Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Bawang Merah

di Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah


Metodologi Penelitian Umum yang dibimbing oleh Bapak. Dr Budijanto, M.Si

Nama: Jefri Firman P


NIM: 110721435409
Offering : B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
Maret 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bawang merah merupakan hasil pertanian yang memiliki nilai jual yang
tinggi. Lahan pertanian yang luas tentunya dapat memberikan hasil produksi yang
melimpah. Namun pada kenyataannya lahan pertanian yang luas belum mampu
memberikan hasil produksi yang maksimal. Sedikitnya hasil produksi dari lahan
pertanian yang luas tidak banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat yang
mengelola lahan pertanian tersebut. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar
masyarakat tidak mampu mengoptimalkan lahan pertanian yang luas, sehingga
hasilnyapun tidak maksimal.
Ketidakmampuan masyarakat dalam hal menggunakan lahan pertanian
salah satunya tidak adanya evaluasi lahan pertanian. Masyarakat hanya
menggunakan lahan pertanian tersebut tanpa memperhatikan kecocokan lahan
untuk jenis tanaman. Sebagai contoh, banyak masyarakat yang menanam bawang
merah setiap musim, artinya dimusim kemarau ada yang menanam, dimusim
hujan ada yang menanam, dimusim peralihan antar musim penghujan dan musim
kemarau juga ada yang menanam bawang merah. Hal tersebut menunjukkan
masyarakat banyak menggantungkan hasilnya pada rejeki semata, tidak
memperhatikan kecocokan tanaman.
Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian
yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor
pertanian dan non-pertanian, memerlukan teknologi tepat guna dalam upaya
mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Untuk dapat
memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan efisien diperlukan
tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan
sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang

diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti


ekonomi cukup baik.
Data iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman melalui kegiatan survei dan pemetaan sumber
daya lahan. Data sumber daya lahan ini diperlukan terutama untuk kepentingan
perencanaan pengembangan dalam artian pemodifikasian pertanian. Data yang
dihasilkan dari kegiatan survei dan pemetaan sumber daya lahan masih sulit untuk
dapat dipakai oleh pengguna untuk suatu perencanaan tanpa dilakukan interpretasi
bagi keperluan tertentu.
Evaluasi kesesuaian lahan dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penilaian potensi atau kelas kesesuaian suatu lahan untuk tujuan penggunaan
lahan tertentu. Cara menentukan kelas kesuaian suatu lahan adalah dengan
membandingkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh tipe penggunaan lahan
yang kemudian diterapkan sesuai dengan karakteristik lahan yang akan
digunakan. Dengan demikian maka dapat diketahui tingkat/kelas kesesuaian lahan
tersebut dengan tipe/jenis penggunaannya. Evaluasi kesesuaian lahan sangat
penting peranannya dalam konteks sumberdaya lahan, selain dapat
mengoptimalkan pemanfaatan lahan juga dapat menekan terjadinya kerusakan
lahan dan lingkungan.
Kesesuaian lahan merupakan kecocokan macam penggunaan lahan pada
tipe lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda-beda
tergantung pada kecocokan potensi lahan terhadap kebutuhan macam penggunaan
lahan tertentu. Evaluasi kesesuaian lahan adalah penilaian kecocokan tipe lahan
terhadap penggunaan lahan speifik, seperti penggunaan lahan untuk tanman
jagung, padi, kopi, cengkeh, tempat rekreasi pantai alam/hutan/budaya
pemukiman, peternakan dan sebagainya. Kesesuaian setiap macam penggunaan
lahan dinilai, diklasifikasikan, dan disajikan untuk dapat dimanfaatkan oleh
pengguna lahan. Pada hakekatnya evaluasi kesesuaian lahan merupakan
kecocokan potensi tipe lahan terhadap kebutuhan penggunaan lahan. Evaluasi
kesesuaian lahan harus dilaksanakan secara menyeluruh (holistik), sesuai dengan
prinsip dan tujuan evaluasi lahan (Mahi, 2004 dikutip).

Banyak penelitian tentang evaluasi lahan pertanian untuk pengembangan


potensi jenis tanaman yang ada pada suatu daerah. Berikut riset-riset yang pernah
dilakukan :
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Mangga (Mangifera Indica, L.)
pada beberapa Lokasi Pengamatan di Kabupaten Lebak Bagian Selatan.
(Oleh Budi Eko Cahyono, 2004, IPB)
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sengon (Paraserianthes
falcatoria (L) Nielsen) pada Beberapa Satuan Lereng. (Oleh Muhamad
Yusuf Hidayat, 2006, IPB)
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava) di
Kabupaten Bogor dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi. (Oleh
Alvane Sultana Hakim, 2009, IPB)
Evaluasi Kemampuan Lahan di Wilayah Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Pekalongan. (Oleh Mardiyanah, 2005, UNNES)
Penelitian yang ingin saya lakukan disini dilahan pertanian. Kebanyakan
Penelitian-penelitian yang dilakukan tidak pada lahan pertanian. Sehingga lahan
pertanian kurang dioptimalkan. Selain itu juga untuk mengoptimalkan pertanian
bawang merah agar dapat memberikan hasil produksi yang melimpah. Untuk
dapat mengoptimalkan pertanian bawang merah perlu evaluasi lahan secara
terarah dan efisien. Diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap
mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta
persyaratan tumbuh tanaman yang diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang
mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik.
Penyajian data keadaan iklim, tanah, dan sifat lingkungan fisik lainnya
disesuaikan dengan syarat tumbuh bawang merah. Sehingga dapat memberikan
informasi tentang kesesuaian lahan untuk ditanami bawang merah. Dengan
demikian dapat membantu masyarakat dalam penggunaan lahn pertanian untuk
bawang merah sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi.

B. Rumusan masalah
1. Apakah tanah sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah di desa
jorongan? (jenis tanah, kesuburan tanah, dan tekstur tanah)
2. Bagaimana pengaruh evaluasi kesesuaian lahan terhadap pertanian bawang
merah?
3. Bagaimana sistem irigasi sawah yang ada di desa jorongan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tanah yang digunakan petani sesuai dengan syarat
tumbuh di desa jorongan.
2. Untuk mengetahui pengaruh evaluasi kesesuaian lahan dengan produksi
bawang merah.
3. Untuk mengetahui sistem irigasi yang ada di desa jorongan.
D. Hipotesis
Ho: Diduga tidak terdapat kesesuaian lahan terhadap pertanian bawang merah
di desa jorongan kecamatan leces kabupaten Probolinggo.
H1: Diduga ada pengaruh kesesuaian lahan terhadap pertanian bawang merah
di desa jorongan kecamatan leces kabupaten Probolinggo
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
ilmu pengetahuan khususnya ilmu Geografi dalam menambah wawasan
tentang kondisi pertanian bawang merah masyarakat di masing-masing
wilayah.
2. Manfaat Bagi Masyarakat
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi mengenai
kesesuaian lahan terhadap pertanian khusunya terhadap pertanian bawang
merah
3. Universitas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber ilmu
atau informasi yang dibutuhkan.
F. Jabaran Variabel

Hipotesis

Variabel

Indikator

Sumber

Teknik

Analisis

- dokumentasi

- inferensial
- inferensial
- inferensial

Data
Diduga

ada Variabel

pengaruh

Dependen:

kesesuaian

Produksi

- Mata

lahan

tanaman

terhadap

bawang

pencaharian
- Pendapatan
- Pendidikan

sistem

merah

pertanian

- Jenis tanah
- Kesuburan

di

desa

Variabel

Jorongan

independen:

kecamatan
Leces

- Primer
- Primer

- wawancara
- wawancara

(terpangaruh)

bawang
merah

- Sekunder

- Kesuaian lahan
(pengaruh)

tanah
- Curah

- Primer
- Primer
- Primer
- Primer

wawancara
wawancara
wawancara
wawancara

hujan
- Sistem

irigasi

kabupaten
Probolinggo.
Fungsi dari ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk membatasi
permasalahan yang diteliti sehingga tidak menyimpang dari tujuan penelitian.
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di lahan pertanian desa Jorongan
Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Satuan penelitian ini didasarkan
pada hal-hal yang berkenaan dengan kesesuaian lahan terhadap pertanian
bawang merah.
G. Definisi Operasional
Mata pencaharian masyarakat terpusat pada hasil pertanian. Mayoritas
jenis pekerjaan yang ada di desa Jorongan adalah sebagai petani. Tingkat
pendidikan rata-rata sampai sekolah dasar saja atau SD.

inferensial
inferensial
inferensial
inferensial

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Tanah adalah benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan


dan pencucian yang terus-menerus, maka tanah menjadi semakin tua dan miskin
unsur hara. Tanah sebagai produk alam yang heterogen dan dinamis memiliki sifat
berbeda antara satu tempat dengan tempat lain. Hasil interaksi unsur-unsur alam
dari faktor faktor pembentuk tanah tersebut adalah bahan induk, iklim topografi,

organisme dan waktu. Bekerja secara dinamis dan otomatis menghasilkan sifat
tanah dengan karakteristik tertentu (Sutanto, 2005 dikutip).
Tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman sebagai media tanam untuk
pertumbuhan suatu tanaman yang di dalamnya dapat memenuhi kebutuhan
tanaman. Kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh tanaman adalah air dan udara.
Tanah merupakan tempat penyuplai unsur hara atau nutrisi yang di dalamnya
terkandung unsur N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl. Tanah juga
merupakan tempat atau habitat bagi organisme dimana organisme ini sangat
berperan aktiv terhadap tersedianya unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
Dalam bidang pertanian terdapat hal-hal khusus yang perlu diperhatikan
dalam bercocok tanam atau bertani yaitu jenis tanah, kesuburan tanah, curah
hujan, dan sistem irigasi atau sistem perairan. Keempat unsur ini sangat
mempengaruhi dalam tingkat produksi dan kualitas tanaman. Dalam pertanian
kesesuaian lahan menjadi harga mutlak untuk menanam tanaman.
Bawang merah secara umum dapat dikembangkan baik di lahan sawah
maupun di lahan kering, namun sentra produksi yang ada saat ini umumnya
tersebar pada lahan sawah. Berdasarkan arahan dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti), bawang merah akan dikembangkan
pada wilayah sentra produksi Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Evaluasi lahan merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi
lahan untuk penggunaan tertentu termasuk didalamnya penggunaan lahan untuk
tanaman pangan, perkebunan,, daerah turis, pemukiman dan daerah konsewrvasi.
(Dent and young 1987 dikutip). Dengan demikian untuk mengevaluasi lahan
diperlukan banyak ahli untuk menghasilkan evaluasi lahan yang optimal.
Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi
berdasarkan karateristik lahan dan kualitas lahan itu sendiri. Karateristik ini dapat
ditinjau dari tekstur tanah, kesuburan tanah, curah hujan, dan ketersediaan air di
suatu wilayah.
Bawang merah dapat ditanam dan tumbuh dengan baik bila tanahnya
subur, banyak humus (gembur), tidak tergenang air, beriklim kering dengan suhu

agak panas dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam.dan aerasinya baik.
Selain itu dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0 - 1000 meter diatas permukaan
laut curah hujan 300 - 2500 mm/th dan dapat tumbuh pada tanah sawah atau
tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol,
pH tanah dijaga antara 5.6 - 6.5. jika pH-nya terlalu asam (lebih rendah dari 55),
garam alumunium (AL) laryt dalam tanah, garam tersebut akan bersifat racun
terhadap tanaman bawang hingga tumbuhnya menjadi kerdil. Jika pH-nya lebih
dari 65 (netral sampai basa), unsure mangan (Mn) tidak dapat dimanfaatkan
hingga umbi-umbinya menjadi kecil. kelembaban 50 -70 %, suhu 25-320 C

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu pedoman bagi seorang peneliti
dalam melaksanakan penelitian agar data yang dikumpulkan dapat diolah dan
dianalisis sesuai dengan tujuan. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan kembali
data penelitian yang sudah diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan
metode survey, yang artinya penelitian ini berupaya untuk mengumpulkan

sejumlah besar data mengenai evaluasi kesesuaian lahan terhadap pertanian


bawang merah di desa Jorongan, kecamatan Leces, kabupaten Probolinggo.
Penelitian ini sebagai landasan dalam penyajian sasuai dengan maksud dan
tujuan serta membuat evaluasi kesesuaian lahan bagi para petani di desa
Jorongan.

B. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan dalam
memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah
penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Dalam evaluasi kesesuaian lahan
dibutuhkan beberapa alat yang digunakan dalam penelitian.
1. Peta kabupaten Probolinggo
2. Gambar persawahan di desa Jorongan kecamatan leces kabupaten
Probolinggo.
3. Data BPS mengenai produksi bawang merah desa Jorongan.
4. Lembar kuisioner.

C. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
primer dan sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Data ini meliputi luas sawah, irigasi sawah, jenis tanah di
desa Jorongan, kuisioner mengenai cara atau teknik penanaman dan
penggarapan tanah
b. Data Sekunder

Data sekunder adalah dokumentasi yang sudah tersedia dan


diperoleh dari instansi-instasi yang terkait dalam penelitian ini.
Data ini meliputi data dari BPS mengenai produksi bawang merah
desa Jorongan, peta kabupaten Probolinggo, dan gambar sawah
desa Jorongan.
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti
untuk mendapatkan data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini, yaitu: observasi, dokumentasi, dan pengukuran di
lapangan.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara pengamatan langsung di lapangan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan data yang diperoleh
dari lembaga-lembaga atau instansi terkait dengan penelitian. Data
ini meliputi peta kota probolinggo, gambar sawah didesa Jorongan,
kecamatan Leces, kabupaten Probolinggo.

Populasi dan Sampel


Pada data yang akan diolah ini akan membahas tentang evaluasi
kesesuaian lahan terhadap pertanian bawang merah di desa Jorongan kecamatan
Leces, kabupaten Probolinggo. Objek yang diambil yaitu persawahan di desa
Jorongan.
1. Sample Daerah: Desa Jorongan kecamatan Leces kabupaten Probolinggo.
2. Sample Responden
Penelitian: Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Bawang Merah
di Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo
Teknik Pengumpulan Data

Macam Data yang telah dilakukan merupakan Kuantitatif yaitu data yang dapat
diukur secara langsung mengenai Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian Bawang
Merah di Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan sumber data primer yang diperoleh dari masyarakat desa
Jorongan. Teknik Pengambilan ini diperoleh melalui Dokumenter dan Wawancara

Analisis Data:
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-test dengan
sampel yang berkorelasi. Maksudnya adalah sampel-sampel yang berkorelasi ini
sudah disamakan terlebih dahulu. Misalnya pada mata pencaharian sebagai
indikator perekonomian masyarakat. Adanya mata pencaharian yang beragam
harus disamakan terlebih dahulu agar mudah dalm analisis datanya. Dalam t-test
ini juga dapat diketahui secara umum mata pencaharian masyarakat pesisir
Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo.

Daftar Rujukan
Nasution Zulkifli. 2005. Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba
Sebagai dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan
Berkekelanjutan. Universitas Sumatera Utara.
Kementrian Pertanian.Tanpa tahun. http://cybex.deptan.go.id.(online), diakses
pada tanggal 3 Maret 2014
Pdf. Tanpa tahun.kriteria-kelas-kesesuaian-lahan1.pdf (online), diakses tanggal 3
Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai