Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


ASUHAN KEPERAWATAN Ny A DENGAN HIV/AIDS
TANGGAL 16 NOVEMBER s/d 16 DESEMBER 2020

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


di SMK Gerbang Raja Tenggarong pada Program Keahlian Keperawatan

Oleh :

NAMA PESERTA : Nabila Indriyani NISN : 0031492397


NAMA PESERTA : Nadiyatul Mahdiyyah NISN : 0032739731
NAMA PESERTA : Naura Kalma Putri Mubin NISN : 0036206439
NAMA PESERTA : Muhammad Dicky NISN : 0031056588
NAMA PESERTA : Nur Hikmah Fauziah NISN : 0025711900

BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN DAN PEKERJAAN SOSIAL


PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN KOMPETENSI
KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN

NSS : 34.2.64.03.09..094
NPSN : 30405786

Alamat: Jln. Wolter Mongisidi No. 17, Kelurahan Timbau, Kecamatan


Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Tlp. 0541-661186
Provinsi Kalimantan Timu

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN Ny A DENGAN HIV/AIDS
TANGGAL 16 NOVEMBER s/d 16 DESEMBER 2020

Di susun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


di SMK Gerbang Raja Tenggarong pada Program Keahlian Keperawatan

Disetujui oleh :

Pembimbing Sekolah Pembimbing DuKa,

………………………………… …………………………………

Mengetahui,
Kepala SMK Gerbang Raja Tenggarong

Dr. Syamsuddin Mallala, M.Pd

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................................. 2
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan .............................................. dst
1. Manfaat Bagi Sekolah
2. Manfaat Bagi Peserta Didik
D. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinik
E. Diagnosa Keperawatan
F. Fokus Intervensi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan dan Daftar Masalah
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga tim penyusun

dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan di Klinik Simulasi SMK

Gerbang Raja Tenggarong. Laporan ini di buat berdasarkan kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan siswa selama melaksanakan praktek kerja. Laporan ini disusun

sebagai pertanggungjawaban siswa selama praktek kerja lapangan dan berfungsi

sebagai acuan dalam ujian yang dilaksanakan setelah siswa melaksanakan praktek

kerja lapangan.

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dapat berjalan lancar karena adanya

dukungan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini tim

penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syamsuddin Mallala, M.Pd selaku kepala SMK Gerbang Raja

Tenggarong.

2. Ns. Devy Puspita, S.Kep selaku Ketua Program Keahlian Keperawatan.

3. Ns. Sheela Christina, S.Kep selaku guru pembimbing selama pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan.

4. Arief Padlie, Amd.Kep selaku pembimbing dari Dunia Kerja (DuKa)

selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

5. Dewan guru beserta staf atas bimbingannya selama penulis belajar di SMK

Gerbang Raja Tenggarong

iv
6. Teman-teman yang membantu hingga terselesainya laporan Praktek Kerja

Lapangan ini.

Kami menyadari akan kekurangan-kekurangan dalam pembuatan laporan

ini yang harus dibenahi, oleh karena itu tim penyusun mengharapkan masukan

kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini di masa

mendatang. Akhir kata tim penyusun mohon maaf atas segala kesalahan dan

kekurangan. Semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Tenggarong, Desember 2020

Tim Penyusun

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis

kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis

dunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pembelajaran

yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta

didik yang mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan

keterampilan (skill). Pembelajaran berbasis produksi adalah pembelajaran

yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi atau jasa

sesuai dengan standar dunia industri atau dunia usaha. Sedangkan

pembelajaran berbasis dunia kerja mengarahkan peserta didik dapat

meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja. Pembelajaran di dunia

kerja ini, peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Pada dasarnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu model

penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi

kegiatan belajar peserta didik di sekolah dengan proses penguasaan keahlian

kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut

dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan

1
2

(SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan

tenaga kerja.

Harapan utama dari dari kegiatan PKL ini disamping meningkatkan

keahlian professional peserta didik agar sesuai dengan tuntunan kebutuhan

tenaga kerja juga membentuk peserta didik agar memiliki etos kerja yang

meliputi : kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, disiplin dan

tanggung jawab sehingga menghasilkan hasil pekerjaan yang berkualitas.

Pada tahun ini, kegiatan PKL akan sedikit berbeda secara teknis dari

tahun-tahun sebelumnya, karena sebagaimana kita ketahui bersama pandemic

Covid-19 mengharuskan sebagian besar pembelajaran dilakukan secara jarak

jauh (secara online) dan hampir semua kegiatan dilakukan pembatasan secara

tatap muka. Karena sebagaimana petunjuk pelaksanaan PKL di masa

pandemic Covid-19 pada sekolah menengah kejuruan yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan, SMK Gerbang Raja

Tenggarong telah mengambil langkah secara teknis, dimana PKL akan

dilaksanakan dilingkungan sekolah pada Tempat Uji Kompetensi yang sudah

tersertifikasi oleh LSP. Untuk memastikan mutu pelaksanaan PKL berjalan

dengan baik dan sesuai kebutuhan dunia kerja, SMK Gerbang Raja

Tenggarong bekerjasama dengan Rumah Sakit dan apotek untuk melakukan

supervisi dan pembimbingan selama kegiatan PKL.


3

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Penyelenggaraan PKL bertujuan untuk :

1. Menghasilkan peserta didik yang memiliki keahlian profesional, yaitu

peserta didik yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos

kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja kerja.

2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match)

antara SMK dan dunia kerja.

3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas professional.

4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.

C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Manfaat Untuk Sekolah

a. Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta

didik lebih terjamin pencapaiannya.

b. Terdapat kesesuaian yang lebih baik antara program pendidikan

dengan kebutuhan dunia kerja (sesuai dengan prinsip link and match)

c. Memberi kebangaan bagi penyelenggaraan pendidikan karena

lulusannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik

untuk kepentingan lulusan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan

bangsa.
4

2. Manfaat Bagi Praktikan / Peserta Didik

a. Hasil belajar peserta PKL akan lebih bermakna, karena setelah lulus

akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk

meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk

pengembangan dirinya secara berkelanjutan.

b. Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri

dan rasa percaya diri lulusan, yang selanjutnya akan mendorong

mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat

yang lebih tinggi.

D. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 16 november 2020 s/d

16 desember 2020 di Laboratorium Keperawatan SMK Gerbang Raja

Tenggarong
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

HIV adalah infeksi virus yang secara progesif menghancurkan sel-sel

darah putih infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem

kekebalan tubuh secara progesif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik

dan kanker tertentu ( terutama pada orang dewasa ). (Jauhar & Bararah, 2013,

hal. 295)

AIDS adalah penyakit yang berat yang di tandai oleh kerusakan imunitas

celluler yang di sebabkan oleh retrovirus (HIV) atau penyakit fatal secara

keseluruhan dimana kebanyakan pasien memerlukan perawatan medis dan

keperawatan canggih selama perjalanan penyakit.(Jauhar & Bararah, 2013, p.

295)

AIDS dapat di artikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang di

sebabkan oleh menurunya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang

termasuk famili retroviridae.

Gambar 2.1
Virus penyakit HIV/AIDS (Sumber: dream.co.id, 2018)

5
6

Gambar 2.2
Gejala penyakit HIV/AIDS (Sumber: honestdocs.id, 2019)

Kriteria klinis mencakup suatu diagnosa infeksi HIV yang didasarkan pada

daftar kriteria laboratorium yang tercatat dalam rekam medis oleh dokter atau

penyakit-panyakit yang memenuhi kriteria tercakup dalam definisi untuk

AIDS. Kriteria untuk kasus AIDS adalah :

1. Semua pasien yang terinfeksi oleh HIV dengan:

a. Hitungan sel T CD4 +>200/µl atau

b. Hitungan sel T CD4 + < 14% sel total, tanpa memandang

c. kategori klinis, simtomatik atau asimptomatik

2. Adanya infeksi-infeksi oportunistik terkait HIV, seperti:

a.Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru

b. Kandidiasis esofagus

c.Kanker serviks, infasif

d. Diseminata atau ekstraparu

e.Kriptosporidiosis, usus kronik (lama sakit lebih dari satu bulan)

f. Kriptokokus, esktraparu
7

g. Penyakit sitomegalovirus (selain hati, limpa, atau kelenjar getah

bening)

h. Retnitis sitomegali virus (disertai hilangnya penglihatan)

i. Ensalopati, terkait HIV

j. Herpes simpleks; ulkus-ulkus kronik lebih dari 1 bulan ; atau

bronkitis, pneumonitis, esophagitis

k. Histoplamosis, diseminata atau esktraparu

l. Isospariasis, usus kronik (lama sakit lebih dari 1 bulan)

m. Sarkoma sarposi (SK)

n. Limfoma, burkit (atau ekivalen)

o. Limfoma, imunoblastik ( atau yang ekivalen)

p. Microbakterium avium compleks atau Microbakterium kansasi

q. Microbakterium tuberkolosis, semua tempat, paru-paru, ekstra paru

r. Microbakterium, spesies lain yang teridentifikasi

s. Sindrome pengurusan yang disebabkan oleh HIV

B. Etiologi

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh Human

immunodeficiency Virus (HIV), suatu retrovirus pada manusia yang termasuk

dalam keluarga lentivirus (termasuk pula virus imunodefisiensi pada kucing,

virus pada imunodefisiensi pada kera, virus visna virus pada domba, virus

anemia infeksiosa pada kuda). Dua bentuk HIV yang berbeda secara genetik,

tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2 yang telah berhasil

di isolasi dari penderita AIDS. Sebagian retrovirus, viron HIV-1 berbentuk


8

sferis dan mengandung inti berbentuk kerucut yang padat elektron dan

dikelilingi selubung lipid yang berasal dari membran sel penjamu. Inti virus

tersebut mengandung kapsid utama protein p24, nukleukapsid protein p7 atau

p9, dua sirina genom, dan ketiga enzim virus (protease, reserve, ytranscriptase

dan integrase). Selain ketiga gen retrovirus yang baku ini HIV ini

mengandung beberapa gen lain (diberi nama misalnya tat, rev, nef, vpr dan

vpu) yang mengatur sintesi serta perakitan partikel virus yang ineksius.

(Robbins dkk, 2011). Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah

melalui :

1. Hubungan seks

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa

kondom, baik itu melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu

seseorang yang suka berganti-ganti pasangan seksual juga lebih berisiko

untuk terkena HIV.

2. Penggunaan jarum suntik

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi

darah orang yang terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau

menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang berisiko sangat

tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Kehamilan, persalinan atau menyusui

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui

berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk


9

berkonsultasi dengan dokter jika Anda adalah penderita HIV yang tengah

hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.

4. Transfusi darah

Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi

melalui transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena

adanya penerapan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ

ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima

donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

C. Patofisiologi

Dalam tubuh partikel virus bergabung dengan DNA sel

pasien,sehinnga satu kali seseorang terinfeksi HIV,seumur hidup ia akan

tetap terinfeksi.Dari semua orang yang terinfeksi HIV,sebagian

perkembangan masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama, 50%

berkembang menjadi pasien AIDS setelah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun

hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan

kemudian meninggal. Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan

gambaran penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan sistem kekebalan

tubuh yzang juga bertahap.(Setiati, 2014, p. 889).

D. Manifestasi klini

Fase –fase saat penyakit HIV menginfeksi dan menyerang tubuh :

1. Fase 1 : Terinfeksi HIV


10

Rentang waktu sejak virus HIV masuk kedalam tubuh sampai

antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama

window period antara 15 hari sampai 6 bulan. Dalam fase ini

umumnya seseorang yang telah terinfeksi HIV masih tampak dan

merasa sehat-sehat saja, tanpa menunjukkan gejala apapun bahwa ia

sudah tertular HIV akan tetapi orang ini juga sudah menularkan HIV

pada orang lain (Katiandagho, 2015, p. 32)

2. Fase 2 : Gejala-gejala mulai terlihat

Dalam fase ini umumnya gejala-gejala mulai nampak, seperti

hilangnya selera makan, gangguan pada rongga mulut dan

tenggorokan, diare, pembengkakan kelenjar, bercak-bercak dikulit,

demam serta keringat berlebihan di malam hari tetapi gejala diatas

belum dapat di jadikan patokan bahwa itu adalah AIDS, karena itu

masih gejala-gejala umum  dan harus di periksakan ke dokter untuk

hasil yang lebih spesifik (Katiandagho, 2015, p. 33)

3. Fase 3 : Penyakit AIDS

Dalam fase ini HIV benar-benar menimbulkan AIDS. Sistem

kekebalan tubuh semakin menurun sehingga tidak ada lagi perlawanan

terhadap penyakit yang menyerang termasuk kanker dan infeksi.

Perwujudan penyakit yang menyerang tubuh seseorang tergantung

pada virus, bakteri, jamur atau  protozoa yang menyebabkan infeksi,

sehingga orang tersebut akan menderita penyakit yang parah

(Katiandagho, 2015, p. 33).


11

Ketika masa fase ke 3 yaitu munculnya penyakit AIDS, gejala-

gejala yang akan muncul antara lain sebagai berikut:

a. Noda limpa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian

leher dan pangkal paha.

b. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.

c. Merasa kelelahan hampir setiap saat.

d. Berkeringat pada malam hari.

e. Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya dan sesak napas.

f. Bintik-bintik ungu yang tidak hilang dikulit.

g. Diare yang parah dan berkelanjutan.

h. Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.

i. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.(Buku Ilmu Penyakit dan

Penunjang Diagnostik, 2017)

4. Fase 4 : Penderita Meninggal karena salah satu Penyakit

Sebagaimana yang telah kita pahami bahwa tanpa sistem kekebalan

tubuh yang baik sulit bagi seseorang untuk mempertahankan hidupnya

dari serangan penyakit. Seseorang bisa bertahan hidup terhadap

berbagai penyakit pada tahapan AIDS, tetapi hanya berlangsung

selama 1-2 tahaun saja, selanjutnya penderita akan meninggal dunia

karena penyakt atau komplikasi dari beberapa penyakit yang ia derita

(Nurarif & Kusuma, 2015)

E. Diagnosis Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme


12

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. Diare berhbungan dengan proses infeksi

4. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan pemasuka atau mencera makanan atau

mengarbsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis.

F. Fokus Intervensi

Tabel 2.1

No Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


. Keperawatan

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan


bersihan jalan nafas tindakan Napas
keperawatan Posisikan pasien
Definisi : ketidak diharapkan status untuk meminimalkan
Mampuan untuk pernafasan tidak ventilasi; motivasi
membersikan sekresi terganggu dengan pasien
atau obstruksi dari kriteria hasil : untuk bernafaas
saluran nafas untuk Deviasi ringan dari pelan, pelan berputar
mempertahankan kisaran normal dan batuk; Auskultasi
bersihan jalan nafas frekuensi bunyi nafas, cara area
pernafasan; Deviasi yang ventilasinya
Batasan karakteristik : ringan dari kisaran menurun tidak dan
normal auskultasi adanya suara
Suara nafas tambahan; nafas; Deviasi ringan nafas tambahan.
Perubahan frekuensi dari kisaran normal fisioterapi dada
pernafasan; Perubahan kepatenan
irama nafas; jalan nafas; Tidak ada Jelaskan tujuan
penurunan bunyi retraksi dinding dada dan prosedur
13

nafas; Sputum dalam fisioterapi dada


jumlah berlebihan; kepada pasien;
Batuk tidak Monitor status
efektif. respirasi dan
kardiologi
(misalnya
denyut, irama,
suara kedalaman
nafas); Monitor
jumlah dan
karakteristik
sputum; Ajarkan
pasien
melakukan
relaksasi napas
dalam.
2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan manajemen jalan
nafas asuhan keperawatan nafas
Definisi : diharapkan status Posisikan pasien
inspirasi dan atau pernafasan tidak untuk memaksimalkan
ekspirasi yang tidak terganggu dengan ventilasi; lakukan
memberi ventilasi kriteria hasil : fisioterapi dada,
adekuat Frekuensi pernafasan sebagai mana
Faktor resiko: tidak ada deviasi dari mestinya; Buang
Perubahan kedalaman kisaran normal Irama secret dengan
pernafasan; Bradipneu; pernafasan memotivasi klien
Takipneu; Dispneu; tidak ada deviasi dari untuk batuk efektif
Pernafasan cuping kisaran normal; Tidak atau menyedot lendir;
hidung ada retraksi dinding Auskultasi suara
Faktor yang dada; Tidak ada suara napas, catat area yang
berhubungan: nafas tambahan; Tidak Ventilasinya menurun
14

Kerusakan ada pernafasan cuping atau ada dan tidaknya


neurologis: Imunitas hidung. suara
neurologi. napas tambahan.
3. Diare Setelah dilakukan Manejemen saluran
Definisi : pasase tindakan cerna :
feses yang lunak dan keeperawatan Monitor buang air
tidak berbentuk. diharapkan pola besar termasuk
eliminasi usus tidak frekuensi konsistensi,
Batasan karakteristik ; terganggu dengan bentuk, volume dan
Nyeri abdomen; kriteria hasil : pola warna; monitor bising
sedikitnya tiga kali eliminasi tidak usus
defekasi per hari; terganggu; suara Manajeman diare :
bising usus hiperaktif. bising Identifikasi faktor
usus tidak terganggu; yang bisa
diare tidak ada. menyebabkan diare
(misalnya medikasi,
bakteri ); amati turgor
kulit secara berkala;
monitor kulit
perinium terhadap
adanya iritasi dan
ulserasi; konsultasikan
dengan dokter jika
tanda dan gejala diare
menetap.
4. Kekurangan volume Setelah dilakukan Manajemen cairan:
cairan tindakan Jaga intake dan output
Definisi : keperawatan pasien; monitor status
penurunan cairan diharapkan hidrasi (misalnya
intravaskuler, keseimbangan cairan membran mukosa
interstinal, dan/atau tidak terganggu lembab, denyut nadi
15

intra seluler, ini dengan kriteria hasil: adekuat); monitor


mengacu pada Tekanan darah tidak hasil laboratorium
dehidrasi, kehilangan terganggu; yang relevan dengan
cairan saja tanpa keseimbangan intake retensi cairan
perubahan pada dan output dalam 24 (misalnya,peningkatan
natrium jam tidak terganggu; berat jenis,
turgor kulit tidak peningkatan BUN,
batasan karakteristik: terganggu. penurunan hematokrit,
Penurunan tekanan dan peningkatan kadar
darah penurunan osmolitas); monitor
tekanan nadi tanda-tanda vital;
penurunan turgor kulit; berikan diuretik yang
kulit kering diresepkan.
kelemahan. Monitor Cairan :
Faktor yang tentukan jumlah dan
berhubungan: jenis asupan cairan
Kehilangan cairan cairan serta kebiasaan
aktif. eliminasi; tentukan
faktor-faktor yang
menyebabkan ketidak
seimbangan cairan;
periksa turgor kulit;
monitor tekanan
darah, denyut jantung,
dan status pernafasan;
monitor membran
mukosa, turgor kulit,
dan respon haus,
16

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Format Pengkajian

Nama Pasien : Ny R

Ruang/Kamar : Cempaka

Diagnosa Medis : susp. TB+ B20

No. Medical Record : 491293

Tanggal Pengkajian : 25 Juni 2018 Jam :08.00

Masuk Rumah Sakit : 11 Juni 2018 Jam :05.00

II. Identitas Pasien

Nama Pasien : Ny. R

Jenis Kelamin : perempuan

Umur/Tanggal Lahir : 23 April 1978

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Oesapa

III. Identitas Penanggung

Nama : Ny. Y
17

Pekerjaan : Wiraswasta

Jenis Kelamin : Perempuan

Hubungan dengan klien : saudara kandung

Alamat : Oesapa

IV. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Lemah seluruh badan dan demam sejak satu bulan yang lalu, tidak

ada nafsu makan serta BAB cair dan berwarna kekuningan serta sakit

pada area mulut.Sejak satu bulan yang lalu sebelum masuk Rumah

Sakit.

2. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama.

Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien hanya menderita

demam.Tidak ada alergi terhadap obat dan makanan. Pasien belum

pernah dioperasi.

V. Pengkajian Saat Ini


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan:

a. Pola nutrisi / metabolic

Pasien mengatakan sehari makan 3 kali dengan porsi

normal,pasien tidak mempunyai alergi makanan

b. Intake makanan

Pasien mengatakan sebelum sakit frekuensi makan normal 3

kali sehari tetapi selama sakit pasien mengalami penurunan nafsu

makan.
18

c. Intake cairan

Pasien mengatakan sebelum dan selama sakit meminum air

sebanyak 800 cc.

2. Pola eliminasi:

a. Buang air besar

Pasien mengatakan sebelum sakit biasa buang air besar 1 kali

sehari dengan konsistensi padat bau yang khas dan berwarna

kuning dan selama sakit pasien buang air besar 3 kali sehari

dengan konsistensi cair

b. Buang air kecil

Pasien mengatakan sebelum sakit biasa buang air kecil 3-4 kali

sehari dengan warna kuning dan bau yang khas dan selama sakit

pasien buang air kecil sebanyak 100 cc/hari

3. Pola tidur dan istirahat

Pasien mengatakan biasa tertidur selama 11 jam terkadang bisa satu

hari penuh tidak bangun dan satu hari penuh tidak tidur.

4. Pola perceptual

Pasien mengatakan penglihatan,pendengaran dan pengecapan nya

normal tidak terdapat gangguan.

5. Pola persepsi diri


19

Pasien mengatakan dirinya merasa cemas dengan keadaan dan

penyakit yang dia alami.

6. Pola seksualitas dan reproduksi

Pasien mengatakan tidak ada masalah ataupun keluhan yang dialami

pada bagian reproduksi.

7. Pola peran dan hubungan

Pasien mengatakan berinteraksi baik pada keluarga terutama saudari

dan anak anak sebagai orang terdekat pasien dan pasien tidak mengikuti

organisasi apapun

8. Pola management koping stress

Pasien mengatakan perubahan setelah sakit yang dialami adalah

penurunan nafsu makan dan perubahan siklus buang air besar

9. System nilai dan kepercayaan

Keluarga pasien mengatakan pasien selalu melakukan ibadah sholat

jumat dan pasien tidak terlibat dalam organisasi keagamaan

10. Pola aktivitas dan latihan

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak melakukan aktivitas olahraga

dan tidak mempunyai kegiatan teratur

VI. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Tanda – Tanda Vital :

 Tekanan darah: 90/60 mmHg

 Nadi : 90x/menit
20

 Pernapasan : 28x/menit

 Suhu badan : 42ºC

 Kesadaran :compos metis

Pemeriksaan fisik:

 Kepala

Normal,Tidak ada keluhan sakit pada kepala,tidak ada lesi,observasi

wajah simetris.

 Leher

Tidak terdapat lesi dan tidak terdapat masa atau benjolan

 Thorak

Tidak terdapat lesi,dan bunyi jantung yang normal tetapi terdapat

ronchi dan irama napas yang tidak teratur

 Abdomen

Tidak terdapat lesi dan pembesaran abdomen

 Inguinal

Tidak terdapat masa atau benjolan pada perut pasien

 Ekstremitas

Tidak ada nyeri otot ataupun sendi,kekuatan otot pasien 3 dan terdapat

atropi

Penatalaksanaan medis:
21

Pasien melakukan pemeriksaan darah dan diberikan obat obatan antara

lain; paracetamol 3x 500 mg/ tablet,OAT kat 1,rifampisin 1x450 mg

tablet,etambutol 1x 750mg,sanfuliq TAB 30S,B6 2x10 cc.

Hasil pemeriksaan penunjang dan laboratorium:

Tabel 3.1

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Pemeriksaan

1 24/06/18 MCV 81.0-96.0 73.4

2 24/06/18 Hemoglobin 8,4

3 24/06/18 MCH 27.0-36.0 23.5

4 24/06/18 RDW-CV 37-54 24.4

5 24/06/18 RDW-SD 37-54 69.5

6 24/06/18 Jumlah Lekosit 4.0-10.0 2,77

7 24/06/18 Glukosa Sewakt 70-150 285

8 24/06/18 Jumlah Neotrofil 1.50-7.00 10.94

9 24/06/18 Jumlah Monosit 0.00-0.70 1.13

10 24/06/18 Jumlah Trombosit 150-400 425

11 24/06/18 MPV 9.0-13.0 8.9 L

12 24/06/18 PCT 0.17-0.35 0.38

VII. Analisa Data

Tabel 3.2

No. Data Fokus Problem Etiologi


22

1 DS: Hipertermi Peningkatan

 pasien mengatakan badan metabolisme

terasa lemah ,demam

sejak masuk rumah sakit.

DO:

 keadaan umum pasien

tampak

 lemah

 konjungtiva anemis

 akral teraba hangat

 HB 8,4

 TD = 90/60 mmHg

 pernapasan= 28 x/mnit

 nadi= 86x/mnit

 suhu = 42°C

 Pasien terpasang cairan

parenteral RL 20 TPM

2 DS: Diare Proses infeksi

 Pasien mengatakan sering

haus , pasien mengatakan

diare, BAB cair dengan

frekuensi tiga kali sehari

konsistensi cair, berwarna


23

kuning, pasien

mengatakan sering haus

DO:

 Pasien tampak lemah,

letih,bibir kering

 Turgor kulit kembali

dalam < 3 detik

 BAB 3x encer, frekuensi ,

konsistensi cair,

 bising usus 30x/menit,

 pasien mendapatkan

terapi obat diare

cotrimoxazole

3 DS: Ketidak Ketidakmampuan


 pasien mengatakan tidak
seimbangan pemasukan atau
mengahabiskan makanan
nutrisi kurang mencerna atau
yang disediakan hanya
dari kebutuhan mengarbsorpsi
menghabiskan 3-4 sendok
tubuh zat-zat gisi
makan
berhubungan
 pasien mengatakan
dengan factor
kadang muntah
biologis
 pasien mengatakan

merasa mual jika makan


24

DO:

 Pasien tampak lemah

 konjungtifa anemis

 membran mukosa tampak

pucat

 berat badan menurun

(sebelum sakit 52 kg, saat

sakit 31 kg)

 tinggi badan 163 cm

 porsi makan tidak

dihabiskan

 bibir kering

 terdapat sariawan

4 DS: Deficit volume Kehilangan

 pasien mengatakan badan cairan cairan aktif

terasa lemah

 pasien mengatakan BAB

cair

 frekuensi BAB 3-4x

sehari

 pasien mengatakan sering

haus

 pasien mengatakan jika


25

tubuh

 naik banyak keringat

DO:

 Pasien tampak lemah

 Membran mukosa bibir

klien

 tampak kering

 Turgor kulit jelek

 CRT > 3 detik

 TD :90/60 mmHg

 Nadi: 90 x/menit

 Pasien mendapatkan

terapi terapi parenteral

RL 20 tpm/mnt

VIII. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. Diare berhbungan dengan proses infeksi

4. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan pemasuka atau mencera makanan atau

mengarbsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis.


26

IX. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.3

No. Diagnosis NOC NIC

keperawatan

1 Hipertermi  TTV dalam batas  Monitor suhu

normal tubuh sesering

 Tidak ada mungkin.

perubahan warna  Monitor IWL

kulit dan tidak  Monitor warna

Pusing dan

suhu kulit

 Monitor tingkat

kesadaran

2 Deficitvolume Fluid blance Fluid management

cairan Hydration  Timbang popok

Nutironal status : food pembalut jika

and fluid intake perlu

Kriteria hasil Monitor status

 Tekanan darah, hidrasi

suhu,nadi dalam  Kolaborasi

batas normal pemberian cairan


27

 Tidak ada tanda- IV

tanda dehidrasi  Berikan cairan

elastisitas kulit  Monitor vital sign

baik, membran

mukasa lembab,

tidak ada rasa

haus yang

berlebihan

3 Ketidakseimbangan Kriteria hasil: Nutrition management

nutrisi kurang dari  Adanya  kaji adanya alergi

kebutuhan tubuh penigkatan berat makanan

badan sesuai  kolaborasi dengan

dengan tujuan ahli gizi untuk

mampu menentukan jumlah

mengidentifikasi kalori dan nutrisi

kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan

 Tidak ada tanda- klien

tanda malnutrisi  anjurkan klien

 Tidak terjadi untuk

penurunan berat meningkatkan

badan yang protein dan vit C

berarti  monitor jumlah

nutrisi dan
28

kandungan kalori

Nutrition monitoring:

 BB pasien dalam

batas normal

 Monitor adanya

penurunan berat

badan

 Monitor kulit

kering dan

pigmentasi

 Monitor mual dan

muntah

4 Diare berhubungan setelah dilakukan  evaluasi pengobatan

dengan proses tindakan keperawatan yang berefek

infeksi diharapkan masalah samping pada

diare dapat teratsi pengobatan,

dengan kriteria hasil :  evaluasi jenis intake

tidak ada diare, feses makanan,

tidak ada darah dan  monitor kulit sekitar


mukus,nyeri perut tidak perianal terhadap
ada, pola BAB normal, adanya iritasi dan
hidrasi baik. ulserasi,
29

 ajarkan pada pasien

dan keluarga

tentang penggunaan

obat diare,

 instruksikan pada

pasien dan keluarga

untuk mencatat

warna,frekuensi,

volume dan

konsistensi feses

X. Implementasi

Tabel 3.4

No Tanggal Implementasi Evaluasi proses

keperawatan

1 25 juni Hipetermi S:

2018  pasien mengatakan masih

demam, haus

O:

 TTV ; TD : 90/60 mmHg,

nadi: 90x/menit, suhu:

39ºC.
30

 Akral teraba hangat

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

2 25 juni Devisit volume cairan S :

2018  Pasien mengatakan badan

terasa lemahdan letih

 Pasien mengatakan

masih diare

O:

 Pasien tampak lemah

 BB :31 kg

 Mukosa bibir kering

 Denyut nadi cepat

 N : 100x/i

 TD :90/60 mmHg

 S : 38,6

 RR 20x/i

 Turgor kulit jelek

 CRT 2 detik

 Psien terpasang NaCl

0,9%

A : maslah belum teratasi


31

P : intervensi dilanjutkan

3 25 juni Ketidakseimbangan S:

2018 nutrisi kurang dari  Pasien mengatakan tidak

kebutuhan tubuh nafsu makan

 Porsi makanan hanya

dihabiskan 3 sendok

 Masih diare

O:

 BB 31 kg

 TB : 163

 IMT : 14,10 (berat badan

kurang)

 Lingkar lengan 19 cm

 Turgor kulit jelek

 Konjungtiva anemis

 Bibir kering terdapat

sariawan dan kandidiasis

oral

 Terpasang NaCl 0,95 8

tetes/i

 N: 100x/i

 RR: 20 x/i
32

 S :38,6

P : masalah belum teratasi

A : intervensi dilanjutkan

4 25 juni Diare S:

2018  pasien mengatakan masih

merasa lemah dan pusing

O:

Keadaan umum pasien:

 Lemah, kesadaran

 somnolen , GCS E 2, M 4,

V3

 reaksi pupil terhadap

 cahaya kurang

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

XI. Evaluasi

Tabel 3.5

No Tanggal Diagnosa Evaluasi

keperawatan

1 28 juni Hipetermi pasien masih mengeluh demam,

2018 akral teraba hangat, hasil TTV


33

TD: 90/60 mmHg, Nadi: 87x/menit,

Suhu 37,8ºC, pada hari ke empat

implementasi , masalah belum

teratasi intervensi dilanjutkan.

2 28 juni Devisit volume Pasien mengatakan badan masih

2018 cairan terasa lemah dan letih, pasien

mengatakan BAB masih encer,

ferkuensi 2x sehari, konsistensi cair,

berawarna kekuningan pada hari

keempat implementasi, pasien

mengatakan masih diare, masalah

belum teratasi dan intervensi

dilanjutkan.

3 28 juni Ketidakseimbangan Pasien mengatakan tidak nafsu

2018 nutrisi kurang dari makan,masih diare,masalah belum

kebutuhan tubuh teratasi,intervensi dilanjutkan.

4 28 juni Diare Pasien mengatakan masih diare,

2018 frekuensi 2 kali sehari, berwarna

kuning pada hari ke empat

implementasi, masalah belum

teratasi, intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai