Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


CERIA HIDROPONIK SAMBAS
KABUPATEN SAMBAS
Jl. Pendidikan. Gg Rahmat No. 13. Desa Tumok Manggis
Tanggal 03 Juli s/d 30 September 2023

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Ujian Akhir Semester (UAS)

Disusun Oleh :
SNDRA MONIKA

NIS/NISN : 9805/0048093920

KELAS : XII ( DUA BELAS )


AGRIBISNIS TANAMAN
PROGRAM KEAHLIAN :
PANGAN DAN HORTIKULTURA

KOMPETENSI KEAHLIAN : AGRIBISNIS TANAMAN

KOPETENSI KEAHLIAN:
AGRIBISNIS TANANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(ATPH)
SMK NEGERI 1 TELUK KERAMAT
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKL)
CERIA HIDROPONIK SAMBAS
KABUPATEN SAMBAS

Sekura, 13 Oktober 2023


Menyetujui
Ketua Du/Di Ketua Kompetensi Keahlian

H. Munir, S.T Yudi Kurniawati, SP


NIP. 19750610 20031 2 008

Mengetahui
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Teluk Keramat

H. Mulyadi, S.Pd, M.Pd


NIP. 19650616 199102 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulisan laporan pelaksanaan praktik kerja lapangan(PKL)
di ceria hidroponik Sambas dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu
penyelesaian laporan ini, terutama kepada;
1. Bapak Munir S.T, Selaku Direktur /pimpinan ceria Hidroponik Kabupaten
Sambas,
2. Bapak H. Mulyadi, S.Pd.,M.Pd, Selaku kepala sekolah SMKN 1 Teluk
Keramat;
3. Bapak Yani Matyani dan Athoy Herlembang selaku pengurus hidroponik
sekaligus pembimbing di Ceria Hidroponik Sambas;
4. Ibu Yudi Kurniawati. SP, Selaku Ketua Kompentensi Keahlian Praktek Kerja
Lapangan sekaligus Pembimbing Sekolah;
5. Guru-guru dan staf SMKN 1 Teluk Keramat
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan magang ini, sehingga penulis secara terbuka menerima saran dan kritik positif
dari pembaca .agar hasil laporan magang yang didapat mencapai kesempurnaan dan
bisa menjadi referensi yang baik bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan PKL....................................................................................................... 1
C. Manfaat PKL..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Gambaran Umum .............................................................................................. 3
B. Visi dan Misi Ceria Hidroponik........................................................................ 3
C. Kegiatan dalam PKL (apa yang dilakukan selama PKL di DU/DI) ................. 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14
LAMPIRAN............................................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pemotongan Rockwool ........................................................................... 4


Gambar 2. 2 Pemotongan Rockwool .......................................................................... 5
Gambar 2. 3 Nutrisi A dan B ....................................................................................... 5
Gambar 2. 4 TDS ......................................................................................................... 6
Gambar 2. 5 Proses Penyemaian ................................................................................ 6
Gambar 2. 6 Proses Penjemuran Bibit ........................................................................ 7
Gambar 2. 7 Pemindahan Bibit ................................................................................... 8
Gambar 2. 8 Membersihkan Pipa ................................................................................ 8
Gambar 2. 9 Proses Pengisian Air ............................................................................. 9
Gambar 2. 10 Penanaman Bibit ke Pipa ................................................................... 10
Gambar 2. 11 Pelarutan Nutrisi ................................................................................ 10
Gambar 2. 12 Pemberian Nutrisi ke Pipa ................................................................. 11
Gambar 2. 13 Panen .................................................................................................. 12
Gambar 2. 14 Proses Pengantaran Pesanan............................................................. 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, lulusan SMK diharapkan
mampu menjadi siswa yang siap kerja di dunia industri. Untuk mewujudkannya
para siswa diharuskan mengikuti Praktik Kerja Industri serta dapat menyusun
laporan PKL tersebut.
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan bagi para siswa yang memadukan pendidikan di sekolah
dengan dunia industri pada praktik kerja langsung. Tujuan utama pendidikan
kejuruan adalah menciptakan lulusan yang siap bekerja dengan mandiri.
Dalam upaya meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan SMKN 1
Teluk Keramat siswa/siswi diwajibkan mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir sekolah dan dengan adanya
kegiatan praktik kerja lapangan siswa dan siswi dapat mengasah dan juga
mengimplementasikan ilmu yang di dapatkannya di bangku sekolah.
Kegiatan praktek ini merupakan salah satu kewajiban bagi setiap siswa siswi
yang telah duduk di tingkat III (kelas XII ) di semester 5 sesuai kurikulum yang
telah berlaku di sekolah kejuruan (SMK).
Setiap siswa mempunyai keahlian nya masing masing dan memiliki
keterampilan yang berbeda beda dan memiliki kerekter yang baik sehingga dengan
diadakanya suatu program Praktek kerja Lapangan (PKL) bisa menonjolkan
keahlian dan keterampilan nya tersebut secara terarah dan baik.
Ceria Hidroponik Sambas merupakan usaha yang bergerak di bidang
pertanian. Ceria hidroponik inilah yang menjadi tempat siswa melakukan praktik
kerja lapangan (PKL), karena Instalasi tersebut telah merespon baik dan siswa juga
ingin menginplementasi lkan ilmu yang telah di dapat di bangku sekolah menengah
kejuruan.

B. Tujuan PKL
1. Dapat mengimplemintasikan materi yang selama ini didapatkan di sekolah
sehingga dapat diterapkan dengan baik.
2. Melatih diri dalam mengembangkan kreativitas siswa.
3. Membentuk pola pikir yang konstruktif pola pikir bagi siswi-siswi prakerin,
sehingga dapat melihat peluang di masa depan

1
4. Bisa melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara profesional
didunia kerja yang sebenarnya. Sehingga tidak merasa takut atau canggung lagi
berkomunikasi secara profesional.
5. Dapat membentuk etos kerja yang baik bagi siswa-siswi prakerin. Sehingga ke
depannya siswa dapat menjadi sosok lulusan dan kualitas.
6. Untuk meningkatkan keterampilan dan kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
7. Bisa menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki
oleh siswa-siswi prakerin sesuai bidang masing -masing
8. Bisa dapat menjalin kerjasama yang baik antara sekolah yang baik antara
sekolah dengan dunia industri maupun dunia usaha.
9. Dapat menambah pengalaman yang di miliki untuk bekal masa yang akan
datang.

C. Manfaat PKL
Pkl ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Melatih keterampilan.
2. Pemberikan pengalaman praktek
3. Melatih keterampilan Problem-solving.
4. Menjadi jembatan ke Dunia Industri.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Ceria hidroponik merupakan kebun sayur hidroponik pertama di Sambas bukan
hanya untuk keuntungan ekomoni semata, Ceria Hidroponik juga
mensosialisasikan serta menyediakan perangkat agar masyarakat ikut serta
membudidayakan tanaman hidroponik.
Peluang tersebut secara cepat di garap oleh pria kelahiran 28 Agustus 1976,
Desa Tempapan Kuala, Kecamatan Galing tersebut.Berawal dari membuat koleksi
temanan sayuran hidroponik, dan mengikuti stan pameran pembangunan 2 tahun
lalu tenaman hidroponik yang di budidayakan oleh munir,sangat banyak di minat
oleh masyarakat dan pengunjung.Karena tanaman hidroponik yang saya
budidayakan tersebut tanpa bahan kimia lainya “ungkapan Munir, kamis
(11/1/2018).
Kini, telah banyak dari kalangan pelajar yang magang di tempat sayuran
hidroponik yang budidayakan oleh Pak Munir. Para pelajarar tersebut di
antarannya dari SMK jawai, SMK sejangkung dan dari pelajar Singkawang, serta
juga kerap dikunjungi oleh ibu-ibu.
Alumni Fakultas Teknik Untan ini menjelaskan, latar belakangnya membuat
tanaman hidroponik tersebut.
B. Visi dan Misi Ceria Hidroponik
Visi P4S Ceria Hidroponik Sambas :
"Menjadi pemimpin dalam industri hidroponik di Sambas dan wilayah sekitarnya
dengan memberikan solusi pertanian yang inovatif, berkelanjutan, dan berdaya
saing tinggi."
Misi P4S Ceria Hidroponik Sambas :
A. Menyediakan produk hidroponik berkualitas tinggi yang aman dan sehat bagi
masyarakat Sambas.
B. Mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan teknik bercocok tanam
hidroponik.
C. Mengembangkan teknologi hidroponik yang efisien dan ramah lingkungan.
D. Mendukung petani lokal dalam mengadopsi praktik hidroponik yang
berkelanjutan.
E. Berkontribusi pada ketahanan pangan dan ekonomi lokal Sambas melalui
pertanian hidroponik.

3
C. Kegiatan dalam PKL (apa yang dilakukan selama PKL di DU/DI)
Kegiatan Praktik kerja lapangan di laksanakan di Kantor Ceria Hidroponik
Sambas yang berlokasikan di Jl. Pendidikan Gg. Rahmat No.13 Desa Tumok
Manggis, Sambas. kerja lapangan yang dilaksanakan 1 tahap yaitu pada tanggal 03
Juli sampai dengan 30 September 2023.
Adapun kegiatan yang di lakukan selama kegiatan praktik kerja lapangan dapat di
lihat pada foto di bawah ini:
1. Pemotongan Rockwool

Rockwool yang berasal dari


materi mineral bebatuan biasa
dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Nah, bagi para
penghobi hidroponik, rockwool
bukanlah hal asing. Seperti kita
ketahui budidaya tanaman dengan
Gambar 2. 1 Pemotongan Rockwool
Hidroponik tidak memerlukan
tanah. Rockwool inilah yang dimanfaatkan sebagai media tanam yang paling
banyak digunakan. Satu alasan rockwool dipilih karena pas dan cocok untuk
semua jenis sayuran. Selain itu materi rockwool bersifat netral dan tidak
mengandung penyakit (patogen) atau bahan kimiawi. Rockwool juga memiliki
kemampuan menyerap air hingga 14 kali kapasitas tampungan tanah.
Rockwool bisa didapatkan dengan mudah di toko online. Dipasaran,
rockwool biasanya masih berbentuk blok atau lembaran berukuran panjang 1,5
m hingga 2 m, sehingga sebelum digunakan harus dipotong-potong menjadi
ukuran yang lebih kecil. Sekilas, bentuk rockwool memang mirip dengan
serabut kapas padat dan berbulu karena terbuat dari bahan mineral bebatuan.
Karena itu, saat hendak memotong material stone wool ini, kita perlu
melakukannya secara hati-hati. Tidak jarang saat pemotongan dilakukan, ada
serpihan-serpihan rockwool yang beterbangan. Tentu saja akan berbahaya jika
serabut rockwool sampai terhirup. Maka sebelum memotong rockwool,
dianjurkan hobiis hidroponik menggunakan master atau penutup hidung.
Untuk memotong rockwool, siapkan penggaris besi dan gergaji besi kecil.
Jangan gunakan pisau atau benda tajam lain yang permukaannya halus, karena
sulit memotongnya dan akan membuat rockwool hancur. Alat yang cocok
digunakan untuk memotong rockwool yaitu gergaji kecil atau pisau yang
bergerigi.

4
2. Benih
Benih secara umum adalah
istilah yang dipakai untuk bahan
dasar pemeliharaan tanaman atau
hewan. Istilah ini biasanya dipakai
bila bahan dasar ini berukuran jauh
lebih kecil daripada ukuran hasil Gambar 2. 2 Pemotongan Rockwool
akhirnya (dewasa). Dalam UU Sistem
Budi Daya Tanaman, benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang
digunakan untuk mengembang biakkan tanaman tersebut.
Dalam budi daya tanaman, benih dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil
hasil perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual dan disebut juga
bahan tanam. Benih atau bahan tanam yang bukan berupa biji atau yang telah
disemaikan dapat disebut sebagai bibit. Benih diperdagangkan tidak untuk
dikonsumsi. Bidang perikanan juga memakai istilah ini untuk menyebut hewan
yang masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa.

3. Nutrisi A dan B
Nutrisi AB mix dikenal dalam
budi daya hidroponik. Penamaan ini
diambil dari dua jenis nutrisi yang
digunakan. Tujuannya untuk
memudahkan dalam mengingat nama
nutrisi. Nutrisi A mewakili unsur
makro hara dan nutrisi B mewakili Gambar 2. 3 Nutrisi A dan B
unsur mikro hara. Beberapa unsur
makro hara yang dimaksud mengandung N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium,
Mg (magnesium), dan lain sebagainya. Sementara contoh nutrisi unsur mikro
hara antara lain: Fe (besi), Cu (tembaga), Cl (khlor), dan lainnya.
Menurut jenisnya, nutrisi AB mix, terdiri dari dua bentuk: cairan dan
butiran. Mana yang mesti kita pilih? Sebenarnya, membeli nutrisi dalam
bentuk butiran lebih menguntungkan bagi pembudidaya karena harganya
menjadi lebih murah dibandingkan dengan nutrisi dalam bentuk cairan.
4. Pembagian Nutrisi
Kegiatan pembagian nutrisi pada hidroponik adalah proses memberikan
campuran nutrisi yang tepat, seperti garam mineral esensial, ke dalam air yang

5
digunakan untuk menggantikan media tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik dalam lingkungan tanpa tanah.
5. Total Dissolved Solid (TDS)
Total Dissolved Solid (TDS)
merupakan istilah untuk menandakan
jumlah padatan terlarut atau
konsentrasi jumlah ion kation
(bermuatan positif) dan anion
(bermuatan negatif) di dalam air.
Gambar 2. 4 TDS
TDS digambarkan dengan jumlah zat
terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter
(mg/L). Kandungan total padatan pada umumnya dalam bentuk garam
anorganik. Total padatan yang terlarut di dalam air berupa natrium klorida,
kalsium bikarbonat, kalsium sulfat dan magnesium bikarbonat. Umumnya
apabila terjadi peningkatan TDS dalam air akan menyebabkan kesadahan
dalam air juga meningkat.
Konsentrasi dari TDS yang terionisasi dalam suatu zat cair dapat
mempengaruhi konduktivitas listrik sebuah zat cari. Kandungan TDS dalam
air biasanya disebabkan karena adanya bahan anorganik berupa ion-ion yang
umum dijumpai di perairan.
6. Menyemai
Penyemaian adalah kegiatan
memproses benih menjadi bibit.
Sederhananya, penyemaian adalah
proses menyemai benih. Penyemaian
diperlukan ketika benih terlalu kecil
sehingga jika ditanam langsung akan
rentan hanyut atau hilang terbawa Gambar 2. 5 Proses Penyemaian

air. Penyemaian juga perlu jika benih


yang akan disemai membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkecambah,
seperti keluarga Apiaceae (keluarga seledri-seledrian).
Ada beberapa teknik penyemain, teknik-teknik yang dimaksud antara lain
semai langsung dan tidak langsung (pra semai). Teknik semai langsung terdiri
dari dua, yakni menyemai langsung ke persemaian yang terkena cahaya dan
menyemai langsung ke persemaian lalu ditutup dengan kain atau dikondisikan
gelap satu sampai dua hari. Kondisi gelap dapat membantu mengaktifkan kerja

6
hormon auksin, yaitu hormon pertumbuhan yang terdapat pada akar, batang
dan daun tanaman.
Persemaian adalah tempat atau areal menyemai. Areal menyemai sendiri
berbeda dengan wadah dan media semai. Wadah dan media semai sama seperti
wadah dan media tanam. Wadahnya bisa berupa gelas, pot, polibeg, nampan,
dan tray semai. Media semainya tergantung teknik tanam yang kelak akan
digunakan. Misal kita ingin menanam dengan teknik hidroponik, maka kita
dapat menggunakan media semai inert alias media tanam yang tidak
menyediakan unsur hara, seperti rockwool, cocopeat, hirdoton, kerikil, atau
pasir. Jika kita menanam dengan teknik konvensional, maka bisa menyemai
dengan media semai seperti cocopeat, tanah, sekam, kompos atau campuran
keempatnya. Nah, syarat media semai yang baik sama seperti syarat media
tanam, yakni harus porous (mampu menahan dan mengalirkan air dengan
baik), memiliki aerasi (ruang untuk perputaran udara), dan bebas patogen
(hama dan penyakit).
Persemaian harus aman dari hujan, sebab hujan dapat merusak
penyemaian. Hujan deras dapat membuat bibit yang baru tumbuh patah dan
gagal tumbuh. Selain itu, air bisa jadi tergenang dan menyebabkan benih atau
bibit menjadi busuk. Untuk mengakalinya, bisa memilih persemaian yang
bernaungan. Namun, kita juga harus memperhatikan cahaya. Jika penyemaian
kekurangan cahaya, maka akan terjadi etiolasi, yakni bibit tumbuh tidak
optimal, batang berukuran tinggi (panjang) dan kurus.
7. Menjemur bibit
Menjemur bibit adalah praktik
pertanian yang melibatkan paparan
bibit tanaman ke sinar matahari
langsung selama periode waktu
tertentu. Tujuan dari menjemur bibit
adalah untuk memungkinkan
tanaman muda menerima cahaya
matahari yang cukup, yang sangat
penting untuk pertumbuhan dan Gambar 2. 6 Proses Penjemuran Bibit

perkembangannya. Sinar matahari memberikan energi melalui proses


fotosintesis, yang diperlukan untuk pembentukan klorofil dan perkembangan
akar yang sehat.
Selain itu, menjemur bibit juga membantu mengurangi risiko penyakit
tanaman yang mungkin berkembang dalam kondisi lembab. Praktik ini sering

7
digunakan dalam budidaya tanaman seperti padi, cabai, tomat, dan berbagai
jenis tanaman lainnya, dan biasanya dilakukan di awal fase pertumbuhan
sebelum bibit ditanam di lapangan atau sistem hidroponik.
8. Memindahkan bibit ke Tempat Pembesaran Bibit

Memindahkan bibit ke tempat


pembesaran bibit adalah langkah
penting dalam proses pertanian yang
memungkinkan bibit tumbuhan
berkembang dengan optimal
sebelum ditanam di lokasi akhir.
Proses ini biasanya dimulai setelah
bibit tumbuhan mencapai ukuran
yang cukup untuk dipindahkan dari Gambar 2. 7 Pemindahan Bibit

persemaian atau ruang penyemaian


awal ke wadah atau area yang lebih besar. Pemilihan tempat pembesaran bibit
yang tepat sangat penting, karena ini akan memengaruhi kesehatan dan
perkembangan bibit selanjutnya.
Saat memindahkan bibit, pastikan kondisi lingkungan seperti kelembaban,
suhu, dan cahaya matahari cocok untuk jenis tanaman yang bersangkutan.
Selain itu, perawatan yang baik seperti penyiraman dan pemupukan harus
dilakukan secara teratur agar bibit tumbuhan tumbuh dengan kuat dan siap
untuk ditanam di lahan utama. Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda
dapat memastikan bibit tumbuhan Anda memiliki peluang yang lebih baik
untuk tumbuh dan berkembang secara sehat hingga mencapai tahap yang siap
ditanam di lahan pertanian atau kebun Anda.
9. Membersihkan saluran Pipa air

Membersihkan saluran pipa air


pada sistem hidroponik adalah
tindakan penting dalam menjaga
kesehatan dan produktivitas
tanaman dalam lingkungan tanpa
tanah ini. Saluran pipa air digunakan
untuk mengalirkan larutan nutrisi ke Gambar 2. 8 Membersihkan Pipa

akar tanaman dalam bentuk air dan


nutrisi larut. Seiring berjalannya waktu, saluran pipa tersebut dapat
terakumulasi dengan endapan mineral, alga, dan kotoran organik yang dapat

8
menghambat aliran air dan nutrisi, serta menyebabkan masalah kesehatan
tanaman. Oleh karena itu, menjaga kebersihan sistem pipa air sangat penting.
Biasanya, ini melibatkan penggunaan larutan pembersih yang aman untuk
tanaman atau asam lemah untuk melarutkan endapan mineral dan memastikan
aliran air lancar. Selain itu, pemeriksaan rutin pada saluran pipa perlu
dilakukan untuk mendeteksi masalah sejak dini, seperti penyumbatan atau
kebocoran, sehingga dapat segera diperbaiki. Dengan menjaga kebersihan dan
kesehatan saluran pipa air, sistem hidroponik Anda dapat berfungsi dengan
optimal, memberikan nutrisi yang tepat kepada tanaman, dan memastikan
pertumbuhan yang sehat serta hasil yang memuaskan.
10. Mengisi Air
Mengisi air adalah tindakan
yang melibatkan pengisian atau
penambahan air ke suatu wadah,
kontainer, atau tempat penyimpanan
yang membutuhkan cairan.
Tindakan ini umumnya dilakukan
Gambar 2. 9 Proses Pengisian Air
untuk berbagai tujuan, termasuk
konsumsi manusia, penggunaan domestik, irigasi pertanian, dan sebagainya.
Pada tingkat rumah tangga, mengisi air sering kali terkait dengan pengisian
wadah seperti gelas, botol, ember, atau tangki air di rumah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, seperti minum, mandi, mencuci, dan keperluan rumah
tangga lainnya.
Di sektor pertanian, mengisi air sering berkaitan dengan mengalirkan air
ke ladang atau tanaman menggunakan sistem irigasi untuk menyediakan air
yang diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Ini adalah langkah
penting dalam menjaga ketersediaan air yang cukup dan memastikan
keberlanjutan kehidupan sehari-hari serta pertanian yang produktif. Dalam
konteks yang lebih luas, mengisi air juga dapat merujuk pada tindakan
pengisian tangki air, kolam renang, dan tempat penyimpanan air lainnya
sebagai bagian dari perawatan dan manajemen sumber daya air yang penting
bagi banyak aspek kehidupan manusia.

9
11. Menanam bibit ke pipa
Menanam bibit ke pipa adalah
teknik penanaman yang digunakan
dalam sistem hidroponik. Dalam proses
ini, bibit tanaman ditempatkan atau
ditanam di wadah khusus yang biasanya
berupa pot atau bak yang dilengkapi Gambar 2. 10 Penanaman Bibit ke Pipa
dengan saluran pipa yang mengalirkan
larutan nutrisi ke akar tanaman. Wadah ini sering kali terbuat dari bahan seperti
busa, keramik, atau batu apung yang mendukung tanaman dan mengizinkan
akar tumbuhan untuk tumbuh dalam larutan nutrisi.
Melalui pipa-pipa yang mengalirkan larutan nutrisi, tanaman menerima
semua unsur hara yang mereka butuhkan secara langsung, dan hal ini
memungkinkan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan efisien. Menanam
bibit ke pipa juga membantu menghindari penggunaan tanah, mengurangi
risiko penyakit tanaman yang berasal dari tanah, dan memungkinkan
pemantauan dan pengendalian yang lebih baik terhadap lingkungan tumbuhan.
Teknik ini sering digunakan dalam pertanian modern dan urban farming untuk
memaksimalkan hasil panen dan menghemat sumber daya air.
12. Melarutkan Nutrisi
Melarutkan nutrisi merujuk pada
proses penggabungan zat-zat nutrisi atau
pupuk dalam bentuk padat dengan air agar
mereka dapat menjadi larutan yang dapat
diakses oleh tanaman. Dalam konteks
pertanian dan pertumbuhan tanaman, ini
berarti mengambil pupuk padat atau zat-
zat nutrisi seperti pupuk kimia atau pupuk Gambar 2. 11 Pelarutan Nutrisi

organik, dan mencampurkannya dengan air untuk membentuk larutan yang


mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Larutan nutrisi ini kemudian dapat disalurkan ke tanaman melalui berbagai
metode irigasi seperti sistem hidroponik atau sistem pertanian lainnya.
Melarutkan nutrisi sangat penting karena tanaman hanya dapat mengambil
nutrisi mereka melalui akar dalam bentuk larutan. Dengan demikian, proses
melarutkan nutrisi memastikan bahwa tanaman mendapatkan semua unsur hara
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Pemilihan

10
dan pengukuran konsentrasi larutan nutrisi yang tepat adalah faktor kunci
dalam menjaga keseimbangan nutrisi yang optimal untuk tanaman.
13. Memberikan Nutrisi ke dalam pipa
Memberikan nutrisi ke dalam
pipa air adalah komponen kunci
dalam sistem hidroponik, yang
merupakan metode pertanian tanpa
tanah. Dalam konteks ini, nutrisi
merujuk pada campuran unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan
mereka. Dalam sistem hidroponik,
Gambar 2. 12 Pemberian Nutrisi ke Pipa
nutrisi ini larut dalam air dan
disalurkan ke akar tanaman melalui pipa-pipa atau saluran air yang dirancang
khusus. Nutrisi ini biasanya terdiri dari unsur-unsur makro seperti nitrogen,
fosfor, dan kalium, serta unsur-unsur mikro seperti besi, seng, dan magnesium.
Memasok nutrisi ke pipa air adalah proses yang sangat terkontrol dan bisa
diatur secara otomatis dalam beberapa sistem hidroponik. Ini memungkinkan
pertanian yang efisien dan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan cepat
karena mereka mendapatkan nutrisi yang tepat dan dalam jumlah yang sesuai.
Memberikan nutrisi ke dalam pipa air juga memungkinkan pengendalian yang
baik terhadap komposisi nutrisi, sehingga tanaman dapat diberikan unsur-
unsur hara yang spesifik sesuai dengan tahap pertumbuhan mereka,
memastikan hasil panen yang optimal.
14. Panen
Panen adalah tahap penting dalam siklus pertanian yang melibatkan
pemanenan tanaman atau hasil pertanian yang telah tumbuh dan matang. Ini
adalah saat di mana tanaman yang telah ditanam dan dirawat selama periode
pertumbuhan mencapai kematangan yang tepat untuk dikumpulkan atau
dipanen. Proses panen melibatkan pemotongan atau pengambilan hasil
tanaman seperti buah, sayuran, biji-bijian, atau hasil pertanian lainnya dari
lahan pertanian atau kebun.

11
Hasil panen ini kemudian dapat
digunakan untuk berbagai tujuan,
termasuk konsumsi manusia, pakan
ternak, pengolahan lebih lanjut, atau
dijual di pasar. Panen adalah saat
yang krusial dalam pertanian karena
hasil yang baik dan panen yang tepat
Gambar 2. 13 Panen
waktu dapat berdampak besar pada
produktivitas pertanian dan pasokan pangan. Sebaliknya, penundaan panen
atau panen yang buruk dapat mengakibatkan kerugian potensial bagi petani.
Oleh karena itu, panen harus dilakukan dengan cermat dan memperhatikan
kondisi cuaca, kematangan tanaman, serta metode panen yang tepat agar hasil
yang diperoleh berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen.
15. Proses pengantaran pesanan
Proses pengantaran pesanan
adalah serangkaian langkah yang
terlib atau prosedur yang digunakan
untuk mengirimkan barang atau
layanan kepada pelanggan atau
penerima yang telah melakukan
pemesanan. Ini adalah tahap krusial Gambar 2. 14 Proses Pengantaran Pesanan

dalam rantai pasokan dan bisnis ritel,


di mana perusahaan atau penyedia layanan berkomitmen untuk memberikan
produk atau jasa kepada pelanggan mereka. Proses ini melibatkan beberapa
tahapan, termasuk pemrosesan pesanan, persiapan barang, pengemasan,
pengiriman, dan pelacakan. Selain itu, perusahaan biasanya harus memilih
metode pengiriman yang sesuai, mengurus dokumen perpindahan barang, dan
memastikan bahwa pesanan tiba dengan aman dan tepat waktu.
Proses pengantaran pesanan juga dapat melibatkan komunikasi dengan
pelanggan, memberikan informasi pengiriman, nomor pelacakan, dan
koordinasi waktu pengiriman. Semua ini dilakukan untuk memastikan
kepuasan pelanggan, memenuhi ekspektasi mereka, dan membangun reputasi
yang baik bagi bisnis. Dalam era perdagangan elektronik, efisiensi dan
keandalan dalam proses pengantaran pesanan sangat penting karena mampu
memengaruhi keberhasilan bisnis dan mempertahankan loyalitas pelanggan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Melakukan budidaya sayuran secara hidroponik lebih efisien dibandingkan
dengan melakukan budidaya sayuran secara konvensional, hal ini dapat
dilihat dari penggunaan luas lahan dan produktifitasnya. Sehingga sistem
hidroponik sangat cocok diterapkan sebagai upaya dalam menerapkan sistem
pertanian perkotaan.
2. Dengan diberikannya Kesempatan PKL pada kami, kami dapat merasakan
suasana berkerja. Bukan hanya itu, kami juga diberi ilmu yang diharapkan
dapat membantu kita dalam menghadapi kerasnya dunia kerja yang
sesungguhnya. Sehingga kami berharap pihak sekolah akan selalu
Menggadakan program ini.
B. Saran
Berikut ini saya sampaikan saran-saran agar pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda mendatang bisa menjadi lebih baik lagi.
1. Bagi Pihak Sekolah
• Meningkatkan mutu pendidikan siswa siswi sebelum melaksanakan
Pendidikan Sistem ganda.
• Menempatkan siswa siswi PKL sesuai dengan program studi masing-
masing.
• Pihak sekolah memantau lebih intensif lagi bagi siswa siswi yang
melaksanakan PKL bagi yang dekat.
• Meningkatkan daya pikir dan mental siswa siswi , pihak sekolah harus
senantiasa memberikan dorongan dalam melaksanakan PKL.
• Memberi/Memberikan sedikit biaya PKL bagi yang kurang mampu dan
jauh dari rumah (kost/sewa).

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Skripsi. Mahasiswa
Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta.
Alfandi, A., D. Budirahman, dan Z. Hasikin. 2017. Pengaruh Kombinasi Jarak Tanam
dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy. Jurnal
AGROSWAGATI 5(2) : 610-619.
Arif, A., A. N. Sugiharto dan E. Widaryanto. 2014. Pengaruh Umur Transplanting
Benih dan Pemberian Berbagai Macam Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt.). Jurnal
Produksi Tanaman, 2 (1) : 1-9.
Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Tanaman Sayuran (Produksi Tanaman
Hortikultura). http://www.bps.go.id. Di akses pada Mei 2020.
Burhan, D., M. D. Maghtoer, dan S. Heddy. 2016. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu
Pemberian Pupuk Organik Cair Bioaktivator Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi. Jurnal Produksi Tanaman. 4(7) : 555-571.
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara. Yogyakarta.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2012. Komposisi Kimia Sawi Hijau.
Depkes RI. Jakarta.
Direktorat Sarana Produksi. 2006. Pupuk Terdaftar. Direktorat Tanaman Pangan,
Departemen. Jakarta.
Dora, F., N. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
dengan 3 Varietas yang Berbeda. Jurnal AgronobiS, Vol. 2, No. 4.
Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) menggunakan Ekstrak The
dan Pupuk Kascing. Skripsi. UNS. Surakarta.
Firmansyah, F., T. M. Onngo, dan A. M. Akyas. 2009. Pengaruh Umur Pindah Tanam
Bibit dan Populasi Tanaman terhadap Hasil dan Kualitas Sayuran Pakcoy
(Brassica campestris L., Chinensis group) yang Ditanam dalam Naungan Kasa
di Dataran Medium. Jurnal Agrikultura 20(3) : 216-224.
Furoidah, N. 2018. Efektivitas Penggunaan AB Mix terhadap Beberapa Varietas Sawi
(Brassica sp.). Jurnal Seminar Nasional, 2(2) : 239-246.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Humadi, F. M., dan H.A. Abdulhadi. 2007. Effect of Different Source and rates of
Nitrogen and Phosphorus Fertilizer on The Yield and Quality of Brassica
juncea L. Jurnal Agriculture Resource, 7(2) : 249-259.

14
Khoiriyah, N. dan A. Nugroho. 2018. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi
Pupuk Organik Cair Pada Tanaman Pakcoy. Jurnal Produksi Tanaman 6(8) :
1875-1883.
Manullang, G. S., A. Rahmi dan P. Astuti. 2014. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica
juncea L.) Varietas Tosakan. Jurnal AGRIFOR 13(1) : 33- 40.
Misromi dan A. Suryanto. 2020. Pengaruh Umur Bibit dan Tata Letak Tanaman
terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Jurnal Produksi
Tanaman, 8(1) : 66-74.
Monika, N., Novi, dan Lince M. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair
(POC) Terhadap Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). STKIP PGRI
Sumatera Barat. Sumatera Barat.
Mursito, D dan Kawiji. 2002. Pengaruh Kerapatan Tanam dan Kedalaman Olah Tanah
Terhadap Hasil Umbi Lobak (Raphanus sativus L.). Jurnal Penelitian
Agronomi Agrosains, 4 : 1-6. Nabihaty, F. 2011. Koleksi Pupuk. Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Nugroho, P. 2012. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Oviyanti, F., Syarifah dan N. Hidayah. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair
Daun Gamal (Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex Walp) terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Biota 2 (1) : 61-67.
Palimbungan, N., R. Labatar, dan F. Hamzah. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro
sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Sawi. Jurnal Agrosistem, 2(2) : 96-101.
Prihmantoro, H., dan Y. H. Indriani. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim untuk Bisnis
dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Salisburry, F. B., dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, jilid 2. Penerbit ITB.
Bandung. Samekto, R. 2003. Pemupukan. PT. Citra Aji Prama. Yogyakarta.
Santoso, A., dan N. Widyawati. 2020. Pengaruh Umur Bibit terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Pakcoy (Brassica rapa ssp. Chinesis) pada Hidroponik NFT.
Vegetalika, 9(3):464-473.
Sarif, P., A. Hadid, dan I. Wahyudi. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea. Jurnal
Agrotekbis, 3(5) : 585-591. Schrader, W. L. 2000. Using Transplant in
Vegetable Production. University of California. P. 1-7. California.

15
Sitompul, S.M., dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie . 1991. Prinsip
dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Sumarsono. 2007. Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Soy Beans)
Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro, Semarang.
Susanti, D. 2019. Respon Tiga Varietas Caisim (Brassica juncea L.) terhadap Berbagai
Konsentrasi Pupuk Organik Cair. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Dharma Wacana Metro. Lampung.
Tripana, B. dan M. R. Yahya. 2018. Respon Konsentrasi Nutrisi Hidroponik terhadap
Tiga Jenis Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Agritrop, 16 (2) : 237-
249 Wasilah, Q. A.,
Winarsih dan A. Bashri. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Berbahan
Baku Limbah Sisa Makanan dengan Penambahan Berbagai Bahan Organik
terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi. Jurnal Lentera BIO, 8(2) : 136-142.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai