Telah di setujui dan di sahkan oleh pembimbing lapangan dan pembimbing institusi
sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku
Menyetujui,
Ketua Program Studi DIII Optometri Universitas Megarezky
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., karena atas rahmat- Nya, kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untukmendapatkan nilai
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas pada Program studi D3-Optometri
Fakultas Teknologi Kesehatan UniversitasMegarezky Makassar.
Kami Menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKLkelompok ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr.Andi Senggngeng Relle, Sp.M.,MARS selaku Ketua Prodi DIII Optometri,
2. dr. Soraya Arifin Sp.M.,M.kes
3. Andi Muhammad Fadhil Amd.RO sebagai pembibing kami selama menjalankan
PKL ini.
4. Dosen dan staff Program Studi DIII
Optometri. Terima kasih kami ucapkan juga
kepada:
1. Kepala Sekolah SLB A YAPTI MAKASSAR yang telah menerima kami,
dengan senang hati untuk menjalankan PKL Komunitas di SLB A YAPTI
MAKASSAR,
2. Pak Ayyub yang telah membimbing dan menemani kami, selama menjalankan
PKL di SLB A YAPTI MAKASSAR,
3. Para guru dan Staf Yayasan SLB A Yapti Makssar,
Para teman-teman Siswa dan Siswi SLB A Yapti Makkasar, Yang sangat luar biasa
dan memberikan kami banyak pembelajaran dan hal yang baru.
ii
Daftar Isi
Lembaran Pengesahan.....................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan pelaksanaan PKL........................................................................................2
C. Manfaat...................................................................................................................2
D. Langkah Kegiatan...................................................................................................4
Bab II Tinjauaan Umum Tempat Praktik....................................................................6
A. SELOKAH LUAR BIASA A YAPTI MAKASSAR.............................................6
Bab III PEMBAHSAN....................................................................................................8
A. Definisi Low Vision...............................................................................................8
B. Gejala......................................................................................................................8
C. Anamnesis..............................................................................................................9
D. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan..........................................................................11
E. Pemeriksa tajam penglihatan................................................................................11
B. Tatalaksana...........................................................................................................11
Bab IV Laporan kasus..................................................................................................14
A. IDENTITAS PASIEN..........................................................................................14
B. Anemnasis............................................................................................................14
C. Visus Tanpa Koreksi............................................................................................14
D. Visus Sesudah Koreksi.........................................................................................15
E. Pemeriksaan Lapang Pandang..............................................................................15
Daftar Pustaka...............................................................................................................17
iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Low vision menurut Word Helath Organization (WHO) adalah orang
yang mengalami gangguan fungsi penglihatansetelah penatalaksanaan atau
koreksi refraksi standar dan mempunyai tajam penglihatan kurang dari 6/18
(20/60) hingga persepsi cahaya atau lapang pandang kurang dari 100 dari
titik fiksasi serta masih menggunakan sisa penglihatan untuk kegiatan
tertentu. (Zulhijjah Yati Syari, dkk 2021).
Mahasiswa Prodi Optometri ini diharapkan dapat mengidentifikasi
masalah Kesehatan yang ada serta merencanakan program Kesehatan yang
tepat bagi Masyarakat khususnya mengenai Kesehatan mata Masyarakat
khususnya pada low vision. Oleh karena itu kegiatan PKL (Praktek Kerja
Lapangan) Komunitas ini bermaksud untuk mengaplikasikan semua
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan sehingga
mampu mengintegrasikannya untuk di terapkan di Masyarakat.
PKL Komunitas adalah proses belajar mengajar di luar kampus
dengan tujuan memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk mnegenal dan
memahami berbagai masalah Kesehatan di Masyarakat maupun institusi
pelayanan Kesehatan. Selain itu dalam kegiatan PKL mahasiswa dapat
melakukan pemberdayaan masyarkat dan pengembangan kegiatan dukungan
sosial (kemitraan) serta advookasi dibidang kesehatatn Masyarakat untuk
meningkatkan jejaring dan aksebilitas pelayanan Kesehatan Masyarakat
selain itu juga bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sedangkan kompetensi
5 adalah pengkajian status Kesehatan Masyarakat berdasarkan data,
infromasi dan indicator Kesehatan (evidence based) untuk pengambilan
keputusan dalam menyelesaikan masalah dibidang Kesehatan
Masyarakat.Pada prinsip PKL merupakan salah satu strategi pembelajaran
atau bentuk pengajaran yang mebelajarkkan secara versama-sama antara
kemampuan psikomotrik (keterampilan), pengertian (pengetahuan) dan
efektif (sikap) yang dimiliki mahasiswa.
