Anda di halaman 1dari 43

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan tubuh alam tiga dimensi yang merupakan tempat


aktivitas semua mahluk hidup termasuk tempat tumbuhnya tanaman.
Tanah mempunyai karakteristik yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman yang akan diusahakan. Klasifikasi tanah dan evaluasi lahan
merupakan salah satu cara untuk mengetahui kecocokan suatu lahan untuk
mengembangkan tanaman pertanian.
Penggunaan lahan untuk kepentingan budidaya suatu tanaman
harus dilakukan atas dasar kemampuan lahannya dan dikelola secara tepat
sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan dan berkelanjutan. Tingkat
kesuburan tanah yang rendah tentu akan memerlukan input yang banyak
sehingga pada gilirannya biaya usahataninya menjadi lebih mahal. Dengan
demikian tentunya dalam upaya pengembangan pertanian adalah suatu hal
yang penting untuk mengetahui karakteristik dan kualitas tanah.
Kebun percobaan pertanian Universitas Halu Oleo yang
mempunyai luasnya kurang lebih ± 9 ha memiliki potensi untuk
ditanamani tanaman. Oleh karna itu perlu dilakukan survey dan evaluasi
lahan sehingga dapat diketahui sifat, karakteristik dan jenis kriteria
tanaman yang cocok untuk dikembangkan.
Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei
dan pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya, melalui pendekatan
interpretasi data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan
penggunaan tertentu.Sejalan dengan dibedakannya macam dan tingkat
pemetaan tanah, maka dalam evaluasi lahan juga dibedakan menurut
ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah
atau survei sumber daya lahan lainnya, sesuai dengan tingkat dan skala
pemetaannya.
Keterbatasan Sumber Daya Lahan yang disebabkan penggunaan
lahan yang berlebihan, maka lahan menjadi sumber daya yang langka.
Sehingga perlunya dilakukan teknologi yang tepat guna untuk
mengoptimalkan penggunaan Sumber Daya Lahan secara terarah dan
efesien digunakan data yang lengkap mengenai keadan iklim, tanah, dan
sifat fisik lingkungan lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang
akan diusahakan, terutama tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang
baik, maka dilakukan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan
lahan. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan survey tanah dan
evaluasi lahan sehingga dapat diketahui sifat, jenis dan karakteristik
tanaman yang cocok untuk di kembangkan di kebun percobaa pertanian
universitas halu oleo yang berkelanjutan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini adalah
untuk mengetahui percobaan dari berbagai jenis tanaman di kebun
percobaan pertanian universitas halu oleo untuk dikembangkan.
Kegunaan dari praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini
adalah untuk memahami sifat, dan karakteristik berbagai percobaan dari
berbagai jenis tanaman di kebun percobaan pertanian Universitas Halu
Oleo yang akan dikembangkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tanah dan Lahan

Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua


watak yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan
populasi tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat mantap maupun yang
bersifat mendaur, serta kegiatan manusia di atasnya. Jadi, lahan
mempunyai ciri alami dan budaya (Notohadiprawiro, 2006).
Tanah merupakan habitat dari bakteri, jamur, serta berbagai macam
fauna, seperti nematoda, arthropoda dan cacing tanah (Jeffrey et al, 2010)
yang memiliki fungsi khusus dalam ekosistem (Gardi dan Jeffrey, 2009).
Di dalam tanah, sebagian besar nutrisi tersedia bagi pertumbuhan tanaman,
tergantung dari interaksi antara akar tanaman, mikroorganisme dan fauna
tanah (Bonkowski et al, 2006).
Lahan marginal dapat diartikan sebagai lahan yang memiliki mutu
rendah karena memiliki beberapa faktor pembatas jika digunakan untuk
suatu keperluan tertentu. Sebenarnya faktor pembatas tersebut dapat
diatasi dengan masukan, atau biaya yang harus dibelanjakan (Yuwono,
2009).
Tanah memiliki sifat yang bervariasi, yaitu terdiri dari sifat fisik,
kimia dan biologi. Dengan bervariasinya sifat-sifat tersebut, maka tingkat
kesuburan pada berbagai jenis tanah berbeda-beda pula, karena kesuburan
suatu tanah tergantung pada sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu diperlukan
pemahaman mengenai karakteristik tanah sehingga dapa dimanfaatkan
sesuai dengan
potensinya (Balai Penelitian Tanah, 2009; Boix and Zinck, 2008; Ferdinan
et al., 2013).
Lahan (land) merupakan suatu wilayah di permukaan bumi,
mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau
bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk
atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta
segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan
sekarang yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan
oleh manusia pada saat sekarang dan di masa akan datang (Brinkman dan
Smyth, 2009 dalam Vink, 2007).
Tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki
sebagian besar permukaan bumi, mampu menumbuhkan tanaman karena
memiliki sifat- sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama
jangka waktu tertentu pula (Sutanto, 2006).
Lahan sebagai suatu sistem mempunyai komponenkomponen yang
terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-
sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai
sumberdaya dalam hubungannya dengan aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya (Worosuprojo, 2007).

B. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik


dan biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan
penggunaan lahan umum maupun khusus (Abdullah, 2008).
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah, sama sifatnya
kedalam satuan peta tanah tertentu. Sifat dari satuan peta secara singkat
dicantumkan dalam legenda, sedang uraian lebih detail dicantumkan dalam
laporan survei tanah yang selalu menyertai peta tanah tersebut
(Hardjowigeno, 2007).
Tujuan dari evaluasi lahan adalah untuk menentukan nilai suatu
lahan untuk tujuan tertentu. Usaha ini dapat dikatakan melakukan usaha
klasifikasi teknis suatu daerah. Evaluasi lahan merupakan bagian dari
proses perencanaan tataguna lahan. Inti evaluasi adalah membandingkan
persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan
diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan
yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan
atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe penggunaan lahan
tersebut (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).
Survey tanah adalah pengamatan yang dilakukan secara sstematis,
disertai dengan mendeskripsikan, mengklasifikasikan dan memetakan
tanah disuatu daerah tertentu. Menurut Rossister (2006), survey tanah
adalah proses menentukan pola tutupan tanah, menentukan karateristik
tanah dan menyajikannya dalam bentuk yang dapat dipahami dan
diinterpretasi oleh berbagai kalangan pengguna (Rayes, 2007).
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan
untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara
yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi
dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Supriyadi et
al 2009).
C. Karakteristik dan Kualitas Lahan

Kualitas lahan adalah karakteristik lahan (biasanya majemuk dan


kompleks) yang ber-pengaruh langsung pada persyaratan dasar dari
penggunaan lahan dan diharapkan dapat mem-pengaruhi kesesuaian lahan
dengan tidak ter- gantung pada kualitas lahan yang lain (Sahetapy, 2009).
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang
bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai
keragaan (performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi
penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik
lahan (land characteristics). Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau
diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan
berdasarkan karakteristik lahan (Samrumi, 2012).
Tingkat kemasaman (pH) tanah pada suatu lahan sangat
mempengaruhi kualiatas lahan dan status ketersediaan hara bagi tanaman.
Pada pH yang netral (6-7) ketersediaan hara menjadi optimal dalam hal
jumlah maupun kesetimbangan unsur hara dalam larutan tanah. reaksi
(pH) tanah di luar kisaran itu dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah
ketersediaan unsur hara tertentu dan kadang malah menyebabkan
kelebihan ketersediaan unsur hara lainnya. Hal ini dapat berakibat
terganggunya serapan hara oleh tanaman sehingga menghambat
pertumbuhan dan menurunkan produktivitas tanaman (Widodo, 2006).
Klasifikasi kesesuaian lahan aktual adalah sistem klasifikasi
kesesuaian lahan yang pengelompokannya didasarkan pada karakteristik
lahan yang ada
pada saat itu, tanpa mempertimbangkan input yang dibutuhkan (Tufaila
dan Alam, 2012).
Karakteristik lahan yang merupakan gabungan dari sifat-sifat lahan
dan lingkungannya diperoleh dari data yang tertera pada legenda peta
tanah dan uraiannya, peta/data iklim dan peta topografi/elevasi.
Karakteristik lahan diuraikan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dari peta
tanah, yang meliputi: bentuk wilayah/lereng, drainase tanah, kedalaman
tanah, tekstur tanah (lapisan atas 0-30 cm, dan lapisan bawah 30-50 cm),
pH tanah, KTK liat, salinitas, kandungan pirit, banjir/genangan dan
singkapan permukaan (singkapan batuan di permukaan tanah). Data iklim
terdiri dari curah hujan rata-rata tahunan dan jumlah bulan kering, serta
suhu udara diperoleh dari stasiun pengamat iklim (Djaenudin, 2001).
Usaha pertanian tidak saja dipengaruhi oleh upaya pengairan yang
dilakukan, namun juga sangat tergantungpada kondisi dan tingkat
kesuburan lahan yang ada. Tingkat kesuburan tanah yang rendah tentu
akan memerlukan input yang banyak sehingga pada gilirannya biaya
usahataninya menjadi lebih mahal. Dengan demikian tentunya dalam
upaya pengembangan pertanian adalah suatu hal yang penting untuk
mengetahui karakteristik dan kualitas tanah, sehingga dapat diberikan
alternatif pengelolaan terbaik (Li et al., 2013).
Setelah data karakteristik lahan tersedia, maka proses selanjutnya
adalah evaluasi lahan yang dilakukan dengan cara matching (mencocokan)
antara karakteristik lahan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dengan
persyaratan tumbuh/penggunaan lahan. Istilah pembandingan (matching)
digunakan untuk
menguraikan proses dimana persyaratan yang diperlukan untuk suatu
penggunaan lahan dibandingkan dengan kondisi lahan untuk menduga
keragaan penggunaan lahan. Pembandingan antara persyaratan
pertumbuhan tanaman atau persyaratan dari suatu tipe pengguna lahan
(TPL) dan kualitas lahan (SPL) akan menghasilkan kelas kesesuaian lahan
beserta faktor pembatasnya. Diantara berbagai TPL tersebut dapat
diketahui mana yang lebih sesuai (mana yang paling memberikan
keuntungan yang lebih besar) untuk setiap SPL di daerah yang disurvei.
Persyaratan penggunaan lahan masing-masing tanaman dapat mengacu
pada (Djaenudin et al., 2010).

D. Evaluasi Keseuain Lahan

Evaluasi kesesuaian lahan serta penerapan sistem konservasi tanah


dan air yang tepat bergantung dari karakteristik maupun kualitas lahan
seperti kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, pori air tersedia,
tekstur tanah, struktur tanah, drainase tanah, batu pada permukaan,
kemasaman tanah dan kesuburan tanah. Perbedaan karakteristik dan
kualitas lahan menyebabkan perbedaan kesesuaian lahan untuk suatu
penggunaan lahan terutama penggunaan lahan untuk pertanian (Rayes,
2006).
Tingkat kesesuaian suatu lahan untuk tanaman berpengaruh
terhadap produktifitas tanaman, contohnya pada tanaman kakao, dan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kakao
perlu dilakukan evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi kesesuaian lahan
adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk penggunaan
tertentu, dalam hal ini yaitu untuk pengembangan perkebunan kakao
(Farkhatul, 2012).
Dalam evaluasi kesesuaian lahan terdapat faktor penghambat,
faktor penghambat terdiri atas ketersediaan air, ketersediaan oksigen,
bahaya erosi, serta kondisi perakaran. Faktor pembatas ketersediaan air
dapat diatasi dengan pemberian mulsa (Nurdin, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian


Universitas Halu Oleo pada bulan Maret sampai dengan April 2015.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air, dan sampel
tanah. Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu bor,
kompas tembak, patok, parang, tali raffia, jarum pentul, meteran rol, kertas
label, kertas karton, kertas karkil, mistar, buku munsel, alat tulis menulis,
dan kamera.

C. Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan dalam


kegiatan survei dan evaluasi lahan, hal yang dilakukan yaitu menyiapkan
semua bahan dan alat yang akan digunakan. Setelah itu menentukan titik
awal, kemudian menetukan titik koordinat menggunakan kompas tembak,
dengan melakukan hal ini maka kita akan mengetahui besar derajat dari
sebuah titik, setelah itu menarik garis lurus menggunakan meteran dari
titik koordinat satu ke titik koordinat yang lainnya, kemudian membuat
patokan di setiap titik yang telah ditentukan. Hal yang sama terus
dilakukan sampai dengan titik akhir. Kemudian membuat peta
kerja berdasarkan data yang telah diperoleh. Peta dibuat dengan
menggunakan skala 1 : 2000.
2. Tahap Operasi Lapangan

Tahap operasi lapangan dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :

a. Pengamatan Pemboran

Pengamatan pemboran dilakukan dengan metode grid, setelah itu


dilakukan pemboran sesuai dengan titik yang telah ditentukan. Pemboran
dilakukan dengan mengguanakan alat bor yang telah disediakan dengan
kedalaman awal yaitu 15 cm sesuai dengan panjang mata bor yang
digunakan, kemudian pengambilan sampel tanah dilakukan sampai
mendapat batuan induk atau sampai dengan kedalaman alat bor yang
digunakan.
b. Pembuatan SPT

Pembuatan SPT dibuat dengan melihat peta wilayah/lereng, peta


drainase tanah, peta kedalaman tanah, peta tekstur tanah, peta warna
(lapisan atas 0-30 cm, dan lapisan bawah 30-50 cm), dan peta sikapan
batuan. Dengan SPT yang terbetuk 15 satuan petan tanah (SPT).
c. Pengamatan Profil Tanah

Pemgamatan profil tanah dilakukan dengan mebuat profil tanah


dengan ukuran lebar 1,5 m dan panjang 2 m. Dengan mengamati warna,
tekstur, struktur, konsistensi, kedalam perakaran, pori-pori tanah, sikapan
batuan dan menentukan epidopedon dan endopedon.
D. Analisis Data

Data dianalisi dengan menggunakan metode matching. Metode


matching atau pencocokan merupakan metode pencocokan antara
karakteristik serta kualitas lahan dengan kriteria kelas kemampuan lahan.
Pencocokan tiap parameter didasari atas klasifikasi parameter kemampuan
lahan. Kelas kemampuan lahan dari tiap unit pemetaan yang dalam hal ini
berupa satuan lahan didapat berdasar penyimpulan seluruh kelas
kemampuan lahan dari parameter- parameter yang digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini adalah sebagai
berikut :
1. Gambaran Umum Wilaya

a. Keadaan Geografi

Daerah praktikum terletak dalam lingkungan kampus Universitas


Halu Oleo Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari. Secara
administratif kebun percobaan berbatasan :
 Di sebelah Utara dengan Perumahan Dosen,

 Di sebelah Timur dengan Sekolah Dasar 13 Poasia,

 Di sebelah Selatan dengan Rawa,

 Di sebelah Barat dengan Gedung Fakultas Pertanian dan Hutan


Kampus.

Secara geografis daerah praktikum terletak disebelah selatan garis


katulistiwa berada diantara 3o 59’ 55” – 4o 5’ 25” LS dan 122o 30’ 39” –
122o 33’ 41” BT. Letak kebun percobaan ini berada dalam lingkungan
kampus Universitas Halu Oleo.
b. Keadaan Iklim

Seperti halnya daerah lain sebagian besar wilayah Indonesia,


daerah praktikum dikenal dua musim yaitu kemarau dan musim hujan.
Menutut data yang ada bahwa di Kecamatan Kambu tahun 2013 terjadi
166 hari hujan dengan curah hujan 2.619 mm. dengan tekanan udara rata-
rata 1.011,4 milibar dengan
kelembaban udara rata-rata 83,08 %. Kecepatan angin di Kecamatan
Kambu selama tahun 2013 pada umumnya berjalan normal mencapai
19,85 knot.
c. Keadaan Topografi dan Bentuk Wilayah

Berdasarkan hasil survei lapangan, fisiografi lokasi praktikum


terbagi dalam dua kelompok yaitu perbukitan dan daratan. Bentuk wilayah
di lokasi praktikum cukup bervariasi dari wilayah datar, berombak,
bergelombang hingga berbukit.
d. Keadaan Vegetasi dan Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan dilokasi praktikum terdiri atas bangunan fasilitas


kampus, rawa dan penggunaan alami berupa hutan, kebun campuran,
vegetasi terbuka berupa padang rumput dan alang-alang serta vegetasi
tertutup berupa semak belukar dan hutan sekunder. Jenis vegetasi yang
umum ditemukan selama praktikum berlangsung anatara lain alang-alang
(Imperata cylindrica), komba- komba (Chromolaena odorata ), bambu
(Bambusa sp.), paku-pakuan, rumput- rumputan, serta jenis vegetasi yang
banyak tumbuh didaerah hutan tropis kering Sulawesi Tenggara.
2. Sejarah Lahan
Lahan praktikum merupakan lahan hutan dan padang alang-alang.
3. Karekteristik Fisik dan Morfologi Tanah

Karakteristik fisik dan morfologi tanah yang diamati pada setiap


unit lahan (SPT) di wilayah praktikum adalah tekstur, drainase, kedalaman
tanah, batuan permukaan, lereng, tingkat bahaya erosi, dan tingkat bahaya
banjir. Hasil pengamatan karakteristik fisik dan morfologi tanah secara
lengkap disajikan pada tabel karakteristik fisik dan morfologi sebagai
berikut :
16

Karakteristik Fisik dan Morfologi


SPT Tanah Lua Pe
s
(ha)

Kedalam Leren
Tekstur Drainase an Erosi Batuan Bahaya g
Permukaan Banjir
Tanah (%)
1 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 0-3 1,0 7,5
Halus rendah 8
2 Agak Agak Dalam Sangat Tidak ada Fo 0-3 1,6 11,
Halus Baik rendah 8 8
3 Agak Terhamb Dalam Sangat Tidak ada F1 0-3 0,4 3,1
Halus at rendah 5
4 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 0-3 1,1 8,1
Kasar rendah 6
5 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 3-8 4,4 30,
Halus rendah 7
6 Agak Baik Sedang Sangat Ada Fo 3-8 0,1 1,2
Halus rendah 7
7 Agak Baik Sedang Sangat Tidak ada Fo 3-8 0,2 2
Kasar rendah 8
8 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 3-8 0,4 3
Halus rendah 3
9 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 3-8 0,4 2,8
Kasar rendah
10 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 0-3 0,5 4
Kasar rendah 7
11 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 0-3 0,5 4,2
Kasar rendah 9
12 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 0-3 0,6 4,3
Kasar rendah 2
13 Agak Baik Dalam Sangat Tidak ada Fo 8-15 0,7 5,3
Kasar rendah 7
14 - Terhamb - - Tidak ada F1 0-3 1,7 12
at 1
17

4. Evaluasi Kesesuaian Lahan


Hasil Kesuaian lahan praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut : Tabel 2. Hasil Evaluasi Lahan pada
SPT 1

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S1 - -
Cengkeh S1 - -
Durian S1 - -
Jagung S1 - -
Jambu air S1 - -
Jambu biji S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Jambu mete S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kacang tanah S1 - -
Kakao S1 - -
Kedelai S1 - -
Kelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Melinjo S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Nenas S1 - -
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Keterangan
Rambutan : - (tidak
S2rc melakukan perbaikan), S2) dan
Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
SirsakBO (Bahan Organik).
S2rc Sumber tanaman
Penanaman : Hasilsemusim
tabulasi
dan data
pemberian BO S2rc
Sorgumkesesuaian lahan
S1 (2015). - -
Tebu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Ubi Jalar S1 - -
Tabel 3. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 2
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Wortel S1 - -
Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S1 - -
Cengkeh S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Durian S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Jagung S1 - -
Jambu air S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Jambu biji S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Jambu mete S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kacang tanah S1 - -
Kakao S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Kedelai S1 - -
Kelapa S2oa,r Pemberian Bahan Organik S2r
c c
Kelapa sawit S2oa,r Pemberian Bahan Organik S2r
c c
Mahoni S3oa,r Pemberian Bahan Organik S3r
c c
Mangga S2oa,r Pemberian Bahan Organik S2r
c c
Melinjo S2oa, Pemberian Bahan Organik S2r
rc c
Nenas S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Pala S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Pepaya S2oa Pemberian Bahan Organik S1
Rambutan S2oa,r Pemberian Bahan Organik S2r
c c
Sirsak S2oa,r Pemberian Bahan Organik S2r
c c
Sorgum S1 - -
Tebu S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Ubi Jalar S1 - -
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Wortel S1 - -
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).

Tabel 4. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 3

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Cengkeh S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Durian N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Jagung S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Jambu air S3oa Pemberian Bahan Organik S2
Jambu biji N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Jambu mete N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Kacang tanah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kakao S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kedelai S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kelapa S3oa Pemberian Bahan Organik S2
Kelapa sawit S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Mahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Mangga N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Melinjo S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Nenas S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Pala S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Pepaya S3oa,rc Pemberian Bahan Organik S3rc
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).
Tabel 5.Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 4

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3oa Pemberian Bahan Organik S2
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa sawit S3oa Pemberian Bahan Organik S2
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pepaya S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Keterangan : S3rc
Rambutan - (tidak melakukan
Tidak perbaikan), S2)
dapat dilakukan dan
perbaikan S3rc
SirsakBO (Bahan Organik).
S3rc Sumber
Tidak: dapat
Hasildilakukan
tabulasiperbaikan
data S3rc
Sorgumkesesuaian lahan
S3rc(2015). Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar Tabel 6. Hasil Evaluasitanaman
S2rc Penanaman Lahan semusim
pada SPT dan5pemberian BO S2rc
Ubi kayu S32rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Wortel S1 - -
Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Rambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3r
c
Sirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3r
c
Sorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3r
c
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3r
c
Ubi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Wortel S1 - -
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).

Tabel 7. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 6

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pala S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Rambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Sirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Sorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Ubi kayu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).
Tabel 8. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 7

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Keterangan : S3rc
Rambutan - (tidak melakukan
Tidak perbaikan), S2)
dapat dilakukan dan
perbaikan S3rc
SirsakBO (Bahan Organik).
S3rc Sumber
Tidak: dapat
Hasildilakukan
tabulasiperbaikan
data S3rc
Sorgumkesesuaian lahan
S3rc(2015). Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar S2rc Penanaman
Tabel 9. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 8 S2rc
tanaman semusim dan pemberian BO
Ubi kayu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Wortel S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Apel
Cabai merah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Cengkeh S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Durian N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Jagung S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Jambu air S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Jambu biji N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Jambu mete N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Kacang tanah S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kakao S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kedelai S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kelapa S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Kelapa sawit S3oa,fh Pemberian Bahan Organik dan perbaikan drainase S2
Mahoni N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Mangga N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Melinjo S3oa,f Pemberian Bahan Organik dan perbaikan S2
h drainase
Nenas S3oa,f Pemberian Bahan Organik dan perbaikan S2
h drainase
Pala S3oa,f Pemberian Bahan Organik dan perbaikan S2
h drainase
Pepaya N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Rambutan S3oa,r Pemberian Bahan Organik S3r
c c
Sirsak N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Sorgum S3rc Pemberian Bahan Organik S3r
c
Tebu S3oa,f Pemberian Bahan Organik dan perbaikan S2
h drainase
Ubi Jalar S3oa Pemberian Bahan Organik S2
Ubi kayu S3rc Pemberian Bahan Organik S3r
c
Wortel N Tidak dapat dilakukan perbaikan N
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).

Tabel 10. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 9

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Rambutan S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Sirsak S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Sorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar S2rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi kayu S2rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Wortel S1 - -
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).
Tabel 11. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 10

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kelapa sawit S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pala S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Pepaya S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Keterangan : S3rc
Rambutan - (tidak melakukan
Tidak perbaikan), S2)
dapat dilakukan dan
perbaikan S3rc
SirsakBO (Bahan Organik).
S3rc Sumber
Tidak: dapat
Hasildilakukan
tabulasiperbaikan
data S3rc
Sorgumkesesuaian lahan
S3rc(2015). Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar S2rc Penanaman tanaman
Tabel 12. Hasil semusimLahan
Evaluasi dan pemberian BO
pada SPT 11 S2rc
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Wortel S1 - -
Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S1 - -
Cengkeh S1 - -
Durian S1 - -
Jagung S1 - -
Jambu air S1 - -
Jambu biji S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Jambu mete S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kacang tanah S1 - -
Kakao S1 - -
Kedelai S1 - -
Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Melinjo S1 - -
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Rambutan S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Sirsak S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Sorgum S1 - -
Tebu S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Ubi Jalar S1 - -
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan S2r
pemberian BO c
Wortel S1 - -
Keterangan : - (tidak melakukan perbaikan), S2) dan
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).

Tabel 13. Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 12

Kesesuaian Lahan
Tanaman Aktual Usaha Perbaikan Potensial
Cabai merah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pala S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Pepaya S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Keterangan
Rambutan : S2rc
- (tidak Penanaman
melakukan perbaikan),
tanaman semusimS2) dan
dan pemberian BO S2rc
Sirsak S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Sorgum S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Wortel S1 - -
BO (Bahan Organik). Sumber : Hasil tabulasi data
kesesuaian lahan (2015).
Tabel 16.Hasil Evaluasi Lahan pada SPT 13

Aktual Usaha Kesesuaian


Perbaikan Lahan Potensial
Cabai merahTanaman S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Cengkeh S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Durian S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jagung S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu air S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu biji S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Jambu mete S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kacang tanah S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kakao S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kedelai S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Kelapa S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Kelapa sawit S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Mahoni S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Mangga S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Melinjo S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Nenas S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,eh
Pala S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,eh
Pepaya S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan konservasi tanah S2oa,eh
Rambutan S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
SirsakKeterangan : S2rc
- (tidakPenanaman
melakukan perbaikan),
tanaman S2)pemberian
semusim dan dan Konservasi
BO tanah
S2rc
Sorgum(pembuatan teras, penanaman menurut kontur dan penanaman tanaman
S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Tebu penutup tanah).
S3rc Tidak dapat dilakukan perbaikan S3rc
Ubi Jalar S2oa,eh Pemberian Bahan Organik dan
Sumber : Hasil tabulasi data kesesuaian lahan (2015). konservasi tanah S2oa,eh
Ubi kayu S2rc Penanaman tanaman semusim dan pemberian BO S2rc
Wortel S2eh Konservasi tanah S2eh
B. Pembahasan

Klas kesesuaian lahan adalah kelompok lahan yang


menggambarkan tingkat kecocokan sebidang tanah untuk suatu pengguaan
tertentu. Penilaian klas kesesuaian lahan pada dasarnya merupakan
pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu, yang dilakukan
dengan menginterprestasikan data survei tanah detail dalam kaitannya
dengan kesesuaiannya untuk berbagai tanaman dan tindakan
pengelolaannya. Untuk memilih lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu,
dikenal dua tahapan, yaitu : (1) menilai persyaratan tumbuh tanaman
yang akan diusahakan untuk mengetahui sifat-sifat tanah dan lahan yang
berpengaruh negatif terhadap tanaman, dan (2) mengidentifikasi dan
membatasi lahan yang mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, tanpa sifat
lain yang tidak diinginkan.
Klasifikasi kesesuaian lahan dibedakan menjadi empat kelas, yaitu
Kelas S1 yaitu sangat Sesuai (Highly Suitable), lahan ini tidak mempunyai
pembatas yang berat untuk suatu penggunaan secara lestari atau hanya
mempunyai pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara
nyata terhadap produksinya serta tidak akan menaikan masukan dari apa
yang telah biasa diberikan. Kelas S2 yaitu cukup sesuai (Moderately
Suitable), lahan yang mempunyai pembatas-pembatas agak berat untuk
suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas
dan keuntungan yang meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas S3
yaitu sesuai marginal (Marginally Suitable), lahan yang mempunyai
pembatas-pembatas yang sangat berat untuk suatu penggunaan yang
lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan sehingga
diperlukan masukan yang diperlukan. Kelas N yaitu tidak sesuai Permanen
(Permanently Not Suitable), lahan mempunyai pembatas yang sangat berat
sehingga sangat tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan
yang lestari.
Pada tingkat subkelas dicantumkan faktor pembatas/penghambat
bagi pertumbuhan tanaman, ditulis dengan symbol yang diletakan kelas
kesesuaian lahan yang dibedakan menjadi 5 simbol, yaitu: oa (ketersediaan
oksigen), nr (tingkat kesuburan tanah), tc (penyinaran matahari), eh
(kelerengan), dan wa
(ketersediaan air). Dari hasil evaluasi lahan dengan kelas dan faktor
pembatas/penghambat pada beberapa tanaman pertanian di lahan
percobaan II Fakultas Pertanian digambarkan dan tersaji pada hasil
evaluasi lahan peta SPT.
Berdasarkan hasil praktikum dapat dilihat hasil kesesuaian lahan
untuk tanaman tebu, sorgum, sirsak, rambutan, papaya, melinjo, mangga,
mahoni, apel, pala, kelapa, kedelai, jambu siam, jambu mete, jambu biji,
durian, cengkeh, ubi jalar, wortel, nenas, kakao, kelapa sawit, kacang
tanah, jagung, cabai merah dan ubi kayu dari hasil analisis tanah yang
dilakukan di lahan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo memiliki
faktor pembatas pada masing-masinmg SPT. Berdasarkan evaluasi tersebut
kita dapat menentukan tanaman yang cocok untuk ditanam dalam suatu
wilayah atau lahan yang kita inginkan. Dengan demikian kita dapat
mengukur berapa besar usaha pertanian yang kita inginkan atau kita kelola
agar lahan tersebut dapat berproduksi secara lestari.
Hasil pencocokan kesesuaian lahan untuk tanaman sirsak, pepaya,
melinjo, mangga, Apel, jambu mete, durian dan nenas. memiliki kelas
kesesuaian N dengan faktor pembatas Ketersedian air (wa) sehingga
tanaman tersebut tidak cocok untuk ditanam di lahan fakultas pertania.
Hasil pencocokan kriteria tanaman dan SPT jenis tanaman seperti
tebu, sorgum, rambutan, kedelai, jambu siam, jambu biji, cengke, kelapa
sawit, mahoni, pala, kelapa, ubi jalar dan ubi kayu mendapatkan kelas
kesesuai S2 (sedang sesuai) dengan faktot pembatas ketersedian air (wa),
media perakaran (rc) dan bahaya erosi (eh).
Jenis tanaman seperti kakao, jagung dan cabai merah berdasarkan
hasil pencocokan data, tanaman tersebut mendapatkan jenis kelas
kesesuaian S3 (kurang sesuai) dengan faktor pembatas ketersedian air
(wa), ketersedian oksigen (oa), media perakaran, (rc) dan bahaya erosi (eh)
dan genangan (fh).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa jenis


tanaman seperti sirsak, pepaya, melinjo, mangga, Apel, jambu mete, durian
dan nenas. memiliki kelas kesesuaian N dengan faktor pembatas
Ketersedian air (wa). Untuk jenis tanaman seperti kakao, jagung dan
cabai merah berdasarkan hasil pencocokan data, tanaman tersebut
mendapatkan jenis kelas kesesuaian S3 (kurang sesuai) dengan faktor
pembatas ketersedian air (wa), ketersedian oksigen (oa), media perakaran,
(rc) dan bahaya erosi (eh) dan genangan (fh). Sedangkan tanaman sorgum,
rambutan, kedelai, jambu siam, jambu biji, cengke, kelapa sawit, mahoni,
pala, kelapa, ubi jalar dan ubi kayu mendapatkan kelas kesesuai S2
(sedang sesuai) dengan faktot pembatas ketersedian air (wa), media
perakaran (rc) dan bahaya erosi (eh) sehingga tanaman tersebut cocok
untuk di kembangkan di lahan II Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini bagi pembaca
laporan ini di butuhkan masukkan dan sarannya sehingga pembuatan
laporan selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Daftar Pustaka

Abdullah, T, S. 2008. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar


Swadaya.
Jakarta.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,


Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Besar Litbang SDL Pertanian
Badan Litbang Pertanian Deptan. Bogor.

Bonkowski, M., Griffiths, B., Scrimgeoure. 2006. Substrate heterogenity


and microfauna in soil organic ‘hotspots’ as determinants of
nitrogen capture and growth of ryegrass. Appl. Soil Ecolo. 14: 37-
53

Boix, L.C. and J.A. Zinck. 2008. Land-Use Planning in the Chaco Plain
(Burruyacu´, Argentina). Part 1: Evaluating Land-Use Options to
Support Crop Diversification in an Agricultural Frontier Area
Using Physical Land Evaluation. Environmental Management,
42:1043-1063.

Brinkman, A.R. dan A.J Smyth. 2006. Land Evaluation for Rural
Purposes. ILRI Publ. No. 17 Wageningen.

Djaenudin, D. 2001. Pendekatan pewilayahan komoditas dalam


menyongsong otonomi daerah. Materi pelatihan penyusunan peta
pewilayahan komoditas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
Makassar 5-9 Juni 2001.

Djaenudin, D, Marwan H., H. Subagyo, dan A. Hidayat, 2003. Petunjuk


teknis evaluasi lahan untuk komoditas pertanian. Edisi pertama
tahun 2003. Balai Penelitian Tanah, Puslitbang Tanah dan
Agroklimat, Bogor.

Ferdinan, F., Jamilah dan Sarifuddin. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan


Sawah Beririgasi di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batubara. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(2):338-
347.

Farkhatul. 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao


(Theobroma cacao L.) Di Kecamatan Selupuro Kbupaten Blitar.
Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Malang. Malang.
Gardi, C. dan Jeffrey S., 2009. Soil Biodiversity. European Commission
Joint Research Centre, Institute for Enviromental and
Sustainability, Land Management and Natural Hazards Unit.

Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan


Perencanaan Tata Guna Lahan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hardjowigeno, S dan Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Li, W., Y. Zhang, C. Wang, W. Mao, T. Hang, M. Chen, and B. Zhang.


2013. How to Evaluate the Rice Cultivation Suitability?. Asian
Agricultural Research, 5(12):59-64.

Jeffrey S, Gardi C, Jones A, Montanarella L, Marmo L. Miko L, Ritz K,


Peres G, Rombke J, var der Putten WH. 2010. European Atlas of
Soil Biodiversity. European Commission, Publication Office of
the European Union.

M. Tufaila dan Alam, S. 2012. karakteristik tanah dan evaluasi lahan untuk
pengembangan tanaman padi sawah di kecamatan oheo kabupaten
konawe utara. Agriplus, Volume 24 Nomor : 02 Mei 2014, ISSN
0854- 0128.
Notohadiprawiro, T. 2006. Lahan Kritis Dan Bincangan Pelestarian
Lingkungan Hidup. Seminar Nasional Penanganan Lahan Kritis
di Indonesia tanggal 7-8 November 1996. PT. Intidaya
Agrolestari. Bogor.

Nurdin. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Pisang di


Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan
Volume 4 Nomor 2 September 2011. Gorontalo.

Rayes, M.L. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit


Andi.
Yogyakarta.
Rayes, L. 2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Andi.
Yogyakarta. Ritung S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H. 2007. Panduan
Evaluasi Kesesuaian
Lahan dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten
Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry
Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.

Rossister, D.G., 2006.”Methodology for Soil Resource Inventories.” ITC


Lecture Notes & reference. Soil Science Division International
nstitute for Aerospace Survey & Earth Science (ITC) March
2000.

Sahetapy. 2009. Evaluasi Lahan Untuk Penetapan Tipe Pertanian


Konservasi Pada Kawasan Pengelolaan Sampah Terpadu Toisapu.
Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 5. No 1, Juli 2009, Halaman 19-
26
Samrumi. 2012. Observasi Kesesuaian Lahan Wisata-Kualitas Dan
Karakteristik Lahan.
http://samrumi.blogspot.com/2012/07/kualitas-dan-karakteristik-
lahan.html. Diakses 18 Mei 2015.

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan,


Penerbit Kanisius,Yogyakarta.

Supriyadi S., A. Imam dan A. Amzeri. 2009. Evaluasi Kesesuaian Lahan


untuk Tanaman Pangan di Desa Bilaporah, Bangkalan.
Agrovigor, 2(2):110- 117.

Widodo, R.A. 2006. Evaluasi Kesuburan Tanah Pada Lahan Tanaman


Sayuran di Desa Sewukan Kecamatan Dukun Kabupaten
Magelang. J. Tanah dan Air, 7(2):142-150.

Vink, APA. 2007. Landuse Inadvancing Africulture Springer Verlag. New


York Helderberg

Worosuprojo, Suratman. 2007. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berbasis


Spasial Dalam Pembengunan Berkelanjutan Di Indonesia.
Makalah Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM Yojakarta.

Yuwono, N. W 2009. membangun kesuburan tanah di lahan marginal.


jurnal ilmu tanah dan lingkungan vol. 137-141
Tebu, orgum

T
e
b
u

o
r
g
u
m

S
i
r
s
a
k

R
a
m
b
u
t
a
n
P
a
p
a
y
a

M
e
l
i
n
j
o

M
a
n
g
g
a

M
a
h
o
n
i

A
p
e
l
P
a
l
a

K
e
l
a
p
a

K
e
d
e
l
a
i
J
a
m
b
u
S
ia
m
J
a
m
b
u
M
et
e
J
a
m
b
u
B
ij
i
D
u
ri
a
n
C
e
n
g
k
e
h
U
b
i
J
al
a
r
W
o
rt
el
N
e
n
a
s
K
a
k
a
o
Ke
lap
a
Sa
wit
Ka
can
g
Ta
na
h
Jag
un
g
C
a
b
ai
m
er
a
h
U
bi
k
a
y
u
..........................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai