Disusun oleh:
TIARA ADELIA RIZAL
XI Keperawatan 3
NIS . 1315/263.071
Mengetahui,
Penanggung Jawab PKL
Waka Humas
Kepala Sekolah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di RSUD dr. HARYOTO Lumajang. Pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan
untuk mengetahui dan memaparkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan di DU/DI.
Laporan ini juga menjadi salah satu syarat kelulusan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bentuk pendidikan dan pelatihan
yang akan membentuk kompetensi peserta didik. Tujuan PKL ini adalah memberikan
pengalaman nyata, mengaplikasikan, dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
Selain itu, kegiatan PKL juga dapat menjadi salah satu cara bagi sekolah dan peserta didik untuk
mengenalkan potensi yang dimiliki kepada DU/DI. .
Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian laporan ini, terutama kepada :
1. Drs. Agus Siswantono, M.Psi selaku Kepala SMK Muhammadiyah Lumajang
2. Laily Fitriani, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Humas SMK Muhammadiyah
Lumajang dan selaku penanggung jawab PKL
3. Dyaning Dhamayanti, S.Kep selaku Ketua Program Keahlian Keperawatan dan selaku
Pembimbing Sekolah
4. dewan guru SMK Muhammadiyah Lumajang
5. karyawan di RSUD dr. Haryoto Lumajang
6. semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini dan tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Tiada gading yang tak retak. Kritik dan saran dari pembimbing sangat kami harapkan
untuk perbaikan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca serta adik kelas yang akan mengikuti PKL.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER DALAM.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL................................................................................................ 1
1.2 Tujuan PKL............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat PKL........................................................................................................... 3
1.4 Waktu dan Tempat PKL.......................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI
2.1 Sejarah Institusi....................................................................................................... 1
2.2 Tujuan Pendirian...................................................................................................... 2
2.3 Pengelolaan.............................................................................................................. 3
( Disesuaikan di tempat DU/DI )
BAB III DASAR TEORI
3.1 (Penjabaran disesuaikan tujuan khusus PKL) ........................................................ 3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Laporan Pendahuluan tentang Oksigenasi di R. IGD ............................................. 6
4.2 Laporan Pendahuluan tentang Mencuci Tangan di R. Kelas II............................... 7
4.3 Laporan Pendahuluan tentang Tanda – Tanda Vital di R. Kelas III........................ 8
4.4 Laporan Pendahuluan tentang Memandikan Pasien di R.VK ................................. 9
4.5 Laporan Pendahuluan tentang Pemberian Nutrisi di R. Kelas I ............................ 10
4.6 Laporan Pendahuluan tentang Mencuci Rambut di R.Kelas II ............................. 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
5.2 Saran.........................................................................................................................13
LAMPIRAN
Lampiran 1: LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PKL
Lampiran 2: LEMBAR KONSULTASI LP
Lampiran 3: LEMBAR TARGET KETRAMPILAN PESERTA DIDIK / BULAN
Lampiran 4: LEMBAR KEGIATAN TAMBAHAN PESERTA DIDIK / BULAN
Lampiran 5: DAFTAR HADIR ( ABSENSI ) / RUANGAN
Lampiran 6:JADWAL SHIFT DI TEMPAT PRAKTiK KERJA LAPANGAN / RUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
3. Kelompok
a. Kelompok ibu hamil.
b. Kelompok ibu-ibu yang memiliki anak dan balita.
c. Kelompok pasangan usia subur dengan risiko tinggi kebidanan.
d. Kelompok- kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan di antaranya adalah :
1. kelompok usia lanjut
2. kelompk wanita tunasusila
3. kelompok anak remaja yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.
e. Kelompok- kelompok masyarakat yang ada di berbagai institusi
pelayanan kesehatan.
f. Masyarakat sekolah.
g. Pekerja- pekerja dalam perusahaan.
D. Materi
Materi atau pesan yang disampaikan kepada masyarakat hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sehingga materi yang disampaikan
dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya :
1. menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat dalam
bahasa sehari- hari
2. materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh
sasaran
3. dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk
mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran
4. materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran
dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
E. Metode
Metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya metode
yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan
penyuluhan terhadap sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman
sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah
dipahami, di antaranya metode curah pendapat, diskusi, demonstrasi,
simulasi, bermain peran dan sebagainya
3.2 Menganalisis Infeksi
A. Pengertian
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan
bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara
12
bertahan hidup dengan berkembang biak pada suatu reservoir yang cocok
dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru dengan cara menyebar atau
berpindah. Penyebaran mikroba patogen ini tentunya sangat merugikan bagi
orang-orang yang dalam kondisi sehat, lebih-lebih bagi orang-orang yang
sedang dalam keadaan sakit. Orang yang sehat akan menjadi sakit dan
orang yang sedang sakit serta sedang dalam proses asuhan keperawatan di
rumah sakit akan memperoleh “tambahan beban penderita” dari penyebaran
mikroba patogen ini.
B. Penyebab
1. Batuk dan bersin.
2. Kontak dengan orang terinfeksi, terutama melalui ciuman dan
hubungan seks.
3. Kontak dengan perubahan, makanan dan air yang terkontaminasi.
4. Kontak dengan makhluk hidup yang terinfeksi, termasuk hewan
peliharaan, ternak, dan serangga, seperti lalat dan kutu.
C. Pengobatan
1. Obat antibiotik.
2. Paracetamol untuk meredakan demam.
3. Melakukan pencegahan infeksi agar infeksi tidak semakin parah.
D. Pencegahan
1. Cuci tangan.
2. Menghindari orang yang sedang terinfeksi.
3. Makan makanan yang sehat.
4. Olahraga teratur.
3.3 Menerapkan Penggunaan Alat-Alat Kesehatan Sesuai dengan
Fungsinya
3.3.1 Jenis - Jenis Alat Kesehatan Berdasarkan Fungsinya
A. Alat - Alat untuk Perawatan
1. Plester, untuk menutupi luka dilengkapi pelekat.
2. Kasa, menutupi luka.
B. Alat Perawatan Klien
1. Hot Water Bottle/ Warm Water Zak/ Botol Panas, untuk kompres panas.
2. Ice Bag/ Eskap, untuk kompres dingin.
3. Breast Pump/ Pompa Susu, untuk memompa air susu keluar dari
payudara wanita yang sedang menyusui.
4. Air Cushion/ Windring, sebagai tempat rendaman duduk pada penderita
wasir/ ambeien/ episiotomy.
13
A. Pengertian
Tanda-tanda vital adalah suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi,
frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Adanya perubahan tanda vital,
misalnya suhu tubuh dapat menunjukan keadaan metabolisme dalam tubuh,
denyut nadi dapat menunjukan perubahan pada sistem kardiovaskuler,
frekuensi napas dapat menunjukan fungsi pernapasan, dan tekanan darah
dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan
dengan denyut nadi. Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan pada seluruh
pasien.
B. Tujuan
1. Mengetahui data obyektif
2. Mengetahui kondisi klien
3. Mengetahui perkembangan penyakit klien
4. Membantu menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan
B. Tujuan
a. Mengkaji adanya kelainan feses atau urine secara langsung.
b. Membantu eliminasi klien yang tidak dapat turun dari tempat tidur
guna mempercepat penyembuhan penyakit.
C. Persiapan alat
1. Pispot dengan tutupnya
2. Urinal (pakai laki-laki)
3. Sampiran
4. Perlak pengawas
5. Troli
6. Kertas file
7. Baskom berisi dua buah untuk suci, bilas dan bilas sabun
8. Sabun
9. Waslap 2
10. Handuk
11. Selimut mandi
12. Sarung tangan
13. Bengkok
14. Sarung tangan
D. Cara kerja
1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan klien.
2. Letakkan peralatan dekat dengan klien.
3. Tutup jendela atau sampiran untuk menjaga privasi.
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
5. Ganti selimut tidur klien dengan selimut mandi.
6. Pasang perlak pengalas dibokong dengan meminta klien menekuk
lutut, kemudian mengangkat bokongnya atau mengatur posisi miring.
7. Buka pakaian bawah klien.
8. Minta klien untuk menekuk lutut dan mengangkat bokongnya,
kemudian masukkan pispot secara perlahan.
9. Pada klien pria pasang urinal untuk membantu BAK.
10. Pastikan bahwa sprei dan stik laken tidak terkena urine klien.
11. Tinggalkan klien, kemudian minta klien untuk memberitahu dengan
membunyikan bel jika sudah selesai.
12. Tarik pispot, kemudian kaji warna, bau, jumlah, konsistensi, dan
karakteristik.
23
13. Letakkan pispot bersama tutupnya di atas bangku kecil atau troli.
14. Bersihkan area genital dan peranial klien dengan tisu, kemudian buang
ke dalam pispot. Pada klien wanita, bersihkan mulai dari uretra hingga
anus untuk mencegah perpindahan mikroorganisme dari rectal ke
saluran kemih.
15. Gunakan waslap untuk membersihkannya karena perianal dengan air
sabun, kemudian bilas dengan air bersih.
16. Keringkan area perianal menggunakan handuk.
17. Angkat perlak pengalas bokong.
18. Bantu klien kembali pada posisi semula.
19. Bantu klien mengenakan kembali pakaian bawahnya.
20. Angkat selimut mandi sambil menarik selimut klien ke atas.
21. Ganti linen jika kotor karena terkena feses atau urine.
22. Bantu klien merapikan pakaiannya.
23. Buka sampiran.
24. Bersihkan pispot
3.12 Menerapkan Perhitungan Tetesan Infus
A. Pengertian
Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan
pemberian cairan. Karena cairan yang masuk harus sama dengan cairan
yang keluar. Pemberian cairan harus dihitung agar sesuai dengan jumlah
cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
B. Tujuan
1. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien
dehidrasi dan syok.
2. Mencegah kelebihan cairan pada klien.
C. Persiapan Alat
1. Kertas dan pensil
2. Jam dengan jarum detik
D. Prosedur
1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan
larutan yang benar.
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan per-mililiter dari set infus (sesuai
petunjuk bungkus)
a. Tetesan mikro (mikrodrip): 1cc = 60 tetesan
b. Tetesan makro (makrodrp).
1 cc = 15 tetes
24
1 cc = 20 tetes
Memilih salah satu rumus
1. Berdasarkan jumlah tetes per-mililiter larutan.
2. Konversi tetes per-menit ke milliliter.
Rumus kecepatan infuse.
Jumlah cairan yang akan diberikan (ml) X Faktor
tetasan/ drip
Lama pemberian dalam jam x 60 menit.
3. Mencuci tangan.
4. Memakai sarung tangan.
5. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik
drip selama satu menit dengan jam, kemudian atur klem pengatur
untuk menaikkan atau menurunkan kecepatan infus.
6. Memeriksa kecepatan setiap jam.
7. Mendokumentasikan.
3.13 Menerapkan Pertolongan Latihan Napas Dalam dan Batuk
Efektif
A. Pengertian
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat
perlahan dan dada mengembang penuh (Parsudi, dkk. 2002). Batuk adalah
mekanisme refleks yang sangat penting untuk menjaga jalan napas tetap
terbuka (paten) dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang
menumpuk pada jalan napas. Efektif adalah pencapaian sebah tujuan atau
sasaran. Batuk efektif yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
B. Tujuan
Tujuan latihan napas dalam dan batuk efektf meliputi :
1. mencapai ventilasi yang lebih tercapai dan efisien serta untuk
mengurangi kerja napas
2. meningkatkan ekspansi paru-paru
3. memobilisasi secret
4. membersihkan sekret dan mengeluarkan sputum/ dahak
5. membersihkan jalan napas
6. mengurangi sesak napas akibat penumpukan sekret.
C. Persiapan Alat dan Bahan
1. Aseptic gel
2. APD (handscoen, masker, scord)
25
D. Persipan alat :
1. buli-buli panas dan sarung
26
4. Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat
tersebut.
5. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat
6. Periksa eskap, adakah kebocoran atau tidak.
7. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya.
8. Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien.
9. Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres.
10. Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres.
11. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh.
12. Angkat eskap bila sudah selesai.
13. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman.
14. Bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini.
15. Cuci tangan.
16. Dokumentasikan.
3.15 Menerapkan Kompres Hangat Dan Dingin
A. Pengertian
Kompres merupakan salah satu cara untuk meredakan rasa sakit.
Kompres hangat adalah kompres untuk menurunkan demam. Kompres dingin
untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada luka yang mengalami
peradangan.
B. Persiapan alat
a. Kompres hangat
1. Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46 derajat celcius)
2. Handuk kecil
b. Kompres dingin
1. Kirbat es dengan sarungnya
2. Lap kerja
3. Perlak pengalas
4. Sarung tangan
5. Potongan kecil es ditambah satu sendok teh garam
6. Air dalam wadah
7. Kassa gulung
8. Plester dan larutan klorin 0,5%
C. Cara kerja
a. Kompres hangat
1. Dekatkan alat kepada pasien.
2. Cuci tangan.
28
4. Distraksi
Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada
sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin
merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif
efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau
memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit tergangu oleh nyeri
dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan
persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak.
5. Teknik relaksasi
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketengangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang
dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode
relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletian dan
ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan
nyeri.
6. Imajinasi terbimbing
Adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Sebagai
contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri dapat
terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu bayangan
mental relaksasi dan kenyamanan.
7. Hypnosis
30
D. Prosedur
Cara pemberian oksigenasi adalah sebagai berikut :
a. cuci tangan 6 langkah
b. memakai APD (handscoen, masker, scord)
c. menjelaskan prosedur tindakan kepada klien
d. isi glass humidifier dengan water for irrigation setinggi batas yang
tertera
e. menghubungkan flowmeter dengan tabung oksigen/ sentral oksigen
31
5. 5. Gunting
6. 6. Kom
7. 7. Kassa Steril
8. 8. Kapas Lidi
9. 9. Betadin
10. 10. Cairan Ns/ Nacl
11. 11. Pengalas
12. 12. Plester
13. 13. Bengkok
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Mencuci tangan 6 langkah.
2. Mendekatkan alat ke samping pasien.
3. Memakai APD.
4. Menjaga privasi pasien.
5. Pasang pengalas di bawah daerah yang luka.
6. Dekatkan bengkok.
7. Jika luka dibalut, buka balutan dengan gunting, lalu dibuang di
bengkok.
8. Bersihkan luka dengan cairan NS/ Nacl, lalu keringkan dengan kasa.
9. Oleskan luka dengan betadin.
10. Tutup luka dengan kasa steril.
11. Rekatkan dengan plester.
12. Rapikan Alat.
13. Lepas APD.
14. Cuci tangan 6 langkah.
3.19 Menerapkan Pemberian Obat Oral
A. Pengertian
Obat adalah suatu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa,
menyembuhkan, mengatasi, membereskan, atau mencegah penyakit. Oral
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan mulut. Pemberian obat oral
adalah pemberian obat melalui mulut. Cara ini yang paling banyak dipakai
karena merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi
pasien.
B. Tujuan
Tujuan Pemberian obat oral meliputi :
a. memberikan obat tertentu dengan cara oral
b. memberi obat tanpa harus merusak kulit dan jaringan
33
1. Apron
2. Sarung tangan bersih
3. Masker
4. Kain panjang atau selimut
5. Gunting verban
6. Kasa gulung
7. Plester
8. Bengkok 1 buah
9. Tempat kain kotor
10. Waslap
11. Baskom berisi air bersih
12. Pads, kapas secukupnya
13. Sabun
14. Handuk kecil
15. Kantong jenazah (bila diperlukan)
16. Troli
17. Label identifikasi, form jenazah
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan/ indikasi pasien.
2. Memastikan dokter telah menyatakan klien meninggal dunia.
3. Cuci tangan.
4. Mengucapkan salam sebagai pendekatan kepada pasien.
5. Memperkenalkan diri.
6. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.
7. Menjelaskan waktu lamanya tindakan pada keluarga.
8. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada keluarga klien.
9. Menanyakan persetujuan dan persiapan keluarga pasien sebelum dilakukan tindakan.
10. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum dilakukan perawatan jenazah.
11. Memakai alat pelindung diri : apron, masker, sarung tangan.
12. Menempatkan jenazah dalam posisi supinasi.
13. Menutup kelopak mata jenazah, bila tidak tertutup bisa menggunakan plester.
14. Mengambil gigi palsu bila diperlukan dan tutup mulut. Apabila mulut tidak tertutup,
meletakkan gulungan handuk di bawah dagu.
15. Menempatkan bantal di bawah kepala.
16. Melepaskan perhiasan dan barang berharga seperti cincin, gelang kemudian meletakkan
dalam kantung plastik dihadapan keluarga.
17. Menyerahkan barang berharga kepada keluarga sesuai peraturan rumah sakit.
35
18. Melepaskan satu persatu alat yang terpasang pada tubuh pasien seperti infus, kateter,
monitor.
19. Membersihkan dan merapikan jenazah dengan waslap (sesuai kebutuhan).
20. Memasang label identitas.
21. Melipat tangan di atas perut jenazah dan ikat pergelangan tangan dengan kasa gulung
(sesuai agama dan kepercayaan).
22. Menutup lubang hidung dan telinga dengan kasa.
23. Merapatkan mulut dengan cara mengikat dari dagu ke kepala dengan kasa dan simpul di
bagian kepala.
24. Merapatkan kedua kaki dengan mengikat kedua lutut dan mengikat kedua jempol kaki
dengan kasa.
25. Menutup jenazah dengan kain penutup atau selimut.
26. Memberikan label dengan menuliskan nama, jenis kelamin, tanggal/ jam meninggal, nama
dokter, dll.
27. Membawa jenazah ke kamar mayat.
28. Rapikan alat.
29. Mengkhiri kegiatan dan menyerahkan kepada keluarga pasien.
30. Cuci tangan.
31. Pencatatan kegiatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu bentuk pendidikan dengam memberikan
pengalaman belajar bagi peserta didik SMK Muhammadiyah Lumajang untuk berpartisipasi
dengan tugas langsung di DU/DI.
Praktik Kerja Lapangan memberi kesempatan kepada Peserta Didik SMK
Muhammadiyah Lumajang untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
Praktik Kerja Lapangan merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat selama berada di
sekolah dengan praktik yang ditemui di DU/DI.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat membangun bagi peserta didik, pihak sekolah dan dunia
industri, yaitu adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI sehingga
terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses pembimbingan di tempat PKL.
Kerjasama yang kurang membuat kegiatan PKL terjadi komunikasi yang buruk/ komunikasi yang
kurang terjalin antara kedua pihak.