Anda di halaman 1dari 9

Unsur-unsur Pendidikan: Peserta Didik dan Pendidik

Cahyo Dwi Ramadhani, Lusi Andriani, Isdela Oktovi Budiawati,


Revina Karmila Putri, Intan Khoirun Nisa
Email Cahyodwi@gmail.com, lusianriani377@gmail.com, Isdelaoktovibdw@gmail.com,
Revinaenarupes@gmail.com, Intankhoirun@gmail.com

Abstrak:

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur pendidikan secara rinci yang
terdiri dari peserta didik dan pendidik. Di dalam unsur-unsur peserta didik terdapat hakikat
sebagai peserta didik, peserta didik, jenis atau bentuk pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik, sedangkan di dalam pendidik terdapat pengertian pendidik,tugas utama guru, dan
kompetensi pendidik. Penyusunan artikel ini menggunakan metode studi literature, berbagai
sumber tentang alat pendidikan dikaji, dianalisis, dan dirangkum generalisasinya. Hasil artikel ini
bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang pendidikan. Peserta didik
masih berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menuju kedewasaan,dimana mereka
masih membutuhkan bimbingan dan pengarahan agar konsinten untuk mengembangkan
kemampuan dalam dirinya. Peserta didik berkedudukan sebagai murid yang memerlukan
bimbingan untuk mengembangkan pengetahuan, ilmu, dan keterampilan. Pendidik memiliki
tugas utama sebagai pendidik yang professional yaitu, yang memiliki tanggung jawab
memberikan bimbingan dan bantuan kepada peserta didik agar dapat mencapai kedewasaan dan
mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Kata Kunci: Unsur-unsur Pendidikan, Alat Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan adalah proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan melalui proses
belajar berupa ilmu pengetahuan, nilai-nilai sosial, dan berbagai keterampilan. Dalam pendidikan
melibatkan suatu proses belajar. Seiring berjalannya waktu, dunia pendidikan mengalami
perkembangan yang sangat cepat. Pesatnya perkembangan pendidikan yang ada, m,embuat para
pendidik harus dapat mengemas materi dengan semenarik mungkin agar bisa di terima dengan
baik oleh peserta didik. Perkembangan yang baik ini perlu untuk dipertahankan, guna menunjang
taraf pendidikan yang diinginkan.
Utamanya di Indonesia, pendidikan sangat di gencarkan karena generasi yang terus
berkembang dalam hal teknologi yang berdampingan dengan pendidikan. Kita tilik pada era
pandemic ini, semua proses pendidikan dilakukan secara online yang mengharuskan peserta
diudik mampu mengikuti alur yang demikian., sehingga mengasah kemampuan dalam bidang
teknologi sebagaoi penunjang belajar sangatlah penting.

B. Tujuan penulisan
1. Mempermudah peserta didik dalam memahami unsur – unsur pendidikan
2. Menambah wawasan pembaca dalam memahami budi pekerti dalam pendidikan
3. Membuat pembaca mengetahui pentingnya pendidikan karakter dalam unsur pendidikan

C. METODE
Pada artikel ini menggunakan metode studi literatur, adapun sumber-sumber yang dikaji
dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Sumber Kajian

Jenis Sumber
No Judul Penulis Tahun Penerbit
(Jurnal/Buku)
1 Pendidikan Islam M. Indra 2015 Jurnal -
Al-Tadzkiyyah Saputra
Unsur-Unsur
2 Nurul Diana 2020 Jurnal -
Pendidikan
Perkembangan DR. Masganti
3 - Jurnal Perdana Publishing
Peserta Didik SIT, M.AG
Prof. Dr.
Pusat Perbukuan
Umar
Pengantar DEPDIKNAS dan
4 Tirtarahardja 2005 Buku
Pendidikan Penerbit Rinema
dan Drs. S. La
Cipta
Sulo
PRENADAMEDI
Dasar-Dasar
5 Abdul Kadir 2012 Buku A
Pendidikan
GROUP

Dari berbagai sumber di atas dilakukan kajian dan analisis generalisasi konsep-konsep
alat pendidikan . Dari hasil analisis di atas, maka akan dijabarkan pada hasil dan pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Peserta Didik


Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 peserta didik merupakan suatu anggota
masyarakat yang memiliki keinginan untuk mengembangkan kemampuan diri melalui suatu
proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang pendidikan. Peserta didik berkedudukan sebagai
murid didik. Peserta didik cenderung dipandang modern yaitu “tanpa pandang usia” yang
merupakan pribadi yang mandiri dan berdiri sendiri, serta ingin diakui kehadirannya. Peserta
didik berfungsi sebagai subjek pembelajaran yang merupakan individu aktif dengan macam-
macam karakteristik, sehingga dalam proses menuju pembelajarannya selalu terjadi hubungan
timbal balik, baik antara guru dengan guru, guru dengan murid, maupun murid dengan murid.

1.1.1 Hakikat Individu Sebagai Peserta Didik

Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 peserta didik merupakan suatu


anggota masyarakat yang memiliki keinginan untuk mengembangkan kemampuan diri
melalui suatu proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang pendidikan. Peserta didik
berkedudukan sebagai murid didik. Peserta didik cenderung dipandang modern yaitu
“tanpa pandang usia” yang merupakan pribadi yang mandiri dan berdiri sendiri, serta
ingin diakui kehadirannya. Peserta didik berfungsi sebagai subjek pembelajaran yang
merupakan individu aktif dengan macam-macam karakteristik, sehingga dalam proses
menuju pembelajarannya selalu terjadi hubungan timbal balik, baik antara guru dengan
guru, guru dengan murid, maupun murid dengan murid.

1.1.2 Karakteristik Individu Sebagai Peserta Didik

Menurut ahli psikologi, kepribadian seseorang terbentuk oleh dua faktor yaitu, faktor
pembawaan dan lingkungan. Individu memiliki sifat bawaan dari lahir atau dapat disebut
dengan heredity dan karakter yang didapat dari lingkungan sekitar yaitu karakter yang memiliki
sifat cenderung lebih tetap, sedangkan karakter yang berkaitan dengan psikologi cenderung
memiliki sifat yang berubah karena mendapat pengaruh dari situasi dan lingkungan sekitar.
Beberapa karakteristik individu antara lain :

A. Memiliki kemampuan fisik dan kejiwaan yang sangat istimewa,


Sehingga merupakan makhluk sosial yang unik. Seperti anak balita, telah memiliki kemampuan
yang sangat beragam, dan harus dikembangkan untuk mencapai apa yang mereka inginkan dan
mereka bisa lakukan atau dapat disebut dengan aktualisasi diri. Untuk proses aktualisasiannya
masih memerlukan bantuan dan bimbingan.

B. Seseorang yang sedang mengembangkan dirinya,


Yang dimaksud berkembang ialah mulai menunjukkan perubahan yang terjadi dalam diri
peserta didik secara alami, baik ditujukan kepada dirinya sendiri ataupun kearah penyesuaian
lingkungan sekitar yang baru.

C. Membutuhkan pembinaan perorangan dan perilaku yang sewajarnya


Dalam proses menuju berkembang, peserta didik masih memerlukan sebuah arahan dan
bimbingan dari pendidik. Seperti bayi baru lahir masih tidak bisa terlepas dari ibunya,
semestinya setelah ia tumbuh menjadi dewasa, ia sudah bisa hidup sendiri. Tapi kenyataannya
untuk pertumbuhan dan perkembangannya masih bergantung kepada orang tuanya. Hal ini
dapat disebabkan karena :
1. Keadaan yang lemah membuat ia membutuhkan bantuan orang tua, dan orang tua berkewajiban
untuk membantunya.
2. Adanya kemampuan untuk meningkatkan kemampuannya, hal ini membutuhkan bimbingan
dan orang tua agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
D. Memiliki kemampuan yang mandiri.
Dalam proses menuju kedewasaan, peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang
kearah kedewasaan. Pada diri anak terdapat rasa ingin membebaskan diri. Hal ini menimbulkan
kewajiban pendidik untuk memberikan kebebasan secara perlahan dan tidak memaksakan diri.
Ini bermaksud agar peserta didik memiliki kesempatan untuk bertanggung jawab.
1.1.3 Jenis Atau Bentuk Pertumbuhan dan Perkembangan Individu Peserta Didik
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang selalu dipakai dalam
psikologi. Sebagian psikologi memandang kedua istilah berbeda, namun sebagian juga
memandang istilah tersebut memiliki makna yang sama. Pertumbuhan adalah suatu
proses bertambahnya jumlah organisme sel tubuh yang disertai dengan bertambahya
ukuran, berat badan, dan tinggi badan yang tidak dapat kembali pada keadaan semula.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur. Jenis-jenis perkembangan individu tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Menurut para ahli psikologi tahapan
pertumbuhan dan perkembangan setiap individu berbeda-beda tergantung pandangan
mereka mengenai teori perkembangan dan pertumbuhan. Rousseau (Crain,2007: 17-19)
membagi empat tahap perkembangan yaitu, masa bayi usia 0 sampai 2 tahun, masa anak-
anak awal usia 2 tahun sampai 12 tahun, masa anak-anak akhir usia 12 sampai 15 tahun,
dan masa dewasa usia 15 sampai seumur hidup.

1.2 Pengertian Pendidik


Pendidik dapat dikatakan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mendidik.
Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik, yang memiliki
arti bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Secara
umum pendidik merupakan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap potensi peserta
didik. Dilihat secara fungsional kata pendidik dapat diartikan sebagai pemberi atau penyalur
pengetahuan dan ketrampilan. Dari istilah sinonim, kata pendidik secara umum menunjukkan
kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberian pengetahuan, keterampilan,
pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Secara luas jika di dalam keluarga adalah orang
tua, jika di sekolah adalah guru, jika di kampus adalah dosen.
1.2.1Tugas Utama Guru Sebagai Pendidik Profesional
Menurut Noor Jamaludin tugas utama guru sebagai pendidik professional yaitu
sebagai pendidik merupakan orang yang memiliki tanggung jawab dalam memberikan
bimbingan dan bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohani,
agar mampu mencapai kedewasaan dan mampu berdiri sendiri sendiri saat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk sosial. Guru bertugas mengajar, memberikan berbagai ilmu
pengetahuan, memberikan wawasan, serta keterampilan kepada anak-anak didiknya.
Seorang guru merupakan pekerjaan yang paling mulia dan bewenang dalam dunia
pendidikan serta pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru juga mengarahkan
peserta didik untuk menjadi seseorang yang cerdas dan berpendidikan yang mampu
menampung ilmu yang diberikan seorang pendidik profesional. Guru membimbimbing
peserta didiknya agar mampu memahami pelajaran yang diberikan, menjadi orang tua
yang mengajarkan etika dan sopan santun kepada siswa di sekolah, serta memberikan
motivasi kepada siswa agar dapat menjasi pribadi yang lebih baik di masa yang akan
datang

1.2.2 Kompetensi Pendidik: (1)Pedagogik, (2) Kepribadian, (3) Profesional,


(4)Sosial
Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan
bahwa guru wajib memiliki syarat akademik kompetensi jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional kemudian dalam
Permendiknas Nomor 16 Tahun2007 tentang standar akademik dan kompetensi guru
disebutkan bahwa seorang guru harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang baik. Berikut kompetensi yang digunakan pendidik :
1. Kompetensi Pedagogik, yaitu cara mengajar tahu sendiri dalam mengelola
pembelajaran, ini merupakan salah satu kompetensi terpenting bagi guru. Kompetensi ini
terdiri atas penguasaan karakter murid dalam semua aspek, menyelenggarakan kegiatan
yang mendidik, dan menguasai teori belajar, serta berkomunikasi secara santun.
2. Kompetensi pribadi, secara bahasa kata pribadi berasal dari kata personality (inggris)
yang berasal dari kata persona (latin) yang berarti topeng. Kompetensi pribadia
merupakan kompetensi yang ada kaitannya dengan pribadi pengajar yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti, beriman dan bertaqwa, dewasa,
berwibawa, sikap yang baik, jujur, dan menjadi contoh bagi para murid.
3. Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan mendidik dalam penguasaan materi belajar
secara luas dan mendalam yang memungkinkan peserta didik mendapat
kompetensimyang ditetapkan. Kompetensi professional meliputi, menguasai SK/KI dan
KD, menguasai materi pembelajaran dan pola piker keilmuan, mengembangkan materi
secara kreatif dan profesional.
4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan dan ketrampilan seorang pendidik yang
memiliki kecerdasan sosial untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Kompetensi ini sangat dibutuhkan untuk mengajar karena dapat menjadikan pendidik
menjadi siswa yang teladan dan memiliki kepedulian terhadap orang lain. Kompetensi
sosial meliputi, berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan teknologi komunikasi
secara fungsional, bergaul dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai