Anda di halaman 1dari 34

TOPIK 3

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA


SMA NEGERI 8 MAKASSAR
(UTS DEMONSTRASI KONTEKSTUAL)

Dosen Pembimbing Lapangan:

Dr. Muh. Adnan Hudain, M.Pd

Guru Pamong:

Hartawati, S.Pd., Gr.

Oleh:
AHMAD ZAKARIA
(229014485082)

PROGRAM PROFESI GURU PRAJABATAN KEMENTERIAN


PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 3
B. TUJUAN OBSERVASI .......................................................................................... 3
C. MANFAAT OBSERVASI ...................................................................................... 4
1. Untuk Sekolah dan Guru Pamong ........................................................................... 4
2. Untuk Mahasiswa PPL ............................................................................................ 4
1. Karakteristik Peserta Didik ..................................................................................... 4
2. Perangkat Pembelajaran .......................................................................................... 4
1) Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................................... 5
2) Manajemen Sekolah ................................................................................................ 5
3) Lingkungan Belajar di Sekolah ............................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................. 6
HASIL OBSERVASI .......................................................................................................... 6
A. HASIL OBSERVASI .............................................................................................. 6
2.) Visi dan Misi Sekolah ................................................................................................ 6
2. Karakteristik Peserta Didik ..................................................................................... 7
3. Perangkat Pembelajaran ........................................................................................ 11
4. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................................... 11
5. Manajemen Sekolah .............................................................................................. 12
a.) Manajemen Kesiswaan............................................................................................. 12
B. ANASILIS HASIL OBSERVASI......................................................................... 17
1. Karakteristik Peserta Didik ................................................................................... 17
a.) Budaya Sekolah ........................................................................................................ 17
2. Perangkat Pembelajaran ........................................................................................ 26
3. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................................... 27
4. Manajemen Sekolah .............................................................................................. 28
a. Manajemen Kesiswaan .......................................................................................... 28
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 30
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 30
1. Karakteristik Peserta Didik ................................................................................... 30
2. Perangkat Pembelajaran ........................................................................................ 30
B. Refleksi.................................................................................................................. 31
C. Rencana Tindak Lanjut ......................................................................................... 31
LAMPIRAN OBSERVASI ............................................................................................... 32

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil
observasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I ini. Dalam laporan ini saya menyajikan
data-data yang berkaitan dengan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Satu (PPL I) yang
saya laksanakan di SMA Negeri 8 Makassar pada minggu pertama. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil observasi selama PPL yang dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Januari
sampai 13 Januari 2023.

Dalam kegiatan PPL ini saya menyadari bahwa program ini tidak akan berjalan
lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui laporan ini saya
ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas
terselesaikannya PPL ini. Untuk itu perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih
kepada semua orang yang terlibat.

Laporan ini sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) I. Namun, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dilaporan ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangsi saran atau kritik dari berbagai
pihak guna penyempurnaan laporan hasil observasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada
umum

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah inti yang
harus ditempuh oleh mahasiswa PPG Prajabatan untuk mengembangkan dan
memperkuat kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional
di sekolah Proses pengembangan kemampuan mengajar para calon guru ditempuh
dengan menerapkan prinsip yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu niteni
(mengamati), nirokke (menirukan), dan nambahi (mengembangkan).
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan ini diharapkan dapat membentuk
pengalaman proses pembelajaran akademis maupun nonakademis yang nyata di
lapangan bagi mahasiswa calon guru profesional. Pengalaman tersebut dapat
berupa pengalaman mengajar, pengalaman berinteraksi dengan peserta didik baik
dalam kapasitas pembelajaran maupun dalam kapasitas pembentukkan karakter,
memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi terutama
kompetensi social dan kepribadian, meningkatkan ketrampilan, kemandirian.
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini dilaksanakan selama
kurang lebih tiga bulan, dengan tahapan observasi, asistensi mengajar, dan 3 siklus
pembelajaran terbimbing. Pada tahap awal observasi, mahasiswa diharapkan
terampil dalam mengidentifikasi karakteristik peserta didik, lingkungan belajar,
dan pelaksanaan pembelajaran serta manajemen yang ada di sekolah secara
mandiri dan bertanggungjawab, mampu mengevaluasinya secara kolaboratif
dengan teman sejawat, guru sekolah, kepala sekolah, dan dosen pembimbing.
Kegiatan tersebut juga dilaksanakan guna menambah pemahaman dan
penghayatan mahasiswa tentang proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah,
memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara disiplin,
sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi
permasalahan pendidikan dan perkembangan yang ada di sekolah. Serta
memperoleh pengalaman dan ketrampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan
menejerial di sekolah. Serta dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam
menangkap dan memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak selama
proses pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran. Observasi ini dilakukan terhadap fakta, kejadian, gejala atau
perubahan di sekolah dengan menggunakan panca indera. Hasil observasi
selanjutnya dalam bentuk inferensi/kesimpulan sementara. Adapun lokasi
pelaksanaan observasi yakni SMA Negeri 8 makassar. Melalui laporan ini,
diperoleh gambaran tentang kondisi tentang linkungan akademik dan non
akademik di sekolah.
B. TUJUAN OBSERVASI
Adapun tujuan dari pelaksanaan observasi ini yaitu:

3
1) Agar mahasiswa memiliki keterampilan menangkap dan memaknai kejadian,
fenomena, dan gejala yang nampak selama proses pembelajaran yang berpotensi
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
2) Agar mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh tentang lingkungan akademik
dan non- akademik di Sekolah tempat PPL I.

C. MANFAAT OBSERVASI
Adapun manfaat dari pelaksanaan observasi di PPL I ini adalah:
1. Untuk Sekolah dan Guru Pamong
Data dari hasil observasi akademik dan non akademik dapat dijadikan acuan dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
2. Untuk Mahasiswa PPL
Mahasiswa dapat mendokumentasikan data karakter peserta didik sebagai bahan
untuk melakukan praktik pembelajaran di PPL I dan PPL II.
a. Mahasiswa dapat memahami Langkah-langkah observasi yang baik dan disiplin.

D. SASARAN OBSERVASI
1. Karakteristik Peserta Didik
Materi observasi ini mencakup karakteristik peserta didik dari sisi etnik, budaya,
status social, minat, perkembangan kognitif, perkembangan awal, gaya belaajr,
motivasi, perkembangan emosi, perkembangan social, perkemangan moral dan
spiritual dan perkembangan motoric.
2. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran mencakup modul ajar atau RPP yang disusun oleh Guru
Pamong mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Adapun prinsip-prinsip
yang diobservasi mencakup:
a. Kelengkapan komponen minimum
Aspek observasi terdiri atas tujuan pembelajran, Langkah-langkah pembelajaran
dan asesmen pembelajaran yang jelas.
b. Esensial dan bermakna
Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran memenuhi kriteria SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time) (tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar.
c. Berkesinambungan
Urutan pembelajaran sistematis dan logis, terdapat pertanyaan kunci yang
membantu guru dan siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas,
dan asesmen yang tertera di modul ajar/RPP selaras dengan kegiatan
pembelajaran.

d. Kontekstual
Modul ajar/RPP memuat alternatif kegiatan untuk diimplementasikan
pada lingkungan sekolah yang berbeda, dapat mengakomodir siswa dengan

4
kebutuhan yang berbeda, dan modul ajar/RPP memuat kearifan lokal daerah
setempat.
e. Sederhana
Modul ajar/RPP menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
f. Komponen Pendukung
Pemilihan sumber/media pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi, dan
karakteristik peserta didik, ada kegiatan remedial atau pengayaan, dan ada daftar
Pustaka.
1) Pelaksanaan Pembelajaran
Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh Guru Pamong atau teman sejawat di kelas atau di luar kelas. Materi observasi
minimal mencakup analisis keterlaksanaan RPP, proses belajar mengajar, dan
respon peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Manajemen Sekolah
Observasi ini dilakukan terhadap pelaksanaan manajemen kurikulum,
kesiswaan, sumber daya manusia, sarana & prasarana, anggaran, dan
ketatalaksanaan sekolah tempat PPL I.
3) Lingkungan Belajar di Sekolah
Observasi ini mencangkup situasi dan kondisi sekolah, seperti keberadaan
dan fungsi fasilitas sekolah, kondisi guru, aktivitas guru di sekolah, kegiatan ekstra
kurikuler; dan budaya sekolah

5
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. HASIL OBSERVASI
Dari observasi yang telah saya lakukan di SMA Negeri 8 makassar
berdasarkan sasaran observasi dari lingkungan akademik dan non akademik, saya
mendapatkan berbagai hasil observasi yakni:
1. Profil Sekolah

1.) Identitas Sekolah


1 Nama Sekolah : SMAN 8 MAKASSAR
2 NPSN : 40203610

3 Jenjang Pendidikan : SMA


4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Andi Mangerangi 2 Lorong 3

6 RT / RW : 3 / 24

7 Kode Pos : 90131

8 Kelurahan : Kelurahan Bongaya


Kecamatan : Kec. Tamalate
9
10 Kabupaten/Kota : Kota Makassar

11 Provinsi : Prov. Sulawesi Selatan


Indonesia
Negara
12

2.) Visi dan Misi Sekolah


Adapun Visi dari SMA Negeri 8 Makassar yaitu “MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK
YANG BERKARAKTER, CERDAS, TERAMPIL, DAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN"
Adapun Misinya yaitu :
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan religious.
2. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan.
3. Melaksanakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menantang
dan menyenangkan.

6
4. Mengoptimalkan pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler

5. Menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penopang


pembelajaran dan administrasi sekolah.
*Struktur Organisasi satuan Pendidikan terlampir pada lampiran

2. Karakteristik Peserta Didik


Dari hasil observasi yang saya lakukan, saya mendapati karakteristik dari
peserta didik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sekolah dan guru sangat
berperan penting dalam memahami karakteristik tersebut dan memfasilitasi
pembelajaran berbasis profil pelajar Pancasila berdasarkan kebutuhan dan
perkembangan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru menerapkan
budaya atau nilai-nilai kedisiplinan seperti guru masuk ke dalam kelas tepat
waktu dan segera mempersiapkan media pembelajaran, namun peserta didik
masih banyak yang datang terlambat dengan berbagai alasan. Untuk itu guru
perlu membuat kesepakatan kelas sehingga tercipta karakteristik peserta didik
yang berakhlak mulia. Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, guru
berperan penting dalam memahami teori perkembangan anak seperti

7
perkembangan emosi, sosial dan moral/spiritual siswa agar guru dapat
mengetahui gaya belajar yang sesuai supaya siswa aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Kelas yang menjadi sasaran observasi karakteristik peserta didik
adalah KELAS X 2.

Adapun hasil dari aspek-aspek yang diobservasi sebagai berikut:


a.) Budaya Sekolah
Berdasarkan hasil observasi, suasana sekolah mendukung
pembelajaran dan interaksi yang optimal. Adanya ruang belajar yang
memadai, fasilitas yang cukup seperti LCD dan Laptop walau masih
terbatas, kemudian terdapat lapangan olahraga yang cukup luas, Lab
Fisika, Biologi, Kimia, Lab Komputer, Perpustakan, Ruang BK yang
sangat mendukung pembelajaran dan interaksi yang optimal di dalam kelas
atau proses pembelajaran. Secara umum, sekolah sudah sangat berupaya
menghidupkan Profil Pelajar Pancasila dalam lingkungan sekolah; yang
penerapannya saya amati melalui pengamatan langsung terhadap interaksi
sesama peserta didik, peserta didik dengan guru-guru yang ada. Selain itu
dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan seperti pada saat melaksanakan
upacara, gotong royong pada saat melakukan pembersihan di halaman
ataupun di ruang kelas, menerima peserta didik minoritas (Non-Islam),
serta memfasilitasi pengembangan diri peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler seperti pramuka, seni/tari, Paskibraka, olahraga fisik
(basket, futsal), dll.
b.) Budaya Kelas
Berdasarkan hasil observasi saya, lingkungan kelas dalam
keadaan bersih dan rapi. Dalam melakukan kesepakatan kelas, Guru
membiasakan peserta didik untuk mempersiapkan diri sebelum belajar
dengan memberi salam kepada guru dan membaca doa sebelum dan
sesudah belajar. Namun, guru belum membuat kesepakatan terkait aturan-
aturan yang harus dilakukan saat pembelajaran seperti memberi sanksi
pada siswa yang datang terlambat. Sudah ada pembiasaan literasi sebelum
kegiatan pembelajaran melalui refleksi materi pembelajaran dengan

8
ceramah dan memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik untuk
lebih aktif lagi dan guru sangat aktif dalam memotivasi peserta didik
secara lisan.
Guru menekankan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila kepada
peserta didik seperti berdoa sebelum belajar (sesuai dengan agama dan
keyakinan masing- masing) bersikap adil terhadap peserta didik, membagi
peserta didik dalam bentuk kelompok guru menekankan peserta didik
untuk menjaga kebersihan di dalam maupun di luar kelas.
c.) Keterlibatan Peserta Didik
Pada saat pengamatan pada proses pembelajaran, beberapa peserta
didik terlibat aktif dalam pembelajaran dengan menjawab pertanyaan guru
dan bertanya mengenai materi yang belum dipahami. untuk memotivasi
peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran yakni dengan melakukan
pendekatan secara personal kepada peserta didik saat dibentuk dalam
kelompok dan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami. Peserta
didik yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran disebabkan mereka
belum memahami materi atau bahkan sibuk dengan aktivitas mereka
sendiri.
Adapun antusiasme belajar dari peserta didik bisa dilihat dari
keaktifan peserta didik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Mereka
mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, walau beberapa dari
mereka masih menjawab dengan keragu-raguan dan mencari jawaban
melalui media HP (internet).
d.) Identifikasi Kesiapan Belajar Peserta Didik
Di awal pembelajaran guru mengamati atau mengecek kesiapan
peserta didik baik secara kondisi maupun secara materi yang akan
diajarkan atau materi yang sudah diajarkan. Pada saat guru mengecek
kehadiran siswa, guru aktif menanyakan kondisi dan keadaan siswa
seperti.
Kemudian guru mengecek kesiapan belajar peserta didik dengan
menanyakan materi ajar pada pertemuan sebelumnya. Sebagian siswa aktif
menjawab dan sebagian siswa masih terlihat tidak aktif, sehingga guru

9
mengambil langkah menjelaskan kembali secara singkat. Demi
tercapainya tujuan pembelajaran, guru mendampingi setiap peserta didik
dengan melakukan pendekatan personal dengan cara mendatangi peserta
didik, kemudian menanyakan terkait materi yang belum dipahami dan
menjelaskannya kembali.
e.) Perkembangan Emosi
Kelas dan ruang pembelajaran lainnya menjadi ruang ekspresi diri
yang sehat untuk peserta didik. Pada saat observasi, peserta didik menjalin
hubungan baik dengan teman kelasnnya dan saling berinteraksi satu sama
lain. Peserta didik lebih percaya diri untuk bertanya secara personal kepada
guru dan teman sebangku atau kelompok. Adapun strategi guru dalam
merespon peserta didik yang belum bias mengekspresikan diri dengan
tepat dengan memberi motivasi dan menanyakan materi apa yang belum
dipahami secara personal.

f.) Perkembangan Sosial


Secara umum, guru membangun atmosfer yang mendukung
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi. misalnya
peka terhadap situasi sekitar, berempati, saling menghargai, serta
berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan mengoptimalkan pembelajaran di
dalam kelas, membentuk kelompok, menekankan toleransi, meminta siswa
untuk mendengarkan teman saat berbicara, dsb. Selain itu, guru
memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan keterampilan sosial
peserta didik dalam kegiatan belajar (contoh, kerja kelompok,
mengerjakan proyek bersama). Untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi, guru membuat desain posisi tempat duduk yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara berkelompok sehingga
peserta didik terbiasa saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
sehingga bisa saling bertukar pendapat.
g.) Perkembangan Moral/Spiritual
Dalam membangun nilai-nilai integritas dan spiritual peserta didik
guru membiasakan peserta didik untuk selalu membaca do’a sebelum

10
belajar, merayakan maulid, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah
salah satunya dengan kerja bakti.

3. Perangkat Pembelajaran
Hasil observasi dilakukan terhadap modul ajar/ RPP dan perangkat
pembelajaran yang disusun Guru Pamong sudah runtut dan sistematis mulai
dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen
pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran sudah selaras dengan Capaian
Pembelajaran (CP) dengan memperhatikan pengetahuan inti dan sikap yang
akan dipelajari. CP dari Modul Ajar yang diamati yaitu menerapkan kesadaran
tentang arti kesehatan dan kesegaran jasmani sebagai wujud syukur kepada
Tuhan yang Maha Esa.
Rancangan asesmen pembelajaran sudah sistematis dengan
mempertimbangkan penilaian 3 skills yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Bahasa yang digunakan dalam modul ajar menggunakan Bahasa
yang jelas dan mudah dipahami. Adapun komponen pendukung lainnya berupa
pemilihan sumber/media dan materi ajar.

4. Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru
pamong, di KELAS X 2 (Karena jika menunggu jadwal guru pamong mengajar
pada kelas sasaran sudah tidak memungkinkan karena observasi PPL hanya
sampai pada hari rabu). Pelaksanaannya sudah baik dimana guru memfasilitasi
siswa agar berperan aktif melalui kegiatan tanya jawab, sehingga siswa dapat
menyampaikan ide/ gagasan atau ketertarikan terkait dengan materi yang
dipelajari khususnya. Selain itu guru juga memberikan kesempatan kepeda
peserta didik untuk berdiskusi mengenai materi dari kegiatan tersebut, dapat
membangun interaksi antar peserta didik dan guru. Selama proses pembelajaran
guru terus memberi motivasi kepada siswa untuk semangat dalam bersekolah.
Namun, pembelajaran terlihat masih kurang efektif, karena ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan, bahkan masih banyak
peserta didk yang datang terlambat. Oleh karena itu, menurut saya perlu adanya

11
kesepakatan kelas diawal pembelajaran.

5. Manajemen Sekolah
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan mengenai sasaran
observasi yang ada terkait informasi tentang kebijakan dan program kegiatan
yang dirancang, pelaksanaan kebijakan dan program, dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan tindak lanjut. Selain itu, dilakukan observasi terhadap faktor
lingkungan yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kebijakan atau
program.
a.) Manajemen Kesiswaan
Berdasarkan hasil observasi, kepada kepala bidang kesiswaan
kebutuhan siswa yang menjadi prioritas sekolah adalah pemenuhan hak
setiap anak untuk bersekolah, seperti pada bidang akademik dan non
akademik. Dari cara penerimaan peserta didik baru, sekolah berpatokan
pada permendikbud No. 14 Tahun 2018 dan dinas setempat terkait PPDB
dengan system zonasi. Perekrutan peserta didik berdasarkan Zona atau
wilayah setempat yang telah diatur oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Dalam
pengembangan minat dan bakat peserta didik, pihak sekolah memberikan
kebebasan pada peserta didik untuk memilih dua ekstrakurikuler yang
diminati. Namun yang menjadi ekstrakurikuler wajib yakni pramuka.
b.) Manajemen Kurikulum
Berdasarkan hasil observasi pada manajemen kurikulum, Satuan
Pendidikan menerapkan Kurikulum 13. Dalam mengelolah pembelajaran,
satuan pendidikan mengadakan pembagian tugas, penyusunan jadwal
pelajaran, pembagian rombongan belajar, dan membuat absensi guru dan
siswa. Proses perencanaan kurikulum di buat untuk mencapai tujuan
pengajaran. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 oleh
karena itu proses pembelajaran didesain mengacu pada kurikulum 2013
baik itu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Segala perkembangan
pelaksanaan kurikulum kemudian dijadikan sebagai refleksi dari
pelaksanaan. Monitoring terhadap pelaksanaan kurikulum untuk proses
pembelajaran dilaksanakan sekali dalam sebulan, untuk kurikulum

12
terlaksana biasanya dilakukan diakhir semester, untuk evaluasi proses
dilakukan sekali dalam sebulan, juga diadakan briefing sekali dalam
semingu untuk mengevaluasi proses pbm pada hari senin. Selalu berbasis
data, berbasis analisis kebutuhan.
c.) Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses penerimaan guru dalam satuan pendidikan terbagi menjadi
dua yaitu untuk guru ASN berdasarkan dari penempatan yang ditetapkan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan untuk guru honorer diterima sesuai
dengan kebutuhan sekolah. Jadi tidak ada penerimaan khusus untuk
menerima guru, tergantung dari Dinas Pendidikan yang menyediakan.
Kegiatan khusus untuk membekali guru baru dalam mengajar yaitu
dengan bimbingan oleh guru senior di SMA Negeri 8 Makassar. Kegiatan
khusus untuk pengembangan professional guru yaitu melalui Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) serta pelaksanaan workshop atau pelatihan.
d.) Manajemen Sarana dan Prasarana
Perencanaan sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 8
Makassar terbagi ke dalam beberapa bagian, terdapat sarana dan prasarana
jangka panjang, menengah dan jangka pendek. Yang di programkan pada
jangka panjang seperti pembangunan kelas baru atau sarana prasarana
yang lain, jangka menengah menyangkut sarana dan prasarana yang tidak
terlalu lama seperti perbaikan sanitasi, jangka pendek yang mendesak yang
harus di prioritaskan misalnya ada kursi yang rusak, karena tidak mungkin
ditunda. Menganalisis kebutuhan, mengadakan seleksi, penyesuaian
sumber dana atau anggaran dan penyediaan sarana dan prasarana.
Data yang digunakan perencanaan sarana dan prasarana adalah
berdasarkan pada analisi kebutuhan yang dilakukan dengan cara
menanyakan kepada guru terkait apa saja yang dibutuhkan kemudian
dibuatkan data, guru-guru dilibatkan saat membuat perencanaan
pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan. Seperti LCD dan laptop
telah disiapkan oleh sekolah walau masih terbatas, pemanfaatannya pun
tergantung pada masing-masing guru. Selain itu, terdapat sarana dan
prasaranan di sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung

13
pembelajaran, seperti Lab Biologi, kimia, fisika, lab computer, lapangan
sekolah yang dapat digunakan untuk mata pelajaran penjasorkes, serta
Aula yang di sekat untuk digunakan sebagai ruang kelas.
e.) Manajemen Anggaran
Memonitor anggaran dan penggunaan rencana anggaran
pendapatan dan belanja sekolah untuk meminimalkan penyalahgunaan
anggaran sekolah yang dilakukan dengan cara diterapkan manajemen yang
tertib, meliputi tertib program, tertib anggaran, tertib administrasi, tertib
pelaksanaan dan tertib pengendalian serta pengawasan anggaran sekolah.
Adapun sumber anggaran yang ada di SMA Negeri 8 Makassar melalui
dana bantuan operasional sekolah (BOS).
f.) Manajemen Sistem Informasi
Manajemen system informasi adalah bagian dari mengelolah
informasi dan berkaitan dengan kebijakan rencana, program yang
melindungi dan mengontrol aset data dan informasi yang ada. Informasi
atau data yang dikumpulkan dalam mendukung proses pembelajaran
adalah sistem informasi data yang merupakan laporan dari pihak yang akan
menggunakan sarana nantinya, yang dilakukan melalui analisis kebutuhan.
Semua program yang dilaksanakan tidak akan dijalankan jika tidak
dilakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Seperti memanfaatkan data
dari dapodik. Informasi dikelola sehingga pembelajaran bisa dilakukan
berbasis data berdasarkan laporan.
Berdasarkan hasil observasi, manajemen system informasi yang
ada di SMA Negeri 8 Makassar sudah melalui akses data pokok
Pendidikan (DAPODIK) baik itu terkait dengan system informasi profil
sekolah, system informasi personalia, system informasi sarana dan
prasarana,sistem informasi peserta didik, system informasi akademik, dan
system informasi perpustakaan.
g.) Manajemen Ketatalaksanaan
Dalam manajemen ketatalaksanaan peran administrasi dalam
Pendidikan yaitu meliputi perencanaan, pengoganisasian, koordinasi,
pengawasan, kepegawaian anggaran dan penilai sehingga seluruh program

14
di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Dan yang paling berperan pada
manajemen ketatalaksanaan adalah Tata Usaha. System ketatalaksanaan
yang ada di SMA Negeri 8 Makassar sudah dikoordinir melalui peran-
perang pihak sekolah melalui struktur organisasi sehingga memiliki tugas
dan kewajiban melaksanakan dan mengelolah masing-masing tugas dan
tanggungjawab yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara baik dan
efisien. Seperti pengorganisasian kepala bidang dan Pembina-pembina
ekstrakurikuler, dll.

6. Lingkungan Belajar
a.) Latar belakang sosial ekonomi peserta didik
Observasi yang saya lakukan lebih spesifik pada satu kelas saja
yakni KELAS X 2. Adapun cara yang saya gunakan yaitu melakukan
pendataan melalui link google form. Hal-hal yang saya data meliputi profil
peserta didik dan latar belakang keluarga. Berdasarkan hasil observasi saya,
latar belakang sosial ekonomi, pekerjaan dari orang tua peserta didik sangat
beragam / bervariasi. Sehingga dapat saya simpulkan bahwa latar belakang
sosial ekonomi siswa KELAS X 2 sebagian berada pada kalangan
menengah ke atas dan sebagian menengah ke bawah. Hal ini tentu
mempengaruhi fasilitas belajar peserta didik.

b.) Kualitas pembelajaran di kelas


Observasi saya mengenai kualitas pembelajaran di kelas yang ada
di SMA Negeri 8 Makassar, sangat bervariasi dan ini tergantung dari
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru. Dari guru
yang diamati, manajemen kelas dan pengusaan konten / materi yang
diajarkan sudah cukup maksimal yang mana guru dalam pengajaran
dilapangan sudah sesuai dalam siklus pembelajaran alur merdeka. Selain
itu, guru tersebut mempersilahkan peserta didik menggunakan teknologi
HP sebagai media pembelajaran dalam mencari informasi.
c.) Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh Guru
Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru bisa dilihat dari

15
perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru. Karena disini hampir
semuanya setelah disupervisi oleh pengawas, semua guru sudah mengisi
format-format perangkat yang seharusnya dimiliki termasuk jurnal
refleksi. Perangkat pembelajaran tersebut tinggal diupdate kemudian
direvisi dari tahun ke tahun.
d.) Kepemimpinan instruksional
Kemampuan kepala satuan pendidikan dalam menyusun dan
mengkomunikasikan visi, misi, program, dan kebijakan yang mendukung
guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan sudah
termasuk sangat baik Karena didukung oleh semua perangkat dan
stakeholder yang ada di sekolah ini. Disini ada tim kerja yang bertugas
memikirkan kemajuan sekolah artinya tidak semua guru dilibatkan tetapi
ada tim kerja, ada tim pemikir di sekolah. Mulai dari kepala sekolah,
wakasek dengan beberapa koordinator mata pelajaran, kepala kepala
laboratorium. Dan terlihat dari visi misi kepala sekolah yang sangat
mengedepankan guru yang kreatif, inovatif, interaktif, memiliki
penguasaan konten dan penguasaan kelas yang baik.
e.) Iklim Keamanan di satuan Pendidikan
Iklim keamanan di satuan pendidikan sangat aman. Tidak ada
tawuran dan perkelahian. Secara umum bisa dikatakan aman. Saat
wawancara dengan pimpinan, mengatakan bahwa saat ada tawuran
sekolah-sekolah lain, peserta didik di SMA Negeri 8 Makassar tidak
pernah ikut.
f.) Iklim kebinekaan di satuan Pendidikan
Satuan pendidikan sangat menghargai keragaman agama maupun
sosial- budaya dan dukungan kesetaraan hak. Hal ini dapat dilihat dari
satuan Pendidikan menerima peserta didik dari berbagai agama. Dimana
setiap harinya ada waktu yang digunakan sekolah sebelum memulai proses
pembelajaran formal dengan melibatkan seluruh peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan literasi keagamaan sesuai agama masing-masing.
g.) Iklim kesetaraan gender
Kebijakan dan program Kemendikbud-Ristek tidak pernah

16
membeda-bedakan gender laki-laki dan perempuan. Dan hal inilah yang
diterapkan di SMA Negeri 8 Makassar. Sekolah memberikan kesempatan
yang sama bagi warga satuan Pendidikan untuk dapat bersekolah dengan
baik.
h.) Iklim inklusivitas
Berdasarkan hasil observasi saya di SMA Negeri 8 Makassar, saat
ini tidak ada siswa penyandang disabilitas. Tetapi tidak ada perbedaan dari
satuan Pendidikan dalam menerima siswa yang beragam. Contohnya pada
KELAS X 2, kemampuan peserta didik sangat beragam, mulai dari yang
pintar ataupun sedang. Jadi bisa dikatakan sekolah menerapkan system
rolling, tidak ada perbedaan kelas yang khusus mengelompokkan siswa
unggul dan sedang.
i) Dukungan orang tua dan murid terhadap program satuan Pendidikan
Satuan pendidikan melibatkan partisipasi orang tua dalam
kegiatan satuan pendidikan termasuk menjadi perwakilan orang tua dalam
komite. Jadi di satuan pendidikan terdapat komite sekolah. Kalau ada
program, sekolah akan mengundang komite sekolah, perwakilan orang tua,
dan selalu melibatkan orang tua dalam rapat pertemuan awal ataupun akhir
semester. Partisipasi orangtua dalam kegiatan satuan pendidikan perlu
ditingkatkan agar proses pengembangan potensi peserta didik bisa lebih
meningkat dan bisa lebih dioptimalkan lagi ke depannya.

B. ANASILIS HASIL OBSERVASI


1. Karakteristik Peserta Didik
a.) Budaya Sekolah
Salah satu amanah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan adalah Sekolah Aman dan
Menyenangkan. Dimana proses pembelajaran pada satuan Pendidikan
diharapkan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, sera memberi
ruang yang cukup bagi Prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

17
Persiapan lingkungan yang mendukung agar siswa merasa penting,
aman, dan nyaman dibutuhkan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan
menyenangkan. Salah satu yang termasuk dalam persiapan lingkungan yang
mendukung yaitu kelengkapan saran dan prasarana. Hasil observasi di SMA
Negeri 8 Makassar menunjukkan bahwa fasilitas di sekolah ini cukup lengkap.
Seperti adanya ruang belajar, ruang praktek (seperti Lab MIPA, lap computer,
lapangan olahraga), ruang kantor, ruang perpustakaan, ruang BK, serta ruang
penunjang lainnya seperti UKS, toilet, ruang ibadah dan tempat parkir
kendaraan. Selain itu, sekolah juga dilengkapi dengan pos keamanan serta
petugas keamana. Serta terdapat juga tanaman / pepohonan dilingkungan
sekolah sehingga membuat lingkungan sekolah menjadi sejuk. Fasilitas
tersebut membuat SMA Negeri 8 Makassar termasuk sekolah yang cukup
nyaman dan aman. Sekolah juga mendukung siswanya untuk aktif mengikuti
lomba di luar sekolah untuk meningkatkan prestasi non-akademik.
Sekolah yang aman bebas dari gangguan, hambatan ancaman dan
bahaya, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan
psikososial peserta didik dengan memberikan lingkungan belajar yang positif
dan menyenangkan untuk pembelajaran yang berkualitas sehingga
menghasilkan siswa yang berkarakter, berprestasi akademik maupun non-
akademik.
Di SMA Negeri 8 Makassar, observer melihat terdapat penanaman
nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, walau belum menerapkan kurikulum
Merdeka. Sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-
2024: Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa
kepad Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam ciri tersebut
dijabarkan sebagai berikut:

18
Ø Beriman, bertakwa kepad Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hasil observasi di SMA
Negeri 8 Makassar menunjukkan adanya penanaman nilai-nilai islami
yang cukup kental. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kegiatan
literasi Al- Qur’an setiap pagi hari, sholat duhur berjamaah setiap
hari, serta perayaan Maulid setiap tahun. Penanaman karakater
berakhlak mulia juga ditunjukkan dengan mayoritas siswa yang
menjabat dan mencium tangan guru saat datang dan pulang sekolah,
menunduk saat lewat depan guru, serta membaca doa sebelum dan
sesudah belajar. Toleransi antar umat beragama juga sangat baik di
sekolah ini yang dapat dilihat dari perilaku siswa yang tidak memilih
dalam berteman meskipun berbeda keyakinan.

Ø Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan
tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Dapat dlihat dari
hasil observasi di SMA Negeri 8 Makassar, terdapat keberagaman
suku yang mayoritas siswanya berasal dari suku Bugis yang
selebihnya berasal dari suku Kaili, Bali, Toraja, dan Jawa. Meskipun
memiliki suku yang berbeda siswa-siswa tetap mempertahankan
identitas mereka dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi
dengan siswa yang lain.

Ø Bergotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah
dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,
kepedulian, dan berbagi. Di SMA Negeri 8 Makassar terlihat adanya

19
kegiatan kerja bakti di pagi hari seperti membuang sampah, menyapu
halaman, membersihkan ruang kelas.

Ø Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif


Untuk karakter Mandiri, Bernalar kritis, Kreatif menurut hasil
observasi di SMA Negeri 8 Makassar, terdapat beberapa siswa yang
sudah memiliki karakter tersebut meskipun sebagian besar belum
sepenuhnya. Adanya organisasi dan ektrakurikuler seperti OSIS,
sanggar seni, dan seterusnya akan melatih siswa dalam
pengembangan diri khususnya untuk karakter mandiri, bernalar kritis,
serta kreatif.
b.) Budaya Kelas
Salah satu bukti dari perwujudan yang timbul dari motivasi internal
untuk nilai-nilai kebajikan atau keyakinan universal adalah bukti adanya
budaya kelas disekolah. Budaya kelas di sekolah sangatlah penting untuk
mengembangkan siswa yang memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar
Pancasila. Dan dalam hal ini guru memiliki peran strategis di dalam
lingkungan sekolah dalam menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar
memiliki, meyakini dan menerapkan visi atau nilai- nilai kebajikan yang
disepakati, sehingga tercipta budaya yang positif yang berpihak kepada siswa.
Kesepakatan kelas berisikan beberapa aturan yang telah disepakati
bersama antaramurid dengan guru sebelum memulai proses pembelajaran.
Kesepakatan kelas dibuat dalam suatu kata atau kalimat positif untuk
membangkitkan motivasi positif. Kesepakatan kelas penting dijalankan agar
proses pembelajaran berlangsung dengan nyaman, aman, menyenangkan,
bertanggung jawab dan penuh persahabatan. Walau belum melihat guru
membuat kesepakatan kelas pada saat kami mengobservasi kelas, namun
manajemen guru dalam kelas sudah baik.

Di SMA Negeri 8 Makassar, observer melihat adanya jadwal piket


kebersihan untuk setiap kelas. Ini bertujuan agar kelas menjadi bersih sebelum
pembelajaran dimulai sehingga kelas menjadi nyaman sebagai tempat
pembelajaran. Selain itu, siswa dibiasakan untuk mempersiapkan diri dengan
berdoa dan memberi salam kepada guru sebelum dan sesudah pelajaran.

20
Penanaman nilai beriman dan bertakwa dapat dilihat dari adanya kegiatan
berdoa sebelum dan sesudah belajar. Memberi salam kepada guru sebelum
dan sesudah belajar dapat dikategorikan kedalam penanaman akhlak mulia
kepada peserta didik. Berkebhinekaan global dan bergotong royong dapat
dilihat dari pembagian kelompok belajar yang tidak memandang suku, agama,
maupun ras dari peserta didik.
c.) Keterlibatan Peserta Didik
Keterlibatan berproses adalah keikutsertaan individu baik secara
sikap maupun emosi dalam suatu runtutan peristiwa tertentu. Keterlibatan
berproses siswa dalam pembelajaran adalah keikutsertaan siswa baik secara
fisik maupun emosi dalam tahapan-tahapan pembelajaran yang sudah
ditetapkan melalui berbagai aktivitas atau kegiatan belajar.
Keberhasilan belajar tidak hanya dilihat dari hasil tes siswa yang
diberikan di akhir pembelajaran, tetapi juga dilihat dari keterlibatan siswa
dalam tahapan- tahapan (proses) pembelajaran. Jadi, kemampuan yang
ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung perlu
dipertimbangkan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Megawangi (2005:90), bahwa penilaian
pembelajaran tidak hanya dilakukan diakhir pembelajaran saja, tetapi juga
selama proses pembelajaran berlangsung.
Keterlibatan berproses yang dilakukan siswa dalam aktivitas
belajar diantaranya meliputi:
1. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
2. Kemampuan mengingat kembali materi/pengetahuan
3. Konsentrasi dalam mengikuti pelajaran dan tahapan pembelajaran
4. Kemampuan menjawab pertanyaan guru
5. Kemampuan berperan aktif dalam diskusi kelompok
6. Kemampuan bekerja sama dalam kelompok
7. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas guru/kelompok
8. Kemampuan berperan aktif dalam game
9. Kemampuan memberikan kontribusi nilai pada kelompok
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan di SMA Negeri 8 Makassar, beberapa peserta didik
terlibat aktif dalam pembelajaran terlihat dari mereka menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mampu aktif dalam pembelajaran

21
pendidikan jasmani walau masih dengan gerak yang terbatas. Adapun
peserta didik lain yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran disebabkan
mereka belum memahami materi dan ada yang tidak memperhatikan
(sibuk dengan handphone atau aktivitas mereka sendiri)
Adapun antusiasme belajar dari peserta didik bisa dilihat dari
keaktifan peserta didik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Mereka
mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, walau beberapa dari
mereka masih menjawab dengan membaca buku catatan.
d.) Identifikasi Kesiapan peserta didik
Kesiapan belajar siswa adalah suatu kondisi pada diri siswa yang
berkaitan dengan kondisi fisik, psikologis dan kebutuhan materiil untuk
belajar sehingga membuatnya siap memberi respon selama mengikuti
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Kesiapan belajar perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena proses
belajar yang disertai dengan adanya kesiapan akan memudahkan siswa
untuk menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru serta
dapat mendorong siswa untuk memberikan respon yang positif dimana
keadaan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 8 Makassar khususnya
pada pembelajaran pendidikan jasmani, guru melakukan identifikasi
kesiapan peserta didik diawal pembelajaran dengan menanyakan kabar
perserta didik terlebih dahulu dan menanyakan materi yang sudah
diajarkan. guru mengecek kesiapan belajar peserta didik dengan
menanyakan materi ajar pada pertemuan sebelumnya. Sebagian siswa aktif
menjawab dan sebagian siswa masih terlihat tidak aktif, sehingga guru
mengambil langkah menjelaskan kembali secara singkat. Demi
tercapainya tujuan pembelajaran, guru mendampingi setiap peserta didik
dengan melakukan pendekatan personal dengan cara mendatangi peserta
didik, kemudian menanyakan terkait materi yang belum dipahami dan
menjelaskannya kembali.
e.) Perkembangan sosio-emosional
Teori perkembangan sosio-emosional menurut Bronfenbrenner

22
atau biasa disebut dengan teori Ekologi menyebutkan adanya lima sistem
lingkungan berlapis yang saling berkaitan, yaitu mikrosistem, mesosistem,
ekosistem, makrosistem, dan kronosistem. Masing-masing subsistem
dalam teori Brefenbrenner tersebut yang dikaitkan dengan hasil observasi
di KELAS X 2 dapat diuraikan sebagaimana berikut:
1 .) Mikrosistem
Mikrosistem merupakan lingkungan yang paling dekat dengan pribadi
peserta didik yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya,
sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan hal-hal lain yang sehari-hari
ditemui oleh peserta didik. Keluarga terutama orangtua dan lingkungan
sekolah merupakan agen sosialisasi terdekat dalam kehidupan setiap
individu, sehingga keluarga mempunyai pengaruh besar pada
pembentukan karakter dan kebiasaan seseorang. Berdasarkan hasil
observasi, siswa KELAS X 2 secara umum memiliki sosio-emosional yang
cukup baik terlihat dari interaksi mereka dengan guru dan teman-teman
baik dalam kelas maupun di luar kelas, juga terhadap kakak kelas mereka,
walau masih terdapat siswa yang masih kalem.
Hal ini terlihat saat observer masuk ke dalam kelas mereka melakukan
observasi, mereka terlihat welcome bertemu dengan orang baru yang
mereka tahu akan mengajar mereka. Terlihat juga saat mereka berbaur
dengan siswa sejawat dan kakak tingkat saat jam istirahat di lapangan,
semuanya saling bersosialisasi satu sama lain.
2 .) Mesosistem
Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem di mana masalah
yang terjadi dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi
mikrosistem yang lain. Dalam kaitannya dengan proses pendidikan,
tentunya pengalaman apapun yang didapatkan oleh peserta didik di rumah
akan ikut mempengaruhi kondisi peserta didik di sekolah baik secara
langsung maupun tidak. Hasil observasi menunjukkan bahwa secara
keseluruhan siswa KELAS X 2 aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
ataupun organisasi di sekolah sebagai ajang pengembangan diri mereka,
tentunya hal tersebut tidak akan mereka lakukan tanpa dukungan dari

23
orang tua, walau belum semuanya berperan / bergabung karena mereka
masih ada pada KELAS X 2. Salah satu organisasi yang aktif di SMA
Negeri 8 Makassar adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).
Beberapa siswa yang aktif dalam organisasi tersebut terlihat lebih percaya
diri saat berbicara di depan kelas dan aktif melakukan pertemuan setelah
jam pembelajaran selesai.
3 .) Eksositem
Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar di mana anak tidak
terlibat interaksi secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap
perkembangan karakter anak. Sebagai contoh, jam kerja orangtua
bertambah, perhatian dari orang tua yang menyebabkan peserta didik
kehilangan interaksi dengan orangtuanya sehingga kurangnya keterlibatan
orangtua dalam pola asuh tersebut tentunya mempengaruhi perkembangan
anak. Subsistem dari eksosistem lain yang secara tidak langsung
menyentuh pribadi peserta didik akan tetapi berpengaruh besar adalah
koran, televisi, dokter, keluarga besar, dan lain sebagainya. Untuk bagian
ini observer belum bisa menganalisa lebih lanjut dikarenakan kurangnya
data mengenai pengaruh eksosistem peserta didik terhadap sosio-
emosionalnya.
4 .) Makrosistem
Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak.
Subsistem makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi,
agama, hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan
lain sebagainya, di mana individu berada. Prinsip-prinsip yang terdapat
dalam lapisan makrosistem tersebut akan berpengaruh pada keseluruhan
interaksi di semua lapisan. Misalnya dalam ajaran agama Islam,
perempuan dan laki-laki memiliki batasan dalam berinteraksi. Penerapan
dalam sekolah misalnya tempat duduk yang terpisah antar lawan jenis.
5 .) Kronosistem
Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta
caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku. Contohnya seperti
perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya, seperti

24
internet dan gadget, membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa
menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan. Di SMA Negeri 8
Makassar masih belum terdapat aturan mengenai izin membawa gawai ke
sekolah, sehingga saat pembelajaran siswa masih bebas membuka gawai,
dan terlihat dari perkataan, tingkah laku, dan gaya berpakaian, siswa-siswa
tersebut termasuk up to date terhadap hal-hal yang sedang menjadi tren di
sosial media. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa sosial media mencakup
semua hal baik lokal maupun internasional. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mereka telah mempunyai dan menggunakan gadget yang
merupakan salah satu ikon generasi abad 21 ini.
Sebagai tambahan, ruang kelas belum bisa menjadi ruang ekpresi bagi
semua peserta didik. observer melihat peserta didik lebih percaya diri
untuk bertanya secara personal kepada guru dan teman sebangku atau
kelompok. Dari aspek emosional, peserta didik yang merasa sedih akan
terlihat jelas dari raut wajahnya, terlihat kurang bersemangat juga akan
terlihat, begitupun yang ceria. Salah satu upaya guru untuk
mengembangkan kemampuan bersosialisasi yakni guru membuat desain
posisi tempat duduk yang memungkinkan peserta didik untuk belajar
secara berkelompok sehingga peserta didik terbiasa saling berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain sehingga bisasaling bertukar pendapat.
f.) Perkembangan moral/spiritual
Nilai-nilai adalah patokan-patokan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun (Sutikna,1988:50)
dan nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila adalah nilai-nilai hidup
yang menjadi pegangan seluruh warga negara indonesia. Jadi, nilai adalah
ukuran baik-buruk, benarsalah, boleh-tidak boleh, indah-tidak indah suatu
prilaku atau pernyataan yang berlaku dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat. Oleh karena itu, nilai mendasari sikap dan perilaku seseorang
dalam kehidupan di masyarakat.
Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan
kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto: 1950: 957).
Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan,

25
serta sesuatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membedakan antara
perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral juga
mendasari dan mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertingkah
laku.
Berdasarkan pengamatan langsung di lingkungan sekolah dan di
kelas, dapat dikatakan bahwa perkembangan moral siswa KELAS X 2 sudah
baik dan mulai membiasakan penerapan nilai-nilai yang ada pada Profil
Pelajar Pancasila seperti beriman dan bertakwa ditunjukkan dengan berdoa
sebelum dan sesudah belajar serta mengadakan kegiatan literasi Al-Qur’an
setiap hari Jumat dan perayaan Maulid, bergotong royong ditunjukkan saat
membersihkan kelas maupun lingkungan sekolah lainnya, dan seterusnya.
Adapun sikap lain yang terlihat jelas adalah sopan santun. Walaupun tidak
semua siswa di KELAS X 2 menunjukkan sikap sopan santun yang
seharusnya terhadap guru, namun hal tersebut masih bisa ditoleransi.
2. Perangkat Pembelajaran
Hasil observasi dilakukan terhadap RPP dan perangkat pembelajaran
yang disusun Guru Pamong sudah runtut dan sistematis mulai dari tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Adapun tujuan pembelajaran sudah selaras dengan Capaian Pembelajaran
(CP) dengan memperhatikan pengetahuan inti dan sikap yang akan
dipelajari. Adapun CP dari modul ajar yang diamati yaitu menerapkan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan Tindakan memberi dan
meminta informasi terkait jati diri dan hubungan kepribadian, keluarga
sesuai dengan konteks penggunaannya.
Rancangan asesmen pembelajaran sudah sistematis dengan
mempertimbangkan penilaian 3 skills yaitu sikan, pengetahuan dan
keterampilan. Bahasa yang digunakan dalam RPP menggunakan Bahasa
yang jelas dan mudah dipahami. Adapun komponen pendukung lainnya
berupa pemilihan sumber/media dan materi ajar.

26
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Bahri dan Aswan Zain (2010:28) pelaksanaan pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan
pembelajaran dimulai. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan
beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Kegiatan awal, yakni kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik siap secara mental untuk
mengikutikegiatan pembelajaran
2. Kegiatan inti, yakni penyampaian materi pembelajaran.
3. Kegiatan akhir atau kegiatan penutup yakni kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru melakukan
evaluasiterhadap materi yang telah disampaikan.
Pembelajaran yang efektif itu menurut Kyriacou (2009) mencakup dua
hal pokok, yaitu waktu belajar aktif dan kualitas pembelajaran. Hal yang
pertama berkenaan dengan jumlah waktu yang dicurahkan oleh siswa
selama dalam pelajaran berlangsung. Bagaimana para siswa terlibat, engage,
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal
yang kedua berkaitan dengan kualitas aktual belajar itu sendiri. Artinya,
bagaimana proses atau interaksi pembelajaran dapat berlangsung antara
guru-siswa, siswa- siswa dan siswa- sumber belajar. Dengan demikian,
pembelajaran yang efektif itu tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran yang
berkualitas karena kualitas hasil belajar itu tergantung pada efektivitas
pembelajaran yang terjadi atau diterjadikan di dalam proses pembelajaan itu
sendiri.
Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran pendidikan jasmani
KELAS X 2 di SMA Negeri 8 Makassar, belum bisa dikatakan efektif
karena hanya sebagian peserta didik yang terlibat dalam proses
pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah mereka aktif dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru serta memberikan

27
tanggapan atas materi yang diajarkan. Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, guru sudah melakukan tugasya dengan optimal dilihat dari
masuk ke dalam kelas tepat waktu dan sudah mendesain materi ajar sesuai
abad 21. Akan tetapi, kembali lagi pada peserta didik. Peserta didik pada
saat itu banyak yang datang terlambat, sehingga guru harus menjelaskan
kembali topic yang sudah dijelaskan sebelumnya secara singkat. Selain itu,
dalam tugas kelompok yang diberikan, mereka tidak dapat
menyelesaikannya dengan waktu yang telah diberikan sehingga mereka
diminta untuk menyelesaikan tugas tersebut di rumah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah cukup baik namun belum
bisa dikategorikan pembelajaran efektif.
4. Manajemen Sekolah
a. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan sebelum masuk) hingga akhir
(lulus) dari lembaga pendidikan. Menurut Matja (2007) manajemen kesiswaan
dalam manajemen pendidikan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari penerimaan
peserta didik sampai dengan peserta didk ditamatkan.
Berdasarkan hasil observasi, manajemen kesiswaan terkait dengan
penerimaan peserta didik baru dilakukan sesuai dengan acuan dinas.
Penerimaan calon peserta didik baru tidak menggunakan seleksi, akan tetapi
lebih diprioritaskan berdasarkan zona tempat tinggal yang masih terjangkau.
Dalam kegiatan penerimaan siswa baru dilakukan orientasi dan juga pelatihan
pendidikan karakter. Terdapat dua kegiatan ekstrakurikuler diikuti oleh siswa
salah satunya adalah pramuka wajib.
b. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan sistem untuk mengelola mengenai
kurikulum dengan cara kooperatif, komperhensif, sistematik, dan sistemik yang
akan dijadikan untuk acuan lembaga pendidikan untuk mewujudkan
tercapainya tujuan pada kurikulum tersebut. Suharsimi Arikunto (2000:8)
menyatakan bahwa manajemen kurikulum ialah pengimplementasian jenis

28
aktivitas dan fungsi manajemen (perencanaan,penyelenggaraan, dan penilaian)
terhadap kurikulum.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 8 Makassar, adapun
kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan,
aspek keterampilan, aspek sikap dan perilaku. Satuan pendidikan diberikan
kemerdekaan untuk memilih atau memodifikasi contoh kurikulum operasional
dan perangkat ajar yang tersedia, atau membuat sendiri sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa
pengelolaan manajemen kurikulum di sekolah ini telah terlaksana dengan baik
dilihat dari pengimplementasian jenis aktivitas yang telah dilaksanakan.
c. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management) dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan adalah sangat penting, hal ini
mengingat bahwa dalamsuatu organisasi atau lembaga pendidikan, dapat maju
dan berkembang dengan dukungandari sumber daya manusia. Oleh karena itu
setiap lembaga pendidikan atau organisasi yang ingin berkembang, maka harus
memperhatikan sumber daya manusia dan mengelolanya dengan baik, agar
tercipta pendidikan yang berkualitas.
Adapun Sumberdaya Manusia dalam pendidikan meliputi kepala sekolah,
tenaga pendidik (guru), karyawan, dan komite sekolah. Dalam hal ini
dikhususkan terkait prosespenerimaan guru. Berdasarkan hasil obeservasi,
proses penerimaan guru dalam satuan Pendidikan khususnya di sekolah ini
diadakan oleh Dinas Pendidikan. Kegiatan khusus untuk pengembangan
professional guru juga tidak diadakan karena guru yang diterima adalah guru
honor yang sudah siap kerja yang disesuaikan dengan profesionalitasnya.
d. Manajemen Sarana dan Prasarana
Hadis dan Nurhayati (2014:79) menyebutkan bahwa fasilitas belajar yang
tersedia dalam jumlah yang memadai akan memberikan sumbangan yang besar
dalam membantumemfasilitasi guru dan peserta didik di kelas atau di tempat
belajar lainnya dalam menyukseskan proses belajar siswa. Fasilitas belajar yang
dimaksud adalah sarana dan prasarana belajar.

29
Berdasarkan hasil yang diperoleh sarana dan prasarana yang tersedia,
antara lain: ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang praktik,
ruang pimpinan, ruang guru, ruang ibadah, ruang UKS, toilet, ruang gudang,
ruang sirkuasi, lapangan olahraga, ruang tata usaha, ruang konseling, dan ruang
osis yang semuanya sangat mendukung proses pebelajaran di sekolah. Namun
untuk fasilitas seperti LCD Proyektor masih terbatas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi terkait sasaran observasi yakni pada bidang
akademik dan non akademik, observer mendapatkan kesimpulan yakni :
1. Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi sasaran observasi adalah kelas X 2, dimana
mereka memiliki karakteristik yang sangat beragam, yang dapat dilihat dari
sikap dan perilaku mereka melalui pengamatan langsung dan juga melalui
angket lewat google form yang diberikan kepada seluruh siswa. Dengan
mengetahui keberagaman dan minat serta gaya belajar peserta didik, peran guru
sangat penting dalam meranrang perangkat pembelajaran secara baik sehingga
dapat tepat sasaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
Disamping peran guru, peran sekolah juga sangatlah penting dalam memahami
karakteristik tersebut dan memfasilitasi pembelajaran berbasis profil pelajar
Pancasila berdasarkan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Dalam
proses pembelajaran, guru menerapkan budaya atau nilai-nilai kedisiplinan
seperti membuat kesepakatan kelas sehingga tercipta karakteristik peserta didik
yang berakhlak mulia. Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, guru
berperan penting dalam memahami teori perkembangan anak seperti
perkembangan emosi, sosial dan moral/spiritual siswa agar guru dapat
mengetahui gaya belajar yang sesuai supaya siswa aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Perangkat Pembelajaran
Modul ajar atau RPP yang disusun oleh Guru Pamong sudah runtut dan

30
sistematis mulai dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan
asesmen pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran sudah selaras dengan
Capaian Pembelajaran (CP) dengan memperhatikan pengetahuan inti,
keterampilan dan sikap yang akan dipelajari.
Rancangan asesmen pembelajaran sudah sistematis dengan
mempertimbangkan penilaian 3 skills yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Adapun dalam Modul ajar ini menggunakan bahasa yang jelas
dan mudah dipahami. Komponen pendukung lainnya berupa pemilihan
sumber/media pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan, materi dan
karakteristik peserta didik.

B. Refleksi
Hal yang sangat membantu observer dalam melakukan observasi adalah
pihak sekolah yang responsif. Selain itu kekompakan dan pembagian tugas sesama
mahasiswa PPL yang lain yang berjumlah 5 orang. Mulai dari pengamatan
karakteristik peserta didik, pelaksanaan wawancara dengan pihak sekolah dan
pengamatan di ruang kelas. Setiap mahasiswa mendapatkan tugas masing- masing
dan setelah melakukan observasi, diadakan sharing sesion terhadap hasil
pengamatan. Sehingga semua mahasiswa mudah memahami dan mengatasi
kendala yang dialaminya.
C. Rencana Tindak Lanjut
Dilihat dari hasil observasi karakteristik peserta didik, perangkat
pembelajaran, suasana belajar, serta lingkungan belajar mendorong saya
kedepannya untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Selain itu, disaat mengajar nanti, saya akan menggunakan metode belajar
yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Hal ini sangat penting karena
dapat membantu guru untuk menarik perhatian peserta didik, memotivasi serta
mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

31
LAMPIRAN OBSERVASI

32
33

Anda mungkin juga menyukai