KEC. JEMBRANA.
Oleh
I Wayan Sedana
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
EVALUASI KESESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI JALAR
(Ipomoea batatas L) DI DESA YEH KUNING, KECAMATAN
JEMBRANA, KABUPATEN JEMBRANA
ASTRAK
ABSTRACT
1
RINGKASAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tahan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkat-Nya Panelitian dengan judul "Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Ubi jalar (Ipomoea batatas L) di kecamatan Jembrana,
Kabupaten Jembrana'' dapat di selesaikan.
Penelitian ini terlaksana dan dapat diselesaikan karena bantuan
serta dorongan berbagai pihak, untuk itu melalui tulisan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Rektor Universitas Udayana
2. Bapak Kepala Pusat Penelitian Universitas udayana
3. Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana
4. Bapak Ketua Program study Agroekoteknolgi Fakultas Pertanian
UnIversitas Udayana
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran untuk, perbaikan sangat
diharapkan. semoga tulisan ini ada manfaatnya.
3
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
RINGKASAN................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
BAB III BAHAN METHODE ........................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 12
4.1 Interpretasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan ................................... 14
4.2 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman Ubi jalar ....................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
4
DAFTAR TABEL
5
I. PENDAHULUAN
6
Pengetahuan mengenai kesesuaian lahan disuatu lokasi tertentu
akan memudahkan pengolahan lahan sesuai dengan kondisi fisiknya,
karena dari hasill evaluasi lahan akan diperoleh beberapa faktor pembatas
dari produktifitas.
Lahan-Lahan di kecamatan Jembrana adalah sebagian besar adalah
sawahnya sering diberokan akibat kurangnya air di musim kemarau, oleh
karena itu agar supaya produktifitas lahan dapat ditingkatkan sesuai
dengan potensi lahannya, maka perlu diadakan Penelitian evaluasi
kesesuaian lahan untuk tanaman, Ubi jalar ( Ipomoea batatas L)di
kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan kesesuaian
lahan berdasarkan kesesuaian lahannya. Mencari alternatif pemecahan
masalah terhadap faktor pembatas untuk meningkatkan produksi tanaman
dan membuat peta klas kesesuaian lahan skala 1 : 50 000.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief,
tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation)
yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan
lahan (FAO, 1976). Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk
yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia
baik di masa lalu maupun saat sekarang, seperti lahan rawa dan pasang
surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi tanah pada suatu
lahan tertentu.
Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan
karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya
keterbatasan dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan
kualitas lahannya, bila dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara
lestari dan berkesinambungan.
Pada peta tanah atau peta sumber daya lahan, hal tersebut
dinyatakan dalam satuan peta yang dibedakan berdasarkan perbedaan
sifat-sifatnya terdiri atas: iklim, landform (termasuk litologi, topografi/relief),
tanah dan/atau hidrologi. Pemisahan satuan lahan/tanah sangat penting
untuk keperluan analisis dan interpretasi potensi atau kesesuaian lahan
bagi suatu tipe penggunaan lahan (Land Utilization Types = LUTs).
Evaluasi lahan memerlukan sifat-sifat fisik lingkungan suatu wilayah
yang dirinci ke dalam kualitas lahan (land qualities), dan setiap kualitas
lahan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land
characteristics).
Beberapa karakteristik lahan umumnya mempunyai hubungan satu
sama lainnya di dalam pengertian kualitas lahan dan akan berpengaruh
terhadap jenis penggunaan dan/atau pertumbuhan tanaman dan
8
komoditas lainnya yang berbasis lahan (peternakan, perikanan,
kehutanan).
9
gambut
10
penghambat
pengolahan
tanah
Pori air Batuan di Kadar pirit
tersedia permukaan
Penghambat CaCO3 Lereng
pertumbuhan
karena
kekurangan
air
Kesuburan Gypsum Bahaya erosi
tanah
Permeabilitas Jumlah basa Genangan
lapisan atas total
Batuan di
permukaan
Singkapan
batuan
Tabel 2.2 Karakteristik dan kualitas lahan menurut (CSR/FAO Staf, 1983)
11
3. Kedalaman perakaran (cm)
2. PH (lapisan permukaan)
2. P2O5 tersedia
3. K2O tersedia
2. Batuan di permukaan
12
pada hakekatnya merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya
tahan bagi berbagai penggunaan. Kerangka dasar evaluasi lahan adalah
membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan
tertentu dengan sifat sumber daya lahan yang ada pada lahan tersebut
yang menyangkut tiga hal utama yaitu lahan, Penggunaan lahan dan
aspek ekonomis.
Nurhayati, dan kawan-kawan (1986) menyatakan bahwa Klasifikasi
lahan adalah metode pengelompokan lahan atau bagian-bagian ke dalam
kals-klas, sedang Evaluasi lahan merupakan bagian dari klasifikasi lahan
dimana dasar pengelompokannya adalah sesuai lahannya. Selanjutnya
menurut Beek (1987) menyatakan bahwa kesesuaian lahan adalah salah
satu penafsiran dari hasil survey dan pemetaan tanah. Peta yang
dihasilkan memperlihatkan lokasi dan penyebaran satuan-satuan tanah.
Kesesuaian lahan secara fisik didasarkan atas segala sifat fisik lahan yang
mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimum. Dalam hal ini
kemampuan manusia memodifikasikan suatu lahan sehingga lebih sesuai
memegang peranan penting (Young, 1976 dalam Ginting 1988).
Dijkerman, J.C. (1985) mengatakan bahwa untuk evaluasi lahan
suatu daerah harus dibagi ke dalam satuan peta lahan yaitu suatu daerah
dari lahan yang dipetakan dengan karakteristik tertentu. Kualitas lahan
adalah sifat lahan yang biasanya majemuk dan komplek serta mempunyai
pengaruh langsung dalam penggunaan lahan. Untuk dapat menentukan
kualitas lahan yang tepat maka harus diketahui karakteristik dari lahan
serta lahan tersebut digunakan untuk apa.
Menurut Beek (1978) kualitas lahan dapat dibedakan menjadi empat
antara lain :
1. Kualitas lahan ekologi yaitu kualitas lahan yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan seperti
13
ketersediaan air, ketersediaan unsur hara, bahaya banjir, temperatur
dan lain-lain.
2. Kualitas lahan pengolahan yaitu kualitas lahan yang mempengaruhi
pengelolaan usaha pertanian seperti kemungkinan untuk mekanisasi,
sifat dapat dimasuki pada berbagai musim, ukuran dari blok
pengelolaan yang potensial dan lokasi dal am hubungannya dengan
pasar.
3. Kualitas lahan konservasi yaitu sangat berpengaruh pada degradasi
lahan seperti bahaya erosi, bahaya salinitas dan alkalinitas dan lain-
lain.
4. Kualitas lahan perbaikan yaitu kualitas lahan yang mungkin untuk
dirubah kondisinya seperti sifat dapat diari, respon terhadap
pemupukan.
Dari basil penelitian kesesuaian lahan di Desa Melaya (Ismet, 1389)
diketemukan bahwa faktor pembatas utama adalah ketersediaan air pada
musim kemarau, kurangnya unsur hara N dan K dari hasil penelitian
Lanya dkk di dapat bahwa faktor pembatas utama di kecamatan Mendoyo
adalah unsur hara N dan P terdapat di daerah berombak sampai
bergelombang.
Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang berlaku di Indonesia ada
bebrapa sistim seperti sistem USDA, (dalam Young, 1376 dan Arsyad,
1383). Sedang sistem klasifikasi kesesuaian lahan CSR / FAO staf (1973)
lebih baik dari sistem PPT (1983) dan sistem deptrans (1984). Sistem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem klasifikasi kesesuaian
lahan modifikasi dari CSR / FAO staf (1983).
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut metode FAO (1976)
terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkat generalisasi yang
bersifat menurun yaitu :
14
Ordo Kesesuaian lahan : Menunjukkan jenis atau macam
kesesuaian atau keadaan
kesesuaian secara umum.
Kelas Kesesuaian Lahan : Menunjukkan tingkat kesesuaian
dalam ordo.
Sub-kelas Kesesuaian Lahan : Menunjukkan .jenis pembatas atau
macam perbaikan yang diperlukan di
dalam kelas.
Satuan Kesesuaian Lahan : Menunjukkan perbedaan kecIl yang
diperlukan dalam pengelolaan di
dalam sub kelas.
Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo
Kesesuaian lahan pada tingkat ordo menunjukkan apakah lahan
sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Oleh sebab itu ordo
kesesuaian lahan dibagi dua yaitu :
15
simbolnya diberi nomor urut yang ditulis di belakang simbol ordo. Nomor
urut ini menunjukkan tingkat kelas yang menurun dalam suatu ordo
Jumlah kelas dalam tiap ordo sebetulnya tidak terbatas, akan tetapi
dianjurkan untuk memakai tiga kelas dalam ordo sesuai dua kelas dalam
ordo tidak sesuai.
16
III. BAHAN DAN METHODE
17
Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan lapang untuk
survey tanah yaitu bor tanah, meteran, ring, sample, PH, stick, abney level,
altimeter dan peralatan yang dipergunakan untuk analisis sifat tanah
sesuai dengan sifat tanah yang di analisa.
3.4 Metode Penelitian
Sebelum penelitian lapangan, dilakukan analisis satuan lahan dari
interpretasi peta topografi yang dibantu dengan peta geologi, peta tanah
tinjau dan peta penggunaan lahan.
Lokasi pengambilan contoh-contoh tanah diplot diatas peta tersebut,
berdasarkan keseragaman dan perubahan satuan lahannya. Peta hasil
analisis satuan lahan digunakan sebagai dasar untuk pengamatan di
lapangan.
Pengecekan dan pengamatan di lapang disesuaikan dengan satuan
lahan. Pengamatan di lapang ditujukan untuk pengecekan kebenaran hasil
pembatasan satuan lahan melalui pengamatan sifat tanah secara
pengeboran (boring) dari satuan-satuan lahan tersebut.
Pengambilan contoh tanah dilakukan secara proporsional dengan
luas satuan lahan. Contoh tanah diambil pada kedalaman 0 - 30 cm (lap.
atas). pada daerah yang datar digunakan sistem grid bebas.
Analisis tanah dilakukan di laboratorium meliputi sifat dan kimia
seperti Ph tanah (PH meter) KTK tanah (NH4OAc), N total (Kjeldal) P
tersedia (olsen), tersedia, salinitas, textur (Hidrometer) dan permeabilitas
(double ring sample).
Pengelompokan klas kesesuaian lahan menurut kriteria sistem
klasifikasi lahan CSR/FAO staf (1983). Pembuatan peta klas kesesuaian
lahan didasarkan pada klas kesesuaian lahan yang sama pada skala 1 :
50.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data tanah dan lingkungan fisik hasil dari identifikasi
dan karakterisasi tingkat semi detil skala 1:50.000 di desa Yeh Kuning
Tekstur Tanah SL
- Ketebalan -
PH 7,39
N Total 0,08 %
Frekuensi -
Salinitas 2,30
Kejenuhan AL
Kedalaman Pirit -
19
Struktur Tanpa
Kemiringan Lahan 3 – 8%
Batu di Permukaan 0%
Kelembaban (%) 80 S1 S1
Drainase sedang S2 S2
Lempung S3
Tekstur Tanah S2
berpasir
Gambut: S1 S1
20
Ketebalan (cm) 0 S1 S1
sisipan
Kematangan
PH H2O 6,0 S1 S1
N Total 0.08
P2O5 22.0
K2O5 0.77
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Medan (s)
Bahaya erosi S2 S2
sedang
Bahaya banjir (fh) S1 S1
Tidak
Genangan S1 S1
pernah
21
Batuan di permukaan (%) 0 S1 S1
Keterangan:
*Usaha perbaikan dapat dilakukan, kelas kesesuaian lahan naik satu tingkat
tanah dari S2 menjadi SI, tetapi tekstur tanah tidak dapat diperbaiki
tetap S2, sehingga kesesuaian lahan potensial tetap menjadi kelas S1.
atas, maka akan diperoleh hasil penilaian yang berupa kelas kesesuaian
diterapkan.
22
Kelas kesesuaian lahan pada kondisi aktual menyatakan kesesuaian
lahan berdasarkan data dari hasil survei tanah atau sumber daya lahan
waktu penelitian antara lain adalah, ubi jalar. Berdasarkan Tabel 2 dengan
cukup. Wilayah sekitar yang tergolong sesuai marginal S3n antara lain
Perancak, Air kuning, Dangin Tukad Daya dengan faktor pembatas adalah
dan unsur hara N dan P. Pembatas drainase dan textiar dapat diperbaiki
dan 90 kg TSP/ha.
23
Kesesuaian lahan daerah penelitian dari cukup sesuai (S2) dapat
utama setelah panen padi menjelang musim kemarau dengan cara tanam
24
25
DAFTAR PUSTAKA
FAO Staff (1983). Reconnaissance Land Resource Surveys. l : 250.000 scale Atlas
Forma Prosedures. Bogor Indonesia.
Dai, Junus-dnn Rosmen (1970). Reconnaissance Soil Map of Bali, skala l : 200.000.
Soil Research Institute.
David Dent and Anthony Young (l98l). Soil Survey and Land Evaluation. School of
Environmental Science, University of East Angilia, Norwich. London.
Dijkermen J.C. den Julia Widianingsih (1985). Evaluasi Lahan. Komunikasi Ilmu
Tanah; Jurusan llmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya - Malang.
Nalingreau J.P. dan Karmono Mangunsukardjo (1978). Evaluasi Lahan dan Pendekatan
Terpadu untuk Pembangunan Pedesaan. Disiapkan Dalam Rangka Kuliah Pada
Pusat Pendidikan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh den Survei Terpadu. UGM
- BAKORSTANAL.
Oldemen, Irsal and Nuladi (I980). The Agro climate Naps of Kalimantan, Maluku, Irian
Jaya and Bali. West and East Nusa Tenggara. Central Research Institute for
Agricultural Bogor, Indonesia.
26
LAMPIRAN
19
TABEL LAMPIRAN 1
PEMBANDING CIRI LAHAN LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL
Keterangan :
W = Baik
MW = Agak baik
P = Terhambat
SP = Agak terhambat
S = Pasir
SL = Lempung berpasir
CL = Lempung berliat
C = Liat
SIC = Lempung liat berdebu
L = Lempung
SIL = Lempung berdebu
20
TABEL LAMPIRAN 2
PEMBANDING KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN NEGARA
KACANG KETELA
NO LOKASI KEDELAI JAGUNG
TANAH PAMBAT
1 Perancak a S3n S3n S3cn S3n
b S2n S2n S2c n f S2cn
2 Air Kuning a S3n S3n S3cn S3n
b S2fn S2fn S2cr n 32crfn
3 Tegal Badeng S3n S3n S3cn S3n
b S2r f S2r fn S2cwrfn S2cfn
4 Dangin Tukad Aya a S3n S3n S3cn 33r n
b S2r f 32r f n S2cwr fn S2c f n
5 Baler Bale Agung a S3rn S3rn 33c rn S3rn
b S2r n S2r n 32cwrn S2cr n
6 KaiIakah a S3rn S3r n 33c r n
b S2r n S2r n S2cwrn S2c r n
7 Satria a S3r S3r S2c w 33r n
b S2r n S2rn S2c S2r
8 Brangbang a S3rn S3rn S3rn S3r n
b S2rnfs S2f r n S2cwrfn S2cr fnx
9 Sawe a S3r n S3r n S3c r n S3r n
b S2srn S2rns S2r ns 32r ns
10 Nunduk Waru a S3xr n S3sr n S3r cn 33r n
b S2xr n S2r n S2c wr n 32c rn
11 Munduk Tumpeng a S3xn S3sn S3csn ousn
b S2xn S2sxcwf 32cwns S z' c s n
12 Baluk a S3rn S3rn S3c r n S3r n
b S2fn% S2crnx 32cw fnx 32c rn
Keterangan :
a = Kesesuaian aktual
b = Kesesuaian Potensial
21