Anda di halaman 1dari 155

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN

LAPANGAN PPG PRAJABATAN GELOMBANG II TA 2022


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SEMARANG

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan PPL PPG Prajabtan Gelombang II

Oleh

Nur Khasanah 2253A41212

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
SEPTEMBER 2023
PENGESAHAN

Laporan kegiatan observasi PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) II PPG


Prajabatan Tahun 2023 disusun oleh:
Nama : Nur Khasanah
NIM : 2253A41212
Program Studi : Bahasa Indonesia
Perguruan Tinggi : Universitas PGRI Semarang
Laporan ini telah disusun berdasarkan panduan laporan PPL.

Semarang, Oktober 2023


Mengesahkan,

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Muhajir, S.Pd., M.Hum. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 078101185 NIP. 196811232008012004
Mengetahui,

Kepala Sekolah Koordinator Guru Pamong

Drs. Wiharto, M.Si. Dian Wulandari, S.Pd.


NIP. 19631003 198803 1 009 NIP.197804042008012018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan
praktik pengalaman lapangan I dan II di SMA Negeri 2 Semarang. Tentunya
dalam pelaksanaan observasi ini banyak pihak-pihak yang telah membantu,
memberi dorongan, dan bimbingan sehingga laporan ini dapat disusun dengan
baik. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada segenap pihak yang telah membantu kami yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu. Kami menyadari bahwa penulisan laporan pelaksanaan praktik
pengalaman lapangan I dan II ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan laporan observasi ini.
Saya mohon maaf atas segala perbuatan yang tidak dapat untuk dilakukan
atau perbuatan yang menyinggung individu atau instansi. Kesalahan yang
diperbuat bukan karena hal yang disengaja akan tetapi kelengahan saya sebagai
manusia. Besar harapan kami untuk program selanjutnya.

Semarang, Oktober 2023


DAFTAR ISI

PENGESAHAN.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Tujuan PPL....................................................................................................6
C. Manfaat PPL.................................................................................................7
D. Aktivitas PPL................................................................................................7
BAB II HASIL PPL.................................................................................................8
A. PPL I..............................................................................................................8
B. PPL II..........................................................................................................20
c. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran............................................24
BAB III PENTUP..................................................................................................36
A. Simpulan.....................................................................................................36
B. Rencana Tindak Lanjut...............................................................................37
Lampiran 1.............................................................................................................39
Lampiran 2.............................................................................................................47
Lampiran 3.............................................................................................................52
Lampiran 4.............................................................................................................56
Lampiran 5.............................................................................................................69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN.............................................75
FOTO KEGIATAN................................................................................................93
Hasil Observasi PPL 2...........................................................................................94
Lampiran 1.............................................................................................................94
Lampiran 2...........................................................................................................101
Lampiran 3...........................................................................................................106
Lampiran 4...........................................................................................................110
Lampiran 5...........................................................................................................122
FOTO KEGIATAN..............................................................................................156
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Pengalam Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah inti yang
harus ditempuh oleh mahasiswa PPG Prajabatan untuk mengembangkan
san memperkuat kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
professional di sekolah. Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) I
dan II merupakan program pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan mahasiswa PPG Prajabatan bidang pendidikan untuk
menguasai kompetensi guru sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Mahasiswa PPG wajib mengikuti PPL untuk memberikan
pengalaman mengajar, memperluas wawasan, melatih dan
mengembangkan keterampilan, kemandirian, rasa tanggung jawab dan
kemampuan mengembangkan profesionalisme dalam bidang pengajaran
atau pendidikan, memahami berbagai bentuk permasalahan yang ada di
sekolah, serta memberikan kesempatan bagi siswa Untuk menerapkan dan
mempraktekkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sikap yang
telah diperolehnya dalam proses pembelajaran.
PPL juga bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa menjadi calon
guru dan pendidik yang profesional berdasarkan prinsip-prinsip
pendidikan berdasarkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan sosial. Program praktik pengalaman lapangan dirancang sebagai
proses perbaikan berkelanjutan melalui format lesson study dan penelitian
tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Untuk menjamin kegiatan PPL sesuai
dengan standar mutu program PPG Prajabatan maka perlu disusun
panduan pelaksanaan. Panduan pelaksanaan dibuat sebagai acuan bago
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Mahasiswa PPG, Guru Pamong
(Gumong) PPL, Kepala sekolah atau mitra program PPL dalam
menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Panduan ini memberikan
gambaran umum tentang PPL mulai dari pengertian, tujuan, prinsip dasar,
prosedur dan kegiatan PPL, sampai dengan evaluasi. Implementasi ini
dapat disesuaikan dengan konteks sosial, kultural, dan akademik di tiap
perguruan penyelenggara Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan.
Pola pelaksanaan PPL terbagi dalam dua bentuk yaitu PPL I dan PPL
II. Pelaksanaan PPL I dan PPL II berjalan secara berkesinambungan, namun
keduanya memiliki perbedaan pada pelaksanaannya. PPL I lebih mengarah
pada pengumpulan data sekolah dan pengajaran terbimbing melalui proses
orientasi, observasi, asistensi mengajar dan praktik pengjaran terbimbing
dengan 3 siklus sedangakan untuk PPL II mengarah pada praktik pengajaran
mandiri di sekolah dengan porsi lebih banyak dari PPL I. Praktik PPL
diawali dengan praktik observasi dan orientasi sekolah melalui PPL I
dilanjutkan asistensi mengajar dan praktik pengajaran terbimbing. Akan
tetapi laporan ini berisi hasil observasi yang telah dilakukan
Kegiatan PPL I oleh mahasiswa dilaksanakan di SMA Negeri 2
Semarang dengan jumlah mahasiswa Praktikan sebanyak 18 orang dari
semua jurusan dengan jumlah mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia
sebanyak dua orang. Pada kegiatan PPL II dilaksanakan di SMA Negeri 2
Semarang dengan jumlah mahasiswa Praktikan sebanyak 21 orang dari
semua jurusan dengan jumlah mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia
sebanyak dua orang. Berdasarkan kegiatan PPL I dan PPL II yang
dilaksanakan kurang lebih enam bulan, diperoleh banyak data sekolah
terkait data akademik dan non akademik sekolah sehingga praktisi dapat
menulis “Laporan Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan PPG
Prajabatan Gelombang II Tahun 2022 Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Semarang”.

B. Tujuan PPL
Adapun tujuan dIari pelaksanaan observasi pada Praktik Pengalaman
Lapangan II ini sebagai berikut:
1. Sebagai upaya dalam pemahaman terhadap lingkungan sekolah tempat
PPL berlangsung baik dari lingkungan akademik maupun non akademik
yang ada di sekolah PPL.
2. Sebagai upaya mahasiswa agar memiliki keterampilan menangkap dan
memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak selama proses
pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran,
3. Sebagai upaya bagi mahasiswa agar mendapatkan ilmu dari guru dan staf
di sekolah PPL untuk bekal sebelum menjadi guru profesioanal.

C. Manfaat PPL
Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaiman sistem di suatu sekolah dapat berjalan,
struktur, dan tata administrasi di sekolah.
2. Untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah, seperti keberadaan dan
fungsi fasilitas sekolah, kondisi guru, aktivitas guru di sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler, dan budaya sekolah.
3. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik dari sisi etnik, budaya,
status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya
belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik
4. Untuk mengetahui bagaimana seorang guru itu bekerja di sekolah,
seperti menyiapkan RPP/Modul Ajar, proses pembelajaran, dan
kegiatan yang dilakukan selama berada di sekolah
5. Untuk mendapatkan pengetahuan secara real kondisi lingkungan di
sekolah meliputi penyusunan perangkat pembelajaran.

D. Aktivitas PPL
Adapun kegiatan atau aktivitas yang dilakukan selama kegiatan PPL I
dan PPL II adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Orientasi
2. Kegiatan Observasi
3. Kegiatan Asestensi Mengajar
4. Kegiatan Mengajar Terbimbing
5. Kegiatan Mengajar Mandiri
BAB II
HASIL PPL
A. PPL I
Kegiatan PPL I dilaksanakan di SMA N 2 Semarang, di mana terdapat
18 mahasiswa praktikan dan 2 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia.
1. Hasil Observasi dan Pemanfaatan
Observasi yang dilaksanakan pada tanggal 06-13 Januari 2023 di
SMA N 2 Semarang yaitu sebagai berikut:
a. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat,
watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya
relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan
pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan
aktivitasnya dalam mencapai cita-cita. Karakteristik peserta didik
sangat diperlukan untuk kepentingan-kepentingan dalam perancangan
pembelajaran. Berikut adalah hasil observasi karakteristik peserta
didik di SMA N 2 Semarang.
1) Budaya Sekolah
Suasana sekolah sudah mendukung proses pembelajaran. Sekolah
mempunyai perpustakaan yang dilengkapi AC dan buku penunjang
wawasan akademik maupun non akademik. Ruangan kelas sudah
dilengkapi dengan 2 AC, proyektor, layar proyektor, speaker serta
jumlah meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah peserta didik.
Sekolah juga memfasilitasi ruangan untuk OSIS, MPK, pramuka serta
kegiatan ekstrakurikuler lain untuk mendukung pembelajaran
berorganisasi. Selain itu, sekolah juga menyediakan empat taman yang
dilengkapi dengan kursi dan meja dan juga terdapat pendopo, musala,
dan aula sehingga peserta didik dapat melakukan diskusi dengan
nyaman di luar lingkungan kelas.
Profil pelajar Pancasila sudah diterapkan di sekolah seperti
melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) antar warga
sekolah. Ketika tiba waktu istiharat salat, peserta didik menuju masjid
untuk melaksanakan salat berjamaah. Peserta didik juga secara
mandiri melakukan persiapan kegiatan (mulai dari memberikan
pengumuman hingga pelaksanaan) peringatan hari besar, pramuka,
maupun kegiatan lainnya dan saling membantu dalam kelompok
organisasi tersebut.
2) Budaya Kelas
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru dan peserta didik
berdiskusi dalam menentukan kesepakatan kelas. Guru juga
menyisipkan nilai-nilai karakter Pelajar Pancasila dalam pembuatan
rencana proses pembelajaran (RPP) atau modul ajar. Selain itu, guru
mengimplementasikan nilai-nilai pelajar Pancasila dalam proses
pembelajaran melalui proyek P5.
3) Keterlibatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sudah bagus.
Peserta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan
peserta didik selama proses pembelajaran dapat dilihat melalui diskusi,
praktikum, eksperimen, dan implemenasi proyek P5. Guru memotivasi
peserta didik dengan memberikan apersepsi dan pertanyaan pemantik
agar peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran. Hasilnya peserta
didik antusias dalam proses pembelajaran terutama saat kegiatan
praktikum serta antusias dalam menjawab pertanyaan pemantik yang
diberikan guru.
4) Identifikasi Kesiapan Siswa
Sebagian besar peserta didik siap untuk melakukan proses
pembelajaran. Di awal pembelajaran, guru mengamati kesiapan peserta
didik dengan melakukan review materi sebelumnya. Guru juga
membuat perencanaan pembelajaran terdifrerensiasisi berdasarkan
kompetensi awal peserta didik. Guru melakukan pendampingan untuk
mengetahui proses diskusi peserta didik dan memberikan asesmen
untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai atau
tidak.
5) Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi dapat dilihat dari ruangan kelas sekolah yang
bersih dan nyaman yang dapat menjadi ruang ekspresi peserta didik
dengan baik dan dapat menggali potensinya. Guru mendorong peserta
didik yang belum bisa mengekspresikan diri dengan memberikan video
motivasi serta melakukan pendekatan terbimbing antar peserta didik.
6) Perkembangan Sosial
Sekolah sudah membangun atmosfer yang mendukung peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan bersosialiasi, misalnya
melalui Masa Orientasi Siswa (MOS) dengan mengenalkan lingkungan
dan warga sekolah. Guru juga memberikan keterampilan sosial peserta
didik melalui kerja kelompok dan kegiatan proyek.
7) Perkembangan Moral/Spiritual
Nilai-nilai integritas dan spiritual sudah diterapkan dengan baik.
Sekolah memberikan dukungan dengan memfasilitasi kegiatan unuk
peserta didik. Selain itu, guru menanamkan nilai integritas dan spiritual
peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Hasil Observasi Modul Ajar/RPP


Hasil observasi rencana pelaksanaan pembelajaran yang didapatkan
dari guru pamong mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA N 2 Semarang
sudah terdapat tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan
asesmen pembelajaran. Pada pelaksanaan proses pembelajaran kelas XI
guru menggunakan kurikulum K-13 dan kelas X menggunakan
kurikulum merdeka belajar yang sudah ditentukan oleh pemerintah dan
menggunakan metode problem based learning dan menggunakan
metode tanya jawab, diskusi dan bermain peran.
RPP juga sudah mengandung materi yang cukup jelas, sudah bebas
dari unsur sara, pornografi, pornoaksi, dan provokasi. RPP yang dibuat
juga sudah dilengkapi dengan kompetensi dan kemampuan berpikir
kritis. RPP disusun secara runtut, sistematis, sesuai dengan alokasi
waktu, dalam RPP sudah mencakup pertanyaan pemantik yang mampu
mendorong peserta didik untuk berpikir kritis. Untuk Asesmen, sudah
ada asesmen diagnostik pada awal pembelajaran berdasarkan
pengamatan observasi kepada guru model.
RPP belum tentu dapat diimplementasikan pada lingkungan
sekolah yang berbeda, karena disesuaikan dengan sarana dan prasarana
sekolah dan juga disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. RPP
dapat mengakomodir siswa dengan kebutuhan yang berbeda karena
sudah ditargetkan untuk semua siswa di kelas. RPP belum memuat
kearifan lokal daerah setempat, hanya menampilkan implementasi
materi secara konteksual
RPP sudah menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dipahami
dan tidak menimbulkan tafsir ganda. RPP sudah mencakup berbagai
sumber yang memanfaatkan media konvensional dan berbasis
teknologi.

c. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas sudah dilaksanakan
dengan cukup baik. Namun, masih terdapat beberapa peserta didik yang
masih kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran dan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami materi yang
diberikan. Pada pelaksanaan prose pembelajaran sudah sesuai dengan
rencana yang terdapat dalam RPP.
Peserta didik yang kurang dapat memahami materi yang diberikan
ataupun yang kurang bersungguh-sungguh dalam kegiatan
pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satunya yaitu
kurangnya minat belajar dan kurangnya rasa keingin tahua mengenai
materi yang diberikan. Solusinya guru dapat memberikan ice breaking
guna memberikan waktu supaya peserta didik tidak jenuh ketika
mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga dapat
memberikan kemerdekaan kepada peserta didik untuk mencari sumber
belajar di internet. Usaha tersebut cukup berhasil karena sebagian besar
peserta didik aktif ketika guru melempar pertanyaan.
Untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran, guru biasanya akan melakukan
modifikasi RPP karena melihat situasi dan kondisi peserta didik saat
proses pembelajaran berlangsung.

d. Hasil Observasi Manajemen Sekolah


Pada kegiatan ini mahasisa melakukan kegiatan wawancara kepada
kepala satuan pendidikan, kepala satuan bidang kurikulum, dan juga
guru yang terlibat dalam manajemen sekolah yang dilakukan pada
tanggal 10 Januari 2023.
1) Manajemen Kesiswaan
Kebutuhan peserta didik yang menjadi prioritas SMAN 2 Semarang
adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pembelajaran wajib
seperti fasilitas pembelajaran, sarana dan prasarana dan lain-lain.
Satuan pendidikan sudah mengupayakan kebutuhan peserta didik
dengan baik, cepat, dan tanggap. Misalnya ada laporan mengenai
kerusakan lampu dan papan tulis, sekolah segera melakukan tindakan
dengan mengganti alat yang rusak sehingga proses pembelajaran tidak
terganggu. Dengan adanya pemenuhan kebutuhan peserta didik, maka
proses pembelajaran akan lebih nyaman.
2) Manajemen Kurikulum
Dalam mengelola pembelajaran, SMAN 2 Semarang menggunakan
beberapa tahapan yaitu:
a) Menentukan jam mengajar guru dengan menggunakan struktur
kurikulum pemerintah terkait kapasitas mengajar atau jam
minimum guru untuk tiap mata pelajaran.
b) Melihat kebutuhan guru terkait minimal jam mengajar juga
disesuaikan dengan jumlah jam efektif dan jumlah kelas yang ada
(di SMA N 2 Semarang terdapat 36 kelas dengan kelas X sebanyak
12 kelas, kelas XI sebanyak 12 kelas, dan Kelas XII sebanyak 12
kelas).
c) Waka Kurikulum menyampaikan kepada guru terkait jadwal
mengajar dan penyusunan perangkat pembelajaran mata pelajaran.
Kurikulum yang digunakan di SMAN 2 Semarang ada dua, yaitu
Kurikulum Merdeka (KOSP/Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan) untuk kelas X dan Kurikulum 2013 (KTSP/Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) untuk kelas XI dan XII.
Terdapat 2 jenis monitoring di sekolah, yaitu untuk Guru dan
Kurikulum.
a) Monitoring untuk guru disebut supervisi yang dilakukan 2x dalam
satu tahun (smt 1 dan smt 2) bulan Maret dan Agustus.
Monitoring guru dilakukan untuk membantu dan memberi
masukan kepada guru dalam menyusun administrasi, pra-
pembelajaran-pasca. Selain supervisi terdapat PKG (Penilaian
Kinerja Guru) yang dilakukan pada Oktober-November untuk
menilai kinerja guru sebagai syarat kenaikan pangkat.
b) Monitoring Kurikulum dilakukan di akhir tahun ajaran ada
supervisi dan refleksi sebagai analisis konteks.
Setelah dilakukan analisis konteks dicari kekuatan dan kelemahan
program sekolah. Kekuatan tersebut akan dipertahankan dan
ditingkatkan. Kelemahan akan diperbaiki dengan membuat program
kerja seperti PHT (Penilaian Harian Terstruktur) dan workshop.
3) Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses penerimaan guru dilakukan sesuai penempatan dari
pemerintah sesuai SK. Bagian TU memiliki R 10 (form kebutuhan
guru) dimana pemerintah bisa melihat form tersebut. Apabila di
sekolah kekurangan guru maka pemerintah akan memindahkan guru
dari sekolah yang kelebihan guru ke sekolah yang kekurangan guru
(mutasi). Apabila belum ada keputusan dari pemerintah maka pihak
sekolah mengadakan seleksi guru (GTT).
Terdapat kegiatan khusus untuk membekali guru yang baru
mengajar seperti:
a) TU: menjelaskan administrasi
b) BOP: menjelaskan tentang gaji
c) Humas: menjelaskan tentang kebiasaan atau budaya dan etika di
sekolah.
d) Sarpras: mengatur ruangan guru
e) Terdapat beberapa kegiatan khusus untuk pengembangan
profesional guru yakni pelatihan PTK, artikel, jurnal, workshop
dan seminar
4) Manajemen Sarana & Prasarana
Wakil Kepala bagian sarana dan prasarana di SMA N 2 Semarang
adalah Bapak Mat Ibnu, M. Pd. Data sarana dan prasarana di SMA N
2 Semarang sesuai dengan ketentuan dari Permendikbud No. 24 tahun
2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah menengah.
Penggunaan sarana dan prasarana sudah efektif untuk mendukung
proses pembelajaran karena setiap kelas terdapat LCD-Proyektor,
WiFi, laboratorium, dan perpustakaan. Terdapat sarana dan prasarana
di sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembelajaran seperti taman, lapangan, joglo, green house dan aula.
5) Manajemen Anggaran
Bendahara di SMA N 2 Semarang terdiri tiga penangguang jawab,
yaitu Siti Mukaromah, S.Si. sebagai penanggung jawab BOS, Nesti
Noor Hayati, S.Pd. M.Pd. penanggung jawab BOP, dan Dwi Astuti,
S.Pd. penanggung jawab gaji. Sumber dana diperoleh dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional
Penyelenggaraan (BOP). Beasiswa yang ada di SMAN 2 Semarang
berupa beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sementara itu, kegiatan
yang belum mendapat anggaran menggunakan sistem swadana.
6) Manajemen Sistem Informasi
Dalam mendukung proses pembelajaran, dilaksanakan kerjasama
antara sekolah dengan perguruan tinggi, bimbingan belajar, dan
instansi-instansi tertentu. Kerjasama ini memberikan kesempatan
untuk berbagi ilmu dengan peserta didik. Misalnya dengan tryout,
anak-anak menjadi terlatih dalam mengerjakan soal yang disertai
dengan pembahasan sehingga peserta didik lebih paham. Kemudian
untuk data hasil tryout dari bimbel akan diserahkan kepada BK. Hasil
tryout yang diterima BK selanjutnya akan dibagikan kepada Guru.
Sehingga guru mendapatkan informasi bagaimana kualifikasi peserta
didik.
7) Manajemen Ketatalaksanaan
Dalam membantu sistem administrasi sekolah, staff tata usaha
(TU) telah didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai,
diantaranya ketersediaan komputer bagi setiap staff TU, kondisi ruang
TU yang nyaman dan bersih mendukung kinerja para staff. Dalam
melaksanakan kegiatan administrasi, bidang ketatausahaan di SMA N
2 Semarang terdiri atas 15 staff dengan pembagian tugas yang jelas
yakni subbidang administrasi dan non administrasi. Subbidang
administrasi terdiri atas administrasi persuratan, kepegawaian,
kesiswaan, dan pengolah data sekolah. Sementara untuk subbidang
nonadministrasi terdiri atas staff perpustakaan, keamanan, dan
kebersihan.
Moto yang dimiliki oleh bidang tata usaha SMA N 2 Semarang
adalah “Pelayanan Prima” yang diharapkan dapat membantu
memberikan pelayanan yang baik guna membantu tugas kepala
sekolah, guru, peserta didik, dan stakeholder pendidikan. Berkaitan
dengan pelayanan terhadap peserta didik, bidang administrasi
membantu dalam pembuatan surat tugas, surat keterangan, surat
rekombinasi untuk mengikuti pendaftaran, dan informasi lain berkaitan
dengan administrasi sekolah.

e. Hasil Observasi Lingkungan Belajar


Hasil observasi lingkungan belajar dilakukan di SMA N 2
Semarang yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2023.
a) Latar Belakang Sosial-Ekonomi Murid
Berdasarkan data, kondisi sosial-ekonomi peserta didik di SMA 2
Semarang secara umum dapat dikategorikan menengah atau seimbang.
Prinsip SMA 2 Semarang dalam menyikapi hal tersebut adalah dengan
mengedepankan persamaan/ kesetaraan.
Misalnya: Saat PPDB peserta didik yang lolos semua mendapat hak
yang sama meskipun selama proses masuknya itu melalui jalur yang
berbeda.
b) Kualitas Pembelajaran di Kelas
Sebagian besar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas
sudah mencakup indikator manajemen kelas, dukungan afektif,
pembelajaran interaktif dan penyesuaian cara mengajar dengan tingkat
kemampuan murid. Adanya aturan zonasi cukup menyulitkan guru
dalam mengkategorikan tingkat kemampuan peserta didik.
c) Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh Guru
Guru SMAN 2 Semarang sudah mengembangkan dirinya dengan
mengikuti berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi
mengajarnya.
d) Kepemimpinan Instruksional
Dalam melakukan penyusunan visi, misi, program dan kebijakan,
kepala satuan pendiidkan dibantu oleh beberapa staf untuk
meningkatkan kualitas sekolah. Kebijakan atau program yang diambil
harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan karakteristik peserta
didik.
e) Iklim Keamanan di Satuan Pendidikan
Terkait iklim keamanan disikapi sekolah dengan memaksimalkan
semua stake holder yang ada, mulai dari dipanggil BK, pemanggilan
Orang Tua, bahkan jika kasus masih berlanjut akan dilanjutkan oleh
kesiswaan dan terakhir adalah keputusan Kepala Sekolah. Adapun cara
meyakinkan supaya hal-hal negatif tersebut tidak terjadi adalah dengan
cara keterbukaan, artinya sekolah sudah menyampaikan sedari awal
terkait tindakan-tindakan yang melanggar tersebut dan sanksinya,
bahkan saat MPLS pun sudah disampaikan langsung. Cara lainnya
adalah dengan mengundang narasumber yang akan memberi materi
tentang pergaulan remaja.
f) Iklim Kebinekaan di Satuan Pendidikan
Terkait iklim kebinekaan di SMAN 2 Semarang secara umum
dapat disikapi dengan baik. Para peserta didik, tenaga pendidik dan
karyawan saling menghargai dan menghormati adanya keragaman
agama dan sosial budaya di lingkungan sekolah.
Contohnya: Peserta didik menyapa dan memberi salam ketika
bertemu dengan bapak dan Ibu guru. Peserta didik saling menjalin
pertemanan dengan bai kantar sesama peserta didik yang memiliki
perbedaan agama.
g) Iklim Kesetaraan Gender
Terkait iklim kesetaraan gender yang ada di lingkungan SMA 2
Semarang secara umum dapat disikapi dengan bijaksana.
Misalnya dalam pemilihan ketua OSIS SMA 2 Semarang terdapat
calon ketua OSIS yang bergender wanita. Selain itu, yang menjabat
sebagai wakil kepala sekolah juga ada yang bergender Wanita. Hal ini
membuktikan bahwa kesetaraan gender di SMA 2 Semarang sudah
baik dan tidak terjadi masalah.
h) Iklim Inklusivitas
Penerimaan peserta didik baru di SMA N 2 Semarang sesuai
dengan Undang-Undang Dasar yang ada di sekolah. Penerimaan
peserta didik cerdas istimewa bisa mendaftar melalui jalur prestasi
dengan kuota mencapai 30%.
i) Dukungan Orang Tua nan Murid Terhadap Program Satuan
Pendidikan
Orang tua dan murid sangat mendukung program pendidikan yang
disusun oleh sekolah. Baik yang bersifat akademik maupun non
akademik. Contohnya orang tua bersedia memberikan swadana untuk
mengikuti kegiatan lomba dan murid juga aktif mengikuti berbagai
program sekolah dengan sangat antusias.

f. Faktor Penghambat Dan Pendukung Pelaksanaan Observasi


Dalam melakukan sebuah observasi tentu saja mengalami beberapa
kendala. Berikut adalah faktoe pendukung dan juga penghambat
pelaksanaan observasi.
1) Faktor Pendukung:
a) Semua dewan Guru di SMA Negeri 2 Semarang memberi
sambutan yang baik dan mendukung semua kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa PPG,
b) Guru SMA Negeri 2 Semarang komunikatif dan kooperatif
ketika memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan
mahasiswa,
c) Mahasiswa diberikan keleluasaan oleh pihak sekolah untuk
melakukan observasi.
d) Peserta didik aktif dan kooperatif ketika observasi.
2) Faktor Hambatan:
a. Ketika observasi terkadang guru yang bertindak sebagai
narasumber belum bisa ditemui karena ada keperluan lain.
b. Waktu observasi yang singkat membuat informasi yang
didapatkan kurang maksimal.

2. Praktik Pembelajaran Terbimbing


a. Tantangan praktik mengajar terbimbing
Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran berdasarkan
hasil observasi adalah sebagai berikut:
1) Kurangnya kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik
peserta didik.
2) Peserta didik kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik.
3) Dalam pembelajaran pendidik masih menggunakan media
pembelajaran yang konstektual
4) Metode yang digunakan oleh pendidik kurang bervariasi
Berikut adalah cara mengatasi permaslahan dalam pembelajaran
berdasarkan hasil observasi.
1) Pendidik harus mampu menggunaan metode pembelajaran yang
variatif sehingga peserta didik merasa tertarik dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Salah satunya adalah menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Base
Learning.
2) Pendidik harus dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan cara
memberikan ice breaking dalam proses pembelajaran.
3) Pendidik harus dapat menggunakan media pembelajaran berbasis
TPACK.
b. Kendala praktik mengajar terbimbing
Berikut adalah kendala yang dialami dalam mengajar terbimbing
sebagai upaya mengatasi permsalahan pembelajaran:
1) Dalam pelaksanan pembelajaran, mahasiswa masih kurang dapat
menguasai suasana kelas, sehingga terkadang kelas menjadi
tidak kondusif.
2) Peserta didik kurang aktif dan tertarik dalam pembelajaran.
Banyak peserta didik yang main hp dan juga mengobrol dengan
temanya.
3) Mahasiswa praktikan masih kurang mampu memberikan
penguatan ketika peserta didik melakukan presentasi.
c. Refleksi kemajuan keterampilan mengajar
Berikut perkembangan keterampilan mengajar yang dimiliki
selama praktik mengajar terbimbing:
1) Selama pelaksanaan pembelajaran, mahasiswa praktikan
mempunyai pengalaman dan juga menambah keterampilan
dalam penguasaan kelas.
2) Dalam proses pembelajaran menggunakan metode Problem
based learning dapat membuat siswa menjadi aktif dan menjadi
pusat dalam pembelajaran. Meskipun terdapat siswa yang hanya
diam dalam pembelajaran.
3) Selama proses pembelajaran lebih dapat memberikan motovasi
peserta didik dan juga menghilangkan kejenuhan dengan cara
memberikan ice breaking kepada peserta didi dan mengemas
pembelajaran menjadi lebih menarik.

B. PPL II
Kegiatan PPL II dilaksanakan di SMA N 2 Semarang, di mana terdapat
21 mahasiswa praktikan dan 2 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia.
Kegiatan PPL II dilaksanakan pada tanggal 17 Juli – 10 Oktober 2023.
1. Hasil Observasi dan Pemanfaatannya (lampirkan hasil observasi)
Observasi yang dilaksanakan pada tanggal 17-28 Juli di SMA N 2
Semarang yaitu sebagai berikut:
a. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola
kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil
dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya
dalam mencapai cita-cita. karakteristik peserta didik sangat
diperlukan untuk kepentingan-kepentingan dalam perancangan
pembelajaran.
1) Budaya Sekolah
Suasana sekolah sudah mendukung proses pembelajaran. Sekolah
mempunyai perpustakaan yang dilengkapi AC dan buku penunjang
wawasan akademik maupun non akademik. Ruangan kelas sudah
diengkapi dengan 2 AC, proyektor, layar proyektor speaker serta
jumlah meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah peserta didik.
Sekolah juga memfasilitasi ruang untuk OSIS, MPK, pramuka serta
kegiatan ekstrakurikuler lain untuk mendukung pembelajaran
berorganisasi. Selain itu, sekolah juga menyediakan empat taman
yang dilengkapi dengan kursi dan meja dan juga terdapat pendopo,
musala, dan aula sehingga peserta didik dapat melakukan diskusi
dengan nyaman di luar lingkungan kelas.
Profil pelajar Pancasila sudah diterapkan disekolah seperti
melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) antara warga
sekolah. Ketika tiba waktu istiharat salat, peserta didik menuju
masjid untuk melaksanakan salat berjamaah. Peserta didik juga
secara mandiri melakukan persiapan kegiatan (mulai dari
memberikan pengumuman hingga pelaksanaan) peringatan hari
besar, pramuka, maupun kegiatan lainnya dan saling membantu
dalam kelompok organisasi tersebut.
2) Budaya Kelas
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru dan peserta
didik berdiskusi dalam menentukan kesepakatan kelas. Guru juga
menyisipkan nilai-nilai karakter pelajar Pancasila dalam pembuatan
rencana proses pembelajaran (RPP) atau modul ajar. Selain itu, guru
mengimplementasikan nilai-nilai pelajar Pancasila dalam proses
pembelajaran melalui proyek P5.
3) Keterlibatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sudah
bagus. Peserta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dapat dilihat
melalui diskusi, praktikum, eksperimen, dan implemenasi proyek P5.
Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan apersepsi dan
pertanyaan pemantik agar peserta didik terlibat dalam proses
pembelajaran. Hasilnya peserta didik antusias dalam proses
pembelajaran terutama saat kegiatan praktikum serta antusias dalam
menjawab pertanyaan pemantik yang diberikan guru.
4) Identifikasi Kesiapan Siswa
Sebagian besar peserta didik siap untuk melakukan proses
pembelajaran. Di awal pembelajaran, guru mengamati kesiapan
peserta didik dengan melakukan review materi sebelumnya. Guru
juga membuat perencanaan pembelajaran terdifrerensiasisi
berdasarkan kompetensi awal peserta didik. Guru melakukan
pendampingan untuk mengetahui proses diskusi peserta didik dan
memberikan asesmen untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
sudah dicapai atau tidak.
5) Perkembangan Emosi
Ruangan kelas sekolah yang bersih dan nyaman sudah menjadi
ruang ekspresi peserta didik dengan baik. Guru mendorong peserta
didik yang belum bisa mengekspresikan diri dengan memberikan
video motivasi serta melakukan pendekatan terbimbing antar peserta
didik.
6) Perkembangan Sosial
Sekolah sudah membangun atmosfer yang mendukung peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan bersosialiasi, misalnya
melalui Masa Orientasi Siswa (MOS) dengan mengenalkan
lingkungan dan warga sekolah. Guru juga memberikan keterampilan
sosial peserta didik melalui kerja kelompok dan kegiatan proyek.
7) Perkembangan Moral/Spiritual
Nilai-nilai integritas dan spiritual sudah diterapkan dengan baik.
Sekolah memberikan dukungan dengan memfasilitasi kegiatan unuk
peserta didik. Selain itu, guru menanamkan nilai integritas dan
spiritual peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Hasil Observasi Modul Ajar/RPP


Hasil observasi rencana pelaksanaan pembelajaran yang
didapatkan dari guru pamong mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA
N 2 Semarang sudah terdapat tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Pada pelaksanaan proses
pembelajaran guru menggunakan kurikulum merdeka yang sudah
ditentukan oleh pemerintah dan menggunakan metode problem
based learning dan menggunakan metode tanya jawab, diskusi dan
bermain peran.
Modul ajar juga sudah mengandung materi yang cukup jelas,
sudah bebas dari unsur sara, pornografi, pornoaksi, dan provokasi.
Modul ajar yang dibuat juga sudah dilengkapi dengan kompetensi
dan kemampuan berpikir kritis. Modul ajar disusun secara runtut,
sistematis, sesuai dengan alokasi waktu, dalam Modul ajar sudah
mencakup pertanyaan pemantik yang mampu mendorong peserta
didik untuk berpikir kritis. Untuk Asesmen, sudah ada asesmen
diagnostik pada awal pembelajaran berdasarkan pengamatan
observasi kepada guru model.
Modul ajar belum tentu dapat diimplementasikan pada
lingkungan sekolah yang berbeda, karena disesuaikan dengan sarana
dan prasarana sekolah dan juga disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik. Modul ajar dapat mengakomodir siswa dengan
kebutuhan yang berbeda karena sudah ditargetkan untuk semua
siswa di kelas. Modul ajar belum memuat kearifan lokal daerah
setempat, hanya menampilkan implementasi materi secara
konteksual
Modul ajar sudah menggunakan bahasa dan istilah yang mudah
dipahami dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Modul ajar sudah
mencakup berbagai sumber yang memanfaatkan media konvensional
dan berbasis teknologi.

c. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas sudah dilaksanakan
dengan cukup baik. Namun, masih terdapat beberapa peserta didik
yang masih kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran dan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami materi yang
diberikan. Pada pelaksanaan prose pembelajaran sudah sesuai
dengan rencana yang terdapat dalam modul ajar.
Peserta didik yang kurang dapat memahami materi yang
diberikan ataupun yang kurang bersungguh-sungguh dalam kegiatan
pembelajaran diperngaruhi oleh berbagai hal, salah satunya yaitu
kurangnya minat belajar dan kurangnya rassa keingin tahua
mengenai materi yang diberikan. Solusinya guru sapat memberikan
ice breaking guna memberikan waktu supaya peserta didik tidak
jenuh ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu guru juga
dapat memberikan kemerdekaan kepada peserta didik untuk mencari
sumber belajar di internet. Usaha tersebut cukup berhasil karena
sebagian besar peserta didik aktif ketika guru melempar pertanyaan.
Untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran, guru biasanya akan melakukan
modifikasi RPP karena melihat situasi dan kondisi peserta didik saat
proses pembelajaran berlangsung.

d. Hasil Observasi Manajemen Sekolah


Berikut adalah hasil observasi manajemen sekolah:
1) Manajemen Kesiswaan
Kebutuhan peserta didik yang menjadi prioritas SMAN 2
Semarang adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pembelajaran
wajib seperti fasilitas pembelajaran, sarana dan prasarana dan lain-
lain. Satuan pendidikan sudah mengupayakan kebutuhan peserta
didik dengan baik, cepat, dan tanggap. Misalnya ada laporan
mengenai kerusakan lampu dan papan tulis, sekolah segera
melakukan tindakan dengan mengganti alat yang rusak sehingga
proses pembelajaran tidak terganggu. Dengan adanya pemenuhan
kebutuhan peserta didik, maka proses pembelajaran akan lebih
nyaman.
2) Manajemen Kurikulum
Dalam mengelola pembelajaran, SMAN 2 Semarang menggunakan
beberapa tahapan yaitu:
a) Menentukan jam mengajar guru dengan menggunakan struktur
kurikulum pemerintah terkait kapasitas mengajar atau jam
minimum guru untuk tiap mata pelajaran
b) Melihat kebutuhan guru terkait minimal jam mengajar juga
disesuaikan dengan jumlah jam efektif dan jumlah kelas yang ada
(di SMA N 2 Semarang terdapat 36 kelas dengan kelas X sebanyak
12 kelas, kelas XI sebanyak 12 kelas, dan Kelas XII sebanyak 12
kelas)
c) Waka Kurikulum menyampaikan kepada guru terkait jadwal
mengajar dan penyusunan perangkat pembelajaran mata pelajaran
Kurikulum yang digunakan di SMAN 2 Semarang ada dua, yaitu
Kurikulum Merdeka (KOSP/Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan) untuk kelas X dan XI dan Kurikulum 2013
(KTSP/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk kelas XII.
Terdapat 2 jenis monitoring di sekolah, yaitu untuk Guru dan
Kurikulum.
a) Monitoring untuk guru disebut supervisi yang dilakukan 2x dalam
satu tahun (smt 1 dan smt 2) bulan Maret dan Agustus. Monitoring
guru dilakukan untuk membantu dan memberi masukan kepada
guru dalam menyusun administrasi, pra-pembelajaran-pasca. Selain
supervisi terdapat PKG (Penilaian Kinerja Guru) yang dilakukan
pada Oktober-November untuk menilai kinerja guru sebagai syarat
kenaikan pangkat.
b) Monitoring Kurikulum dilakukan di akhir tahun ajaran ada
supervisi dan refleksi sebagai analisis konteks.
Setelah dilakukan analisis konteks dicari kekuatan dan kelemahan
program sekolah. Kekuatan tersebut akan dipertahankan dan
ditingkatkan. Kelemahan akan diperbaiki dengan membuat program
kerja seperti PHT (Penilaian Harian Terstruktur) dan workshop.
3) Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses penerimaan guru dilakukan sesuai penempatan dari
pemerintah sesuai SK. Bagian TU memiliki R 10 (form kebutuhan
guru) dimana pemerintah bisa melihat form tersebut. Apabila di
sekolah kekurangan guru maka pemerintah akan memindahkan guru
dari sekolah yang kelebihan guru ke sekolah yang kekurangan guru
(mutasi). Apabila belum ada keputusan dari pemerintah maka pihak
sekolah mengadakan seleksi guru (GTT).
Terdapat kegiatan khusus untuk membekali guru yang baru
mengajar seperti:
a) TU: menjelaskan administrasi
b) BOP: menjelaskan tentang gaji
c) Humas: menjelaskan tentang kebiasaan atau budaya dan etika di
sekolah.
d) Sarpras: mengatur ruangan guru
e) Terdapat beberapa kegiatan khusus untuk pengembangan
profesional guru yakni pelatihan PTK, artikel, jurnal, workshop dan
seminar
4) Manajemen Sarana & Prasarana
Wakil Kepala bagian sarana dan prasarana di SMA N 2 Semarang
adalah Bapak Mat Ibnu, M. Pd. Data sarana dan prasarana di SMA N 2
Semarang sesuai dengan ketentuan dari Permendikbud No. 24 tahun
2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah menengah.
Penggunaan sarana dan prasarana sudah efektif untuk mendukung
proses pembelajaran karena setiap kelas terdapat LCD-Proyektor,
WiFi, laboratorium, dan perpustakaan. Terdapat sarana dan prasarana
di sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembelajaran seperti taman, lapangan, joglo, green house dan aula.
5) Manajemen Anggaran
Bendahara di SMA N 2 Semarang terdiri tiga penangguang jawab,
yaitu Siti Mukaromah, S.Si. sebagai penanggung jawab BOS, Nesti
Noor Hayati, S.Pd. M.Pd. penanggung jawab BOP, dan Dwi Astuti,
S.Pd. penanggung jawab gaji. Sumber dana diperoleh dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional
Penyelenggaraan (BOP). Beasiswa yang ada di SMAN 2 Semarang
berupa beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sementara itu, kegiatan
yang belum mendapat anggaran menggunakan sistem swadana.
6) Manajemen Sistem Informasi
Dalam mendukung proses pembelajaran, dilaksanakan kerjasama
antara sekolah dengan perguruan tinggi, bimbingan belajar, dan
instansi-instansi tertentu. Kerjasama ini memberikan kesempatan
untuk berbagi ilmu dengan peserta didik. Misalnya dengan tryout,
anak-anak menjadi terlatih dalam mengerjakan soal yang disertai
dengan pembahasan sehingga peserta didik lebih paham. Kemudian
untuk data hasil tryout dari bimbel akan diserahkan kepada BK. Hasil
tryout yang diterima BK selanjutnya akan dibagikan kepada Guru.
Sehingga guru mendapatkan informasi bagaimana kualifikasi peserta
didik.
7) Manajemen Ketatalaksanaan
Dalam membantu sistem administrasi sekolah, staff tata usaha
(TU) telah didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai,
diantaranya ketersediaan komputer bagi setiap staff TU, kondisi ruang
TU yang nyaman dan bersih mendukung kinerja para staff. Dalam
melaksanakan kegiatan administrasi, bidang ketatausahaan di SMA N
2 Semarang terdiri atas 15 staff dengan pembagian tugas yang jelas
yakni subbidang administrasi dan non administrasi. Subbidang
administrasi terdiri atas administrasi persuratan, kepegawaian,
kesiswaan, dan pengolah data sekolah. Sementara untuk subbidang
nonadministrasi terdiri atas staff perpustakaan, keamanan, dan
kebersihan.
Moto yang dimiliki oleh bidang tata usaha SMA N 2 Semarang
adalah “Pelayanan Prima” yang diharapkan dapat membantu
memberikan pelayanan yang baik guna membantu tugas kepala
sekolah, guru, peserta didik, dan stakeholder pendidikan. Berkaitan
dengan pelayanan terhadap peserta didik, bidang administrasi
membantu dalam pembuatan surat tugas, surat keterangan, surat
rekombinasi untuk mengikuti pendaftaran, dan informasi lain
berkaitan dengan administrasi sekolah.

e. Hasil Observasi Lingkungan Belajar


Berikut adalah hasil observasi lingkungan belajar
1) Latar Belakang Sosial-Ekonomi Murid
Berdasarkan data, kondisi sosial-ekonomi peserta didik di SMA 2
Semarang secara umum dapat dikategorikan menengah atau
seimbang. Prinsip SMA 2 Semarang dalam menyikapi hal tersebut
adalah dengan mengedepankan persamaan/ kesetaraan.
Misalnya: Saat PPDB peserta didik yang lolos semua mendapat
hak yang sama meskipun selama proses masuknya itu melalui jalur
yang berbeda.
2) Kualitas Pembelajaran di Kelas
Sebagian besar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas
sudah mencakup indikator manajemen kelas, dukungan afektif,
pembelajaran interaktif dan penyesuaian cara mengajar dengan
tingkat kemampuan murid. Adanya aturan zonasi cukup menyulitkan
guru dalam mengkategorikan tingkat kemampuan peserta didik.
3) Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh Guru
Guru SMAN 2 Semarang sudah mengembangkan dirinya dengan
mengikuti berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi
mengajarnya.
4) Kepemimpinan Instruksional
Dalam melakukan penyusunan visi, misi, program dan kebijakan,
kepala satuan pendiidkan dibantu oleh beberapa staf untuk
meningkatkan kualitas sekolah. Kebijakan atau program yang
diambil harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan
karakteristik peserta didik.
5) Iklim Keamanan di Satuan Pendidikan
Terkait iklim keamanan disikapi sekolah dengan memaksimalkan
semua stake holder yang ada, mulai dari dipanggil BK, pemanggilan
Orang Tua, bahkan jika kasus masih berlanjut akan dilanjutkan oleh
kesiswaan dan terakhir adalah keputusan Kepala Sekolah. Adapun
cara meyakinkan supaya hal-hal negatif tersebut tidak terjadi adalah
dengan cara keterbukaan, artinya sekolah sudah menyampaikan
sedari awal terkait tindakan-tindakan yang melanggar tersebut dan
sanksinya, bahkan saat MPLS pun sudah disampaikan langsung.
Cara lainnya adalah dengan mengundang narasumber yang akan
memberi materi tentang pergaulan remaja.
6) Iklim Kebinekaan di Satuan Pendidikan
Terkait iklim kebinekaan di SMAN 2 Semarang secara umum
dapat disikapi dengan baik. Para peserta didik, tenaga pendidik dan
karyawan saling menghargai dan menghormati adanya keragaman
agama dan sosial budaya di lingkungan sekolah.
Contohnya: Peserta didik menyapa dan memberi salam ketika
bertemu dengan bapak dan Ibu guru. Peserta didik saling menjalin
pertemanan dengan bai kantar sesama peserta didik yang memiliki
perbedaan agama.
7) Iklim Kesetaraan Gender
Terkait iklim kesetaraan gender yang ada di lingkungan SMA 2
Semarang secara umum dapat disikapi dengan bijaksana.
Misalnya dalam pemilihan ketua OSIS SMA 2 Semarang terdapat
calon ketua OSIS yang bergender wanita. Selain itu, yang menjabat
sebagai wakil kepala sekolah juga ada yang bergender Wanita. Hal ini
membuktikan bahwa kesetaraan gender di SMA 2 Semarang sudah
baik dan tidak terjadi masalah.
8) Iklim Inklusivitas
Penerimaan peserta didik baru di SMA N 2 Semarang sesuai
dengan Undang-Undang Dasar yang ada di sekolah. Penerimaan
peserta didik cerdas istimewa bisa mendaftar melalui jalur prestasi
dengan kuota mencapai 30%.
9) Dukungan Orang Tua nan Murid Terhadap Program Satuan
Pendidikan
Orang tua dan murid sangat mendukung program pendidikan yang
disusun oleh sekolah. Baik yang bersifat akademik maupun non
akademik. Contohnya orang tua bersedia memberikan swadana untuk
mengikuti kegiatan lomba dan murid juga aktif mengikuti berbagai
program sekolah dengan sangat antusias.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi


Berikut adalah faktor penghambat dan pendukung pelaksanakan observasi
a. Faktor Pendukung:
Berikut adalah faktor pendukung:
1) Semua dewan Guru di SMA Negeri 2 Semarang memberi sambutan
yang baik dan mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa PPG,
2) Guru SMA Negeri 2 Semarang komunikatif dan kooperatif ketika
memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan mahasiswa,
3) Mahasiswa diberikan keleluasaan oleh pihak sekolah untuk
melakukan observasi.
4) Peserta didik aktif dan kooperatif ketika observasi.
b. Faktor Hambatan:
Berikut adalah faktor penghambat observasi:

1) Ketika observasi terkadang guru yang bertindak sebagai


narasumber belum bisa ditemui karena ada keperluan lain,
2) Waktu observasi yang singkat membuat informasi yang didapatkan
kurang maksimal.

2. Praktik Pembelajaran Terbimbing


Kegiatan mahasiswa PPL mengajar terbimbing dilaksanakan selama
1 minggu.Kegiatan ini dilakukan setelah masa observasi disekolah
berakhir. Kegiatan terbimbing diawali dengan peserta PPL bersama-sama
guru pamong mendiskusikan jadwal mengajar, penyusunan rencana
pembelajaran dan segala sesuatu yang harus praktikan lakukan selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya peserta PPL
PPG mulai melakukan pengajaran dikelas yang telah ditentukan, dengan
diamati secara langsung oleh guru pamong. Setelah proses pembelajaran
selesai guru pamong memberikan masukan dan saran serta apa-apa saja
yang perlu diperbaiki oleh praktikan pada pengajaran selanjutnya. Di
mana dalam praktik mengajar terbimbing saya memperoleh keterampilan
mengajar serta kesiapan diri dalam memasuki praktik mengajar mandiri.
Selama proses praktik mengajar terbimbing saya melakukan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based
Learning (PBL) yang dilakukan di kelas X-9, X-10, X-11, dan X-12.
Dalam proses pembelajaran terbimbing saya memunculkan masalah
berupa teks laporan hasil observasi dan peserta didik harus melakukan
proses diskusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam
pembelajaran saya melakukan kegiatan pengamatan untuk mengetahui
karakteristik peserta didik dan juga karakter kelas yang berbeda. Dengan
hal tersebut dapat digunakan dalam menentukan pendekatan dan juga
model pembelajaran selanjutnya.
Dengan adanya praktik pembelajaran terbimbing saya dapat
memahami karakteristik setiap peserta didik sehingga memudahkan
dalam menyusun pembelajaran selanjutnya. Dengan praktik ini juga
menambah keterampilan saya dalam menggunakan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CRT yaitu menghungkan pembelajaran dengan
kultur atau adat yang ada di sekitar peserta didik.

3. Praktik Mengajar Mandiri


Praktik mengajar mandiri dilaksanakan selama kurang lebih 5
siklus. Dalam praktik mengajar mandiri mahasiswa praktikan harus
mengajar secara mandiri tanpa bimbingan guru pamong. Selama proses
pembelajaran tak jarang ditemui kendala dan juga tantangan, berikut
adalah kendala dan juga permasalahan yang ditemui selama proses
praktik mengajar mandiri.
a. Tantangan praktik mengajar mandiri
Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran berdasarkan
hasil observasi adalah sebagai berikut:
1) Media dan model pembelajaran yang digunakan sama, sehingga
membuat peserta didik merasa bosan dengan kegiatan yang
sama,
2) Peserta didik kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik.
3) Dalam pembelajaran guru masih menggunakan media
pembelajaran yang konstektual.
Berikut adalah cara mengatasi permaslahan dalam pembelajaran
berdasarkan hasil observasi.
1) Pendidik harus mampu menggunaan metode pembelajaran yang
variatif sehingga peserta didik merasa tertarik dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Salah satunya adalah menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Base
Learning.
2) Pendidik harus dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan cara
memberikan ice breaking dalam proses pembelajaran.
3) Pendidik harus dapat menggunakan media pembelajaran berbasis
TPACK.
b. Kendala praktik mengajar terbimbing
Berikut adalah kendala yang dialami dalam mengajar terbimbing
sebagai upaya mengatasi permsalahan pembelajaran:
1) Dalam praktik pembelajaran terbimbing saya mengalami
kendala dalam mengelola kelas. Terdapat beberapa kelas yang
peserta didiknya aktif dan banyak bercanda sehingga saya
kesulitan dalam mengelola kelas. Ada juga kelas yang peserta
didiknya cenderung pendiam dan saya kesulitan untuk membuat
peserta didik aktif selama proses pembelajaran.
2) Kurang mampu memberikan apresiasi dan juga motivasi.
Selama kegiatan pembelajaran terlebih dalam kegiatan
presentasi saya merasa kesulitan dalam memberikan apresiasi
terhadap presentasi yang sudah disampaikan oleh peserta didik.
3) Peserta didik kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
d. Refleksi kemajuan keterampilan mengajar
Berikut perkembangan keterampilan mengajar yang dimiliki
selama praktik mengajar terbimbing:
1) Selama pelaksanaan pembelajaran dapat menghubungkan dengan
pembelajaran CRT, TPACK, dan pembelajaran berdiferensiasi.
2) Selama pelaksanaan pembelajaran, mahasiswa praktikan
mempunyai pengalaman dan juga menambah keterampilan dalam
penguasaan kelas.
3) Dalam proses pembelajaran menggunakan metode Problem based
learning dan Project Based Leanong dapat membuat siswa
menjadi aktif dan menjadi pusat dalam pembelajaran. Meskipun
terdapat siswa yang hanya diam dalam pembelajaran.
4) Selama proses pembelajaran lebih dapat memberikan motovasi
peserta didik dan juga menghilangkan kejenuhan dengan cara
memberikan ice breaking kepada peserta didi dan mengemas
pembelajaran menjadi lebih menarik.
5) Dari kegiatan praktik pembelajaran mandiri juga memfasilitasi
dalam melaksanakan PTK.
4. Kerangka Berpikir Hubungan KBM dengan PTK
Dalam melakukan kegiatan pembelajara perlu adanya kegiatan
observasi. Yang dapat diamati dalam kegiatan observasi adalah
karakteristik peserta didik yang berupa gaya belajar, minat, dan juga
bakat. Dengan adanya observasi tersebut sehingga dalam penyusunan
perangkat ajar dapat menyesuaikan hasil observasi tersebut. Sehingga
dengan penyusunan perangkat yang menyesuaikan dengan hasil belajar
dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan peserta
didik yang beragam. Solusi dari permasalahan yang ditemui selama
kegiatan observasi juga dapat diselesaikan dengan baik.
PTK atau Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan dalam
kegiatan KBM. Dengan adanya kegiatan observasi dapat dilihat
masalah apa saja yang ditemui di sebuah kelas, sehingga dapat
diberikan solusi dan juga rencana penyelesaian yang akan diterapkan
dalam kegiatan KBM. Dengan adanya kegiatan PTK yang dilakukan
pada saat kegiatan KBM diharapkan dapat menyelesaikan
permasalahan yang ditemui tersebut.

Tabel: Hubungan KBM dan PTK


TABEL HUBUNGAN

KBM

HASIL SOLUSI DAN


PERENCANAAN
OBSERVASI HARAPAN

PTK
BAB III
PENTUP

A. Simpulan
Sebagai bagian akhir dari laporan observasi, beberapa kesimpulan
yang dapat disimpulkan dari berbagai informasi yang telah diperoleh yakni
PPL yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil observasi karakteristik peserta didik di SMA Negeri
2 Semarang bahwa peserta didik merupakan generasi milenial yang
telah mengadaptasi teknologi dan informasi digital dalam proses
pembelajaran maupun kehidupan sehari-harinya.
2. Gaya belajar peserta didik di SMA Negeri 2 Semarang memiliki
keberagaman seperti audiotory, visual, audio-visual serta kinestetik,
namun dalam implementasinya integrasi gaya belajar tersebut juga
dipengaruhi oleh penggunaan teknologi seperti smartphone.
3. Fasilitas sarana dan prasarana di SMA N 2 Semarang sudah
mendukung proses pembelajaran. Terlihat dari tersedianya proyektor di
setiap kelas dan juga ruangan kelas yang disertai dengan AC, musala,
aula, kantin, koperasi, perpustakaan, taman, joglo, dan juga ruang
ekstra kulikuler yang dapat menjadi pendukung proses kreatifitas
peserta didik.
4. Penerapan profil pelajar pancasila sudah diterapkan oleh peserta didi,
mulai dari kebiasaan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi dan
juga kebiasaan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.
5. Lingkungan sekolah memberikan support yang baik pada penerapan
strategi pembelajaran di SMA Negeri 2 Semarang lewat program
zonasi yang diadakan oleh pemerintah sehingga pemerataan
pendidikan di lingkungan sekolah tidak menunjukan adanya
kesenjangan sosial diantara peserta didik. Bimbingan, saran dan kritik
positif yang membangun diberikan oleh guru pamong menjadi
masukan berharga dan berguna dalam memperbaiki diri pada
pelaksanaan proses pembelajaran praktik pengalaman lapangan.
Dengan demikian Praktik Pengalaman Lapangan I dan II yang telah
dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk implementasi dari proses
pembelajaran di kampus, lewat Praktik Pengalaman Lapangan I dan II
mahasiswa dapat memperoleh ilmu wawasan dan pengetahuan di lapangan
sekolah secara nyata sebagai bekal mengajar di sekolah penempatan.

B. Rencana Tindak Lanjut


Rencana dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh mahasiswa,
khususnya dalam fisika, adalah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
berdasarkan kurikulum individual yang disesuaikan dengan gaya belajar
siswa, kemudian mengintegrasikan proses pembelajaran dengan teknologi
pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi abad ke-21 sehingga
dapat memberikan siswa makna yang bermakna. pengalaman belajar. Selain
kegiatan pembelajaran, saya dan guru akan aktif membahas kendala dalam
proses pembelajaran, sehingga kami dapat memperoleh berbagai
pengetahuan terkait pemecahan masalah di kelas dari sudut pandang atau
perspektif profesional. Sebagai guru profesional, ikut serta aktif dalam
kegiatan manajemen sekolah juga menjadi poin penting untuk mendukung
profesi pendidikan.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Observasi PPL 1
FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Nama Mahasiswa PPG : Nur Kasanah
Kelas Sasaran Observasi : XI-MIPA-5
Untuk Siklus Pembelajaran : Terbimbing
*Aspek sesuai dengan kebutuhan

Tgl. Aspek yang diobservasi* Hasil observasi

09/0 Budaya sekolah Hasil observasi:


1/23 1. Apakah suasana 1. Suasana sekolah mendukung untuk
sekolah mendukung melakukan proses pembelajaran karena
pembelajaran dan a. Ruang kelas bersih, sirkulasi udara
interaksi yang optimal? bagus, ruang kelas ber-AC dan peserta
2. Secara umum, apakah didik juga aktif.
profil pelajar Pancasila b. Sekolah memiliki perpustakaan yang
dihidupkan dalam dilengkapi dengan AC, buku
sekolah? penunjang dan juga meja serta kursi.
c. Sekolah memfasilitasi ruang-ruang
OSIS, pramuka, maupun
ekstrakurikuler lain sebagai sarana
dalam pembelajaran berorganisasi.
d. Sekolah mempunyai 4 taman
dilengkapi dengan 4 kursi dan 1 meja
sehingga anak dapat dengan nyaman
melakukan diskusi di luar lingkungan
kelas.
e. Sekolah juga mempunyai pendopo,
aula, dan musala.
2. Iya, peserta didik berdoa sebelum
memulai pembelajaran, aktif bertanya
ketika melakukan proses pembelajaran,
saling membantu ketika melakukan tugas
kelompok. Peserta didik-siswi secara
mandiri melakukan persiapan kegiatan
(mulai dari memberikan pengumuman
hingga pelaksanaan) peringatan hari besar,
pramuka, maupun kegiatan lainnya dan
saling membantu dalam kelompok
organisasi tersebut

Interpretasi:
Suasana kelas dan karakteristik peserta didik
terbentuk dengan baik sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan baik.

09/0 Budaya kelas Hasil observasi:


1/23 1. Bagaimana guru dan 1. Guru berdiskusi dengan peserta didik
peserta didik untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan
melakukan kesepakatan di kelas, seperti tetap mengenakan masker
kelas? ketika belajar, memakai seragam lengkap
2. Bagaimana guru ketika pergi ke sekolah, tetap boleh
menekankan nilai-nilai bermain gadget di kelas asal digunakan
profil pelajar Pancasila untuk mencari hal-hal yang berkaitan
kepada peserta didik, dengan materi.
2. Guru menyisipkan nilai-nilai karakter
pelajar Pancasila dalam pembuatan
rencana pembelajaran (rpp) dan
diimplementasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Seperti:
a. Mengawali pembelajaran dengan
membaca doa,
b. Membuat peserta didik aktif maju ke
depan membacakan hasil analisis, dan
c. Selalu mengingatkan untuk bekerja
sama dalam kelompok.

Interpretasi:
Kesepakatan kelas sudah disepakati bersama,
hanya saja beberapa peserta didik melanggar
kesepakatan yang telah dibuat seperti
memainkan gawai untuk hal-hal di luar
materi. Budaya kelas di SMAN 2 Semarang
juga sudah menerapkan nilai-nilai profil
pelajar Pancasila dengan baik.

09/0 Keterlibatan peserta Hasil observasi:


1/22 didik 1. Ya, peserta didik terlibat aktif selama
1. Apakah peserta didik pembelajaran berlangsung. Ketaktifan
terlibat aktif selama peserta didik selama pembelajaran dapat
pembelajaran dilihat melalui diskusi, menjawab
berlangsung? Dalam pertanyaan yang diajukan guru, dan juga
bentuk apa saja memberikan tanggapan ataupun saran
keterlibatan peserta kepada teman yang presentasi.
didik dalam 2. Guru memotivasi dengan memberikan
pembelajaran ini? apersepsi dan pertanyaan pemantik.
2. Jika iya, bagaimana 3. Peserta didik termotivasi dalam
guru memotivasi pembelajaran.
peserta didik untuk 4. Ya, peserta didik antusias dalam proses
terlibat dalam pembelajaran terutama saat kegiatan
pembelajaran? tanya-jawab dan juga praktik seperti
3. Jika tidak, mengapa praktik drama.
peserta didik tidak 5. Ya, peserta didik aktif dan atusias dalam
termotivasi dalam menjawab pertanyaan pemantik yang
pembelajaran? diberikan oleh guru.
4. Apakah Anda
Interpretasi:
menangkap antusiasme
Antusiasme peserta didik dalam mengikuti
belajar dari para
proses pembelajaran sangat bagus. Hanya saja
peserta didik?
terdapat beberapa peserta didik yang
5. Apakah peserta didik
cenderung diam, serta beberapa peserta didik
aktif merespon
juga mal-malu untuk mengungkapkan
pertanyaan guru
gagasannya. Sehingga guru harus menunjuk
selama pembelajaran
peserta didik yang kurang tersebut untuk
berlangsung? Jelaskan
menjadi aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung.

09/0 Identifikasi kesiapan Hasil observasi:


1/23 peserta didik 1. Ya, guru mengamati kesiapan peserta
1. Apakah di awal didik dengan melakukan review materi
pembelajaran guru pada pembelajaran sebelumnya.
mengamati atau 2. Guru memberikan sebuah pertanyaan
mengecek kesiapan pemantik tentang teks yang akan
peserta didik? Baik dipelajari, supaya peserta didik yang lupa
secara kondisi maupun bisa mengingatnya kembali
secara materi yang akan 3. Guru memfasilitasi peserta didik dalam
diajarkan proses pembelajaran dengan cara
2. Apa yang dilakukan berkeliling untuk mengetahui proses
oleh guru saat diskusi peserta didik serta melakukan
mengetahui bahwa asesmen sebagai salah satu cara untuk
kompetensi awal mengetahui apakah tujuan pembelajaran
peserta didik beragam? sudah tercapai atau belum.
3. Bagaimana guru
Interpretasi:
mendampingi setiap
Sebagain besar peserta didik sudah siap untuk
peserta didik agar memulai pembelajaran dan sudah siap untuk
mencapai tujuan menerima materi baru. Guru juga
pembelajaran? memfasilitasi peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.

09/0 Perkembangan emosi Hasil observasi:


1/23 1. Sejauh mana kelas dan 1. Kelas di SMAN 2 Semarang sudah bersih
ruang pembelajaran dan nyaman serta memiliki fasilitas yang
lainnya menjadi ruang lengkap untuk mendukung peserta didik
ekspresi diri yang sehat dalam mengekspresikan diri dan menggali
untuk peserta didik? potensinya. Ruang kelas juga menjadi
2. Bagaimana guru ruang ekspresi di mana peserta didik dapat
merespons peserta didik mengekspresikan perasaannnya dalam
yang belum bisa memeragakan karakter yang terdapat
mengekspresikan diri dalam drama.
dengan tepat? 2. Guru mendorong peserta didik yang belum
bisa mengekspresikan diri dengan
memberikan motivasi serta melakukan
pendekatan terbimbing antar peserta didik.

Interpretasi:
Sekolah sudah mendukung perkembangan
emosi peserta didik melalui fasilitas, sarana
dan prasarana yang baik untuk proses
pembelajaran. Guru juga memfasilitasi
perkembangan emosi peserta didik selama
proses pembelajaran.

09/0 Perkembangan sosial Hasil observasi:


1/23 1. Secara umum, 1. SMAN 2 Semarang sudah membangun
bagaimana guru atmosfer yang mendukung peserta didik
membangun atmosfer untuk mengembangkan kemampuan
yang mendukung bersosialiasi, misalnya melalui kegiatan
peserta didik untuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
mengembangkan (MPLS). Melalui kegiatan ini peserta
kemampuan didik dikenalkan mengenai lingkungan
bersosialisasi? sekolah, kakak kelas, guru, budaya
misalnya peka sekolah, lingkungan sekolah dan juga
terhadap situasi sekitar, organisasi di sekolah. Selain kegiatan
berempati, saling tersebut sekolah juga menyediakan
menghargai, serta organisasi-organisasi yang dapat
berinteraksi dan membantu peserta didik untuk membantu
berkomunikasi? mengembangkan kemampuan
2. Bagaimana guru bersosialisasi.
memfasilitasi peserta 2. Guru sudah memfasilitasi keterampilan
didik dalam sosial peserta didik dalam kegiatan belajar
mengembangkan melalui kerja kelompok dan proyek
keterampilan sosial bersama. Kegiatan presentasi juga
peserta didik dalam membangun keterampilan untuk berbiara
kegiatan belajar di depan banyak orang. Kegiatan
(contoh, kerja ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan
kelompok, bakat peserta didik juga menambah
mengerjakan proyek keterampilan social antarkelas, kakak
bersama)? kelas, dan guru. Selain itu, SMAN 2
Semarang juga memfasiltasi kegiatan
pemilihan ketua MPK dan OSIS.

Interpretasi:
SMAN 2 Semarang sudah mendukung peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan
bersosialisasi dengan memfasiliti kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat bagi peserta didik.
09/0 Perkembangan Hasil observasi:
1/23 moral/spiritual Guru SMAN 2 Semarang sudah melakukan
Apa saja yang dilakukan proses pembelajaran untuk mengembangkan
guru dalam membangun nili-nilai intergritas dan juga spiritual peserta
nilai-nilai integritas dan didik dengan membiasakan peserta didik
spiritual peserta didik? untuk berdoa sebelum ataupun sesudah proses
pembelajaran.

Interpretasi:
Guru SMAN 2 Semarang menanamkan nilai-
nilai integritas dan spiritual peserta didik
dalam proses pembelajaran. Disamping itu,
guru BK juga memberikan layanan guna
meningkatkan nilai-nilai integritas dan
kemampuan peserta didik.

Kesimpulan:
Proses belajar-mengajar di kelas sudah berjalan sangat bagus, seperti terjalin
kerja sama yang bagus antarpeserta didik, lingkungan belajar yang nyaman, dan
penanaman profil pelajar pancasila oleh guru yang cukup bisa diterapkan oleh
peserta didik. Guru juga sangat bagus dalam memancing peserta didik untuk
mengekspresikan dirinya sehingga peserta didik juga aktif dalam mengeksplorasi
materi.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong


Dr. Ngatmini, M.Pd. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.
NIP. 1964071219911220001 NIP. 196811232008012004
Lampiran 2
FORMAT LEMBAR OBSERVASI Modul Ajar/RPP*
Nama Mahasiswa PPG : Nur Kasanah
Kelas Sasaran Observasi : XI-MIPA-5
Untuk Siklus Pembelajaran : Terbimbing

Penyusun Modul Ajar/RPP : Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI-MIPA-5
Capaiaan Pelajaran KD : Teks Drama
Modul ajar atau RPP yang disusun oleh Guru Pamong.

Prinsip Aspek Observasi Catatan

Kelengkapa Apakah sudah ada tujuan Ya, dalam RPP sudah terdapat
n pembelajaran, langkah-langkah tujuan pembelajaran, langkah-
komponen pembelajaran, dan asesmen langkah pembelajaran dan
minimum pembelajaran yang jelas? asesmen penilaian yang jelas.

Esensial Kejelasan perumusan tujuan Tujuan pembelajaran sudah


dan pembelajaran memenuhi kriteria memenuhi kriteria SMART
bermakna SMART (Specific, Measurable, (Specific, Measurable,
Achievable, Relevant, dan Achievable, Relevant, dan
Time) (tidak menimbulkan Time) dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan penafsiran ganda serta
mengandung perilaku hasil mengandung perilaku hasil
belajar) belajar.
Tujuan Tujuan
1. Apakah modul ajar/RPP 1. RPP sudah memuat tujuan
memuat tujuan pembelajaran pembelajaran dan sudah
yang sesuai selaras dengan sesuai dengan Kompetensi
CP yang dituju? Dasar (KD)
2. Apakah konsep utama yang 2. Konsep utama yang
akan dipelajari, pengetahuan diberikan sudah jelas, dalam
inti, keterampilan, dan sikap RPP terdapat konsep utama,
yang akan dipelajari tertera pengetahuan inti mengenai
secara jelas? Fluida Dinamis serta

3. Apakah konten yang mencakup keterampilan dan

dipelajari sudah bebas dari sikap yang akan dipelajari.

muatan SARA pornografi, 3. Ya, RPP sudah bebas dari


pornoaksi, dan provokasi. muatan SARA, pronografi,
pornoaksi dan provokasi.
4. Apakah terdapat pertanyaan
4. Dalam RPP terdapat
bermakna dan pertanyaan
pertanyaan bermakna dan
pemantik yang menyasar
pertanyaan pemantik.
konsep inti?

Kegiatan
Kegiatan
1. Ya, alur kegiatan dalam RPP
1. Apakah alur kegiatan
disusun secara runtut,
disusun secara runtut,
sistematis, sesuai dengan
sistematis, sesuai dengan
alokasi waktu
alokasi waktu?
2. Ya, karena dalam RPP sudah
2. Apakah rangkaian kegiatan
mencakup pertanyaan
berorientasi pada penguatan
pemantik yang mampu
kompetensi dan kemampuan
mendorong peserta didik
berpikir area tinggi?
untuk berpikir kritis
3. Apakah modul ajar/RPP
3. Ya, dalam RPP sudah
menyertakan berbagai
mencakup kegiatan remidiasi
kegiatan (termasuk remedial
dan pengayaan
dan pengayaan) yang
Asesmen
berpusat pada siswa/
1. Belum ada asesmen
menjadikan siswa peserta
diagnostik pada awal
aktif?
Asesmen pembelajaran
1. Apakah ada asesmen awal 2. Ya, asesmen yang dibuat
pembelajaran beserta cara sesuai dengan Tujuan
penilaiannya untuk Pembelajaran
mengecek kesiapan siswa? 3. Ya, asesmen yang dibuat
2. Apakah asesmen yang mengacu pada Taksonomi
termuat secara jelas Bloom sehingga mencakup
mengukur ketercapaian seluruh kompetensi siswa
Tujuan Pembelajaran? 4. Belum ada, RPP hanya
3. Apakah bentuk asesmen menampilkan asesmen
memberikan umpan balik penilaian
pada proses belajar siswa?
4. Apakah kriteria untuk
mengukur ketercapaian
Tujuan Pembelajaran tertera
secara jelas?

Berkesinam 1. Apakah urutan pembelajaran 1. Ya, urutan pembelajaran


- Bungan sistematis dan logis? dalam RPP sudah sistematis
2. Apakah terdapat pertanyaan dan logis
kunci yang membantu guru 2. Ada, dalam RPP memuat
dan siswa untuk kegiatan refleksi
merefleksikan kegiatan 3. Ya, asesmen yang dibuat
pembelajaran di kelas? sudah selaras dengan
3. Apakah asesmen yang kegiatan pembelajaran
tertera di modul ajar/RPP
selaras dengan kegiatan
pembelajaran?

Kontekstual 1. Apakah modul ajar/RPP 1. Belum tentu, karena


memuat alternatif kegiatan pelaksanaan RPP
untuk diimplementasikan disesuaikan dengan sarana
pada lingkungan sekolah dan prasarana sekolah dan
yang berbeda? disesuaikan dengan
2. Apakah modul ajar/RPP karakteristik peserta didik
dapat mengakomodir siswa yang terdapat di sekolah
dengan kebutuhan yang SMA N 2 Semarang.
berbeda? 2. Ya, karena RPP ditargetkan
3. Apakah modul ajar/RPP untuk semua siswa di kelas
memuat kearifan lokal 3. Belum ada karena RPP
daerah setempat? hanya menampilkan
implementasi materi secara
konteksual dan belum
dikaitkan dengan kearifan
lokal setempat.

Sederhana 1. Apakah modul ajar/RPP 1. Ya, RPP sudah


menggunakan bahasa yang menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami? jelas dan mudah dipahami
2. Apakah bahasa/istilah yang 2. Ya, RPP sudah
digunakan mudah dipahami? menggunakan bahasa dan
istilah yang mudah dipahami
dan tidak menimbulkan
tafsir ganda.

Komponen 1. Apakah pemilihan 1. Ya, RPP sudah mencakup


pendukung sumber/media pembelajaran berbagai sumber yang
sesuai dengan tujuan, materi, memanfaatkan media
dan karakteristik peserta konvensional dan berbasis
didik? teknologi
2. Apakah ada kegiatan 2. Ada, dalam RPP terdapat
remedial atau pengayaan? kegiatan remedial atau
3. Apakah ada daftar pustaka? pengayaan
3. Ada, RPP sudah memuat
daftar pustaka dari berbagai
sumber

Kesimpulan:
RPP yang dibuat oleh guru pamong sudah sangat baik, hanya perlu ditambahkan
beberapa kompenen yang belum tersedia seperti keterkaitan dengan kearifan local.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Dr. Ngatmini, M.Pd. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 1964071219911220001 NIP. 196811232008012004
Lampiran 3
FORMAT LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(untuk Mahasiswa, DPL, DP sebagai Observer pada Kegiatan Lesson
Study)
Mata Pelajaran/Topik : Bahasa Indonesia
Sekolah/ Kelas : SMAN 2 Semarang / XI-MIPA-5
Nama Guru Model : Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.
Kompetensi Dasar : 3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak,
dan konflik dalam drama yang dibaca atau
ditonton
4.18 Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama
yang dibaca atau ditonton secara lisan

Hal yang diobservasi Hasil Observasi Bila Anda adalah guru di


(tuliskan apa yang terjadi kelas tersebut, hal apa
dan alasannya) yang akan Anda lakukan
berbeda?

Apakah semua peserta Belum semua peserta didik Terus memberikan motivasi
didik benar-benar telah mengikuti pembelajaran pada peserta didik dengan
belajar tentang topik dengan sungguh-sungguh. menggunakan metode
pembelajaran hari ini? Proses belajar peserta didik pembelajaran yang lebih
Bagaimana proses sesuai dengan RPP yang menarik
mereka belajar? telah direncanakan.

Peserta didik mana yang Beberapa peserta didik Memberinya pengertian


tidak dapat mengikut yang izin tidak mengikuti secara halus bahwa ketika
kegiatan pembelajaran pembelajaran karena ada guru sedang menerangkan
pada hari ini? kegiatan lain di luar kelas. atau ada orang lain yang
Selain itu, ada peserta sedang berbicara, kita harus
didik yang mengantuk dan menghirmatinya, siapa pun
tertidur di kelas itu

Mengapa peserta didik Karena kurang fokus Guru menyisipi games yang
tersebut tidak dapat mengikuti proses menarik dalam proses
belajar dengan baik? pembelajaran. Solusinya pembelajaran guna
Menurut Anda apa guru dapat memberikan menghilangkan kejenuhan
penyebabnya dan ice breaking di tengah- pada saat proses
bagaimana alternatif tengah proses pembelajaran.
solusinya? pembelajaran

Bagaimana usaha guru Guru menampilkan video Guru membentuk kelompok


model dalam mendorong yang menarik terakait diskusi agar terjadi
peserta didik yang tidak dengan materi yang kolaborasi yang interaktif
aktif untuk belajar? disampaikan.
Apakah usaha tersebut Usaha tersebut cukup
berhasil? berhasil karena sebagian
besar peserta didik
memperhatikan video yang
ditampilkan dan peserta
didik aktif mengajukan
pertanyaan terkait video
tersebut

Apakah pembelajaran Cukup efektif, karena Guru melakukan evaluasi


berjalan dengan efektif? sebagian besar peserta pembelajaran setiap
(Semua kegiatan yang didik aktif mengajukan pertemuan untuk
diberikan bermakna pertanyaan dan menentukan tindak lanjut
untuk peserta didik, menanggapi pendapat kedepannya
semua peserta didik antarteman dalam proses
terlibat aktif dan tidak pembelajaran.
ada yang idle)
Bagaimana usaha guru Guru memfasilitasi Guru memberikan
membantu peserta didik kegiatan remedial bagi penguatan materi sebelum
yang mengalami peserta didik yang melakukan kegiatan
kesulitan dalam mengalami kesulitas dalam remidiasi
mencapai tujuan mencapai tujuan
pembelajaran? pembelajaran

Bagaimana usaha guru Guru memfasilitasi Guru menyarankan peserta


dalam memfasilitasi kegiatan pengayaan untuk didik untuk mengikuti
peserta didik yang lebih peserta didikyang lebih berbagai lomba akademik
cepat dari rata-rata kelas cepat dari rata-rata kelas maupun non akademik
dalam mencapai tujuan dalam mencapai tujuan
pembelajaran? pembelajaran

Apakah guru melakukan Ya, guru melakukan Guru akan melakukan


modifikasi dari modul modifikasi RPP karena modifikasi mengikuti
ajar/RPP? Apakah melihat situasi dan kondisi tuntutan zaman dan
modifikasi tersebut peserta didik saat proses teknologi disesuaikan
merupakan keputusan pembelajaran berlangsung. dengan kebutuhan peserta
guru untuk merespons Ya, modifikasi yang didik.
situasi kelas dan peserta dilakukan merupakan
didik? keputusan guru sesuai
situasi kelas dan peserta
didik

Pelajaran berharga apa yang Anda dapatkan dari pengamatan ini?


Pembelajaran berharga yang dapat saya dapatkan dari kegiatan pengamatan ini
adalah guru harus menyiapkan metode pembelajaran yang menarik dan
melakukan evaluasi sebagai tindak lanjut kedepannya sehingga guru harus terus
belajar dan membuat proses pembelajaran yang menarik dan efesien.
Kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran sudah baik dengan peserta didik yang aktif, namun
perlu diperbaiki kembali agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana secara
optimal.
Catatan lain:
Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain difokuskan pada
interaksi antar peserta didik dalam satu kelompok, interaksi peserta didik antar
kelompok, interaksi peserta didik – guru, interaksi peserta didik – media/ sumber
belajar, serta interaksi peserta didik – lingkungan.
Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Dr. Ngatmini, M.Pd. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 1964071219911220001 NIP. 196811232008012004
Lampiran 4
LEMBAR WAWANCARA
MANAJEMEN SEKOLAH

Nama Mahasiswa : Nur Kasanah


NIM : 2253A41212
Prodi/Bidang Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah PPL : SMA N 2 Semarang

Mahasiswa dapat mewawancara kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan


bidang kurikulum, atau guru yang terlibat dalam manajemen sekolah. Di tiap
sasaran digali informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang
dirancang, pelaksanaan kebijakan dan program, dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan tindak lanjut. Dikaji juga faktor lingkungan yang mendukung dan
menghambat pelaksanaan kebijakan atau program.

Tgl Sasaran Observasi*) Hasil Observasi


10/01/ Manajemen Hasil Observasi
23 Kesiswaan 1. Kebutuhan berkaitan dengan alat yang
1. Apa saja kebutuhan digunakan daalam pembelajaran siswa,
siswa yang menjadi seperti:
prioritas sekolah? a. Bidang Olahraga: Alat yang sesuai
2. Apa yang sudah materi olahraga yaitu bola voli, bola
diupayakan satuan basket, stik baseball, raket, sarung
pendidikan untuk tangan baseball , bola rotan takraw,
memenuhi samsak tinju, pakaian gulat
kebutuhan tersebut b. Agama: Praktik ibadah haji atau
3. Bagaimana umroh memakai baju ikhram
kebutuhan siswa ini c. Per jurusan
tercermin dalam 1) Matematika: Alat-alat yang
analisis terkait pembelajaran seperti
karakteristik satuan dimensi 3 (Kerangka balok,
pendidikan? kubus, prisma, limas, tabung,
4. Bagaimana kerucut, bola, dll), penggaris
kebutuhan peserta berbagai jenis ( lurus, segitiga,
didik ini tercermin setengah lingkaran, sudut)
dalam tujuan satuan 2) Fisika: Alat-alat yang terkait
pendidikan? pembelajaran dan praktikum
3) Kimia: Alat-alat yang terkait
pembelajaran dan praktikum
4) Biologi: Alat-alat yang terkait
pembelajaran dan praktikum
d. Perlengkapan ekstra kurikuler
2. Untuk mengupayakan:
a. Sekolah merekap kebutuhan
b. Mengumpulkan usulan dari bapak
ibu guru
c. Evaluasi yang menjadi kebutuhan
mendesak
d. sekolah mengupayakan /
merealisasikan
3. Kebutuhan yang dibutuhkan siswa akan
mendukung yang akan menjadi hobi
anak-anak, misalnya ekxtrakulikuler
dance, cheerleader, tidak hanya butuh
tempat saja untuk latihan. Karena ketika
latihan cheerleader membahayakan
siswa upaya sekolah menyediakan
matras untuk menanggulangi apabila ada
siswa yang jatuh agar tidak
membahayakan.
4. Menyiapkan peserta didik dengan
teknis-teknis tertentu yang mengarah ke
tujuan satuan pendidikan yaitu ada
pelatihan-pelatihan untuk guru dan
peserta didik dan pembekalan supaya
mengarah ke tujuan satuan pendidikan.
Setiap sebelum terjun ke peserta didik
ada pembekalan sehingga yang
disampaikan dapat mendukung dan
membawa anak kearah tujuan satuan
pendidikan. Pelatihan ini untuk siswa
dan guru dan lainnya dengan
menghadirkan nasumber ahli
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam pelaksanaan manajemen kesiswaann
di SMA N 2 Semarang sudah berjalan
dengan baik dengan mengutamakan
kebutuhan siswa yang menjadi priotitas
sekolah. Dan tercermin dalam tujuan satuan
Pendidikan
10/01/ Manajemen Hasil Observasi
23 Kurikulum 1. Sekolah mengadopsi kerangka
1. Bagaimana satuan kurikulum dari pemerintah 2 jenis.
pendidikan Yakni IKM untuk kelas X dan Kurtilas
mengelola untuk kelas XI dan XII. Kurikulum
pembelajarannya? Merdeka memiliki dokumen 1 (KUSP),
2. Bagaimana proses dokumen 2 (ATP), dan dokumen 3
perencanaan dan (MA). Sedangkan Kurtilas dokumen 1
desain kurikulum? (KTSP), dokumen 2 (Silabus), dan
3. Seberapa jauh/rutin dokumen 3 (RPP).
sekolah melakukan 2. Proses perencanaan dan desain
monitoring terhadap kurikulum dilakukan setelah pembuatan
pelaksanaan jadwal dan SK guru turun, kemudian
kurikulum? pembelajaran guur membuat perangkat
4. Seberapa jauh ajar sebagai dasar pembelajaran.
penggunaan data 3. Terdapat 2 jenis monitoring di sekolah,
dalam proses yaitu untuk Guru dan Kurikulum.
refleksi kurikulum? a. Monitoring untuk guru disebut
supervisi yang dilakukan 2x dalam
satu tahun (smt 1 dan smt 2) bulan
Maret dan Agustus. Monitoring
guru dilakukan untuk membantu
dan memberi masukan kepada guru
dalam menyusun administrasi, pra-
pembelajaran-pasca. Selain
supervisi terdapat PKG (Penilaian
Kinerja Guru) yang dilakukan pada
Oktober-November untuk menilai
kinerja guru sebagai syarat
kenaikan pangkat.
b. Monitoring Kurikulum dilakukan di
akhir tahun ajaran ada supervisi dan
refleksi sebagai analisis konteks.
4. Setelah dilakukan analisis konteks dicari
kekuatan dan kelemahan program
sekolah. Kekuatan tersebut akan
dipertahankan dan ditingkatkan.
Kelemahan akan diperbaiki dengan
membuat program kerja seperti PHT
(Penilaian Harian Terstruktur) dan
workshop.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam pelaksanan kurikulum di sekolah
SMA N 2 Semarang sudah berjalan sesuai
dengan peraturan pemerintah. Di mana pada
kelas X menggunakan IKM dan kelas XI-
XII menggunakan kurikulum 2013. Dalam
pelaksanaan kurikulum juga sudah sesuai
dengan peraturan pemerintah, seperti
perencanaan penyusunan kurikulum dan
juga monitoring pelaksanaan kurikulum
sudah dilaksanakan di sekolah SMA N 2
Semarang
10/01/ Manajemen Sumber Hasil Observasi
23 Daya Manusia 1. Proses penerimaan guru dilakukan
1. Bagaimana proses sesuai penempatan dari pemerintah
penerimaan guru sesuai SK. Bagian TU memiliki R 10
dalam satuan (form kebutuhan guru) dimana
pendidikan? pemerintah bisa melihat form tersebut.
2. Apakah ada Apabila di sekolah kekurangan guru
kegiatan khusus maka pemerintah akan memindahkan
untuk membekali guru dari sekolah yang kelebihan guru
guru yang baru ke sekolah yang kekurangan guru
mengajar? (mutasi). Apabila belum ada keputusan
3. Apakah ada dari pemerintah maka pihak sekolah
kegiatan khusus mengadakan seleksi guru (GTT).
untuk 2. Terdapat kegiatan khusus untuk
pengembangan membekali guru yang baru mengajar
profesional guru? seperti:
a. TU: menjelaskan administrasi
b. BOP: menjelaskan tentang gaji
c. Humas: menjelaskan tentang
kebiasaan atau budaya dan etika di
sekolah.
d. Sarpras: mengatur ruangan guru
e. Terdapat beberapa kegiatan khusus
untuk pengembangan profesional
guru yakni pelatihan PTK, artikel,
jurnal, workshop dan seminar.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam manajemen sumber daya manusia
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
pemerintah. Di mana sekolah tidak langung
melaksanakan perekrutan guru jika
kekurangan guru akan tetapi menunggu dari
pihak pemerintah. Dan juga terdapat
kegiatan khusus untuk membekali guru
yang baru mengajar dan juga kegiatan untuk
pengembangan profesional guru seperti
pelatihan dan juga workshop.
10/01/ Manajemen sarana & Hasil Observasi
23 prasarana 1. Menggunakan asas SWOT:
1. Apa saja data yang a. Strength: Lokasi SMA Negeri 2
digunakan untuk Semarang yang memiliki rute
perencanaan sarana menuju ke sekolah yang cukup lebar
dan prasarana? sehingga mobilitas peserta didik dan
2. Apakah penggunaan guru tidak terhambat; dan area SMA
sarana dan Negeri 2 Semarang yang luas dapat
prasarana sudah memuat berbagai fasilitas yang
efektif untuk menunjang proses pendidikan,
mendukung proses seperti 42 ruang kelas, lapangan
pembelajaran? voli, lapangan basket, lapangan
3. Apakah ada sarana futsal dan upacara, aula, 2 lab
dan prasarana di computer, 1 lab bahasa, lab kimia,
sekitar sekolah yang lab biologi, lab fisika, mushola,
dapat dimanfaatkan perpustakaan, dan balai/joglo.
untuk mendukung b. Weakness: Anggaran yang disiapkan
pembelajaran? untuk perawatan dan penggantian
sarana dan prasarana belum
memadahi, sehingga perawatannya
kurang maksimal. Proses
administrasi untuk penambahan,
penggantian, atau pelaporan
kerusakan sarana dan prasarana yang
rumit, membuat pihak sekolah
kesulitan karena harus melalui
sistem.
c. Opportunity: Area kosong dan
terbengkalai yang butuh renovasi,
seperti gedung perpustakaan yang
ingin dialih-fungsikan menjadi
gedung baru.
d. Threat: SMA Negeri 2 Semarang
dikelilingi oleh pohon-pohon yang
ukurannya besar dan rindang, serta
guguran daunnya mengganggu
kegiatan di sekolah. Sehingga, pihak
sarana dan prasarana memutuskan
untuk menebang sebagian besar
pohon di sana.
e. Menggunakan data dari BOS yang
disediakan oleh pemerintah yang
digunakan untuk pembelian sarana
dan prasarana serta perbaikan sarana
dan prasarana tersebut.
2. Iya, sudah. Karena, sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan dari
stakeholder (guru, peserta didik, orang
tua, dan warga sekolah lainnya).
3. Ada. Seluruh sarana dan prasarana
disediakan untuk menunjang proses
pembelajaran, seperti Joglo yang bisa
digunakan untuk pembelajaran dan
aktivitas outdoor, Lab Bahasa yang bisa
digunakan untuk latihan ujian listening,
karena fasilitas di dalam kelas sudah
memadahi, yaitu speaker, proyektor, dan
LCD, dan Aula yang biasanya
digunakan untuk kegiatan sekolah skala
besar, seperti orientasi siswa, sendratari,
dan workshop.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam manajemen sarana dan prasarana,
dana diberikan oleh BOS yang kemudian
akan dikelola oleh pihak sekolah untuk
dibagi ke beberapa bidang, salah satunya
adalah bidang sarana dan prasarana. Dana
tersebut digunakan untuk pembelian dan
pemeliharaan aset. Kemudian, aset yang
dimiliki sekolah akan dituangkan dalam
laporan dan sistem, lalu pihak terkait akan
melakukan pengecekan kesesuaian aset
yang didaftarkan dengan hasil sebenarnya.
Kemudian, hasil audit itu akan dituangkan
dalam berkas untuk memastikan laporan
hasil audit sesuai dengan keadaan dalam
ruangan.
10/01/ Manajemen anggaran Hasil Observasi:
23 Apakah satuan Sekolah memiliki sistem yang digunakan
pendidikan memiliki untuk merencanakan anggaran,
sistem dalam melaksanakan, dan memonitor anggaran.
merencanakan, Sistem yang digunakan dalam bentuk
melaksanakan, dan aplikasi dan web. aplikasi yang digunakan
memonitor anggaran oleh sekolah berasal dari kementrian
dan penggunaannya? pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud)
yakni, ARKAS, selanjutnya web yang
dikembangkan oleh Dinas Provinsi Jawa
Tengah yang dikenal dengan SIPERKASA.
Dengan adanya dua sistem ini akan
mempermudah dalam proses perencanaan,
monitor, dan pelaporan.

Selain itu dalam proses manajemen


anggaran di SMA N 2 Semarang terdapat
budaya adanya musyawarah stakeholder
sekolah untuk merumuskan ERKAS yang
terdiri dari perencanaan, anggaran, kegiatan,
pelaporan dan pertanggung jawaban untuk
anggaran di tahun selanjutnya. kegiatan ini
dilakukan di bulan November sampai awal
Desember. setelah dilakukan perencanaan
ERKAS akan di upload di kedua sistem.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam proses manajemen anggaran sekolah
telah difasilitasi oleh kementrian dan dinas
provinsi sehingga akan mempermudah
dalam memantau, dan pelaporan akan
tersistematis. manajemen anggaran yang
ada di SMA N 2 Semarang sudah bagus
karena telah sesuai standar nasional dan
daerah.
10/01/ Manajemen Sistem Hasil Observasi
23 Informasi 1. Dalam mendukung proses pembelajaran,
1. Apa saja dilaksanakan kerjasama antara sekolah
informasi/data yang dengan perguruan tinggi, bimbel, dan
dikumpulkan dalam instansi-instansi tertentu. Kerjasama ini
mendukung proses memberikan kesempatan untuk berbagi
pembelajaran? ilmu dengan peserta didik. Misalnya
2. Bagaimana dengan tryout, anak-anak menjadi
informasi dikelola terlatih dalam mengerjakan soal, yang
sehingga juga disertai pembahasan sehingga
pembelajaran bisa peserta didik bisa lebih paham.
dilakukan berbasis 2. Kemudian untuk data hasil tryout dari
data? bimbel akan diserahkan kepada BK,
3. Sejauh mana guru 3. Hasil tryout yang diterima BK
bisa mengakses dan selanjutnya akan dibagikan kepada
menggunakan data Guru. Sehingga guru mendapatkan
tersebut untuk informasi bagaimana kualifikasi peserta
mendukung proses didik.
pembelajaran? Interpretasi Hasil Observasi
1. SMAN 2 Rembang memberikan
kesempatan bekerjasama dengan pihak
bimbel, perguruan tinggi, dan instansi-
instansi tententu yang dapat memberikan
ilmu baru untuk siswa. Kerjasama
dengan bimbel untuk memberikan tryout
kepada siswa, sehingga siswa terlatih
mengerjakan soal.
2. Kerjasama dengan perguruan tinggi
dalam rangka memberikan informasi
kepada siswa seputar seleksi masuk
perguruan tinggi, snmptn, sbmptn, dan
ujian mandiri.
3. Pada saat kami melakukan observasi,
sedang ada kegiatan yang dilakukan
oleh jurusan ilkom undip bekerjasama
dengan dinas arsip dan perpustakaan
untuk mengadalan literafest (literasi
festifal), dilakukan di 10 kelas, mereka
mendapatkan informasi tentang
bagaimana lombanya, bagaimana
menggunakan aplikasi yang baru yang
diberikan untuk anak-anak agar bisa
mendapatkan buku yang diperoleh
secara online, dan beberapa kegiatan
lainnnya.
4. Alumni SMAN 2 Semarang tersebar di
berbagai perguruan tinggi dan berbagai
macam pekerjaan. Saat ini telah
terbentuk ikatan alumni SMAN 2
Semarang dengan nama Dwiaksata.
10/01/ Manajemen Hasil Observasi
23 Ketatalaksanaan Dalam membantu sistem administrasi
Apa saja yang dimiliki sekolah, staff tata usaha telah didukung
satuan pendidikan dengan sarana dan prasarana yang memadai,
untuk membantu sistem diantaranya ketersediaan komputer bagi
administrasi? setiap staff tata usaha, kondisi ruang tata
usaha yang nyaman dan bersih sehingga
mendukung kinerja para staff. Dalam
melaksanakan kegiatan administrasi, bidang
ketatausahaan di SMA N 2 Semarang terdiri
atas 15 staff dengan pembagian tugas yang
jelas yakni subbidang administrasi dan non
administrasi. Subbidang administrasi terdiri
atas administrasi persuratan, kepegawaian,
kesiswaan, dan pengolah data sekolah,
sementara untuk subbidang nonadministrasi
terdiri atas staff perpustakaan, keamanan,
dan kebersihan.
Moto yang dimiliki oleh bidang tata
usaha SMA N 2 Semarang adalah
“Pelayanan Prima” yang diharapkan dapat
membantu memberikan pelayanan yang
baik guna membantu tugas kepala sekolah,
guru, peserta didik, dan stakeholder
pendidikan. Berkaitan dengan pelayanan
terhadap peserta didik, bidang administrasi
membantu dalam pembuatan surat tugas,
surat keterangan, surat rekombinasi untuk
mengikuti pendaftaran, dan informasi lain
berkaitan dengan administrasi sekolah.
Interpretasi Hasil Observasi
Bidang Tata Usaha SMA N 2 Semarang
menjalankan tugas administrasi pelayanan
kepada peserta didik, guru, dan stakeholder
pendidikan dengan pembagian antar staff
yang cukup jelas. Dalam pelaksanaan tugas,
staff tata usaha didukung adanya fasilitas
atau sarana dan prasarana yang cukup
memadai.
Pelajaran berharga apa yang Anda dapatkan dari wawancara dan
pengamatan ini?
Tata kelola di SMAN 2 Semarang sudah baik dan telah berjalan sesuai dengan
tugasnya. Dengan demikian, pelajaran yang dapat saya ambil dari pengamatan ini
adalah membuat perencanaan dalam pembelajaran yang baik disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik (pembelajaran diferensiasi).

Kesimpulan:
Secara umum, manajemen SMAN 2 Semarang sudah baik karena dalam
pelaksanaannya sudah dibagi sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga
setiap orang yang bersangkutan akan bertanggungjawab pada tugasnya masing-
masing. Selanjutnya, peran kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan sudah
maksimal sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Dr. Ngatmini, M.Pd. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 1964071219911220001 NIP. 196811232008012004
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
LINGKUNGAN BELAJAR

Nama Mahasiswa : Nur Kasanah


NIM : 2253A41212
Prodi/Bidang Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah PPL : SMA N 2 Semarang

Tgl Sasaran Observasi*) Hasil Observasi Interpretasi Hasil


Observasi
13/01/23 1. Latar belakang Berdasarkan data, Sudah dilakukan
sosial-ekonomi kondisi sosial- dengan baik sesuai
murid ekonomi peserta didik ketentuan yang ada
di SMA 2 Semarang dan disesuaikan
Murid dengan kondisi secara umum dapat dengan visi sekolah.
sosial-ekonomi yang dikategorikan
berbeda memiliki hak menengah atau
yang sama dalam seimbang. Prinsip
mengakses dan SMA 2 Semarang
memperoleh layanan dalam menyikapi hal
pendidikan yang tersebut adalah
berkualitas, seperti dengan
tingkat pendidikan mengedepankan
orang tua dan fasilitas Persamaan/Kesetaraan
belajar yang tersedia .
di rumah. Misalnya: Saat
PPDB peserta didik
yang lolos semua
mendapat hak yang
sama meskipun
selama proses
masuknya itu melalui
jalur yang berbeda.
13/01/23 2. Kualitas Sebagian besar Kualitas pembelajaran
pembelajaran di pelaksanaan kegiatan di kelas sudah bagus.
kelas belajar mengajar di Namun, harus tetap
kelas sudah mencakup ditingkatkan lebih
Seluruh kegiatan indikator manajemen lanjut terkait dengan
belajar mengajar di kelas, dukungan model pembelajaran
kelas, mencakup afektif, pembelajaran yang digunakan.
indikator manajemen interaktif dan
kelas, dukungan penyesuaian cara
afektif, pembelajaran mengajar dengan
interaktif dan tingkat kemampuan
penyesuaian cara murid. Adanya aturan
mengajar dengan zonasi cukup
tingkat kemampuan menyulitkan guru
murid. dalam
mengkategorikan
tingkat kemampuan
peserta didik.
13/01/23 3. Refleksi dan Guru SMAN 2 Guru meningkatkan
perbaikan Semarang sudah kompetensi dengan
pembelajaran oleh mengembangkan mengikuti berbagai
guru dirinya dengan pelatihan.
mengikuti berbagai
Kemampuan pelatihan yang dapat
pengembangan guru meningkatkan
untuk terus kompetensi
meningkatkan mengajarnya.
kompetensi melalui
belajar mandiri dengan
merefleksi praktik
pengajaran yang telah
diterapkan dan juga
belajar dari rekan
guru.
13/01/23 4. Kepemimpinan Dalam melakukan Kemampuan
instruksional penyusunan visi, misi, insruksional sudah
program dan baik terakit
Kemampuan kepala kebijakan, kepala penyususan serta
satuan pendidikan satuan pendiidkan pengkomunikasian
dalam menyusun dan dibantu oleh beberapa visi misi, peogram dan
mengkomunikasikan staf untuk kebijakan untuk
visi, misi, program, meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas
dan kebijakan yang sekolah. Kebijakan sekolah.
mendukung guru atau program yang
dalam meningkatkan diambil harus
mutu pembelajaran di mempertimbangkan
satuan pendidikan. kondisi lingkungan
dan karakteristik
peserta didik.
13/01/23 Terkait iklim Sudah dilakukan
5. Iklim keamanan di keamanan disikapi dengan baik sesuai
satuan pendidikan sekolah dengan ketentuan yang ada
memaksimalkan dan disesuaikan
Satuan pendidikan semua stake holder dengan visi sekolah.
yang memiliki yang ada, mulai dari
kebijakan, dipanggil BK,
pemahaman, dan pemanggilan Orang
program terkait Tua, bahkan jika kasus
perundungan, masih berlanjut akan
hukuman fisik, dilanjutkan oleh
kekerasan seksual dan kesiswaan dan
narkotika sehingga terakhir adalah
memberikan keputusan Kepala
perlindungan dan rasa Sekolah.
aman bagi warga Adapun cara
satuan pendidikan, meyakinkan supaya
baik secara fisik hal-hal negatif
maupun psikologis. tersebut tidak terjadi
adalah dengan cara
keterbukaan, artinya
sekolah sudah
menyampaikan sedari
awal terkait tindakan-
tindakan yang
melanggar tersebut
dan sanksinya, bahkan
saat MPLS pun sudah
disampaikan
langsung.
Cara lainnya adalah
dengan mengundang
narasumber yang akan
memberi materi
tentang pergaulan
remaja.
13/01/23 6. Iklim kebinekaan di Terkait iklim Sudah dilakukan
satuan pendidikan kebinekaan di SMA 2 dengan baik sesuai
Semarang secara ketentuan dan
Llingkungan satuan umum dapat disikapi peraturan yang
pendidikan yang dengan baik. Para diterapkan di sekolah.
menghargai peserta didik, tenaga
keragaman agama pendidik dan
maupun sosial-budaya karyawan saling
dan dukungan menghargai dan
kesetaraan hak. menghormati adanya
keragaman agama dan
sosial budaya di
lingkungan sekolah.
Contohnya: Peserta
didik menyapa dan
memberi salam ketika
bertemu dengan bapak
dan ibu guru
13/01/23 7. Iklim kesetaraan Terkait iklim Sudah dilakukan
gender kesetaraan gender dengan baik sesuai
yang ada di ketentuan dan
Bagaimana lingkungan lingkungan SMA 2 peraturan yang
satuan pendidikan Semarang secara diterapkan sekolah.
berperilaku adil, umum dapat disikapi
memberikan dengan bijaksana.
kesempatan yang sama Misalnya dalam
bagi warga satuan pemilihan ketua OSIS
pendidikan, baik laki- SMA 2 Semarang
laki maupun terdapat calon ketua
perempuan dalam OSIS yang bergender
menjalankan peran wanita. ini
publik.seperti membuktikan bahwa
dukungan kepala kesetaraan gender di
satuan pendidikan dan SMA 2 Semarang
guru atas kesetaraan sudah baik dan tidak
gender. terjadi masalah.
13/01/23 8. Iklim inklusivitas Penerimaan sesuai Sudah dilakukan
dengan Undang- dengan baik sesuai
Pengetahuan, Undang Dasar yang peraturan yang ada di
penerimaan dan ada di sekolah. sekolah.
dukungan guru Penerimaan murid Contohnya ada siswa
terhadap murid cerdas istimewa bisa jalur prestasi dan
dengan disabilitas mendaftar melalui disabilitas di SMA N
serta murid cerdas jalur prestasi ada 30% 2 Semarang
istimewa dan murid
bakat istimewa.
13/01/23 9. Dukungan Orang tua mendukung Orang tua murid
orangtua dan program pendidikan secara periodik
murid terhadap yang disusun oleh mengikuti pertemuan
program satuan sekolah. yang di adakan oleh
pendidikan sekolah setiap 1
semester 1 kali.
Partisipasi orangtua
dalam kegiatan satuan
pendidikan, dan
partisipasi murid
dalam penyusunan
program satuan
pendidikan.

Kesimpulan:
Lingkungan belajar di SMAN 2 Semarang sudah mendukung kegiatan pembelaaran
di kelas., karena sarana dan prasarana yang didapat di sekolah sudah memadai.
Selain itu, guru yang mengajar telah dibekali kompetensi yang profesional sehingga
dapat menunjang proses pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA N 2 Semarang


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI-MIPA.5/ Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : Drama
Alokasi Waktu : 4 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
 KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator


Kompetensi Dasar Pengetahuan IPK
1.1. Mengidentifikasi alur cerita, 3.18.1 Mendata, alur, konfliks, penokohan,
babak demi babak, dan dan hal yang menarik dalam drama
konflik dalam drama yang yang dipentaskan.
dibaca atau ditonton
4.18 Mempertunjukkan salah satu 4.18.1 Memerankan salah satu tokoh
tokoh dalam drama yang dalam naskah drama yang dibaca
dibaca atau ditonton secara sesuai dengan watak tokoh tersebut
lisan 4.18.2 Memberi tanggapan, serta
memperbaiki hasil kerja dalam
diskusi kelas.
1.1. Menganalisis isi dan 3.19.1 Mengidentifikasi isi dan kebahasaan
kebahasaan drama yang drama yang dibaca atau ditonton.
dibaca atau ditonton
4.19 Mendemonstrasikan sebuah 4.19.1 Merancang pementasan dan
naskah drama dengan mendemonstrasikan drama sebagai
memerhatikan isi dan seni pertunjukan dengan
kebahasaan memperhatikan tata panggung,
kostum, tata musik, dan
sebagainya.
4.19.2 Memberikan tanggapan terhadap
pementasan drama kelompok lain.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat:
1. Peserta didik dapat mendata, alur, konfliks, penokohan, dan hal yang menarik
dalam drama yang dipentaskan
2. Peserta didik dapat memerankan salah satu tokoh dalam naskah drama yang
dibaca sesuai dengan watak tokoh tersebut,
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau
ditonton,
4. Peserta didik dapat merancang pementasan dan mendemonstrasikan drama
sebagai seni pertunjukan dengan memperhatikan tata panggung, kostum,
tata musik, dan sebagainya, memberikan tanggapan terhadap pementasan drama
kelompok lain dengan rasa syukur, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab,
bersikap bersahabat/ komunikatif, serta dapat bekerja sama.

D. Materi Pembelajaran
Fakta : Alur dalam drama, isi drama
Konsep : Unsur Kebahasaan, babak dalam drama, penokohan
dalam drama,
Prinsip : Konflik dalam drama
Prosedur : Persiapan mementaskan drama, pementasan drama

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan
Role Playing

F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.
 Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.

Bahan:
 Spidol / kapur berwarna

G. Sumber Belajar
Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa IndonesiaKelas XI
Kemendikbud, tahun 2013
https://www.gurupendidikan.co.id/naskah-drama-teater-6-orang/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/8-contoh-naskah-teater-singkat-dengan-
berbagai-tema-1ybP3APLFOV/full
https://ujione.id/apa-itu-metode-pembelajaran-role-playing/
https://roboguru.ruangguru.com/forum/arloji-karya-p-hariyanto-kisah-ini-terjadi-di-
sebuah-kamar-depan-keluarga_FRM-IHHSI0ZW
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/18/184743169/struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-drama?page=all#:~:text=Berikut%20kaidah%20kebahasaan
%20dalam%20drama,kerja%20yang%20menyiratkan%20terjadinya
%20peristiwa
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/20/080000669/menulis-teks-drama-
dan-pementasannya?page=all
Pengalaman peserta didik dan guru
Yunizha, Vindiasari. (2022). Mengenal Model Pembelajaran Problem Based
Learning. Diakses dari https://www.ruangkerja.id/blog/problem-based-
learning-adalah pada 15 Januari 2023.

H. Pertanyaan Pemantik
1. Apakah peserta didik pernah bermain drama?
2. Jika pernah drama seperti apa yang pernah dimainkan?
3. Karakter seperti apa yang pernah dimainkan?
4. Bagaimana perasaan setelah memainkan peran tersebut?

I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedua Materi : Drama
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 Menit)
 Pendidik mengucapkan salam, berdo’a, mengondisikan kelas ke dalam
situasi belajar,
 Pendidik mengecek kehadiran peserta didik.
 Pendidik memotivasi peserta didik dengan cara mengemukakan kompetensi
yang akan dicapai (indikator, tujuan dan manfaat dari mempelaajari teks
laporan hasil observasi)
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Pendidik menyampaiakan pokok-pokok materi yang akan dipelajari peserta
didik (memeragakan tokoh drama).
KEGIATAN INTI (60 menit)

Orientasi Siswa pada Masalah


 Pendidik menyampaiakan materi singkat mengenai kaidah kebahasaan teks
drama
 Peserta didik memperhatikan materi yang diberikan oleh pendidik
 Pendidik dan peserta didik memperhatikan contoh teks drama yang terdapat
dalam buku
 Pendidik meminta peserta didik untuk berkelompok dengan jumlah
kelompok 4-5 siswa
 Peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompoknya
Merumuskan Masalah
 Setiap kelompok membaca contoh teks drama yang sudah diberikan
 Setiap kelompok menganalisis masalah yang terdapat dalam contoh teks
yang diberikan
Merumuskan Solusi
 Setiap kelompok melakukan diskusi untuk menentukan makna dan juga
informasi yang terdapat dalam teks drama.
 Peserta didik mengolah informasi dari materi drama yang sudah
dikumpulkan
 Pendidik memberikan bimbingan kepada peserta didik.
 Peserta didik menuliskan hasil diskusi karya pada Lembar Kerja Peserta
Didik.
Mempresentasikan Hasil Pemehacahan Masalah
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.
Evaluasi dan Mendapatkan Umpan Balik
 Peserta didik mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
kelompok lain.
 Peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan
prosesproses yang digunakan
KEGIATAN PENUTUP (15 menit)
 Pendidik memberikan apresiasi berupa pujian untuk mengakui usaha dan
prestasi peserta didik yang memainkan peran dan menjadi pengamat
dengan baik.
 Pendidik bersama peserta didik melakukan penyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
 Pendidik melaksanakan tindak lanjut memberikan latihan kepada peserta
didik berupa membaca materi untuk pertemuan selanjutnya
 Pendidik dan peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan tertib.
CATATAN
Selama pembelajaran Alur dalam drama berlangsung, guru mengamati sikap
siswa dalam menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kecintaan kepada sesama manusia, bersahaja, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, tanggungjawab,
rasa ingin tahu, peduli lingkungan, tanah air, dan bangsa Indonesia, serta
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan
berguna bagi dirinya dan orang lain. (Karakter Kepramukaan, Kebangsaan,
dan Kewirausahaan)

Semarang, Januari 2023

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong Guru PPL PPG

Dr. Ngatmini, M.Pd. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si. Nur Khasanah, S.Pd.
MATERI

Drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak,
beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action’. Drama dapat
pula diartikan sebagai sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan
lakuan tokoh yang berisi konflik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan
watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau
kisah yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas
berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor,
kostum, rias, lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.
Terdapat beberapa bentuk drama, di antaranya, adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk
puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau
muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak
menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan
kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan pertikaian di antara
tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau
kesedihan.
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun
selorohan, di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan
bahagia.
c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur
dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
c. Dialog-monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak katakata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni drama dan tari.
c. Tablo, yaitu drama tanpa gerak atau dialog.
5. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi
alur, penokohan, dan tematik.
b. Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul
abad ke-18).
d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau
keruntuhan tokoh utama.
f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara
kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu
tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival
rakyat yang ada (terutama di perdesaan).

Berikut paparan lebih lengkap tentang unsur-unsur tersebut.


1. Latar Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam naskah
drama.
a. Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama,
seperti di rumah, medan perang, di meja makan.
b. Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama, seperti
pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945.
c. Latar suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang
melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama. Misalnya, dalam
budaya Jawa, dalam kehidupan masyarakat Betawi, Melayu, Sunda, Papua.
2. Penokohan Tokoh-tokoh dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil) Tokoh ini yang mempunyai pendirian
yang bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi untuk
menegaskan tokoh lain itu.
b. Tokoh idaman (the type character) Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan
karakternya yang gagah, berkeadilan, atau terpuji.
c. Tokoh statis (the static character) Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama,
tanpa perubahan, mulai dari awal hingga akhir cerita.
d. Tokoh yang berkembang. Misalnya, seorang tokoh berubah dari setia ke karakter
berkhianat, dari yang bernasib sengsara menjadi kaya raya, dari yang semula
adalah seorang koruptor menjadi orang yang saleh dan budiman.
3. Dialog Dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan.
a. Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah
dipergunakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa
yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung; harus pula
dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang
turut berperan di atas pentas.
b. Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran
sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja; para tokoh harus
berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan
alamiah.
4. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan,
kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema drama, kita
perlu mengapresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang
dinyatakan secara tersirat. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus memahami
drama itu secara keseluruhan.
5. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan drama itu
kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya
dalam keseluruhan isi drama.
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali
menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya
banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat
seru, suruhan, pertanyaan.
Berikut contoh-contohnya.
o Ah, ya!
o Ampun seribu ampun!
o Bagus! Bagus!
o Atas dasar kekuatan!
o Jangan khawatir
o Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan.
o Sri .... Ratu Dara?
o Bagaimanakah keadaan mereka?

Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.


1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah,
kuat.
5. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung, Dialog dalam drama dituangkan dalam
bentuk kalimat langsung dan ada pula dalam bentuk kalimat tidak langsung. Kalimat
langsung dalam drama terdapat dalam kalimat-kalimat dialog yang diucapkan tokoh-
tokohnya. Kalimat tidak langsung terdapat dalam prolog dan epilog drama.
6. Kata Ganti, Pada bagian prolog dan epilog drama menggunakan kata ganti orang
ketiga, yaitu dia. Dalam prolog dan epilog terkadang juga menggunakan kata ganti
mereka untuk menyebutkan nama tokoh yang banyak. Dalam dialog drama kata ganti
yang digunakan adalah kata ganti orang pertama dan kedua, seperti aku, saya, kamu,
kita, kami, dan Anda
7. Kata Suruhan, Seruan, dan Pertanyaan Dialog dalam drama sering menggunakan kata
seru, suruh, dan kalimat tanya. Kata-kata seperti oh, ya, aduh, sih, dong, sering
muncul dalam teks drama meskipun kata-kata tersebut tidak baku.
8. Menggunakan Kata Urutan Waktu Dalam dialog drama sering menggunakan kalimat
yang menyatakan urutan waktu. Kalimat yang mengandung urutan waktu terdapat
kata penghubung atau konjungsi kronologis, seperti sebelum, sekarang, setelah itu,
mula-mula, kemudian, dan sebagainya.
9. Penggunaan Kata Kerja, Kata kerja yang digunakan dalam dialog drama merupakan
kata kerja yang menggambarkan sebuah peristiwa, seperti menyuruh, menanggapi,
meminta, menyingkirkan. Kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan tokoh, seperti mengharapkan, mendambakan, merasakan,
10. Menggunakan Kata Sifat, Kata sifat yang terdapat dalam dialog drama merupakan
kata sifat yang menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata sifat yang
dimaksud misalnya rapi, bersih, baik, gagah, atau kuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan drama.
1. Membaca dan Memahami Teks Drama,
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah
membaca dan memahami teks drama. Teks drama adalah karangan atau tulisan yang
berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan,
dan pelengkap lainnya (kostum, lighting, dan musik pengiring). Dalam teks drama,
yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh)
sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, kegiatan membaca teks drama dilakukan sampai dikuasainya naskah
drama yang akan diperankan.
Dalam teks drama yang perlu dipahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang
dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan
terlibat dalam konflik atau pertentangan. Jadi, yang perlu dibaca dan pahami ialah
rangkaian peristiwa yang membangun cerita dan konflik-konflik yang menyertainya.
2. Menghayati Watak Tokoh yang akan Diperankan
Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati watak tokoh. Apa
yang perlu kita lakukan untuk menghayati tokoh? Watak tokoh dapat diidentifikasi
melaui (1) narasi pengarang, (2) dialog-dialog dalam teks drama, (3) komentar atau
ucapan tokoh lain terhadap tokoh tertentu, dan (4) latar yang mengungkapkan watak
tokoh.
Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, kamu dapat memerankan tokoh
tertentu dengan baik. Watak seorang tokoh dapat diekspresikan melalui cara sang
tokoh memikirkan dan merasakan, bertutur kata, dan bertingkah laku, seperti dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat. Artinya, watak seorang tokoh bisa dihayati
mulai dari cara sang tokoh memikirkan dan merasakan sesuatu, cara tokoh bertutur
kata dengan tokoh lainnya, dan cara tokoh bertingkah laku.

Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu,
seorang pemain harus mampu:
1. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas.
Seorang pemain dikatakan mampu bertutur dengan jelas apabila setiap suku kata
yang diucapkannya dapat terdengar jelas oleh penonton sampai deretan paling
belakang. Selain jelas, pemain harus mampu mengucapkan dialog secara wajar.
Perasaan dari masing-masing pemain pun harus bisa ditangkap oleh penonton.
2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara.
Seorang pemain harus bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Ketika membaca
dialog, suara pemain harus bisa memenuhi ruangan yang dipakai untuk pementasan.
Suara pemain tidak hanya bisa didengar ketika panggung dalam keadaan sepi, juga
ketika ada penonton yang berisik.
3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.
Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Kedua hal ini dapat ditangkap oleh orang
lain bila pembicara (pemain) menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat
menunjukkan bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan.
Teknik penilaian
1. Sikap spiritual

Lembar Penilaian Sikap Spiritual


PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
2 Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut
3 Membei salam pada saat awal dan akhir kegiatan
4 Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan
Jumlah Skor
Keterangan.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 4=skorakhir
SkorMaksimal
Contoh:
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir:
14
x 4=2 , 8
20

Sesuai skala ketentuan peserta didik memperoleh nilai adalah:


Sangat Baik : apabila memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor: 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

2. Sikap sosial

Lembar Penilaian Sikap Sosial

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-
hari

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : ………………….
Materi Pokok : ………………….

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Peserta didik selalu jujur dalam menjawab pertanyaan
2 Peserta didik selalu disiplin
3 Peserta didik selalu beranggug jawab
4 Peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya
Jumlah Skor
Keterangan.
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 4=skorakhir
SkorMaksimal
Contoh:
Skor diperoleh 10, skor maksimal 4 x 4 pernyataan = 16, maka skor akhir:
14
x 4=2 , 5
16

Sesuai skala ketentuan peserta didik memperoleh nilai adalah:


Sangat Baik : apabila memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor: 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor: 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

3. Pengetahuan
Lakon Remaja
FOGING
Karya U. Nurochmat
PELAKU
Wahyu Tukang sol sepatu
Raban Pesuruh di balai desa
Bi Acih Pedagang di warung
Atin Pelajar SMP, anak Bi Acih
Hasan Mantri kesehatan

ADEGAN l
Panggung menggambarkan suasana warung bi acih pada suatu siang. Jam dinding di warung itu
cukup jelas terlihat menunjukkan waktu pukul 13.07. Di depan warung dekat tiang teronggok
pikulan sol sepatu milik wahyu. Wahyu sendiri sedang sibuk mengunyah gorengan pisang.
Sementara raban sedang meniupi kopi yang dihidangkan bi acih. Sedangkan atin, yang masih
berseragam sekolah sedang mencuci gelas dan piring kotor di samping warung. Bi acih sedang
menggoreng pisang.

Wahyu : (Mulutnya masih disesaki kunyahan goreng pisang) "Jadi, selanjutnya bagaimana
kalau begitu?"
Raban : (Mengaduk-aduk kopinya dengan sendok. Agak malas menjawab) "Ya, nggak tahulah.
Tapi denger-denger, Senin besok akan dimusyawarahkan lagi."
Bi Acih : (Tanpa menghentikan pekerjaannya, menoleh sebentar) "Wah, penduduknya keburu
banyak yang mati kalo begitu. Masalah kecil saja, musyawarahnya harus beberapa
kali."
Atin : (Membawa piring dan gelas, yang sudah selesai dicuci, lalu berhenti di samping
ibunya) "Tadi di sekolah Atin sudah ada yang dipulangkan karena sakit. Katanya sih,
kena DBD."
Raban : Ya, gak tahu, itu urusan Pak Lurah, Tin. (menyeruput kopi) Saya kan, cuma pesuruh.
Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat, kan tidak sesederhana
itu. (kepada Wahyu) Betul, kan?
Wahyu : (tersenyum menyindir) "Ya, memang. Apalagi ini urusan nyawa, Kang! Kalau
aparatnya gesit, tentu gak begini. Cuma ngurus pengasapan nyamuk saja perlu
musyawarah berhari-hari."
ADEGAN 2
Atin keluar panggung arah kanan
Bi Acih : "Di Kampung Jongos saja sudah disemprot kemarin."
Raban : "Lain, Bi. Desa mereka kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya bukan dari kas
desa."
Bi Acih : "Aih-aih, kamµ ini, bagaimana, Ban? Kampung kita juga iuran. Kalau gak salah, Pak
RT yang nagihin dua minggu yang lalu."
Raban : (mengambil pisang) "Ya, gak tahulah, kalau begitu."
Wahyu : "Kang Raban ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Kang Raban tidak ikut
iuran, ya?"
Bi Acih : "Ya, nggaklah!"
Raban tersenyum malu
ADEGAN 3
Hasan datang dengan pakaian dan tas dinasnya. Dia tampaknya sudah biasa mampir di warung bi
acih.
Raban : (Girang melihat kedatangan Hasan) "Nah, Pak Hasan, nih, yang mengerti masalahnya.
Kamu boleh tanya lebih banyak kepada beliau."
Hasan : (Duduk di samping Raban) "Apa, sih?" (tersenyum) "Minum saja belum, sudah
dituduh mengerti. Coba Mas Raban ceritakan dulu, apa persoalannya?"
Wahyu : "Aku yang ngomong!" (sambil mengubah posisi duduknya) "Di beberapa kampung
sudah banyak yang terkena demam berdarah, Pak."
Hasan : (Hanya melirik dan tersenyum. Perhatiannya segera beralih kepada Bi Acih) "Tolong
buat es teh manis, Bi."
Wahyu : (Tidak terpengaruh untuk melanjutkan pembicaraannya) "Beberapa minggu yang lalu
Pak RT memberitahukan bahwa pengasapan di kampung kita ini akan dilaksanakan
sekarang, tapi, kata Kang Raban, belum bisa dilakukan. Nah, kenapa tuh, Pak?"
Hasan : (Menerima segelas teh manis dari Bi Acih) "O, begitu. Mungkin belum ada
biayanya?"
Bi Acih : "Sudah, Pak Mantri. Malah sudah lama." ·
Hasan : "Ya, mungkin, peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin belum giliran
kita karena keterbatasan peralatan, atau karena prosedur."
ADEGAN 4
Atin datang sudah berganti pakaian.
Hasan : "Lagi pula masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi hanya dengan
foging. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan bersama."
Atin : "Betul Pak Mantri. Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita lakukan, yaitu
3M, menguras, mengubur, dan menutup barang-barang yang menampung air."
Hasan : ''Tuh, kalau sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu."
Raban : "Benar, ya. Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya, ya, begini ...
jadi tukang sapu kantor desa."
Wahyu : "Sama, saya juga cuma jadi tukang sol."
Hasan : "Tapi, ingat! Menyesal kemudian tiada guna. Jadi tidak perlu kita menyesali nasib
berkepanjangan. Sekarang syukuri saja yang sudah ada. Barang siapa yang pandai
bersyukur, niscaya Allah melipatgandakan kenikmatannya."
Semua mengangguk-angguk puas dan mengerti. Hasan meminum teh manisnya.
Bi Acih : "Pak Hasan belum menerangkan alasan foging di kampung kita belum dilakukan."
Hasan : "Pertama, mungkin biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin peralatan
terbatas. Ketiga, prosedur atau strategi pengasapan mengharuskan kampung ini ditunda
penyemprotannya."
Wahyu : (Heran sampai mulutnya agak menganga) "Maksud Pak Hasan, mm ... apa tuh, tadi
yang terakhir? Mmm ...." (memejamkan mata mengingat-ingat)
Atin : "Prosedur dan strategi?"
Wahyu : (girang) "Nah, itu! Produser dan apa tadi?"
Raban : "Energi! (yakin) Duh, payah, nyebutnya aja gak bisa!"
Atin : (Tersenyum bersama Hasan, dan Bi Acih) "Bukan, Bang! Tapi Prosedur dan strategi."
Hasan : "Begini,'' (memindahkan letak gelasnya) "Prosedur artinya aturan atau petunjuk
tatacara melakukannya. Sedangkan strategi itu taktik agar pengasapan benar-benar
efektif artinya berhasil dengan baik."
Wahyu : (kepada Raban) "Mengerti, gak?"
Raban : "Ala, seperti kamu mengerti aja."
Melanjutkan minumnya.
SELESAI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
1. Bacalah naskah darama yang berjudul “Fogging” karya U. Nurochmat!
2. Cermati kaidah kebahasaan yang ditemukan dalam drama “Fogging”.
a. Tunjukkan kalimat langsung dan tidak langsung dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung

b. Tunjukkan kalimat yang mengandung kata ganti dalam drama “Fogging”!


No Kalimat yang Menggunakan Kata Ganti

c. Tunjukkan kalimat yang mengandung kata seruhan, kata suruhan, dan kata
tanya dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Seruan Kalimat Suruhan Kalimat Tanya

d. unjuukan kalimat yang menandung konjungsi temporal dalam drama


“Fogging”!
No Kalimat yang Mengandung Konjungsi Konjungsi Temporal
Temporal

e. Tunjukkan kalimat yang mengansung kata kerja yang menggambarkan suatu


peristiwa dan kata kerja yang menyatakan suatu yang difikirkan dalam drama
“Fogging”!
No Kalimat yang Mengandung Kata kerja Kata Kerja
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
No Aspek yang dinilai Indikator Pencapaian Kompetensi Sk
1 Kalimat langsung dan a. Peserta didik dapat menyebutkan kalimat langsung dan tidak
tidak langsung langsung dengan tepat
b. Peserta didik kurang dapat menyebutkan kalimat langsung dan
tidak langsung dengan tepat
c. Peserta didik tidak dapat menyebutkan kalimat langsung dan
tidak langsung
2. Kata ganti a. Peserta didik dapat menyebutkan Kata ganti dengan tepat
b. Peserta didik kurang dapat menyebutkan Kata ganti dengan tepat
c. Peserta didik tidak dapat menyebutkan Kata ganti
3 Kata suruhan, a. Peserta didik dapat menyebutkan Kata suruhan, seruhan, dan
seruhan, dan pertanyaan dengan tepat
pertanyaan b. Peserta didik kurang dapat menyebutkan Kata suruhan, seruhan,
dan pertanyaan dengan tepat
c. Peserta didik tidak dapat menyebutkan Kata suruhan, seruhan,
dan pertanyaan
4 Kata kerja a. Peserta didik dapat menyebutkan Kata kerja dengan tepat
b. Peserta didik kurang dapat menyebutkan Kata kerja dengan tepat
c. Peserta didik tidak dapat menyebutkan Kata kerja
5 Konjungsi temporal a. Peserta didik dapat menyebutkan Konjungsi temporal dengan
tepat
b. Peserta didik kurang dapat menyebutkan Konjungsi temporal
dengan tepat
c. Peserta didik tidak dapat menyebutkan Konjungsi temporal
6 Kata sifat a. Peserta didik dapat menyebutkan Kata sifat dengan tepat
b. Peserta didik kurang dapat menyebutkan Kata sifat dengan tepat
c. Peserta didik tidak dapat menyebutkan Kata sifat

Nilai Minimal
NILAI : X 100=¿
Nilai Maksimal
KUNCI JAWABAN
1. Bacalah naskah darama yang berjudul “Fogging” karya U. Nurochmat!
2. Cermati kaidah kebahasaan yang ditemukan dalam drama “Fogging”.
a. Tunjukkan kalimat langsung dan tidak langsung dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Langsung
1 Jadi, selanjutnya bagaimana kalau begitu?
2 Ya, nggak tahulah. Tapi denger-denger, Senin besok akan
dimusyawarahkan lagi.
3 Wah, penduduknya keburu banyak yang mati kalo begitu. Masalah
kecil saja, musyawarahnya harus beberapa kali
4 Ya, gak tahu, itu urusan Pak Lurah, Tin. Saya kan, cuma pesuruh.
Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat, kan
tidak sesederhana itu. (kepada Wahyu) Betul, kan?
5 Cuma ngurus pengasapan nyamuk saja perlu musyawarah berhari-
hari."
6 Di Kampung Jongos saja sudah disemprot kemarin
7 Lain, Bi. Desa mereka kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya
bukan dari kas desa
8 Ya, gak tahulah, kalau begitu
9 Kang Raban ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Kang
Raban tidak ikut iuran, ya
10 Nah, Pak Hasan, nih, yang mengerti masalahnya. Kamu boleh tanya
lebih banyak kepada beliau
11 Di beberapa kampung sudah banyak yang terkena demam berdarah,
Pak.
12 Tolong buat es teh manis, Bi
13 O, begitu. Mungkin belum ada biayanya?
14 Sudah, Pak Mantri. Malah sudah lama.
15 Ya, mungkin, peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin
belum giliran kita karena keterbatasan peralatan, atau karena prosedur
16 Lagi pula masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi
hanya dengan foging. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan
bersama
17 Betul Pak Mantri. Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita
lakukan, yaitu 3M, menguras, mengubur, dan menutup barang-barang
yang menampung air
18 Tuh, kalau sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu
19 Benar, ya. Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya,
ya, begini ... jadi tukang sapu kantor desa.
20 Pak Hasan belum menerangkan alasan foging di kampung kita belum
dilakukan.
21 Pertama, mungkin biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin
peralatan terbatas. Ketiga, prosedur atau strategi pengasapan
mengharuskan kampung ini ditunda penyemprotannya
22 Maksud Pak Hasan, mm ... apa tuh, tadi yang terakhir? Mmm ....
23 Prosedur artinya aturan atau petunjuk tatacara melakukannya.
Sedangkan strategi itu taktik agar pengasapan benar-benar efektif
artinya berhasil dengan baik.
No Kalimat Tidak Langsung
1 Beberapa minggu yang lalu Pak RT memberitahukan bahwa
pengasapan di kampung kita ini akan dilaksanakan sekarang, tapi, kata
Kang Raban, belum bisa dilakukan. Nah, kenapa tuh, Pak?

b. Tunjukkan kalimat yang mengandung kata ganti dalam drama “Fogging”!


No Kalimat yang Menggunakan Kata Ganti
1 Mulutnya masih disesaki kunyahan pisang goreng (Wahyu)
2 Mengaduk-ngaduk tehnya dengan sendok (Raban)
3 Tanpa menghentikan pekerjaannya (Bi Acih)
4 Membawa piring dan gelas yang sudah selesai di cuci, lalu berhenti di
samping ibunya
5 Saya kan Cuma pesuruh (Raban)
6 Desa mereka kan, pake iuran dari masyarakat.
7 Hasan datang dengan pakaian dan tas dinasnya.
8 Aku yang ngomong (wahyu)
9 Kalaupun ada, mungkin belum giliran kita karena keterbatasan
peralatan, atau karena prosedur.
10 Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat
11 Ala, seperti kamu mengerti aja.
12 Kamu boleh tanya lebih banyak kepada beliau
13 Kamu boleh tanya lebih banyak kepada beliau (Pak Hasan)

c. Tunjukkan kalimat yang mengandung kata seruhan, kata suruhan, dan kata
tanya dalam drama “Fogging”!
No Kalimat Seruan Kalimat Kalimat Tanya
Suruhan
1 Ya, memang. Kamu boleh tanya Betul, kan?
Apalagi ini urusan lebih banyak
nyawa, Kang! kepada beliau.
2 Ya, nggaklah! Tolong buat es Jadi, selanjutnya bagaimana
teh manis, Bi. kalau begitu?
3 Aku yang Jangan-jangan Kang Raban
ngomong! tidak ikut iuran, ya?
4 Tapi, ingat! Aih-aih, kamµ ini,
bagaimana, Ban?
5 Bukan, Bang! Apa, sih?
6 nyebutnya aja gak Coba Mas Raban ceritakan
bisa! dulu, apa persoalannya?
7 Nah, kenapa tuh, Pak?
8 O, begitu. Mungkin belum
ada biayanya?
9 Mengerti, gak?
10 pa tuh, tadi yang terakhir?

d. Tunjuukan kalimat yang menandung konjungsi temporal dalam drama


“Fogging”!
No Kalimat yang Mengandung Konjungsi Temporal Konjungsi
Temporal
1 Kalau gak salah, Pak RT yang nagihin dua minggu yang Lalu
lalu.
2 Beberapa minggu yang lalu Pak RT memberitahukan Lalu
bahwa pengasapan di kampung kita ini akan
dilaksanakan sekarang, tapi, kata Kang Raban, belum
bisa dilakukan.
3 Menyesal kemudian tiada guna. Jadi tidak perlu kita kemudian
menyesali nasib berkepanjangan

e. Tunjukkan kalimat yang mengansung kata kerja yang menggambarkan suatu


peristiwa dan kata kerja yang menyatakan suatu yang difikirkan dalam drama
“Fogging”!
No Kalimat yang Mengandung Kata kerja Kata Kerja
1 Mulutnya masih disesaki kunyahan pisang Sesaki
gorengan
2 Mengaduk-ngaduk tehnya dengan sendok Mengaduk-aduk
3 Membawa piring dan gelas yang sudah Membawa
selesai di cuci, lalu berhenti di samping
ibunya
4 Tapi denge-denger Senin besok akan Denger-denger
dimusyawarhkan lagi
5 Di Kampung Jongos saja sudah disemprot Semprot
kemarin
6 Kampung kita juga iuran. Iuran
7 Kalau gak salah, Pak RT yang nagihin dua Nagihin
minggu yang lalu
8 Raban tersenyum malu Tersenyum
9 Hasan datang dengan pakaian dan tas Datang
dinasnya.
10 Dia tampaknya sudah biasa mampir di Mampir
warung bi acih.
11 Nah, Pak Hasan, nih, yang mengerti Mengerti
masalahnya.
12 Di beberapa kampung sudah banyak yang Terkena
terkena demam berdarah, Pak.
13 Atin datang sudah berganti pakaian. Datang, berganti
14 Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat menguras, mengubur,
kita lakukan, yaitu 3M, menguras, dan menutup
mengubur, dan menutup barang-barang
yang menampung air
15 Semua mengangguk-angguk puas dan Mengangguk-angguk
mengerti.
16 Hasan meminum teh manisnya. Meminum
f. Tunjukkan kalimat yang menunjukkan kata sifat dalam drama “Fogging”!
No Kalimat yang Mengandung Kata Sifat Kata Sifat
1 Agak malas menjawab Malas
2 Kalau aparatnya gesit, tentu gak begini. Gesit
FOTO KEGIATAN
Hasil Observasi PPL 2
Lampiran 1
FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Nama Mahasiswa PPG : Nur Kasanah


Kelas Sasaran Observasi : X-11
Untuk Siklus Pembelajaran ( √ ) Terbimbing
( ) Mandiri, siklus ke ……….

*Aspek sesuai dengan kebutuhan

Tgl. Aspek yang Hasil observasi


diobservasi*

24/0 Budaya sekolah Hasil observasi:


7/23 1. Apakah suasana 1. Suasana sekolah mendukung untuk melakukan
sekolah mendukung proses pembelajaran karena
pembelajaran dan a. Ruang kelas bersih, sirkulasi udara bagus,
interaksi yang ruang kelas ber-AC dan peserta didik juga
optimal? aktif.
2. Secara umum, b. Sekolah memiliki perpustakaan yang
apakah profil pelajar dilengkapi dengan AC, buku penunjang
Pancasila dan juga meja serta kursi.
dihidupkan dalam c. Sekolah memfasilitasi ruang-ruang OSIS,
sekolah? pramuka, maupun ekstrakurikuler lain
sebagai sarana dalam pembelajaran
berorganisasi.
d. Sekolah mempunyai 4 taman dilengkapi
dengan 4 kursi dan 1 meja sehingga anak
dapat dengan nyaman melakukan diskusi
di luar lingkungan kelas.
e. Sekolah juga mempunyai pendopo, aula,
dan musala.
2. Iya, peserta didik berdoa sebelum memulai
pembelajaran, aktif bertanya ketika
melakukan proses pembelajaran, saling
membantu ketika melakukan tugas kelompok.
Peserta didik-siswi secara mandiri melakukan
persiapan kegiatan (mulai dari memberikan
pengumuman hingga pelaksanaan) peringatan
hari besar, pramuka, maupun kegiatan lainnya
dan saling membantu dalam kelompok
organisasi tersebut

Interpretasi:
Suasana kelas dan karakteristik peserta didik
terbentuk dengan baik sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan baik.

24/0 Budaya kelas Hasil observasi:


7/23 1. Bagaimana guru dan 1. Guru berdiskusi dengan peserta didik untuk
peserta didik hal-hal yang tidak boleh dilakukan di kelas,
melakukan seperti tetap mengenakan masker ketika
kesepakatan kelas? belajar, memakai seragam lengkap ketika
2. Bagaimana guru pergi ke sekolah, tetap boleh bermain gadget
menekankan nilai- di kelas asal digunakan untuk mencari hal-hal
nilai profil pelajar yang berkaitan dengan materi.
Pancasila kepada 2. Guru menyisipkan nilai-nilai karakter pelajar
peserta didik, Pancasila dalam pembuatan rencana
pembelajaran (rpp) dan diimplementasikan
dalam kegiatan pembelajaran. Seperti:
a. Mengawali pembelajaran dengan
membaca doa,
b. Membuat peserta didik aktif maju ke
depan membacakan hasil analisis, dan
c. Selalu mengingatkan untuk bekerja sama
dalam kelompok.

Interpretasi:
Kesepakatan kelas sudah disepakati bersama,
hanya saja beberapa peserta didik melanggar
kesepakatan yang telah dibuat seperti memainkan
gawai untuk hal-hal di luar materi. Budaya kelas
di SMAN 2 Semarang juga sudah menerapkan
nilai-nilai profil pelajar Pancasila dengan baik.

25/0 Keterlibatan peserta Hasil observasi:


7/23 didik 1. Ya, peserta didik terlibat aktif selama
1. Apakah peserta pembelajaran berlangsung. Ketaktifan peserta
didik terlibat aktif didik selama pembelajaran dapat dilihat
selama pembelajaran melalui diskusi, menjawab pertanyaan yang
berlangsung? Dalam diajukan guru, dan juga memberikan tanggapan
bentuk apa saja ataupun saran kepada teman yang presentasi.
keterlibatan peserta 2. Guru memotivasi dengan memberikan
didik dalam apersepsi dan pertanyaan pemantik.
pembelajaran ini? 3. Peserta didik termotivasi dalam pembelajaran.
2. Jika iya, bagaimana 4. Ya, peserta didik antusias dalam proses
guru memotivasi pembelajaran terutama saat kegiatan tanya-
peserta didik untuk jawab dan juga praktik seperti praktik drama.
terlibat dalam 5. Ya, peserta didik aktif dan atusias dalam
pembelajaran? menjawab pertanyaan pemantik yang diberikan
3. Jika tidak, mengapa oleh guru.
peserta didik tidak
Interpretasi:
termotivasi dalam
Antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran? pembelajaran sangat bagus. Hanya saja terdapat
4. Apakah Anda beberapa peserta didik yang cenderung diam, serta
menangkap beberapa peserta didik juga mal-malu untuk
antusiasme belajar mengungkapkan gagasannya. Sehingga guru harus
dari para peserta menunjuk peserta didik yang kurang tersebut
didik? untuk menjadi aktif ketika proses pembelajaran
5. Apakah peserta berlangsung.
didik aktif merespon
pertanyaan guru
selama pembelajaran
berlangsung?
Jelaskan

24/0 Identifikasi kesiapan Hasil observasi:


7/23 peserta didik 1. Ya, guru mengamati kesiapan peserta didik
1. Apakah di awal dengan melakukan review materi pada
pembelajaran guru pembelajaran sebelumnya.
mengamati atau 2. Guru memberikan sebuah pertanyaan pemantik
mengecek kesiapan tentang teks yang akan dipelajari, supaya
peserta didik? Baik peserta didik yang lupa bisa mengingatnya
secara kondisi kembali
maupun secara 3. Guru memfasilitasi peserta didik dalam proses
materi yang akan pembelajaran dengan cara berkeliling untuk
diajarkan mengetahui proses diskusi peserta didik serta
2. Apa yang dilakukan melakukan asesmen sebagai salah satu cara
oleh guru saat untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
mengetahui bahwa sudah tercapai atau belum.
kompetensi awal
Interpretasi:
peserta didik
Sebagain besar peserta didik sudah siap untuk
beragam?
memulai pembelajaran dan sudah siap untuk
3. Bagaimana guru
mendampingi setiap menerima materi baru. Guru juga memfasilitasi
peserta didik agar peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
mencapai tujuan pembelajaran.
pembelajaran?

24/0 Perkembangan emosi Hasil observasi:


7/23 1. Sejauh mana kelas 1. Kelas di SMAN 2 Semarang sudah bersih dan
dan ruang nyaman serta memiliki fasilitas yang lengkap
pembelajaran untuk mendukung peserta didik dalam
lainnya menjadi mengekspresikan diri dan menggali potensinya.
ruang ekspresi diri Ruang kelas juga menjadi ruang ekspresi di
yang sehat untuk mana peserta didik dapat mengekspresikan
peserta didik? perasaannnya dalam memeragakan karakter
2. Bagaimana guru yang terdapat dalam drama.
merespons peserta 2. Guru mendorong peserta didik yang belum bisa
didik yang belum mengekspresikan diri dengan memberikan
bisa motivasi serta melakukan pendekatan
mengekspresikan terbimbing antar peserta didik.
diri dengan tepat?
Interpretasi:
Sekolah sudah mendukung perkembangan emosi
peserta didik melalui fasilitas, sarana dan
prasarana yang baik untuk proses pembelajaran.
Guru juga memfasilitasi perkembangan emosi
peserta didik selama proses pembelajaran.

24/0 Perkembangan sosial Hasil observasi:


7/23 1. Secara umum, 1. SMAN 2 Semarang sudah membangun
bagaimana guru atmosfer yang mendukung peserta didik untuk
membangun mengembangkan kemampuan bersosialiasi,
atmosfer yang misalnya melalui kegiatan Masa Pengenalan
mendukung peserta Lingkungan Sekolah (MPLS). Melalui kegiatan
didik untuk ini peserta didik dikenalkan mengenai
mengembangkan lingkungan sekolah, kakak kelas, guru, budaya
kemampuan sekolah, lingkungan sekolah dan juga
bersosialisasi? organisasi di sekolah. Selain kegiatan tersebut
misalnya peka sekolah juga menyediakan organisasi-
terhadap situasi organisasi yang dapat membantu peserta didik
sekitar, berempati, untuk membantu mengembangkan kemampuan
saling menghargai, bersosialisasi.
serta berinteraksi 2. Guru sudah memfasilitasi keterampilan sosial
dan berkomunikasi? peserta didik dalam kegiatan belajar melalui
2. Bagaimana guru kerja kelompok dan proyek bersama. Kegiatan
memfasilitasi presentasi juga membangun keterampilan
peserta didik dalam untuk berbiara di depan banyak orang.
mengembangkan Kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat
keterampilan sosial dan bakat peserta didik juga menambah
peserta didik dalam keterampilan social antarkelas, kakak kelas,
kegiatan belajar dan guru. Selain itu, SMAN 2 Semarang juga
(contoh, kerja memfasiltasi kegiatan pemilihan ketua MPK
kelompok, dan OSIS.
mengerjakan proyek
Interpretasi:
bersama)?
SMAN 2 Semarang sudah mendukung peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan
bersosialisasi dengan memfasiliti kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat bagi peserta didik.

24/0 Perkembangan Hasil observasi:


7/23 moral/spiritual Guru SMAN 2 Semarang sudah melakukan proses
Apa saja yang dilakukan pembelajaran untuk mengembangkan nili-nilai
guru dalam membangun intergritas dan juga spiritual peserta didik dengan
nilai-nilai integritas dan membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum
spiritual peserta didik? ataupun sesudah proses pembelajaran.

Interpretasi:
Guru SMAN 2 Semarang menanamkan nilai-nilai
integritas dan spiritual peserta didik dalam proses
pembelajaran. Disamping itu, guru BK juga
memberikan layanan guna meningkatkan nilai-
nilai integritas dan kemampuan peserta didik.

Kesimpulan:
Proses belajar-mengajar di kelas sudah berjalan sangat bagus, seperti terjalin
kerja sama yang bagus antarpeserta didik, lingkungan belajar yang nyaman, dan
penanaman profil pelajar pancasila oleh guru yang cukup bisa diterapkan oleh
peserta didik. Guru juga sangat bagus dalam memancing peserta didik untuk
mengekspresikan dirinya sehingga peserta didik juga aktif dalam mengeksplorasi
materi.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Muhajir, S. pd., M.Hum. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 078101185 NIP. 196811232008012004
Lampiran 2
FORMAT LEMBAR OBSERVASI Modul Ajar/RPP*
Nama Mahasiswa PPG : Nur Kasanah
NIM : 2253A41212
Program/Bidang Studiq : Bahasa Indonesia

Penyusun Modul Ajar/RPP : Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X-11
Capaiaan Pelajaran KD : Teks Laporan Hasil Observasi
Modul ajar atau RPP yang disusun oleh Guru Pamong.

Prinsip Aspek Observasi Catatan

Kelengkapa Apakah sudah ada tujuan Ya, dalam modul ajar sudah
n pembelajaran, langkah- terdapat tujuan pembelajaran,
komponen langkah pembelajaran, dan langkah-langkah pembelajaran
minimum asesmen pembelajaran yang dan asesmen penilaian yang
jelas? jelas.

Esensial Kejelasan perumusan tujuan Tujuan pembelajaran sudah


dan pembelajaran memenuhi memenuhi kriteria SMART
bermakna kriteria SMART (Specific, (Specific, Measurable,
Measurable, Achievable, Achievable, Relevant, dan
Relevant, dan Time) (tidak Time) dan tidak menimbulkan
menimbulkan penafsiran penafsiran ganda serta
ganda dan mengandung mengandung perilaku hasil
perilaku hasil belajar) belajar.
Tujuan Tujuan
1. Apakah modul ajar/RPP 1. Modul ajar sudah memuat
memuat tujuan tujuan pembelajaran dan
pembelajaran yang sesuai sudah sesuai dengan
selaras dengan CP yang Capaian Pembelajaran
dituju? (CP).
2. Apakah konsep utama yang 2. Konsep utama yang
akan dipelajari, diberikan sudah jelas,
pengetahuan inti, dalam modul ajar terdapat
keterampilan, dan sikap konsep utama, pengetahuan
yang akan dipelajari tertera inti mengenai Fluida
secara jelas? Dinamis serta mencakup

3. Apakah konten yang keterampilan dan sikap

dipelajari sudah bebas dari yang akan dipelajari.

muatan SARA pornografi, 3. Ya, modul ajar sudah bebas

pornoaksi, dan provokasi. dari muatan SARA,


pronografi, pornoaksi dan
4. Apakah terdapat pertanyaan
provokasi.
bermakna dan pertanyaan
4. Dalam modul ajar terdapat
pemantik yang menyasar
pertanyaan bermakna dan
konsep inti?
pertanyaan pemantik.

Kegiatan
Kegiatan
1. Apakah alur kegiatan
1. Ya, alur kegiatan dalam
disusun secara runtut,
modul ajar disusun secara
sistematis, sesuai dengan
runtut, sistematis, sesuai
alokasi waktu?
dengan alokasi waktu
2. Apakah rangkaian
2. Ya, karena dalam modul ajar
kegiatan berorientasi pada
sudah mencakup pertanyaan
penguatan kompetensi dan
pemantik yang mampu
kemampuan berpikir area
mendorong peserta didik
tinggi?
untuk berpikir kritis
3. Apakah modul ajar/RPP
3. Ya, dalam modul ajar sudah
menyertakan berbagai
mencakup kegiatan remidiasi
kegiatan (termasuk
remedial dan pengayaan) dan pengayaan
yang berpusat pada siswa/ Asesmen
menjadikan siswa peserta 1. Belum ada asesmen
aktif? diagnostik pada awal
Asesmen pembelajaran
1. Apakah ada asesmen awal 2. Ya, asesmen yang dibuat
pembelajaran beserta cara sesuai dengan Tujuan
penilaiannya untuk Pembelajaran
mengecek kesiapan 3. Ya, asesmen yang dibuat
siswa? mengacu pada Taksonomi
2. Apakah asesmen yang Bloom sehingga mencakup
termuat secara jelas seluruh kompetensi siswa
mengukur ketercapaian 4. Belum ada, modul ajar hanya
Tujuan Pembelajaran? menampilkan asesmen
3. Apakah bentuk asesmen penilaian
memberikan umpan balik
pada proses belajar siswa?
4. Apakah kriteria untuk
mengukur ketercapaian
Tujuan Pembelajaran
tertera secara jelas?

Berkesinam 1. Apakah urutan 1. Ya, urutan pembelajaran


- Bungan pembelajaran sistematis dalam modul ajar sudah
dan logis? sistematis dan logis
2. Apakah terdapat 2. Ada, dalam modul ajar
pertanyaan kunci yang memuat kegiatan refleksi
membantu guru dan siswa 3. Ya, asesmen yang dibuat
untuk merefleksikan sudah selaras dengan
kegiatan pembelajaran di kegiatan pembelajaran
kelas?
3. Apakah asesmen yang
tertera di modul ajar/RPP
selaras dengan kegiatan
pembelajaran?

Kontekstual 1. Apakah modul ajar/RPP 1. Belum tentu, karena


memuat alternatif pelaksanaan modul ajar
kegiatan untuk disesuaikan dengan sarana
diimplementasikan pada dan prasarana sekolah dan
lingkungan sekolah yang disesuaikan dengan
berbeda? karakteristik peserta didik
2. Apakah modul ajar/RPP yang terdapat di sekolah
dapat mengakomodir SMA N 2 Semarang.
siswa dengan kebutuhan 2. Ya, karena modul ajar
yang berbeda? ditargetkan untuk semua
3. Apakah modul ajar/RPP siswa di kelas
memuat kearifan lokal 3. Belum ada karena modul
daerah setempat? ajar hanya menampilkan
implementasi materi secara
konteksual dan belum
dikaitkan dengan kearifan
lokal setempat.

Sederhana 1. Apakah modul ajar/RPP 1. Ya, modul ajar sudah


menggunakan bahasa yang menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami? jelas dan mudah dipahami
2. Apakah bahasa/istilah yang 2. Ya, modul ajar sudah
digunakan mudah menggunakan bahasa dan
dipahami? istilah yang mudah dipahami
dan tidak menimbulkan tafsir
ganda.

Komponen 1. Apakah pemilihan 1. Ya, modul ajar sudah


pendukung sumber/media mencakup berbagai sumber
pembelajaran sesuai dengan yang memanfaatkan media
tujuan, materi, dan konvensional dan berbasis
karakteristik peserta didik? teknologi
2. Apakah ada kegiatan 2. Ada, dalam modul ajar
remedial atau pengayaan? terdapat kegiatan remedial
3. Apakah ada daftar pustaka? atau pengayaan
3. Ada, modul ajar sudah
memuat daftar pustaka dari
berbagai sumber

Kesimpulan:
Modul ajar yang dibuat oleh guru pamong sudah sangat baik, hanya perlu
ditambahkan beberapa kompenen yang belum tersedia seperti keterkaitan dengan
kearifan local.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Muhajir, S. pd., M.Hum. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 078101185 NIP. 196811232008012004
Lampiran 3
FORMAT LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(untuk Mahasiswa, DPL, DP sebagai Observer pada Kegiatan Lesson
Study)
Mata : Bahasa Indonesia
Pelajaran/Topik
Sekolah/ Kelas : SMAN 2 Semarang / X-11
Nama Guru Model : Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.
Kompetensi Dasar : Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja.
Pelajar mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang
beragam. Pelajar mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai
sumber. Pelajar mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat.
Pelajar mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara
kritis dan etis.

Hal yang Hasil Observasi Bila Anda adalah guru


diobservasi (tuliskan apa yang terjadi dan di kelas tersebut, hal
alasannya) apa yang akan Anda
lakukan berbeda?

Apakah semua Belum semua peserta didik Terus memberikan


peserta didik benar- mengikuti pembelajaran dengan motivasi pada peserta
benar telah belajar sungguh-sungguh. Proses belajar didik dengan
tentang topik peserta didik sesuai dengan menggunakan metode
pembelajaran hari modul ajar yang telah pembelajaran yang
ini? Bagaimana direncanakan. lebih menarik
proses mereka
belajar?

Peserta didik mana Beberapa peserta didik yang izin Memberinya pengertian
yang tidak dapat tidak mengikuti pembelajaran secara halus bahwa
mengikut kegiatan karena ada kegiatan lain di luar ketika guru sedang
pembelajaran pada kelas. Selain itu, ada peserta menerangkan atau ada
hari ini? didik yang mengantuk dan orang lain yang sedang
tertidur di kelas berbicara, kita harus
menghirmatinya, siapa
pun itu

Mengapa peserta Karena kurang fokus mengikuti Guru menyisipi games


didik tersebut tidak proses pembelajaran. Solusinya yang menarik dalam
dapat belajar dengan guru dapat memberikan ice proses pembelajaran
baik? Menurut Anda breaking di tengah-tengah proses guna menghilangkan
apa penyebabnya pembelajaran kejenuhan pada saat
dan bagaimana proses pembelajaran.
alternatif solusinya?

Bagaimana usaha Guru menampilkan video yang Guru membentuk


guru model dalam menarik terakait dengan materi kelompok diskusi agar
mendorong peserta yang disampaikan. terjadi kolaborasi yang
didik yang tidak Usaha tersebut cukup berhasil interaktif
aktif untuk belajar? karena sebagian besar peserta
Apakah usaha didik memperhatikan video yang
tersebut berhasil? ditampilkan dan peserta didik
aktif mengajukan pertanyaan
terkait video tersebut

Apakah Cukup efektif, karena sebagian Guru melakukan


pembelajaran besar peserta didik aktif evaluasi pembelajaran
berjalan dengan mengajukan pertanyaan dan setiap pertemuan untuk
efektif? (Semua menanggapi pendapat menentukan tindak
kegiatan yang antarteman dalam proses lanjut kedepannya
diberikan bermakna pembelajaran.
untuk peserta didik,
semua peserta didik
terlibat aktif dan
tidak ada yang idle)

Bagaimana usaha Guru memfasilitasi kegiatan Guru memberikan


guru membantu remedial bagi peserta didik yang penguatan materi
peserta didik yang mengalami kesulitas dalam sebelum melakukan
mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran kegiatan remidiasi
dalam mencapai
tujuan
pembelajaran?

Bagaimana usaha Guru memfasilitasi kegiatan Guru menyarankan


guru dalam pengayaan untuk peserta peserta didik untuk
memfasilitasi peserta didikyang lebih cepat dari rata- mengikuti berbagai
didik yang lebih rata kelas dalam mencapai tujuan lomba akademik
cepat dari rata-rata pembelajaran maupun non akademik
kelas dalam
mencapai tujuan
pembelajaran?

Apakah guru Ya, guru melakukan modifikasi Guru akan melakukan


melakukan modul ajar karena melihat situasi modifikasi mengikuti
modifikasi dari dan kondisi peserta didik saat tuntutan zaman dan
modul ajar/RPP? proses pembelajaran teknologi disesuaikan
Apakah modifikasi berlangsung. dengan kebutuhan
tersebut merupakan Ya, modifikasi yang dilakukan peserta didik.
keputusan guru merupakan keputusan guru
untuk merespons sesuai situasi kelas dan peserta
situasi kelas dan didik
peserta didik?
Pelajaran berharga apa yang Anda dapatkan dari pengamatan ini?
Pembelajaran berharga yang dapat saya dapatkan dari kegiatan pengamatan ini
adalah guru harus menyiapkan metode pembelajaran yang menarik dan
melakukan evaluasi sebagai tindak lanjut kedepannya sehingga guru harus terus
belajar dan membuat proses pembelajaran yang menarik dan efesien.
Kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran sudah baik dengan peserta didik yang aktif, namun
perlu diperbaiki kembali agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana secara
optimal.
Catatan lain:
Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain difokuskan pada
interaksi antar peserta didik dalam satu kelompok, interaksi peserta didik antar
kelompok, interaksi peserta didik – guru, interaksi peserta didik – media/ sumber
belajar, serta interaksi peserta didik – lingkungan.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Muhajir, S. pd., M.Hum. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 078101185 NIP. 196811232008012004
Lampiran 4
LEMBAR WAWANCARA
MANAJEMEN SEKOLAH

Nama Mahasiswa : Nur Kasanah


NIM : 2253A41212
Prodi/Bidang Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah PPL : SMA N 2 Semarang

Mahasiswa dapat mewawancara kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan


bidang kurikulum, atau guru yang terlibat dalam manajemen sekolah. Di tiap
sasaran digali informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang
dirancang, pelaksanaan kebijakan dan program, dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan tindak lanjut. Dikaji juga faktor lingkungan yang mendukung dan
menghambat pelaksanaan kebijakan atau program.

Tgl Sasaran Hasil Observasi


Observasi*)
25/07/ Manajemen Hasil Observasi
23 Kesiswaan 1. Kebutuhan berkaitan dengan alat yang
1. Apa saja digunakan daalam pembelajaran siswa,
kebutuhan seperti:
siswa yang a. Bidang Olahraga: Alat yang sesuai
menjadi materi olahraga yaitu bola voli, bola
prioritas basket dan raket
sekolah? b. Agama: Praktik ibadah haji atau
2. Apa yang sudah umroh memakai baju ikhram
diupayakan c. Per jurusan
satuan 1) Matematika: Alat-alat yang terkait
pendidikan pembelajaran seperti dimensi 3
untuk (Kerangka balok, kubus, prisma,
memenuhi limas, tabung, kerucut, bola, dll),
kebutuhan penggaris berbagai jenis (lurus,
tersebut segitiga, setengah lingkaran, sudut)
5. Bagaimana 2) Fisika: Alat-alat yang terkait
kebutuhan siswa pembelajaran dan praktikum
ini tercermin 3) Kimia: Alat-alat yang terkait
dalam analisis pembelajaran dan praktikum
karakteristik 4) Biologi: Alat-alat yang terkait
satuan pembelajaran dan praktikum
pendidikan? e. Perlengkapan ekstra kurikuler
6. Bagaimana 2. Untuk mengupayakan:
kebutuhan a. Sekolah merekap kebutuhan
peserta didik ini b. Mengumpulkan usulan dari bapak ibu
tercermin dalam guru
tujuan satuan c. Evaluasi yang menjadi kebutuhan
pendidikan? mendesak
d. sekolah mengupayakan /
merealisasikan
3. Kebutuhan yang dibutuhkan siswa akan
mendukung yang akan menjadi hobi anak-
anak, misalnya ekxtrakulikuler dance,
cheerleader, tidak hanya butuh tempat saja
untuk latihan. Karena ketika latihan
cheerleader membahayakan siswa upaya
sekolah menyediakan matras untuk
menanggulangi apabila ada siswa yang
jatuh agar tidak membahayakan.
4. Menyiapkan peserta didik dengan teknis-
teknis tertentu yang mengarah ke tujuan
satuan pendidikan yaitu ada pelatihan-
pelatihan untuk guru dan peserta didik dan
pembekalan supaya mengarah ke tujuan
satuan pendidikan. Setiap sebelum
terjun ke peserta didik ada pembekalan
sehingga yang disampaikan dapat
mendukung dan membawa anak kearah
tujuan satuan pendidikan. Pelatihan ini
untuk siswa dan guru dan lainnya dengan
menghadirkan nasumber ahli
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam pelaksanaan manajemen kesiswaann di
SMA N 2 Semarang sudah berjalan dengan
baik dengan mengutamakan kebutuhan siswa
yang menjadi priotitas sekolah. Dan tercermin
dalam tujuan satuan pendidikan
25/07/ Manajemen Hasil Observasi
23 Kurikulum 1. Sekolah mengadopsi kerangka kurikulum
1. Bagaimana dari pemerintah 2 jenis. Yakni IKM untuk
satuan kelas X dan XI dan Kurtilas untuk kelas
pendidikan XII. Kurikulum Merdeka memiliki
mengelola dokumen 1 (KUSP), dokumen 2 (ATP),
pembelajaranny dan dokumen 3 (MA). Sedangkan Kurtilas
a? dokumen 1 (KTSP), dokumen 2 (Silabus),
2. Bagaimana dan dokumen 3 (RPP).
proses 2. Proses perencanaan dan desain kurikulum
perencanaan dilakukan setelah pembuatan jadwal dan
dan desain SK guru turun, kemudian pembelajaran
kurikulum? guur membuat perangkat ajar sebagai
3. Seberapa dasar pembelajaran.
jauh/rutin 3. Terdapat 2 jenis monitoring di sekolah,
sekolah yaitu untuk Guru dan Kurikulum.
melakukan a. Monitoring untuk guru disebut
monitoring supervisi yang dilakukan 2x dalam
terhadap satu tahun (smt 1 dan smt 2) bulan
pelaksanaan Maret dan Agustus. Monitoring guru
kurikulum? dilakukan untuk membantu dan
4. Seberapa jauh memberi masukan kepada guru dalam
penggunaan menyusun administrasi, pra-
data dalam pembelajaran-pasca. Selain supervisi
proses refleksi terdapat PKG (Penilaian Kinerja Guru)
kurikulum? yang dilakukan pada Oktober-
November untuk menilai kinerja guru
sebagai syarat kenaikan pangkat.
b. Monitoring Kurikulum dilakukan di
akhir tahun ajaran ada supervisi dan
refleksi sebagai analisis konteks.
3. Setelah dilakukan analisis konteks dicari
kekuatan dan kelemahan program sekolah.
Kekuatan tersebut akan dipertahankan dan
ditingkatkan. Kelemahan akan diperbaiki
dengan membuat program kerja seperti
PHT (Penilaian Harian Terstruktur) dan
workshop.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam pelaksanan kurikulum di sekolah SMA
N 2 Semarang sudah berjalan sesuai dengan
peraturan pemerintah. Di mana pada kelas X
dan XI menggunakan IKM dan kelas XII
menggunakan kurikulum 2013. Dalam
pelaksanaan kurikulum juga sudah sesuai
dengan peraturan pemerintah, seperti
perencanaan penyusunan kurikulum dan juga
monitoring pelaksanaan kurikulum sudah
dilaksanakan di sekolah SMA N 2 Semarang
25/07/ Manajemen Hasil Observasi
23 Sumber Daya 1. Proses penerimaan guru dilakukan sesuai
Manusia penempatan dari pemerintah sesuai SK.
1. Bagaimana Bagian TU memiliki R 10 (form
proses kebutuhan guru) dimana pemerintah bisa
penerimaan melihat form tersebut. Apabila di sekolah
guru dalam kekurangan guru maka pemerintah akan
satuan memindahkan guru dari sekolah yang
pendidikan? kelebihan guru ke sekolah yang
2. Apakah ada kekurangan guru (mutasi). Apabila belum
kegiatan khusus ada keputusan dari pemerintah maka pihak
untuk sekolah mengadakan seleksi guru (GTT).
membekali guru 2. Terdapat kegiatan khusus untuk
yang baru membekali guru yang baru mengajar
mengajar? seperti:
3. Apakah ada a. TU: menjelaskan administrasi
kegiatan khusus b. BOP: menjelaskan tentang gaji
untuk c. Humas: menjelaskan tentang
pengembangan kebiasaan atau budaya dan etika di
profesional sekolah.
guru? d. Sarpras: mengatur ruangan guru
e. Terdapat beberapa kegiatan khusus
untuk pengembangan profesional guru
yakni pelatihan PTK, artikel, jurnal,
workshop dan seminar.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam manajemen sumber daya manusia
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
pemerintah. Di mana sekolah tidak langung
melaksanakan perekrutan guru jika
kekurangan guru akan tetapi menunggu dari
pihak pemerintah. Dan juga terdapat kegiatan
khusus untuk membekali guru yang baru
mengajar dan juga kegiatan untuk
pengembangan profesional guru seperti
pelatihan dan juga workshop.
25/07/ Manajemen Hasil Observasi
23 sarana & 1. Menggunakan asas SWOT:
prasarana a. Strength: Lokasi SMA Negeri 2
1. Apa saja data Semarang yang memiliki rute menuju
yang digunakan ke sekolah yang cukup lebar sehingga
untuk mobilitas peserta didik dan guru tidak
perencanaan terhambat; dan area SMA Negeri 2
sarana dan Semarang yang luas dapat memuat
prasarana? berbagai fasilitas yang menunjang
2. Apakah proses pendidikan, seperti 42 ruang
penggunaan kelas, lapangan voli, lapangan basket,
sarana dan lapangan futsal dan upacara, aula, 2 lab
prasarana sudah computer, 1 lab bahasa, lab kimia, lab
efektif untuk biologi, lab fisika, mushola,
mendukung perpustakaan, dan balai/joglo.
proses b. Weakness: Anggaran yang disiapkan
pembelajaran? untuk perawatan dan penggantian
4. Apakah ada sarana dan prasarana belum memadahi,
sarana dan sehingga perawatannya kurang
prasarana di maksimal. Proses administrasi untuk
sekitar sekolah penambahan, penggantian, atau
yang dapat pelaporan kerusakan sarana dan
dimanfaatkan prasarana yang rumit, membuat pihak
untuk sekolah kesulitan karena harus melalui
mendukung sistem.
pembelajaran? c. Opportunity: Area kosong dan
terbengkalai yang butuh renovasi,
seperti gedung perpustakaan yang
ingin dialih-fungsikan menjadi gedung
baru.
d. Threat: SMA Negeri 2 Semarang
dikelilingi oleh pohon-pohon yang
ukurannya besar dan rindang, serta
guguran daunnya mengganggu
kegiatan di sekolah. Sehingga, pihak
sarana dan prasarana memutuskan
untuk menebang sebagian besar pohon
di sana.
e. Menggunakan data dari BOS yang
disediakan oleh pemerintah yang
digunakan untuk pembelian sarana dan
prasarana serta perbaikan sarana dan
prasarana tersebut.
4. Iya, sudah. Karena, sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan dari stakeholder
(guru, peserta didik, orang tua, dan warga
sekolah lainnya).
5. Ada. Seluruh sarana dan prasarana
disediakan untuk menunjang proses
pembelajaran, seperti Joglo yang bisa
digunakan untuk pembelajaran dan
aktivitas outdoor, Lab Bahasa yang bisa
digunakan untuk latihan ujian listening,
karena fasilitas di dalam kelas sudah
memadahi, yaitu speaker, proyektor, dan
LCD, dan Aula yang biasanya digunakan
untuk kegiatan sekolah skala besar, seperti
orientasi siswa, sendratari, dan workshop.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam manajemen sarana dan prasarana, dana
diberikan oleh BOS yang kemudian akan
dikelola oleh pihak sekolah untuk dibagi ke
beberapa bidang, salah satunya adalah bidang
sarana dan prasarana. Dana tersebut
digunakan untuk pembelian dan pemeliharaan
aset. Kemudian, aset yang dimiliki sekolah
akan dituangkan dalam laporan dan sistem,
lalu pihak terkait akan melakukan pengecekan
kesesuaian aset yang didaftarkan dengan hasil
sebenarnya. Kemudian, hasil audit itu akan
dituangkan dalam berkas untuk memastikan
laporan hasil audit sesuai dengan keadaan
dalam ruangan.
25/07/ Manajemen Hasil Observasi:
23 anggaran Sekolah memiliki sistem yang digunakan
Apakah satuan untuk merencanakan anggaran, melaksanakan,
pendidikan dan memonitor anggaran. Sistem yang
memiliki sistem digunakan dalam bentuk aplikasi dan web.
dalam aplikasi yang digunakan oleh sekolah berasal
merencanakan, dari kementrian pendidikan dan kebudayaan
melaksanakan, dan (kemendikbud) yakni, ARKAS, selanjutnya
memonitor web yang dikembangkan oleh Dinas Provinsi
anggaran dan Jawa Tengah yang dikenal dengan
penggunaannya? SIPERKASA. Dengan adanya dua sistem ini
akan mempermudah dalam proses
perencanaan, monitor, dan pelaporan.
Selain itu dalam proses manajemen anggaran
di SMA N 2 Semarang terdapat budaya
adanya musyawarah stakeholder sekolah
untuk merumuskan ERKAS yang terdiri dari
perencanaan, anggaran, kegiatan, pelaporan
dan pertanggung jawaban untuk anggaran di
tahun selanjutnya. kegiatan ini dilakukan di
bulan November sampai awal Desember.
setelah dilakukan perencanaan ERKAS akan
di upload di kedua sistem.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam proses manajemen anggaran sekolah
telah difasilitasi oleh kementrian dan dinas
provinsi sehingga akan mempermudah dalam
memantau, dan pelaporan akan tersistematis.
manajemen anggaran yang ada di SMA N 2
Semarang sudah bagus karena telah sesuai
standar nasional dan daerah.
25/07/ Manajemen Hasil Observasi
23 Sistem Informasi 1. Dalam mendukung proses pembelajaran,
1. Apa saja dilaksanakan kerjasama antara sekolah
informasi/data dengan perguruan tinggi, bimbel, dan
yang instansi-instansi tertentu. Kerjasama ini
dikumpulkan memberikan kesempatan untuk berbagi
dalam ilmu dengan peserta didik. Misalnya
mendukung dengan tryout, anak-anak menjadi terlatih
proses dalam mengerjakan soal, yang juga
pembelajaran? disertai pembahasan sehingga peserta
2. Bagaimana didik bisa lebih paham.
informasi 2. Kemudian untuk data hasil tryout dari
dikelola bimbel akan diserahkan kepada BK,
sehingga 3. Hasil tryout yang diterima BK selanjutnya
pembelajaran akan dibagikan kepada Guru. Sehingga
bisa dilakukan guru mendapatkan informasi bagaimana
berbasis data? kualifikasi peserta didik.
3. Sejauh mana Interpretasi Hasil Observasi
guru bisa 1. SMAN 2 Rembang memberikan
mengakses dan kesempatan bekerjasama dengan pihak
menggunakan bimbel, perguruan tinggi, dan instansi-
data tersebut instansi tententu yang dapat memberikan
untuk ilmu baru untuk siswa. Kerjasama dengan
mendukung bimbel untuk memberikan tryout kepada
proses siswa, sehingga siswa terlatih mengerjakan
pembelajaran? soal.
2. Kerjasama dengan perguruan tinggi dalam
rangka memberikan informasi kepada
siswa seputar seleksi masuk perguruan
tinggi, snmptn, sbmptn, dan ujian mandiri.
3. Pada saat kami melakukan observasi,
sedang ada kegiatan yang dilakukan oleh
jurusan ilkom undip bekerjasama dengan
dinas arsip dan perpustakaan untuk
mengadalan literafest (literasi festifal),
dilakukan di 10 kelas, mereka
mendapatkan informasi tentang bagaimana
lombanya, bagaimana menggunakan
aplikasi yang baru yang diberikan untuk
anak-anak agar bisa mendapatkan buku
yang diperoleh secara online, dan beberapa
kegiatan lainnnya.
4. Alumni SMAN 2 Semarang tersebar di
berbagai perguruan tinggi dan berbagai
macam pekerjaan. Saat ini telah terbentuk
ikatan alumni SMAN 2 Semarang dengan
nama Dwiaksata.
25/07/ Manajemen Hasil Observasi
23 Ketatalaksanaan Dalam membantu sistem administrasi
Apa saja yang sekolah, staff tata usaha telah didukung
dimiliki satuan dengan sarana dan prasarana yang memadai,
pendidikan untuk diantaranya ketersediaan komputer bagi setiap
membantu sistem staff tata usaha, kondisi ruang tata usaha yang
administrasi? nyaman dan bersih sehingga mendukung
kinerja para staff. Dalam melaksanakan
kegiatan administrasi, bidang ketatausahaan di
SMA N 2 Semarang terdiri atas 15 staff
dengan pembagian tugas yang jelas yakni
subbidang administrasi dan non administrasi.
Subbidang administrasi terdiri atas
administrasi persuratan, kepegawaian,
kesiswaan, dan pengolah data sekolah,
sementara untuk subbidang nonadministrasi
terdiri atas staff perpustakaan, keamanan, dan
kebersihan.
Moto yang dimiliki oleh bidang tata usaha
SMA N 2 Semarang adalah “Pelayanan
Prima” yang diharapkan dapat membantu
memberikan pelayanan yang baik guna
membantu tugas kepala sekolah, guru, peserta
didik, dan stakeholder pendidikan. Berkaitan
dengan pelayanan terhadap peserta didik,
bidang administrasi membantu dalam
pembuatan surat tugas, surat keterangan, surat
rekombinasi untuk mengikuti pendaftaran, dan
informasi lain berkaitan dengan administrasi
sekolah.
Interpretasi Hasil Observasi
Bidang Tata Usaha SMA N 2 Semarang
menjalankan tugas administrasi pelayanan
kepada peserta didik, guru, dan stakeholder
pendidikan dengan pembagian antar staff yang
cukup jelas. Dalam pelaksanaan tugas, staff
tata usaha didukung adanya fasilitas atau
sarana dan prasarana yang cukup memadai.

Pelajaran berharga apa yang Anda dapatkan dari wawancara dan


pengamatan ini?
Tata kelola di SMAN 2 Semarang sudah baik dan telah berjalan sesuai dengan
tugasnya. Dengan demikian, pelajaran yang dapat saya ambil dari pengamatan ini
adalah membuat perencanaan dalam pembelajaran yang baik disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik (pembelajaran diferensiasi).
Kesimpulan:
Secara umum, manajemen SMAN 2 Semarang sudah baik karena dalam
pelaksanaannya sudah dibagi sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga
setiap orang yang bersangkutan akan bertanggungjawab pada tugasnya masing-
masing. Selanjutnya, peran kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan sudah
maksimal sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Muhajir, S. pd., M.Hum. Umi Chasanah, S.Pd., M.Si.


NIP. 078101185 NIP. 196811232008012004
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
LINGKUNGAN BELAJAR

Nama Mahasiswa : Nur Kasanah


NIM : 2253A41212
Prodi/Bidang Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah PPL : SMA N 2 Semarang

Tgl Sasaran Observasi*) Hasil Observasi Interpretasi Hasil


Observasi
19/07/23 1. Latar belakang Berdasarkan data, Sudah dilakukan
sosial-ekonomi murid kondisi sosial-ekonomi dengan baik sesuai
peserta didik di SMA 2 ketentuan yang ada
Murid dengan kondisi Semarang secara umum dan disesuaikan
sosial-ekonomi yang dapat dikategorikan dengan visi
berbeda memiliki hak menengah atau sekolah.
yang sama dalam seimbang. Prinsip SMA
mengakses dan 2 Semarang dalam
memperoleh layanan menyikapi hal tersebut
pendidikan yang adalah dengan
berkualitas, seperti mengedepankan
tingkat pendidikan orang Persamaan/Kesetaraan.
tua dan fasilitas belajar Misalnya: Saat
yang tersedia di rumah. PPDB peserta didik
yang lolos semua
mendapat hak yang
sama meskipun selama
proses masuknya itu
melalui jalur yang
berbeda.
19/07/23 2. Kualitas Sebagian besar Kualitas
pembelajaran di pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
kelas belajar mengajar di kelas sudah bagus.
kelas sudah mencakup Namun, harus tetap
Seluruh kegiatan belajar indikator manajemen ditingkatkan lebih
mengajar di kelas, kelas, dukungan afektif, lanjut terkait
mencakup indikator pembelajaran interaktif dengan model
manajemen kelas, dan penyesuaian cara pembelajaran yang
dukungan afektif, mengajar dengan digunakan.
pembelajaran interaktif tingkat kemampuan
dan penyesuaian cara murid. Adanya aturan
mengajar dengan tingkat zonasi cukup
kemampuan murid. menyulitkan guru
dalam mengkategorikan
tingkat kemampuan
peserta didik.
19/07/23 3. Refleksi dan Guru SMAN 2 Guru
perbaikan Semarang sudah meningkatkan
pembelajaran oleh mengembangkan kompetensi dengan
guru dirinya dengan mengikuti berbagai
mengikuti berbagai pelatihan.
Kemampuan pelatihan yang dapat
pengembangan guru meningkatkan
untuk terus meningkatkan kompetensi
kompetensi melalui mengajarnya.
belajar mandiri dengan
merefleksi praktik
pengajaran yang telah
diterapkan dan juga
belajar dari rekan guru.
19/07/23 4. Kepemimpinan Dalam melakukan Kemampuan
instruksional penyusunan visi, misi, insruksional sudah
program dan kebijakan, baik terakit
Kemampuan kepala kepala satuan penyususan serta
satuan pendidikan dalam pendiidkan dibantu oleh pengkomunikasian
menyusun dan beberapa staf untuk visi misi, peogram
mengkomunikasikan visi, meningkatkan kualitas dan kebijakan
misi, program, dan sekolah. Kebijakan atau untuk
kebijakan yang program yang diambil meningkatkan
mendukung guru dalam harus kualitas sekolah.
meningkatkan mutu mempertimbangkan
pembelajaran di satuan kondisi lingkungan dan
pendidikan. karakteristik peserta
didik.
19/07/23 5. Iklim keamanan di Terkait iklim keamanan Sudah dilakukan
satuan pendidikan disikapi sekolah dengan dengan baik sesuai
memaksimalkan semua ketentuan yang ada
Satuan pendidikan yang stake holder yang ada, dan disesuaikan
memiliki kebijakan, mulai dari dipanggil dengan visi
pemahaman, dan program BK, pemanggilan sekolah.
terkait perundungan, Orang Tua, bahkan jika
hukuman fisik, kekerasan kasus masih berlanjut
seksual dan narkotika akan dilanjutkan oleh
sehingga memberikan kesiswaan dan terakhir
perlindungan dan rasa adalah keputusan
aman bagi warga satuan Kepala Sekolah.
pendidikan, baik secara Adapun cara
fisik maupun psikologis. meyakinkan supaya hal-
hal negatif tersebut
tidak terjadi adalah
dengan cara
keterbukaan, artinya
sekolah sudah
menyampaikan sedari
awal terkait tindakan-
tindakan yang
melanggar tersebut dan
sanksinya, bahkan saat
MPLS pun sudah
disampaikan langsung.
Cara lainnya adalah
dengan mengundang
narasumber yang akan
memberi materi tentang
pergaulan remaja.
19/07/23 6. Iklim kebinekaan di Terkait iklim Sudah dilakukan
satuan pendidikan kebinekaan di SMA 2 dengan baik sesuai
Semarang secara umum ketentuan dan
Llingkungan satuan dapat disikapi dengan peraturan yang
pendidikan yang baik. Para peserta didik, diterapkan di
menghargai keragaman tenaga pendidik dan sekolah.
agama maupun sosial- karyawan saling
budaya dan dukungan menghargai dan
kesetaraan hak. menghormati adanya
keragaman agama dan
sosial budaya di
lingkungan sekolah.
Contohnya: Peserta
didik menyapa dan
memberi salam ketika
bertemu dengan bapak
dan ibu guru
19/07/23 7. Iklim kesetaraan Terkait iklim kesetaraan Sudah dilakukan
gender gender yang ada di dengan baik sesuai
lingkungan SMA 2 ketentuan dan
Bagaimana lingkungan Semarang secara umum peraturan yang
satuan pendidikan dapat disikapi dengan diterapkan sekolah.
berperilaku adil, bijaksana.
memberikan kesempatan Misalnya dalam
yang sama bagi warga pemilihan ketua OSIS
satuan pendidikan, baik SMA 2 Semarang
laki-laki maupun terdapat calon ketua
perempuan dalam OSIS yang bergender
menjalankan peran wanita. ini
publik. Seperti dukungan membuktikan bahwa
kepala satuan pendidikan kesetaraan gender di
dan guru atas kesetaraan SMA 2 Semarang sudah
gender. baik dan tidak terjadi
masalah.
19/07/23 8. Iklim inklusivitas Penerimaan sesuai Sudah dilakukan
dengan Undang- dengan baik sesuai
Pengetahuan, Undang Dasar yang ada peraturan yang ada
penerimaan dan di sekolah. di sekolah.
dukungan guru terhadap Penerimaan murid Contohnya ada
murid dengan disabilitas cerdas istimewa bisa siswa jalur prestasi
serta murid cerdas mendaftar melalui jalur dan disabilitas di
istimewa dan murid prestasi ada 30% SMA N 2
bakat istimewa. Semarang
19/07/23 9. Dukungan orangtua Orang tua mendukung Orang tua murid
dan murid terhadap program pendidikan secara periodik
program satuan yang disusun oleh mengikuti
pendidikan sekolah. pertemuan yang di
adakan oleh
Partisipasi orangtua sekolah setiap 1
dalam kegiatan satuan semester 1 kali.
pendidikan, dan
partisipasi murid dalam
penyusunan program
satuan pendidikan.

Kesimpulan:
Lingkungan belajar di SMAN 2 Semarang sudah mendukung kegiatan pembelaaran
di kelas., karena sarana dan prasarana yang didapat di sekolah sudah memadai. Selain
itu, guru yang mengajar telah dibekali kompetensi yang profesional sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran.

MODUL AJAR
MODUL AJAR
LAPORAN HASIL OBSERVASI
KELAS X

Disusun oleh: Nur Khasanah, S.Pd.


ASESMEN AWAL KOGNITIF
PETUNJUK
1. Isilah identitas dengan benar!
2. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
3. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari!

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal : ………………….
Perhatikan gambar berikut!

1. Apakah yang dilakuakn orang-orang pada gambar tersebut?


………………………………………………………………………………………………
2. Deskripsikan apa yang dilakukan orang pada gambar tersebut!
………………………………………………………………………………………………
3. Tuliskan dua kalimat yang menunjukkan makna sebenarnya!
……….………………………………………………………………………………………
4. Tuliskan dua kalimat yang mengandung verba!
……….………………………………………………………………………………………
5. Tuliskan dua kata yang mengandung sinonim dan antonim!
……….………………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA JAWABAN
DIAGNOSTIK
1. Orang pada gambar tersebut sedang melakukan kegiatan pengamatan
2. Pada gambar pertama orang tersebut sedang melakukan pengamatan terhadap ulat, pada
gambar kedua orang tersebut sedang melakukan pengamatan tentang siput, dan pada gambar
ketiga orang tersebut sedang melakkan pengamatan terhadap burung.
3. 1) Andi sedang mengamati ulat. 2) Hari ketiga pada satu minggu adalah hari Rabu.
4. 1) Ayah mengelompokkan jeruk berdasarkan ukuranan, 2) Andi memisahkan bola
berdasarkan warna.
5. 1) Sinonim : Paras = wajah, Kondisi = situasi
2) Antonim : Buruk >< Rupawan, Panjang >< Pendek

No Indikator Skor
soa
l
1 Peserta didik dapat menyebutkan kegiatan yang 2
dilakukan dalam gambar tersebut
Peserta didik tidak dapat menyebutkan kegiatan 1
yang dilakukan dalam gambar tersebut
2 Peserta didik dapat mendeskripsikan kegiatan yang 3
dilakukan
Peserta didik kurang dapat mendeskripsikan 2
kegiatan yang dilakukan
Peserta didik tidak dapat mendeskripsikan kegiatan 1
yang dilakukan
3 Peserta didik dapat membuat kelimat dengan makna 3
yang sesungguhnya dengan baik
Peserta didik kurang dapat membuat kelimat dengan makna 2
yang sesungguhnya dengan baik
Peserta didik tidak dapat membuat kelimat dengan makna 1
yang sesungguhnya dengan baik
4 Peserta didik dapat membuat kelimat yang mengandung 3
verba dengan baik
Peserta didik kurang dapat membuat kelimat yang 2
mengandung verba dengan baik
Peserta didik tidak dapat membuat kelimat dengan makna 1
yang sesungguhnya dengan baik
5 Peserta didik dapat menyebutkan kata berantonim dan 3
bersinonim dengan baik
Peserta didik kurang dapat menyebutkan kata berantonim dan 2
bersinonim dengan baik
Peserta didik tidak dapat menyebutkan kata berantonim dan 1
bersinonim dengan baik
Pedoman penskoran
nilai yang diperoleh
skor= x 100=nilai akhir
nilai maksinal
ASESMEN AWAL NON-KOGNITIF

PETUNJUK
1. Isilah identitas dengan benar!
2. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
3. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari!
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal : …………………
1. Emoji yang menunjukkan perasaamu pada hari ini. Gambarlah perasaanmu hari ini
Perasaanku Hari Ini

Kecewa Senang Mengantuk

Marah Sedih Lapar

2. Bagaimana proses kegiatan belajar di kelas yang kamu inginkan?

3. Apa kendala yang kamu hadapi ketika belajar di kelas?

4. Apa kamu merasa nyaman belajar di kelas?

5. Apa yang kamu lakukan setelah pulang sekolah?

6. Pelajaran yang paling disukai


Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Pendidikan Agama PJOK
Seni Budaya IPAS Pendidikan Pancasila Tidak Ada Lainnya

7. Kegiatan belajar yang paling disukai


Membaca Mendengar Menghitung Memasak
Olahraga Menggambar Tidak Ada Lainnya

8. Kegiatan Ekstrakurikuler yang paling disukai


Pramuka Tari Menyanyi Sepak bola
Musik Drumband Tidak Ada Lainnya

9. Saya lebih suka belajar dengan


Mendengarkan music Menuliskan catatan kecil Membaca dengan keras
Mendengarkan penjelasan Mempraktikannya Lainnya
10. Teknologi yang saya miliki

ADIWIYATA/ASPEK PRLH : Menanam dan Memelihara Pohon/tanaman


IDENTITAS MODUL

IDENTITAS UMUM
Nama Nur Khasanah, S.Pd.
Instansi SMA 2 Semarang
Tahun Penyusunan 2023
Kelas/Semester X/Ganjil
Jenjang Sekolah SMA
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi Teks Laporan Hasil Obeservasi
Alokasi Waktu 4 JP x 45 Menit (4 Pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Fase E
CP Elemen Menulis
Kompetensi Awal Peserta didik mampu memahami isi bacaan, memahami dan menerapkan
PUEBI, mampu memparafrasekan bacaan dengan bahasa sendiri.
Capaian Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar
Pembelajaran sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Pelajar
mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi
dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Pelajar mampu
menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Pelajar mampu
berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Pelajar mampu menulis berbagai
teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi
informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
Tujuan Pembelajaran Pelajar mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis
dan etis.
Alur Tujuan Melalui kegiatan menyimak dan membaca teks laporan hasil observasi peserta
Pembelajaran didik secara bernalar kritis, dan kreatif mampu:
1. Mampu menganalisis informasi dalam teks laporan hasil observasi yang
didengar dan dibaca (C4).
2. Mampu membuat kalimat fakta dalam teks laporan hasil observasi (C6).
3. Mampu mengontruksi teks laporan hasil observasi berdasarkan hasil
pengamatan (C6).
Indikator 1. Menyebutkan informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi.
Tercapainya Tujuan 2. Mengevaluasi hasil diskusi kelompok teks laporan hasil observasi
Pembelajaran setelah berdiskuis kelompok dengan baik dan tepat.
3. Merumuskan teks laporan hasil observasi dengan baik dan tepat.
Kata Kunci Teks laporan hasil observasi, objektif, fakta, observasi, informasi
Materi Ajar, Alat,  Cerdas Cergas Berbahasa Indonesia dan Bersastra Indonesia untuk
dan Bahan SMA/SMK Kelas X
 KBBI luring/daring, PUEBI luring/daring
Link https://kbbi.kemdikbud.go.id/
 Tesaurus daring
Link http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/
 Materi ajar menulis teks laporan hasil observasi
 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Sarana Prasarana Fasilitas: Internet, Gawai, Laptop, Proyektor
Lingkungan sekitar
 Di dalam kelas: saat memulai pembelajaran dan saat menulis
 Di luar kelas: saat melakukan kegiatan observasi
Profil Pancasila 1. Bernalar Kritis. Pelajar mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
2. Kreatif. Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu
memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,
bermanfaat, dan berdampak.
Model Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran saintifik – CRT
2. Model pembelajaran Problem Based Learning
3. Metode penugasan dan diskusi
Pertanyaan Pemantik 1. Dari gambar yang disediakan, kira-kira apa yang kalian pikirkan?
2. Di sini adakah yang sering melakukan kegiatan pengamatan?
3. Apa sih yang kalian lakukan ketika melakukan pengamatan?
4. Masih ingatkah teman-teman dengan wayang?
5. Menurut teman-teman apakah yang harus kita lakukan untuk membuat
teks seperti wayang tersebut?
Pemahaman Melalui mempelajari teks laporan hasil observasi, peserta didik dapat
Bermakna mengembangkan nalar dan kreativitas dengan menulis teks laporan hasil
observasi sederhana secara runtut dan sistematis untuk beragam konteks dan
tujuan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil observasi.
Deskripsi Kegiatan Fokus pembelajaran adalah memahami cara menulis teks laporan hasil
observasi berdasarkan observasi dan menulis teks laporan hasil observasi
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Langkah
pembelajaran meliputi (1) orientasi pada masalah, (2) mengorganisasi peserta
didik/ organisasi belajar, (3) membimbing penyelidikan individual/kelompok,
(4) pengembangan dan penyajian hasil, (5) analisis dan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, penutup, diakhiri dengan refleksi
dan asesmen.
Target peserta didik Pembelajaran menerapkan model pembelajaran problem based leraning
sehingga target yang ditetapkan adalah berikut ini.
1. Peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan ketentuan
peserta didik dapat memahami langkah-langkah menyusun teks laporan
hasil observasi dengan sistematis, terstruktur
2. Peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan ketentuan dapat
membuat sebuah teks laporan hasil observasi berdasarkan kegiatan
observasi yang sudah dilakukan
Glosarium Laporan : suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara
tertulisan
Observasi : kegiatan mengamati suatu objek secara langsung dan dekat
untuk memperoleh informasi yang tepat tentangnya
Objektif : keadaan yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi.
Fakta : hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan/sesuatu
yang benar-benar ada atau terjadi
Opini : tanggapan terhadap rangsangan yang dibangun melalui
interpretasi pribadi dan pernyataan yang sering digunakan secara
subyektif dan belum persuasive
Referensi https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-bahasa/materi-laporan-hasil-
observasi-kelas-10/
Kemendikbud. 2021. Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan
Bersastra Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/10/145911069/kalimat-definisi-
pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-contohnya?page=all
https://rumus.co.id/contoh-kalimat-deskripsi
https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/14/220000169/jenis-jenis-
sampah-berdasarkan-klasifikasinya?page=all
https://www.gramedia.com/literasi/manfaat-hutan-bakau-bagi-ekosistem-alam/

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2JP x 45 Menit (90 Menit))
Materi: Teks Laporan Hasil Observasi
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 Menit)
1. Pendidik mengucapkan salam, berdo’a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar,
2. Pendidik mengecek kehadiran dan menanyakan kabar peserta didik. (Communication)
3. Peserta didik memperhatikan tujuan pembelajaran, indikator ketercapaian tujuan pembelajaran, dan
materi pembelajaran yang disampaikan pendidik.
4. Dengan merujuk dimensi profil pelajar Pancasila, pendidik menyampaikan butir karakter yang
hendak dikembangkan, meliputi (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bernalar kritis, (4) kreatif.
5. Pendidik memberikan pertanyaan pemantik (Critical Thinking)
a. Dari gambar yang disediakan, kira-kira apa yang kalian pikirkan?
b. Di sini adakah yang sering melakukan kegiatan pengamatan?
c. Apa sih yang kalian lakukan ketika melakukan pengamatan?
KEGIATAN INTI (60 menit)
Orientasi pada masalah
1. Pendidik menyiapkan teks bacaan yang dipotong menjadi beberapa bagian, masing-masing
potongan teks dimasukkan ke dalam amplop yang berbeda (teks yang diberikan berbeda-beda).
(CRT) (Berdiferensiasi konten)
Mengorganisasi peserta didik/organisasi belajar
2. Peserta didik dibagi dalam kelompok (1 kelompok terdiri dari 4 peserta didik) berdasarkan gaya
belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan hasil dari asesmen awal (Berdiferensiasi)
3. Perwakilan kelompok mengambil salah satu amplop dan membacakan potongan teks tersebut
dengan urutan acak secara bergantian.
4. Setelah semua potongan teks dibaca secara utuh, peserta didik dalam kelompok menyusun
kembali teks tersebut secara utuh dan menjelaskannya menggunakan bahasa sendiri (Critical
Thinking)
Membimbing penyelidikan individual/kelompok
5. Secara berkelompok, peserta didik merumuskan struktur yang terdapat dalam teks laporan hasil
observasi tersebut. (Collaboration)
6. Peserta didik secara berkelompok saling bekerja sama, berkomunikasi dengan jelas, efektif,
menghormati pendapat orang lain serta mampu menggunakan informasi yang didapat dengan
baik. (Collaboration, Communication)
7. Pendidik melakukan pengamatan terhadap diskusi peserta didik
Pengembangan dan penyajian hasil
8. Secara berkelompok, peserta didik menyampaikan hasil diskusi teks laporan hasil observasi yang
akan dibuatnya. (Communication)
KEGIATAN PENUTUP (15 menit)
1. Pendidik memastikan peserta didik mengumpulkan hasil isian LKPD.
2. Peserta didik bersama pendidik merefleksi hasil pembelajaran mengenai menulis teks laporan
hasil observasi.
3. Pendidik menginformasikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas di
pertemuan berikutnya yaitu Langkah-langkah Menyusun teks laporan hasil observasi.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
5. Pendidik menutup kegiatan pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
Catatat:
Pendidik melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang diintegrasikan dengan pembelajaran
TPACK, dalam pembelajaran pendidik melakukan asesmen awal untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik dan gaya belajar serta minat bakat. Dalam kegiatan berdiskusi pendidik
memberikan bahan diskusi yang berfariasi.

Semarang,
Guru Pamong Guru PPL PPG

Umi Chasanah, S.Pd., M.Si. Nur Khasanah, S.Pd


NIP. 196811232008012004 NIM 2253A41212
REFLEKSI

REFLEKSI PENDIDIK
1. Apa kesulitan peserta didik saat merancang dan menulis teks laporan hasil observasi
sederhana? Apa yang dilakukan oleh guru saat peserta didik mengalami kesulitan?
2. Apakah ada peserta didik yang tidak fokus saat mengikuti pembelajaran?
3. Apa yang menyebabkan peserta didik tidak fokus saat mengikuti pembelajaran?
4. Apakah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran guru

REFLEKSI PESERTA DIDIK


PERTANYAAN REFLEKSI
NO REFLEKSI DIRI SUDAH PERLU BELUM
BISA BELAJAR BISA
LAGI
1 Saya dapat menganalisis struktur dalam teks
laporan hasil observasi
2 Saya paham mengenai makna kata dan
kalimat informatif dalam teks laporan hasil
obervasi
3 Saya dapat menganalisis kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi
4 Saya dapat menyusun teks laporan hasil
observasi

Keterampilan dan Pengetahuan yang Saya Pelajarai dalam Pembelajaran ini


NO KETERAMPILAN DAN PENGATAHUN
1
2
3
4
5

Proses Pembelajaran
1. Kegiatan yang paling sulit saya ikuti dalam pembelajaran ini.

2. Usaha yang saya lakukan untuk memperbaiki proses belajar.

3. Pandangan saya terhadap usaha belajar yang sudah saya lakukan (lingkari salah satu)
1 Sangat tidak puas
2 Tidak puas
3 Biasa saja
4 Puas
5 Sangat puas
ASESMEN

1. Asesmen Awal
Penilaian diberikan di awal kegiatan pembelajaran, dilihat dari kesiapan peserta didik di awal
pembelajaran, peserta didik dapat menjawab atau mengungkapkan pendapat tentang
kompetensi awal yang diberikan guru. Asesmen diagnostik juga dapat digunakan sebagai
asesmen as learning yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan juga kemampuan awal
peserta didik.
2. Asesment Formatif
Asesment formatif bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Yaitu sebagai alat ukur
mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik, merefleksikan pembelajaran, menjadi
umpan balik untuk merancang perbaikan proses pembelajaran, dan untuk melihat kekuatan
dan kelemahan belajar peserta didik. Asesmen ini dilakukan dalam bentuk asesmen formatif
yang berupa penugasan menyusun teks laporan hasil observasi dan menyajikan dalam bentuk
infografis.
3. Sikap (Profil Pelajar Pancasila)

Rublik Penilaian Karakter Pelajar Pancasila

N Profil Pelajar Indikator


o Pancasila
1 Bernalar kritis Peserta didik mampu menulis teks
laporan hasil observasi sesuai dengan
tujuan dan Langkah-langkah yang tepat
2 Kreatif Peserta didik mampu menyajikan teks
laporan hasil observasi dalam infografis
dengan baik.

Lembar Penilaian

No Waktu Nama Catatan/ Butir Positif/ Tindak


kejadian Sikap Negatif Lanjut
Perilaku
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
ASESMEN FORMATIF
DIAGNOSTIK

LEMBAR PENILAIAN SIKAP (PENILAIAN DIRI)


PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal : ………………….
No Pernyataan TP KD SR SL

Selama diskusi, saya ikut serta mengusulkan


1
ide/gagasan.

Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan


2
kesempatan untuk berbicara.

Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil diskusi


3
kelompok.

4 Saya marah ketika saya dikritik

5 Saya tersinggung ketika pendapat saya tidak didengar

6 Saya mengerjakan tanggung jawab dengan sepenuh hati

Keterangan:
TP : Tidak Pernah
KD : Kadang
SR : Sering
SL : Selalu
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 100=skorakhir
SkorMaksimal

LEMBAR PENILAIAN SIKAP (PENILAIAN TEMAN SEBAYA)

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari
Nama Peserta Didik : ………………….
Nama Yang Diamati : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal : ………………….
No Pernyataan TP KD SR SL

1 Mau menerima pendapat teman.

2 Memberikan solusi terhadap permasalahan.


3 Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok.

4 Marah saat diberi kritik.

6 Tersinggung ketika pendapat tidak diterima

7 Tidak mengerjakan tanggung jawab dengan baik

Keterangan:
TP : Tidak Pernah
KD : Kadang
SR : Sering
SL : Selalu
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor diperoleh
x 100=skorakhir
SkorMaksimal
ASESMEN FORMATIF
DIAGNOSTIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Nama kelompok:
1.
2.
3.
4.
Kelas:

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Simaklah pembacaan teks laporan hasil observasi dari teman!
2. Urutkan teks laporan hasil observasi yang dibacakan teman kalian menjadi bentuk teks yang
utuh!
3. Berdasarkan teks tersebut sebutkan struktur yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi!

No Teks Struktur

4. Tuliskan inforasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut!
RUBLIK PENILAIAN

No Aspek Indikator Skor


1 Pemahama Peserta didik mampu mengurutkan teks laporan hasil 3
n isi observasi dengan sempurna
Terdapat satu bagian yang salah 2
Terdapat dau bagian yang salah 1
2 Struktur Peserta didik mampu menyebutkan struktur dengan 3
teks lengkap
Peserta didik kurang mampu menyebutkan struktur 2
dengan lengkap
Peserta didik tidak mampu menyebutkan struktur 1
dengan lengkap
3 Informasi Peserta didik mampu menyebutkan informasi dalam 3
dalam teks teks laporan hasil observasi dengan lengkap
laporan Peserta didik kurang mampu menyebutkan informasi 2
hasil dalam teks laporan hasil observasi dengan lengkap
observasi Peserta didik tidak mampu menyebutkan informasi 1
dalam teks laporan hasil observasi dengan lengkap
Jumlah 9
Nilai Minimum
Nilai : X 100=nilai akhir
Nilai Maksimum

KRITERIA KETUNTASAN TUJUAN PEMBELAJARAN

NO INDIKATOR KETUNTASAN
1 Mampu menganalisis informasi yang terdapat dalam teks 25 %
laporan hasil observasi
2 Mampu menganalisis kalimat fakta yang terdapat dalam 25 %
teks laporan hasil observasi
3 Mampu mengontruksi teks laporan hasil observasi tradisi 50 %
dan tempat bersejarah dari lingkungan sekitar peserta
didik
PENGAYAAN DAN REMIDIAL

1. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapi ketuntasan belajar
diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk pengayaan, yaitu mengevaluasi sajian
infografis teks laporan hasil observasi secara mandiri kemudian mengunggah pada media
sosial.
2. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
(a) merancang dan mengembangkan kerangka teks laporan hasil observasi; (b) menyajikan
teks laporan hasil observasi dalam bentuk infografis, diberi kegiatan pembelajaran remedial
dalam bentuk:
a. Bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤20%.
b. Belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%.
c. Pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥50%.
BAHAN BACAAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

A. Pengertian Laporan Hasil Observasi


Secara umum, observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati suatu objek
secara rinci dan detail. Objek yang menjadi bahan untuk observasi bisa berupa benda, bisa
juga berupa hal yang abstrak atau sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata tapi bisa
dirasakan keberadaanya. Misalnya fenomena alam, pergeseran budaya atau kondisi sosial
yang terjadi di sekitar kita. Observasi bisa menjadi sebuah karya tulis jika dikemas dalam
bentuk teks laporan hasil observasi. Pengertian teks laporan hasil observasi sendiri adalah
sebuah teks yang memberikan informasi secara umum, rinci dan detail tentang suatu objek
berdasarkan fakta dari hasil pengamatan secara langsung.
B. Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi juga sering dijadikan media untuk mengajak atau berisi
himbauan tentang sesuatu yang positif. Misalnya laporan hasil observasi lingkungan yang
mengamati tentang kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. Informasi yang
disajikan tentu mengandung ajakan agar masyarakat tidak lagi membuang sampah
sembarangan.
C. Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Singkat

Layanan Perpustakaan Sekolah

Definisi Umum
Layanan peminjaman buku perpustakaan sekolah dilakukan oleh 2 orang staf khusus.
Siswa hanya diperbolehkan untuk meminjam maksimal 3 buku saja. Pelayanan dibagi ke
dalam 3 sesi untuk setiap angkatan dan jurusan agar mempermudah proses pencatatan.
Biasanya staf perpustakaan memperbolehkan siswa berkunjung di jam kosong. Perpustakaan
dibuka dari jam 7 pagi dan ditutup pada jam 2 siang. Peminjaman dan pengembalian buku
selalu dilakukan di jam istirahat agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
Deskripsi Data
Sekolah memiliki 2 staf khusus yang sudah lulus dari bangku kuliah di jurusan
perpustakaan. Kedua staf tersebut memiliki pengetahuan di bidang perpustakaan sehingga
dapat melayani siswa dengan baik. Setiap siswa hanya diperbolehkan pinjam 3 buku dalam 1
minggu.
Jika tidak dikembalikan pada batas waktu, siswa akan dikenakan denda telat
mengembalikan. Staf membagi jadwal peminjaman di pagi hari dan siang hari. Jadwal pagi
hari diberikan pada siswa kelas 10 jurusan IPA IPS dan kelas 11 jurusan IPA.
Sedangkan di siang hari, jadwal peminjaman diberikan pada kelas 11 IPS dan kelas 12
jurusan IPA IPS. Ketika jam kosong, siswa diperbolehkan untuk membaca buku di
perpustakaan. Staf selalu membersihkan perpustakaan terlebih dulu sehingga layanannya
dimulai dari jam 7 pagi.
Untuk pelayanan peminjaman dan pengembalian buku, staf selalu melakukannya pada
jam istirahat. Penertiban ini dilakukan agar jadwal pembelajaran umum tidak terganggu.
Kesimpulan
Perpustakaan sekolah memiliki layanan yang terstruktur dengan rapi. Pelayanannya
dimulai dari jam 7 pagi sampai 2 siang mengikuti jadwal pembelajaran. Di setiap jam
istirahat, para siswa selalu datang ke perpustakaan untuk meminjam dan mengembalikan
buku.

Lingkungan Sekolah Baru


Definisi Umum
Dari luar, sekolah baru terlihat bagus dengan ornamen dinding dan cat yang masih
mulus. Di gerbang masuk barat, siswa akan diarahkan langsung ke halaman parkir. Guru dan
staf perlu masuk melalui gerbang utara agar langsung mengarah ke kantor utama. Sekolah
baru sudah memiliki 900 siswa dari kelas 10 sampai 12 dengan jurusan IPA dan IPS. Setiap
kelas memiliki 30 bangku terpisah sehingga terdapat 10 kelas per angkatannya. Untuk
fasilitasnya, sekolah memiliki perpustakaan, kantin, ruang TIK, UKS dan lapangan olahraga.
Deskripsi Data
Pembangunan sekolah baru dilakukan dalam waktu yang cepat. Di bagian luarnya,
dinding dilengkapi dengan ornamen agar terlihat lebih bagus. Sekolah memiliki 2 gerbang
dengan lokasi yang berbeda sehingga bisa dilalui oleh siswa, guru, staf dan karyawan.
Gerbang timur sekolah langsung mengarah ke tempat parkir yang bisa digunakan oleh siswa,
guru dan staf.
Berbeda dengan gerbang utara yang memiliki lahan parkir kecil sehingga selalu
digunakan oleh beberapa guru dan orang-orang penting saja. Sejak dibangun, sekolah ini
sudah menampung murid sebanyak 900 orang. Fasilitas kelasnya sangat nyaman karena
memiliki 30 bangku dan meja terpisah. Selain papan tulis, kelas juga sudah dilengkapi
dengan layar proyektor untuk mempermudah proses pembelajaran.
Kelas dibagi ke dalam 2 jurusan dengan total 10 kelas per angkatannya. Sekolah juga
sudah dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti 2 ruang komputer, perpustakaan, kantin,
lapangan bola, lapangan basket, lapangan bulu tangkis dan ruang kesehatan siswa.
Kesimpulan
Sekolah baru memiliki tampilan luar yang bagus dengan ornamen dindingnya. Terdapat
900 siswa yang belajar di sekolah dengan 2 jurusan berbeda. Setiap siswa merasa nyaman
belajar di sini karena sekolah sudah menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap.
D. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi
1. Faktual. Laporan hasil observasi harus disusun berdasarkan fakta atau berdasarkan
keadaan sesungguhnya artinya apa yang dilihat atau diamati sesuai dengan yang ada
dalam laporan observasi tersebut
2. Objektif. Laporan hasil observasi harus berdasarkan pengamatan objek tidak
menunjukan pandangan pribadi dari penyusun laporan dan tidak adanya tanda-tanda
keberpihakan pada sesuatu hal.
3. Umum. Topik teks observasi bersifat umum, dimana isi dari laporan adalah sesuatu yang
sudah diketahui oleh masyarakat luas. Spesifik: Hasil pengamatan berfokus pada satu
masalah atau pembahasan tanpa adanya tambahan pembahasan yang tidak berkaitan
dengan pokok pembahasan. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
E. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
1. Definisi Umum: Dibagian ini, pembahasan harus memiliki gambaran umum yang
membuat informasi tentang objek observasi, waktu observasi, asal usul, lokasi observasi
dan informasi umum lainnya. Misalnya dari contoh laporan hasil observasi di atas,
definisi umum terletak pada informasi tentang sampah plastik menimbulkan masalah
lingkungan. Penggunaan bahan plastik pada kehidupan manusia menyumbang sampah
plastik.
2. Deskripsi Bagian Atau Isi: Berisi inti dari hasil observasi yang dilakukan, dapat berupa
klasifikasi yang bersifat teknis dan deskripsi yang menjelaskan masalah secara lebih
spesifik. Misalnya, jika kamu melakukan observasi tentang pencemaran sampah plastik,
kamu bisa menunjukkan data yang lebih spesifik.
3. Deskripsi Manfaat: Bagian ini juga berfungsi sebagai penutup laporan. Penulis bisa
menjelaskan tentang manfaat dari laporan yang dikerjakan, misalnya sebagai masukan
kepada pemerintah atau dinas terkait agar segera mengatasi masalah yang terjadi. Atau
bagaimana cara pemanfaatan sampah agar menjadi benda yang berguna bagi manusia
F. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Kalimat Definisi
Kalimat definisi merupakan kalimat yang menjelaskan suatu hal, baik benda hidup
maupun benda mati secara umum. Umumnya, penggunaan kalimat definisi dalam teks
laporan merujuk pada istilah teknis atau ilmiah yang berkaitan dengan bidang tertentu.
Hal tersebut dapat membantu pembaca memahami istilah teknis atau ilmiah yang muncul
dalam teks. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah,
merupakan, dan yaitu.
Contoh:
a. Belalang anggrek (Hymenopus Coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu
atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.
b. Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis
mangsa.
2. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri yang khusus
atau spesifik dari suatu benda. Kalian dapat menggunakan kalimat deskripsi saat
menjelaskan sifat sebuah benda kepada pembaca berdasarkan apa yang indra kalian
rasakan sehingga pembaca seolah-olah benar-benar melihatnya atau merasakannya
sendiri.
Contoh:
a. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah.
b. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.
Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat
menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan
kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang,
manusia, atau peristiwa.
Contoh:
a. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.
b. Saat bertelur tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang
pohon dan rerumputan.
3. IMBUHAN di-
Sering kali penulisan imbuhan “di-“ disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk
membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan,
kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut:
Tabel 1.5 Tabel perbedaan imbuhan di- dan kata depan di

Perbedaan Imuhan di- Kata depan di


Fungsi Membentuk kata kerja pasif Menunjukkan keterangan tempat
atau waktu
Penulisan Ditulis serangkai dengan kata Ditulis terpisah dengan kata yang
dasarnya. diikutinya

G. Penulisan Kutipan Tidak Langsung Dan Sumber Rujukannya


Sebagai teks yang bersifat ilmiah, laporan hasil observasi harus menyajikan data
yang akurat. Salah satu cara untuk menyajikan data yang akurat sebagai pendukung hasil
observasi, kalian dapat menggunakan sumber lain baik berupa buku dan artikel cetak,
maupun sumber digital. Perhatikan kutipan teks berikut:
1. Kunang-kunang betina ada yang mempunyai sayap dan tidak mempunyai sayap
sehingga tidak selalu terbang (Borror & White 1970, 37).
2. Esig (1958, 78) menyatakan bahwa spesies kunang-kunang sering ditemukan di
daerah dengan kelembapan tinggi dan hangat, seperti kolam, sungai, payau, lembah,
parit, dan padang rumput.

Kedua kalimat tersebut merupakan kutipan tidak langsung yang digunakan oleh
penulis. Kutipan tidak langsung adalah penggunaan pendapat seorang penulis atau tokoh
berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Untuk membuat kutipan tidak
langsung, kita harus memahami terlebih dahulu informasi yang akan dikutip. Setelah itu,
tulislah inti dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Kalian juga
dapat mengubah struktur kalimatnya menjadi kalimat pasif atau sebaliknya.
Semua sumber kutipan harus dicantumkan pada daftar pustaka untuk menghindari
plagiarisme atau pengambilan karya orang lain tanpa izin. Jika dituliskan dalam daftar
pustaka, sumber kutipan tersebut ditulis sebagai berikut:
Borror DJ, White RE. 1970. Peterson Field Guides: Insects. Boston: Houghton Mifflin.
Essig, EO. 1958. College Entomology. 5th ed. New York: MacMillan.
Penulisan daftar pustaka mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota
penerbit, dan nama penerbit secara berurutan. Jika kalian mengutip sumber dari internet,
sumber tersebut dapat ditulis seperti contoh berikut:
a. Sumber berupa karya ilmiah
Wijayanti, Anik. 2015. Kajian Habitat dan Aktivitas Kemunculan Kunang-Kunang
dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ Gunung, Kabupaten
Sukabumi. Skripsi pada Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB.
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75574/G15awi.pdf melalui
google cendekia. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2020.
b. Sumber berupa artikel
Trim, Bambang. 2014. “Harga Sebuah Impian Menulis”. Manistebu, 11 April 2014,
dilihat 12 April 2014.
Tanggal pengaksesan penting untuk dicantumkan. Sumber dari internet bersifat
dinamis sehingga sewaktu-waktu dapat menghilang atau berubah.
Format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang disampaikan di atas menggunakan
format Chicago Manual Style (CMS) edisi ke-16. Selain CMS, terdapat banyak jenis
format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang digunakan di seluruh dunia, antara lain
APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association).
Setiap lembaga biasanya menentukan jenis format yang digunakan, termasuk dalam
kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Jika kalian akan mengirimkan karya tulis ilmiah,
perhatikanlah aturan yang ditetapkan oleh panitia secara saksama.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Nama kelompok:
1.
2.
3.
4.
Kelas:

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Simaklah pembacaan teks laporan hasil observasi dari teman!
2. Urutkan teks laporan hasil observasi yang dibacakan teman kalian menjadi bentuk teks yang
utuh!
3. Berdasarkan teks tersebut sebutkan struktur yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi!

No Teks Struktur

4. Tuliskan inforasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut!
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

No Teks Struktur
Sampah
1 Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi. Pernyataan
Sampah juga dapat disebut sebagai material sisa yang tidak diinginkan Umum
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam,
manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan pertambangan. Yang yang
terdapat di bumi akan terus bertambah selama masih ada kegiatan yang
dilakukan oleh bai kalam maupun manusia. Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan menyebut, timbunan sampah nasional pada tahun 2022
mencapai 69,2 juta ton yang mayoritas berasal dari sampah rumah tangga.
Dri total sampah yang dihasilkan itu, 35,48 persennya masih belum terkelol
2 Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan Deskripsi
bentuknya sampah dibedakan menjadi sampah organik dan sampah bagian
anorgnaik. Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan lagi
dan mudah membusuk. Sampah organik berasal dari bahan-bahan sisa
makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan yang dapat terurai secara
alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan bahan kimia apapun. Sampah
organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, dan sisa
tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat dan tanpa merusak
lingkungan di sekitarnya. Contoh sampah organik adalah daun, sayur, sisa
buah, limbah kayu sisa dan limbah pembuangan kotoran sapi.

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,tidak bisa hancur


dengan alami. Contoh sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti plastik, kayu, kaca, kaleng, dan sebagainya. Sampah
anorganik ini dapat didaur ulang oleh home industri untuk mengurangi
jumlah sampah serta dijadikan sebagai peluang usaha.

Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah padat


dan sampah cair. Sampah padat adalah segala bahan buangan yang
berbentuk padat. Contoh sampah padat adalah potongan kayu, potongan
besi, dan potongan tembaga. Sedangkan sampah cair adalah bahan cair
yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali sehingga dibuang ke
tempat pembuangan sampah. Jenis sampah cair dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan
mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga yakni sampah
cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi, dan tempat cucian. Sampah
ini juga kemungkinan mengandung patogen.
3 Meskipun sampah di sekeliling kita ini ada beragam jenis dan jumlahnya, Deskripsi
tetapi ternyata itu semua dapat dimanfaatkan untuk hal lain. Pemanfaatan manfaat
sampah ini selain dapat digunakan sebagai kompos yang menyuburkan
tanaman, dapat juga digunakan sebagai kerajinan tangan hingga bahan
utama untuk sumber daya biogas serta listrik. Apabila hendak dijadikan
sebagai kerajinan tangan, maka haruslah melewati proses daur ulang
terlebih dahulu.
Hutan Bakay
1 Indonesia dikenal keanekaragaman hayati yang cukup luas dan tersebar di Pernyataan
seluruh wilayah nusantara. Memiliki daerah yang juga luas dan besar Umum
menjadikan Indonesia menjadi rumah bagi hutan yang menjadi sumber
oksigen atau paru-paru dunia. Menurut data Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, luas hutan bakau Indonesia mencapai 4,3 juta ha.
Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove. Hutan bakau merupakan
bagian dari ekosistem pantai.
2 Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau dan Deskripsi
terletak di garis pantai. Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove bagian
dan merupakan bagian dari ekosistem pantai sebab terletak di kawasan
perbatasan laut dan darat yaitu di wilayah pasang dan surut. Dengan posisi
hutan bakau yang berada di garis pantai, hutan ini dipengaruhi oleh
keadaan air laut.

Dengan posisi hutan tersebut, hutan mangrove atau hutan bakau


dipengaruhi oleh pasang surut laut yang mengubah kondisi hutan bakau.
Hutan akan tergenang air di masa pasang dan akan bebas dari genangan air
pada saat air surut. Habitat hutan bakau memiliki wilayah tanah yang
tergenang secara berkala. Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar
yang cukup dari daratan.

Dari posisi tersebut ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena
adanya pelumpuran yang mengakibatkan
kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami
daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Di samping itu, ciri khas lain
hutan bakau adalah berawa-rawa yang mempunyai kadar garam payu.
Karena kondisi tersebut hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup
di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan
bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Hutan bakau memiliki beberapa fungsi dan manfaat. Secara fisik hutan
bakau dapat menahan abrasi pantai. Pada saat datang badai, hutan bakau
berfungsi sebagai penahan badai dan angin yang bermuatan garam.
Kerusakan pada pantai yang disebabkan oleh abrasi dikarenakan
terganggunya keseimbangan alam wilayah pesisir.

Di samping itu, hutan bakau dapat menahan intrusi (peresapan) air laut ke
daratan. Intrusi air laut adalah suatu keadaan dimana air laut masuk ke
dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah. Hutan bakau juga
menurunkan kandungan karbon dioksida (CO2) di udara dan penambat
bahan-bahan pencemar (racun) di perairan pantai.
3 Manfaat hutan bakau juga dapat dilihat dari segi biologi. Hutan bakau Deskripsi
menjadi tempat hidup biota laut. Keberadaan hutan mangrove tidak hanya manfaat
terbatas pada perlindungan satwa laut, tetapi juga menjadi habitat satwa
darat dan udara. Ini bisa berupa burung, ular, monyet, dan banyak spesies
hewan lainnya. Akar mangrove juga sangat bermanfaat bagi ikan sebagai
sumber makanan. Selain itu, masyarakat sekitar memanfaatkan hutan bakau
sebagai sumber mata pencaharian. Hutan bakau juga menyediakan
beberapa unsur penting bahan obat-obatan. Hutan bakau memiliki ciri khas.
Hutan bakau memiliki manfaat untuk melindungi lingkungan laut, manfaat
ekonomi, dan menyediakan sumber makanan atau obat-obatan.
Undur-undur
1 Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah Pernyataan
mapupun pasir. Hewan ini termasuk dalam jenis serangga yang tergolong Umum
dalam family Myrmeleotidae. Undur-undur diperkirakan berjumlah sekitar
2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah yang
berpasir dan mempunyai suhu yang hangat.
2 Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah Deskripsi
mapupun pasir. Hewan ini termasuk dalam jenis serangga yang tergolong bagian
dalam family Myrmeleotidae. Undur-undur diperkirakan berjumlah sekitar
2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah yang
berpasir dan mempunyai suhu yang hangat.

Jenis undur-undur tersusun dalam tiga sub family yaitu Acanthoclisinae,


Myrmelentionae, dan Dendroleontinae. Acanthoclisinae hanya terdapat di
barat, tetapi dua subfamily lainnya sangat luas tersebar. Lebih dari separuh
jenis undur-undur termasuk dalam jenis Dendroleontinae. Dan hanya
Myrmelentionae sajalah yang membuat perangkap pasir.

Undur-undur adalah serangga yang sangat menyukai tinggal di tanah


dengan suhu yang hangat dan berpasir. Itu yang membuat kita sering
melihat serangga ini jenis ini menggali tanah yang berpasir, di halaman
rumah berpasir dan juga daerah berpasir lainnya. Lubang yang dibuatnya
terkadang berjumlah banyak dalam satu lokasi, lubangnya terlihat
sempurnya meskipun dalam pembuatannya tanpa menggunakan alat bantu
ukur.

Hewan yang hidup di tempat berpasir ini mempuyai kebiasaan unik dan
tidak dimiliki oleh binatang lainnya, dia berpindah dari tempat satu ke
tempat yang lain dengan cara berjalan mundur khususnya saat menggali
tanah sebagai sarang jebakan di tanah.

Serangga tanah ini berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar),


prosesnya diawali dengan perkawinan antara undur-undur betina dan jantan
yang hinggap di pohon. Keduanya akan melakukan kopulasi, setelah proses
tersebut selesai undur-undur betina akan berpindah tempat dan mencari
tempat yang aman untuk bertelur dan meletakkan telurnya. Undur-undur
betina yang bertelur akan mengalami proses metamorphosis sempurna
dimulai dengan telur, larva, kepompong dan undur-undur dewasa. undur-
undur yang kerap berjalan mundur dan ditemukan di tanah berpasir adalah
tahapan metamorfosis berupa fase pra-dewasa. Saat dewasa, undur-undur
memiliki sayap dan bentuk yang menyerupai capung jarum (damselfly).
3 Undur-undur mengandung zat aktif sulfonylurea yang mempunyai efek Deskripsi
anti-hyperglikemik, antioksidan dan antibakteri. Undur-undur juga manfaat
memiliki senyawa mirip metformin yang mampu menurunkan gula darah.
Manfaat undur-undur juga bergantung pada kandungan zat
aktif sulfonylurea. Zat ini diketahui mampu melancarkan kerja pankreas
dalam memproduksi insulin. Ketika insulin dalam tubuh manusia menurun
sementara kadar glukosa darah kian hari makin meningkat, maka akan
terjadi ketidakseimbangan, di mana insulin sebagai penghasil energi tubuh
sudah berkurang sehingga tubuh akan lebih mudah terserang penyakit.

Tuliskan inforasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi tersebut!
1. Teks “Sampah”
a. Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi.
b. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan
pertambangan.
c. Timbunan sampah nasional pada tahun 2022 mencapai 69,2 juta ton yang mayoritas
berasal dari sampah rumah tangga. Dri total sampah yang dihasilkan itu, 35,48 persennya
masih belum terkelola.
d. Sampah dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan bentuknya sampah
dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorgnaik. Berdasarkan sifatnya sampah
dibedakan menjadi sampah cari dan sampah padat.
e. Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan lagi dan mudah membusuk.
f. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,tidak bisa hancur dengan alami.
g. Sampah padat adalah segala bahan buangan yang berbentuk padat.
h. Sedangkan sampah cair adalah bahan cair yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali sehingga dibuang ke tempat pembuangan sampah.

2. Teks “Hutan Bakau”


a. Indonesia mempunyail keanekaragaman hayati yang cukup luas dan tersebar di seluruh
wilayah nusantara.
b. Indonesia menjadi rumah bagi hutan yang menjadi sumber oksigen atau paru-paru dunia.
c. Luas hutan bakau Indonesia mencapai 4,3 juta ha
d. Hutan bakau hutan merupakan bagian dari ekosistem pantai sebab terletak di kawasan
perbatasan laut dan darat yaitu di wilayah pasang dan surut.
e. Hutan bakau mempunyai posisi sifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang
mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami
daur penggenangan oleh pasang-surut air laut.
f. Secara fisik hutan bakau dapat menahan abrasi pantai.
g. Hutan bakau dapat menahan intrusi (peresapan) air laut ke daratan.
h. Hutan bakau menjadi tempat hidup biota laut.

3. Teks “Undur-undur”
a. Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah mapupun pasir.
b. Jenis undur-undur tersusun dalam tiga sub family yaitu Acanthoclisinae,
Myrmelentionae, dan Dendroleontinae.
c. Undur-undur adalah serangga yang sangat menyukai tinggal di tanah dengan suhu yang
hangat dan berpasir.
d. Hewan undur-undur berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar), prosesnya diawali
dengan perkawinan antara undur-undur betina dan jantan yang hinggap di pohon.
e. Undur-undur mengandung zat aktif sulfonylurea yang mempunyai efek anti-
hyperglikemik, antioksidan dan antibakteri. Undur-undur juga memiliki senyawa mirip
metformin yang mampu menurunkan gula darah.
Sampah

Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sampah juga dapat disebut
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat
bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan pertambangan. Yang yang terdapat
di bumi akan terus bertambah selama masih ada kegiatan yang dilakukan oleh bai kalam maupun
manusia. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut, timbunan sampah nasional
pada tahun 2022 mencapai 69,2 juta ton yang mayoritas berasal dari sampah rumah tangga. Dri
total sampah yang dihasilkan itu, 35,48 persennya masih belum terkelola.

Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifat dan bentuknya. Berdasarkan bentuknya sampah
dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorgnaik. Sampah organik merupakan sampah
yang dapat diuraikan lagi dan mudah membusuk. Sampah organik berasal dari bahan-bahan sisa
makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan yang dapat terurai secara alami oleh bakteri tanpa
perlu tambahan bahan kimia apapun. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan,
kotoran hewan, dan sisa tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat dan tanpa merusak
lingkungan di sekitarnya. Contoh sampah organik adalah daun, sayur, sisa buah, limbah kayu sisa
dan limbah pembuangan kotoran sapi.

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,tidak bisa hancur dengan alami. Contoh
sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, kayu, kaca,
kaleng, dan sebagainya. Sampah anorganik ini dapat didaur ulang oleh home industri untuk
mengurangi jumlah sampah serta dijadikan sebagai peluang usaha.

Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah padat dan sampah cair. Sampah
padat adalah segala bahan buangan yang berbentuk padat. Contoh sampah padat adalah potongan
kayu, potongan besi, dan potongan tembaga. Sedangkan sampah cair adalah bahan cair yang telah
digunakan dan tidak diperlukan kembali sehingga dibuang ke tempat pembuangan sampah. Jenis
sampah cair dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari
toilet dan mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga yakni sampah cair yang
dihasilkan dari dapur, kamar mandi, dan tempat cucian. Sampah ini juga kemungkinan
mengandung patogen.

Meskipun sampah di sekeliling kita ini ada beragam jenis dan jumlahnya, tetapi ternyata itu semua
dapat dimanfaatkan untuk hal lain. Pemanfaatan sampah ini selain dapat digunakan sebagai
kompos yang menyuburkan tanaman, dapat juga digunakan sebagai kerajinan tangan hingga bahan
utama untuk sumber daya biogas serta listrik. Apabila hendak dijadikan sebagai kerajinan tangan,
maka haruslah melewati proses daur ulang terlebih dahulu.
Hutan Bakau

Indonesia dikenal keanekaragaman hayati yang cukup luas dan tersebar di seluruh wilayah
nusantara. Memiliki daerah yang juga luas dan besar menjadikan Indonesia menjadi rumah bagi
hutan yang menjadi sumber oksigen atau paru-paru dunia. Menurut data Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, luas hutan bakau Indonesia mencapai 4,3 juta ha. Hutan bakau disebut juga
dengan hutan mangrove. Hutan bakau merupakan bagian dari ekosistem pantai.

Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau dan terletak di garis pantai.
Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove dan merupakan bagian dari ekosistem pantai
sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan darat yaitu di wilayah pasang dan surut. Dengan
posisi hutan bakau yang berada di garis pantai, hutan ini dipengaruhi oleh keadaan air laut.

Dengan posisi hutan tersebut, hutan mangrove atau hutan bakau dipengaruhi oleh pasang surut laut
yang mengubah kondisi hutan bakau. Hutan akan tergenang air di masa pasang dan akan bebas
dari genangan air pada saat air surut. Habitat hutan bakau memiliki wilayah tanah yang tergenang
secara berkala. Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.

Posisi tersebut juga mempengaruhi ekosistem hutan bakau, sehingga ekosistem hutan bakau
bersifat khas. Baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan
kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh
pasang-surut air laut. Di samping itu, ciri khas lain hutan bakau adalah berawa-rawa yang
mempunyai kadar garam payu. Karena kondisi tersebut hanya sedikit jenis tumbuhan yang
bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau
karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Hutan bakau memiliki beberapa fungsi dan manfaat. Secara fisik hutan bakau dapat menahan
abrasi pantai. Pada saat datang badai, hutan bakau berfungsi sebagai penahan badai dan angin yang
bermuatan garam. Kerusakan pada pantai yang disebabkan oleh abrasi dikarenakan terganggunya
keseimbangan alam wilayah pesisir.

Di samping itu, hutan bakau dapat menahan intrusi (peresapan) air laut ke daratan. Intrusi air laut
adalah suatu keadaan dimana air laut masuk ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah.
Hutan bakau juga menurunkan kandungan karbon dioksida (CO2) di udara dan penambat bahan-
bahan pencemar (racun) di perairan pantai.

Manfaat hutan bakau juga dapat dilihat dari segi biologi. Hutan bakau menjadi tempat hidup biota
laut. Keberadaan hutan mangrove tidak hanya terbatas pada perlindungan satwa laut, tetapi juga
menjadi habitat satwa darat dan udara. Ini bisa berupa burung, ular, monyet, dan banyak spesies
hewan lainnya. Akar mangrove juga sangat bermanfaat bagi ikan sebagai sumber makanan. Selain
itu, masyarakat sekitar memanfaatkan hutan bakau sebagai sumber mata pencaharian. Hutan bakau
juga menyediakan beberapa unsur penting bahan obat-obatan. Hutan bakau memiliki ciri khas.
Hutan bakau memiliki manfaat untuk melindungi lingkungan laut, manfaat ekonomi, dan
menyediakan sumber makanan atau obat-obatan.
Undur-undur

Undur-undur adalah hewan bertubuh kecil yang hidup di dalam tanah mapupun pasir. Hewan ini
termasuk dalam jenis serangga yang tergolong dalam family Myrmeleotidae. Undur-undur
diperkirakan berjumlah sekitar 2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah
yang berpasir dan mempunyai suhu yang hangat.

Jenis undur-undur tersusun dalam tiga sub family yaitu Acanthoclisinae, Myrmelentionae, dan
Dendroleontinae. Acanthoclisinae hanya terdapat di barat, tetapi dua subfamily lainnya sangat luas
tersebar. Lebih dari separuh jenis undur-undur termasuk dalam jenis Dendroleontinae. Dan hanya
Myrmelentionae sajalah yang membuat perangkap pasir.

Undur-undur adalah serangga yang sangat menyukai tinggal di tanah dengan suhu yang hangat dan
berpasir. Itu yang membuat kita sering melihat serangga ini jenis ini menggali tanah yang berpasir,
di halaman rumah berpasir dan juga daerah berpasir lainnya. Lubang yang dibuatnya terkadang
berjumlah banyak dalam satu lokasi, lubangnya terlihat sempurnya meskipun dalam pembuatannya
tanpa menggunakan alat bantu ukur.

Hewan yang hidup di tempat yang bersuhu hangat dan berpasir ini mempuyai kebiasaan unik dan
tidak dimiliki oleh binatang lainnya, dia berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain dengan
cara berjalan mundur khususnya saat menggali tanah sebagai sarang jebakan di tanah.

Serangga tanah ini berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar), prosesnya diawali dengan
perkawinan antara undur-undur betina dan jantan yang hinggap di pohon. Keduanya
akan melakukan kopulasi, setelah proses tersebut selesai undur-undur betina akan berpindah
tempat dan mencari tempat yang aman untuk bertelur dan meletakkan telurnya. Undur-undur
betina yang bertelur akan mengalami proses metamorphosis sempurna dimulai dengan telur, larva,
kepompong dan undur-undur dewasa. undur-undur yang kerap berjalan mundur dan ditemukan di
tanah berpasir adalah tahapan metamorfosis berupa fase pra-dewasa. Saat dewasa, undur-undur
memiliki sayap dan bentuk yang menyerupai capung jarum (damselfly).

Undur-undur mengandung zat aktif sulfonylurea yang mempunyai efek anti-hyperglikemik,


antioksidan dan antibakteri. Undur-undur juga memiliki senyawa mirip metformin yang mampu
menurunkan gula darah. Manfaat undur-undur juga bergantung pada kandungan zat
aktif sulfonylurea. Zat ini diketahui mampu melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi
insulin. Ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah kian hari
makin meningkat, maka akan terjadi ketidakseimbangan, di mana insulin sebagai penghasil energi
tubuh sudah berkurang sehingga tubuh akan lebih mudah terserang penyakit.
FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai