Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN


DI RSUD dr. HARYOTO

Disusun oleh:
TIARA ADELIA RIZAL
XI Keperawatan 3
NIS . 1315/263.071

SMK MUHAMMADIYAH LUMAJANG


KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA, ASISTEN KEPERAWATAN,
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK & FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS
TERAKREDITASI A
Jalan Letkol Slamet Wardoyo 103 Labruk Lor, Lumajang
Telp.: (0334) 890222
Website : http:// www.smkmlumajang.sch.id Email : smkm.lmj@gamil.com
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Kompetensi Keahlian Keperawatan di Puskesmas


Senduro Lumajang telah disahkan dan disetujui oleh Pembimbing Sekolah, Ketua Program
Keahlian Keperawatan, penanggung jawab PKL yaitu Waka Humas, dan Kepala Sekolah
pada:
hari :
tanggal :

Kaprogli Keperawatan Pembimbing Sekolah

( Dyaning Dhamayanti, S.Kep.) ( Dyaning Dhamayanti, S.Kep.)

Mengetahui,
Penanggung Jawab PKL
Waka Humas

(Laily Fitriani, S.Pd.)

Kepala Sekolah

(Drs. Agus Siswantono, M.Psi)


NBM. 563.077
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di RSUD dr. HARYOTO Lumajang. Pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan ini
bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan di
DU/DI. Laporan ini juga menjadi salah satu syarat kelulusan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bentuk pendidikan dan pelatihan
yang akan membentuk kompetensi peserta didik. Tujuan PKL ini adalah memberikan
pengalaman nyata, mengaplikasikan, dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
Selain itu, kegiatan PKL juga dapat menjadi salah satu cara bagi sekolah dan peserta didik
untuk mengenalkan potensi yang dimiliki kepada DU/DI. .
Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian laporan ini, terutama kepada :
1. Drs. Agus Siswantono, M.Psi selaku Kepala SMK Muhammadiyah Lumajang
2. Laily Fitriani, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Humas SMK Muhammadiyah
Lumajang dan selaku penanggung jawab PKL
3. Dyaning Dhamayanti, S.Kep selaku Ketua Program Keahlian Keperawatan dan selaku
Pembimbing Sekolah
4. dewan guru SMK Muhammadiyah Lumajang
5. karyawan di RSUD dr. Haryoto Lumajang
6. semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini dan tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Tiada gading yang tak retak. Kritik dan saran dari pembimbing sangat kami harapkan
untuk perbaikan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca serta adik kelas yang akan mengikuti PKL.

Lumajang, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER DALAM.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL................................................................................................ 1
1.2 Tujuan PKL............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat PKL........................................................................................................... 3
1.4 Waktu dan Tempat PKL.......................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI
2.1 Sejarah Institusi....................................................................................................... 1
2.2 Tujuan Pendirian...................................................................................................... 2
2.3 Pengelolaan.............................................................................................................. 3
( Disesuaikan di tempat DU/DI )
BAB III DASAR TEORI
3.1 (Penjabaran disesuaikan tujuan khusus PKL) ........................................................ 3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Laporan Pendahuluan tentang Oksigenasi di R. IGD ............................................. 6
4.2 Laporan Pendahuluan tentang Mencuci Tangan di R. Kelas II............................... 7
4.3 Laporan Pendahuluan tentang Tanda – Tanda Vital di R. Kelas III........................ 8
4.4 Laporan Pendahuluan tentang Memandikan Pasien di R.VK ................................. 9
4.5 Laporan Pendahuluan tentang Pemberian Nutrisi di R. Kelas I ............................ 10
4.6 Laporan Pendahuluan tentang Mencuci Rambut di R.Kelas II ............................. 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
5.2 Saran.........................................................................................................................13
LAMPIRAN
Lampiran 1: LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PKL
Lampiran 2: LEMBAR KONSULTASI LP
Lampiran 3: LEMBAR TARGET KETRAMPILAN PESERTA DIDIK / BULAN
Lampiran 4: LEMBAR KEGIATAN TAMBAHAN PESERTA DIDIK / BULAN
Lampiran 5: DAFTAR HADIR ( ABSENSI ) / RUANGAN
Lampiran 6:JADWAL SHIFT DI TEMPAT PRAKTiK KERJA LAPANGAN / RUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu program di SMK berupa kegiatan
yang mengutamakan keahlian dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan ini diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik yang
sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing. Pengembangan kompetensi
peserta didik ini dilaksanakan langsung di Dunia Usaha/Duni Industri (DU/DI) guna
mengenalkan peserta didik dengan keadaan dunia kerja sebenarnya.
Berdasarkan peraturan pemerintah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Permen Perindustrian No. 03/M-IND/PER/1/2017 tentang
Pedoman Pembinaan danPengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis
Kompetensi yang Link and Match dengan Industri, serta Keputusan Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Kemendikbud No. 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan, maka SMK Muhammadiyah Lumajang
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik kelas XI.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membina kerjasama antara sekolah dengan Dunia
Usaha/Duni Industri (DU/DI) demi terciptanya pembelajaran yang berdasarkan dengan
kebutuhan usaha dan industri. Selain itu, sekolah juga berharap nantinya peserta didik
dapat membuka usaha sendiri.
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan sesuai dengan
program keahlian masing-masing. Program keahlian keperawatan melaksanakan kegiatan
PKL di lingkungan rumah sakit, puskesmas, balai kesehatan, dan lain-lain. Program
keahlian farmasi melaksanakan kegiatan PKL di lingkungan rumah sakit, puskesmas,
apotek, dan lain-lain. Program keahlian multimedia melaksanakan kegiatan di lingkungan
rumah produksi video, rumah produksi foto, percetakan dan lain-lain. Program keahlian
teknologi laboratorium medik melaksanakan kegiatan di rumah sakit, puskesmas,
laboratorium daerah dan laboratorium klinik swasta.
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang sudah dilaksanakan
tersebut,. Maka disusunlah “Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)” guna memenuhi
tugas kegiatan Praktik kerja lapangan (PKL) tahun 2019/2020 yang dilaksanakan di
RSUD dr. HARYOTO
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
A. Tujuan Umum
Kegiatan Praktik kerja lapangan (PKL) ini secara umum bertujuan agar peserta
didik dapat:
a. merasakan langsung pembelajaran praktik di dunia kerja
b. memperoleh pengalaman etos kerja
c. mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya
d. mengetahui proses kinerja yang terdapat di perusahaan (produk, tenaga kerja
kedisiplinan, dan keselamatan kerja)
e. membandingkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di sekolah dengan
pelaksanaan magang di industri
f. memperoleh pengetahuan terkini dari tempat praktik kerja lapangan
g. mengaplikasikan hal yang diperoleh disekolah (sikap, pengetahuan dan
keterampilan) di tempat praktik kerja lapangan, dan
h. memiliki soft skill yang lebih baik dalam hal motivasi, komunikasi,
kemandirian dan kerja keras.
B. Tujuan Khusus
Kegiatan Praktik kerja lapangan (PKL) ini secara khusus bertujuan agar
peserta didik dapat:
a. menerapkan penyuluhan kesehatan masyarakat
b. menganalisis infeksi
c. menerapkan penggunaan alat – alat kesehatan sesuai dengan fungsinya
d. menerapkan sterilisasi dan desinfeksi
e. menerapkan penyimpanan peralatan kesehatan
f. menerapkan penyiapan tempat tidur klien
g. menerapkan pemeriksaan tanda – tanda vital
h. menerapkan mobilisasi dan ambulasi
i. menerapkan pertolongan pemberian makanan dan minuman peroral
j. Menerapkan prosedur personal higiene
k. Menerapkan pertolongan eliminasi
l. Menerapkan perhitungan tetesan infus
m. menerapkan pertolongan latihan nafas dalam dan batuk efektif
n. menerapkan pemasangan buli – buli panas dan kirbat es
o. menerapkan kompres hangat dan dingin
p. menerapkan penanganan nyeri
q. menerapkan pemberian oksigenasi
r. menerapkan perawatan luka dasar
s. menerapkan pemberian obat peroral
t. menerapkan perawatan klien meninggal dunia.
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
A. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah
b. Dapat mengetahui tata cara melayani pasien dengan baik
c. Dapat mengetahui dunia kerja
d. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menanamkan etos kerja
yang tinggi
e. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bimbingan / arahan
pembimbing industry dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
B. Manfaat Bagi Sekolah
a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah
dengan DU/DI
b. Meningkatkan citra sekolah
c. Meningkatkan popularitas di mata masyarakat
d. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja selama PKL
e. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum, proses
pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana
praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL
C. Manfaat Bagi Dunia Kerja
a. DU/DI lebih dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat sekolah sehingga
dapat menjadi salah satu sarana promosi usaha
b. DU/DI lebih dikenal oleh masyarakat khuusnya masyarakat sekolah sehingga
dapat membantu promosi produk
c. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan
DU/DI
d. DU/DI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui optimalisasi
peserta PKL
e. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya
f. Meningkatkan citra positif DU/DI karena dapat berkontribusi terhadap dunia
pendidikan sekaligus sebagai implementasi dari Inpres No. 9 Tahun 2016.
1.4 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Kegiatan PKL peserta didik SMK Muhammadiyah Lumajang Kompetensi Keahlian
Keperawatan dilaksanakan mulai tanggal 2 Januari – 30 Maret 2018 di RSUD dr.
HARYOTO Lumajang.masing-masing peserta didik mendapatkan jadwal yang berbeda.
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Menerapkan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


A. Pengertian
Menurut Northouse (1998:12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau
keterampilan perawat untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi
gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
B. Tujuan
a. Membantu pasien untuk menjelaskan dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal hal yang diperlukan.
b. Mengurangi kekurangan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri dalam hal
peningkatan derajat kesehatan.
3.2 Menerapkan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
A.Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, di mana individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu
(Departemen Kesehatan).
B.Tujuan
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada indivdu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik
fisik, mental, dan sosial sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian.
c. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk
merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam
bidang kesehatan.
3.3 Membuat Hasil Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
A. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan
sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melangsungkan
suatu anjuran yang ada hubunganya dengan kesehatan.
B. Tujuan
Untuk mengukur tingkat kesehatan pada suatu masyarakat. Tujuan
hasil penyuluhan masyarakat dibagi menjadi 2 :
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1 x 40
menit, diharapkan peserta mampu cuci tangan dengan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan 1 x pertemuan,
di harapkan siswa SMK mampu :
a. menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan
b. menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan
c. menjelaskan tentang alasan mencuci tangan harus di air yang
mengalir
d. menjelaskan tentang 5 waktu yang tepat untuk mencuci tangan
e. menjelaskan tentang langkah mencuci tangan yang baik dan
benar
3.4 Mengkomunikasikan terjadinya Infeksi
A. Pengertian
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan
bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara
bertahan hidup dengan berkembang biak pada suatu reservoir yang
cocok dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru dengan cara
menyebar atau berpindah. Penyebaran mikroba patogen ini tentunya
sangat merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi sehat, lebih-
lebih bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan sakit. Orang yang
sehat akan menjadi sakit dan orang yang sedang sakit serta sedang
dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit akan memperoleh
“tambahan beban penderita” dari penyebaran mikroba patogen ini.
B. Penyebab
a. Batuk dan bersin.
b. Kontak dengan orang terinfeksi, terutama melalui ciuman dan
hubungan seks.
c. Kontak dengan perubahan, makanan dan air yang terkontaminasi.
d. Kontak dengan makhluk hidup yang terinfeksi, termasuk hewan
peliharaan, ternak, dan serangga, seperti lalat dan kutu.
C. Pengobatan
a. Obat antibiotik.
b. Paracetamol untuk meredakan demam.
c. Melakukan pencegahan infeksi agar infeksi tidak semakin parah.
D. Pencegahan
a. Cuci tangan
b. Menghindari orang yang sedang terinfeksi
c. Makan makanan yang sehat
d. Olahraga teratur
3.5 Mengunakan Alat Kesehatan Sesuai dengan Fungsinya
Alat kesehatan adalah barang, instrumen, aparat atau alat
termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapan yang di produksi,
di jual atau di maksudkan untuk di gunakan dalam penelitian dan
perawatan kesehatan,kelainan keadaan manusia atau gejalanya pada
manusia.

