Di Susun Oleh :
NIM : 3211421026
Prodi : Geografi
SEMARANG
2023
Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang tiada pernah berhenti mencurahkan Rahmat dan
kasih sayang-Nya kepada semesta alam. Dengan kemudahan dan pertolongan Tuhan Yang Maha
Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan
Perekebunan Kopi Arabica (Arabicca Coffee) di Kabupaten Wonosobo”.
Dalam pemyusunan proposal ini, penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan, dan
pengetahuan penulis dalam penyusunannya. Namun kesulitan tersebut dapat dibantu oleh
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan berupa tenaga dan pikiran.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak
terdapat kekurangan, walaupun penulis telah berusaha dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan
penyusunan dan penulisan skripsi ini. Penulis berharap agar proposal ini bermanfaat dan dapat
memperluas serta menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
Kajian Pustaka
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatopyhta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Cofee
Secara habitus, kopi arabika ada dua tipe yaitu kopi berperawakan tinggi dan
berperawakan katai. Kopi arabika berperawakan tinggi seperti Typica dan Abessinia
sedangkan kopi berperawakan katai seperti Kartika 1, Kartika 2 dan Andungsari.
Berdasarkan pupus daun nya kopi arabika terbagi atas dua yaitu yang berwarna hijau dan
berwarna coklat kemerahan. Kopi arabika yang pupus daunnnya berwarna hijau berasal
dari Aceh Tengah atau sering disebut kopi Ateng sedangkan kopi arabika pupus daunnya
berwarna coklat kemerahan disebut dengan kopi Sigarar utang (Tiodor S., 2013).
Buah kopi memiliki dua biji yang posisinya berhadapan satu sama lain disatukan
oleh kulit yang berwarna merah ketika masak, mengandung pulp yang rasanya manis.
Setiap biji tersebut endospermanya diselubungi oleh kulit tanduk (parchment) yang keras
(Rothfos, 1980). Ukuran biji tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi curah hujan saat
pembentukan biji. Pada daerah- daerah yang memiliki tipe curah hujan tinggi ukuran
bijinya lebih besar dibanding daerah- daerah kering.
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabica
a. Iklim
Kopi arabika tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran tinggi tropis.
Pertumbuhan, produktivitas, dan kualitas kopi arabika dipengaruhi oleh ketinggian
tempat, panjang periode gelap dan terang (fotoperiodisme), distribusi hujan, dan suhu
udara (Sihaloho 2009). Tempat yang sesuai bagi pertumbuhan kopi arabika berkisar
antara 1.0001.700 mdpl. Pada lokasi dengan ketinggian 1.700 mdpl produksinya
tidak optimal karena pertumbuhan vegetatif lebih cepat dari generatif.
b. Suhu
Suhu udara yang optimum untuk pertumbuhan kopi arabika berkisar antara
1823°C dengan curah hujan 1.600- 2.000 mm/tahun dengan bulan kering 3-4 bulan
(Sylvain 1955). Beberapa kultivar dengan pengelolaan yang intensif dapat
dikembangkan pada lahan marginal dengan suhu tahunan rata-rata 24 25°C seperti di
bagian utara dan timur laut Brazil. Pada wilayah dengan suhu rata-rata tahunan di
bawah 18°C tidak direkomendasikan pengembangan kopi karena kendala embun
beku yang menyebabkan rendahnya produksi (Damatta dan Ramalho 2006).
c. Tinggi Tempat
Ketinggian area tidak punya pengaruh segera pada perkembangan serta produksi
tanaman kopi, namun faktor temperatur yang punya pengaruh pada perkembangan
tanaman kopi. Biasanya, tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian area
dari permukaan laut, temperatur serta elevasi saling terkait. Dengan berbagai macam
kopi yang ada tentu saja tidak sembarangan dalam penanamannya. Tiap-tiap kopi
membutuhkan ketinggian atau elevasi yang berbeda-beda. Seperti kopi arabika dan
robusta, tentu saja ketinggian mempengaruhi penanamannya. Sebab kopi arabika
dapat tumbuh pada ketinggian 800-1500 meter diatas permukaan laut, sedangkan kopi
robusta dapat tumbuh pada ketinggian 400-800 meter diatas permukaan laut.
d. Tanah
Tanaman kopi arabika dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan tekstur geluh
pasiran dan kaya bahan organik, terutama pada daerah dekat permukaan tanah.
e. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah umumnya menghendaki pH agak masam yaitu 5,5-6,5.
Tabel 2.1 Parameter Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi Arabica
BAB III
Metode Penelitian
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui
pengukuran langsung di lapangan maupun analisis laboratorium. (Pabundu Tika,
1997 : 67 ). Data primer meliputi KTK, pH, salinitas, toksisitas, C Organik, H2O,
kalium tertukar, natrium tertukar, kalsium tertukar , tekstur tanah, magnesium
tertukar, kejenuhan basa dan sebagainya.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data yang sudah dikumpulkan oleh orang lain atau
instansi kemudian dipakai sebagai data pendukung data. Data sekunder tersebut
antara lain data curah hujan, data suhu ratarata, data bulan kering, peta drainase tanah,
peta kemampuan lahan, peta kemiringan lereng, peta tata guna lahan, jenis tanah,
hidrologi, kerawanan banjir/longsor.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data :
a. Observasi
Observasi merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam pengambilan data.
Kegiatan ini merupakan pengamatan terhadap daerah penelitian meliputi karakteristik
dan kualitas lahan yang dapat diamati langsung di lapangan dan yang perlu diuji
laboratorium sebagai data penelitian.
b. Dokumentasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengambilan data yang penting mencakup
informasi tentang daerah penelitian meliputi data monografi, peta administrasi, peta
kondisi geografi, gambar lokasi, daftar tabel dan sebagainya. Dokumentasi ini dapat
diperoleh langsung dari instansi terkait.
c. Uji Laboratorium
Uji laboratorium dilakukan untuk menguji karakteristik dan kualitas lahan sampel
dari daerah penelitian yang nantinya dibandingkan dengan syarat tumbuh tanaman.
Karakteristik dan kualitas lahan meliputi KTK, pH, salinitas, toksisitas, C Organik,
H2O, kalium tertukar, natrium 76 76 tertukar, kalsium tertukar , tekstur tanah,
magnesium tertukar, kejenuhan basa.
d. Pengukuran di Lapangan
Pengukuran lapangan meliputi kegiatan pengukuran langsung di lapangan untuk
mendapatkan data yang bisa diperoleh langsung di lapangan tanpa harus uji
laboratorium. Pengukuran ini meliputi kemiringan lereng, bahaya erosi, bahaya
singkapan batuan, perakaran dan sebagainya.
Damatta, F.M., and J.D.C Ramalho. (2006). Impacts of drought and temperature stress on coffee
physiology and production: a review, 18(1): 5581.
Darmawijaya, M. Isa. (1990). Klasifikasi Tanah : Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah Dan
Pelaksana Pertanian Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hardjowigeno, S., Widiatmaka. (2001). Evaluasi Lahan Dan Perencanaan Tataguna Lahan.
Bogor: IPB Press.
FAO (Food and Agriculture Organization). (1976). A Framework for Land Evaluation. FAO Soil
Bulletin 52. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water
Development Division.
Iqbal Hasan, M. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Nasrul, B.,A. Hamzah, dan E. Anom. (2000). Klasifikasi tanah dan evaluasi kesesuaian lahan
kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Jurnal Sagu, volume 1:16-26.
Pabundu Tika, Moh. (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Rossiter, D.G. (1994). Land evaluation. Cornell University College of Agr & Life Sciences
Department of Soil, Crop & Atmospheric Science, Australia.
Rothfos, B. (1980). Coffee Production. Niedersächsische buchdruckerei, Germany. 366 p
Sihaloho, T.M. (2009). Strategi Pengembangan agribisnis Kopi Di kabupaten Humbang
Hasundutan Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institus Pertanian Bogor.
Sitorus. (1985). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung : Tarsito.
Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sylvain, P.G. (1955). Some observations on Coffea arabica L. in Ethiopia. Turrialba 5: 37–53.
Tiodor S. (2013). Kopi, Prospek bagi Indonesia. Jakarta: Swara Media.
Wahyuningrum, N., Priyono, C. N. S., Wardojo, Harjadi, B., Savitri, E., Sudimin. (2003).
Pedoman Teknis Klasifikasi Kemampuan dan Penggunaan Lahan. Info DAS, 15, 1-103, Badan
Litbang Kehutanan, Puslit PHKA.