Disusun oleh:
Kelompok 1
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Kuasa atas segala limpahan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
di program studi pendidikan matematika. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dra. Evie Awuy, M.Si sebagai Dosen Pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik dan kepada teman-teman kelompok 1 yang telah
memberikan ide dan selalu bekerja sama dalam penulisan makalah.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan pada makalah ini. jadi kami mengundangan para pembaca makalah ini
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami lebih
berpengalaman dalam penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dan Hakekat Peserta Didik.
2. Untuk Mengetahui Kebutuhan Dan Karakter Peserta Didik.
3. Untuk Mengetahui Hak Dan Kewajiban Peserta Didik
4. Untuk Mengetahui Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola
yang relatif sama.
Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri,
bukan sekedar miniatur orang dewasa.
Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski
dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.
Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses
belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan
wawasan pendidikan sepanjang hayat.
Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus
mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik.
Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara
individual dan kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang
manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya.
Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam
menghadap lingkungannya.
Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang
paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi
lebih buruk.
Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka
keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa
melakukan sesuatu melebihi kapasitasny
3
4. Menurut Abu Ahmadi (1991: 251)
Menjelaskan tentang pengertian peserta didik yaitu “Peserta
didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia,
sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu
pribadi atau individu”.
4
6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara
5
Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk
berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan
mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya.
Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak.
Dengan dibekali pelajaran bahasa di sekolah, diharapkan peserta didik
dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk :
Berkomunikasi dengan orang lain.
Menyatakan isi hatinya.
Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya.
Berpikir (menyatakan gagasan atau pendapat.
Mengambangkan kepribadiannya seperti menyatakan sikap dan
keyakinannya.
3. Kebutuhan Sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri
sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).
Berkat perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan
sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-
tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang
membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta didik belajar tentang
sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati dan
betanggung jawab.
4. Kebutuhan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan
latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua
dalam mengendalikan emosi - emosinya sangatlah berpengaruh pada anak.
6
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Memgingat hal
tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses
belajar mengajar yang efektif. Upaya yang dilakukan antara lain :
Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan.
Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga
diri.
Memberikan nilai secara objektif.
Menghargai hasil karya peserta didik
5. Kebutuhan Etika/Moral
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan
keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini,
tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah dasar, anak
sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau
baik-buruk.
7
merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan
periode sebelumnya.
7. Kebutuhan Fisik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka
perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik.
8
cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya
ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama
makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang
disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala kelemahan
dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan,
yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada
karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut.
2) Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak
lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat
kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari
makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah
yang menyebabkan adanya kemungkinan atau pergaln yang disebut
pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak
ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali
menjadi malas dam acuh tak acuh.
3) Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri.
Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri
sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam
masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau
pribadi. Tanpa itu manusia akan menjadi manusia penurut, dan manusia yang
tidak punya pribadi. Pendidikan yang bersifatotoriter bahkan mematikan
pribadi anak yang sedang tumbuh.
9
berkualitas untuk menjadi pembelajar yang cerdas. Jika tidak ada guru
yang datang, anak berhak bertanya kepada staf atau guru lain untuk
meminta guru pengganti jika memungkinkan.
2. Bertanya kepada guru apabila ada materi yang tidak dipahami.
Jika siswa mendapati materi yang tidak dimengerti, siswa boleh
bertanya kepada guru yang bersangkutan, dan guru harus menjelaskan
materi hingga anak memahaminya. Sebagai seorang murid, anak berhak
menanyakan kembali materi yang ia tidak pahami, dan mendapatkan
bimbingan tambahan.
3. Menggunakan fasilitas sekolah.
Pada umumnya, setiap sekolah terdapat banyak fasilitas yang
disuguhkan, ada lapangan olahraga, perpustakaan, ruang ibadah, kantin
dan lain-lain. Dengan demikian siswa berhak untuk menggunakan
fasilitas-fasilitas tersebut sesuai fungsinya.
4. Mendapatkan perlindungan dan keamanan dari pihak sekolah .
Sejak masuk usia sekolah, siswa akan menghabiskan waktunya
lebih banyak di sekolah, bersama teman-teman guru, staf, dan anggota
sekolah lainnya. Sehingga anak harus berpisah selama beberapa waktu
dari orang tuanya. Hak lain yang harus anak diperoleh di sekolah adalah
perlindungan dan keamanan, terutama dari guru dan staf sekolah,
terlepas dari latar belakang suku, budaya, dan agama siswanya, untuk
menunjukkan guru dan staf melindungi siswanya tanpa memandang
latar belakangnya.
10
mengajar menjadi kondusif. Hal itu juga melatih kedisiplinan anak,
serta membuat lingkungan sekolah menjadi tertib.
2. Hadir tepat waktu dan memberi keterangan jika tidak bisa hadir
Sekolah
Sudah menjadi aturan umum seorang siswa wajib datang ke
sekolah tepat waktu sebelum bel sekolah dibunyikan, yaitu ada yang
pukul 06:30, atau 07.00, tergantung dari kebijakan sekolah. Peraturan
ini dibuat agar siswa bisa sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah
dibuat, dari jam masuk hingga jam pulang.
Selanjutnya jika anak berhalangan masuk sekolah, orang tua
atau wali wajib memberikan surat izin tidak masuk sekolah atau
menghubungi guru dan pihak staf sekolah.
3. Menjaga sopan santun kepada seluruh warga sekolah.
Seorang siswa juga wajib menjunjung tinggi nilai sopan santun selama
berada di lingkungan sekolah. Hal ini berlaku untuk seluruh warga
sekolah. Dengan demikian, seorang siswa wajib menghargai dan
menghormati seluruh warga sekolah.
11
2. Kemampuan sosial
Orang dewasa maupun anak-anak tentu akan berinteraksi sosial dalam
lingkungan mereka. Berdasarkan hasil penelitian, anak dengan
kemampuan sosial yang bagus memiliki prestasi akademis yang lebih baik,
citra diri yang lebih baik dan lebih mampu menyelesaikan masalah. Ada
banyak cara meningkatkan kemampuan sosial anak, seperti belajar
membaca ekspresi muka ataupun bermain tebak kata untuk meningkatkan
olah tubuh anak.
3. Daya tahan
Banyak orang tua yang berusaha untuk selalu melindungi anak mereka
dari situasi yang menyakitkan, tapi sebenarnya mengajarkan anak untuk
menjadi pribadi yang kuat tentu akan lebih bermanfaat demi masa depan
anak. Ketika anak Anda menghadapi suatu masalah, cobalah untuk
menemukan solusinya bersama-sama sehingga ia belajar bagaimana
menyelesaikan suatu masalah dan tidak kabur dari masalah. Ajarkan juga
perspektif bahwa kebanyakan masalah sebenarnya tidak sebesar yang
dikira.
4. Integritas
Biasanya orangtua akan mengajarkan apa itu integritas ketika anak
sudah terlanjur melakukan sesuatu yang tidak jujur. Padahal sebaiknya
anak diajarkan mengenai integritas sejak dini. Diskusikan dengan anak
Anda mengenai nilai-nilai kejujuran dan tanyakan apa yang akan anak
lakukan jika menghadapi suatu keadaan, seperti jika melihat temannya
mencuri atau menyontek ketika ujian. Membicarakan situasi-situasi
tersebut akan membantu mempersiapkan anak menghadapi kejadian
tersebut di kehidupan nyata.
5. Panjang akal
Panjang akal dalam mencari solusi atas suatu masalah, merupakan
karakteristik yang akan sangat berguna di ranah kerja dan harus dilatih
sedini mungkin. Ketika anak memiliki segala yang mereka butuhkan,
12
mereka akan cenderung menjadi pribadi yang mudah menyerah ketika
dihadapkan pada masalah.
Lakukan aktivitas-aktivitas yang bisa membantu anak menjadi
pantang menyerah dan bisa berpikir out-of-the-box. Misalnya tantang anak
untuk menciptakan barang dengan fungsi baru dari barang-barang lama
seperti botol plastik, kardus bekas, karet, dan lain sebagainya.
6. Kerendahan hati
Budaya parenting yang selalu memuja-muja anak agar menumbuhkan
rasa percaya dirinya bisa menjadi bumerang. Anak akan merasa dirinya
lebih hebat dari semua orang dan ingin selalu diperlakukan istimewa.
Padahal anak yang rendah hati tetap bisa memiliki citra diri yang positif
dan percaya diri.
Ketika anak percaya diri dan tidak merasa inferior, ia tidak perlu
menyombongkan diri untuk mendapatkan validasi. Orang tua harus
memberikan contoh bagaimana bersikap rendah hati. Akuilah ketika Anda
melakukan kesalahan atau ketika tidak mengetahui jawaban akan suatu
pertanyaan. Ingat jangan over-praising anak Anda, pujilah ia kalau
memang pantas menerimanya.
7. Empati
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Harvard University, 80%
anak mengatakan lebih mengutamakan prestasi atau kebahagian daripada
peduli terhadap sesama. Tumbuhkan empati anak dengan memberikan
contoh dan juga memperluas lingkup pergaulan anak agar mereka bisa
mengenal banyak orang dari berbagai latar belakang sehingga ia dapat
mengenal perbedaan.
8. Ketegasan
Bersikap tegas berarti bersikap berani dan percaya diri serta berani
berterus terang ketika diperlukan namun tetap sopan. Beberapa cara untuk
menumbuhkan sikap tegas dalam diri anak ialah dengan menjelaskan
berbagai macam gaya komunikasi dan bermain role-playing melalui
13
beragam skenario untuk mengajarkan anak bagaimana bersikap tegas
namun efektif.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peserta didik merupakan suatu komponen pendidikan yang tidak bisa
ditinggalkan karena tanpa adanya peserta didik maka pembelajaran tidak akan
berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi pihak
yang ingin meraih cita-cita memilki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Peserta didik juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus
dipenuh sehingga menunjukan karakteristik peserta didik yang sukses.
3.2 Saran
Dalam proses kita sebagai calon pendidik harus mempelajari bagaimana
hakikat karakteristik dan apa saja gak dan kewajiban siswa kita dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16