Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNIK AUDIT LINGKUNGAN

PERLAKUAN TERHADAP LIMBAH BAHAN


BERACUN BERBAHAYA (B3) PADA
USAHA PERTAMBANGAN

Oleh :
Nama : Yoga Pratama
Nim : 15361011
Program studi : Teknik Produksi Migas
Konsentrasi : Keinspekturan Tambang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM Akamigas
Cepu, 2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan pokok bahasan " Teknik Audit
Lingkungan Perlakuan Terhadap Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) Pada Usaha
Pertambangan” sesuai waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas dalam sistem perkuliahan pada Sekolah
Tinggi Enegi dan Mineral Akamigas dengan mata kuliah Teknik Komunikasi Audit. Tugas ini
dapat saya selesaikan berkat dorongan, kerja sama dan saran serta pemikiran dari berbagai
pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc selaku Ketua STEM Akamigas, Cepu.
2. Ir. Bambang Yudho Suranta., M.T selaku Kepala Program Studi Teknik Produksi
Migas.
3. Ibu Andian Ari Istiningrum, S.E., S.Pd.Si, M.Com Sebagai Dosen Pada Mata kuliah
Teknik Audit
4. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas Cepu yang telah membimbing dan
memberikan ilmu pengetahuan Terkait Dengan Inspeksi Kapal Keruk
5. Rekan-rekan mahasiswa Keinspekturan serta semua pihak yang telah membantu
penyusunan tugas ini.
Saya juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih kurang
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
komponen yang terkait dalam kependidikan untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Cepu, November 2016


Penulis

YOGA PRATAMA
NIM. 15361011

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENNDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan..................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
2.1 Peraturan Pemerintah yang Berkaitan Dengan Limbah B3.......................3
2.2 Tahapan Audit...........................................................................................3
2.3 Persiapan Audit/Inspeksi...........................................................................4
2.4 Persiapan Peralatan....................................................................................4
2.5 Penyusunan Jadwal....................................................................................5
2.6 Penyusunan Daftar Pertanyaan..................................................................5
2.7 Persiapan Administrasi..............................................................................9
2.8 Presentasi Objek Inspeksi/Diskusi Dengan KTT......................................9
2.9 Menangkap Momen.................................................................................10
2.10 Pengujian.................................................................................................11
2.11 Diskusi Pelaksanaan Audit/Inspeksi.......................................................11
2.12 Pendaftaran Buku Tambang...................................................................12
2.13 Menganalisis dan Melaporkan Hasil Audit/Inspeksi.............................13
2.14 Penyusunan Laporan...............................................................................14
2.16 Dokumentasi............................................................................................15
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................167

ii
BAB I
PENNDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian sehingga terdapat
banyak usaha pertambangan di Indonesia. Pertambangan merupakan suatu
kegiatan usaha yang memiliki risiko tinggi. Risiko tinggi timbul mulai dari
kegiatan penambangan, kegiatan pengolahan dan kegiatan pemurnian dari suatu
bahan galian. Pada kegiatan pertambangan yang berisiko tinggi tersebut di atas
tentunya juga membutuhkan peralatan serta bahan-bahan pendukung demi
kelancaran pelaksanaannya. Peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
dapat merupakan penghasil limbah bahan beracun berbahya (B3), inilah salah satu
yang akan menimbulkan risiko besar terhadap kerusakan lingkungan.
Adanya dampak pada lingkungan yang dapat mengakibatkan rusaknya
lingkungan maka pemerintah membuat peraturan untuk perlakuan terhadap
limbah B3 ini. Peraturan pemerintah tersebut diantaranya peraturan tentang
lingkungan hidup dan peraturan pertambangan. Dalam melakukan penanganan
terhadap limbah B3 para pengusaha pertambangan harus mengacu pada peraturan
pemerintah tersebut.
Berdasarkan peraturan pemerintah juga diatur tentang pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan yang mengatur tentang penanganan atau perlakuan
terhadap limbah B3 oleh pengusaha yang dilakukan inspektur tambang atau dinas
terkait.
Berdasarkan hal tersebut datas maka penulis membauat makalah dengan
judul Teknik Audit Lingkungan Perlakuan Terhadap Limbah Bahan Beracun
Berbahaya (B3) Pada Usaha Pertambangan untuk dapat digunakan sebagai salah
satu refrensi dalam melaksanakan audit lingkungan kususnya limbah B3 agar adit
dapat terlaksana dengan baik.

1
1.2 Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tambahan
refrensi tentang pelaksanaan audit lingkungan kususnya untuk perlakuan limbah
B3 dengan tujuan audit dapat berjalan lebih baik.

1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
1. Sebagai refrensi tambahandalam audit
2. Sebagai tambahan koleksi perpustakaan
3. Tambahan bahan ajar dosen
4. Tambahan bahan untuk pembelajaran bagi mahasiswa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peraturan Pemerintah yang Berkaitan Dengan Limbah B3


Ada beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengawasan atau audit terhadap
penanganan limbah B3 yakni :
1. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
2. PP No. 74 Tahun1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
3. PP No. 101 Tahun2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
4. KepMen ESDM No. 555/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan
5. KepMen ESDM No. 1211/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Perusakan dan Pencemaran Lingkungan Pada Usaha Kegiatan Pertambangan
Umum
6. KepKa Bapedal No. 01 Tahun2995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
7. PerMen LH No.14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Berbahaya
dan Beracun

2.2 Tahapan Audit


Adapun tahapan-tahapan dalam melaksanakan suatu kegiatan
Audit/Inspeksi dalam bidang pertambangan adalah sebagai Berikut :
1. Persiapan Audit/inspeksi
2. Audit/Inspeksi :
- Siklus Pengamatan
- Objek Audit/Inspeksi
- Pengamatan Total

3
- Klasifikasi Bahaya
3. Pelaporan hasil Inspeksi

2.3 Persiapan Audit/Inspeksi


Sebelum pelaksanaan inspeksi dilapangan terlebih dahulu dipersiaapkan
data-data yang ada kaitanya dengan objek inspeksi. Data ini dapat berupa
informasi umum maupun data-data yang spesifik. Data yang sifatnya umum dapat
berupa laporan eksplorasi, dokumen studi kelayakan, dokumen AMDAL (andal,
RKL dan RPL), dokumen rencana penutupan tambang, dan sebagainya. Dokumen
yang sifatnya lebih spesifik antara lain UKL/UPL rencana tahunan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan (RTKPL),rencana reklamasi, laporan triwulan,
laporan terjadinya kasus lingkungan, laporan pelaksanaan inspeksi sebelumnya
dan sebagainya. Selain itu mungkin terdapat data yang lebih spesifik lagi seperti
adanya surat pengaduan masyarakat, berita media massa dan sebagainya.
Data tersebut perlu dihimpun terlebih dahulu dan sedapat mungkin
diklarifikasi guna memudahkan penyusunan rencana dan penyusunan lebih lanjut.
Pengelompokan data misalnya dapat dilakuakan berdasarkan lokasi kegiatan
maupun berdasarkan aspek lingkungan (kualitas air, pemindahan material/
penataan lahan, dan sebagainya).

2.4 Persiapan Peralatan


Peralatan yang dipersiapkan dalam kegiatan inspeksi meliputi perlengkapan
diri, peralatan ukur dan peralatan penunjang. Peralatan diri meliputi perlengkapan
pribadi seperti pakaian kerja, pakaian ganti, sepatu lapangan (safety shoes), topi
(safety hat), perlengkapan kesehatan (obat-obatan pribadi) termasuk disini adalah
perlengkapan untuk menunjang keselamatan diri (misalnya:life jacket,kacamata
pengaman, ear muff, perlindungan debu, dan sebagainya).
Peralatan inspeksi dapat berupa peralatan tulis seperti buku, notes, pensil
warna, bollpoin,karet penghapus dan sebagainya maupun peralatan ukur sepeti
kompas,altimeter,water Quality checker, pH tester,soil tester, soil sampler, dust
sampler,dan sebagainya. Termasuk dalam perlengkapan ini adalah mungkin ada

4
reagen-reagen kimia yang perlu dibawa,baterai cadangan atau baterai
charger,kertas lakmus, dan sebagainya. Peralatan penunjang inspeksi dapat berupa
kamera (kamera film,kamera digital) kamera video, perekam suara (voice
recorder), teropong, dan sebagainya.

2.5 Penyusunan Jadwal


Yang dimaksud dengan penyusunan jadwal disini adalah penyusunan jadwal
pelaksanaan inspeksi. Dalam hal akan dilakukan inspeksi untuk melakukan
pemeriksaan kasus pencemaran, jadwal yang disusun meliputi kunjungan kepada
instansi terkait dan /atau masyarakat sekitar. Walaupun jadwal yang disusun ini
bersifat tentative, namun pengalokasiannya waktu akan sangat membantu dalam
mengelola pelaksaan inspeksi. Penyusunan jadwal dapat dibuat dalam bentk tabel
matriks dengan menggambarkan urutan waktu (hari, tanggal, jam) tempat atau
lokasi ( kantor, lapangan, sarana, kegiatan dan sebagainya) serta hal-hal yang akan
dilakukan (observasi, pengukuran/uji kualitas, pengambilan contoh, pengambilan
gambar/foto,wawancara,analisis lapangan dan sebaginya.

2.6 Penyusunan Daftar Pertanyaan


Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan terhadap kasus lingkungan atau
kejadian tak terkontrol yang mengakibatkan kerusakan/pencemaran lingkungan,
ada kemungkinan dalam pelaksanaan pemeriksaan akan dilakukan melalui metode
wawancara, baik kepada karyawan perusahaan maupun kepada masyarakat sekitar
kejadian (penerima dampak). Persiapan yang perlu dilakukan dapat meliputi
penyusunan daftar pertanyaan, baik pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
kepada masyarakat.
Pertanyaan tersebut sedapat mungkin diajukan dengan bahasa yang baik,
menggunakan istilah yang dapat dimengerti oleh orang yang berpendidikan
terbatas. Apabila dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut menyangkut hal-hal yang
teknis, agar istiah teknis tersebut dapat diterangakan dengan istilah lain yang
mudah dipahami. Pastikan bahwa jawaban mereka tentang suatu pertanyaan
melalui bentuk pertanyaan lain yang kurang lebih sama maksudnya, namun

5
dengan phase yang berbeda, atau pertanyaan yang sama. Kadang-kadang perlu
dibuat pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk lebih mendalami informasi yang
perlu didapat. Kemungkinan satu pertanyaan dapat dipersiapkan untuk beberapa
orang.

6
Contoh

7
8
9
10
2.7 Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi dapat dilakukan dengan persiapan-persiapan lainnya.
Administrasi yang perlu dipersiapakan meliputi surat penugasan dan surat
pemberitahuan, baik kepada perusahaan yang akan di audit atau inspeksi maupun
kepada instansi pemerintah didaerah. Pastikan surat penugasan dan surat
pemberitahuan telah dikonsep dengan informasi yang baik dan benar. Pastikan
pula bahwa surat dikonsepkan tersebut ditembuskan kepada instansi-instansi atau
institusi-institusi yang terkait.

2.8 Presentasi Objek Inspeksi/Diskusi Dengan KTT


Komunikasi dengan berbagai pihak seringkali dilakukan termasuk
melakukan presentasi objek inspeksi dengan cara memaparkan data /objek
inspeksi didepan forum pimpinan atau sesame inspektur tambang untuk menggali
permasalahan, mendapatkan umpan balik, melakukan investigasi/klarifikasi
maupun untuk memberikan penjelasan/memberikan argumentasi atas suatu

11
persoalan. Selama pelaksanaan inspeksi, akan banyak dilakukan komunikasi,baik
kepada karyawan pelaksana,petugas pengawas (mandor/supervisor) maupun
kepada orang yang duduk di manajemen perusahaan.
Sejak awal pelaksanaan inspeksi, seorang inspektur tambang perlu menjalin
komunikasi dengan kepala teknik tambang (KTT) maupun kepada petugas
lingkungan (environmental officer). Diskusi awal dapat dilakukan dengan kepala
teknik tambang/ atau wakil kepala teknik tambang untuk memberikan gambaran
atas maksud dan tujuan inspeksi, objek yang akan diinspeksi, permasalahan yang
akan didengar/ diperoleh inspektur tambang,maupun menggali informasi terkini
(actual) mengenai pengelolaan yang telah dilakukan perusahaan. Komunikasi
tersebut dapat dilakukan dalam forum pertemuana awala audit/ inspeksi dengan
menghadirkan peserta terbatas. Dalam hal ini kehadiran KTT atau wakil KTT
multak diperlukan
Pada akhir pelaksanaan audit/inspeksi, untuk mengungkapkan temuan-
temuan selama pelaksanaan audit/inspeksi atau pemeriksaan suatu pengujian,
dilakukan diskusi dengan kepala teknik tambang dan/ atau wakil KTT .diskusi
secara formal ini dilakukan pada saat akhir inspeksi (post inspection meeting).
Dalam diskusi pertemuan ini, perlu dihadiri kepala teknik tambang dan/ atau
wakil KTT disertai manajemen lain yang terkait dengan objek yang telah di
audit/inspeksi.

2.9 Menangkap Momen


Untuk menangkap gambaran situasi dan kondisi lapangan,terdapat beberapa
cara yang dapat ditempuh,antara lain melalui tulisan dan catatan, pengambilan
gambaran diam( foto) dan gambar gerak ( video )atau dapat juga melalui
penggambaran sketsa. Dalam pengambilan gambar jarak dekat (close up) agar
diperhatikan mengenai ukuran pembanding terhadap objek. Ukuran pembanding
ini dapat berupa ballpoint, pensil,tutup lensa,uang logam, dan sebagainya.

12
2.10 Pengujian
Hal-hal yang dilakukan dalam Pelaksanaan Pengujian:
a. Melakukan Persiapan :
 Mengumpulkan dan menelah data yaitu melaksanakan pertemuan dengan
Kepala/Wakil Kepala Teknik Tambang dan pihak manajemen
perusahaan untuk mendapatkan informasi atau data tentang situasi dan
kondisi terakhir.
 Menyiapkan alat uji yaitu menyiapkan peralatan pengujian dan melakukan
penyetelan/pengetesan agar siap digunakan.
 Menyiapkan lembar pengujian yaitu menyiapkan lembar isian hasil
pengukuran/pengujian.
b. Melaksanakan Pengujian :
 Melaksanakan pengujian kondisi tempat kerja yaitu melaksanakan
pengujian terhadap konsentrasi debu, tingkat kebisingan, pencahayaan,
udara/ventilasi, getaran melalui serangkaian kegiatan pengukuran,
perhitungan analisis dan evaluasi.
 Melaksanakan pengujian kelayakan operasi yaitu melaksanakan pengujian
terhadap kelaikan pengoperasian alat dan fasilitas sarana lingkungan
melalui serangkaian kegiatan analisis dan evaluasi.
 Melaksanakan pengujian kualitas lingkungan yaitu melaksanakan
pengujian terhadap parameter kualitas lingkungan melalui serangkaian
kegiatan pengukuran langsung atau melalui sampling dan analisis
laboratorium serta evaluasi.
 Melaksanakan pengujian standar kompetensi yaitu melaksanakan
pengujian terhadap kemampuan seseorang untuk jabatan tertentu melalui
serangkaian kegiatan penelaahan, wawancara dan atau uji/evaluasi
kemampuan.

2.11 Diskusi Pelaksanaan Audit/Inspeksi


Diskusi/pertemuan dilakukan setelah selesai inspeksi di lapangan (post
inspection meeting) dengan Kepala Teknik Tambang dan jajarannya serta pihak

13
manajemen perusahaan untuk membahas bersama-sama, meliputi:
 Hasil temuan inspeksi dan tindakan koreksi yang telah disusun sebelum
didaftarkan dalam buku tambang.
 Waktu (lamanya) pelaksanaan perbaikan/penyempurnaan
pengelolaan/pemantauan yang didaftarkan di Buku Tambang.
Pembahasan ini penting agar tidak terjadi salah pemahaman terhadap hasil
temuan inspeksi yang harus segera ditindak lanjuti oleh perusahaan, maupun
lamanya (waktu) kesanggupan perusahaan untuk membenahi atau memperbaiki
pengelolaan / pemantauan lingkungan.

2.12 Pendaftaran Buku Tambang


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pendaftaran Buku Tambang,
adalah Hasil-hasil inspeksi yang berupa peringatan/perintah (setelah didiskusikan
dengan perusahaan pertambangan yang bersangkutan) didaftarkan dalam Buku
Tarnbang. Pendaftaran oleh IT dilakukan pada lajur sebelah kiri dari Buku
Tambang dengan mencantumkan nomor, tanggal pendaftaran. Setiap pendaftaran
sebaiknya ditunjang dengan pasal/ayat ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Setiap pendaftaran dalam Buku Tambang harus ditandatangani
oleh IT yang bersangkutan. Kepala Teknik Tambang (KTT)/Manajer Lapangan
harus segera mendiskusikan pendaftaran dalam Buku Tambang tersebut untuk
segera dilaksanakan. Semua tanggapan/komentar atas pendaftaran dalam Buku
Tarmabang tersebut didaftarkan oleh KTT pada lajur kanan dari Buku Tambang
pada kolom 3.Selambat-Iambatnya satu minggu setelah pendaftaran dalam Buku
Tambang tersebut, salinan/foto copy pendaftaran yang telah ditanggapi segera
dikirimkan / disampaikan kepada Kepala Inspektur Tambang (KAIT). Salinan
pendaftaran dalam Buku Tambang ini setelah diteliti oleh KAIT selanjutnya
dimasukkan dalarn Duplikat Buku Tambang dari perusahaan yang bersangkutan
di Kantor KAIT.

14
2.13 Menganalisis dan Melaporkan Hasil Audit/Inspeksi
a. Menganalisis dan melaporkan hasil pelaksanaan inspeksi rutin :

- Menganalisis dan rnelaporkan hasil inspeksi pada tambang bawah tanah


yaitu rnenganalisis hasil pemeriksaan serta rnenyusun laporan dari hasil
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan tarnbang bawah tanah.
- Menganalisis dan melaporkan hasil inspeksi pada tambang semprot yaitu
menganalisis hasil perneriksaan serta menyusun laporan dari hasil
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan tambang sernprot.
- Menganalisis dan melaporkan hasil inspeksi pada pengolahan dan atau
pemurnian yaitu menganalisis hasil pemeriksaan serta menyususn
laporan dari hasil pelaksanaan inspeksi pada kegiatan pengolahan dan
pemumian peleburan termasuk kegiatan peremukan.
- Menganalisis dan melaporkanhasil inspeksi pada kapal keruk yaitu
menganalisis hasil pemeriksaan serta menyusun laporan dari hasil
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan penambangan dengan kapal keruk.
- Menganalisis dan melaporkan hasil inspeksi pada fasilitas permukaan yaitu
menganalisis hasil pemeriksaan serta menyusun laporan dari hasil
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan sarana penunjang di permukaan.
- Menganalisis dan rnelaporkan hasil inspeksi pada pelabuhan yaitu
menganalisis hasil pemeriksaan serta menyusun laporan dari hasil
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan di sekitar dermaga atau pelabuhan
pernuatan, terrnasuk fasilitas penimbunan bahan galian hasil tambang
yang akan dimuat ke ponton/kapal.
- Menganalisis dan melaporkan hasil inspeksi pada pasca tambang yaitu
menganalisis hasil perneriksaan serta rnenyusun laporan dari hasil
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan pada periode penutupan dan pasca
tarnbang.
- Menganalisis dan melaporkan hasil inspeksi pada eksplorasi yaitu
menganalisis hasil pemeriksaan serta menyusun laporan dari hasil

15
pelaksanaan inspeksi pada kegiatan pada kegiatan penyelidikan tahap
eksplorasi.
- Menganalisis dan melaporkan hasil pelaksanaan kasus lingkungan yaitu
menganalisis hasil pemeriksaan serta menyusun laporan dari hasil
pelaksanaan pemeriksaan kejadian kasus lingkungan yaitu rnenganalisis
hasil pemeriksaan serta menyusun laporan dari hasil pelaksanaan
pemeriksaan kejadian kasus lingkungan.
c. Menganalisis dan melaporkan hasil pelaksanaan inspeksi bencana yaitu
menganalisis hasil pemeriksaan serta menyususn laporan dari hasil
pelaksanaan pemeriksaan kejadian bencana (kecelakaan yang memakan
korban mati relatif banyak).
d. Menganalisis dan melaporkan hasil pelaksanaan pengujian.
- Menganalisis dan melaporakn hasil pengujian kondisi tempat kerja yaitu
menganalisis hasil pengujian serta menyusun laporan dari hasil
pengujian kondisi tempat kerja.
- Menganalisis dan melaporkanhasil pengujian kelayakan operasi yaitu
menganalisis hasil pengujuian serta menyusun laporan dari hasil
pengujian kelayakan operasi.
- Menganalisis dan melaporakn hasil pengujian kualitas lingkungan
yaitu menganalisis hasil pengujuian serta menyusun laporan dari hasil
pengujian kualitas lingkungan.
- Menganalisis dan melaporkann hasil pengujian standar kompetensi yaitu
menganalisis hasil pengujuian serta menyusun laporan dari hasil
pengujian kompetensi.

2.14 Penyusunan Laporan


Setiap kali selesai melakukan tugas inspeksi harus disusun suatu laporan
lengkap yang dituangkan berdasarkan format sesuai dengan tujuan inspeksi. Di
dalam laporan inspeksi tersebut secara umum harus dituangkanldiuraikan
keadaan perusahaan yang diinspeksi, temuan-temuan inspeksi dan analisis serta
rekomendasi kepada Kepala Teknik Tambang seperti yang didaftarkan di dalam

16
Buku Tambang. Laporan inspeksi yang telah disusun kemudian dikirimkan
kepada perusahaan serta Kepala Teknik Tambang.
2.15 Pemantauan Pelaksanaan Inspeksi
Hasil inspeksi terutama rekomendasi/perintah kepada Kepala Teknik
Tambang harus dipantau pelaksanaannya. Pemantauan tersebut dapat dilakukan
dengan cara menginspeksi kembali perintah yang diberikan (sesuai jangka waktu
yang diberikan) atau melalui laporan triwulan yang dikirimkan oleh perusahaan.
Hal ini menjadi penting karena dari pemantauan tersebut dapat diketahui secara
langsung sejauhmana perusahaan/Kepala Teknik Tambang melaksanakan
perintah dari Inspektur Tambang.

2.16 Dokumentasi
Semua data yang berkaitan dengan inspeksi baik yang diperoleh sebelum
maupun setelah inspeksi (di kantor dan di lapangan)termasuk hasil analisa
laboratorium (terhadap sampel yang dibawa dari lapangan) dikumpulkan dan
disimpan menjadi suatu dokumen tersendiri. Dokumen tersebut dapat digunakan
untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan untuk inspeksi selanjutnya
(penting bagipetugas inspeksi yang lain), sebagai bahan kajian untuk pembuatan
pedoman teknis, dalam rangka penyelidikan kasus tertentu dan lain sebagainya.
Oleh karena itu tempat penyimpanan dokumen tersebut setiap saat dapat
diakses oleh petugas yang memerlukan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Besarnya risiko dari limbah B3 yang timbul dari kegiatan pertambangan
harus mendapat perlakuan kusus dari pengusaha sesuai aturan-aturan yang berlaku
dan pengawasan terhadap kepatuhan aturan ini harus dilakukan sehingga
penanganan limbah B3 ini benar-benar terlaksana dengan baik maka, risiko
kerusakan lingkungan dapat terminimalisasi.

3.2 Saran
Pengawasan harus dilakukan dengan baik sesuai aturan-aturan yang terkait
dan terbaru karena aturan-aturan yang ada selalu terupdate.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Gultom Maran,2016. Inspeksi Lindung Lingkungan. Cepu.


2. -----------,2003.Pedoman inspeksi lingkungan direktorat teknik dan
lingkungan kementerian energi dan sumber daya mineral.jakarta.
3. -----------.2013, “peraturan lindungan lingkungan.diktat kuliah”

19

Anda mungkin juga menyukai