1
2
1. Tujuan umum
Secara umum tujuan kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah
mahasiswa memiliki kompetensi melakukan pemberdayaan Masyarakat
untuk dapat meningkatkan partisipasi Masyarakat dengan fokus setiap
keluarga dalam mengenali dan memecahkanmasalah serta mencegah dan
meningkatkan kesehtannya.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesi Kesehatan
yang berorientasikan pada Kesehatan Masyarakat khususnya
Kesehatan mata,
b. Mengidentifikasi masalah Kesehatan dan mengetahui penyebab
terjadinya masalah tersebut,
c. Meningkatkan kemampuan profesi Kesehatan dalam menangani
permasalhan kususnya pada Kesehatan mata, dan
d. Mengaplikasikan kemampuan soft skill selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.
C. Manfaat
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pelaporan
4. Tahap Evaluasi
Untuk mengetahui apa penyebab sehingga para penderita low vision di SLB A
YAPTI Makassar dapat menderita low vision, dan kami juga akan melakukan
pembagian alat bantu yang di butuhkan penderita low vision di SLB A YAPTI
Makassar secara gratis.
Bab II
Tinjauaan Umum Tempat Praktik
6
7
8
9
vision".
- Sulit membedakan benda dengan warna yang hampir serupa atau
membedakan fitur wajah.
- Menurunnya persepsi untuk menentukan posisi benda di sekitar
sehingga sulit memperkirakan ketinggian tangga atau kesulitan
mengambil barang
- Pandangan buram atau berkabut
- Sensitivitas terhadap Cahaya
C. Anamnesis
Penilaian penglihatan jarak jauh adalah metode yang paling mudah dan
paling sering digunakan dalam menilai fungsi penglihatan, walaupun tidak
sepenuhnya mencerminkan fungsi penglihatan pasien yang berkurang dalam aspek
kehidupan sehari-hari. Penilaian ini menggunakan chart yang dapat dilihat oleh
individu dengan low vision dengan jarak yang sesuai. Pemeriksaan ini juga sangat
penting dalam memantau perjalanan penyakit, menentukan kacamata dan alat bantu
optik. Snellen chart biasanya tidak digunakan untuk individu dengan low vision
karena sensitivitasnya yang rendah, namun akan lebih dianjurkan untuk
menggunakan logMAR-based Bailey-Lowie atau Early treatment diabetic
retinopathy study charts. Visus dinilai sebagai 0.1 logMAR untuk setiap baris dan
0.02logMAR untuk tiap huruf yang terbaca dengan benar. Berdasarkan visusnya,
10
jarak pemeriksaan antar pasien dengan chart dapat disesuaikan. Pemeriksaan dapat
dilakukan pada jarak 4 meter untuk visus 6/60 - 6/6, atau pada jarak 2 meter
saat visus kurang dari 6/60, dan pada jarak 1 meter saat visus kurang dari 1/60.
Penilaian penglihatan jarak dekat pada individu dengan low vision lebih
dianjurkan menggunakan chart dengan contoh teks dibandingkan dengan optotypes.
Dengan demikian, kemampuan membaca, skotoma, dan efektivitas dari terapi dan
rehabilitasi dapat dinilai. The Minnesoeta Low Vision Reading Chart (MNREAD)
menilai beberapa parameter yaitu ketajaman penglihatan saat membaca, ukuran
cetak kritis, dan kecepatan maca maksimaal. Tajam penglihatan saat membaca
adalah teks dengan ukuran terkecil yang dapat dibaca tanpa kesalahan yang
signifikan. Kecepatan baca maksimal adalah kecepatan baca tercepat yang tidak
dapat dipercepat dengan memperbesar ukuran teks yang dibaca. Pada orang normal,
tes MNREAD dapat dilakukan dengan jarak 40cm dengan kecepatan rata-rata
11
Kacamata dan kaca pembesar genggam atau berdiri dipilih untuk lebih dari
90% pasien. Apabila pasien menggunakan kacamata, bahan bacaan harus
dipegang pada jarak fokus lensa, misal 10 cm untuk lensa 10-dioptri.
Semakin kuat lensanya, semakin dekat jarak bacanya sehingga
cenderung menghalangi cahaya. Keuntungan memakai kacamata adalah
kedua tangan tetap bebas untuk memegang bahan bacaan. Pasien dengan
fungsi binocular dapat menggunakan kacamata berkekuatan 4-14 dioptri
dengan prisma base-in untuk membantu konvergensi. Di atas 14
dioptri, diperlukan lensa monocular pada mata yang lebih baik. Kaca
pembesar genggam nyaman digunakan untuk berbelanja, membaca
tombol dan label, mengenali uang, dll. Pada orangtua sering
menggunakan alat tersebut bersamaan dengan kacamata baca mereka
untuk memperbesar tulisan. Keuntungan lensa genggam adalah adanya
jarak kerja yang lebih besar antara mata dan lensa. Namun, memegang
lensa mungkin tidak menguntungkan bagi pasien dengan tremor atau kaku
sendi. Kaca pembesar tersedia mulai dari 4 sampai 68 dioptri. Kaca
pembesar berdiri adalah lensa konveks yang dipasang pada suatu tonggak
yang kaku, yang tingginya disesuaikan dengan kekuatan lensa, misalnya
lensa 10 dioptri hanya setinggi 10 cm dari halaman bacaan. Karena
lensa yang berdiri dapat menghalangi cahaya, lensa yang dilengkapi
dengan lampu bertenaga baterai dapat menjadi pilihan terbaik.
Perkembangan terbaru alat-alat ini adalah penggunaan suatu sumber
cahaya LED, yang memungkinkan pencahayaan yang lebih baik dan
mengurangi glare.
14
2. Sistem Telestop
A. Identitas pasien
Nama : Imran
Tempat Tanggal Lahir: Enrekang, 10 Oktober 2009
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 14 thn
Agama : Islam
Alamat : Makassar
Pekerjaan : Mahasiswa
Gambar 4. 3 (sumber.
Nama : Andi Irwan Taufiq
Diambil dari lahan
Tempat Pemeriksaan : Aula SLB-A YAPTI praktek)
MAKASSAR
B. Anemnasis
E. Hasil Pemeriksaan
Setelah di lakukan pemeriksaan ke pasien tersebut mengalami gangguan
penglihatan di mana.ODS pasien yaitu 1/60 di jarak 1 meter,setelah saya
mendapatkan hasil visus tanpa koreksi, selanjutnya saya melakukan visus
koreksi yang dimana penglihatan pasien terganggu di jarak 1/60 setalah saya
koreksi paien tersebut mengalami kemajuan penglihatan di jarak 4/25. jadi saya
memberikan alat bantu, berupa kacamata agar pasien dapat melihat dengan baik,
dimana sebelumnya pasien tidak dapat melihat jelas pada jarak 1Meter setelah
saya melakukan pemeriksaan lebih lanjut, penglihatan pasien lebih meninkat
dari sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorag dengan low vision mungkin tidak dapat mengenali gambar pada
kejauhan atau kesulitan membedakan warna yang hamper sama. Dalam
pemeriksaan fisik di temukan menurunya visus, lapang pandang, sensitivitas
terhadap kontras, warna,dan Cahaya. Terdapat lima jenis alat bantu low vision
yaitu alat optic seperti, kaca pembesar, teleskop, logamaro, snelenchart.
17
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, S.Y.D., Anggriani. N., Pangaribuan, M. S. K., & dkk (2022). Ilmu
Keperawatan Komunitas dan Keluarga. Medan : Yayasan Kita Menulis
Nuraisya N dan Megarianti I. (2019). Gambaran low vision pada anak di pusat mata
nasional di rs mata cicenco Bandung. Jurnal sehat masada Vol. 13 No. 02.
Muhammadnur, R. E., Ine R. M., dkk. (2014). Improvement of Near Vision for Low Vision
Patients in National Eye Healthcare Center Cicendo Eye Hospital 2010–2011. Althea
Medical Journal. 2014;1(2).
Caroline Ratnasari Sarwono. (2020). Referat Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Low
Vision. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Mata Siloam Hospital Lippo Village -
Rumah Sakit Umum Siloam Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan.
Tanggerang
Assilia Dharani, S.Ked. (2012). Low Vision. Bagian Ilmu Kesehatan Mata Rsmh Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang
Gambar 1: Penitikan
Gambar 2: Menggunting
Gambar 3:Faset Gambar 4: Pemasangan