Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................1
1.4 Metode Penulisan..................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potencial ability) yang masih perlu pengenmbangan dan latihan lebih
lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius
dan sistematis agar dapat terwujud (Ali dan Asrori, dalam Angkotasan N, 2014:58).
Sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat
khusus misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik (Angkotasan N,
2014:58).
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Bakat Khusus Individu
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potencial ability) yang masih perlu pengenmbangan dan latihan lebih
lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius
dan sistematis agar dapat terwujud (Ali dan Asrori, dalam Angkotasan N, 2014:58).
Sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat
khusus misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik (Angkotasan N,
2014:58).
3. Cacat Fisik
Anak yang memiliki cacat fisik atau biasa disebut dengan anak yang
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
2
dengan individu pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan
fisik. Yang menjadi karakteristik dan hambatan bagi anak berkebutuhan khusus
adalah memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka.
Selain dari pada itu, karena kecacatan atau kondisi tertentu yang dialami oleh
anak berkebutuhan khusus sehingga hal ini dapat menyebabkan functional
isolationism “isolasi diri” yaitu kecenderungan mempertahankan untuk mengurangi
kegiatan interaksi sosial, aktivitas, dan perilaku eksploratori. Solusi yang tepat
untuk menghindari kelambatan perkembangan dan usaha pemenuhan kebutuhan
yang salah oleh anak tersebut, orang tua seharusnya berperan sebagai motivator
bagi anak selain itu orang tua juga harus mendukung sepenuhnya potensi bakat
yang dimiliki anak, serta memberikan pengarahan yang baik kepada anak agar
dapat mencapai hasil yang lebih memuaskan. Dan juga untuk anak yang
berkebutuhan khusus sebaiknya dimasukkan ke sekolah yang memberikan layanan
pendidikan kusus bagi anak. Sehingga lebih mendukung perkembangannya
dibandingkan dengan sekolah umum.
4. Tidak Ada Media Penyalur Bakat Atau Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung
Tidak ada yang dipungkiri bahwa, media atau sarana prasarana merupakan
salah satu faktor yang ikut berpengaruh dalam perkembangan bakat individu.
Tidak adanya media atau sarana prasarana yang mendukung baik dilingkungan
sekitar keluarga, sekolah, dan masyarakat maka bakat individu tidak dapat
berkembang secara optimal dan juga tidak akan mencapai prestasi yang tinggi.
Masalah ini tidak hanya melibatkan peran orang tua, tetapi lingkungan sekitar juga
berperan penting dalam mendukung perkembangan bakat individu. Adapun solusi
yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu salah satunya dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Misalnya, jika anak
memiliki minat bakat terhadap melukis, orang tuanya harus menyediakan media
dan alat untuk melukis. Sementara untuk lingkungan luar seperti sekolah dan
masyarakat peranannya, untuk lingkungan sekolah, pihak sekolah dapat
menyediakan sarana dan prasarana yang memang dibutuhkan untuk
pengembangan bakat anak tersebut.
5. Pemaksaan Dalam Memilih Jurusan Yang Tidak Sesuai Dengan Bakat Dan Minat
Remaja
Kebanyakan remaja khususnya peserta didik yang akan memasuki jenjang
pendidikan tinggi bingung dalam memilih jurusan yang akan dipilih. Dari
kebingungan itulah, biasanya orang tua memaksakan kehendaknya pada anaknya
3
untuk mengambil jurusan yang tepat berdasarkan sudut pandang orang tua tanpa
memikirkan bakat dan minat bakat anaknya.
Biasanya orang tua ingin memasukkan anak-anaknya ke jurusan-jurusan favorit.
Sikap orang tua ini tidak hanya akan membuat anak berat dalam menembus
persaingan di jurusan favorit, namun juga menyiksa anak secara psikologis.
Andaikan anaknya bisa tembus ke PTN dengan jurusan yang favorit, prestasinya
saat proses pembelajaran bisa tidak optimal karena tidak sesuai dengan bakat dan
minatnya. Orangtua sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya pada anaknya,
cukup hanya dengan memberikan nasehat atau masukan kepada anaknya dan
membiarkan anaknya untuk memilih jurusan sesuai dengan minatnya.
Solusi yang tepat dari permasalahan tersebut, pihak sekolah juga berperan
membantu anak dalam memilih jurusan sesuai minat dan bakat, dimana menurut
Humas Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
mengatakan bahwa pihak sekolah perlu memberikan pembekalan dan pengenalan
program studi dan peluang dunia kerja agar anak tidak hanya terpaku pada
program-program studi tertentu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potencial ability) yang masih perlu pengenmbangan dan latihan lebih
4
lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius
dan sistematis agar dapat terwujud (Ali dan Asrori, dalam Angkotasan N, 2014:58).
Sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat
khusus misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik (Angkotasan N,
2014:58).
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net