juanda 500m 55 53.1 54
16 Selatan-Jl Thamrin 500m 55 51.3 51.3
17 Barat- Jl MT Haryono 500m 55 50.4 52.2
18 Utara-Jl Darusman 500m 55 49.9 52.2
19 Utara-Jl. Keramik 1000m 55 52.2 51.62
20 Timur- Jl Damar 500m 55 55.63 56.29
21 Timur 0 Jl Timah 1000m 55 51.5 51.3
Timur laut – PKetapang
22 55 51 50.5
Indah 1000m
43
Tenggara – Perumahan
23 55 49.9 48.1
Gumilir Indah 1000m
44
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap
yaitu berupa Limbah B3 dan Limbah Non B3 dalam bentuk limbah padat,
cair, dan gas.
b. Program pengelolaan lingkungan yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk
Pabrik Cilacap dilakukan oleh Departemen EQS, dan pada pengukuran
tertentu bekerjasama dengan pihak terkait seperti laboratorium
lingkungan.
c. Pengeloaan limbah yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap
yaitu sebagai berikut:
1) Pewadahan: wadah yang digunakan telah sesuai dengan karakteristik
limbahnya dengan perlakuan yang telah sesuai.
2) Pengumpulan: limbah dikumpulkan berdasarkan jenis dan karakteristik
masing-masing dan memiliki wadah yang sudah disesuaikan.
3) Penyimpanan: limbah yang disimpan berdasarkan jenis dan
karakteristik masing-masing dan nilai guna limbah tersebut.
4) Pengangkutan: pengangkutan limbah B3 yang ada di PT. Holcim
Indonesia Tbk Pabrik Cilacap dilakukan oleh pihak ketiga yang
sebelumnya telah adanya persetujuan terkait.
5) Pemanfaatan: pemanfaatan beberapa limbah B3 diantaranya
pemanfaatan abu batubara (bottom ash/Fly ash low grade) sebagai
bahan baku alternative pengganti tanah liat.
45
6) Pemusnahan: memiliki izin dan memenuhi kualifikasi untuk melalukan
pemusnahan limbah B3 (insitu). Tetapi hanya mampu mengolah limbah
yang memiliki karakteristik selain infeksius dan radioaktif.
7) Pemantauan: melalui kegiatan RKL RPL yang dilakukan setiap 3 bulan
sekali.
8) Limbah Domestik di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap sudah
dikelola dengan baik yaitu dengan cara pengomposan dan hasilnya
dapat digunakan untuk pengomposan tumbuhan di area pabrik PT.
Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
6.2 Saran
Dengan melihat kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dijalankan
oleh PT. Holcim Indonesia Tbk adapun saran yang dapat diberikan antara lain:
46
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri. 2010. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Institut
Teknologi Bandung : Bandung
Karya Tulis Ilmiah, Zulva Iilhami Indana, Saisabela Isnania Citra, Agustin Ellya,
Analisis Yuridis Perizinan Semen Puger Terhadap Dampak Lingkungan
Di Kabupaten Jember, 2016.
Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap
Triwulan II tahun 2018.
Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
47
Puja Hadi Purwanto, 1998, Pengetahuan Dasar Teknologi Semen, hal 2 – 35, PT.
Holcim Indonesia Tbk, Pabrik Cilacap.
48
LAMPIRAN
49
Lampiran 1
Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Udara
No Jenis Sumber Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Tindakan Tolak Ukur Lokasi Periode Lokasi Parameter yang Metode Periode
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan dipantau Pemantauan Pemantauan
TAHAP OPERASI
1. PENAMBANGAN TANAH LIAT
A. Kualitas Udara
Penuruna Penambang • Karyawan PP No 41 • Area Selama • Chrusher Kadar Debu • Sampling Setiap 3 bulan
n kualitas an tanah di tentang penamban kegiatan Area udara ambien sekali selama
udara liat, penambang Pengendalian gan tanah operasional penambanga • Metode kegiatan
ambient crushing, an tanah PencemaranU liat penambangan n tanah liat, analisis: penambangan
(Kadar transportasi liat sudah dara Jeruklegi tanah liat workshop, metode dust tanah liat
Debu) tanah liat memakai • Area Clay berlangsung office dan fall untuk berlangsung
APD Crusher secara periodik jalan yang debu
• Truk sudah • Sepanjang dilalui tersediment-
ditutup jalan yang kendaraan asi dan
dengan terdapat pengangkut metode
penutup ceceran material (Jl. gravimetri
bak truk material Darusman) untuk debu
• Ban truk yang • Lokasi tersuspensi
dicuci dilalui oleh pemukiman
sebelum truk warga di
keluar dari pengangku sekitar
1
lokasi t tanah liat daerah
penambang dari menambang
an Jeruklegi an (Tritih
• Truk ke pabrik Lor)
melaju
dengan
kecepatan
minimal
• Penyiraman
jalan
dilakukan
secara rutin
• Apabila
terjadi
ceceran
segera
dibersihkan
Penuruna Emisi gas • Mesin- PP No 41 • Area Selama • Chrusher Kualitas Udara • Sampling Setiap 3 bulan
n buang dari mesin tentang penamban kegiatan Area udara ambien sekali (udara
Kualitas alat berat dicek dan Pengendalian gan tanah operasional penambanga • Metode ambien), dan 6
Udara dan dirawat PencemaranU liat penambangan n tanah liat, analisis udara bulan sekali
ambient kendaraan secara rutin dara Jeruklegi tanah liat workshop, sesuai (kegiatan
(PM10, pengangkut sesuai • Sepanjang berlangsung office dan dengan PP perawatan dan
SO2, material dengan jalan yang jalan yang No 41 tahun mesin)
51
NO2, schedule dilalui oleh dilalui 1999 tentang
CO, O3, maintenanc truk kendaraan pencemaran
HC, Pb) e pengankut pengangkut udara
• Kegiatan tanah liat material (Jl.
oprasional dari Darusman)
alat Jeruklegi • Lokasi
mengikuti ke pabrik pemukiman
jadwal warga di
sekitar
daerah
menambang
an (Tritih
Lor )
B. Kebisingan
Peningka Aktivitas • Kecepatan Kep Men LH • Area Selama • Depan Kebisingan • Pengukuran Setiap 3 bulan
tan mobilitas kendaraan No. penamban kegiatan office langsung di sekali selama
kebisinga kendaraan tidak 48/MenLH/1 gan tanah operasional • Area lapangan kegiatan
n pengangkut melebihi 1/1996 liat penambangan penambang dengan penambangan
material kecepatan tentang baku Jeruklegi tanah liat an sound level tanah liat
maksimal mutu • Depan beralangsung • Clay meter berlangsung
yang kebisingan office crusher • Membanding
ditentukan Jeruklegi kan hasil
• Kendaraan pengukuran
yang dengan baku
52
digunakan • Depan mutu tingkat
adalah Workshop kebisingan
kendaraan Jeruklegi (Kep Men
yang layak • Sepanjang LH No 48
jalan dan jalan yang Tahun 1996)
layak pakai dilalui oleh
truk
pengankut
tanah liat
dari
Jeruklegi
ke pabrik
2 PENAMBANGAN BATU GAMPING
A. Kualitas Udara
Penuruna Proses • Karyawa PP No 41 • Ripping Selama • Depan office Kadar debu • Sampling Setiap 3 bulan
n kualitas Penambang n di tentang dan kegiatan • Area udara ambien sekali selama
udara an – penamba Pengendalian blasting operasional penambanga • Metode kegiatan
ambient transportasi ngan batu Pencemaran Nusakamb penambangan n/ blassting analisis; penambangan
(Kadar dan gampang Udara angan batu gamping area metode dust batu gamping
Debu) crushing sudah • Pemuatan berlangsung • Crusher fall untuk berlangsung
memakai dan secara periodik debutersedim
APD transportas entasi dan
i di metode
gravimetri
53
• Bag filter Nusakamb untuk debu
dioperasi angan teruspensi
kan • Crusher
• Penyiram • Depan
an jalan office NK
dilakukan
secara
rutin
• Kecepata
n dump
truk
sesuai
dengan
standart
operasi
penamba
ngan
• Geometri
peledaka
n
direncana
kan
Penuruna Emisi gas • Mesin- PP No 41 • Area Selama • Depan Kualitas Udara • Sampling Setiap 3 bulan
n buang dari mesin tentang penamban kegiatan Office udara ambien sekali (udara
54
Kualitas alat berat dicek dan Pengendalian gan batu operasional • Area • Metode ambient), dan
Udara dan dirawat Pencemaran gamping penambangan penambanga analisis udara 6 bulan sekali
ambien kendaraan secara Udara Nusakamb batu gamping n/blasting sesuai dengan (kegiatan
(PM10, pengangkut rutin angan berlangsung area PP No 41 perawatan dan
SO2, an material sesuai • Workshop • Crusher tahun 1999 mesin)
NO2, dengan alat berat • Workshops tentang
CO, O3, schedule (dokumen pencemaran
HC, Pb) maintena perawatan udara
nce dan
• Kegiatan pengecekan
operasion mesin)
al alat
mengikut
i jadwal
B. Kebisingan
Peningka Blasting, • Semua Kep Men • Crusher Selama kegiatan • Depan Peningkatan • Pengukuran Setiap 3
tan crushing karyawan LH No. • Blasting operasional office kebisingan langsung bulan sekali
kebisinga dan sudah 48/MenLH/1 Area penambangan • Area dilapangan selama
n pengoperasi memakai 1/1996 • Workshop batu gamping penamban dengan sound kegiatan
an alat APD tentang baku alat berat berlangsung gan level meter penambangan
berat • Delay time mutu • Crusher • Membandingk batu gamping
peledakan kebisingan an hasil berlangsung
sudah diatur pengukuran
55
• Geometri dengan baku
peledakan mutu tingkat
direncanaka kebisingan
n (Kep Men LH
• Penggunaan No. 48/ 1996)
alat berat
sesuai
dengan
proses
penambanga
n batu
gamping
3 KEGIATAN OPERASIONAL DERMAGA NUSAKAMBANGAN
A. Kualitas Udara
Penuruna Transportas • Karyawan PP No 41 Dermaga Selama masa Dermaga Kadar debu • Sampling Setiap 3 bulan
n kualitas i dan telah tentang Nusakamban operasional Nusakambang udara sekali selama
udara pemuatan memakai Pengendalian gan dermaga an ambien kegiatan
ambient bahan baku APD yang Pencemaran • Metode operasional
(Kadar batu sesuai Udara analisis: dermaga
Debu) gampang • Material metode dust
yang fall untuk
tercecer debu
dibersihka tersedimenta
si dan
56
n secara metode
berkala gravimetri
untuk debu
tersuspensi
Penuruna Transportas • Karyawan PP No 41 Dermaga Selama masa Dermaga Kualitas udara Sampling Setiap 3 bulan
n i dan telah tentang Nusakamban operasional Nusakambang udara ambien sekali selama
Kualitas pemuatan memakai Pengendalian gan dermaga an Metode kegiatan
Udara bahan baku APD yang Pencemaran analisis udara operasional
ambien batu sesuai Udara sesuai dengan dermaga
(PM10, gampang • Kapal dan PP No 41
SO2, kendaraan tahun 1999
NO2, laik pakai tentang
CO, O3, dan pencemaran
HC, Pb) dijalankan udara
sesuai
SOP
B. Kebisingan
Peningka Transportas • Karyawan Kep Men Dermaga Selama masa Dermaga Kebisingan • Pengukuran Setiap 3
tan i dan telah LH No Nusakamba operasional Nusakamban langsung bulan sekali
kebisinga pemuatan memakai 48/MenLH/1 ngan dermaga gan dilapangan selama
n bahan baku APD yang 1/1996 dengan sound kegiatan
batu sesuai tentang baku level meter operasional
gampang dermaga
57
• Peredam mutu • Membandingk
kebisingan kebisingan an hasil
optimal pengukuran
• Kapal dan dengan baku
kendaraan mutu tingkat
dijalankan kebisingan
sesuai SOP (Kep Men LH
No. 48/ 1996)
4 KEGIATAN OPERASIONAL DERMAGA PABRIK
A. Kualitas Udara
Penuruna Transportas Karyawan PP No 41 Dermaga Selama masa Dermaga CIL- Kadar debu • Sampling Setiap 3 bulan
n kualitas i dan telah tentang untuk operasional 2 Ship udara ambien sekali selama
udara bongkar memakai Pengendalian kepentingan dermaga Unloader • Metode kegiatan
ambient muat bahan APD yang Pencemaran sendiri analisis: operasional
(Kadar baku, bahan sesuai Udara (DUKS) metode dust dermaga
Debu) bantu dan fall untuk
bahan debutersedim
bakar entasi dan
metode
gravimetri
untuk debu
teruspensi
58
Penuruna Transportas Material PP No 41 Dermaga Selama masa Dermaga CIL- Kadar udara • Sampling Setiap 3 bulan
n i dan yang tentang untuk operasional 2 Ship udara ambien sekali selama
Kualitas bongkar tercecer Pengendalian kepentingan dermaga Unloader • Metode kegiatan
Udara muat bahan dibersihkan Pencemaran sendiri analisis udara operasional
ambien baku, bahan secara Udara (DUKS) sesuai dengan dermaga
(PM10, bantu dan berkala PP No 41
SO2, bahan tahun 1999
NO2, bakar tentang
CO, O3, pencemaran
HC, Pb) udara
B. Kebisingan
Peningka Transportas • Semua Kep Men LH Dermaga Selama masa Dermaga CIL- Kebisingan • Pengukuran Setiap 3 bulan
tan i dan karyawan No. untuk operasional 2 Ship langsung sekali selama
kebisinga bongkar sudah 48/MenLH/1 kepentingan dermaga Unloader dilapangan kegiatan
n muat bahan memakai 1/1996 sendiri dengan sound operasional
baku , APD tentang baku (DUKS) level meter dermaga
bahan • Peredam mutu • Membanding
bantu dan kebisingan kebisingan kan hasil
bahan Optimal pengukuran
bakar • Kapal dan dengan baku
Kendaraan mutu tingkat
dijalankan kebisingan
sesuai (Kep Men
SOP
59
LH No. 48/
1996)
5 KEGIATAN OPERASIONAL PABRIK
A. Kualitas Udara
Peningka Proses • Optimalisas Kep Men LH • Stack EP Selama Stack Raw Kadar emisi • Metode Setiap 3 bulan
tan emisi pembuatan i mesin No 13 Raw Mill kegiatan Mill debu sumber isoninetis sekali selama
debu semen utama MenLH/3/19 • Stack EP operasional Stack cooler tidak bergerak untuk unit kegiatan
sumber • Optimalisas 95 tentang Cooler Pabrik Stack Coal cerobong operasional
tidak i alat Baku Mutu • Stack Coal berlangsung Mill • Continous pabrik
bergerak penyerap Emisi Mill Stack Fisnish Emission berlangsung
debu Sumber • Stack Mill 1 Monitoring
• Karyawan Tidak Finish Mill Stack Finish (CEM)
sudah Bergerak Mill 2
menggunak
an APD
yang sesuai
area kerja
Peningka Proses • Optimalkan • Kep Men • Stack EP Selama masa Cerobong EP Emisi gas buang • Metode Setiap 3 bulan
tan emisi Pembuatan mesin LH No 13 Raw Mill operasional Raw Mill sumber tidak isoninetis sekali selama
gas semen utama MenLH/3/1 • Stack EP pabrik bergerak untuk unit kegiatan
buang • Karyawan 995 tentang Cooler berlangsung cerobong operasional
sumber sudah Baku Mutu • Metode pabrik
emisi menggunak Emisi analisis udara berlangsung
tidak an APD Sumber sesuai dengan
60
bergerak yang sesuai Tidak PP No41
(PM10, di area Bergerak tahun 1999
PM25, kerja • Surat tentang
SO2, • Optimalisas keputusan pencemaran
NO2, i alat Men LH No udara
CO, O3, penyerap 137 tahun
HC, Pb) debu 2003
• Efisiensi tentang
proses baku mutu
operasi Kiln Raw
Mill
Penuruna Penyimpan • Semua PP No 41 • Clay Selama • Di dalam Kadar debu • Sampling Setiap 3 bulan
n kualitas an dan karyawan tahun 1999 Storage kegiatan lokasi pabrik udara ambien sekali selama
udara bongkar telah tentang • Open coal operasional • Di luar • Metode kegiatan
ambien muat bahan memakai pengendalian yard pabrik lokasi pabrik analisis: operasional
(kadar baku, bahan APD pencemaran • Silica and berlangsung di kawasan metode dust pabrik
debu) bantu, dan • Simpan dan udara iron permukiman fall untuk berlangsung
bahan bongkar storage penduduk debutersedim
bakar material • Biomass entasi dan
sesuai storage metode
dengan • Additive gravimetri
SOP storage untuk debu
• Limestone teruspensi
storage
61
• Greening • Coal
dilaksanaka roofed
n storage
• Sulam dan
peremajaan
tanaman
yang mati
Penuruna Transportas • Semua PP No 41 • Clay Selama • Di dalam Kadar debu • Sampling Setiap 3 bulan
n kualitas i bahan karyawan tahun 1999 Storage kegiatan lokasi pabrik udara ambien sekali selama
udara baku, telah tentang • Open coal operasional • Di luar kegiatan
ambien clinker, memakai pengendalian yard pabrik lokasi pabrik Metode operasional
(kadar semen dan APD pencemaran • Silica and berlangsung di kawasan analisis: pabrik
debu) BBMA di • Simpan dan udara iron permukiman metode dust berlangsung
dalam bongkar storage penduduk fall untuk
lokasi material • Biomass debutersedim
pabrik sesuai storage entasi dan
dengan • Additive metode
SOP storage gravimetri
• Greening • Limestone untuk debu
dilaksanaka storage teruspensi
n • Coal
• Sulam dan roofed
peremajaan storage
62
tanaman
yang mati
Peningka Transportas • Semua PP No 41 Jalan dalam Selama • Di dalam Kualitas udara • Sampling Setiap 3 bulan
tan emisi i bahan karyawan tahun 1999 lingkungan kegiatan lokasi pabrik udara sekali selama
gas baku, telah tentang pabrik yang operasional • Di luar ambien kegiatan
buang clinker, memakai pengendalian dilalui oleh pabrik lokasi pabrik • Metode operasional
sumber semen dan APD pencemaran kendaraan berlangsung di kawasan analisis pabrik
emisi BBMA di • Kendaraan udara operasional secara periodik permukiman udara sesuai berlangsung
tidak dalam yang ada pabrik penduduk dengan PP
bergerak lokasi laik pakai No41 tahun
(PM10, pabrik dan laik 1999
SO2, jalan tentang
NO2, pencemaran
CO, O3, udara
HC, Pb)
B. Kebisingan
Peningka Proses • 64 Ha Kep Men LH • Cemment Selama • Di dalam Kebisingan • Pengukuran Setiap 3 bulan
tan pembuatan dari 118 No. mill kegiatan lokasi pabrik langsung di sekali selama
kebisinga semen Ha 48/MenLH/1 • Paper operasional • Di luar lapangan kegiatan
n adalah 1/1996 bag plant pabrik lokasi pabrik dengan operasional
Hutan tentang baku • Kiln berlangsung di kawasan Sound level pabrik
Kota mutu • Raw mill permukiman meter berlangsung
• Karyaw kebisingan • Coal mill penduduk • Membandin
an sudah gkan hasil
63
memaka • Biomass pengukuran
i APD feeding dengan baku
yang facility mutu tingkat
sesuai kebisingan
• Peredam
pada
mesin
pabrik
sudah
optimal
6 KEGIATAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN MATERIAL ALTERNATIF
A. Kualitas Udara
Peningka Penggunaa • Optimali Kep Men LH • Stack EP Selama Di dalam Kadar emisi • Metode Setiap 3 bulan
tan emisi n BBMA sasi No 13 Raw Mill kegiatan lokasi pabrik debu sumber isokinetis sekali selama
debu dalam mesin MenLH/3/19 • Stack EP operasional tidak bergerak untuk unit kegiatan
sumber proses utama 95 tentang Cooler Pabrik cerobong operasional
tidak produksi • Optimali Baku Mutu • Stack berlangsung • Metode dust pabrik
bergerak semen sasi alat Emisi Coal Mill fall untuk berlangsung
penyera Sumber • Stack debu
p debu Tidak Finish tersedimenta
• Karyaw Bergerak Mill si dan
an sudah metode
menggu gravimetri
nakan untuk debu
64
APD tersuspensi
yang di udara
sesuai ambient
Peningka Penggunaa • Optimali • Kep Men • Stack EP Selama Di dalam Emisi gas buang • Metode Setiap 3 bulan
tan emisi n bahan sasi LH No 13 Raw Mil kegiatan lokasi pabrik sumber tidak isokinetis sekali selama
gas bakar dan mesin MenLH/3/ • Stack EP operasional bergerak untuk unit kegiatan
buang material utama 1995 Cooler Pabrik cerobong operasional
sumber alternatif • Karyaw tentang • Stack berlangsung • Metode pabrik
emisi (BBMA) an sudah Baku Coal Mill analisis berlangsung
tidak memaka Mutu udara sesuai
bergerak i APD Emisi dengan PP
(Cd, Hg, yang Sumber No 41 tahun
Pb, As, sesuai di Tidak 1999
Cr, HCl, Optimali Bergerak tentang
SO2, sasi di • Surat pencemaran
NO2, alat keputusan udara
CO, O3, penyera Men LH
HC) p debu No 137
• Efisiensi tahun
proses 2003
operasi tentang
• Penyarin baku mutu
gan Kiln Raw
material Mill
65
BBMA • Kep
yang 03/Baped
akan al/09/199
5
66
Lampiran 2
Dokumentasi kegiatan Departemen EQS
66