METODA DARING
BIDANG KOMPETENSI:
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
DISUSUN OLEH:
BIDANG KOMPETENSI:
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Disusun Oleh:
Hari :
Tanggal :
i
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya Laporan Praktik Klinik 1 ini dapat
diselesaikan.
Laporan PKL 1 Daring ini telah tersusun sesuai dengan waktu yang sudah
direncanakan. Pada kesempatan ini penulis ingin sampaikan bahwa tersusunnya
laporan ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh
karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya,
2. Yanto Haryanto, S.Pd, S.Kp, M.Kes, Ketua Program Studi DIII Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan Kampus Cirebon,
3. Pembimbing Akademik Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Kampus Cirebon,
4. Ajeng Sadiyah, A. Md, S.Tr, Pembimbing Lapangan (CI) Rumah Sakit
Umum Daerah Waled,
5. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesainya sehingga laporan ini
dapat tersusun tepat pada waktunya
Penyusun menyadari dalam penyusunan Laporan Praktik Klinik 1 ini jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan penulisan untuk laporan selanjutnya. Penyusun
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang…..................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
1. Tujuan Umum................................................................................2
2. Tujuan Khusus...............................................................................2
C. Manfaat Kegiatan..................................................................................3
D. Ruang Lingkup Kegiatan......................................................................3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi perekam medis dan informasi kesehatan diakui sebagai salah satu
profesi tenaga kesehatan sebagaimana terdapat dalam Undang-undang nomor
36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Sebagai profesi, maka perekam
medis dan informasi kesehatan harus ditempuh melalui jalur pendidikan tinggi
yang memiliki kurikulum untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Dalam proses pembelajaran di institusi pendidikan dikembangkan suatu
kurikulum yang hasil pembelajarannya nanti mengacu pada profesi perekam
medis dan informasi kesehatan yang diharapkan.
Penyusunan kurikulum pada Program Studi D III RMIK mengacu pada
ketentuan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 232/U/2000 tentang
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa. Dalam ketentuan tersebut tertulis bahwa beban studi pendidikan
Diploma III terdiri dari 40% teori dan 60% praktik.
Pembelajaran dilakukan secara teori dan praktik. Kedua metode
pembelajaran tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Pembelajaran teori dilakukan di dalam kelas sedangkan pembelajaran praktik
dilakukan di laboratorium dan/atau di fasilitas pelayanan kesehatan secara
langsung. Pembelajaran praktik di fasilitas pelayanan kesehatan ditujukan untuk
mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan
(psikomotor) yang sudah didapatkan di kelas dan di laboratorium dalam dunia
nyata. Namun dalam masa pandemi covid – 19 ini dikeluarkan kebijakan
pembelajaran klinik dilaksanakan secara daring/online dan atau luring/offline.
Hal itu tergantung kesanggupan RS lahan serta kompetensi yang akan dicapai.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Program Studi Diploma III RMIK
Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya perlu menyelenggarakan
pembelajaran praktik kerja lapangan secara daring dan atau luring untuk
meningkatkan keterampilan dan pengalaman bagi mahasiswa melalui kasus –
kasus yang sesuai dengan target kompetensi.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terbentuknya pemahaman yang utuh dalam diri mahasiswa tentang
penerapan sistem penyelenggaraan rekam medis (registrasi, pengolahan, dan
pemusnahan), jenis – jenis aplikasi perangkat lunak yang digunakan, dan
penerapan kodifikasi penyakit dan tindakan pada system musculoskeletal,
respirasi, cardiovascular, pencernaan, dan endokrin di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan jenis/tipe struktur
organisasi dan manajemen rumah sakit
2. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan alur dan prosedur
pelayanan pasien di rumah sakit
3. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan alur dan prosedur
pelayanan rekam medis di rumah sakit
4. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan system registrasi pasien di
rumah sakit
5. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan system pengolahan rekam
medis di rumah sakit
6. Mahasiswa mengetahui dan mampu menggunakan jenis
aplikasi perangkat lunak untuk penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit
7. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kodefikasi sistem
musculoskeletal
8. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kodefikasi sistem respirasi
9. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kodefikasi sistem
kardiovaskuler
10. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kodefikasi sistem
pencernaan
11. Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kodefikasi sistem endokrin
2
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor.
159b/MEN.KES/PER/II/1988 Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Menurut Griffith 1987 dikutip dari Rijadi 1997 Rumah Sakit adalah insitusi
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan individual dengan
menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien guna kepentingan
masyarakat
Pengertian Rumah Sakit menurut para ahli :
1) Menurut Assosiation of Hospital Care (1947) Rumah sakit adalah pusat
dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian
kedokteran diselenggarakan.
2) Menurut American Hospital Assosiation (1974) rumah sakit adalah suatu alat
organisasi yang terdiri tenaga medis professional yang terorganisir serta
sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
3) Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah tempat dimana orang
sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana
pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi
kesehatan lainya diselenggarakan.
4
2. Jenis-Jenis Rumah Sakit
5
5) Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan afiliasi pendidikan
Rumah sakit berdasarkan afilasi pendidikan terdiri atas 2 jenis, yaitu: Rumah
Sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan untuk
berbagai profesi dan Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak
memiliki hubungan kerjasama dengan universitas
6) Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan status akreditasi
Berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan
rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah
sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang
menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan
kegiatan tertentu.
7) Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan kepemilikkan dan penyelenggaraan
Berdasarkan kepemilikkan dan penyelenggaraan rumah sakit dapat dibedakan
menjadi :
1. Rumah sakit Pemerintah : Rumah sakit pemerintah dimiliki dan
diselengarakan oleh : Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI dan
departemen lain termasuk BUMN.
2. Rumah Sakit Swasta : Rumah sakit swasta merupakan unit pelaksana
teknis yang mempunyai peran penting dalam upaya kesehatan masyarakat untuk
peningkatan, pencegahan, perawatan, pemulihan, dan penyuluhan. Rumah sakit
swasta dimiliki dan diselenggarakan oleh swasta yang sudah disahkan menjadi badan
hukum lain yang bersifat sosial. Mekanisme kerjanya menjadi tanggung jawab
pemilik, sedangkan struktur organisasinya menyerupai rumah sakit umum.
8) Klasifikasi Rumah Sakit Umum berdasarkan pelayanan
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan
rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah
diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996):
1. Rumah sakit umum kelas A
Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini
telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital)
atau disebut juga rumah sakit pusat.
6
2. Rumah sakit umum kelas B
Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit
tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak
termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.
3. Rumah sakit umum kelas C
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis
disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan
anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C
ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari puskesmas.
4. Rumah sakit umum kelas D
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah
memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan
rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari
puskesmas.
5. Rumah sakit umum kelas E
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini
banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit
kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan rumah sakit ibu dan anak.
7
B. Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit
Organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan beban kerja
Rumah Sakit. Struktur organisasi Rumah Sakit harus membagi habis seluruh tugas dan fungsi
Rumah Sakit
Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas :
1. Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
Sakit dapat berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite
dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit.
2. Unsur organisasi Rumah Sakit dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban
kerja, dan/atau klasifikasi Rumah Sakit.
8
Tugas dan Fungsi Unit Kerja :
1. Direktur,
9
7. Kepala Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga
9. Bidang Keperawatan
10
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Organisasi
1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Waled
Gedung RSUD Waled pertama kali didirikan memiliki nama “Poliklinik
Leuwueng Gajah” yang didirikan oleh pemerintah Belanda Tahun 1931,
merupakan unit dibawah kendali “Pabrik Gula Leuweung Gajah”, Poliklinik
Leuweung Gajah diserahterimakan oleh pemerintah Belanda ke Pemerintah
Indonesia pada 17 Agustus tahun 1945. Nama Poliklinik Leuweung Gajah diganti
oleh Pemerintah Indonesia menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Waled kelas D di
Kab Cirebon yang berperan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara kuratif dan rehabilitatif bagi pekerja pabrik gula dan masyarakat
disekitarnya pada tahun 1978.
Rumah Sakit Umum Daerah Waled berkembang menjadi RSUD Kelas C
sesuai syarat keputusan (SK) Menteri Kesehatan Nomor 1150/Menkes/SK/1993
pada tahun 1993 dengan jumlah tempat tidur 108 TT, Penyelenggaraan RSUD
Waled berkembang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dengan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat. Akreditasi
5 pelayanan sertifikat Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
YM.00.03.3.5.1888 tanggal 22 April 1999, Akreditasi 12 pelayanan sertifikat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.2.2.5161 tanggal
30 Desember 2003, Klasifikasi B non pendidikan KEPMENKES RI Nomor
1135/MENKES/SK/XII/2008 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Waled milik Pemerintah Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat tanggal
3 Desember 2008 dengan jumlah tempat tidur 240 TT, penetapan RSUD Waled
sebagai satuan kerja yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) sesuai keputusan Bupati Cirebon Nomor :
445/Kep.24-Keu/2010 pada tanggal 4 Januari 2010. Akreditasi 16 pelayanan RS
tingkat lengkap sertifikat Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-
SERT/345/I/2012 25 Januari Tahun 2012, Akreditasi KARS-SERT/585/XII/2017
tanggal 31 Desember 2017 Klasifikasi RS Paripurna.
Rumah Sakit Umum Daerah Waled dipimpin oleh seorang Direktur yang
bertanggung jawab kepada Bupati dan secara administratif dibina oleh Sekretaris
11
Daerah. Pencapaian kinerja rumah sakit semakin meningkat dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan
ditambah promotif dan preventif selain kuratif dan rehabilitatif. Ijin operasional
Rumah Sakit dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintah Provinsi Jawa
Barat Nomor : 445.1/Kep.118/I.25.b/IPRSU-B-BPPT/2014 tanggal 30 Oktober
2014.
12
lingkup RSUD Waled dalam rangka meningkatkan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
13
DAFTAR NAMA PEJABAT STRUKTURAL
RSUD Waled Kabupaten Cirebon 2019
1. Direktur : dr. H. BUDI SETIAWAN SOENJAYA, MM.
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : EMAN HERMAN A.W, S.Sos.
3. Wakil Direktur Pelayanan : dr. Hj. DWI SUDARNI, MARS.
BAGIAN / BIDANG
1. Kepala Bagian Kesekretariatan : H. SOLEH BASTAMAN, SKM.,M.KeS.
2. Kepala Bagian Keuangan : H. SUCHERMAN, S.Sos. MM.
3. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan : H. WIDY SETYAWAN, S.Kep.,Ns..
4. Kepala Bidang Penunjang Pelayanan Medis : dr. ASEP FIRMANSJAH, M.H.
5. Kepala Bagian Perencanaan dan Informasi : DENNY NUGRAHA, SP, MKM.
6. Kepala Bidang Pelayanan Medis : dr. YADI SUPRIADI
SUBBAGIAN / SEKSI
1. Kepala Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit : dr. Hj. LIZA
2. Kepala Seksi Pelayanan Medis : dr. ABDUL AZIZ
3. Kepala Sub Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat : H. USUP
4. Kepala Sub Bagian Rekam Medis dan Sistem Informasi Rumah Sakit : Hj.
KHOTIROH, A.Md.Keb..
5. Kepala Sub Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi : H. CECEP WAHYUDIN,
S.Kep., Ners.
6. Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi : ROSYABANA, SE.,MM.
7. Kepala Sub Bagian Umum : EDI JAEDI, S.KM.
8. Kepala Seksi Asuhan Keperawatan : SIMBAR KENCANA, S.Kep.Ners., MM.
9. Kepala Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Penunjang Medis :
SRI ASTUTI
10. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM : Hj. SUESIH, SE.
11. Kepala Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Fasilitas Pelayanan Penunjang
Medis : MONA ISABELA SARAGIH, SKM.
12. Kepala Sub Bagian Penyusunan Anggaran : HENDI FARDIANTO, SE.
13. Kepala Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medis : dr. HARI
MUKTI.
14. Kepala Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Keperawatan : SRI
RESMINI ASIH, S.Kep, Ners.,MM.
15. Kepala Subag Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana : MEDI DARMAWAN, SKM.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Penyelenggaraan RSUD Waled meliputi pelayanan kesehatan perorangan
dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.
2) RSUD Waled mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan secara berdayaguna dan berhasilguna sesuai standar
pelayanan rumah sakit dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan.
B. Saran
Selama melakukan kegiatan PKL di Rumah Sakit Umum Daerah Waled secara
daring ada beberapa saran yang dapat disampaikan diantaranya :
1) Kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Waled agar dapat lebih baik lagi
dalam pembagian jadwal dan pemberian tugas kepada mahasiswa PKL.
2) Untuk Mahasiswa semoga bisa lebih baik lagi dan dapat menjaga nama baik
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
15
DAFTAR PUSTAKA
http://rsudwaled.cirebonkab.go.id/about_us/sotk
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB.(2021).Tugas dan Fungsi Unit Kerja.Mataram
16