Oleh
PENGESAHAN.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Tujuan PPL....................................................................................................6
C. Manfaat PPL.................................................................................................7
D. Aktivitas PPL................................................................................................7
BAB II HASIL PPL.................................................................................................8
A. PPL I..............................................................................................................8
B. PPL II..........................................................................................................20
c. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran............................................24
BAB III PENTUP..................................................................................................36
A. Simpulan.....................................................................................................36
B. Rencana Tindak Lanjut...............................................................................37
Lampiran 1.............................................................................................................39
Lampiran 2.............................................................................................................47
Lampiran 3.............................................................................................................52
Lampiran 4.............................................................................................................56
Lampiran 5.............................................................................................................69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN.............................................75
FOTO KEGIATAN................................................................................................93
Hasil Observasi PPL 2...........................................................................................94
Lampiran 1.............................................................................................................94
Lampiran 2...........................................................................................................101
Lampiran 3...........................................................................................................106
Lampiran 4...........................................................................................................110
Lampiran 5...........................................................................................................122
FOTO KEGIATAN..............................................................................................156
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Pengalam Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah inti yang
harus ditempuh oleh mahasiswa PPG Prajabatan untuk mengembangkan
san memperkuat kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
professional di sekolah. Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) I
dan II merupakan program pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan mahasiswa PPG Prajabatan bidang pendidikan untuk
menguasai kompetensi guru sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Mahasiswa PPG wajib mengikuti PPL untuk memberikan
pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih dan
mengembangkan keterampilan, kemandirian, rasa tanggung jawab dan
kemampuan mengembangkan profesionalisme dalam bidang pengajaran
atau pendidikan, memahami berbagai bentuk permasalahan yang ada di
sekolah, serta memberikan kesempatan bagi siswa Untuk menerapkan dan
mempraktekkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sikap yang
telah diperolehnya dalam proses pembelajaran.
PPL juga bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa menjadi calon
guru dan pendidik yang profesional berdasarkan prinsip-prinsip
pendidikan berdasarkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan sosial. Program praktik pengalaman lapangan dirancang sebagai
proses perbaikan berkelanjutan melalui format lesson study dan penelitian
tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Untuk menjamin kegiatan PPL sesuai
dengan standar mutu program PPG Prajabatan maka perlu disusun
panduan pelaksanaan. Panduan pelaksanaan dibuat sebagai acuan bago
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Mahasiswa PPG, Guru Pamong
(Gumong) PPL, Kepala sekolah atau mitra program PPL dalam
menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Panduan ini memberikan
gambaran umum tentang PPL mulai dari pengertian, tujuan, prinsip dasar,
prosedur dan kegiatan PPL, sampai dengan evaluasi. Implementasi ini
dapat disesuaikan dengan konteks sosial, kultural, dan akademik di tiap
perguruan penyelenggara Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan.
Pola pelaksanaan PPL terbagi dalam dua bentuk yaitu PPL I dan PPL
II. Pelaksanaan PPL I dan PPL II berjalan secara berkesinambungan, namun
keduanya memiliki perbedaan pada pelaksanaannya. PPL I lebih mengarah
pada pengumpulan data sekolah dan pengajaran terbimbing melalui proses
orientasi, observasi, asistensi mengajar dan praktik pengjaran terbimbing
dengan 3 siklus sedangakan untuk PPL II mengarah pada praktik pengajaran
mandiri di sekolah dengan porsi lebih banyak dari PPL I. Praktik PPL
diawali dengan praktik observasi dan orientasi sekolah melalui PPL I
dilanjutkan asistensi mengajar dan praktik pengajaran terbimbing. Akan
tetapi laporan ini berisi hasil observasi yang telah dilakukan
Kegiatan PPL I oleh mahasiswa dilaksanakan di SMA Negeri 2
Semarang dengan jumlah mahasiswa Praktikan sebanyak 18 orang dari
semua jurusan dengan jumlah mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia
sebanyak dua orang. Pada kegiatan PPL II dilaksanakan di SMA Negeri 2
Semarang dengan jumlah mahasiswa Praktikan sebanyak 21 orang dari
semua jurusan dengan jumlah mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia
sebanyak dua orang. Berdasarkan kegiatan PPL I dan PPL II yang
dilaksanakan kurang lebih enam bulan, diperoleh banyak data sekolah
terkait data akademik dan non akademik sekolah sehingga praktisi dapat
menulis “Laporan Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan PPG
Prajabatan Gelombang II Tahun 2022 Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Semarang”.
B. Tujuan PPL
Adapun tujuan dIari pelaksanaan observasi pada Praktik Pengalaman
Lapangan II ini sebagai berikut:
1. Sebagai upaya dalam pemahaman terhadap lingkungan sekolah tempat
PPL berlangsung baik dari lingkungan akademik maupun non akademik
yang ada di sekolah PPL.
2. Sebagai upaya mahasiswa agar memiliki keterampilan menangkap dan
memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak selama proses
pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran,
3. Sebagai upaya bagi mahasiswa agar mendapatkan ilmu dari guru dan staf
di sekolah PPL untuk bekal sebelum menjadi guru profesioanal.
C. Manfaat PPL
Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaiman sistem di suatu sekolah dapat berjalan,
struktur, dan tata administrasi di sekolah.
2. Untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah, seperti keberadaan dan
fungsi fasilitas sekolah, kondisi guru, aktivitas guru di sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler, dan budaya sekolah.
3. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik dari sisi etnik, budaya,
status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya
belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik
4. Untuk mengetahui bagaimana seorang guru itu bekerja di sekolah,
seperti menyiapkan RPP/Modul Ajar, proses pembelajaran, dan
kegiatan yang dilakukan selama berada di sekolah
5. Untuk mendapatkan pengetahuan secara real kondisi lingkungan di
sekolah meliputi penyusunan perangkat pembelajaran.
D. Aktivitas PPL
Adapun kegiatan atau aktivitas yang dilakukan selama kegiatan PPL I
dan PPL II adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Orientasi
2. Kegiatan Observasi
3. Kegiatan Asestensi Mengajar
4. Kegiatan Mengajar Terbimbing
5. Kegiatan Mengajar Mandiri
BAB II
HASIL PPL
A. PPL I
Kegiatan PPL I dilaksanakan di SMA N 2 Semarang, di mana terdapat
18 mahasiswa praktikan dan 2 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia.
1. Hasil Observasi dan Pemanfaatan
Observasi yang dilaksanakan pada tanggal 06-13 Januari 2023 di
SMA N 2 Semarang yaitu sebagai berikut:
a. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat,
watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya
relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan
pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan
aktivitasnya dalam mencapai cita-cita. Karakteristik peserta didik
sangat diperlukan untuk kepentingan-kepentingan dalam perancangan
pembelajaran. Berikut adalah hasil observasi karakteristik peserta
didik di SMA N 2 Semarang.
1) Budaya Sekolah
Suasana sekolah sudah mendukung proses pembelajaran. Sekolah
mempunyai perpustakaan yang dilengkapi AC dan buku penunjang
wawasan akademik maupun non akademik. Ruangan kelas sudah
dilengkapi dengan 2 AC, proyektor, layar proyektor, speaker serta
jumlah meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah peserta didik.
Sekolah juga memfasilitasi ruangan untuk OSIS, MPK, pramuka serta
kegiatan ekstrakurikuler lain untuk mendukung pembelajaran
berorganisasi. Selain itu, sekolah juga menyediakan empat taman yang
dilengkapi dengan kursi dan meja dan juga terdapat pendopo, musala,
dan aula sehingga peserta didik dapat melakukan diskusi dengan
nyaman di luar lingkungan kelas.
Profil pelajar Pancasila sudah diterapkan di sekolah seperti
melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) antar warga
sekolah. Ketika tiba waktu istiharat salat, peserta didik menuju masjid
untuk melaksanakan salat berjamaah. Peserta didik juga secara
mandiri melakukan persiapan kegiatan (mulai dari memberikan
pengumuman hingga pelaksanaan) peringatan hari besar, pramuka,
maupun kegiatan lainnya dan saling membantu dalam kelompok
organisasi tersebut.
2) Budaya Kelas
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru dan peserta didik
berdiskusi dalam menentukan kesepakatan kelas. Guru juga
menyisipkan nilai-nilai karakter Pelajar Pancasila dalam pembuatan
rencana proses pembelajaran (RPP) atau modul ajar. Selain itu, guru
mengimplementasikan nilai-nilai pelajar Pancasila dalam proses
pembelajaran melalui proyek P5.
3) Keterlibatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sudah bagus.
Peserta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan
peserta didik selama proses pembelajaran dapat dilihat melalui diskusi,
praktikum, eksperimen, dan implemenasi proyek P5. Guru memotivasi
peserta didik dengan memberikan apersepsi dan pertanyaan pemantik
agar peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran. Hasilnya peserta
didik antusias dalam proses pembelajaran terutama saat kegiatan
praktikum serta antusias dalam menjawab pertanyaan pemantik yang
diberikan guru.
4) Identifikasi Kesiapan Siswa
Sebagian besar peserta didik siap untuk melakukan proses
pembelajaran. Di awal pembelajaran, guru mengamati kesiapan peserta
didik dengan melakukan review materi sebelumnya. Guru juga
membuat perencanaan pembelajaran terdifrerensiasisi berdasarkan
kompetensi awal peserta didik. Guru melakukan pendampingan untuk
mengetahui proses diskusi peserta didik dan memberikan asesmen
untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai atau
tidak.
5) Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi dapat dilihat dari ruangan kelas sekolah yang
bersih dan nyaman yang dapat menjadi ruang ekspresi peserta didik
dengan baik dan dapat menggali potensinya. Guru mendorong peserta
didik yang belum bisa mengekspresikan diri dengan memberikan video
motivasi serta melakukan pendekatan terbimbing antar peserta didik.
6) Perkembangan Sosial
Sekolah sudah membangun atmosfer yang mendukung peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan bersosialiasi, misalnya
melalui Masa Orientasi Siswa (MOS) dengan mengenalkan lingkungan
dan warga sekolah. Guru juga memberikan keterampilan sosial peserta
didik melalui kerja kelompok dan kegiatan proyek.
7) Perkembangan Moral/Spiritual
Nilai-nilai integritas dan spiritual sudah diterapkan dengan baik.
Sekolah memberikan dukungan dengan memfasilitasi kegiatan unuk
peserta didik. Selain itu, guru menanamkan nilai integritas dan spiritual
peserta didik dalam proses pembelajaran.
B. PPL II
Kegiatan PPL II dilaksanakan di SMA N 2 Semarang, di mana terdapat
21 mahasiswa praktikan dan 2 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia.
Kegiatan PPL II dilaksanakan pada tanggal 17 Juli – 10 Oktober 2023.
1. Hasil Observasi dan Pemanfaatannya (lampirkan hasil observasi)
Observasi yang dilaksanakan pada tanggal 17-28 Juli di SMA N 2
Semarang yaitu sebagai berikut:
a. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola
kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil
dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya
dalam mencapai cita-cita. karakteristik peserta didik sangat
diperlukan untuk kepentingan-kepentingan dalam perancangan
pembelajaran.
1) Budaya Sekolah
Suasana sekolah sudah mendukung proses pembelajaran. Sekolah
mempunyai perpustakaan yang dilengkapi AC dan buku penunjang
wawasan akademik maupun non akademik. Ruangan kelas sudah
diengkapi dengan 2 AC, proyektor, layar proyektor speaker serta
jumlah meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah peserta didik.
Sekolah juga memfasilitasi ruang untuk OSIS, MPK, pramuka serta
kegiatan ekstrakurikuler lain untuk mendukung pembelajaran
berorganisasi. Selain itu, sekolah juga menyediakan empat taman
yang dilengkapi dengan kursi dan meja dan juga terdapat pendopo,
musala, dan aula sehingga peserta didik dapat melakukan diskusi
dengan nyaman di luar lingkungan kelas.
Profil pelajar Pancasila sudah diterapkan disekolah seperti
melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) antara warga
sekolah. Ketika tiba waktu istiharat salat, peserta didik menuju
masjid untuk melaksanakan salat berjamaah. Peserta didik juga
secara mandiri melakukan persiapan kegiatan (mulai dari
memberikan pengumuman hingga pelaksanaan) peringatan hari
besar, pramuka, maupun kegiatan lainnya dan saling membantu
dalam kelompok organisasi tersebut.
2) Budaya Kelas
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru dan peserta
didik berdiskusi dalam menentukan kesepakatan kelas. Guru juga
menyisipkan nilai-nilai karakter pelajar Pancasila dalam pembuatan
rencana proses pembelajaran (RPP) atau modul ajar. Selain itu, guru
mengimplementasikan nilai-nilai pelajar Pancasila dalam proses
pembelajaran melalui proyek P5.
3) Keterlibatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sudah
bagus. Peserta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dapat dilihat
melalui diskusi, praktikum, eksperimen, dan implemenasi proyek P5.
Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan apersepsi dan
pertanyaan pemantik agar peserta didik terlibat dalam proses
pembelajaran. Hasilnya peserta didik antusias dalam proses
pembelajaran terutama saat kegiatan praktikum serta antusias dalam
menjawab pertanyaan pemantik yang diberikan guru.
4) Identifikasi Kesiapan Siswa
Sebagian besar peserta didik siap untuk melakukan proses
pembelajaran. Di awal pembelajaran, guru mengamati kesiapan
peserta didik dengan melakukan review materi sebelumnya. Guru
juga membuat perencanaan pembelajaran terdifrerensiasisi
berdasarkan kompetensi awal peserta didik. Guru melakukan
pendampingan untuk mengetahui proses diskusi peserta didik dan
memberikan asesmen untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
sudah dicapai atau tidak.
5) Perkembangan Emosi
Ruangan kelas sekolah yang bersih dan nyaman sudah menjadi
ruang ekspresi peserta didik dengan baik. Guru mendorong peserta
didik yang belum bisa mengekspresikan diri dengan memberikan
video motivasi serta melakukan pendekatan terbimbing antar peserta
didik.
6) Perkembangan Sosial
Sekolah sudah membangun atmosfer yang mendukung peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan bersosialiasi, misalnya
melalui Masa Orientasi Siswa (MOS) dengan mengenalkan
lingkungan dan warga sekolah. Guru juga memberikan keterampilan
sosial peserta didik melalui kerja kelompok dan kegiatan proyek.
7) Perkembangan Moral/Spiritual
Nilai-nilai integritas dan spiritual sudah diterapkan dengan baik.
Sekolah memberikan dukungan dengan memfasilitasi kegiatan unuk
peserta didik. Selain itu, guru menanamkan nilai integritas dan
spiritual peserta didik dalam proses pembelajaran.
KBM
PTK
BAB III
PENTUP
A. Simpulan
Sebagai bagian akhir dari laporan observasi, beberapa kesimpulan
yang dapat disimpulkan dari berbagai informasi yang telah diperoleh yakni
PPL yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil observasi karakteristik peserta didik di SMA Negeri
2 Semarang bahwa peserta didik merupakan generasi milenial yang
telah mengadaptasi teknologi dan informasi digital dalam proses
pembelajaran maupun kehidupan sehari-harinya.
2. Gaya belajar peserta didik di SMA Negeri 2 Semarang memiliki
keberagaman seperti audiotory, visual, audio-visual serta kinestetik,
namun dalam implementasinya integrasi gaya belajar tersebut juga
dipengaruhi oleh penggunaan teknologi seperti smartphone.
3. Fasilitas sarana dan prasarana di SMA N 2 Semarang sudah
mendukung proses pembelajaran. Terlihat dari tersedianya proyektor di
setiap kelas dan juga ruangan kelas yang disertai dengan AC, musala,
aula, kantin, koperasi, perpustakaan, taman, joglo, dan juga ruang
ekstra kulikuler yang dapat menjadi pendukung proses kreatifitas
peserta didik.
4. Penerapan profil pelajar pancasila sudah diterapkan oleh peserta didi,
mulai dari kebiasaan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi dan
juga kebiasaan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.
5. Lingkungan sekolah memberikan support yang baik pada penerapan
strategi pembelajaran di SMA Negeri 2 Semarang lewat program
zonasi yang diadakan oleh pemerintah sehingga pemerataan
pendidikan di lingkungan sekolah tidak menunjukan adanya
kesenjangan sosial diantara peserta didik. Bimbingan, saran dan kritik
positif yang membangun diberikan oleh guru pamong menjadi
masukan berharga dan berguna dalam memperbaiki diri pada
pelaksanaan proses pembelajaran praktik pengalaman lapangan.
Dengan demikian Praktik Pengalaman Lapangan I dan II yang telah
dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk implementasi dari proses
pembelajaran di kampus, lewat Praktik Pengalaman Lapangan I dan II
mahasiswa dapat memperoleh ilmu wawasan dan pengetahuan di lapangan
sekolah secara nyata sebagai bekal mengajar di sekolah penempatan.
Interpretasi:
Suasana kelas dan karakteristik peserta didik
terbentuk dengan baik sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan baik.
Interpretasi:
Kesepakatan kelas sudah disepakati bersama,
hanya saja beberapa peserta didik melanggar
kesepakatan yang telah dibuat seperti
memainkan gawai untuk hal-hal di luar
materi. Budaya kelas di SMAN 2 Semarang
juga sudah menerapkan nilai-nilai profil
pelajar Pancasila dengan baik.
Interpretasi:
Sekolah sudah mendukung perkembangan
emosi peserta didik melalui fasilitas, sarana
dan prasarana yang baik untuk proses
pembelajaran. Guru juga memfasilitasi
perkembangan emosi peserta didik selama
proses pembelajaran.
Interpretasi:
SMAN 2 Semarang sudah mendukung peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan
bersosialisasi dengan memfasiliti kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat bagi peserta didik.
09/0 Perkembangan Hasil observasi:
1/23 moral/spiritual Guru SMAN 2 Semarang sudah melakukan
Apa saja yang dilakukan proses pembelajaran untuk mengembangkan
guru dalam membangun nili-nilai intergritas dan juga spiritual peserta
nilai-nilai integritas dan didik dengan membiasakan peserta didik
spiritual peserta didik? untuk berdoa sebelum ataupun sesudah proses
pembelajaran.
Interpretasi:
Guru SMAN 2 Semarang menanamkan nilai-
nilai integritas dan spiritual peserta didik
dalam proses pembelajaran. Disamping itu,
guru BK juga memberikan layanan guna
meningkatkan nilai-nilai integritas dan
kemampuan peserta didik.
Kesimpulan:
Proses belajar-mengajar di kelas sudah berjalan sangat bagus, seperti terjalin
kerja sama yang bagus antarpeserta didik, lingkungan belajar yang nyaman, dan
penanaman profil pelajar pancasila oleh guru yang cukup bisa diterapkan oleh
peserta didik. Guru juga sangat bagus dalam memancing peserta didik untuk
mengekspresikan dirinya sehingga peserta didik juga aktif dalam mengeksplorasi
materi.
Mengetahui,
Kelengkapa Apakah sudah ada tujuan Ya, dalam RPP sudah terdapat
n pembelajaran, langkah-langkah tujuan pembelajaran, langkah-
komponen pembelajaran, dan asesmen langkah pembelajaran dan
minimum pembelajaran yang jelas? asesmen penilaian yang jelas.
Kegiatan
Kegiatan
1. Ya, alur kegiatan dalam RPP
1. Apakah alur kegiatan
disusun secara runtut,
disusun secara runtut,
sistematis, sesuai dengan
sistematis, sesuai dengan
alokasi waktu
alokasi waktu?
2. Ya, karena dalam RPP sudah
2. Apakah rangkaian kegiatan
mencakup pertanyaan
berorientasi pada penguatan
pemantik yang mampu
kompetensi dan kemampuan
mendorong peserta didik
berpikir area tinggi?
untuk berpikir kritis
3. Apakah modul ajar/RPP
3. Ya, dalam RPP sudah
menyertakan berbagai
mencakup kegiatan remidiasi
kegiatan (termasuk remedial
dan pengayaan
dan pengayaan) yang
Asesmen
berpusat pada siswa/
1. Belum ada asesmen
menjadikan siswa peserta
diagnostik pada awal
aktif?
Asesmen pembelajaran
1. Apakah ada asesmen awal 2. Ya, asesmen yang dibuat
pembelajaran beserta cara sesuai dengan Tujuan
penilaiannya untuk Pembelajaran
mengecek kesiapan siswa? 3. Ya, asesmen yang dibuat
2. Apakah asesmen yang mengacu pada Taksonomi
termuat secara jelas Bloom sehingga mencakup
mengukur ketercapaian seluruh kompetensi siswa
Tujuan Pembelajaran? 4. Belum ada, RPP hanya
3. Apakah bentuk asesmen menampilkan asesmen
memberikan umpan balik penilaian
pada proses belajar siswa?
4. Apakah kriteria untuk
mengukur ketercapaian
Tujuan Pembelajaran tertera
secara jelas?
Kesimpulan:
RPP yang dibuat oleh guru pamong sudah sangat baik, hanya perlu ditambahkan
beberapa kompenen yang belum tersedia seperti keterkaitan dengan kearifan local.
Mengetahui,
Apakah semua peserta Belum semua peserta didik Terus memberikan motivasi
didik benar-benar telah mengikuti pembelajaran pada peserta didik dengan
belajar tentang topik dengan sungguh-sungguh. menggunakan metode
pembelajaran hari ini? Proses belajar peserta didik pembelajaran yang lebih
Bagaimana proses sesuai dengan RPP yang menarik
mereka belajar? telah direncanakan.
Mengapa peserta didik Karena kurang fokus Guru menyisipi games yang
tersebut tidak dapat mengikuti proses menarik dalam proses
belajar dengan baik? pembelajaran. Solusinya pembelajaran guna
Menurut Anda apa guru dapat memberikan menghilangkan kejenuhan
penyebabnya dan ice breaking di tengah- pada saat proses
bagaimana alternatif tengah proses pembelajaran.
solusinya? pembelajaran
Kesimpulan:
Secara umum, manajemen SMAN 2 Semarang sudah baik karena dalam
pelaksanaannya sudah dibagi sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga
setiap orang yang bersangkutan akan bertanggungjawab pada tugasnya masing-
masing. Selanjutnya, peran kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan sudah
maksimal sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Mengetahui,
Kesimpulan:
Lingkungan belajar di SMAN 2 Semarang sudah mendukung kegiatan pembelaaran
di kelas., karena sarana dan prasarana yang didapat di sekolah sudah memadai.
Selain itu, guru yang mengajar telah dibekali kompetensi yang profesional sehingga
dapat menunjang proses pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat:
1. Peserta didik dapat mendata, alur, konfliks, penokohan, dan hal yang menarik
dalam drama yang dipentaskan
2. Peserta didik dapat memerankan salah satu tokoh dalam naskah drama yang
dibaca sesuai dengan watak tokoh tersebut,
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau
ditonton,
4. Peserta didik dapat merancang pementasan dan mendemonstrasikan drama
sebagai seni pertunjukan dengan memperhatikan tata panggung, kostum,
tata musik, dan sebagainya, memberikan tanggapan terhadap pementasan drama
kelompok lain dengan rasa syukur, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab,
bersikap bersahabat/ komunikatif, serta dapat bekerja sama.
D. Materi Pembelajaran
Fakta : Alur dalam drama, isi drama
Konsep : Unsur Kebahasaan, babak dalam drama, penokohan
dalam drama,
Prinsip : Konflik dalam drama
Prosedur : Persiapan mementaskan drama, pementasan drama
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan
Role Playing
F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.
Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.
Bahan:
Spidol / kapur berwarna
G. Sumber Belajar
Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa IndonesiaKelas XI
Kemendikbud, tahun 2013
https://www.gurupendidikan.co.id/naskah-drama-teater-6-orang/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/8-contoh-naskah-teater-singkat-dengan-
berbagai-tema-1ybP3APLFOV/full
https://ujione.id/apa-itu-metode-pembelajaran-role-playing/
https://roboguru.ruangguru.com/forum/arloji-karya-p-hariyanto-kisah-ini-terjadi-di-
sebuah-kamar-depan-keluarga_FRM-IHHSI0ZW
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/18/184743169/struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-drama?page=all#:~:text=Berikut%20kaidah%20kebahasaan
%20dalam%20drama,kerja%20yang%20menyiratkan%20terjadinya
%20peristiwa
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/20/080000669/menulis-teks-drama-
dan-pementasannya?page=all
Pengalaman peserta didik dan guru
Yunizha, Vindiasari. (2022). Mengenal Model Pembelajaran Problem Based
Learning. Diakses dari https://www.ruangkerja.id/blog/problem-based-
learning-adalah pada 15 Januari 2023.
H. Pertanyaan Pemantik
1. Apakah peserta didik pernah bermain drama?
2. Jika pernah drama seperti apa yang pernah dimainkan?
3. Karakter seperti apa yang pernah dimainkan?
4. Bagaimana perasaan setelah memainkan peran tersebut?
I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedua Materi : Drama
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 Menit)
Pendidik mengucapkan salam, berdo’a, mengondisikan kelas ke dalam
situasi belajar,
Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
Pendidik memotivasi peserta didik dengan cara mengemukakan kompetensi
yang akan dicapai (indikator, tujuan dan manfaat dari mempelaajari teks
laporan hasil observasi)
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Pendidik menyampaiakan pokok-pokok materi yang akan dipelajari peserta
didik (memeragakan tokoh drama).
KEGIATAN INTI (60 menit)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong Guru PPL PPG
Dr. Ngatmini, M.Pd. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si. Nur Khasanah, S.Pd.
MATERI
Drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak,
beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action’. Drama dapat
pula diartikan sebagai sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan
lakuan tokoh yang berisi konflik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan
watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau
kisah yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas
berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor,
kostum, rias, lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.
Terdapat beberapa bentuk drama, di antaranya, adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk
puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau
muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak
menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan
kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan pertikaian di antara
tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau
kesedihan.
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun
selorohan, di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan
bahagia.
c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur
dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
c. Dialog-monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak katakata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni drama dan tari.
c. Tablo, yaitu drama tanpa gerak atau dialog.
5. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi
alur, penokohan, dan tematik.
b. Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul
abad ke-18).
d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau
keruntuhan tokoh utama.
f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara
kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu
tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival
rakyat yang ada (terutama di perdesaan).
Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu,
seorang pemain harus mampu:
1. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas.
Seorang pemain dikatakan mampu bertutur dengan jelas apabila setiap suku kata
yang diucapkannya dapat terdengar jelas oleh penonton sampai deretan paling
belakang. Selain jelas, pemain harus mampu mengucapkan dialog secara wajar.
Perasaan dari masing-masing pemain pun harus bisa ditangkap oleh penonton.
2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara.
Seorang pemain harus bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Ketika membaca
dialog, suara pemain harus bisa memenuhi ruangan yang dipakai untuk pementasan.
Suara pemain tidak hanya bisa didengar ketika panggung dalam keadaan sepi, juga
ketika ada penonton yang berisik.
3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.
Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Kedua hal ini dapat ditangkap oleh orang
lain bila pembicara (pemain) menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat
menunjukkan bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan.
Teknik penilaian
1. Sikap spiritual
2. Sikap sosial
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-
hari
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Peserta didik selalu jujur dalam menjawab pertanyaan
2 Peserta didik selalu disiplin
3 Peserta didik selalu beranggug jawab
4 Peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya
Jumlah Skor
Keterangan.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 4=skorakhir
SkorMaksimal
Contoh:
Skor diperoleh 10, skor maksimal 4 x 4 pernyataan = 16, maka skor akhir:
14
x 4=2 , 5
16
3. Pengetahuan
Lakon Remaja
FOGING
Karya U. Nurochmat
PELAKU
Wahyu Tukang sol sepatu
Raban Pesuruh di balai desa
Bi Acih Pedagang di warung
Atin Pelajar SMP, anak Bi Acih
Hasan Mantri kesehatan
ADEGAN l
Panggung menggambarkan suasana warung bi acih pada suatu siang. Jam dinding di warung itu
cukup jelas terlihat menunjukkan waktu pukul 13.07. Di depan warung dekat tiang teronggok
pikulan sol sepatu milik wahyu. Wahyu sendiri sedang sibuk mengunyah gorengan pisang.
Sementara raban sedang meniupi kopi yang dihidangkan bi acih. Sedangkan atin, yang masih
berseragam sekolah sedang mencuci gelas dan piring kotor di samping warung. Bi acih sedang
menggoreng pisang.
Wahyu : (Mulutnya masih disesaki kunyahan goreng pisang) "Jadi, selanjutnya bagaimana
kalau begitu?"
Raban : (Mengaduk-aduk kopinya dengan sendok. Agak malas menjawab) "Ya, nggak tahulah.
Tapi denger-denger, Senin besok akan dimusyawarahkan lagi."
Bi Acih : (Tanpa menghentikan pekerjaannya, menoleh sebentar) "Wah, penduduknya keburu
banyak yang mati kalo begitu. Masalah kecil saja, musyawarahnya harus beberapa
kali."
Atin : (Membawa piring dan gelas, yang sudah selesai dicuci, lalu berhenti di samping
ibunya) "Tadi di sekolah Atin sudah ada yang dipulangkan karena sakit. Katanya sih,
kena DBD."
Raban : Ya, gak tahu, itu urusan Pak Lurah, Tin. (menyeruput kopi) Saya kan, cuma pesuruh.
Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat, kan tidak sesederhana
itu. (kepada Wahyu) Betul, kan?
Wahyu : (tersenyum menyindir) "Ya, memang. Apalagi ini urusan nyawa, Kang! Kalau
aparatnya gesit, tentu gak begini. Cuma ngurus pengasapan nyamuk saja perlu
musyawarah berhari-hari."
ADEGAN 2
Atin keluar panggung arah kanan
Bi Acih : "Di Kampung Jongos saja sudah disemprot kemarin."
Raban : "Lain, Bi. Desa mereka kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya bukan dari kas
desa."
Bi Acih : "Aih-aih, kamµ ini, bagaimana, Ban? Kampung kita juga iuran. Kalau gak salah, Pak
RT yang nagihin dua minggu yang lalu."
Raban : (mengambil pisang) "Ya, gak tahulah, kalau begitu."
Wahyu : "Kang Raban ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Kang Raban tidak ikut
iuran, ya?"
Bi Acih : "Ya, nggaklah!"
Raban tersenyum malu
ADEGAN 3
Hasan datang dengan pakaian dan tas dinasnya. Dia tampaknya sudah biasa mampir di warung bi
acih.
Raban : (Girang melihat kedatangan Hasan) "Nah, Pak Hasan, nih, yang mengerti masalahnya.
Kamu boleh tanya lebih banyak kepada beliau."
Hasan : (Duduk di samping Raban) "Apa, sih?" (tersenyum) "Minum saja belum, sudah
dituduh mengerti. Coba Mas Raban ceritakan dulu, apa persoalannya?"
Wahyu : "Aku yang ngomong!" (sambil mengubah posisi duduknya) "Di beberapa kampung
sudah banyak yang terkena demam berdarah, Pak."
Hasan : (Hanya melirik dan tersenyum. Perhatiannya segera beralih kepada Bi Acih) "Tolong
buat es teh manis, Bi."
Wahyu : (Tidak terpengaruh untuk melanjutkan pembicaraannya) "Beberapa minggu yang lalu
Pak RT memberitahukan bahwa pengasapan di kampung kita ini akan dilaksanakan
sekarang, tapi, kata Kang Raban, belum bisa dilakukan. Nah, kenapa tuh, Pak?"
Hasan : (Menerima segelas teh manis dari Bi Acih) "O, begitu. Mungkin belum ada
biayanya?"
Bi Acih : "Sudah, Pak Mantri. Malah sudah lama." ·
Hasan : "Ya, mungkin, peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin belum giliran
kita karena keterbatasan peralatan, atau karena prosedur."
ADEGAN 4
Atin datang sudah berganti pakaian.
Hasan : "Lagi pula masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi hanya dengan
foging. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan bersama."
Atin : "Betul Pak Mantri. Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita lakukan, yaitu
3M, menguras, mengubur, dan menutup barang-barang yang menampung air."
Hasan : ''Tuh, kalau sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu."
Raban : "Benar, ya. Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya, ya, begini ...
jadi tukang sapu kantor desa."
Wahyu : "Sama, saya juga cuma jadi tukang sol."
Hasan : "Tapi, ingat! Menyesal kemudian tiada guna. Jadi tidak perlu kita menyesali nasib
berkepanjangan. Sekarang syukuri saja yang sudah ada. Barang siapa yang pandai
bersyukur, niscaya Allah melipatgandakan kenikmatannya."
Semua mengangguk-angguk puas dan mengerti. Hasan meminum teh manisnya.
Bi Acih : "Pak Hasan belum menerangkan alasan foging di kampung kita belum dilakukan."
Hasan : "Pertama, mungkin biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin peralatan
terbatas. Ketiga, prosedur atau strategi pengasapan mengharuskan kampung ini ditunda
penyemprotannya."
Wahyu : (Heran sampai mulutnya agak menganga) "Maksud Pak Hasan, mm ... apa tuh, tadi
yang terakhir? Mmm ...." (memejamkan mata mengingat-ingat)
Atin : "Prosedur dan strategi?"
Wahyu : (girang) "Nah, itu! Produser dan apa tadi?"
Raban : "Energi! (yakin) Duh, payah, nyebutnya aja gak bisa!"
Atin : (Tersenyum bersama Hasan, dan Bi Acih) "Bukan, Bang! Tapi Prosedur dan strategi."
Hasan : "Begini,'' (memindahkan letak gelasnya) "Prosedur artinya aturan atau petunjuk
tatacara melakukannya. Sedangkan strategi itu taktik agar pengasapan benar-benar
efektif artinya berhasil dengan baik."
Wahyu : (kepada Raban) "Mengerti, gak?"
Raban : "Ala, seperti kamu mengerti aja."
Melanjutkan minumnya.
SELESAI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
1. Bacalah naskah darama yang berjudul “Fogging” karya U. Nurochmat!
2. Cermati kaidah kebahasaan yang ditemukan dalam drama “Fogging”.
a. Tunjukkan kalimat langsung dan tidak langsung dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung
c. Tunjukkan kalimat yang mengandung kata seruhan, kata suruhan, dan kata
tanya dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Seruan Kalimat Suruhan Kalimat Tanya
Nilai Minimal
NILAI : X 100=¿
Nilai Maksimal
KUNCI JAWABAN
1. Bacalah naskah darama yang berjudul “Fogging” karya U. Nurochmat!
2. Cermati kaidah kebahasaan yang ditemukan dalam drama “Fogging”.
a. Tunjukkan kalimat langsung dan tidak langsung dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Langsung
1 Jadi, selanjutnya bagaimana kalau begitu?
2 Ya, nggak tahulah. Tapi denger-denger, Senin besok akan
dimusyawarahkan lagi.
3 Wah, penduduknya keburu banyak yang mati kalo begitu. Masalah
kecil saja, musyawarahnya harus beberapa kali
4 Ya, gak tahu, itu urusan Pak Lurah, Tin. Saya kan, cuma pesuruh.
Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat, kan
tidak sesederhana itu. (kepada Wahyu) Betul, kan?
5 Cuma ngurus pengasapan nyamuk saja perlu musyawarah berhari-
hari."
6 Di Kampung Jongos saja sudah disemprot kemarin
7 Lain, Bi. Desa mereka kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya
bukan dari kas desa
8 Ya, gak tahulah, kalau begitu
9 Kang Raban ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Kang
Raban tidak ikut iuran, ya
10 Nah, Pak Hasan, nih, yang mengerti masalahnya. Kamu boleh tanya
lebih banyak kepada beliau
11 Di beberapa kampung sudah banyak yang terkena demam berdarah,
Pak.
12 Tolong buat es teh manis, Bi
13 O, begitu. Mungkin belum ada biayanya?
14 Sudah, Pak Mantri. Malah sudah lama.
15 Ya, mungkin, peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin
belum giliran kita karena keterbatasan peralatan, atau karena prosedur
16 Lagi pula masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi
hanya dengan foging. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan
bersama
17 Betul Pak Mantri. Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita
lakukan, yaitu 3M, menguras, mengubur, dan menutup barang-barang
yang menampung air
18 Tuh, kalau sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu
19 Benar, ya. Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya,
ya, begini ... jadi tukang sapu kantor desa.
20 Pak Hasan belum menerangkan alasan foging di kampung kita belum
dilakukan.
21 Pertama, mungkin biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin
peralatan terbatas. Ketiga, prosedur atau strategi pengasapan
mengharuskan kampung ini ditunda penyemprotannya
22 Maksud Pak Hasan, mm ... apa tuh, tadi yang terakhir? Mmm ....
23 Prosedur artinya aturan atau petunjuk tatacara melakukannya.
Sedangkan strategi itu taktik agar pengasapan benar-benar efektif
artinya berhasil dengan baik.
No Kalimat Tidak Langsung
1 Beberapa minggu yang lalu Pak RT memberitahukan bahwa
pengasapan di kampung kita ini akan dilaksanakan sekarang, tapi, kata
Kang Raban, belum bisa dilakukan. Nah, kenapa tuh, Pak?
c. Tunjukkan kalimat yang mengandung kata seruhan, kata suruhan, dan kata
tanya dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Seruan Kalimat Kalimat Tanya
Suruhan
1 Ya, memang. Kamu boleh tanya Betul, kan?
Apalagi ini urusan lebih banyak
nyawa, Kang! kepada beliau.
2 Ya, nggaklah! Tolong buat es Jadi, selanjutnya bagaimana
teh manis, Bi. kalau begitu?
3 Aku yang Jangan-jangan Kang Raban
ngomong! tidak ikut iuran, ya?
4 Tapi, ingat! Aih-aih, kamµ ini,
bagaimana, Ban?
5 Bukan, Bang! Apa, sih?
6 nyebutnya aja gak Coba Mas Raban ceritakan
bisa! dulu, apa persoalannya?
7 Nah, kenapa tuh, Pak?
8 O, begitu. Mungkin belum
ada biayanya?
9 Mengerti, gak?
10 pa tuh, tadi yang terakhir?
Interpretasi:
Suasana kelas dan karakteristik peserta didik
terbentuk dengan baik sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan baik.
Interpretasi:
Kesepakatan kelas sudah disepakati bersama,
hanya saja beberapa peserta didik melanggar
kesepakatan yang telah dibuat seperti memainkan
gawai untuk hal-hal di luar materi. Budaya kelas
di SMAN 2 Semarang juga sudah menerapkan
nilai-nilai profil pelajar Pancasila dengan baik.
Interpretasi:
Guru SMAN 2 Semarang menanamkan nilai-nilai
integritas dan spiritual peserta didik dalam proses
pembelajaran. Disamping itu, guru BK juga
memberikan layanan guna meningkatkan nilai-
nilai integritas dan kemampuan peserta didik.
Kesimpulan:
Proses belajar-mengajar di kelas sudah berjalan sangat bagus, seperti terjalin
kerja sama yang bagus antarpeserta didik, lingkungan belajar yang nyaman, dan
penanaman profil pelajar pancasila oleh guru yang cukup bisa diterapkan oleh
peserta didik. Guru juga sangat bagus dalam memancing peserta didik untuk
mengekspresikan dirinya sehingga peserta didik juga aktif dalam mengeksplorasi
materi.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong
Kelengkapa Apakah sudah ada tujuan Ya, dalam modul ajar sudah
n pembelajaran, langkah- terdapat tujuan pembelajaran,
komponen langkah pembelajaran, dan langkah-langkah pembelajaran
minimum asesmen pembelajaran yang dan asesmen penilaian yang
jelas? jelas.
Kegiatan
Kegiatan
1. Apakah alur kegiatan
1. Ya, alur kegiatan dalam
disusun secara runtut,
modul ajar disusun secara
sistematis, sesuai dengan
runtut, sistematis, sesuai
alokasi waktu?
dengan alokasi waktu
2. Apakah rangkaian
2. Ya, karena dalam modul ajar
kegiatan berorientasi pada
sudah mencakup pertanyaan
penguatan kompetensi dan
pemantik yang mampu
kemampuan berpikir area
mendorong peserta didik
tinggi?
untuk berpikir kritis
3. Apakah modul ajar/RPP
3. Ya, dalam modul ajar sudah
menyertakan berbagai
mencakup kegiatan remidiasi
kegiatan (termasuk
remedial dan pengayaan) dan pengayaan
yang berpusat pada siswa/ Asesmen
menjadikan siswa peserta 1. Belum ada asesmen
aktif? diagnostik pada awal
Asesmen pembelajaran
1. Apakah ada asesmen awal 2. Ya, asesmen yang dibuat
pembelajaran beserta cara sesuai dengan Tujuan
penilaiannya untuk Pembelajaran
mengecek kesiapan 3. Ya, asesmen yang dibuat
siswa? mengacu pada Taksonomi
2. Apakah asesmen yang Bloom sehingga mencakup
termuat secara jelas seluruh kompetensi siswa
mengukur ketercapaian 4. Belum ada, modul ajar hanya
Tujuan Pembelajaran? menampilkan asesmen
3. Apakah bentuk asesmen penilaian
memberikan umpan balik
pada proses belajar siswa?
4. Apakah kriteria untuk
mengukur ketercapaian
Tujuan Pembelajaran
tertera secara jelas?
Kesimpulan:
Modul ajar yang dibuat oleh guru pamong sudah sangat baik, hanya perlu
ditambahkan beberapa kompenen yang belum tersedia seperti keterkaitan dengan
kearifan local.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong
Peserta didik mana Beberapa peserta didik yang izin Memberinya pengertian
yang tidak dapat tidak mengikuti pembelajaran secara halus bahwa
mengikut kegiatan karena ada kegiatan lain di luar ketika guru sedang
pembelajaran pada kelas. Selain itu, ada peserta menerangkan atau ada
hari ini? didik yang mengantuk dan orang lain yang sedang
tertidur di kelas berbicara, kita harus
menghirmatinya, siapa
pun itu
Kesimpulan:
Lingkungan belajar di SMAN 2 Semarang sudah mendukung kegiatan pembelaaran
di kelas., karena sarana dan prasarana yang didapat di sekolah sudah memadai. Selain
itu, guru yang mengajar telah dibekali kompetensi yang profesional sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran.
MODUL AJAR
MODUL AJAR
LAPORAN HASIL OBSERVASI
KELAS X
No Indikator Skor
soa
l
1 Peserta didik dapat menyebutkan kegiatan yang 2
dilakukan dalam gambar tersebut
Peserta didik tidak dapat menyebutkan kegiatan 1
yang dilakukan dalam gambar tersebut
2 Peserta didik dapat mendeskripsikan kegiatan yang 3
dilakukan
Peserta didik kurang dapat mendeskripsikan 2
kegiatan yang dilakukan
Peserta didik tidak dapat mendeskripsikan kegiatan 1
yang dilakukan
3 Peserta didik dapat membuat kelimat dengan makna 3
yang sesungguhnya dengan baik
Peserta didik kurang dapat membuat kelimat dengan makna 2
yang sesungguhnya dengan baik
Peserta didik tidak dapat membuat kelimat dengan makna 1
yang sesungguhnya dengan baik
4 Peserta didik dapat membuat kelimat yang mengandung 3
verba dengan baik
Peserta didik kurang dapat membuat kelimat yang 2
mengandung verba dengan baik
Peserta didik tidak dapat membuat kelimat dengan makna 1
yang sesungguhnya dengan baik
5 Peserta didik dapat menyebutkan kata berantonim dan 3
bersinonim dengan baik
Peserta didik kurang dapat menyebutkan kata berantonim dan 2
bersinonim dengan baik
Peserta didik tidak dapat menyebutkan kata berantonim dan 1
bersinonim dengan baik
Pedoman penskoran
nilai yang diperoleh
skor= x 100=nilai akhir
nilai maksinal
ASESMEN AWAL NON-KOGNITIF
PETUNJUK
1. Isilah identitas dengan benar!
2. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
3. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari!
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal : …………………
1. Emoji yang menunjukkan perasaamu pada hari ini. Gambarlah perasaanmu hari ini
Perasaanku Hari Ini
IDENTITAS UMUM
Nama Nur Khasanah, S.Pd.
Instansi SMA 2 Semarang
Tahun Penyusunan 2023
Kelas/Semester X/Ganjil
Jenjang Sekolah SMA
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi Teks Laporan Hasil Obeservasi
Alokasi Waktu 4 JP x 45 Menit (4 Pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Fase E
CP Elemen Menulis
Kompetensi Awal Peserta didik mampu memahami isi bacaan, memahami dan menerapkan
PUEBI, mampu memparafrasekan bacaan dengan bahasa sendiri.
Capaian Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar
Pembelajaran sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Pelajar
mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi
dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Pelajar mampu
menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Pelajar mampu
berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Pelajar mampu menulis berbagai
teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi
informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
Tujuan Pembelajaran Pelajar mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis
dan etis.
Alur Tujuan Melalui kegiatan menyimak dan membaca teks laporan hasil observasi peserta
Pembelajaran didik secara bernalar kritis, dan kreatif mampu:
1. Mampu menganalisis informasi dalam teks laporan hasil observasi yang
didengar dan dibaca (C4).
2. Mampu membuat kalimat fakta dalam teks laporan hasil observasi (C6).
3. Mampu mengontruksi teks laporan hasil observasi berdasarkan hasil
pengamatan (C6).
Indikator 1. Menyebutkan informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi.
Tercapainya Tujuan 2. Mengevaluasi hasil diskusi kelompok teks laporan hasil observasi
Pembelajaran setelah berdiskuis kelompok dengan baik dan tepat.
3. Merumuskan teks laporan hasil observasi dengan baik dan tepat.
Kata Kunci Teks laporan hasil observasi, objektif, fakta, observasi, informasi
Materi Ajar, Alat, Cerdas Cergas Berbahasa Indonesia dan Bersastra Indonesia untuk
dan Bahan SMA/SMK Kelas X
KBBI luring/daring, PUEBI luring/daring
Link https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Tesaurus daring
Link http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/
Materi ajar menulis teks laporan hasil observasi
Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Sarana Prasarana Fasilitas: Internet, Gawai, Laptop, Proyektor
Lingkungan sekitar
Di dalam kelas: saat memulai pembelajaran dan saat menulis
Di luar kelas: saat melakukan kegiatan observasi
Profil Pancasila 1. Bernalar Kritis. Pelajar mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
2. Kreatif. Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu
memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak.
Model Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran saintifik – CRT
2. Model pembelajaran Problem Based Learning
3. Metode penugasan dan diskusi
Pertanyaan Pemantik 1. Dari gambar yang disediakan, kira-kira apa yang kalian pikirkan?
2. Di sini adakah yang sering melakukan kegiatan pengamatan?
3. Apa sih yang kalian lakukan ketika melakukan pengamatan?
4. Masih ingatkah teman-teman dengan wayang?
5. Menurut teman-teman apakah yang harus kita lakukan untuk membuat
teks seperti wayang tersebut?
Pemahaman Melalui mempelajari teks laporan hasil observasi, peserta didik dapat
Bermakna mengembangkan nalar dan kreativitas dengan menulis teks laporan hasil
observasi sederhana secara runtut dan sistematis untuk beragam konteks dan
tujuan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil observasi.
Deskripsi Kegiatan Fokus pembelajaran adalah memahami cara menulis teks laporan hasil
observasi berdasarkan observasi dan menulis teks laporan hasil observasi
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Langkah
pembelajaran meliputi (1) orientasi pada masalah, (2) mengorganisasi peserta
didik/ organisasi belajar, (3) membimbing penyelidikan individual/kelompok,
(4) pengembangan dan penyajian hasil, (5) analisis dan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, penutup, diakhiri dengan refleksi
dan asesmen.
Target peserta didik Pembelajaran menerapkan model pembelajaran problem based leraning
sehingga target yang ditetapkan adalah berikut ini.
1. Peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan ketentuan
peserta didik dapat memahami langkah-langkah menyusun teks laporan
hasil observasi dengan sistematis, terstruktur
2. Peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan ketentuan dapat
membuat sebuah teks laporan hasil observasi berdasarkan kegiatan
observasi yang sudah dilakukan
Glosarium Laporan : suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara
tertulisan
Observasi : kegiatan mengamati suatu objek secara langsung dan dekat
untuk memperoleh informasi yang tepat tentangnya
Objektif : keadaan yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi.
Fakta : hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan/sesuatu
yang benar-benar ada atau terjadi
Opini : tanggapan terhadap rangsangan yang dibangun melalui
interpretasi pribadi dan pernyataan yang sering digunakan secara
subyektif dan belum persuasive
Referensi https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-bahasa/materi-laporan-hasil-
observasi-kelas-10/
Kemendikbud. 2021. Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan
Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/10/145911069/kalimat-definisi-
pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-contohnya?page=all
https://rumus.co.id/contoh-kalimat-deskripsi
https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/14/220000169/jenis-jenis-
sampah-berdasarkan-klasifikasinya?page=all
https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-hutan-bakau-bagi-ekosistem-alam/
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2JP x 45 Menit (90 Menit))
Materi: Teks Laporan Hasil Observasi
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 Menit)
1. Pendidik mengucapkan salam, berdo’a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar,
2. Pendidik mengecek kehadiran dan menanyakan kabar peserta didik. (Communication)
3. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran, indikator ketercapaian tujuan pembelajaran, dan
materi pembelajaran yang disampaikan pendidik.
4. Dengan merujuk dimensi profil pelajar Pancasila, pendidik menyampaikan butir karakter yang
hendak dikembangkan, meliputi (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bernalar kritis, (4) kreatif.
5. Pendidik memberikan pertanyaan pemantik (Critical Thinking)
a. Dari gambar yang disediakan, kira-kira apa yang kalian pikirkan?
b. Di sini adakah yang sering melakukan kegiatan pengamatan?
c. Apa sih yang kalian lakukan ketika melakukan pengamatan?
KEGIATAN INTI (60 menit)
Orientasi pada masalah
1. Pendidik menyiapkan teks bacaan yang dipotong menjadi beberapa bagian, masing-masing
potongan teks dimasukkan ke dalam amplop yang berbeda (teks yang diberikan berbeda-beda).
(CRT) (Berdiferensiasi konten)
Mengorganisasi peserta didik/organisasi belajar
2. Peserta didik dibagi dalam kelompok (1 kelompok terdiri dari 4 peserta didik) berdasarkan gaya
belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan hasil dari asesmen awal (Berdiferensiasi)
3. Perwakilan kelompok mengambil salah satu amplop dan membacakan potongan teks tersebut
dengan urutan acak secara bergantian.
4. Setelah semua potongan teks dibaca secara utuh, peserta didik dalam kelompok menyusun
kembali teks tersebut secara utuh dan menjelaskannya menggunakan bahasa sendiri (Critical
Thinking)
Membimbing penyelidikan individual/kelompok
5. Secara berkelompok, peserta didik merumuskan struktur yang terdapat dalam teks laporan hasil
observasi tersebut. (Collaboration)
6. Peserta didik secara berkelompok saling bekerja sama, berkomunikasi dengan jelas, efektif,
menghormati pendapat orang lain serta mampu menggunakan informasi yang didapat dengan
baik. (Collaboration, Communication)
7. Pendidik melakukan pengamatan terhadap diskusi peserta didik
Pengembangan dan penyajian hasil
8. Secara berkelompok, peserta didik menyampaikan hasil diskusi teks laporan hasil observasi yang
akan dibuatnya. (Communication)
KEGIATAN PENUTUP (15 menit)
1. Pendidik memastikan peserta didik mengumpulkan hasil isian LKPD.
2. Peserta didik bersama pendidik merefleksi hasil pembelajaran mengenai menulis teks laporan
hasil observasi.
3. Pendidik menginformasikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas di
pertemuan berikutnya yaitu Langkah-langkah Menyusun teks laporan hasil observasi.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
5. Pendidik menutup kegiatan pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
Catatat:
Pendidik melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang diintegrasikan dengan pembelajaran
TPACK, dalam pembelajaran pendidik melakukan asesmen awal untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik dan gaya belajar serta minat bakat. Dalam kegiatan berdiskusi pendidik
memberikan bahan diskusi yang berfariasi.
Semarang,
Guru Pamong Guru PPL PPG
REFLEKSI PENDIDIK
1. Apa kesulitan peserta didik saat merancang dan menulis teks laporan hasil observasi
sederhana? Apa yang dilakukan oleh guru saat peserta didik mengalami kesulitan?
2. Apakah ada peserta didik yang tidak fokus saat mengikuti pembelajaran?
3. Apa yang menyebabkan peserta didik tidak fokus saat mengikuti pembelajaran?
4. Apakah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran guru
Proses Pembelajaran
1. Kegiatan yang paling sulit saya ikuti dalam pembelajaran ini.
3. Pandangan saya terhadap usaha belajar yang sudah saya lakukan (lingkari salah satu)
1 Sangat tidak puas
2 Tidak puas
3 Biasa saja
4 Puas
5 Sangat puas
ASESMEN
1. Asesmen Awal
Penilaian diberikan di awal kegiatan pembelajaran, dilihat dari kesiapan peserta didik di awal
pembelajaran, peserta didik dapat menjawab atau mengungkapkan pendapat tentang
kompetensi awal yang diberikan guru. Asesmen diagnostik juga dapat digunakan sebagai
asesmen as learning yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan juga kemampuan awal
peserta didik.
2. Asesment Formatif
Asesment formatif bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Yaitu sebagai alat ukur
mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik, merefleksikan pembelajaran, menjadi
umpan balik untuk merancang perbaikan proses pembelajaran, dan untuk melihat kekuatan
dan kelemahan belajar peserta didik. Asesmen ini dilakukan dalam bentuk asesmen formatif
yang berupa penugasan menyusun teks laporan hasil observasi dan menyajikan dalam bentuk
infografis.
3. Sikap (Profil Pelajar Pancasila)
Lembar Penilaian
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
KD : Kadang
SR : Sering
SL : Selalu
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 100=skorakhir
SkorMaksimal
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari
Nama Peserta Didik : ………………….
Nama Yang Diamati : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal : ………………….
No Pernyataan TP KD SR SL
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
KD : Kadang
SR : Sering
SL : Selalu
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 100=skorakhir
SkorMaksimal
ASESMEN FORMATIF
DIAGNOSTIK
Nama kelompok:
1.
2.
3.
4.
Kelas:
PETUNJUK PENGERJAAN
1. Simaklah pembacaan teks laporan hasil observasi dari teman!
2. Urutkan teks laporan hasil observasi yang dibacakan teman kalian menjadi bentuk teks yang
utuh!
3. Berdasarkan teks tersebut sebutkan struktur yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi!
No Teks Struktur
4. Tuliskan inforasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut!
RUBLIK PENILAIAN
NO INDIKATOR KETUNTASAN
1 Mampu menganalisis informasi yang terdapat dalam teks 25 %
laporan hasil observasi
2 Mampu menganalisis kalimat fakta yang terdapat dalam 25 %
teks laporan hasil observasi
3 Mampu mengontruksi teks laporan hasil observasi tradisi 50 %
dan tempat bersejarah dari lingkungan sekitar peserta
didik
PENGAYAAN DAN REMIDIAL
1. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapi ketuntasan belajar
diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk pengayaan, yaitu mengevaluasi sajian
infografis teks laporan hasil observasi secara mandiri kemudian mengunggah pada media
sosial.
2. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
(a) merancang dan mengembangkan kerangka teks laporan hasil observasi; (b) menyajikan
teks laporan hasil observasi dalam bentuk infografis, diberi kegiatan pembelajaran remedial
dalam bentuk:
a. Bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤20%.
b. Belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%.
c. Pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥50%.
BAHAN BACAAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
Definisi Umum
Layanan peminjaman buku perpustakaan sekolah dilakukan oleh 2 orang staf khusus.
Siswa hanya diperbolehkan untuk meminjam maksimal 3 buku saja. Pelayanan dibagi ke
dalam 3 sesi untuk setiap angkatan dan jurusan agar mempermudah proses pencatatan.
Biasanya staf perpustakaan memperbolehkan siswa berkunjung di jam kosong. Perpustakaan
dibuka dari jam 7 pagi dan ditutup pada jam 2 siang. Peminjaman dan pengembalian buku
selalu dilakukan di jam istirahat agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
Deskripsi Data
Sekolah memiliki 2 staf khusus yang sudah lulus dari bangku kuliah di jurusan
perpustakaan. Kedua staf tersebut memiliki pengetahuan di bidang perpustakaan sehingga
dapat melayani siswa dengan baik. Setiap siswa hanya diperbolehkan pinjam 3 buku dalam 1
minggu.
Jika tidak dikembalikan pada batas waktu, siswa akan dikenakan denda telat
mengembalikan. Staf membagi jadwal peminjaman di pagi hari dan siang hari. Jadwal pagi
hari diberikan pada siswa kelas 10 jurusan IPA IPS dan kelas 11 jurusan IPA.
Sedangkan di siang hari, jadwal peminjaman diberikan pada kelas 11 IPS dan kelas 12
jurusan IPA IPS. Ketika jam kosong, siswa diperbolehkan untuk membaca buku di
perpustakaan. Staf selalu membersihkan perpustakaan terlebih dulu sehingga layanannya
dimulai dari jam 7 pagi.
Untuk pelayanan peminjaman dan pengembalian buku, staf selalu melakukannya pada
jam istirahat. Penertiban ini dilakukan agar jadwal pembelajaran umum tidak terganggu.
Kesimpulan
Perpustakaan sekolah memiliki layanan yang terstruktur dengan rapi. Pelayanannya
dimulai dari jam 7 pagi sampai 2 siang mengikuti jadwal pembelajaran. Di setiap jam
istirahat, para siswa selalu datang ke perpustakaan untuk meminjam dan mengembalikan
buku.
Kedua kalimat tersebut merupakan kutipan tidak langsung yang digunakan oleh
penulis. Kutipan tidak langsung adalah penggunaan pendapat seorang penulis atau tokoh
berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Untuk membuat kutipan tidak
langsung, kita harus memahami terlebih dahulu informasi yang akan dikutip. Setelah itu,
tulislah inti dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Kalian juga
dapat mengubah struktur kalimatnya menjadi kalimat pasif atau sebaliknya.
Semua sumber kutipan harus dicantumkan pada daftar pustaka untuk menghindari
plagiarisme atau pengambilan karya orang lain tanpa izin. Jika dituliskan dalam daftar
pustaka, sumber kutipan tersebut ditulis sebagai berikut:
Borror DJ, White RE. 1970. Peterson Field Guides: Insects. Boston: Houghton Mifflin.
Essig, EO. 1958. College Entomology. 5th ed. New York: MacMillan.
Penulisan daftar pustaka mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota
penerbit, dan nama penerbit secara berurutan. Jika kalian mengutip sumber dari internet,
sumber tersebut dapat ditulis seperti contoh berikut:
a. Sumber berupa karya ilmiah
Wijayanti, Anik. 2015. Kajian Habitat dan Aktivitas Kemunculan Kunang-Kunang
dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ Gunung, Kabupaten
Sukabumi. Skripsi pada Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB.
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75574/G15awi.pdf melalui
google cendekia. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2020.
b. Sumber berupa artikel
Trim, Bambang. 2014. “Harga Sebuah Impian Menulis”. Manistebu, 11 April 2014,
dilihat 12 April 2014.
Tanggal pengaksesan penting untuk dicantumkan. Sumber dari internet bersifat
dinamis sehingga sewaktu-waktu dapat menghilang atau berubah.
Format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang disampaikan di atas menggunakan
format Chicago Manual Style (CMS) edisi ke-16. Selain CMS, terdapat banyak jenis
format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang digunakan di seluruh dunia, antara lain
APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association).
Setiap lembaga biasanya menentukan jenis format yang digunakan, termasuk dalam
kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Jika kalian akan mengirimkan karya tulis ilmiah,
perhatikanlah aturan yang ditetapkan oleh panitia secara saksama.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
Nama kelompok:
1.
2.
3.
4.
Kelas:
PETUNJUK PENGERJAAN
1. Simaklah pembacaan teks laporan hasil observasi dari teman!
2. Urutkan teks laporan hasil observasi yang dibacakan teman kalian menjadi bentuk teks yang
utuh!
3. Berdasarkan teks tersebut sebutkan struktur yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi!
No Teks Struktur
4. Tuliskan inforasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut!
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
No Teks Struktur
Sampah
1 Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi. Pernyataan
Sampah juga dapat disebut sebagai material sisa yang tidak diinginkan Umum
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam,
manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan pertambangan. Yang yang
terdapat di bumi akan terus bertambah selama masih ada kegiatan yang
dilakukan oleh bai kalam maupun manusia. Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan menyebut, timbunan sampah nasional pada tahun 2022
mencapai 69,2 juta ton yang mayoritas berasal dari sampah rumah tangga.
Dri total sampah yang dihasilkan itu, 35,48 persennya masih belum terkelol
2 Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan Deskripsi
bentuknya sampah dibedakan menjadi sampah organik dan sampah bagian
anorgnaik. Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan lagi
dan mudah membusuk. Sampah organik berasal dari bahan-bahan sisa
makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan yang dapat terurai secara
alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan bahan kimia apapun. Sampah
organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, dan sisa
tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat dan tanpa merusak
lingkungan di sekitarnya. Contoh sampah organik adalah daun, sayur, sisa
buah, limbah kayu sisa dan limbah pembuangan kotoran sapi.
Dari posisi tersebut ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena
adanya pelumpuran yang mengakibatkan
kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami
daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Di samping itu, ciri khas lain
hutan bakau adalah berawa-rawa yang mempunyai kadar garam payu.
Karena kondisi tersebut hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup
di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan
bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Hutan bakau memiliki beberapa fungsi dan manfaat. Secara fisik hutan
bakau dapat menahan abrasi pantai. Pada saat datang badai, hutan bakau
berfungsi sebagai penahan badai dan angin yang bermuatan garam.
Kerusakan pada pantai yang disebabkan oleh abrasi dikarenakan
terganggunya keseimbangan alam wilayah pesisir.
Di samping itu, hutan bakau dapat menahan intrusi (peresapan) air laut ke
daratan. Intrusi air laut adalah suatu keadaan dimana air laut masuk ke
dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah. Hutan bakau juga
menurunkan kandungan karbon dioksida (CO2) di udara dan penambat
bahan-bahan pencemar (racun) di perairan pantai.
3 Manfaat hutan bakau juga dapat dilihat dari segi biologi. Hutan bakau Deskripsi
menjadi tempat hidup biota laut. Keberadaan hutan mangrove tidak hanya manfaat
terbatas pada perlindungan satwa laut, tetapi juga menjadi habitat satwa
darat dan udara. Ini bisa berupa burung, ular, monyet, dan banyak spesies
hewan lainnya. Akar mangrove juga sangat bermanfaat bagi ikan sebagai
sumber makanan. Selain itu, masyarakat sekitar memanfaatkan hutan bakau
sebagai sumber mata pencaharian. Hutan bakau juga menyediakan
beberapa unsur penting bahan obat-obatan. Hutan bakau memiliki ciri khas.
Hutan bakau memiliki manfaat untuk melindungi lingkungan laut, manfaat
ekonomi, dan menyediakan sumber makanan atau obat-obatan.
Undur-undur
1 Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah Pernyataan
mapupun pasir. Hewan ini termasuk dalam jenis serangga yang tergolong Umum
dalam family Myrmeleotidae. Undur-undur diperkirakan berjumlah sekitar
2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah yang
berpasir dan mempunyai suhu yang hangat.
2 Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah Deskripsi
mapupun pasir. Hewan ini termasuk dalam jenis serangga yang tergolong bagian
dalam family Myrmeleotidae. Undur-undur diperkirakan berjumlah sekitar
2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah yang
berpasir dan mempunyai suhu yang hangat.
Hewan yang hidup di tempat berpasir ini mempuyai kebiasaan unik dan
tidak dimiliki oleh binatang lainnya, dia berpindah dari tempat satu ke
tempat yang lain dengan cara berjalan mundur khususnya saat menggali
tanah sebagai sarang jebakan di tanah.
Tuliskan inforasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut!
1. Teks “Sampah”
a. Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi.
b. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan
pertambangan.
c. Timbunan sampah nasional pada tahun 2022 mencapai 69,2 juta ton yang mayoritas
berasal dari sampah rumah tangga. Dri total sampah yang dihasilkan itu, 35,48 persennya
masih belum terkelola.
d. Sampah dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan bentuknya sampah
dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorgnaik. Berdasarkan sifatnya sampah
dibedakan menjadi sampah cari dan sampah padat.
e. Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan lagi dan mudah membusuk.
f. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,tidak bisa hancur dengan alami.
g. Sampah padat adalah segala bahan buangan yang berbentuk padat.
h. Sedangkan sampah cair adalah bahan cair yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali sehingga dibuang ke tempat pembuangan sampah.
3. Teks “Undur-undur”
a. Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah mapupun pasir.
b. Jenis undur-undur tersusun dalam tiga sub family yaitu Acanthoclisinae,
Myrmelentionae, dan Dendroleontinae.
c. Undur-undur adalah serangga yang sangat menyukai tinggal di tanah dengan suhu yang
hangat dan berpasir.
d. Hewan undur-undur berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar), prosesnya diawali
dengan perkawinan antara undur-undur betina dan jantan yang hinggap di pohon.
e. Undur-undur mengandung zat aktif sulfonylurea yang mempunyai efek anti-
hyperglikemik, antioksidan dan antibakteri. Undur-undur juga memiliki senyawa mirip
metformin yang mampu menurunkan gula darah.
Sampah
Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sampah juga dapat disebut
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat
bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan pertambangan. Yang yang terdapat
di bumi akan terus bertambah selama masih ada kegiatan yang dilakukan oleh bai kalam maupun
manusia. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut, timbunan sampah nasional
pada tahun 2022 mencapai 69,2 juta ton yang mayoritas berasal dari sampah rumah tangga. Dri
total sampah yang dihasilkan itu, 35,48 persennya masih belum terkelola.
Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan bentuknya sampah
dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorgnaik. Sampah organik merupakan sampah
yang dapat diuraikan lagi dan mudah membusuk. Sampah organik berasal dari bahan-bahan sisa
makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan yang dapat terurai secara alami oleh bakteri tanpa
perlu tambahan bahan kimia apapun. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan,
kotoran hewan, dan sisa tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat dan tanpa merusak
lingkungan di sekitarnya. Contoh sampah organik adalah daun, sayur, sisa buah, limbah kayu sisa
dan limbah pembuangan kotoran sapi.
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,tidak bisa hancur dengan alami. Contoh
sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, kayu, kaca,
kaleng, dan sebagainya. Sampah anorganik ini dapat didaur ulang oleh home industri untuk
mengurangi jumlah sampah serta dijadikan sebagai peluang usaha.
Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah padat dan sampah cair. Sampah
padat adalah segala bahan buangan yang berbentuk padat. Contoh sampah padat adalah potongan
kayu, potongan besi, dan potongan tembaga. Sedangkan sampah cair adalah bahan cair yang telah
digunakan dan tidak diperlukan kembali sehingga dibuang ke tempat pembuangan sampah. Jenis
sampah cair dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari
toilet dan mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga yakni sampah cair yang
dihasilkan dari dapur, kamar mandi, dan tempat cucian. Sampah ini juga kemungkinan
mengandung patogen.
Meskipun sampah di sekeliling kita ini ada beragam jenis dan jumlahnya, tetapi ternyata itu semua
dapat dimanfaatkan untuk hal lain. Pemanfaatan sampah ini selain dapat digunakan sebagai
kompos yang menyuburkan tanaman, dapat juga digunakan sebagai kerajinan tangan hingga bahan
utama untuk sumber daya biogas serta listrik. Apabila hendak dijadikan sebagai kerajinan tangan,
maka haruslah melewati proses daur ulang terlebih dahulu.
Hutan Bakau
Indonesia dikenal keanekaragaman hayati yang cukup luas dan tersebar di seluruh wilayah
nusantara. Memiliki daerah yang juga luas dan besar menjadikan Indonesia menjadi rumah bagi
hutan yang menjadi sumber oksigen atau paru-paru dunia. Menurut data Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, luas hutan bakau Indonesia mencapai 4,3 juta ha. Hutan bakau disebut juga
dengan hutan mangrove. Hutan bakau merupakan bagian dari ekosistem pantai.
Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau dan terletak di garis pantai.
Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove dan merupakan bagian dari ekosistem pantai
sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan darat yaitu di wilayah pasang dan surut. Dengan
posisi hutan bakau yang berada di garis pantai, hutan ini dipengaruhi oleh keadaan air laut.
Dengan posisi hutan tersebut, hutan mangrove atau hutan bakau dipengaruhi oleh pasang surut laut
yang mengubah kondisi hutan bakau. Hutan akan tergenang air di masa pasang dan akan bebas
dari genangan air pada saat air surut. Habitat hutan bakau memiliki wilayah tanah yang tergenang
secara berkala. Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.
Posisi tersebut juga mempengaruhi ekosistem hutan bakau, sehingga ekosistem hutan bakau
bersifat khas. Baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan
kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh
pasang-surut air laut. Di samping itu, ciri khas lain hutan bakau adalah berawa-rawa yang
mempunyai kadar garam payu. Karena kondisi tersebut hanya sedikit jenis tumbuhan yang
bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau
karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Hutan bakau memiliki beberapa fungsi dan manfaat. Secara fisik hutan bakau dapat menahan
abrasi pantai. Pada saat datang badai, hutan bakau berfungsi sebagai penahan badai dan angin yang
bermuatan garam. Kerusakan pada pantai yang disebabkan oleh abrasi dikarenakan terganggunya
keseimbangan alam wilayah pesisir.
Di samping itu, hutan bakau dapat menahan intrusi (peresapan) air laut ke daratan. Intrusi air laut
adalah suatu keadaan dimana air laut masuk ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah.
Hutan bakau juga menurunkan kandungan karbon dioksida (CO2) di udara dan penambat bahan-
bahan pencemar (racun) di perairan pantai.
Manfaat hutan bakau juga dapat dilihat dari segi biologi. Hutan bakau menjadi tempat hidup biota
laut. Keberadaan hutan mangrove tidak hanya terbatas pada perlindungan satwa laut, tetapi juga
menjadi habitat satwa darat dan udara. Ini bisa berupa burung, ular, monyet, dan banyak spesies
hewan lainnya. Akar mangrove juga sangat bermanfaat bagi ikan sebagai sumber makanan. Selain
itu, masyarakat sekitar memanfaatkan hutan bakau sebagai sumber mata pencaharian. Hutan bakau
juga menyediakan beberapa unsur penting bahan obat-obatan. Hutan bakau memiliki ciri khas.
Hutan bakau memiliki manfaat untuk melindungi lingkungan laut, manfaat ekonomi, dan
menyediakan sumber makanan atau obat-obatan.
Undur-undur
Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah mapupun pasir. Hewan ini
termasuk dalam jenis serangga yang tergolong dalam family Myrmeleotidae. Undur-undur
diperkirakan berjumlah sekitar 2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah
yang berpasir dan mempunyai suhu yang hangat.
Jenis undur-undur tersusun dalam tiga sub family yaitu Acanthoclisinae, Myrmelentionae, dan
Dendroleontinae. Acanthoclisinae hanya terdapat di barat, tetapi dua subfamily lainnya sangat luas
tersebar. Lebih dari separuh jenis undur-undur termasuk dalam jenis Dendroleontinae. Dan hanya
Myrmelentionae sajalah yang membuat perangkap pasir.
Undur-undur adalah serangga yang sangat menyukai tinggal di tanah dengan suhu yang hangat dan
berpasir. Itu yang membuat kita sering melihat serangga ini jenis ini menggali tanah yang berpasir,
di halaman rumah berpasir dan juga daerah berpasir lainnya. Lubang yang dibuatnya terkadang
berjumlah banyak dalam satu lokasi, lubangnya terlihat sempurnya meskipun dalam pembuatannya
tanpa menggunakan alat bantu ukur.
Hewan yang hidup di tempat yang bersuhu hangat dan berpasir ini mempuyai kebiasaan unik dan
tidak dimiliki oleh binatang lainnya, dia berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain dengan
cara berjalan mundur khususnya saat menggali tanah sebagai sarang jebakan di tanah.
Serangga tanah ini berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar), prosesnya diawali dengan
perkawinan antara undur-undur betina dan jantan yang hinggap di pohon. Keduanya
akan melakukan kopulasi, setelah proses tersebut selesai undur-undur betina akan berpindah
tempat dan mencari tempat yang aman untuk bertelur dan meletakkan telurnya. Undur-undur
betina yang bertelur akan mengalami proses metamorphosis sempurna dimulai dengan telur, larva,
kepompong dan undur-undur dewasa. undur-undur yang kerap berjalan mundur dan ditemukan di
tanah berpasir adalah tahapan metamorfosis berupa fase pra-dewasa. Saat dewasa, undur-undur
memiliki sayap dan bentuk yang menyerupai capung jarum (damselfly).