Anda di halaman 1dari 17

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( P K L )

“ PEMELIHARAAN LISTRIK KONTROL UNIT PLTD ”

Disusun Oleh :
RENDY SAPUTRA
NIS. 17-0195

Kompetensi Keahlian :

TEKNIK PENGELASAN

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KARIMUN
Jalan Paya Cincin. Sei Bati Tebing Kabupaten Karimun 29164
Telp. (0777) 7000253, 7000255 Fax. (0777) 7000253
Email : smkn1karimun@yahoo.co.id
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PERIODE APRIL S/D SEPTEMBER 2019

“ PEMELIHARAAN LISTRIK KONTROL UNIT PLTD ”

Kepala Program Studi Karimun, September 2019


Teknik Pengelasan Guru Pembimbing,

FEBRIADI SUBARI .S,Pd ZAKIR, ST


NIP. 19780225 200604 1 015

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1
Karimun

Drs. H. MASTUR, M. MPd


NIP. 19630525 199103 1 009

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :


Nama : Rendy Saputra
NIS : 17-0195

Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan


di PLTD BUKIT CAROK
Mulai tanggal 01 April 2019 sampai dengan 30 September 2019

Karimun, 30 September 2019


Pembimbing,

CHAROLUS HENDRADI TRIANTO


Nik. 8808041R2

iii
KATA PENGANTAR

Puji sukur atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat,rahmat,dan karunianya kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) di PLTD Bukit Carok
tanpa halangan apa pun.
Suksesnya kegiatan peraktek kerja lapangan ini tidak lepas dari
bimbingan,arahan,serta doa yg terus mengalir kepada saya, sehingga kegiatan bisa
selesai dengan baik.banyak hak yang telah membimbing saya dalam
melaksanakan PKL ini, diantaranya :
1. Bapak Drs. H. MASTUR, M.MPd, selaku Kepala SMKN 1 KARIMUN
2. Bapak Zakir, ST, selaku Ketua POKJA Teknik Pengelasan
3. Bapak Boni Sopianto, selaku HRD perusahaan PLTD Bukit Carok
4. Ibu Wati Ustam, Amd, selaku Sekretaris POKJA
5. Ibu Zaidarti selaku Waka Humas dan PKL
6. Serta orang tua dan teman-teman yang turut membantu
Saya sadar, masih sangat banyak kekurangan dalam menjalankan kegiatan
serta dalam pembuatan laporan ini. Namun, saya telah berusaha semaksimal
mungkin dalam menjalankan tugas selama PKL. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat di perlukan agar bisa lebih baik lagi untuk kedepannya.
Semoga dengan pelaksanaan PKL ini bisa menambah pengalaman saya
dalam dunia kerja,agar nantinya bisa melaksanakan kerja yang sesungguhnya
dengan baik.

Karimun, 30 September 2019

RENDY SAPUTRA

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Tujuan................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum.............................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus............................................................................................2
1.3. Kopetensi Sasaran..............................................................................................3
BAB II PROSES DAN HASIL BELAJAR....................................................................................4
2.1. Profile Perusahaan.............................................................................................4
2.2. Pengertian Pengelasan.......................................................................................6
PENUTUP..........................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................12
3.2. Saran................................................................................................................12

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktek kerja lapangan adalah suatu bentuk penyelenggaraan kegiatan dari
sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dan program perusahaan yang diperoleh melalui kegiatan
bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional
dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat membentuk melalui tiga unsur
utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. ilmu pengetahuan dan teknik dapat
dipelajari dengan kegiatan di sekolah, akan tetapi hal itu dapat dikuasai melalui
proses pengerjaan langsung pada bidang professi itu sendiri.
Pendidikan sistem ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja yang profesional dibidangnya. Melalui pendidikan sistem ganda diharapkan
dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. dimana pada siswa
yang dapat melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu
yang didapat dan sekaligus mempelajari pada dunia kerja. Tanpa diadakannya
pendidikan sistem ganda hal ini kita tidak akan bisa langsung terjun ke dunia kerja
dikarenakan kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.
Beberapa peraturan dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan serta
keputusan dari menteri adapun peraturan praktek kerja lapangan tersebut ada di
bawah ini:
Tercantum pada UU nomor dua tahun 1989 Tentang pendidikan nasional
yaitu untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, Pengajaran,
dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang peraturan pemerintah
nomor 29 tahun satu sembilan 90 tentang pendidikan menengah yang bertujuan
meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan
mengadakan hubungan Timbal balik dengan lingkungan sosial budaya alam
sekitar dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan yang jenjang yang lebih tinggi dan untuk membangun diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi IPTEK serta kebudayaan
peraturan pemerintah nomor 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam

1
pendidikan nasional keputusan menteri nomor 0490 / 1993 tentang kurikulum
SMK yang berisi bahwa dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui
dua jalur yaitu pendidikan di dalam sekolah dan pendidikan di luar sekolah di
dalam Lampiran keputusan MENDIKBUD tentang kurikulum 1994 SMKTA
disebutkan bahwa peningkatan mutu dan evaluasi pendidikan menengah kejuruan
diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem yang utuh dan mantap sehingga
terdapat Kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

1.2. Tujuan
Tujuan praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut :

1.2.1. Tujuan Umum


a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan keterampilan dan Etos kerja yang
sesuai dengan ketentuan kebutuhan dunia kerja.
b. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas atau profesional.
c. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
dari proses pendidikan.
d. Membekali siswa dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan dunia
kerja dan masyarakat.
e. Menetapkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam melaksanakan
tugas serta mendorong siswa untuk berjiwa wirausahawan dan mau bekerja.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Menyiapkan siswa untuk belajar bekerja secara mandiri maupun bekerja
dalam satu tim dan mengembangkan potensi serta kreativitas sesuai dengan
minat dan bakat nya masing-masing.
b. Meningkatkan status dan kepribadian siswa sehingga mampu berinteraksi
berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.
c. Memberikan kesepakatan bagi para siswa yang berpotensi untuk menjadi
tenaga kerja terampil dan produktif berdasarkan pengakuan standar profesi.

2
1.3. Kopetensi Sasaran
Melihat kenyataan tersebut direktur pendidikan menengah kejuruan
menetapkan strategi operasional yang berdasarkan pada kebijakan Link dan
Mat departemen pendidikan dan kebudayaan dalam model penyelenggaraan
program pendidikan sistem ganda PSG melaksanakan program ini sesuai
dengan ketentuan ketentuan yang berat tuang dalam undang undang nomor
dua tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional peraturan pemerintah
nomor 20 tahun 1990 tentang pendidikan menengah peraturan pemerintah
nomor 39 tahun senam belas sembilan dua tentang peran serta masyarakat
dalam pendidikan nasional Kemendikbud nomor: 080/U / 1992 tentang
sekolah menngah kejuruan dan kepmendikbud nomor : 080/U/1993 tentang
kurikulum SMK.

3
BAB II
PROSES DAN HASIL BELAJAR
2.1. Profile Perusahaan
Kelistrikan di Pulau Tanjung Balai Karimun awalnya dikelola oleh
pemerintah daerah (PEMDA) dengan mengandalkan pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD). Pada tahun 1983 PEMDA Karimun menyerahkan pengelolaan
listrik tersebut ke PT.PLN (Persero) dengan pengelolaan oleh PLN Sub Ranting
Tanjung Balai Karimun.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan industi di pulau
Tanjung Balai Karimun semakin tinggi pula kebutuhan masyarakat akan listrik.
Maka pemerintah yang dalam hal ini PT. PLN (Persero) secara bertahap
mengupayakan agar hal tersebut dapat terpenuhi dengan menambah pasokan
mesin pembangkit dan merencakan pembangunan pembangkit baru.
Pada tahun 1989 mulai dibangun sebuah PLTD yang direncakan
berkapasitas 4 x 2,5 MW. Persiapan dan pembangunan unit pembangkit ini
memakan waktu hampir 2 tahun. Pada tanggal 15 Mei 1991 PLTD Bukit Carok
untuk pertama kalinya mulai beroperasi.

4
DATA SINGKAT PERUSAHAAN

Nama : PT. PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan


Riau Area Tanjung Pinang, Rayon Tanjung Balai
Karimun, PLTD Bukit Carok
Alamat : Jl. Letjen. M.T. Haryono , Tebing, Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau 29663 –
Indonesia
Berdiri tanggal : 1991
Bisnis Inti : Pembangkit Tenaga Listrik
Daya Terpasang Sekarang : 32 MW
Daya Mampu Sekarang : 28,6 MW
Wilayah Kerja : Pulau Tanjung Balai Karimun

5
2.2. Pengertian Pengelasan
Pengelasan Las menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994),
adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Dalam referensi-referensi
teknis, terdapat beberapa definisi dari Las, diantaranya berdasarkan defenisi dari
Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk (1991:1), mendefinisikan
bahwa "las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
dilakukan dalam keadaan lumer atau cair". Sedangkan menurut maman suratman
(2001:1) mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu cara
menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga
panas. Sedangkan Sriwidartho, Las adalah suatu cara untuk menyambung benda
padat dengan dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Dari beberapa
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah menyambung
dua bagian logam atau lebih dengan menggunkan energi panas. Proses
PengelasanTerdapat beberapa jenis pengelasan yang telah digunakan oleh dunia
industri untuk berbagai keperluannya. Beberapa jenis pengelasan tersebut
diantaranya adalah. 1 SMAW (Shield Metal Arch Welding) SMAW (Shield Metal
Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis
ini paling banyak dipakai dimana mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan
pengelasaan.  Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau
DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere.
Namun secara umum yang dipakai berkisar Ampere. 2 SAW (Submerged Arch
Welding) SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau
pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal
induk dan material tambahan, dipergunakan butiran butiran Flux / slag sehingga
bususr nyala terpendam di dalam ukuran ukuran Flux tersebut. 3 ESW (Electro
Slag Welding) ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti,
pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala
mencairkan Flux, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam
menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda
terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut 4 SW (Stud

6
Welding) ESW (Electro Slag Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk
menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam
beton (baut angker) atau Shear Connector 5 ERW (Electric Resistant Welding)
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan
yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi
sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan
pipa ERW, pengelasan plat plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat EBW
(Electron Beam Welding) EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan
proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh
panas yang 7 GMAW (Gas Metal Arch Welding) GMAW (Gas Metal Arch
Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG (Metal Inert Gas)
adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala
listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di las dan metal penambah.
Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert)
atau CO2 8 GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas).
Teknologi pengelasan adalah teknologi yang selalu berkembang.
Perkembangan teknologi pengelasan banyak didorong oleh faktor perkembangan
teknologi material serta permasalahan – permasalahan lain yang ada pada
lapangan. Tentu tidak akan cukup apabila dunia industri hanya mengandalkan
salah satu proses pengelasan. Contohnya pengelasan SMAW yang memiliki nilai
praktis cukup tinggi dan murah. Tetap saja seluruh proses produksi pengelasan
tidak akan bisa dikerjakan hanya menggunakan proses las SMAW walaupun
praktis dan murah. Beberapa faktor seperti weldability material yang rendah
membuat material tersebut harus dilas menggunakan proses yang lebih rumit
seperti GTAW.
Faktor lain adalah kecepatan, terutama pada sambungan yang memiliki
geometri sederhana tapi membutuhkan volume pengelasan yang besar. Pada kasus
tersebut, akan lebih cocok menggunakan proses las SAW (Submerged Arc
Welding) daripada SMAW. Submerged Arc Welding merupakan sebuah proses
pengelasan yang cukup menarik untuk dibahas karena keunggulannya pada
tingkat deposisi yang tinggi dan prosesnya yang otomatis

7
2.3 Definisi Pemeliharaan
Melakukan segala aktifitas terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
untuk mempertahankan unjuk kerja semula atau mengembalikan kepada kondisi
semula secara optimal, agar aset fisik (PLTD) tersebut dapat memenuhi syarat
fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya
.
2.4 Jenis Pemeliharaan
2.4.1 Pemeliharaan Terencana
Suatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh sebelumnya sudah
diketahui bahwa pemeliharaan harus dilakukan pada waktu tertentu yang akan
datang dan untuk itu dibuat perencanaannya. Perencanaannya dibuat berdasarkan
buku petunjuk pemeliharaan mesin, jam operasi mesin serta pengaruh dari kondisi
lingkungan sekitarnya, penggunaan bahan bakar dan pelumasan juga pola operasi
mesin. Perencanaan ini termasuk jadwal dimulainya pelaksanaan pemeliharaan,
jadwal dimulainya unit pembangkit beroperasi kembali, biaya-biaya yang
dibutuhkan untuk suku cadang, material dan jasa.

2.4.2 Pemeliharaan Preventif


Pada awalnya preventif maintenance adalah perawatan yang dilakukan secara
berkala dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan dengan melakukan
pengecekan, penggantian, overhaul pada sistem interval waktu yang ditentukan.
Jenis perawatan ini mulai dikenal sejak dimulainya era perang dunia kedua yaitu
ketika dunia membutuhkan mekanisasi yang berlebihan pada semua jenis industri.
Mengingat jenis mesin makin banyak dan kompleks, maka down timemenjadi
masalah sehingga industri membutuhkan cara untuk mencegah kerusakan. Dari
sinilah timbul ide overhaul pada interval waktu yang tetap.

8
Selain itu disebabkan oleh biaya perawatan asset yang makin meningkat
terhadap produksi maka lahirlah sistem perencanaan dan kontrol perawatan
(maintenance planning and control system). Sistem ini telah sangat mapan dalam
praktek perawatan.

1.Pemeliharaan Periodik
Suatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang-ulang secara teratur dan telah
diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu jenis
pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode waktu
tertentu yaitu dari P6 ( 6000 jam = TO), P7 (12000 jam=SO), dan P8 (18000 jam
= MO).

a. Top Overhaul
(TO 6000 jam)
Pemeliharaan 6000 jam terhadap bagian atas mesin (silinder head keatas) yang
meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen-
komponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan–
pekerjaan yang dilakukan pada TopOverhaulmeliputi pemeriksaan pada seluruh
bagian-bagian unit yang antara lain :
Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang
lainnya.
Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan
luncuran (metal) atau sesuai buku manual pabrikan.
Pembersihan generator
Pemeriksaan peralatan listrik
Pemeriksaan perawat pendingin (cooler)dan inter cooler
Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper)
Pemeriksaan Turbocharger(overhaul jika diperlukan pada saatnya)

9
b. Semi Overhaul(SO 12000 jam)
Memeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang meliputi
pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk
mendapatkan operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top
Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian unit antara lain : Semi
Overhauluntuk putaran < 750 rpm

c. Mayor Overhaul(MO 18000 jam)


Pemeliharaan 18000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi pekerjaan
pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk
mendapatkan kondisi operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada
Top Overhaul meliputi pemeriksaan bagian unit antara lain :
Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan pemeriksaan
komponennya.
Overhaulpiston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok
Pemeriksaan perlengkapan / peralatan bantu, generator dan panel listrik, pondasi
getaran / suara.
Pengetasan kemampuan mesin.Untuk memindahkan dalam melaksanakan
pekerjaan bagi pelaksanaan dilihat dari jenis pemeliharaan perlu ditambahkan
kalender pemeliharaan dan jenis kerja

2. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan dalam tahun
anggaran yang bersangkutan.
A.Service
Pemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi, membersihkan,
mengganti, dan menambah minyak pelumas atau bahan bakar
kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :
a.PO (8-20) jam
Membersihkan / Melap Mesin
Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki dengan membuka kran.

10
Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air pendingin yang kurang
Melumasi dan menggemuki secara manual

Gambar 3.2 Memeriksa kontrol panel

11
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan pelaksanaan pemeliiharaan di PLTD
dapat disimpulkan bahwa :
 Dengan adanya kegiatan pemeliharaan, secara rutin maka
perfungsi secara optimal dan efisien serta terhindar dari kerusakan
yang lebih parah pada unit PLTD

3.2. Saran
Saya sadar dalam melaksanakan kegiatan PKL ini masih banyak
kekurangan, namun saya telah berusaha melaksanakan secara maksimal.selain itu
laporan PKL ini juga masih jauh dari sempurna. Oleh karna itu, saran yang
membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki laporan yang masih jauh
dari sempurna ini. Saran untuk sekolah diharapkan lebih dapat meningkatkan
materi dan bimbingan kepada siswa, agar lebih siap dalam melaksanakan praktik
kerja lapangan. Dan saran untuk adik kelas jaga nama baik sekolah, utamakan
keselamatan kerja, gunakan waktu sebaik baiknya, tetap semangat serta jangan
putus asa.

12

Anda mungkin juga menyukai