Anda di halaman 1dari 77

ANALISIS PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU KAIN

(STUDI KASUS DI PT.DAN LIRIS SUKOHARJO)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Disusun untuk Melengkapi Persyaratan Skripsi (S1)


Pada Program Studi Manajemen

Oleh :
NUR KHOTHAM AL FIRMAN
190414034

FAKULTAS HUKUM DAN BISNIS


UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : NUR KHOTHAM AL FIRMAN


NIM : 190414034
Program Studi : MANAJEMEN (S1)
Judul Laporan : ANALISIS PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU
KAIN (STUDI KASUS PADA PT.DANLIRIS SUKOHARJO)

Telah disetujui oleh pembimbing pada :


Hari/Tanggal : Jum’at / 02 September 2022

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Dadang Oksi P Dr. Khabib Alia Akhmad, SE.MM


NIDN. 0609057603
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum dan Bisnis
Universitas Duta Bangsa Surakarta

Indra Hastuti, SE., M.Si., M.M


NIDN. 0617016902

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : NUR KHOTHAM AL FIRMAN


NIM : 190414034
Program Studi : MANAJEMEN (S1)
Judul Laporan : ANALISIS PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU
KAIN (STUDI KASUS PADA PT.DANLIRIS SUKOHARJO)
Telah dipertahankan di hadapan penguji seminar Kerja Praktik sebagai syarat untuk
menempuh Skripsi (S1) pada program studi Manajemen

Hari/Tanggal : ................... / ................................................

Mengesahkan,
Dosen Penguji

Esti Dwi Rahmswati, S.E.,M.M.


NIDN. 0613049702

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Manajemen

Agus Suyatno, S.pd.,M.M


NIDN. 0617016902

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpah dan hidayah-Nya kepada penulis

karena dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik dengan judul “Analisis

Pembelian Bahan Baku Kain (Studi Kasus Pada PT.Dan Liris Sukoharjo) ini

dengan tepat waktu.

Laporan Kerja Praktik ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan

untuk meraih gelar Sarjana Program Studi Manajemen (S1).

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini tentunya tidak dapat

terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin berterimakasih kepada :

1. Allah SWT Maha dari segala-Nya atas semua kesempatan dan nikmat-Nya

2. Bapak Dadang Oksi Priwahyudi beserta seluruh karyawan dan karyawati di

Kantor Garment PT. Dan Liris yang memberikan bimbingan dan pengarahan

di lapangan selama kegiatan Kerja Praktik.

3. Bapak Dr. Singgih Purnomo, M.M selaku Rektor Universitas Duta Bangsa

Surakarta yang telah banyak membantu dengan memberikan berbagai macam

fasilitas, dukungan moril serta kemudahan lainnya sehingga terselesaikannya

Laporan Kerja Praktik.

4. Ibu Indra Hastuti, S.E., M.Si., M.M selaku Dekan Fakultas Hukum dan Bisnis

Universitas Duta Bangsa Surakarta.

5. Bapak Agus Suyatno, S.Pd, M.M selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Duta Bangsa Surakarta.


iv
6. Bapak Dr. Khabib Alia Akhmad, SE.MM selaku pembimbing yang

membantu bimbingan maupun bantuan dorongan moril sehingga saya bisa

menyelesaikan laporan ini.

7. Ayah dan Ibu saya yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna

dikarenakan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun atas

penulisan Laporan Kerja Praktek ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak terutama dalam bidang perdagangan

internasional.

Boyolali, Juli 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Daftar Lampiran ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 4
1.4 Tujuan Kerja Praktik......................................................................... 4
1.5 Manfaat Kerja Praktik....................................................................... 5
1.6 Metode Pelaksanaan Kerja Praktik ................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9


2.1 Manajemen Operasional ................................................................... 9
2.2 Ruang Lingkup Manajemen Operasional ......................................... 11
2.3 Pengertian Impor dan Importir ......................................................... 13
2.4 Dokumen Impor ................................................................................ 15
2.5 Pengertian Prosedur Pembelian Bahan Baku ................................... 20
2.6 Prosedur Pembelian Bahan Baku ..................................................... 21
2.7 Dokumen-Dokumen Prosedur Pembelian Bahan Baku .................... 22
2.8 Pengendalian Internasional Prosedur Pembelian Bahan Baku ......... 23
BAB III TINJAUAN UMUM .......................................................................... 26
3.1 Sejarah Perusahaan .......................................................................... 26
vi
3.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 27
3.3 Tugas & Wewenang ........................................................................ 28
3.4 Objek Kerja Praktik ......................................................................... 30
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 31
4.1 Tugas dan Fungsi Pembelian ........................................................... 31
4.2 Pengecekan Kerusakan Bahan Baku ................................................ 39
BAB V KESIMPULAN dan SARAN.............................................................. 50
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 50
5.2 Saran ................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Divisi Pembelian PT. Dan Liris .......... 27
Gambar 4.1 Flow Chart Prosedur Penerimaan Order & Pemesanan
Bahan Baku PT. Dan Liris ................................................................... 35
Gambar 4.2 Alur Produksi Pada PT. Dan Liris ...................................... 47

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Monitoring Fabric ........................................................... 39


Tabel 4.2 Data Pengiriman Fabric ......................................................... 40
Tabel 4.3 Analisis Kesalahan yang Terjadi Pada Proses Penerimaan
Bahan Baku pada PT. Dan Liris .............................................................. 46

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Kerja Praktik .................................................... 54


Lampiran 2 Penyerahan Mahasiswa Kerja Praktik .......................................... 55
Lampiran 3 Konfirmasi Mahasiswa Kerja Praktik........................................... 56
Lampiran 4 Lembar Penilaian Kerja Praktik ................................................... 57
Lampiran 5 Logbook Kerja Praktik ................................................................. 58
Lampiran 6 Presensi Kerja Praktik .................................................................. 62
Lampiran 7 Dokumentasi Kerja Praktik ......................................................... 66

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi merupakan kegiatan menciptakan dan menambah kegunaan

suatu barang atau jasa. Faktor-faktor yang dibutuhkan untuk proses produksi,

yaitu berupa tanah,tenaga kerja,skill, organization, dan managerial. Dengan

adanya kegiatan produksi diharapkan barang/jasa yang telah dihasilkan dapat

memenuhi kebutuhan konsumen(Assauri, 2008).

Organisasi bisnis dapat melakukan produksi, mulai dari industri kecil,

menengah, hingga besar. Produksi banyak dilakukan di berbagai industri, salah

satunya adalah industri manufaktur. Industri manufaktur merupakan kegiatan

produksi dari bahan mentah hingga jadi. Proses produksi di industri manufaktur

meliputi desain produk, pemilihan barang, perencanaan, pembuatan, jaminan

kualitas, manajemen dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan

(Salamadian, 2017).

Industri manufaktur di Indonesia sudah berada dalam skala yang terbesar

se-ASEAN dengan kontribusi mencapai 20,27 persen pada perekonomian skala

nasional. Perkembangan manufaktur di Indonesia mampu menggeser peran

commodity based menjadi manufacture based. Pemerintah telah berupaya

melakukan transformasi perekonomian agar lebih fokus pada proses

perkembangan industri non-migas (BKM,2019).

1
2

Industri tekstil dan pakaian jadi (garmen) merupakan salah satu industri

yang memiliki presentase kinerja di atas PDB secara nasional. Kementerian

perindustrian mencatat industri tekstil dan garmen berada di posisi kedua yaitu

sebesar 7,53 persen, dibawah industri logam yang sebesar 9,94 persen (BKPM).

Di Indonesia perusahaan tekstil dan pakaian jadi (garmen) sudah berkembang

pesat, bahkan beberapa merupakan perusahaan besar yang sudah dikenal

sampai luar negeri.

Banyaknya perusahaan tekstil dan garmen yang sudah mengekspor

produknya, membuat perusahaan saling berlomba-lomba untuk memajukan

hasil produksi mereka. Setiap perusahaan pasti ingin juga produk yang mereka

hasilkan memiliki mutu yang baik, karena kepuasan pelanggan bergantung pada

kualitas barang yang dihasilkan. Barang atau jasa dianggap telah memiliki

kualitas apabila memiliki fungsi atau nilai guna seperti yang

diinginkan(Sunyoto,2012).

Setiap perusahaan harus mengutamakan mutu dan kualitas barang yang

diproduksi. Dengan hasil kualitas produk yang telah diutamakan, demikian

perusahaan menetapkan untuk mengimpor bahan baku dari luar negeri. Kenapa

perusahaan mengambil bahan baku dari luar negeri, dikarenakan bahan baku

dari luar negeri mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding dengan bahan

baku dalam negeri. Prosedur pembelian bahan baku impor yang benar, sangat

dibutuhkan agar tidak menghambat proses produksi dan berjalan sesuai

kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, oleh karena itu peran fungsi

pembelian sangat dibutuhkan.


3

Di dalam rangkaian proses produksi terdapat tahap pembelian. Fungsi

pembelian ditangani oleh bagian tersendiri di dalam perusahaan, yaitu divisi

pembelian. Divisi pembelian bertanggung jawab untuk menyediakan bahan

baku, dalam kuantitas maupun kualitas sesuai dengan yang diperlukan dalam

proses produksi (Assauri, 2008). PT.Dan Liris merupakan perusahaan garment

di daerah Sukoharjo yang melakukan impor bahan baku dari luar negeri atau

dalam negeri atas permintaan buyer akan jenis bahan baku yang nantinya akan

diolah perusahaan. Pada proses pembelian ada dua pihak yang saling

berinteraksi, yaitu bagian pembelian dan supplier sesuai request order yang

diajukan oleh bagian penjualan. Bagian pembelian bertanggung jawab ketika

terdapat suatu masalah dalam pembelian bahan baku. Salah satu bahan baku

yang diimpor oleh PT.Dan Liris yaitu fabric (kain).

Staff pembelian di PT.Dan Liris memberikan informasi bahwa masalah

yang sering terjadi pada pembelian fabric, yaitu jumlah quantity order tidak

sesuai dengan quantity yang datang. Jumlah kain yang datang kurang ataupun

lebih dari jumlah yang di order. Permasalahan kedua adalah sering terjadi

keterlambatan pengiriman kain oleh supplier yang berdampak pada mundurnya

proses produksi

Dari kedua permasalahan pada pembelian bahan baku kain yang telah

disebutkan diatas akan berpengaruh pada proses produksi di PT.Dan Liris,

jadwal produksi akan mundur dari jadwal yang telah ditentukan. Kesalahan kain

yang dikirim akan diketahui ketika sudah dilakukan inspeksi pada bahan baku
4

kain. Jika bahan baku fabric yang dikirim tidak sesuai dengan purchase order

maka barang tersebut akan di retur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengendalian prosedur pembelian bahan baku impor yang

diterapkan di PT. Dan Liris ?

2. Bagaimana kerusakan bahan baku kain dapat mempengaruhi proses

produksi pada PT. Dan Liris ?

1.3 Batasan Masalah

1. Data monitoring fabric tidak diberikan semua oleh perusahaan, hanya

beberapa data yang diberikan. Hal ini membuat penulis menghadapi

kesulitan dalam menganalisis data dikarenakan penulis hanya mendapat

beberapa data buyer dan supplier yang mengalami permasalahan pada

pembelian fabric.

2. Data yang didapatkan pada bulan tertentu sangat terbatas. Sehingga

penulis tidak dapat mengidentifikasi seberapa sering permasalahan

mengenai pengiriman fabric yang terjadi pada periode satu tahun.

1.4 Tujuan Kerja Praktik

1. Untuk mengetahui prosedur pembelian bahan baku kain impor PT. Dan

Liris.

2. Untuk mengetahui kerusakan bahan baku kain yang dapat

mempengaruhi proses produksi pada PT. Dan Liris.


5

1.5 Manfaat Kerja Praktik

Penulisan Laporan Kerja Praktik ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

yaitu :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak yang akan

melakukan penelitian dengan tema yang sama dan menjadi ilmu

pengetahuan tambahan mengenai aktivitas perdagangan internasional

khususnya tentang impor barang. Peneliti lain dapat mengambil

beberapa kajian pustaka yang mendukung penelitian ini.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat menambahkan informasi yang dapat

digunakan sebagai masukan dan pertimbangan perusahaan dalam

pengambilan keputusan untuk mengevaluasi pembelian impor.

Perusahaan juga dapat menggunakan hasil penelitian guna mengurangi

kerusakan bahan baku yang dapat menghambat proses produksi.

1.6 Metode Pelaksanaan Kerja Praktik

1. Lokasi Kerja Praktik

Lokasi pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan di PT. Dan Liris yang

berlokasi pada Sawah, Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo,

Jawa Tengah.

2. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

Pelaksanaan kerja praktik dimulai pada hari senin, 23 Juni 2022

sampai dengan 23 Agustus 2022. Pelaksanaan kerja praktek berlangsung


6

selama 3 Bulan. Selama 3 Bulan itu Mahasiswa dituntut untuk mengikuti

jam kerja pada perusahaan, dimulai bekerja pada hari Senin- Kamis pukul

08.00 - 16.00 WIB, sedangkan pada hari jumat jam kerja dimulai dari pukul

07.30 – 16.00 WIB. Sedangkan untuk tanggal merah, hari sabtu dan minggu

libur.

3. Metode Pengumpulan Data

3.1 Metode Observasi

Observasi merupakan pengamatan dalam penelitian terhadap suatu

objek. Observasi yang dilakukan oleh penulis merupakan observasi

yang terlibat langsung dalam kegiatan yang sedang diamati.

3.2 Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu kegiatan yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi. Dokumentasi dapat berupa gambar

atau tulisan dan angka yang berupa laporan yang dapat mendukung

penelitian.

3.3 Metode Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek

penulisan. Penulis akan mendapatkan informasi sebanyak mungkin

mengenai perihal yang dibutuhkan tentang masalah yang dikaji. Penulis

juga akan menjelaskan kepada responden mengenai tujuan penelitian

dilaksanakan.
7

1.7 Sistematika Penulisan

Tujuan penulis membuat sistematika penulisan yaitu agar pembaca lebih

mudah memahami mengenai gambaran tema yang diangkat penulis. Bab I

Pendahuluan berisikan tentang penjelasan secara umum yang berisikan, latar

belakang tugas akhir ini ditulis, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

kerja praktik, manfaat kerja praktik, serta metode pelaksanaan kerja praktik.

Bab II Landasan Teori berisikan teori-teori yang penulis kutip dari

berbagai sumber yang relevan sebagai acuan penulisan laporan kerja praktik,

yaitu artikel, jurnal, buku, dan karya ilmiah lain. Teori yang akan penulis

gunakan terkait dengan penulisan ini antara lain mengenai prosedur pembelian

bahan baku impor.

Bab III Tinjauan Umum yang berisikan beberapa sub-bab. Pertama

mengenai sejarah perusahaan , sejarah perusahaan menjelaskan mengenai

didirikannya perusahaan, karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut dan

hasil produksi yang dibuat oleh perusahaan. Selanjutnya struktur organisasi

menjelaskan tentang pembagian tugas dan tanggung jawab karyawan dan juga

staff perusahaan. Objek kerja praktik menjelaskan bagaimana pekerjaan yang

dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan kerja praktik di PT. Dan Liris.

Bab IV Pembahasan, berisikan mengenai gambaran kondisi perusahaan

tempat penelitian yaitu PT. Dan Liris Sukoharjo yang meliputi profil

perusahaan, produk dan wilayah, serta struktur organisasi yang berhubungan

dengan tema yang ditulis. Pembahasan alur pembelian kain impor mulai dari

bagian pembelian melakukan order kain ke supplier sesuai permintaan buyer


8

hingga proses kain tersebut diproduksi lalu menganalisis kesalahan-kesalahan

yang mengakibatkan terhambatnya proses produksi yang menimbulkan

kerugian bagi perusahaan.

Bab V Kesimpulan dan Saran merupakan bab terakhir yang penulis bahas

dalam laporan kerja praktik ini. Kesimpulan merupakan hasil pemikiran secara

induktif oleh penulis. Saran yang diajukan penulis merupakan anjuran yang

diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan

penelitian.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Operasional

Produksi (production) merupakan suatu proses menciptakan barang

dan jasa(Heizer, 2005). Sedangkan manajemen operasi (operation

management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

tambah dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

output. Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian

dan pengoptimalisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi

barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha guna

mencapai tujuan suatu perusahaan (Assauri, 2008).

Dari berbagai pendapat para ahli, dapat diuraikan bahwa manajemen

operasional merupakan proses produksi yang menghasilkan nilai

tambah suatu barang atau jasa, dengan cara pemilihan bahan baku, cara

mengolah, teknik operasi dan produksinya hingga produk tersebut

menjadi produk jadi.

Pada manajemen operasi butuh dibuatkan keputusan yang

berhubungan dengan keberlangsungan perusahaan, supaya barang

ataupun jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan baik

mengenai kualitas, kuantitas dan waktu yang direncanakan dengan

biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin serta agar dapat mencukupi

kebutuhan dan kepuasan konsumen.


9
10

Menurut (Handoko, 2010), manajemen produksi dan operasi

mempunyai empat tujuan utama, yaitu:

a. Biaya

Biaya adalah hal yang sangat penting untuk melakukan kegiatan

produksi dan juga mempertimbangkan efisiensi. Pada saat

melakukan produksi tentu juga akan mengeluarkan biaya yang

akan mempengaruhi laba yang yang akan didapat oleh

perusahaan. Sedangkan untuk biaya yang tidak mempengaruhi

proses akan diabaikan.

b. Kualitas

Kualitas juga sangat berkaitan dengan seberapa mengandalkan

produk atau jasa yang dihasilkan oleh proses produksi. Tujuan

ini sangat dipengaruhi oleh cara produk dibuat dalam proses

produksi dan desain produk. Dan juga sebaliknya, kualitas

dipengaruhi beberapa keputusan operasi, yang terdiri dari

proses, keputusan-keputusan tentang produk, pendekatan yang

diambil untuk pengawasan kualitas dan tenaga kerja.

c. Dependability

Dependability mempunyai tujuan yaitu untuk mengukur

seberapa bagus supply barang atau jasa yang bekerjasama

dengan perusahaan. Dalam manajemen operasional,

dependability dapat diukur dengan presentase kekurangan

bahan, presentase pemenuhan janji-janji pengiriman, dan kriteria


11

lainnya. Dependability juga dipengaruhi berbagai keputusan

yang dibuat dalam manajemen operasi, mulai dari keputusan-

keputusan desain proses, schedulling hingga persediaan.

d. Fleksibilitas

Fleksibilitas berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk

membuat perubahan-perubahan mengenai desain produk,

kapasitas produksi, dan sebagainya, untuk menyesuaikan diri

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Fleksibilitas bisa

diukur dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk mengubah

desain produk atau mengubah tingkat kapasitas produksi.

2.2 Ruang Lingkup Manajemen Operasional

Manajemen operasi memiliki sepuluh faktor yang merupakan

strategi untuk mencapai tujuan perusahaan (Heizer & Render, 2005).

Sepuluh keputusan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Desain produk dan jasa adalah sebuah strategi dalam

manajemen operasional yang menjabarkan tentang apa saja

yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu produk atau jasa.

2. Manajemen mutu adalah pembuatan kebijakan dan prosedur

untuk menghasilkan kualitas sesuai ekspektasi konsumen

yang ditargetkan.

3. Desain proses dan kapasitas adalah penentuan proses

produksi dengan menggabungkan manajemen kualitas,


12

sumber daya manusia, modal serta teknologi untuk

menentukan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan.

4. Lokasi adalah strategi untuk menentukan tempat yang akan

ditempati dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti

kedekatan dengan konsumen, dekat dengan bahan baku

maupun dekat dengan pemasok, namun juga harus

mempetimbangkan mengenai biaya, infrastruktur, logistik

maupun peraturan pemerintah.

5. Desain tata letak atau strategi tata ruang, yaitu penyelarasan

antara kapasitas, teknologi, jumlah karyawan, dan jumlah

persediaan yang akan dibutuhkan terhadap tata letak ruang

yang dipakai, untuk meningkatkan produktivitas kegiatan

operasional.

6. Sumber daya manusia adalah strategi dalam melaksanakan

perekrutan calon tenaga kerja, memberikan motivasi untuk

meningkatkan produktifitas dan mempertahankan mereka

yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan.

7. Perawatan adalah strategi untuk memelihara fasilitas

operasional, proses produksi, kebutuhan karyawan untuk

menjaga kegiatan operasional.

8. Perencanaan jangka pendek dan menengah adalah strategi

untuk menjaga keberlangsungan kegiatan operasional


13

perusahaan dari proses produksi hingga terpenuhinya

kegiatan konsumen.

9. Manajemen persediaan adalah penentuan keputusan

mengenai pemesanan dan penyimpanan persediaan dan

sekaligus bagaimana cara pengoptimalan kapabilitas dari

pemasok dan kapan persediaan tersebut akan diproduksi.

10. Manajemen rantai pasokan adalah strategi untuk menentukan

bahan baku yang harus dibeli, penentuan dalam memilih

supplier, prosedur dan ketentuan pengiriman, pembayaran

hingga barang tiba dan siap untuk diproduksi.

2.3 Pengertian Impor dan Importir

2.3.1 Pengertian Impor

Impor merupakan kegiatan perdagangan dengan cara

memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri, yaitu daerah

Pabean Indonesia sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah

berlaku (Tandjung, 2011). Salah satu manfaat dari impor sendiri

yaitu untuk memastikan tersedianya pasokan bahan baku untuk

kegiatan produksi, maka suatu negara mengimpor kepada negara

yang membutuhkan bahan baku tersebut (Tandjung, 2011).

Daerah Pabean merupakan seluruh wilayah indonesia yang

meliputi darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-

tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen

yang berlaku dalam undang-undang (Sarsono, 2013). Berdasarkan


14

pengertian impor diatas dapat disimpulkan bahwa impor merupakan

kegiatan memasukkan barang/komoditi dari luar ke dalam daerah

pabean.

2.3.2 Pengertian Importir

Dalam pasal 1 Peraturan Menteri Perdagangan No. 48 tahun

2015, yang dimaksud importir adalah pihak baik yang berbentuk

badan hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan impor

atau melakukan pembelian baik jasa maupun barang dari luar negeri.

Pihak-pihak yang melakukan impor memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Memiliki perusahaan berbadan hukum yang mempunyai

sertifikat pendirian perusahaan, NPWP, SIUP, tanda

perusahaan, surat keterangan domisili perusahaan dan

dokumen dasar lainnya sebagai perusahaan.

b. Memiliki dokumen Angka Pengenal Impor (API), nomor

registrasi importir dari Departemen

Perdagangan/Kementerian Perdagangan. API dibagi

menjadi dua jenis :

1. Dokumen API untuk importir produsen (memiliki

pabrik)

2. Dokumen API-U untuk importir umum yang

biasanya hanya perusahaan dagang yang mengimpor


15

barang dan selanjutnya untuk dijual lagi ke pasar,

tidak punya pabrik dan bisnis pengolahan tertentu.

3. Memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dan

nomor surat registrasi yang didapat setelah registrasi

ke Bea Cukai

2.4 Dokumen Impor

Menurut Sarpini (2007) dokumen yang biasa dipergunakan untuk

transaksi impor antara lain sebagai berikut:

2.4.1 Dokumen Finansial

a. Draft / Bill of Exchange / Wesel

Surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari penerbit

wesel tersebut kepada pihak yang tertarik untuk membayar

sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang

ditunjuknya pada waktu yang ditentukan.

b. Surat Askep (Promissory Notes)

Surat berharga yang berisi pernyataan kesanggupan untuk

membayar sejumlah uang tanpa syarat tertentu kepada pihak

yang ditujukan pada suatu tanggal tertentu.

2.4.2 Dokumen Komersil

a. Dokumen-dokumen pengangkutan

1. Bill of Lading (B/L)

Suatu dokumen yang dikeluarkan oleh pihak ekspedisi pada

tanggal tertentu yang menerangkan telah menerima barang


16

tertentu untuk diangkut dan diserahkan kepada pihak tertentu

berdasarkan syarat-syarat penyerahan yang disepakati.

2. Air Way Bill

Dokumen B/L yang dikirim menggunakan pesawat terbang.

3. Railway Consigment Note

Dokumen B/L yang dikirim menggunakan kereta api.

b. Invoice

Invoice merupakan dokumen perdagangan yang

menginformasikan jumlah wesel yang akan ditarik, jumlah

penutupan asuransi, dan penyelesaian bea masuk.

1. Proforma Invoice

Faktur penawaran barang dari yang diterbitkan oleh penjual

dan pembeli.

2. Commercial invoice

Merupakan nota perincian keterangan dan harga barang yang

dijual .

3. Consular invoice

Invoice yang dikeluarkan oleh instansi resmi yakni kedutaan

(konsultan).
17

2.4.3 Dokumen Asuransi

1. Insurance Policy

Bukti kontrak asuransi barang yang akan diangkut dengan

kapal atas nama si tertanggung membayar premi.

2. Insurance Certificate

Surat keterangan yang menyatakan telah dilakukan penutupan

open policy.

3. Cover Note

Pemberitahuan dari perusahaan asuransi menyatakan bahwa

sebuah asuransi telah ditutup sementara menunggu polis atau

sertifikat asuransi dikeluarkan.

2.4.4 Dokumen Pendukung

1. Packing List

Dokumen yang dibuat oleh eksportir yang menerangkan

uraian barang yang dikemas dalam peti kemas. Packing List

akan diperiksa oleh Bea Cukai untuk mengecek kebenaran

barang yang ada di dalam peti .

2. Certificate Of Origin

Keterangan bukti asal-usul barang yang di ekspor dan

umumnya dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan, Kamar

dagang, Jawatan kehutanan, Bea Cukai, dsb.

3. Certificate of Quality
18

Dibuat oleh badan penelitian dan pengembangan industri

suatu negara yang disahkan oleh pemerintahnya untuk

memeriksa mutu barang ekspor.

4. Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen dan menyatakan

barang-barang tersebut adalah hasil produksi nya dan

membawa merek dagang nya (Trade Mark).

5. Certificate of Analysis

Dokumen sertifikat yang menerangkan bahan-bahan yang ada

dalam suatu barang, pengecekan ini dilakukan oleh badan

analisis bahan-bahan kimia atau obat-obat an.

6. Weight Certificate

Surat pernyataan rincian lengkap jenis , jumlah satuan, berat

kotor dan berat bersih tiap kemasan.

7. Measurement List (Daftar Ukuran)

Dokumen yang dibuat oleh eksportir menerangkan ukuran

panjang, tebal, garis tengah , dan isi barang yang bersangkutan.

Ukuran-ukurannya harus sama dengan syarat-syarat yang

dicantumkan di L/C. Volume pengepakan barang digunakan

antara lain untuk menghitung ongkos angkut.

8. Sanitary, Health, and Veterinary Certificate

Sanitary Certificate diperlukan untuk menyatakan bahwa

bahan baku ekspor, tanaman-tanaman atau bagian-bagian dari

hasil-hasil tanaman telah diperiksa dan bebas dari hama-hama


19

penyakit. Veterinary Certificate dan Health Certificate

diperuntukkan bagi produksi-produksi laut serta tulang hewan

dan ternak.

2.4.5 Dokumen Lain-lain

1. Perusahaan Freight Forwarder memberikan tanda penerimaan

(resi) barang kepada eksportir dan importir yang

menggunakan jasanya, umumnya receipt house B/L.

2. Delivery Order (D.O)

Umumnya dikeluarkan oleh bank, fungsinya sebagai surat

perintah kepada gudang tempat penyimpanan barang untuk

menyerahkan kepada pihak yang berwenang (penilik/pihak

yang disebutkan dalam D.O) . Atau sebagai surat jalan yang

dikeluarkan oleh Bea Cukai untuk mengeluarkan barang dari

pelabuhan.

3. Warehouse Receipt

Tanda terima yang dikeluarkan oleh sebuah gudang atas

penerimaan barang.

4. Trust Receipt

Dokumen atau instrumen yang digunakan oleh seorang

importir untuk mendapatkan atau memiliki dokumen-

dokumen pengapalan sebuah L/C agar importir tersebut dapat

menjual barang-barang yang bersangkutan sebelum


20

membayar/menebus dokumen-dokumen pengapalan tersebut

kepada bank.

2.5 Pengertian Prosedur Pembelian Bahan Baku

2.5.1 Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih. Untuk menjamin

penanganan secara seragam mengenai transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang (Mulyadi,2016).

2.5.2 Pengertian Pembelian

Pembelian adalah suatu sistem kegiatan dalam perusahaan

untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan

(Surwajeni,2015). Sedangkan pengertian lain dari pembelian adalah

serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui

penukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual

kembali (Mulyadi,2008).

2.5.3 Pengertian Bahan Baku

Bahan baku adalah meliputi semua bahan yang

dipergunakan dalam perusahaan pabrik, kecuali terhadap bahan-

bahan yang secara fisik akan digabungkan dengan produk yang

dihasilkan oleh perusahaan pabrik tersebut. Jadi bahan baku

merupakan salah satu janur yang paling aktif di dalam perusahaan

yang secara terus menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual

kembali . Sedangkan pengertian lain dari bahan baku yaitu bahan-


21

bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk

keseluruhan dari produk jadi (Sujarweni, 2015). Berdasarkan semua

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur pembelian

bahan baku adalah tata cara dalam memesan atau mengadakan

persediaan bahan utama yang digunakan untuk pembuatan produk

jadi dan dilakukan secara berulang-ulang.

2.6 Prosedur Pembelian Bahan Baku

Prosedur pembelian bahan baku merupakan hal yang penting bagi

suatu perusahaan agar kegiatan yang ada di dalamnya berjalan dengan

baik. Secara harus besar dalam sistem akuntansi, pembelian memiliki 6

Prosedur (Mulyadi, 2016). Berikut 5 prosedur tersebut :

2.6.1 Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku

Dalam prosedur permintaan pembelian bahan baku, divisi

gudang akan mengajukan permintaan pembelian kepada divisi

pembelian dalam bentuk form surat permintaan bahan baku kepada

divisi pembelian.

2.6.2 Prosedur Pemilihan Pemasok/Supplier dan Penentuan

Harga

Dalam hal ini divisi pembelian akan melakukan survey dan

company visit terlebih dahulu, setelah menemukan pemasok yang

sesuai dengan kategori, perusahaan mengirimkan surat penawaran

kepada pemasok untuk mendapatkan informasi harga, kualitas

barang serta syarat yang harus dipenuhi. Proses ini bisa digunakan
22

ke beberapa pemasok agar bisa mengetahui harga yang murah

dengan kualitas terbaik.

2.6.3 Prosedur Pemesanan Pembelian

Dalam tahap ini, divisi pembelian mengirimkan surat

pesanan mengenai barang dan kuantitas barang yang akan dipesan

kepada supplier yang telah dipilih dan telah menjalin kerja sama.

Bagian pembelian akan mengirimkan detail pesanan sesuai dengan

kebutuhan produksi.

2.6.4 Prosedur Penerimaan Barang

Dalam Prosedur ini, divisi penerimaan barang melakukan

pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu barang yang

datang. Barang yang datang kemudian langsung diinspeksi oleh

bagian QC/ quality control yang kemudian dibuat laporan.

2.6.5 Prosedur Pembayaran

Dalam prosedur pembayaran, divisi keuangan bertugas

untuk melakukan pembayaran pesanan. Proses pembayaran

dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara bagian pembelian dan

supplier.

2.7 Dokumen-dokumen Prosedur Pembelian Bahan Baku

Dokumen-dokumen yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi

pembelian bahan baku menurut Mulyadi(2016) adalah sebagai berikut :

1. Surat Permintaan Pembelian (SPP)

2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH)


23

3. Surat Order Pembelian (SOP)

4. Laporan Penerimaan Barang (LPB)

5. Surat Perubahan Order (SPO)

6. Bukti Kas Keluar (BKK)

2.8 Pengendalian Internasional Prosedur Pembelian Bahan Baku

Sistem pengendalian yang digunakan dalam prosedur pembelian

bahan baku menurut Astuti dan Amanda (2020:90) adalah sebagai

berikut :

1. Adanya pemisahan wewenang dan fungsi dari tiap-tiap divisi agar

setiap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ranah, seperti:

divisi gudang, divisi pembelian, divisi penerimaan, divisi

akuntansi divisi keuangan.

2. Adanya sistem otorisasi serta prosedur pencatatan data-data yang

berkaitan dengan pembelian bahan baku. Adapun sistem otorisasi

yang diterapkan adalah sebagai berikut :

a. Surat permintaan pembelian bahan baku yang ditandatangani

oleh pejabat tertinggi dari divisi gudang.

b. Setiap pemilihan pemasok yang harus disetujui manager

divisi pembelian dan direktur utama.

c. Setiap pembelian bahan baku harus disetujui oleh manajer

pembelian dan manajer keuangan.

d. Laporan penerimaan barang harus ditandatangani oleh divisi

penerimaan serta divisi gudang.


24

e. Setiap pencatatan yang dilakukan oleh pihak akuntansi harus

berdasarkan dokumen yang sudah diotorisasi oleh manajer

akuntansi.

f. Sebelum melakukan pembayaran, harus ada otorisasi terlebih

dahulu oleh direktur utama, manajer keuangan serta manajer

akuntansi.

3. Otorisasi Tambahan Untuk Pengendalian

a. Setiap dokumen wajib mempunyai kode dan nomor urut

agar mudah dalam pencatatan serta pengarsipan.

b. Dilakukan pengarsipan dokumen yang masuk atau keluar

pada setiap divisi. Tujuan dilakukan pengarsipan agar

memudahkan ketika sedang dicari.

c. Setiap dokumen yang diberikan harus ada tanda otorisasi

dari pihak yang bertanggung jawab

d. Penyimpanan arsip dilakukan per divisi dengan masa

pakai minimal 5 tahun pemakaian.

4. Divisi yang terkait dengan pembelian bahan baku

a. Divisi gudang

Divisi gudang bertanggung jawab dalam mengajukan

pembelian bahan baku sesuai dengan persediaan yang ada

di gudang kepada divisi pembelian.


25

b. Divisi pembelian

Divisi pembelian bertanggung jawab dalam menentukan

siapa pihak pemasok/supplier, harga, jenis, atau tipe

bahan baku yang sudah disesuaikan menurut standar

perusahaan.

c. Divisi penerimaan

Divisi penerimaan bertanggung jawab dalam menerima

bahan baku yang masuk dan menjadi tempat pengecekan

suatu bahan baku layak atau tidak untuk digunakan di

dalam perusahaan.
BAB III

Tinjauan Umum

3.1 Sejarah Perusahaan

PT. Dan Liris didirikan pada tahun 1974 yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah.

Dan Liris merupakan produsen tekstil dan garmen (pakaian jadi) yang

menghasilkan produk-produk yang sudah dipasarkan ke lebih dari 20 negara dan

pasar domestik Indonesia. Jumlah total karyawan saat ini yaitu kebih dari 8.000

orang dan memiliki mesin-mesin yang berteknologi tinggi untuk mendapatkan hasil

yang berkualitas. PT. Dan Liris dapat dikatakan perusahaan penghasil garmen

terbanyak di kota Solo. Produk garmen yang dihasilkan setiap tahun mencapai lebih

dari 7,5 juta potong. Dan Liris juga sudah mengekspor produknya keberbagai

negara, seperti Amerika, Australia, Jepang dan negara-negara di Eropa. Perusahaan

ini juga telah membentuk hubungan jangka panjang dengan banyak merek besar

dunia seperti Barbour, Ted Baker, Michael Kors, dan Trutex. Hasil produksi divisi

garmen di PT. Dan Liris antara lain : kemeja pria, blouse perempuan, pakaian anak,

piyama, kaos cetak, blazer, jaket dan lain-lain. PT. Dan Liris memiliki 2.800 mesin

jahit untuk memproduksi garmen (pkaian jadi). Didukung dengan model

komputerisasi untuk mendapatkan keakuratan dan konsistensi dalam pembuatan

pola, ukuran serta warna tiap garmen, pengeluaran 37 dan waktu yang dibutuhkan

juga berkurang dibanding dengan mendesain secara manual.

26
27

3.2 Struktur Organisasi

Penyusunan struktur organisasi dilakukan dengan perkembangan

perusahaan, sehingga pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab

dilaksanakan dengan jelas agar organisasi dapat berjalan dengan lancar untuk

mencapai tujuan perusahaan. Dibawah ini adalah struktur organisasi PT. Dan

Liris dibagian Pembelian.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Divisi Pembelian PT. Dan Liris


28

3.3 Tugas & Wewenang

Adapun diskripsi tugas dan wewenang dari bagian pembelian adalah

sebagai berikut :

1. Direktur Pembelian

Direktur pembelian memiliki tugas untuk memimpin divisi

pembelian. Mengambil keputusan penting dalam divisi pembelian. Menjadi

pengawas dalam setiap kegiatan divisi pembelian. Menerima semua laporan

dari kepala divisi dan membuat laporan untuk direktur umum.

2. Kepala Divisi

Kepala divis memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk

merencanakan serta mengembangkan rencana untuk tujuan perusahaan

termasuk kebijakan dan sasaran mutunya. Menetapkan metode kebijakan

sebagai alat untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang

dibebankan. Selain itu,tugas lain dari seorang kadiv yaitu mengendalikan

dan mengawasi pimpinan dibahwahnya agar dapat menjalankan tugas yang

dibebankan.

3. Kepala Bagian

Kepala divisi memiliki tugas untuk melaksanakan sasaran jangka

panjang dan pendek yang ditetapkan oleh direksi atau pimpinan di atasnya

dan menterjemahkan ke dalam pelaksanaan kerja bagian yang dipimpinnya.

Melaksanakan tindakan perbaikan/pencegahan dari temuan

internal/eksternal audit, complain pelanggan dan tinjauan manajemen.


29

4. Kepala Seksie

Mengkoordinir/memberi arahan dan mengendalikan pelaksanaan

kegiatan kerja sehari-hari kepada kelompok-kelompok kerja/sub-sub seksie

di bawahnya agar terjamin bahwa sasaran jangka pendek dapat tercapai.

Mengevaluasi, mengusulkan/menetapkan tindakan perbaikan dan

memberikan laporan kepada kepala bagian tentang kemajuan realisasi

pekerjaan yang telah dicapai meupun kesulitan-kesulitan / hambatan-

hambatan yang belum dapat teratasi. Merencanakan, mengatur dan

menyiapkan perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan.

5. Staff

Mengatur pelaksanaan kerja berdasarkan rencana kerja (prosedur

pengendalian, instruksi kerja, planning yang ditetapkan dan monitoring

proses) dan tugas lain yang dibebankan pimpinan. Mengkoordinir,

membina/melatih karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai

kebijakan dan sasaran mutu perusahaan. Mengontrol semua tahapan kerja

agar dapat dicegah penyimpangan-penyimpangan kerja yang

memungkinkan dapat terjadinya ketidaksesuaian produk.


30

3.4 Objek Kerja Praktik

Kerja Praktik yang dilakukan oleh penulis berlangsung pada bulan Mei –

Agustus 2022. Pelaksanaan kerja praktik ini berlangsung di PT. Dan Liris dan

penulis ditempatkan pada bagian pembelian. Berikut uraian kegiatan penulis

selama melaksanakan kerja praktik.

1. Melakukan pembuatan surat Nota Intern

Pada bagian pembelian penulis memastikan ulang apakah barang

yang dibeli sesuai dengan spesifikasi yang ada di PO, seperti pengecekan

harga barang dan juga jumlah quantity yang di order . Apabila terdapat

ketidaksesuaian maka akan dikomunikasikan ke bagian pembelian

sebelumnya yang mengurus tentang barang yang di order. Setelah

pengecekan tersebut sudah selesai maka yang selanjutnya penulis akan

membuat Nota Intern berdasarkan bon penerimaan, PO, invoice dan faktur

pajak yang selanjutnya surat nota inatern tersebut akan dibawa kebagian

kasir guna melakukan pembayaran.

2. Ekspedisi Nota Intern

Pada tahap ini sebelum Nota Intern di kirim kan ke kasir, penulis

terlebih dahulu akan mengekspedisi nota intern tersebut pada DMS

(Danliris Management System). Tujuan dilakukannya ekspedisi ini guna

untuk menyimpan data pembelian yang akan dibayar kan oleh kasir.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tugas dan Fungsi Bagian Pembelian

4.1.1 Prosedur Pengendalian Bahan Baku impor PT. Dan Liris

Pembelian impor kain merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan PT.

Dan Liris untuk merealisasikan kegiatan produksi yang dapat menghasilkan

pakaian jadi untuk diekspor. Kegiatan impor dilakukan untuk menjaga kualitas

produk yang dihasilkan, karena kain impor dinilai memiliki mutu yang tinggi

daripada kain lokal.

Pengiriman kain impor yang dilakukan oleh supplier menggunakan via

kapal, dikarenakan biaya yang lebih murah. Hal ini tergantung kondisi dan

kesepakatan antara bagian pembelian dan supplier. Apabila waktu pengiriman

kain mendekati shipment garment perusahaan, maka pengiriman akan dilakukan

menggunakan pesawat (by air). Prosedur pembelian dilakukan mulai dari

penerimaan order dari buyer hingga kain siap diproduksi.

4.1.1.1 Pemilihan supplier/pemasok

1. Bagian pembelian melakukan survey melalui company profile atau

melakukan kunjungan langsung ke supplier sebelum menjadi rekanan.

2. Supplierregular dan nominate yang sudah memenuhi standart lead time

pembelian bahan baku dicatat dalam formulir checklist supplier.

3. Supplier yang telah memenuhi penilaian dapat dimasukkan ke dalam daftar

supplier disetujui.

31
32

4. Untuk supplier nominate yang tidak memenuhi standart pembelian akan

diinformasikan ke buyer melalui bagian untuk ditindak lanjuti.

5. Bagian pembelian melakukan evaluasi dan re-evaluasi supplier regular dan

nominate (yang ditunjuk buyer) minimal 6 bulan sekali dan dicatat pada

formulir penilaian supplier atau penilaian supplier jasa.

6. Apabila dalam periode 6 bulan tidak ada transaksi dengan supplier, maka

bagian pembelian tidak akan melakukan re-evaluasi.

7. Untuk hasil penelitian supplier yang masuk dalam kategori

“dipertimbangkan” yang dikarenakan dari pihak supplier, akan diberi teguran

lewat email atau kunjungan secara langsung dan masih bisa digunakan atas

persetujuan management/buyer.

8. Untuk hasil penilaian supplier yang masuk kategori “ditolak” masih bisa

digunakan atas persetujuan management/buyer.

9. Bahan baku kiriman buyer tidak akan dilakukan evaluasi.

4.1.1.2 Proses Pembelian

a. Pembelian per job order ke supplierregular

1. Bagian pembelian mencarikan barang berdasarkan booking dari

penjualan melaui email dan atau purchase order/PO pembelian.

2. Setelah PO divalidasi, bagian pembelian memproses PO internal sesuai

barang yang akan diorderkan.

3. Setelah PO internal lengkap dengan detail spesifikasi barang yang akan

dibeli, bagian pembelian memproses PO eksternal dengan menginput

nama supplier, tanggal delivery harga dan syarat lain yang diperlukan.
33

4. Bagian pembelian mengorderkan barang berdasarkan PO Eksternal dan

melalui email dan atau PO ke supplier.

5. Bagian pembelian membuat disposisi pembayaran berdasarkan

Proforma Invoice (PI) yang diterbitkan oleh supplier (untuk

pembayaran TT Before)

6. Bagian pembelian memonitor barang yang dibeli melalui Monitoring

Purchase.

7. Bagian pembelian menerima barang dari supplier dengan memberi

paraf dan tanggal barang datang pada surat jalan.

8. Surat jalan diserahkan ke bagian administrasi pembelian untuk diinput

ke system dan tembusan surat jalan diserahkan gudang unit produksi

(disertai perincian job ordernya).

9. Bagian pembelian memastikan barang yang dibeli sesuai dengan

spesifikasi yang ada di PO melalui persetujuan bahan baku yang

diajukan dari bagian gudang unit setiap kali ada kedatangan barang.

10. Bagian unit produksi melakukan pemeriksaan terhadap barang yang

datang, apabila terdapat ketidaksesuaian akan dikomunikasikan ke

bagian pembelian dan mengacu pada prosedur ketidaksesuaian dan

tindakan korektif.

11. Berdasarkan bon penerimaan, PO, invoice dan atau faktur pajak akan

dilanjutkan pembuatan Nota Intern untuk proses pembayran ke

supplier.
34

12. Proses pembayaran dilaksanakan oleh bagian keuangan, dan setelah

selesai semua file akan didokumentasikan di bagian pembukuan.

b. Pembelian per job order ke supplier nominate

1. Bagian pembelian menerima informasi dari bagian penjualan melalui

email atau informasi lain tentang kebutuhan barang-barang yang harus

dibeli (supplier nominate).

2. Berdasarkan informasi yang diterima, bagian pembelian melakukan

pembelian barang-barang tersebut ke supplier nominate.

3. Bagian pembelian kemudian melakukan pembelian sesuai dengan

proses yang ada pada supplier regular.

4.1.1.3 Proses Pembayaran

1. Pembayan didepan (TT Before)

Dibuatkan pengajuan disposisi berdasarkan kesepakatan antara supplier

dengan perusahaan mengacu pada Proforma Invoice yang diterbitkan

supplier.

2. Pembayaran berjangka (TT After)

Proses pembayaran berjangka dilakukan dengan cara pembuatan nota

intern dan untuk mempercepat proses pembayaran dapat dilakukan

dengan cara pembuatan disposisi yang disetujui oleh pimpinan

pembelian.
35

4.1.2 Alur Penerimaan Order dan Pemesanan Bahan Baku

PT. Dan Liris menerima pesanan produk garmen melalui MD

(Merchandiser) perusahaan. Setelah sepakat denga buyer dilakukan

disposisi kepada bagian pembelian untuk melakukan pembelian kain yang

dibutuhkan. Pembelian bertanggung jawab melakukan follow up kepada

supplier. Berikut proses pembelian bahan baku dan penerimaan order

dimulai dari order yang dilakukan oleh buyer sampai barang diterima oleh

perusahaan dalam bentuk flowchart.

13
1 2
Buyer MD Supplier
8 9
12
14
3
7 Pembelian Bagian
6 Gudang
Break Down Dan Lioris
11 10
Quality Order
Kasir
4
5
Marker/Pola Fabric
consumption

Gambar 4.1 Flow Chart Prosedur Penerimaan Order dan


Pemesanan Bahan Baku PT. Dan Liris
Sumber (Data Primer, 2022)

Keterangan :
36

1) Buyer akan menjelaskan mengenai rincian order terkait kain yang akan

dibutuhkan untuk produknya dan memberikan fabric memo kepada MD.

Dalam tahap ini terdengar buyer juga berhubungan langsung dengan

supplier dan memberikan fabric memo langsung kepada supplier (supplier

nominate).

Catatan : pada alur ini terjadi kesalahan yang dilakukan oleh supplier.

Kesalahannya yaitu mengirimkan fabric tidak sesuai dengan fabric memo

yang telah diberikan oleh buyer, sehingga permintaan buyer tidak sesuai

dengan bahan baku yang datang. Hal ini mengakibatkan proses lainnya

terganggu.

2) MD akan memberitahukan mengenai detai fabric memo kepada supplier

yang telah ditunjuk oleh buyer.

3) Buyer akan menentukan break down quantity order, yaitu jumlah garmen

yang akan di order oleh buyer.

4) Buyer memberikan marker (pola) garmen.

5) Setelah menghitung antara jumlah order dan pola garmen, akan

memunculkan hasil penentuan Fabric Consumption (jumlah kain yang

dibutuhkan) untuk proses produksi.

6) Hasil Fabric Consumption akan diberikan kepada supplier. Menunggu

konfirmasi dari supplier mengenai sanggup atau tidaknya supplier untuk

membuat pesanan.

Catatan : fabric consumption yang telah ditentukan terkadang terlalu mepet

dengan kebutuhan quantity untuk diproduksi, sehingga apabila terdapat


37

kerusakan yang cukup banyak, perusahaan harus melakukan pengorderan

ulang.

7) Supplier memberikan informasi kepada MD bahwa sanggup untuk

memenuhi pesanan. MD akan memberikan informasi kepada buyer

mengenai fix quantity order. Setelah buyer menyetujui, MD akan

melakukan disposisi dengan bagian pembelian. Pembelian melakukan

follow up kepada supplier terkait pemesanan kain.

8) Pembelian memberikan purchase order kepada supplier.

9) Supplier mengirimkan peforma invoice kepada pembelian. Pembelian akan

mengecek PI tersebut dan memastikan PI cocok dengan PO. Setelah cocok

pembelian akan mengirimkan kembali PI yang sudah ditanda tangan kepada

supplier. Setalah mendekati ETD (Estimate Time Deliverd), supplier akan

mengirimkan commercial invoice / final invoice kepada pembelian.

10) Pemebelian melakukan disposisi pembayaran kepada pembelian kasir untuk

membayar tagihan sesuai dengan commercial invoice yang diberikan

supplier.

11) Kasir akan memberi ifnromasi kepada pembelian setelah pembayaran

dilakukan.

Catatan : sistem pembayaran yang digunakan oleh PT. Dan Liris adalah

telegraphic transfer. Cash Flow perusahaan yang tidak menentu membuat

pembayaran kerap tertunda yang mengakibatkan penahanan BL/Bill Off

Lnading oleh supplier tertentu. Sehingga ketika barang sudah tiba di


38

pelabuhan indonesia, barang tersebut tidak dapat dipindah tangan kepada

perusahaan sebelum transaksi lunas.

12) Pembelian akan memberikan tanda bukti pembayaran kepada supplier.

Setelah supplier mengkonfirmasi pembayaran, supplier akan mengirim

barang dan memberikan shipping document.

13) Barang datang dari supplier diberikan kebagian gudang PT. Dan Liris untuk

diperiksa.

14) Bagian gudang akan memberikan informasi mengenai kedatangan barang

kepada pembelian.

Catatan : kuantitas barang yang tidak sesuai dengan jumlah kuantitas yang

ada pada PO (Purchase Order).

Proses pemesanan bahan baku harus berasal dari kesepakatan antara

buyer denga eksportir (PT. Dan Liris), hal ini dibuthkan agar supplier dapat

mengirimkan bahan baku sesuai dengan permintaan buyer baik dari segi

kualitas, kuantitas maupun waktu pengiriman. Barang akan dicek terlebih

dahulu oleh bagian QC (Quality Control), apabila tidak sesuai maka yang

terjadi adalah terhambatnya proses produksi karena harus menunggu bahan

baku yang sesuai.


39

4.2 Pengecekan Kerusakan Bahan Baku

4.2.1 Tabel Monitoring Fabric

Data primer yang didapat dari perusahaan yang berkaitan dengan

laporan kerja praktik ini antara lain monitoring fabric dan laporan

pengiriman fabric dari negara supplier hingga tiba di PT. Dan Liris

Sukoharjo.

No. Bulan Supplier Qty PO Qty Selisih %


datang
1. Januari SPRING 1500 1546,7 +46,7 +3,1%
IMPORTS & MT MT
EXPORTS PTY
2. Februari SUNRISE 1500 1476 -24 -1,6%
TEXTILE MT MT
KOREA
3. Maret HEBEI 5600 280 -5.320 -95%
BAOSHENG MT MT
TEXTILE CO
LTD
4. April HANGZHOU 1273 1287 +14 +1,09%
GUOXING YARD YARD
5. Mei SPRING 1000 1015,3 +15,3 +1,5%
IMPORTS & MT MT
EXPORTS PTY
6. Juni CHANGZHOU 1801 1861,7 +60,7 +3,4%
TAOYUAN MT MT
TEXTILE CO.
LTD
7. Juli STARLINES 1720 1457 -263 -15,2%
CORPORATION YARD YARD
LTD
8. Agustus CHANGZHOU 632 625,1 -6,9 -1,1%
EAST TEXTILE YARD YARD
CO., LTD
9. September SPRING 1000 987,3 -12,7 1,2%
IMPORTS & MT MT
EXPORTS PTY
40

10. Oktober CHANGZHOU 5498 5472,6 -25,4 -0,4%


EAST TEXTILE YARD YARD
CO., LTD
11. November HANGZHOU 1805 1876,25 +71,25 +3,9%
GUOXING YARD YARD
12. Desember TRUE 287,5 288,6 +11 +3,8%
ALLIANCE MT MT

Tabel 4.1 merupakan data monitoring fabric selama 2021 yang mengalami

kekurangan dan kelebihan quantity yang seharusnya. Dari data tersebut dapat

dilihat kekurangan kuantitas tertinggi yaitu sebesar -95 %. Dan kelebihan

kuantitas tertingi sebesar 3,9 %.

Keterlambatan pengiriman fabric juga kerap dialami oleh PT. Dan

Liris yang dikarenakan lambatnya produksi bahan baku kain oleh supplier.

Keterlambatan pengiriman kain tentu membuat terhambatnya proses

produksi, karena semakin mundur pengiriman maka semakin mundur pula

tanggal shipment garment yang telah disepakati dengan buyer.

Tabel 4.2
Data Pengiriman Fabric PT. Dan Liris 2021
No. Bulan supplier Invoice ETA DL Arrived
1. Januari STEWART & TRS- 22 27
HEATON 1241659, 61, January January
CLOTHING CO 64 2021 2021

2. Februari PENFABRIC 2062224 01 March 16 March


SDN BHD 2021 2021

3. Maret Y&L CN-11391 07 May 24 June


TRADING CO 2021 2021
LTD
4. April HANGZHOU GXI21-00015 31 May 08 June
GUOXING 2021 2021
41

5. Mei SHENZHEN BY2105052 29 May 17 June


BOYANGTEX 2021 2021
CO LTD
6. Juni CHARLES 3076300 29 July 10 August
PARSONS 2021 2021

7. Juli STARLINES 21-11013B 13 August 07


CORPORATION 2021 September
LTD 2021

8. Agustus CHARLES 3449895 30 12


PARSONS October November
2021 2021

9. September HOCK JOO TEX 10072280 29 30


ENTERPRISES October September
PTE 2021 2021

10. Oktober PENFABRIC 2066349 12 05


SDN BHD November November
2021 2021

11. November CHIA HER YS10B021 03 10


INDS CO LTD December December
2021 2021

12. Desember SHINO SNP- 22 23


SHOUTEN 3155AMEND December December
CO.LTD 2021 2021

Tabel 4.2 merupakan sebagian data monitoring fabric mengenai

perkiraan pengiriman fabric dari negara supplier hingga tiba di PT. Dan Liris.

ETA DL (Estimated Time Arrived Dan Liris) merupakan tanggal perkiraan

barang tiba di PT. Dan Liris. Kolom Arrived merupakan tanggal barang tiba di

PT. Dan Liris. Arrived merupakan tanggal barang tiba yang sebenarnya di PT.

Dan Liris. Dilihat dari tabel diatas, ETA DL (Estimated Time Arrived Dan Liris)

jauh dengan tanggal tiba sebenarnya.


42

4.2.2 Alur Penerimaan Barang

1. Bagian gudang menerima barang berdasarkan surat jalan dari bagian

pembelian. Khusus untuk barang titipan dari buyer, bagian gudang

menerima bahan berdasarkan invoice atau surat jalan.

2. Bagian gudang bahan baku pada saat penerimaan fabric harus memastikan

test report fabric yang telah dilampirkan, apabila tidak dilampirkan maka

harus dikomunikasikan dengan bagian pembelian.

3. Surat jalan ditandatangani terlebih dahulu oleh bagian pembelian sebelum

barang diterima oleh bagian gudang dan disertai perincian per job order.

4. Bahan baku dimintakan validasi oleh bagian gudang terlebih dahulu ke

bagian pembelian dengan menggunkan persetujuan bahan baku.

a. Pengecekan kuantitas

1. Bagian gudang mengecek kesesuaian jumlah barang yang

diterima apabila telah sesuai denga surat jalan atau

lampiran, maka untuk smentara bahan baku yang telah

diterima, dicatat di dalam formulir data penerimaan bahan

baku awal.

2. Apabila barang datang tidak sesuai dengan surat jalan tau

lampiran dari supplier, maka langsung dikomunikasikan ke

bagian pembelian untuk ditindaklanjuti, untuk bahan baku

yang tidak sesuai akan dicatat dalam data penerimaan

bahan baku awal.


43

b. Pengecekan kualitas

1. Dilakukan pengecekan kualitas bahan baku oleh bagian QC

dan hasilnya dicatat pada from data penerimaan bahan

baku, shade continue card, interlining continue card,

laporan penilaian kualitas 10 point system atau laporan

penilaian kualitas 4 point apabila telah memenuhi syarat

maka barang-brang tersebut dinyatakan diterima penuh

oleh bagian gudang.

2. Dilakukan pengetesan humidity setiap kedatangan bahan

baku dengan sampling pengetesan sesuai dengan

pengecekan kualitas 4 point atau 10 point system. Hasil

pengecekan dicatat pada laporan penilaian kualitas 4 point

system / laporan 10 point system dan kartu stelling bahan

baku.

3. Apabila menggunakan fabric stock (stock fabric lebih dari

2 tahun) maka harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu

ke bagian penjualan dan dilakukan pengetesan humidty dan

pengecekan blanked card sesuai standar pengecekan.

4. Bagian gudang membuat Bon penerimaan setelah proses

pengecekan selesai dilaksanakan.


44

4.2.3 Penetapan Barang

1. Bahan baku yang datang diletakkan di area blue zone sesuai layout

masing-masing gudang produksi.

2. Inspek bahan baku dilakukan oleh bagian QC mengacu pada intruksi

kerja 10 point system dan intruksi kerja 4 point system dan dilakukan di

area orange zone sesuai layout masing-masing gudang produksi.

3. Setelah inspek selesai dilaksanakan, bahan baku yang sesuai akan masuk

green zone, yang tidak sesuai akan masuk red zone.

4. Penetapan roll bahan baku dilakukan sesuai dengan gambar penataan roll

bahan baku pada rak, gambar penetapan roll bahan baku pada palet dan

standar penempatan bahan baku, sesuai layout masing-masing gudang

produksi dan diberi indentifikasi.

5. Bahan baku disimpan sesuai artikelnya dan diberi kartu stelling bahan

baku dan identifikasi.

6. Kecuali dalam kondisi tertentu, bahan baku dapat ditempatkan di luar

area gudang, maka akan diberi identifikasi khusus.

7. Untuk bahan baku sisa produksi disimpan sementara di area yellow zone

(obsolote) sebelum diretur.

4.2.4 Pengeluaran Barang

1. Bagian gudang mengeluarkan bahan baku sesuai permintaan yang

dibutuhkan berdasarkan Delivery Order / DO dan bagian Gudang

menerbitkan formulir pengiriman bahan baku ke bagian Cutting dan

membuat Bon pengeluaran barang.


45

2. Apabila ada permintaan oleh bagian pembelian atau bagian penjualan

untuk mengeluarkan bahan baku, dapat dilakukan berdasarkan surat

permintaan atau e-mail, untuk pembuatan bon pengeluaran oleh bagian

gudang.

3. Apabila ada permintaan fabric untuk BS, bagian gudang mengeluarkan

bahan baku berdasarkan surat permintaan tambahan bahan baku sebagai

bukti pengambilan barang dan kemudian membuat bon pengeluaran.

4.2.5 Retur barang sisa

1. Untuk bahan baku yangakan diretur ke gudang pembelian dibuat laporan

retur bahan baku, kemudia dibuatkan bon pengeluara.

2. Proses retur untuk bahan baku dilakukan setiap awal bulan ke bagian

gudang pembelian (sisa produksi).

4.2.6 Transfer barang

1. Apabila ada proses order yang dipindahkan (ditransfer antar konfeksi)

berdasarakan informasi dari bagian PPIC dengan formulir surat transfer

order, bagian gudang menyiapkan barang yang dimaksud dan membuat

bon pengeluaran terhadap barang tersebut.

2. Untuk bahan baku yang dipindahkan proses (ditransfer atau konfeksi)

dengan disertai laporan pengecekan kuantitas dan kualitas dari konfeksi

yang menyerahkan (jika telah dilakukan pengecekan), apabila belum

dilakukan pengecekan maka bahan baku dan bahan pendukung tersebut

dilakukan pengecekan.
46

Tabel 4.3
Analisis kesalahan yang terjadi pada proses penerimaan bahan
baku
NO Jenis Kesalahan Penyebab
1 Bahan baku terlambat Supplier mengirimkan barang
tidak tepat waktu
2 Bahan baku reject Supplier mengirimkan barang
yang tidak sesuai dengan
standard perusahaan, dan reject
pada bahan baku melebihi
toleransi dari perusahaan.
3 Kuantitas bahan baku kurang Kuantitas barang yang dikirm
oleh supplier kurang dari yang
di PO (Purchase Order)
Sumber (Data Primer, 2022)
Kesalahan yang terjadi pada penerimaan bahan baku mengakibatkan

hasil produksi tidak tepat waktu, karena keterlambatan dan kerusakan

bahan baku kain. Bagian produksi harus membuat jadwal produksi ulang

dan mundur dari jadwal yang ditetapkan. Kesalahan ini juga

mengakibatkan pengiriman order buyer terlambat, akibat dari proses

pembuatan yang di undur membuat pengiriman order ke buyer tertunda.

Jenis kesalahan (reject) pada bahan baku kain yaitu adanya defect

pada kian (fabric). Kain yang masuk ke bagian produksi tidak sesuai

standard yang ada. Reject pada kain yaitu adanya slub (jahitan yang
47

menggumpal pada kain), stain (noda yang tidak sesuai warna kain), dan

contains (warna kian belang/tidak rata). Akibat yang timbul yaitu :

1) Kain tidak dapat masuk ke bagian produksi.

2) Kain akan diretur jika masih bisa. Waktu pengecekan kain hanya

14-20 hari.

3) Penundaan proses produksi.

4) Penundaan pengiriman.

4.2.7 Tahapan proses produksi sampai pengiriman

Bahan baku
Cutting Sewing
dari gudang

Pengiriman
Finishing Packing Garment

Gambar 4.2 Alur Produksi pada PT. Dan Liris


Sumber (Data Primer,2022)
Bahan baku yang telah dicek dan lolos uji quality control dan sudah termasuk

katehori green zone akan masuk ke bagian produksi pembuatan garmnet. Berikut

keterangan dari proses produksi :

1. Kain akan diberikan oleh bagian gudang ke bagian cutting. Bagian cutting

merupakan proses pemotongan kain sesuai pola yang telah diminta oleh

buyer. Setelah kain sudah melewati tahap cutting, kai akan dicek terlebih
48

dahulu oleh bagian quality control, setelah lolos uji kain akan dikirim ke

bagian sewing untuk memulai proses penjahitan garment.

2. Bagian sewing akan menerima kain dari bagian cutting. Proses sewing

merupakan proses penjahitan garment sesuai pola yang telah ditentukan,

serta pemasangan aksesoris dan lainnya. Setelah bagian sewing

menyelesaikan proses menjahit, pakaian dicek terlebih dahulu oleh bagian

qualty control, stelah lolos uji, garment akan masuk ke proses finishing.

3. Proses finishing merupakan proses final dalam memproduksi garment

sebelum dikirm ke buyer. Bagian finishing akan memasang aksesoris seperti

label dan merek pakian. Setelah melewati tahap finishing, garment dicek

lagi oleh bagian quality control. Setelah lolos uji akan masuk ke bagian

packing.

Catatan : pada bagian finishing kerap terjadi kesalahan produk. Bahan baku

yang reject dan tetap masuk dalam proses produksi membuat hasil akhir

pada garmnet cacat dan tidak lolos uji untuk dikirim ke buyer. Hal ini

merugikan perusahaan karena merupakan salah satu pemborosan dan harus

memproduksi garmnet baru.

4. Bagian packing melakukan pengepakan pada garment yang sudah lolos uji

finishing menggunakan aksesoris packing seperti karton, polybag dan

perekat. Setelah proses pengepakan selesai, produk tersebut akan dideteksi

di mesin detector untuk mengecek bahwa barang bebas dari tembaga atau

sejenisnya, produk harus steril dan lolos uji sebelum dikirm kepada buyer.
49

Catatan : produk yang cacat di proses finishing tidak dapat di packing.

Jumlah yang harus dikirimkan kepada supplier harus sesuai, maka produk

cacat tersebut harus menutupi jumlah produk yang kurang. Hal ini

membutuhkan waktu hingga produk sudah lengkap untuk dikemas dan

dikirm.

5. Produk yang sudah di packing dan sudah lolos uji akan masuk pengiriman.

Jenis pengiriman yang ada di PT. Dan Liris yaitu by sea (kapal laut) atau by

air (pesawat). Jenis pengiriman ditentukan sesuai dengan kesepakatan

dengan buyer.

Catatan : kesalahan sebelumnya yang terjadi membuat pengiriman ke buyer

mengalami keterlambatan, perusahaan harus membuat solusi agar produk

tersebut tidak terlambat, perusahaan akan mengeluarkan biaya lebih untuk

melakukan pengiriman yang lebih cepat, seperti yang disepakati oleh buyer

adalah by sea, tetapi karena pengiriman akan terlambat, perusahaan

berpindah jalur menggunakan by air.


BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai analisis pembelian bahan

baku kain pada PT. Dan Liris Sukoharjo dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Prosedur pengendalian pembelian bahan baku di PT. Dan Liris memiliki 3

(tiga) tahap yaitu prosedur pembelian, proses pembelian dan proses

pembayaran. Pada proses pembelian, perusahaan mencari supplier yang

akan menjadi rekanan bisnis dengan cara melakukan survey dan

menetapkan supplier yang telah memenuhi penilaian. Bagian yang terkait

dalam proses pembelian adalah bagian pembelian dan penjualan, bagian

pembelian akan mencarikan dan mengurus bahan baku yang dibutuhkan

berdasarkan bookingan dari bagian penjualan. Setelah proses pembelian

selesai, bagian pembelian akan mengajukan disposisi untuk melanjutkan

proses pembayaran.

b. Kerusakan yang terjadi pada proses penerimaan order sampai pada tahap

pembuatan hingga pengiriman yaitu kurangnya komunikasi antara

perusahaan, supplier dan buyer yang berakibat kesalahan dalam

pembuatan bahan baku. Kerusakan bahan baku yang dapat mempengaruhi

jalannya produksi seperti kuantitas dan kualitas yang tidak sesuai dengan

permintaan dan keterlambatan pengiriman oleh supplier berakibat

50
51

keterlambatan produksi dan pengiriman produk hingga mengakibatkan

kerugian pada bagian produksi hingga pengiriman.

5.2 Saran

a. Perusahaan harus lebih teliti dalam pemilihan supplier, tidak hanya

melihat track record dari supplier tetapi melakukan uji riset terlebih

dahulu. Dan sistem pembayaran yang digunakan oleh perusahaan

membuat pelunasan kepada supplier tertunda yang mengakibatkan

penahanan BL oleh supplier tertentu. Cash Flow perusahaan yang tidak

menentu mengakibatkan pembayran tidak tepat waktu. Perusahaan lebih

memperhatikan prioritas/urgent tagihan terlebih dahulu. Cara lain agar

pembayran tidak tertunda yaitu dengan menggunakan pembayran LC/

Letter of Credit. LC dinilai sebagai metode pembayran paling aman.

b. Pihak perusahaan dalam berkomunikasi kepada suplier harus benar-

benar asling memperhatikan order yang diminta oleh buyer dengan cara

memastikan order yang diberikan bagian pembelian kepada supplier

sudah benar dan tidak ada koreksi, sehingga perusahaan dan supplier

harus saling follow up mengenai detail pemesanan bahan baku.

Perusahaan juga harus melakukan komunikasi kembali dengan buyer

ketika ada yang tidak dimengerti oleh pihak perusahaan sebelum contract

dengan buyer dibuat. Bahan baku kain reject yang masih ada sebagian

dalam keadan baik tetap diserahkan kepada bagian produksi agar lebih

efisien, karena produksi tetap dapat dilakukan walaupun produk yang

selesai sekitar setengah dari total pemesanan. Produk yang telah jadi
52

tersebut dapat dikirimkan terlebih dahulu kepada buyer dengan

menggunakan pengiriman by sea dan tepat waktu sesuai kesepakatan.

Pengiriman melalui kapal dinilai dapat mengurangi biaya pengiriman

karena tarifnya yang lebih murah dibandingkan pengiriman via pesawat.

Kemudian sisa produk untuk pengiriman yang tertunda akan dikirimkan

via pesawat, karena kuantiti/berat yang lebih ringan, tarif yang

dikeluarkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan mengirim semua

produk via pesawat. Untuk kesalahan pada bahan baku yang disebabkan

oleh supplier, perusahaan harus melakukan perjanjian dengan supplier

terkait bahan baku yang reject, kuantitas yang kurang dan keterlambatan

pengiriman. Jika sesuatu terjadi seperti klaim kerugian akibat dari

kesalahan supplier akan ditanggung oleh supplier secara keseluruhan dan

apabila terjadi kesalahan terus menerus lebih dari 2 (dua) kali, maka

perusahaan berhak untuk memutus kerja sama.


53

DAFTAR PUSTAKA

Assssauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

BKPM. (2019). Industri Manufaktur di Indonesia Sebagai Basis Produksi di

ASEAN. BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).

Handoko. T.H. (2010). Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta

Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Salamadian. (2017). Perusahaan Manufaktur BEI.

Sarpini, H. (2007). Perdagangan Internasional Menggunakan Letter of Credit.

Jakarta: UPP STIM YKPN.

Sarsono,H. D. (2013). Manajemen Impor dan Importasi Indonesia. Yogyakarta:

CV. Andi Offset (Penerbit Andi).

Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sunyoto, D. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika

Aditama Anggota Ikapi.

Surwajeni, W. (2015). Akutansi Biaya. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Tandjung, M. (2011). Aspek dan Prosedur Ekspor – Impor. Jakarta: Salemba

Empat.
54

LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Kerja Praktik


55

Lampiran 2 Penyerahan Mahasiswa Kerja Praktik


56

Lampiran 3 Konfirmasi Mahasiswa Kerja Praktik


57

Lampiran 4 Lembar Penilaian Kerja Praktik


58

Lampiran 5 Logbook Kerja Praktik


59
60
61
62

Lampiran 6 Presensi Kerja Praktik


63
64
65
66

Lampiran 7 Dokumentasi Kerja Praktik

Gambar 7.2 Dokumentasi dengan Karyawan


bagian Pembelian

Gambar 7.1 Penulis Sedang Menginput no Invoice

Gambar 7.3 Web DMS Pembuatan Nota Intern Gambar 7.4 Web DMS Input no Invoice
67

Anda mungkin juga menyukai