Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun oleh :
Ratih Prameswari
NPM : 21112001303052

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


KATA PENGANTAR

            Yang pertama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta
warenugrahe nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Juga saya ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu terselesaikanya
makalah ini.

            Dengan terselesaikanya makalah  ini saya berharap dapat bermanfaat untuk kita semua. Dan
semoga dengan makalah  ini saya dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

            Dan besar harapan saya selaku penyusun atas sumbangan semua pihak atas saran dan kritiknya
sehingga dapat menyempurnakan lagi makalah ini. Dan saya ucapkan terimakasih.

                                                                                      Tenggarong, 6  Desember  2022

                                                                                   Ratih Prameswari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG………………………………………................................................................................................... 1

1.2  RUMUSAN  MASALAH…………………………………………………............................................................................ 1

1.3  TUJUAN……………………………………………………………………............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK………………………........................................................................ 2

2.2 KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

      PESERTA DIDIK…………………….…………………................................................................................................. 7

2.3 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  PERTUMBUHAN 

      DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.……………………………........................................................................ 11

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………............................................................................... 14

3.2 SARAN……………………………………………………………………................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULIAN
1.1  Latar Belakang

      Didasari pada perbedaan peserta didik satu sama lain, yang memiliki minat kemampuan, kesenangan,
pengalaman dan cara belajar yang berbeda. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi
pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengan karakteristik peserta
didik.

      Peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Perbedaan peserta didik terletak dalam pola pikir, daya
imajinasi, pengandaian dan hasil karyanya. Akibatnya, PBM perlu diplih dan dirancang agar memberikan
kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan guna mengembangkan dan mengoptimalkan
kreativitas peserta didik.

      Untuk itu dalam hal ini, diperlukannya pemahaman dari guru untuk mengetahui keberagaman masing-
masing peserta didik melalui strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa defenisi dan hakikat peserta didik ?

2.      Apa konsep pertumbuhan dan perkembangan ?

3.      Factor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik ?

1.3  Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :

2        Dapat mengetahui defenisi dan hakikat peserta didik !

3        Dapat mengetahui konsep pertumbuhan dan perkembangan !

4        Dapat mengetahui Factor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik !
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI DAN HAKIKAT PESERTA DIDIK

            Dalam bahasa Indonesia ada tiga sebutan untu pelajar, yaitu murid, anak didik, dan peserta didik. Bahkan
ada salah satu tesis magister mengenalkan istilah baru yaitu “dinidik” tetapi kelihatannya istilah ini amat tidak
umum bahkan belum banyak orang mendengarnya.

Peserta didik

            Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

Siswa

            Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pengertian Siswa, Murid atau Peserta didik adalah orang
(anak yang sedang berguru, belajar atau bersekolah. Prof. Dr. Shafique Ali Khan memberikan pengertian
masing-masing sebagai berikut:

Murid

            Murid adalah komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam pendidikan atau biasa dikenal
disebut dengan peserta didik. Dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin menyelesaikan
kurikulum dan dalam upaya mencapai tujuan atau cita-cita. Dalam undang-udang pendidikan, murid merupakan
bagian yang paling penting dari sistem pendidikan, sehingga indikator sukses atau tidaknya dunia pendidikan
adalah keberhasilan atau kegagalan murid setelah menempuh proses pendidikan.

            Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses
berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya
tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu
yang lain.

2.1.1  kebutuhan dan karakteristik peserta didik

a.       Kebutuhan peserta didik

            Sebagaimana manusia pada umumnya, para peserta didikpun memiliki berbagai kebutuhan yang amat
diperlukan bagi perkembangan diri dan wawasan pengetahuannya sebagai bekal baginya untuk masa depan yang
lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang terprogram di sekolah pada prinsipnya adalah merupakan manifestasi dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan para peseta didik.

Berikut ini beberapa kebutuhan peserta didik secara khusus yang harus menjadi perhatian guru, yaitu :
1.         Kebutuhan Akan Agama

Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Yang dimaksud agama di sini adalah iman yang diyakini oleh
fikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan, dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap. Dengan
landasan agama yang kuat maka peserta didik akan dapat mengarahkan setiap tingkah lakunya sesuai dengan
moralitas yang baik sehingga dapat membentengi dirinya dari hal-hal yang merusak diri dan lingkungannya.

2.         Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar manusia termasuk peserta didik yang bersifat instink, tidak
dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan jasmani itu antara lain kebutuhan
akan makanan, minuman, pakaian, oksigen, istirahat yang cukup dan gerakan jasmani.

3.         Kebutuhan Akan Rasa Aman

Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan keteraturan dari lingkungan, jaminan keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman, penyakit
perang dan lainnya. Rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik, terutama rasa
aman di kelas dan di sekolah.

4.         Kebutuhan Akan Kasih Sayang

Kebutuhan akan kasih sayang yaitu kebutuhan yang mendorong manusia untuk mengadakan ikatan emosional
dengan orang lain, yang diaktualisasikan dalam bentuk kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, mencintai
dan dicintai, menyayangi dan disayangi dan sebagainya.

5.         Kebutuhan Akan Penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan individu untuk merasa berharga dalam hidupnya.
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai
orang yang berharga diri.

6.         Kebutuhan Akan Rasa Bebas

Kebutuhan akan rasa bebas yaitu kebutuhan untuk merasa bebas dari kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan
tertentu.

7.         Kebutuhan Akan Rasa Sukses

Peserta didik sangat menginginkan segala usahanya dalam menempuh pendidikan di berbagai jenjang dapat
berhasil dengan baik, terutama secara akademik.

b.      Karakteristik peserta didik

Masing-masing peserta didik atau siswa sebagai individu dan subjek belajar memiliki karakteristik atau ciri-ciri
sendiri. Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-masing siswa dapat mempengaruhi bagaimana proses
belajar siswa tersebut. Dengan kondisi peserta yang mendukung maka pembelajaran tentu dapat dilakukan
dengan lebih baik, sebaliknya pula dengan karakteristik yang lemah maka dapat menjadi hambatan dalam proses
belajar mengajar.
            Lebih lanjut lagi bahwa keadaan peserta didik bukan hanya berpengaruh pada bagaimana belajar masing-
masing peserta didik, namun dari proses belajar masing-masing siswa dapat mempengaruhi pembelajaran secara
keseluruhan serta juga mempengaruhi bagaimana proses belajar peserta didik lainnya. Jika pengaruh positif
maka akan memberikan efek yang baik bagi proses pembelajaran, namun tentu saja juga terdapat karakteristik
atau keadaan dari siswa yang buruk dan memberikan pengaruh negatif bagi pembelajaran.

            Oleh karena itu, guru yang memiliki peran sentral dalam pembelajaran secara langsung sangat diharuskan
untuk mengetahui karakteristik atau keadaan yang sebenarnya terjadi pada siswa. Dengan demikian, guru dapat
mengantisipasi juga mengatasi adanya pengaruh buruk yang mungkin muncul dan berakibat negatif bagi
pembelajaran. Identifikasi terhadap keadaan dan kondisi siswa baik untuk masing-masing individu maupun
keseluruhan mutlak diperlukan yang digunakan untuk pengambilan langkah dan perlakuan terutama pemilihan
strategi, model, media, dan komponen penyusun pembelajaran lainnya.

Dalam bukunya, Sardiman (2011: 120) menyebutkan bahwa terdapat 3 macam hal karakteristik atau keadaan
yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru yaitu:

1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa. Misalnya
adalah kemampuan intelektual kemampuan berpikir, dan lain-lain.

2. Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status sosial.

3. Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti
sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

            Dari macam-macam jenis dan sumber karakteristik atau keadaan yang ada pada siswa ini guru dapat
menentukan data-data apa saja yang perlu diketahui informasinya dan digali dari peserta didik. Kondisi pada
peserta didik juga senantiasa dapat mengalami perubahan, guru hendaknya juga harus memantau segala
perubahan keadaan yang ada pada siswa baik sebelum pembelajaran dimulai, saat pembelajaran, hingga paska
pembelajaran dan evaluasi.

            banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini adalah tipe-tpe kepibadian menurut masing-
masing para ahli agar kita lebih memahami kepribadian peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan
mengajar berlangsung dengan maksimal.

Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan

Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:

 Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan,


aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.

 Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang
baik.

 Kepribadian Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai


dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009) menyatakan


Kepribadian terbagi menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi kepribadian sebagai berikut:

 Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.

 Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.

 Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive), neurotik.

 Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.

 Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.

 Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.

 Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.

 Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung, impulsif, tidak


bertanggung jawab.

 Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.

 Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.

 Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.

 Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

2.1.2 Hak dan Kewajiban peserta didik

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 Bab 1 telah dijelaskan bahwa peserta didik merupakan anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Definisi tersebut kemudian dijelaskan kembali pada bab V pasal 12 bahwa

1.      setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :

a.       Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama.

b.      Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

c.       Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.

d.      Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.

e.       Pindah ke program pendidikan pada jalur pendidikan dan satuan pendidikan lain yang setara.

f.       Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

2.      Setiap peserta didik berkewajiban :


a.       Menjamin norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan
pendidikan.

b.      Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi pendidikan yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

3.      Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam
wilayah negara kesatuan republik Indonesia.

4.      Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat 1,2, dan 3 diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

2.1.3  Karakteristik peserta didik yang sukses

     Orang  yang sukses perlu persiapan untuk menghadapi suatu kemungkinan yang dapat terjadi dan
menyelesaikannya dengan tepat. tetapi sebaliknya, orang yang tidak mempunyai persiapan, mereka akan gagal
akhirnya. kesuksesan tidak datang sendirinya. berikut cirri-ciri pelajar yang sukses.

1. optimis

pelajar yang sukses selalu yakin pada potensi diri sendiri untuk menempuh suatu pendidikan yang lebih baik.

2. jangan bersikap pesimis

pelajar yang sukses tidak bersikap pesimis, yaitu selalu putus harapan dan mengalah sebelumberjuang.

3. kesadaran memikul tanggung jawab

pelajaar yang sukses mempunyai kesadaran dan kesediaan untuk memikul tanggung jawab sebagai seorang
pelajar yang menjadi harapan agama, bangsa, negara, keluarga dan masyarakat pada masa yang akan datang.

4. tumpuan sepenuh hati

pelajar yang sukses memberikan tumpuan sepenuhnya kepada pelajaran semasa mengikuti pelajaran guru di
kelas.

5. selalu melakukan persiapan

pelajar yang sukses selalu bersiap sedia untuk menghadapi segala bentuk ujian yang diadakan oleh pihak sekolah
atau negara.

6. tepati waktu belajar

pelajar yang sukses menepati waktu belajar yang telah ditetepkan oleh pihak sekolah. seperti datang ke sekolah
dalam waktu yang ditetapkan dan pulang sesuai jadwal.

7. hormati orang tua dan guru

pelajar yang sukses senantiasa menghormati orang tua di rumah dan guru di dalam kelas atau sewaktu berada di
luar kelas.
8. laksanakan tugas yang diberi

pelajar yang sukses menyiapkan tugas yang di beri oleh guru baik itu di kelas ataupun di rumah.

9. cinta perpustakaan

pelajar yang sukses menjadikan perpustakaan sebagai gudangnya ilmu pengetahuan untuk dikunjungi.

10. menjaga kesehatan tubuh

pelajar yang sukses selalu menjaga kesehatan tubuh dan badan seperti olah raga teratur dan memakan makanan
bergizi.

2.2 KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Pengertian Perkembangan

Beberapa pengertian perkembangan menurut para ahli. Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan
mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti
bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan
penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.”

Menurut Santrok Yussen (1992), Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan demikian perkembangan berlangsung
dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir
hayat yang bersifat timbul adanya perubahan dalam diri individu.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses perubahan individu
yang bersifat dinamis ke arah kesempurnaan secara terus – menerus sejak lahir hingga akhir hayat.

Dalam menumbuh kembangkan kualitas peserta didik, yang perlu dilakukan oleh tenaga pendidik adalah
mengenali peserta didik dengan sebaik-baiknya. Mengenali disini diartikan seperti mengenal psikolog anak,
bagaimana pribadi si anak, dan bagaimana cara menghadapi watak atau karakteristik anak yang berbeda-beda.
Dengan mengenali karakter si anak, maka pendidik akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ajar pada si
anak. Sehingga anak akan lebih mudah menerima apa yang disampaikan oleh Gurunya.

Konsep dasar perkembangan meliputi

a.        pertumbuhan  (growth)

Perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah maupun hasil belajar.
b.      Kematangan ( maturation )

Perubahan kualitatif fungsi psiko fisik organisme dari tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya.
perubahannya alamiah dan hasil belajar.

c.       Belajar ( Learning )

Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.

d.      Latihan (exercise)

Perubahan perilaku yang bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai
akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

B. Pengertian Peserta Didik

Menurut Sinolungan (1997). Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan prosedur
pendidikan sepanjang hayat, sedangkan peserta didik dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar
disekolah.

Departemen Pendidikan nasional (2003) menegaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik pada usia SD/MI
adalah semua anak yang memiliki rentang usia 7-12/13 tahun.

Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4).

Kesimpulannya, peserta didik yaitu semua komponen mayarakat yang belajar dan mengembangkan diri melalui
prosedur – prosedur, baik prosedur formal maupun nonformal. Sedangkan tenaga pendidik adalah semua orang
yang mengamalkan ilmu dan pengalamannya dengan cara memberikan bekal dan pengajaran sebagai pengabdian
terhadap masyarakat.

Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Antara lain seperti, ada peserta didik yang cepat
menerima materi, dan ada yang harus diulangi sehingga ia mengerti suatu materi. Ada yang sifatnya cepat
menghafal, dan ada yang sulit menghafal.

Oleh karena beragamnya karakteristik setiap peserta didik, yang harus diperhatikan oleh pendidik adalah harus
pandai-pandai mengenal karakteristik setiap peserta didik. Misalnya dengan cara memberikan suatu
permasalahan, dan bagaimana peserta didik menyelesaikan dengan solusinya sendiri.
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang
secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan
sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.

            Tujuan Mempelajari Perkembangan Peserta Didik

1. Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik

2. Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat

3. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik

4. Untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat

            Manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik bagi pendidik

a.     Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, dan moral

b.     Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan
perkembangan peserta didik.

C. Prinsip-Prinsip Perkembangan

Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah henti-hentinya.  Pemahaman yang baik
tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak –
anak. Perkembangan anak pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek
yang ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosial, aspek emosi, kognitif (berfikir) maupun aspek
spiritual. Di dalam perkembangan anak terdapat berbagai aturan-aturan tertentu yang disebut dengan prinsip-
prinsip perkembangan. Berbagai prinsip – prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut:

1.       Perkembangan adalah proses yang tak berakhir

Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang hayatnya, baik dalam
aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini terjadi dalam proses yang tidak
berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah proses yang berkesinambungan,
mulai dari kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia tua. Misalnya,  saat usia dini  yang ketika baru lahir
nampak seperti makhluk yang  tidak berdaya yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, makan,
atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-anakpun mengalami kemajuan dari pengendalian diri yang sederhana
sampai ke suatu kemampuan untuk memulai suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-
anak belajar kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu pekerjaan dan banyak yang menikah yang
merupakan masa yang paling produktif; dan masa tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan orang
yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa tak berdaya.

2.      Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya

Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai perkembangan yang sama, karena anak
bersifat individual yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Perolehan perkembangan bervariasi untuk
setiap anak, termasuk untuk keberfungsian semua aspek perkembangan dalam diri anak. Karena setiap anak
memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat, lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu
ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak.

Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan bersifat individual, sebagaimana
halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga. Semua anak
memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan, dan minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin memiliki
kebutuhan belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang keragaman yang luas bahkan pada anak-
anak usia yang sama, hendaknya mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia anak hanyalah sebuah gambaran
kasar untuk kemasakan perkembangan anak.

Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga dihargai, menuntut kita sebagai orang
dewasa ketika berinteraksi dengan anak-anak memperlakukan mereka secara tepat dengan keunikannya masing-
masing. Pengakuan ini menuntut kita untuk tidak menganggap anak hanya sebagai anggota kelompok usia,
kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas perkembangan kelompok usia tersebut tanpa
mempertimbangkan keragaman kemampuan adaptasi setiap individu anak.  Memiliki pengharapan tinggi
terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki harapan-harapan yang kaku menurut norma kelompok tidak
mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar
individual anak dalam tahun-tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang
sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan perkembangan dan belajar yang khusus.

3.      Semua aspek perkembangan saling berkaitan

Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual saling
berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lain.
Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya.
Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan konsepsi diri yang positif, dan konsepsi
diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya.

Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut berhubungan satu sama lain, maka pendidik harus
menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar
anak, membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi perkembangan dirinya. Sebagai
pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk
perencanaan kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah dasar perencanaan
kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman-
pemahaman konseptual yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.

4.      Perkembanagan Berlangsung dari Kemampuan Bersifat Umum Menuju ke  Bersifat Khusus


Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju yang lebih khusus. Seperti halnya pada awal
perkembangan peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, maka peserta didik akan mendapatkan tanggapan
secara umum. Baru setelah itu akan mendapatkan tanggapan secara khusus dan semakin terperinci.

5.       Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan

Prinsip ini berarti:

o   Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar

o   Bergerak dari struktur ke fungsi

o   Bergerak dari yang umum ke khusus

o   Bergerak dari yang konkret ke abstrak

o   Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman

o   Bergerak dari heteronom ke otonom

o   Bergerak spiral ke arah tujuan

Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana kemampuan-kemampuan,
keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan,
keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia
menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun pertama rentang kehidupan
relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya

Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian perkembangan seperti perkembangan
fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif.
Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia anak membantu para orangtua atau
pendidik untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang reaslistik
dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut perkembangan anak.

2.3 FAKTOR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

2.3.1 Hereditas ( Keturunan/Pembawaan)

Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas
diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau juga segala
potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma)
sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen”.
Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang bentuknya sangat kecil,
garis tengahnya kurang lebih dari 1/200 inci (1/80). Sel ini merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang
berasal dari ibu dengan sperma (spermatozoid) yang berasal dari ayah. Di dalam rahim, sel benih ini (yang telah
dibuahi) terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel menjadi organisme yang bersel dua, empat,
delapan, dan seterusnya sehingga setelah kurang lebih sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.

1.        Proses Pembuahan Biasa (Normal)

          Mengenai jenis kelamin dari hasil pembuahan, sangat bergantung pada perpaduan antara kromosom. Pada
pria ada pasangan kromosom “xy” sedangkan pada wanita hanya memiliki pasangan “xx”. Apabila dalam
pembuahan terjadi pasangan xy (x dari wanita dan y dari laki-laki) maka anak yang akan lahir laki-laki,
sedangkan apabila xx maka yang lahir wanita.

2.    Proses Pembuahan Kembar

            Proses pembuahan kembar terdiri dari kembar identik dan kembar bersaudara. Adapun yang diturunkan
orangtua pada anaknya adalah sifat strukturnya bukan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil belajar atau
pengalaman.  Penuruna sifat-sifat ini mengikuti prinsip-prinsip berikut.

a.       Reproduksi, berarti penuruna sifat-sifatnya hanya berlangsung melalui sel benih.

b.      Konformitas (keseragaman), proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (species) generasi
sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia kepada anaknya.

c.       Variasi, karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak, maka kombinasi gen-gen pada
setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses
penurunan sifat akan terjadi terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi). Antara kakak dan adik mungkin akan
berlainan sifatnya.

d.      Regresi Fillial, yaitu penurunan sifat cenderung ke arah rata-rata.

2.3.2 Lingkungan

            Urie Bronfrenbrenner & Ann Crouter (Sigelman & Shaffer. 1995 : 86) mengemukakan bahwa
lingkungan perkembanagan merupakan berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme yang diduga
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu. Lingkungan ini terdiri atas: (1) Fisik, yaitu
meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada disekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur
suatu rumah, dan (2) Sosial, yaitu meliputi seluruh manusia yang secara potensial mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perkembangan individu.

            Lingkungan perkembangan siswa adalah keselurahan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik
atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan perkembangan siswa yang
akan dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat.
1)      Lingkungan Keluarga

            Menurut Sudardja Adiwikarta berpendapat bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat
universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial yang terpancang
(terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih besar.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orangtua
yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nialai-niali kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang
diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota
masyarakat yang sehat.

            Mengkaji lebih jauh tentang fungsi keluarga ini dapat dikemukakan bahwa secara psikososiologis
keluarga berfungsi sebagai (1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya, (2) Sumber
pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih sayang dan penerimaan, (4) Model pola
perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, (5) Pemberi bimbingan bagi
pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat, (6) Pembentuk anak dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadapa kehidupan, (7) Pemberi bimbingan dalam
belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) Stimulator bagi
pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat, (9)
Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan (10) Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai
cukup usia untuk mendapatkan teman dari luar rumah, atau apabila persahabatan di luar rumah tidak
memungkinkan.

2)       Lingkungan Sekolah

Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan keribadian anak, Hurlock (1986: 322) mengemukakan bahwa
sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa) baik dalam cara berpikir,
bersikap ataupun cara berprilaku. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yiang berarti bag
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

            Ilmu pendidikan semakin berkembang dengan teknologi yang begitu canggih menjadikan semua aspek di
dalam hidup kita semakin berkembang dan menjadikan pelajar lebih mengerti akan hakekat pendidikan untuk
manusia indonesia seutuhnya.

            Tak banyak orang yang menjadi pintar tapi hilang dari hakikat manusia karna itulah pendidikan formal
sangatlah wajib bagi di ikuti karna selain ilmu pendidikan formal mengajarkan bagaimana kita untuk bersikap
sesuai dengan akhlak yang seharusnya dimiliki seorang manusia dengan ilmu pengantar pendidikan kita akan
mengetahui bagaimana cara cara untuk menjadi seorang guru yang mengetahui bagaimana sosok guru yang
sebenarnya sesuai dengan fungsinya untuk mengetahui dasar dasar ilmu ini kita harus mengetahui bagaimana
hakikat manusia dan sosok manusia indonesia seutuhnya.

            Sebagaimana manusia pada umumnya, para peserta didikpun memiliki berbagai kebutuhan yang amat
diperlukan bagi perkembangan diri dan wawasan pengetahuannya sebagai bekal baginya untuk masa depan yang
lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang terprogram di sekolah pada prinsipnya adalah merupakan manifestasi dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan para peseta didik.

3.2 SARAN

            Dengan adanya makalah ini dapat lebih mengetahui sifat-sifat yang ada pada peserta didik sehinga
dengan adanya makalah ini para guru atau calon guru dapat mengetahui peserta didiknya dan dapat menyelurkan
ilmunya kepada peserta didik.           

Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami
tentang perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua
juga perlu untuk mengawasi perkembangan setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik perkembangan
anak.
DAFTAR PUSTAKA

Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Karangan Drs. H.Burhanuddin,Mm

Penerbit Rineka Cipta Isbn : 979-518-761-9

Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya.

Prayitno Dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar  Bimbingan Dan Konseling , Jakarta : P2LPTK Depdikbud

Prayitno (2003), Panduan Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar Dan
Menengah.

Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Raja Gravindo Persada

Anda mungkin juga menyukai