A. Alat - Alat untuk Perawatan


a. Plester, untuk menutupi luka dilengkapi pelekat.
b.Kasa, menutupi luka.
B. Alat Perawatan Klien
a. Hot Water Bottle/ Warm Water Zak/ Botol Panas, untuk kompres
panas.
b.Ice Bag/ Eskap, untuk kompres dingin.
c. Breast Pump/ Pompa Susu, untuk memompa air susu keluar dari
payudara wanita yang sedang menyusui.
d.Air Cushion/ Windring, sebagai tempat rendaman duduk pada
penderita wasir/ ambeien/ episiotomy.
e. Colostomy Bag, untuk menampung feses pada klien setelah
operasi kolon.
f. Urinal, untuk menampung urine pada klien yang tidak bisa ke
kamar mandi.
g.Bedpan, untuk menampung urine dan feses pada wanita yang
bedrest total.
h.Bengkok, untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas atau
cairan tubuh ( darah, urine).
i. Paratus, untuk menyimpan alat - alat perawatan.
j. Kasur, untuk tempat klien.
k. Heating pad, untuk menghangatkan badan bila kedinginan.
l. Skin Traction Kit, untuk mencegah imobilisasi persendian yang
terluka atau meradang, atau pada patah tulang atau dislokasi.
m. Kruk, untuk menyangga tubuh yang cedera.
n.Breukband, untuk para penderita hernia agar bebas bergerak.
o. Pressure Garments, untuk mencegah dan mengobati bekas luka
yang menonjol ke luar di bagian dada dan perut.
p.Spalk, untuk pertolongan pertama pada kecelakaan patah tulang.
q.Pembalut Leher, untuk menopang kepala dan membatasi gerak
pada tulang leher.
r. Kursi Roda, untuk pasien yang tidak dapat berjalan.
C. Alat untuk Tindakan Medis
a. Sarung Tangan, untuk melindungi tangan dari pengaruh
lingkungan sekitar.
b. Kateter, untuk mengeluarkan/ pengambilan urine.
c. Urine Bag, untuk menampung urine pada pasien yang dipasang
kateter.
d. Stomach Tube, untuk mengumpulkan cairan, mencuci isi perut,
dan pemberian obat-obatan.
e. Feeding Tube, untuk pemberian nutrisi melalui hidung.
f. Infusion Set, selang untuk pemberian cairan infuse.
g. Transfusion Set, untuk pemberian transfusi darah.
h. Spuit, untuk menyuntik.
i. Injection Needle, untuk menyuntik digabungkan dengan spuit.
D. Alat untuk Diagnosa
a. Buku Tes Buta Warna, untuk mendeteksi buta warna.
b. Chart Vission Snellen, untuk memeriksa ketajaman penglihatan.
c. Reflex Hammer, untuk memeriksa refleksi bagian tertentu tubuh
kita.
d. Tongue, untuk memeriksa tenggorokan.
e. Termometer, untuk mengukur suhu.
f. Stetoskop, untuk mendengar bunyi jantung.
g. Tensimeter, untuk mengukur tekanan darah.
E. Alat-Alat Bedah
a. Scalpel, untuk pegangan pisau operasi.
b. Gunting, untuk pembedahan.
c. Forceps, untuk dijepitkan pada luka sehingga luka tidak terbuka.
d. Klem, untuk menjepit pembeluh darah arteri dan jaringan selaput
perut.
e. Needle Holders, untuk menjepit jarum jahit dan menjahit luka
terbuka.
f. Hecht Naald, untuk menjahit luka.
g. Benang Bedah, sebagai benang untuk menjahit luka.
3.6 Melaksanakan Desinfeksi Peralatan Kesehatan
A. Desinfeksi
d. Pengertian Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme
patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada
endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang
dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi
tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan
ataupun kedokteran.Desinfeksi dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan.
Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan
melalui cara mencuci, mengoles, merendam, dan menjemur dengan
tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam
keadaan siap pakai.
kriteria desinfeksi yang ideal adalah :
1) Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada
suhu kamar
2) Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, ph, temperatur
dan kelembaban
3) Tidak toksik pada hewan dan manusia
4) Tidak bersifat korosif
5) Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6) Tidak berbau
7) Bersifat biodegradable / mudah diurai
8) Larutan stabil
9) Mudah digunakan dan ekonomis
10) Aktivitas berspektrum luas.

b. Macam – macam Desinfektan


1) Alkohol
Etil alcohol atau propel alcohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid
digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi
permukaan.
2) Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang
popular pada kedokteran gigi , baik tunggal maupun dalam
bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang
kuat.Glutaraldehid2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-
alat yang tidak dapat disterilkan.
3) Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan
secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptic
kontrok plak.
c. Cara Kerja Desinfeksi 
1) Denaturasi protein mikroorganisme, perubahan strukturnya
hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2) Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen,
fenol, alkohol, dan garam logam).
3) Oksidasi protein (Oksidanasia).
4) Mengganggu system dan proses enzim (zat-zat halogen,
alcohol ,dan garam logam).
5) Modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma
(desinfektasi dengan aktivitas permukaan)
3.7 Melaksanakan Sterilisasi Peralatan Kesehatan
A. Sterilisasi
a) Pengertian
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 124/Menkes/SK/2004
mengenai kesehatan yang ada dalam lingkungan rumah sakit.Setiap
peralatan rumah sakit haruslah steril. Sterilisasi adalah upaya
menghilangkan semua mikroorganisme yang ada baik dalam
peralatan ataupun lingkungan rumah sakit baik dengan cara kimiawi
maupun fisik. Sterilisasi menghilangkan mikroorganisme sampai ke
sporanya.
b) Metode
Dalam melakukan sterilisasi alat kesehatan rumah sakit terdapat
beberapa metode yang bisa dilakukan, berikut ini metode tersebut:
1) Pemanasan Kering
Sterilisasi yang dilakukan dengan pemanasan secara kering.
Jika temperature yang digunakan kurang tinggi, cara ini
cenderung kurang efektif. Sterilisasi dengan pemanasan
kering ini akan efektif jika temperatur yang digunakan mencapai
160 derajat celcius sampai dengan 180 derajat celcius.
Sterilisasi menggunakan sistem pemanasan kering tidak
dianjurkan untuk peralatan seperti atau gunting.Hal ini
dikarenakan bisa mempengaruhi ketajaman dari alat tersebut.
2) Radiasi
Sterilisasi dilakukan dengan memanfaatkan radiasi.Radiasi
yang biasa digunakan adalah ultraviolet atau sinar-x. Radiasi
yang dihasilkan baik itu oleh ultraviolet atau sinar-x akan
membuat mikroorganisme yang tumbuh akan mati.
3) Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan
Suhu pada saat air mendidih adalah 100 derajat celcius,
dimana suhu tersebut dapat membunuh beberapa organisme
berspora dalam waktu 10 menit saja. Benda yang akan
disterilkan dengan metode ini ditaruh diatas air mendidih,
namun tidak mengenai air secara langsung.
4) Pemanasan secara terputus-putus
Metode sterilisasi ini dilakukan dengan terputus-putus,
dimana benda yang disterilkan tidak hanya dalam sekali proses
selesai.
5) Pembakaran langsung
Metode sterilisasi ini dilakukan dengan membakar benda
yang akan disterilkan secara langsung.
3.8 Menerapkan Penyimpanan Peralatan Kesehatan
A. Pengertian
Penyimpanan peralatan kesehatan adalah suatu tindakan untuk
memelihara peralatan kesehatan agar aman. Pemeliharaan alat ini
dilakukan dengan cara mencuci, mendesinfeksi, dan mensterilkan lalu
disimpan di tempat yang aman. Penyimpanan alat bertujuan untuk
memelihara alat agar tidak terkontaminasi kembali.
B. Persiapan Alat
a. Aseptic gel
b.Handscoen
c. Korentang
d.Alat yang akan disimpan
C. Prosedur
a. Cuci tangan 6 langkah.
b.Memakai handscoen.
c. Ambil korentang dan jepit alat yang akan disimpan.
d.Letakan alat di tempat penyimpanan alat.
3.9 Melaksanakan Penyiapan Tempat Tidur Klien
A.Pengertian
Tempat tidur klien adalah tempat tidur yang disiapkan untuk
klien.Menyiapkan tempat tidur merupakan menyiapkan tempat tidur
setelah dipasang sprei, perlak, selimut, dan sarung bantal.Menyi
apkan tempat tidur ini dilakukan ketika ada pasien baru.
B. Tujuan
Tujuan dari menyiapkan tempat tidur klien meliputi :
a. Agar siap pakai sewaktu–waktu
b. Agar tampak selalu rapi
c. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada pasien dalam
memenuhi kebutuhan dirinya.
Macam – macam penyiapan tempat tidur
A. Tempat Tidur Tertutup (Closed Bed)
a. Pengertian
Tempat tidur tertutup(closed bed) merupakan tempat tidur yang
sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprai penutup (over
laken) diatasnya.
b. Tujuan
1) Agar siap pakai sewaktu-waktu
2) Agar tampak selalu rapi
3) Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien

B. Tempat Tidur Terbuka (Open Bed)


a. Pengertian
Tempat tidur terbuka (open bed) merupakan tempat tidur yang
sudah disiapkan tanpa seprai penutup (over laken).
b. Tujuan
Agar dapat segera digunakan dan pasien merasan nyaman
3.10 Mengukur Suhu
Prosedur pemeriksaan suhu tubuh
a. Persiapan alat
1) Termometer
2) Tiga buah botol yang berisi :
3) Botol pertama berisi larutan sabun
4) Botol kedua berisi larutan desinfektan
5) Botol ketiga berisi air bersih.
6) Bengkok
7) Kertas/ tisu
8) Vaselin
9) Buku catatan suhu
10) Sarung tangan
3.11 Mengukur Tekanan Darah
Prosedur pemeriksaantekanan darah
a. Persiapan alat
1) Sfighmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari :
2) Stetoskop
3) Buku catatan tanda vital
4) Pena
b. Cara kerja
1) Jelaskan prosedur pada klien.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi pasien.
4) Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5) Lengan baju dibuka.
6) Pasang manset pada lengan kanan/ kiri atas sekitar 3cm di atas
fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7) Tentukan denyut nadi arteri radialisdekstra / sinistra.
8) Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak
teraba.
9) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari
titik radialis tidak teraba.
10) Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan
kompreskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar skrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
11) Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba
kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12) Catat hasil.
13) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3.12 Menghitung Nadi
Prosedur pemeriksaaan denyut nadi
a. Persiapan alat
1) Arloji (jam) atau stopwatch
2) Buku catatan nadi
3) Pena
b. Cara kerja
1) Jelaskan prosedur pada klien.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi pasien.
4) Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh.
5) Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
6) Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari
telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya
permenit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.
7) Catat hasil.
8) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3.13 Menghitung Pernapasan
Prosedur pemeriksaan pernapasan
a. Persiapan alat
11) Arloji (jam) atau stopwatch 
12) Buku catatan 
13) Pena
b. Cara kerja
1) Jelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien
4) Hitung frekuensi dan irama pernapasan
5) Catat hasil
6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
3.13 Melakukan Pertolongan Ambulasi Klien
A. Cara kerja
a. Posisi fowler
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Minta pasien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan
3) Naikkan kepala bed setinggi 45 derajat
4) Letakkan bantal kecil di bawah kepala pasien
5) Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada lurus lumbal
6) Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
7) Pastikan tidak terdapat fleksi pada area poplitea dan lutut
8) Letakkan bantal atau gulungan handuk di bawah paha pasien
9) Topang telapak kaki dengan menggunakan footboard atau
papan kaki
10) Letakkan bantal untuk menompang kedua lengan dan tangan
11) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
a. Posisi supinasi (terlentang)
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur
3) Letakkan bantal di bawah kepala leher dan bahu pasien
4) Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada lurus lumbal
5) Letakkan bantal pada kaki mulai dari lutut sampai tumit
6) Topang telapak kaki dengan menggunakan footboard atau
papan kaki
7) Jika pasien tidak sadar, maka evaluasikan tangan dan lengan di
bawah dengan menggunakan bantal
8) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
b. Posisi pronasi (telungkup)
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Baringkan pasien dengan posisi terlentang
3) Gulingkan pasien dengan lengan diposisikan dekat dengan
tubuhnya, siku lurus dan tangan diatas pahanya
4) Putar kepala pasien ke salah satu sisi dan sokong dengan
bantal
5) Letakkan bantal kecil di bawah abdomen
6) Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
7) Jika pasien tidak sadar, maka elevasikan tangan dan lengan
di bawah dengan menggunakan bantal
8) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
c. Posisi lateral
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Baringkan pasien dengan posisi terlentang
3) Gulingkan pasien hingga posisi miring
4) Letakkan bantal di bawah kepala dan leher
5) Fleksikan bahu bawah, posisikan ke depan
6) Letakkan bantal di bawah lengan atas
7) Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas
8) Letakkan bantal di belakang punggung pasien
9) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
d. Posisi sims
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur
3) Gulingkan pasien hingga pada posisi setengah telungkup
4) Letakkan bantal di bawah kepala pasien
5) Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi
6) Letakkan bantal di bawah lengan pasien yang fleksi
7) Letakkan bantal di bawah tungkai yang fleksi
8) Letakkan support device di bawah telapak kaki pasien
9) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
e. Posisi trendeleburg
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Pasien dalam keadaan terlentang, bantal diletakkan diantara
kepala dan ujung tempat tidur
3) Berikan bantal di bawah lipatan lutut
4) Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur
5) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
f. Posisi lithotomi
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Pasien dalam keadaan terlentang, angkat kedua paha dan tarik
ke arah perut
3) Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
4) Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk
posisi lithotomi
5) Pasang selimut
6) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
g. Posisi dorsal recumbent
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Pasien dalam keadaan terlentang, pakaian bawah dibuka
3) Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap
tempat tidur dan renggangkan kedua kaki
4) Pasang selimut
5) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
h. Posisi knee chest
1) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2) Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan
kedua kaki ditekuk, diletakkan di samping kepala
3) Pasang selimut
4) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
3.14 Melakukan Pertolongan Mobilisasi Klien
A. Mobilisasi
Persiapan alat
4) Tempat tidur
5) Bantal kecil
6) Gulungan handuk
7) Footboard (papan kaki)
8) Sarung tangan
9) Bantalan kaki
3.15 Menerapkan Pertolongan Pemberian Makan dan Minum Per
Oral
A. Pengertian
Makan adalah kegiatan memasukkan makanan atau sesuatu ke
dalam mulut untuk menyediakan nutrisi bagi binatang dan makhluk
hidup, dan juga energi untuk bergerak serta pertumbuhan, yaitu
dengan memakan organisme.Minum adalah kegiatan mengonsumsi
cairan melalui mulut.Pemberian makan dan minum pada pasien secara
langsung melalui mulut dan menghidangkan makanan serta minuman
pada pasien sesuai daftar makan atau diet pasien.
B. Tujuan
a. Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien tepat
waktu dan sesuai dengan kebutuhan atau dietnya.
b. Untuk memenuhi kebutuhan pasien
C. Persiapan Alat
a. Piring
b. Sendok
c. Garpu
d. Gelas minum
e. Serbet
f. Mangkuk
g. Tisu (jika Perlu)
D. Prosedur Pelaksanaan
a. Beri tahu pasien.
b. Atur kelapa pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari pada
badan.
c. Bentangkan serbet dibawah dagu pasien.
d. Ingatkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
e. Tawari pasien minum, jika perlu gunakan sedotan.
f. Beri tahu pasien jika makanan panas/ dingin, anjurkan untuk
mencicipi makanan terlebih dahulu.
g. Suapkan makan sedikit demi sedikit jangan tergesa-gesa untuk
menghindari tersedak.
h. Setelah selesai makan, beri pasien minum, dilanjutkan dengan
pemberian obat jika ada.
i. Bersihkan mulut paisen dengan tisu.
j. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula.

3.16 Memandikan klien


A. Pengertian
Personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis.Tindakan ini penting dilakukan agar kebersihan pasien
terjaga.Tindakan ini termasuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
B. Tujuan
a. Meningkatkan derajat kebersihan dan kesehatan
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah penyakit
e. Meningkatkan rasa percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan
g. Memberi rasa nyaman

A. Melaksanakan prosedur kerja memandikan pasien


a. Persiapan alat
1) APD ( handscoon , masker, scord )
2) Celemek
3) Baskom dan tempatnya (2) berisi air hangat
4) Waslap (2)
5) Perlak (1)
6) Handuk besar (1)
7) Handuk sedang (1)
8) Handuk kecil (1)
9) Selimut mandi (1)
10) Selimut tidur (1)
11) Baju ganti bersih
12) Sabun mandi cari
13) Baby oil / minyak kayu putih
14) Bengkok
15) Baki
16) Pispot
17) Urinal
b. Cara kerja
1) Mendekatkan peralatan ke dekat pasien.
2) Memakai APD ( mulai dari skoret, celemek, dan masker ).
3) Cuci tangan 6 langkah.
4) Memakai handscoon.
5) Menawarkan pasien untuk BAK atau BAB.
6) Memasang perlak dan handuk besar di bawah punggung pasien.
7) Mengganti selimut mandi.
8) Menanggalkan pakaian atas dan meletakkan ke dalam tempat baju
kotor selimut mandi ke atas.Beri minyak kayu putih pada bagian
dada dan perut putih, posisikan kembali tangan pasien ke posisi
semula, taruh handuk di sampiran.
9) Miringkan pasien menghadap ke arah petugas, bersihkan bagian
punggung sampai glutea seperti prosedur sebelumnya.
10) Keringkan dengan handuk di bawah punggung pasien, beri baby oil/
minyak kayu putih pada daerah punggung. Gulung handuk besar,
posisikan pasien terlentang kembali kemudian tarik handuk besar,
taruh di keranjang pakaian kotor.
11) Pakaian baju ganti yang bersih pada pasien, sambil menarik
selimut mandi sampai ekstremitas bawah.
12) Pasang kembali handuk sedang di bawah kaki, bersihkan mulai dari
pangkal paha sampai ujung kaki, mulai membersihkan kaki dari
bagian yang terjauh dari petugas, bersihkan dan keringkan.
Lakukan hal yang sama pada bagian yang terjauh dari petugas.
13)Pakaikan pakaian bawah pada pasien dan ambil perlak.
14)Ambil selimut mandi dan pasang selimut tidur pada pasien.

B. Melaksanakan prosedur kerja mencuci rambut


a. Persiapan alat
1) Handuk 2 buah
2) Handscoon
3) Perlak
4) Baskom berisi air dan kosong
5) Gayung
6) Sampo
7) Sisir
8) Kasa atau kapas
9) Selimut mandi
10) Celemek
11) Kain pel
12) Waslap
13) Baki
b. Cara kerja
1) Menjaga privasi.
2) Menggunakan handscoon dan celemek.
3) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi.
4) Mengatur posisi pasien, kepala di pinggir tempat tidur.
5) Meletakkan perlak dibawah kepala pasien dengan perlak
diarahkan bawah dengan digulung bagian tepi menuju baskom
yang berada dibawah tempat tidur.
6) Meletakkan baskom kosong yang dialasi kain pel di bawah
tempat tidur tepat di bawah kepala pasien.
7) Menutup lubang telinga dengan kasa atau kapas.
8) Menutup dada dengan handuk sampai leher.
9) Menyisir rambut.
10) Menyiram dengan air, menggosok kulit kepala dan rambut
dengan sampo.
11) Membilas rambut hingga bersih.
12) Melepas kasa / kapas penutup telinga.
13) Mengangkat perlak, mengeringkan dengan handuk.
14) Menyisir rambut.
15) Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk
kering.
16) Merapikan pasien ganti selimut dengan selimut tidur.
17) Merapikan alat.
18) Cuci tangan
3.17 Prosedur kerja perawatan kuku pasien tanpa komplikasi
a. Persiapan alat
1)Alat pemotong kuku
2)Handuk
3)Baskom berisi air hangat
4)Bengkok berisi larutan lisol 3%
5)Sabun
6)Kapas
7)Sikat kuku
b. Cara Kerja
1) Letakkan peralatan ke dekat pasien.
2) Menjelaskan tujuan tindakan.
3) Cuci tangan.
4) Memakai handscoon.
5) Pasang alas dibawah tangan pasien.
6) Rendam tangan dalam baskom berisi air selama 1-2 menit. Jika
kuku kotor sikat dengan sikat kuku dan bilas dengan air hangat,
selanjutnya keringkan.
7) Letakkan tangan pasien diatas bengkok berisi larutan lisol 3%
agar kuku tidak berserakan. Potong kuku tangan sesuai
kelengkungan kuku, setelah selesai masukkan gunting kuku ke
dalam bengkok berisi larutan lisol.
8) Setelah dipotong, kikir kuku agar rata dan halus.
9) Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke bengkok.
10) Rapikan peralatan.
11) Cuci tangan.
3.18 Melaksanakan prosedur kerja cuci rambut pasien tanpa
komplikasi
a. Persiapan alat
14) Handuk 2 buah
15) Handscoon
16) Perlak
17) Baskom berisi air dan kosong
18) Gayung
19) Sampo
20) Sisir
21) Kasa atau kapas
22) Selimut mandi
23) Celemek
24) Kain pel
25) Waslap
26) Baki
b. Cara kerja
19) Menjaga privasi.
20) Menggunakan handscoon dan celemek.
21) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi.
22) Mengatur posisi pasien, kepala di pinggir tempat tidur.
23) Meletakkan perlak dibawah kepala pasien dengan perlak
diarahkan bawah dengan digulung bagian tepi menuju baskom
yang berada dibawah tempat tidur.
24) Meletakkan baskom kosong yang dialasi kain pel di bawah
tempat tidur tepat di bawah kepala pasien.
25) Menutup lubang telinga dengan kasa atau kapas.
26) Menutup dada dengan handuk sampai leher.
27) Menyisir rambut.
28) Menyiram dengan air, menggosok kulit kepala dan rambut
dengan sampo.
29) Membilas rambut hingga bersih.
30) Melepas kasa / kapas penutup telinga.
31) Mengangkat perlak, mengeringkan dengan handuk.
32) Menyisir rambut.
33) Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk
kering.
34) Merapikan pasien ganti selimut dengan selimut tidur.
35) Merapikan alat.
36) Cuci tangan.

3.19 Melaksanakan prosedur kerja oral hygiene pasien sadar


a. Persiapan alat
a. APD ( scord, masker, handscoon )
b. Celemek
10) Alas berupa perlak kecil jika perlu
11) Handuk kecil
12) Sikat gigi dan pasta gigi
13) Gelas berisi air bersih
14) Bengkok 2
15) Gelas untuk air kumur dan gelas kosong
16) Tisu
17) Sedotan
18) Baki
b. Cara kerja
1) Mendekatkan alat pada pasien.
2) Memakai APD ( mulai dari skoret dan masker ).
3) Menjelaskan tujuan.
4) Cuci tangan 6 langkah menggunakan handsanitizer.
5) Memakai handscoon.
6) Miringkan klien, kemudian pasang alas atau celemek di bawah
dagu dan pipinya.
7) Letakkan bengkok di bawah dagu klien, agar air bekas kumur
dapat tertampung.
8) Berikan klien sikat gigi yang sudah dibasahi dan dibubuhi pasta
gigi secukupnya.
9) Berikan air untuk berkumur.
10) Berikan kesempatan pada klien yang menyikat gigi dan
anjurkan untuk berkumur hingga mulut bersih. Tampung air
bekas kumur di dalam bengkok.
11) Masukkan sikat gigi ke dalam gelas kosong.
12) Angkat gelas dan bengkok kemudian letakkan diatas baki.
13) Bersihkan area mulut menggunakan handuk / tisu.
14) Angkat alas kemudian masukkan ke dalam bengkok kosong.
15) Atur posisi pasien hingga nyaman.
16) Rapikan alat.
17) Cuci tangan.
3.20 Menerapkan Pertolongan Eliminasi
A. Pengertian
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism tubuh
baik berupa urine atau feses. Pertolongan eliminasi adalah tindakan
yang dilakukan untuk membantu pasien membuang urine atau
feses.Tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak mampu
berdiri.
B. Tujuan
a. Mengkaji adanya kelainan feses atau urine secara langsung
b. Membantu eliminasi klien yang tidak dapat turun dari tempat
tidur guna mempercepat penyembuhan penyakit.
C. Persiapan Alat
a. Pispot dengan tutupnya
b. Urinal ( pakai laki-laki )
c. Sampiran
d. Perlak pengawas
e. Troli
f. Kertas file
g. Baskom berisi dua buah untuk suci, bilas dan bilas sabun
h. Sabun
i. Waslap 2
j. Handuk
k. Selimut mandi
l. Sarung tangan
m. Bengkok
n. Sarung tangan
D.Cara kerja
a. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan klien.
b. Letakkan peralatan dekat dengan klien.
c. Tutup jendela atau sampiran untuk menjaga privasi.
d. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
e. Ganti selimut tidur klien dengan selimut mandi.
f. Pasang perlak pengalas dibokong dengan meminta klien
menekuk lutut, kemudian mengangkat bokongnya atau
mengatur posisi miring.
g. Buka pakaian bawah klien.
h. Minta klien untuk menekuk lutut dan mengangkat bokongnya,
kemudian masukkan pispot secara perlahan.
i. Pada klien pria pasang urinal untuk membantu BAK.
j. Pastikan bahwa sprei dan stik laken tidak terkena urine klien.
k. Tinggalkan klien, kemudian minta klien untuk memberi tahu
dengan membunyikan bel jika sudah selesai.
l. Tarik pispot, kemudian kaji warna, bau, jumlah, konsistensi, dan
karakteristik.
m. Letakkan pispot bersama tutupnya di atas bangku kecil atau troli.
n. Bersihkan area genital dan peranial klien dengan tisu, kemudian
buang ke dalam pispot. Pada klien wanita, bersihkan mulai dari
uretra hingga anus untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme dari rectal ke saluran kemih.
o. Gunakan waslap untuk membersihkannya karena perianal
dengan air sabun, kemudian bilas dengan air bersih.
p. Keringkan area perianal menggunakan handuk.
q. Angkat perlak pengalas bokong.
r. Bantu klien kembali pada posisi semula.
s. Bantu klien mengenakan kembali pakaian bawahnya.
t. Angkat selimut mandi sambil menarik selimut klien ke atas.
u. Ganti linen jika kotor karena terkena feses atau urine.
v. Bantu klien merapikan pakaiannya.
w. Buka sampiran.
x. Bersihkan pispot.

3.21 Menerapkan Perhitungan Tetesan Infus


A.Pengertian
Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan
pemberian cairan. Karena cairan yag masuk harus sama dengan
cairan yang keluar. Pemberian cairan harus dihitung agar sesuai
dengan jumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.

B. Tujuan
a. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada
klien dehidrasi dan syok.
b. Mencegah kelebihan cairan pada klien.
C. Persiapan Alat
a. Kertas dan pensil
b. Jam dengan jarum detik
D. Prosedur
a. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk
memastikan larutan yang benar.
b. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan per-mililiter dari set infus (
sesuai petunjuk bungkus)
1) Tetesan mikro (mikrodrip): 1cc = 60 tetesan
2) Tetesan makro ( makrodrp).
1 cc = 15 tetes
1 cc = 20 tetes
Memilih salah satu rumus
1) Berdasarkan jumlah tetes per- mililiter larutan
2) Konversi tetes per- menit ke milliliter
Rumus kecepatan infus
Jumlah cairan yang akan diberikan (ml) X Faktor
tetasan/ drip
Lama pemberian dalam jam x 60 menit
3) Mencuci tangan.
4) Memakai sarung tangan.
5) Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan
pada bilik drip selama satu menit dengan jam,
kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan
atau menurunkan kecepatan infus.
6) Memeriksa kecepatan setiap jam.
7) Mendokumentasikan.

3.22 Menerapkan Pertolongan Latihan Napas Dalam dan Batuk


Efektif
A. Pengertian
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen
terangkat perlahan dan dada mengembang penuh ( Parsudi, dkk.
2002 ). Batuk adalah mekanisme refleks yang sangat penting untuk
menjaga jalan napas tetap terbuka ( paten ) dengan cara
menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk pada jalan
napas. Efektif adalah pencapaian sebah tujuan atau sasaran.Batuk
efektif yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
B.Tujuan
Tujuan latihan napas dalam dan batuk efektf meliputi :
a. Mencapai ventilasi yang lebih tercapai dan efisien serta untuk
mengurangi kerja napas
b. Meningkatkan ekspansi paru-paru
c. Memobilisasi secret
d. Membersihkan sekret dan mengeluarkan sputum/ dahak
e. Membersihkan jalan napas
f. Mengurangi sesak napas akibat penumpukan sekret.
C.Persiapan Alat dan Bahan
a. Aseptic gel
b. APD (handscoen, masker, scord)
c. Pot sputum berisi larutan desinfektan
d. Air minum hangat
e. Perlak/ handuk kecil
f. Tisu
g. Bengkok
D. Prosedur
Cara latihan napas dalam dan batuk efektif adalah sebagai berikut
:
a. Mencuci tangan
b. Memakai apd
c. Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler/ fowler
d. Pasang perlak/ handuk kecil di dada klien
e. Anjurkan klien bernapas pelan 2 – 3 kali melalui hidung dan
dikeluarkan melalui mulut
f. Instruksikan pasien menarik nafas dalam dan ditahan 1 – 3
detik kemudian batukan dengan kuat
g. Siapkan pot sputum, anjurkan pasien membuang sputum ke
pot sputum
h. Mengusap mulut klien dengan tisu
i. Anjurkan klien istirahat sebentar
j. Anjurkan klien mengulangi prosedur sampai 3 kali
k. Terminasi (evaluasi, membereskan alat, melepas APD,
mencuci tangan, dan dokumentasikan).

3.23 Menerapkan Pemasangan Buli-Buli Panas Dan Kirbat Es


A. Kompres Menggunakan Buli-buli Panas
a. Pengertian : Buli-buli hangat adalah botol karet yang diisi air
panas.
b. Fungsi        : Untuk kompres hangat
c. Kegunaan  
1) Menangani demam atau menurunkan panas.
2) Untuk cedera lama/ kondisi kronis yang mana bisa
membantu membuat rileks, dan mengurangi tekanan
pada jaringa.
3) Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit/nyeri di
bagian tubuh seperti perut, pinggang, persendian
4) Merileksasikan otot-otot yang tegang
5) Meringankan rasa nyeri pada wanita yang mengalami
nyeri haid.
6) Memperlancar aliran darah.
d. Persiapan Alat dan Bahan
1) Buli-buli panas dan sarung
2) Termos berisi air panas/termometer air panas
3) Lap kerja
e. Prosedur
1) Cuci tangan
2) Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara :
mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian
membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan
dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc) isi buli-buli dengan air panas
sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu
keluarkan udaranya dengan cara :
1) letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.
2) Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher
buli-buli
3) Kemudian penutup  buli-buli di tutup dengan rapat/benar.
4) Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja
dan masukkan ke dalam sarung buli-bui
5) Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
6) Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
7) Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul
akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan,
ketidak nyamanan, kebocoran.
8) Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi,
sesuai yang dikehendaki
9) Bereskan alat alat bila sudah selesai
10) Cuci tangan
11) Dokumentasikan.

B. Kompres dengan kirbat es ( eskap )


a. Pengertian
Kirbat Es adalah alat untuk melakukan kompres dingin dengan es. Kompres
Kirbat Es adalah suatu cara atau upaya untuk menurunkan demam atau
mengurangi nyeri dan peregangan otot dengan memberikan kompres dingin
kering dengan menggunakan kirbat es. Kompres ini bagus untuk pasien
pendarahan bagian tubuh bagi pasien kecelakaan.
b. Persiapan Alat dan Bahan
1) Kirbat Es
2) Perlak dan alas
3) Mangkok berisi potongan es
4) Garam satu sendok teh
c. Prosedur Pelaksanaan
1) Bawa alat-alat ke dekat klien.
2) Cuci tangan.
3) Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam.
4) Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian
dari kirbat tersebut.
5) Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di
tutup rapat
6)   Periksa eskap, adakah kebocoran atau tidak.
7) Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya.
8) Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien.
9) Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres.
10) Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres.
11)  Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu
tubuh.
12) Angkat eskap bila sudah selesai
13)   Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
14) Bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini.
15) Cuci tangan.
16) Dokumentasikan.

3.24 Menerapkan Kompres Hangat Dan Dingin


A.Pengertian
Kompres merupakan salah satu cara untuk meredakan rasa sakit.
Kompres hangat adalah kompres untuk menurunkan demam.Kompres
dingin untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada luka yang
mengalami peradangan.
B.Persiapan alat
a. Kompres hangat
1) Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46 derajat
celcius)
2) Handuk kecil
b. Kompres dingin
1) Kirbat es dengan sarungnya
2) Lap kerja
3) Perlak pengalas
4) Sarung tangan
5) Potongan kecil es ditambah satu sendok teh garam
6) Air dalam wadah
7) Kassa gulung
8) Plester dan larutan klorin 0,5%
C.Cara Kerja
a. Kompres hangat
1) Dekatkan alat kepada pasien.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi yang nyaman.
4) Masukkan handuk ke dalam air hangat yang telah
disediakan .
5) Kemudian peras handuk tersebut lalu letakkan pada daerah
yang nyeri.
6) Lakukan tindakan ini selama 15-30 menit dan kompres setiap
5 menit.
7) Setelah tindakan selesai atur kembali posisi pasien.
8) Bereskan alat.
9) Cuci tangan.
10) Dokumentasikan.
b. Kompres dingin
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Mencuci tangan.
3) Mendekatkan alat dan bahan kepada pasien.
4) Memasang perlak pengalas.
5) Memakai sarung tangan.
6) Memasang kompres pada bagian tubuh yang memerlukan
dengan jangka waktu tertentu.
7) Membereskan alat.
8) Merendam sarung tangan dalam larutan klorin.
9) Mencuci tangan.

3.25 Menerapkan Penanganan Nyeri


A. Pengertian
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
( smeltzer dan bare, 2002 ). Nyeri merupakan alasan utama
seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.Nyeri
terjadi bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau
pengobatan.Nyeri sangat menggangu dan menyulitkan lebih banyak
orang dibanding suatu penyakit manapun.
B. Tatalaksana
a. Stimulasi dan masase kutaneus
Masase adalah stmulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu .Masase tidak secara
spesifik menstimulasi reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai
dampak melalui sistem kontrol desenden.Masase dapat
membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi
otot
b. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas
mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area
dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan.
c. Trancutaneus electric nerve stimulation
Menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan
elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi
kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.Dapat
digunakan baik untuk nyeri maupun maupun nyeri kronis.

3.26 Menerapkan Pemberian Oksigenasi


A. Pengertian
Oksigen adalah suatu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel -
sel secara normal yang diperoleh dengan cara menghirup oksigen
setiap hari. Oksigenasi adalah pemenuhan oksigen untuk kebutuhan
sel dan jaringan tubuh.Pemberian oksigenasi adalah pemberian aliran
gas oksigen pada tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen
dalam darah dapat meningkat.
B. Tujuan
Tujuan Pemberian Oksigenasi meliputi :
a. Mengatasi keadaan kekurangan oksigen dalam tubuh
b.Menurunkan kerja pernafasan
c.Menurunkan beban kerja otot jantung (miokard).
C. Persiapan Alat dan Bahan
a. Aseptic gel dan APD (handscoen, masker dan Scord).
b. Tabung oksigen dan flowmeter.
c. Humidifier menggunakan cairan steril/ aquabidest, aqua, air kran
yang dimasak sesuai ketentuan Puskesmas.
d. Kanula nasal/ kateter nasal, masker sungkup sederhana,
rebreathing/ non rebreathing.
e. Plester.Kasa jika perlu.
D. Prosedur
Cara pemberian oksigenasi adalah sebagai berikut :
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Memakai apd (handscoen, masker, scord )
c. Menjelaskan prosedur tindakan kepada klien
d. Isi glass humidifier dengan water for irrigation setinggi batas yang
tertera
e. Menghubungkan flowmeter dengan tabung oksigen/ sentral
oksigen
f. Cek fungsi flowmeter dan humidifier dengan memutar pengatur
konsentrasi oksigen dan amati ada tidaknya gelembung gas
dalam glass flowmeter
g. Menghubungkan kateter nasal/ kanul nasal dengan flowmeter
h. Alirkan oksigen ke kateter nasal dengan aliran antara 1 - 6 liter/
menit. Kanul nasal dengan aliran antara 1 - 6 liter/ menit
i. Alirkan oksigen ke sungkup muka partial rebreathing dengan
aliran udara 8 - 12 liter/ menit
j. Alirkan oksigen ke sungkup muka non rebreathing dengan aliran
udara 8 - 12 liter/ menit
k. Cek aliran kateter nasal/ kanul nasal menggunakan punggung
tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen
l. Olesi ujung kateter nasal/ kanul nasal dengan jeli sebelum dipakai
ke pasien
m. Pasang alat kateter nasal/ kanul nasal pada klien
n. Tanyakan pada klien apakah udara sudah terasa/ tidak
o. Berikan plester dan fiksasi selang masker
p. Terminasi (evaluasi, membereskan alat dan bahan, melepas APD,
cuci tangan, dan dokumentasi).
3.27 Menerapkan Perawatan Luka Dasar
A. Pengertian
Perawatan luka dasar adalah tindakan untuk merawat luka dan
melakukan pembalutan denga tujuan mencegah infeksi silang (masuk
melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka. Pada
prinsipnya dalam merawat luka di butuhkan sterilitas mengingat luka
sangat rentang terhadap masuknya mikroorganisme. Luka yang
dibiarkan tanpa diobati akan menjadi infeksi.
B. Tujuan
a. Mencegah pendaharan
b. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
c. Membersihkan luka dari benda asing
d. Mempercepat penyembuhan luka
C. Persiapan Alat dan Bahan
a. Handscoon Besih/ steril
b. Masker
c. Pinset Anatomis
d. Pinset Sirungis
e. Gunting
f. Kom
g. Kassa Steril
h. Kapas Lidi
i. Betadin
j. Cairan Ns/ Nacl
k. Pengalas
l. Plester
m. Bengkok
D. Prosedur Pelaksanaan
a. Mencuci tangan 6 langkah.
b. Mendekatkan alat ke samping pasien.
c. Memakai APD.
d. Menjaga privasi pasien.
e. Pasang pengalas dibawah daerah yang luka.
f. Dekatkan bengkok.
g. Jika luka dibalut, buka balutan dengan gunting, lalu dibuang di
bengkok.
1) Bersihkan luka dengan cairan NS/ Nacl, lalu keringkan dengan
kasa.
2) Oleskan luka dengan betadin.
3) Tutup luka dengan kasa steril.
4) Rekatkan dengan plester.
5) Rapikan Alat.
6) Lepas APD.
7) Cuci tangan 6 langkah.

3.28 Menerapkan Pemberian Obat Oral


A. Pengertian
Obat adalah suatu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa,
menyembuhkan, mengatasi, membereskan, atau mencegah
penyakit.Oral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
mulut.Pemberian obat oral adalah pemberian obat melalui mulut. Cara
ini yang paling banyak dipakai karena merupakan cara yang paling
mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien.
B. Tujuan
Tujuan Pemberian obat oral meliputi :
a. Memberikan obat tertentu dengan cara oral
b. Memberi obat tanpa harus merusak kulit dan jaringan
c. Memberi obat tanpa menimbulkan nyeri.
C. Persiapan aalat dan Bahan
a. Aseptic gel
b.APD (handsccoen dan scord )
c. Baki berisi obat - obatan
d.Kartu rencana pengobatan
e. Mangkok untuk wadah obat
f. Martil dan lumping penggerus (bila perlu)
g.Gelas berisi air minum
h.Kertas tissue
i. Sedotan (bila perlu)
j. Spuit/ sendok takar/ pipet (bila perlu).

3.29 Menerapkan Perawatan Klien Meninggal Dunia


A. Pengertian
Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, termasuk
menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan kepada keluarga, transportasi ke kamar jenazah
dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien.Tindakan ini sering
dilakukan di Rumah Sakit ketika ada pasien yang meninggal di ruangan.Perawatan
jenazah ini hanya sampai memberikan identitas, tidak memandikan.
B. Tujuan
a. Penghormatan terhadap jenazah
b. Jenazah dalam keadaan bersih

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu bentuk pendidikan dengan memberikan


pengalaman belajar bagi peserta didik SMK Muhammadiyah Lumajang untuk berpartisipasi
dengan tugas langsung dari DU/DI.
Praktek Kerja Lapangan member kesempatan kepada Peserta Didik SMK
Muhammadiyah Lumajang untuk mengaplikasikan ilmu – ilmu yang telah diperoleh di
sekolah. Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud relevansi antara teori yang di dapat
selama berada di sekolah dengan praktek yang ditemui di DU/DI.

5.3 Saran
A. Adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI sehingga
terjadi sinkronasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses pembimbingan di
tempat PKL.
B. Adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI sehingga
terjadi sinkronasi materi yang di ajarkan di sekolah dan proses pembimbingan di
tempat PKL.
DAFTAR PUSTAKA

Dhamayanti, Dyaning.2018.Buku Panduan PKL.Lumajang: SMK Muhammadiyah Lumajang.

Lestari Yeni, Dodik Aprilianto, Joko Pramono.2017.Keterampian Dasar Tindakan


Keperawatan
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PKL

PARAF
TANGGAL MATERI YANG DIKONSULTASIKAN
PEMBIMBING

Anda mungkin juga menyukai