Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA IDE

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan Emosi Individu Peserta didik di SD


Kelompok 4
Nama :Mhd gagah Prajaya( 1233311034)
:Bintang Ramadani Harahap ( 1233311018)
:Stevy Amelia Manurung( 1233311013)

Dosen Pengampu:
Surjarwa,S.Pd,.M.Pd
Mata Kuliah : Perkembangan
Peserta Didik

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Rekaya Ide

Beberapa referensi dan subjek penelitian telah kami kumpulkan sebagai bahan
dalam penulisan Rekayasa Ide ini, termasuk pula sumber-sumber lainnya yang dapat lebih
memperkayamateripenulisan makalah ini. Namun demikian Saya menyadari bahwa Rekayasa
Ide ini masih jauh dari kata sempurna. Olehnya dengan penuh kerendahan hati, kami membuka
diri untuk memperoleh kritik dan koreksi dalam rangka penyempurnaan rekayasa ide ini. Untuk
itu saya mengucapakan terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah berpartisipasi
dengan mengambil bagian dalam penyusunan rekayasa ide ini. Demikian yang dapat kami
sajikan, dengan harapan kiranya rekayasa ide ini dapat memberi manfaat baik bagi kelompok
kami, juga kepada semua pihak yang bersedia membaca.

MEDAN NOVEMER 2023

PRNULIS
KELOMOK 4
DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Rasionalisasi Penugasan...............................................................................1
B. Tujuan TRI....................................................................................................1
C. Manfaat TRI..................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN........................................................................2
A. Permasalahan Umum...................................................................................2
B. Identifikasi Permasalahan...........................................................................3
BAB III.........................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................5
BAB IV..........................................................................................................................7
PENUTUP....................................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................7
B.Saran.........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah dasar merupakan pengaruh yang sangat penting bagi tahapan
perkembangan selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Keberhasilan belajar anak
dapat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor perkembangan emosi.
Guru sebagai orang tua di sekolah harus mampu memahami perkembangan emosi pada
anak. Namun, kepadatan jumlah anak dalam satu kelas dapat menyulitkan guru untuk
menangani emosi pada setiap anak. Kesulitan ini dapat disebabkan karena guru belum
mengerti tahap-tahap perkembangan anak sehingga lebih banyak menyalahkan pribadi
anak tersebut. Banyak guru tidak memahami bentuk emosi anak yang berbeda-beda
sehingga guru merasa bingung dalam mencari cara menangani dan cenderung
menyamakan penanganannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, guru diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan emosi anak agar tidak
ada salah penanganan yang dapat mempengaruhi dimensi perkembangan lainnya dan
mengakibatkan menurunnya prestasi belajar anak di sekolah. Dengan memperhatikan dan
memahami emosi anak, dapat membantu guru mempercepat proses pembelajaran yang
lebih bermakna dan permanen.

B. Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam perkembangan emosi individu Di
sekolah SD
 Melengkapi tugas Rekayasa Ide Mata kuliah Perkembangan Peserta didik
 Mengukur Perkembangan Emosi

C. Manfaat
 Dapat menambah wawasan dalam mengembangkan kemampuan mengajar guru SD,
agar tidak sekedar menjadi guru yang monoton dalam mengajar di kelas namun juga
menjadi guru yang aktif dan kreatif
 meningkatkan kualitas kita sebagai calon seorang guru SD dalam mengembangkan
soft skill.
 Dapat memberi ide mengenai cara mengembangkan kemampuan belajar skill di SD

BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Umum
Permasalahan yang dihadapi guru menjadi semakin berat karena sekolah dasar di kota
besar pada umumnya memiliki jumlah siswa yang cukup banyak pada masing-masing kelasnya.
Satu kelas biasanya mencakup lebih dari 15 orang anak. Di beberapa daerah di Indonesia yang
padat penduduknya bahkan berisi sampai 50 anak dalam satu kelasnya. Sementara itu dalam
Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2 poin 2 dijelaskan bahwa jumlah peserta didik dalam
setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang. Hal ini jelas membuat seorang
guru harus memikirkan cara yang tepat dalam menangani anak-anak yang memiliki karakter dan
tingkat emosi yang berbeda-beda.

Terdapat beragam keunikan pada setiap pribadi anak yang belum tentu dapat dimengerti
oleh guru. Jika hal tersebut tidak disikapi secara serius, bukan tidak mungkin prestasi anak di
kelas bisa saja terganggu dan mengganggu proses perkembangan lainnya. Upaya yang dapat
dilakukan oleh orang tua maupun guru untuk mencegah terjadinya hal- hal yang akan merugikan
anak adalah dengan cara mempelajari kembali dan memahami proses perkembangan emosi anak
secara mendalam. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock bahwa dengan mempunyai
pengetahuan tentang perkembangan, akan memungkin orang tua dan guru untuk memberikan
bimbingan belajar yang tepat. Selain itu, orang tua dan guru dapat mempersiapkan anak
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya. Betapa besar
kegunaan pengetahuan bagi orang tua dan guru mengenai perkembangan anak sehingga dapat
memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat
perkembangan anak

B. Identifikasi Permasalahan
Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada masa
bayi, prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya, karena memiliki
pengaruh terhadap perilaku anak. Setiap anak memiliki kebutuhan emosional yaitu kebutuhan
untuk dicintai, dihargai, merasa aman, merasa kompeten, dan kebutuhan untuk mengoptimalkan
kompetensi. Apabila kebutuhan emosi ini dapat dipenuhi akan meningkatkan kemampuan anak
dalam mengelola emosi, terutama yang bersifat negatif.

Emosi dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi sosial dan anak. Pengaruh tersebut bisa
menjadi hal yang berdampak positif ataupun negatif terhadap anak. Dampak positif dari emosi
adalah dapat dijadikan bentuk komunikasi. Kita dapat mengetahui perasaan dan pikiran anak
hanya dengan melihat mimik wajah, bahasa tubuh, suara, dan sebagainya (komunikasi non
verbal). Dengan memahami bahasa tubuh inilah kita dapat memahami pikiran, ide, tingkah laku
serta perasaan anak. Bahasa tubuh yang dapat diamati antara lain adalah ekspresi wajah, napas,
ruang gerak, dan pergerakan tangan dan lengan.
Emosi dapat menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari- hari
dan memberikan pengalaman tersendiri bagi anak yang cukup bervariasi untuk memperluas
wawasannya. Emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan. Emosi dapat mempengaruhi
keseimbangan dalam tubuh, terutama emosi yang muncul sangat kuat, sebagai contoh kemarahan
yang cukup besar. Hal ini memunculkan aktivitas persiapan bagi tubuh untuk bertindak, yaitu
hal-hal yang akan dilakukan ketika timbul amarah. Apabila persiapan ini ternyata tidak berguna,
akan dapat menyebabkan timbulnya rasa gelisah, tidak nyaman, atau amarah yang justru
terpendam dalam diri anak.

Dampak negatif dari emosi adalah mengganggu keterampilan motorik serta mengganggu
aktivitas mental. Terlalu sering merasa takut akan mengganggu kepercayaan diri anak. Hal ini
akan mengganggu dimensi perkembangan lainnya. Emosi yang memuncak dapat mengganggu
kemampuan motorik anak. Anak yang terlalu tegang akan memiliki gerakan yang kurang terarah,
dan apabila ini berlangsung lama dapat mengganggu keterampilan motorik anak.

Selain berdampak terhadap diri anak itu secara pribadi, emosi juga dapat mempengaruhi
ranah
sosial anak. Emosi dapat dijadikan sumber penilaian diri dan sosial. Pengelolaan emosi oleh anak
sangat mempengaruhi perlakuan orang dewasa terhadap anak, dan ini menjadi dasar bagi anak
dalam menilai dirinya sendiri. Emosi dapat mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan.
Peran-peran anak dalam aktivitas sosial, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, sangat
dipengaruhi oleh perkembangan emosi mereka, seperti rasa percaya diri, rasa aman, atau rasa
takut.

Penting bagi guru untuk mengetahui dan memahami pentingnya dimensi emosi bagi
kehidupan anak baik dari sisi positif maupun negatif seperti yang sudah dijabarkan di atas. Selain
itu, guru juga perlu memahami fase perkembangan emosi anak. Dengan mengetahui dan
memahami fase perkembangan emosi pada anak, diharapkan tidak ada lagi salah penanganan
dalam menghadapi keunikan antar anak di kelas.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya Pengembangan Sosial Emosi Anak Mengembangkan sosial emosional harus


dilakukan sejak dini terutama pada usia taman kanak-kanak. Hal ini dise-babkan karena pada
masa tersebut anak mulai mengembangkan pergaulan dengan teman sebaya dilingkungan rumah
dan di luar rumah. Bahkan anak-anak yang berbeda wilayah dengan mereka yang tentunya
memiliki ciri khas budaya yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa attention selama ma-sa
taman kanak-kanak mampu memediasi hubungan antara pengetahuan emosi, keterampilan atensi
dan kompetensi akademik di kelas pertama dengan memperhitungkan dampak pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, usia anak, jenis kelamin. Temuan ini menjadi salah satu strategi untuk
meningkatkan keberhasilan akademis masa depan anak-anak. Tugas guru dalam
mengembangkan sosial emosi pada anak didik hendaknya menguasai prinsip tindakan: (1)
Menjadi contoh atau teladan yang baik, (2) Mengenalkan emosi, (3) Menganggapi perasaan
anak, (4) Melatih pengendalian diri, (5) Melatih mengelola emosi, (6) Menerapkan disiplin
dengan konsep empati, (7) Melatih keterampilan komunikasi, (8) Mengung-kapkan emosi
dengan kata-kata, dan (9) Memperbanyak permainan dinamis.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang perkembangan emosi anak di atas, dapat disimpulkan
bahwa anak memiliki bentuk ekspresi emosi yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Orang tua serta guru yang secara langsung berinterasi dengan anak sudah selayaknya
menambah informasi dan memahami setiap keunikan yang dimiliki oleh anak. Hak-hak anak
dalam perkembangannya harus dipenuhi untuk memaksimalkan kecerdasan emosinya.

Guru diharapkan dapat memperhatikan dan memahami emosi para anak mereka. Dengan
memperhatikan dan memahami emosi anak, akan dapat membantu guru mempercepat proses
pembelajaran yang lebih bermakna dan permanen. Guru harus memperhatikan dan memahami
emosi anak dengan cara membangun ikatan emosional, menciptakan kesenangan dalam belajar,
menjalin hubungan dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. Dengan memahami
perbedaan setiap anak, diharapkan agar tidak ada penyimpangan seperti kekerasan antara guru
pada anak atau antara anak satu dengan anak yang lainnya, serta dapat memberikan sumbangan
positif bagi prestasi belajar mereka di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai