Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DEFINISI , HAKEKAT DAN KEBUTUHAN SERTA


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Dosen Pengampu :

Dra. Evie Awuy, M.si

Disusun oleh:

Kelompok 1

 Arfandi Nur Wahid A23122079

 Vatma Gelita A23122075

 Anggun Nurfadilla A23122069

 Wianita Selviani A23122115

 Oktavia Adama A23122112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Kuasa atas segala limpahan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
di program studi pendidikan matematika. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dra. Evie Awuy, M.Si sebagai Dosen Pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik dan kepada teman-teman kelompok 1 yang telah
memberikan ide dan selalu bekerja sama dalam penulisan makalah.

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan pada makalah ini. jadi kami mengundangan para pembaca makalah ini
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami lebih
berpengalaman dalam penulisan makalah selanjutnya.

Penulis

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Dan Hakekat Peserta Didik .................................................. 2
2.2 Kebutuhan Dan Karakter Peserta Didik ............................................. 5
2.3 Hak Dan Kewajiban Peserta Didik .................................................... 9
2.4 Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses .......................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 15
3.2 Saran ................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan mempunyai beberapa komponen di dalamnya tidak akan
terlaksana pendidikan apabila tidak terpenuhi semua komponen-komponen
tersebut adalah adanya peserta didik. Siapakah sebenarnya peserta didik itu?
Jawabanya adalah begitu beragam. Menurut pasal 1 ayat 4 UU no. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan
pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Itu adalah sekilas dari
pengertian peserta didik.
Tapi untuk mengetahui lebih dalam siapa sebenarnya peserta didik akan
dijelaskan pada makalah definisi hakikat dan kebutuhan serta pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Dan Hakekat Peserta Didik.
2. Kebutuhan Dan Karakter Peserta Didik.
3. Hak Dan Kewajiban Peserta Didik.
4. Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses.

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dan Hakekat Peserta Didik.
2. Untuk Mengetahui Kebutuhan Dan Karakter Peserta Didik.
3. Untuk Mengetahui Hak Dan Kewajiban Peserta Didik
4. Untuk Mengetahui Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dan Hakekat Peserta DidiK


A. Definisi Peserta Didik
Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan
salah satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena
tanpa adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat
berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati
posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses
belajarmengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita,
memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu. Berikut adalah beberapa definisi peserta didik
menurut para ahli :
1. Menurut Sudarwan Danim (2010: 1)
“Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam
proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru.
Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh
karena itu kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses
pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut
interaksi antara pendidik dan peserta didik.
2. Menurut Sudarwan Danim (2010: 2)
Menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial mengenai
hakikat peserta didik, yaitu:
 Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi
dasar kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik.

2
 Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola
yang relatif sama.
 Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri,
bukan sekedar miniatur orang dewasa.
 Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi
kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski
dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.
 Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses
belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan
wawasan pendidikan sepanjang hayat.
 Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus
mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik.
 Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara
individual dan kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang
manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya.
 Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam
menghadap lingkungannya.
 Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang
paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi
lebih buruk.
 Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka
keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa
melakukan sesuatu melebihi kapasitasny

3. Menurut Oemar Hamalik (2004: 99)


Menjelaskan bahwa “Peserta didik merupakan salah satu
komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan
metode pengajaran”. Sedangkan Samsul Nizar (2002: 47) menjelaskan
bahwa “Peserta didik merupakan orang yang dikembangkan”.

3
4. Menurut Abu Ahmadi (1991: 251)
Menjelaskan tentang pengertian peserta didik yaitu “Peserta
didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia,
sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu
pribadi atau individu”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa


peserta didik adalah seseorang yang mengembangkan potensi dalam
dirinya melalui proses pendidikan dan pembelajaran pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik bertindak sebagai pelaku
pencari, penerima dan penyimpan dari proses pembelajaran, dan untuk
mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan seorang
pendidik/guru.

B. Hakikat Peserta Didik


1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa akan tetapi memiliki
dunianya sendiri.
2. Peserta didik adalah manusia yang memiliki deferensiasi periodesasi
perkembangan dan pertumbuhan. Pemahaman ini cukup perlu untuk
diketahui agar aktivitas kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembaangan yang pada umumnya dilalui oleh setiap
peserta didik.
3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan baik yang
menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi.
4. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual
(differensiasi individual), baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan
maupun di mana dia berada.
5. Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan
rohani.

4
6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara

2.2 Kebutuhan Dan Karakter Peserta Didik


A. Kebutuhan Peserta Didik
Adapun beberapa kebutuhan dasar peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca,
menulis, dan menghitung).
Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah
dalam hal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak
untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat
tentang materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru,
membuat karangan, menyusun laporan.
2. Kebutuhan Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak
dengan menggunakan kata-kata ,kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau
lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama
manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau
agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan
bahasa yaitu :
 Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi
matang(organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-
kata.

5
 Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk
berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan
mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya.
Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak.
Dengan dibekali pelajaran bahasa di sekolah, diharapkan peserta didik
dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk :
 Berkomunikasi dengan orang lain.
 Menyatakan isi hatinya.
 Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya.
 Berpikir (menyatakan gagasan atau pendapat.
 Mengambangkan kepribadiannya seperti menyatakan sikap dan
keyakinannya.

3. Kebutuhan Sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri
sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau
sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).
Berkat perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan
sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-
tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang
membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta didik belajar tentang
sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati dan
betanggung jawab.

4. Kebutuhan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan
latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua
dalam mengendalikan emosi - emosinya sangatlah berpengaruh pada anak.

6
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Memgingat hal
tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses
belajar mengajar yang efektif. Upaya yang dilakukan antara lain :
 Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan.
 Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga
diri.
 Memberikan nilai secara objektif.
 Menghargai hasil karya peserta didik

5. Kebutuhan Etika/Moral
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan
keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini,
tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah dasar, anak
sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau
baik-buruk.

6. Kebutuhan Penghayatan Keagamaan


Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut
 Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian.
Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara asional
berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator
alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
 Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan
ritual diterima sebagai keharusan moral. Periode usia sekolah dasar

7
merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan
periode sebelumnya.

7. Kebutuhan Fisik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka
perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik.

B. Karakteristik Peserta Didik


Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh
lingkungan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu
memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun
faktor sosial psikologis Untuk mengetahui siapa peserta didik perlu dipahami
bahwa sebagai manusia yang sedang berkembnag menuju kearah ke dewasaan
memiliki beberapa karakteristik.
Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010: ) mengemukakan 4
karakeristik yang dimaksudkan yaitu :
 Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan makhluk yang unik
 Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam
dirinya secara wajar.
 Individu yang membutuhkan bimbingan individual.
 Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya
peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang kea rah kedewasaan.

Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik Edi Suardi (1984) mengemukakan


3 ciri anak didik:
1) Kelemahan dan ketidakberdayaan.
Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk
dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki
anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan

8
cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya
ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama
makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang
disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala kelemahan
dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan,
yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada
karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut.
2) Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak
lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat
kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari
makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah
yang menyebabkan adanya kemungkinan atau pergaln yang disebut
pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak
ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali
menjadi malas dam acuh tak acuh.
3) Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri.
Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri
sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam
masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau
pribadi. Tanpa itu manusia akan menjadi manusia penurut, dan manusia yang
tidak punya pribadi. Pendidikan yang bersifatotoriter bahkan mematikan
pribadi anak yang sedang tumbuh.

2.3 Hak Dan Kewajiban Peserta Didik


A. Hak Peserta Didik
1. Memperoleh ilmu pengetahuan dari guru kompeten.
Sekolah terbaik tentu saja merupakan tempat terbaik bagi siswa
untuk belajar dan menimba ilmu. Di sekolah, anak-anak memperoleh
pengetahuan yang berbeda dari mata pelajaran yang berbeda,
tergantung pada tingkatan sekolah. Siswa berhak dididik oleh guru yang

9
berkualitas untuk menjadi pembelajar yang cerdas. Jika tidak ada guru
yang datang, anak berhak bertanya kepada staf atau guru lain untuk
meminta guru pengganti jika memungkinkan.
2. Bertanya kepada guru apabila ada materi yang tidak dipahami.
Jika siswa mendapati materi yang tidak dimengerti, siswa boleh
bertanya kepada guru yang bersangkutan, dan guru harus menjelaskan
materi hingga anak memahaminya. Sebagai seorang murid, anak berhak
menanyakan kembali materi yang ia tidak pahami, dan mendapatkan
bimbingan tambahan.
3. Menggunakan fasilitas sekolah.
Pada umumnya, setiap sekolah terdapat banyak fasilitas yang
disuguhkan, ada lapangan olahraga, perpustakaan, ruang ibadah, kantin
dan lain-lain. Dengan demikian siswa berhak untuk menggunakan
fasilitas-fasilitas tersebut sesuai fungsinya.
4. Mendapatkan perlindungan dan keamanan dari pihak sekolah .
Sejak masuk usia sekolah, siswa akan menghabiskan waktunya
lebih banyak di sekolah, bersama teman-teman guru, staf, dan anggota
sekolah lainnya. Sehingga anak harus berpisah selama beberapa waktu
dari orang tuanya. Hak lain yang harus anak diperoleh di sekolah adalah
perlindungan dan keamanan, terutama dari guru dan staf sekolah,
terlepas dari latar belakang suku, budaya, dan agama siswanya, untuk
menunjukkan guru dan staf melindungi siswanya tanpa memandang
latar belakangnya.

B. Kewajiban Peserta Didik


1. Mengikuti peraturan dan tata tertib sekolah.
Setiap sekolah tentu memiliki regulasi dan tata tertib yang
berbeda-beda. Dengan demikian siswa wajib mentaati peraturan serta
tata tertib yang berlaku. Anak juga harus belajar menjaga sikap dan
ketertiban selama proses belajar di sekolah agar proses belajar

10
mengajar menjadi kondusif. Hal itu juga melatih kedisiplinan anak,
serta membuat lingkungan sekolah menjadi tertib.
2. Hadir tepat waktu dan memberi keterangan jika tidak bisa hadir
Sekolah
Sudah menjadi aturan umum seorang siswa wajib datang ke
sekolah tepat waktu sebelum bel sekolah dibunyikan, yaitu ada yang
pukul 06:30, atau 07.00, tergantung dari kebijakan sekolah. Peraturan
ini dibuat agar siswa bisa sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah
dibuat, dari jam masuk hingga jam pulang.
Selanjutnya jika anak berhalangan masuk sekolah, orang tua
atau wali wajib memberikan surat izin tidak masuk sekolah atau
menghubungi guru dan pihak staf sekolah.
3. Menjaga sopan santun kepada seluruh warga sekolah.
Seorang siswa juga wajib menjunjung tinggi nilai sopan santun selama
berada di lingkungan sekolah. Hal ini berlaku untuk seluruh warga
sekolah. Dengan demikian, seorang siswa wajib menghargai dan
menghormati seluruh warga sekolah.

2.4 Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses


1. Rasa ingin tahu
“Biru muda sama biru tua itu kakak beradik ya, Bu?”
“Ayah, kenapa toilet di mall di pisah cowo dan cewe tapi di rumah nggak?
“Sate kulit pake bodylotion gak, Ma?”
Nah, pertanyaan-pertanyaan seperti itu bisa jadi hal yang
menyebalkan. Namun, rasa ingin tahu anak itu penting dan tidak boleh
dibungkam. Banyak orang-orang sukses yang berhasil karena rasa ingin
tahu mereka yang tinggi. Rasa ingin tahu membuat anak belajar secara
aktif. Jadi pastikan Anda terus menumbuhkan rasa ingin tahu anak, ajak
mereka ke tempat baru dan ajarkan hal-hal baru. Tanyakan mereka
pertanyaan agar mereka terus tertarik dengan dunia di sekitar mereka.

11
2. Kemampuan sosial
Orang dewasa maupun anak-anak tentu akan berinteraksi sosial dalam
lingkungan mereka. Berdasarkan hasil penelitian, anak dengan
kemampuan sosial yang bagus memiliki prestasi akademis yang lebih baik,
citra diri yang lebih baik dan lebih mampu menyelesaikan masalah. Ada
banyak cara meningkatkan kemampuan sosial anak, seperti belajar
membaca ekspresi muka ataupun bermain tebak kata untuk meningkatkan
olah tubuh anak.
3. Daya tahan
Banyak orang tua yang berusaha untuk selalu melindungi anak mereka
dari situasi yang menyakitkan, tapi sebenarnya mengajarkan anak untuk
menjadi pribadi yang kuat tentu akan lebih bermanfaat demi masa depan
anak. Ketika anak Anda menghadapi suatu masalah, cobalah untuk
menemukan solusinya bersama-sama sehingga ia belajar bagaimana
menyelesaikan suatu masalah dan tidak kabur dari masalah. Ajarkan juga
perspektif bahwa kebanyakan masalah sebenarnya tidak sebesar yang
dikira.
4. Integritas
Biasanya orangtua akan mengajarkan apa itu integritas ketika anak
sudah terlanjur melakukan sesuatu yang tidak jujur. Padahal sebaiknya
anak diajarkan mengenai integritas sejak dini. Diskusikan dengan anak
Anda mengenai nilai-nilai kejujuran dan tanyakan apa yang akan anak
lakukan jika menghadapi suatu keadaan, seperti jika melihat temannya
mencuri atau menyontek ketika ujian. Membicarakan situasi-situasi
tersebut akan membantu mempersiapkan anak menghadapi kejadian
tersebut di kehidupan nyata.
5. Panjang akal
Panjang akal dalam mencari solusi atas suatu masalah, merupakan
karakteristik yang akan sangat berguna di ranah kerja dan harus dilatih
sedini mungkin. Ketika anak memiliki segala yang mereka butuhkan,

12
mereka akan cenderung menjadi pribadi yang mudah menyerah ketika
dihadapkan pada masalah.
Lakukan aktivitas-aktivitas yang bisa membantu anak menjadi
pantang menyerah dan bisa berpikir out-of-the-box. Misalnya tantang anak
untuk menciptakan barang dengan fungsi baru dari barang-barang lama
seperti botol plastik, kardus bekas, karet, dan lain sebagainya.
6. Kerendahan hati
Budaya parenting yang selalu memuja-muja anak agar menumbuhkan
rasa percaya dirinya bisa menjadi bumerang. Anak akan merasa dirinya
lebih hebat dari semua orang dan ingin selalu diperlakukan istimewa.
Padahal anak yang rendah hati tetap bisa memiliki citra diri yang positif
dan percaya diri.
Ketika anak percaya diri dan tidak merasa inferior, ia tidak perlu
menyombongkan diri untuk mendapatkan validasi. Orang tua harus
memberikan contoh bagaimana bersikap rendah hati. Akuilah ketika Anda
melakukan kesalahan atau ketika tidak mengetahui jawaban akan suatu
pertanyaan. Ingat jangan over-praising anak Anda, pujilah ia kalau
memang pantas menerimanya.
7. Empati
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Harvard University, 80%
anak mengatakan lebih mengutamakan prestasi atau kebahagian daripada
peduli terhadap sesama. Tumbuhkan empati anak dengan memberikan
contoh dan juga memperluas lingkup pergaulan anak agar mereka bisa
mengenal banyak orang dari berbagai latar belakang sehingga ia dapat
mengenal perbedaan.
8. Ketegasan
Bersikap tegas berarti bersikap berani dan percaya diri serta berani
berterus terang ketika diperlukan namun tetap sopan. Beberapa cara untuk
menumbuhkan sikap tegas dalam diri anak ialah dengan menjelaskan
berbagai macam gaya komunikasi dan bermain role-playing melalui

13
beragam skenario untuk mengajarkan anak bagaimana bersikap tegas
namun efektif.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peserta didik merupakan suatu komponen pendidikan yang tidak bisa
ditinggalkan karena tanpa adanya peserta didik maka pembelajaran tidak akan
berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi pihak
yang ingin meraih cita-cita memilki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Peserta didik juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus
dipenuh sehingga menunjukan karakteristik peserta didik yang sukses.

3.2 Saran
Dalam proses kita sebagai calon pendidik harus mempelajari bagaimana
hakikat karakteristik dan apa saja gak dan kewajiban siswa kita dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Edukasi mandiri, (2015 oktober),makalah hakikat peserta didik bab 1


https://edukasimandiri.blogspot.com/2015/10/makalah-hakikat-
peserta-didik-bab-i.html
Lilishermawati, (2017 april 16),kebutuhaan dan karakteristik peserta didik
http://kmlilishermawati.blogspot.com/2017/04/kebutuhan-dan-
karakteristik-peserta.html?m=1
Adica, (2013), pengertian peserta didik menurut beberapa ahli
https://www.silabus.web.id/pengertian-peserta-didik/
Bulan Tamara ,(2022 juni 10), 10 karakter yang perlu anak miliki agar
sukses dimasa depan
https://www.ruangguru.com/blog/karakter-yang-perlu-anak- miliki-agar-
sukses
Dominique, (2022 maret 24), inilah hak dan kewajiban siswa disekolah
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6249475/11-hak-dan- kewajiban-
anak-di-sekolah-siswa-wajib-tahu

16

Anda mungkin juga menyukai