Anda di halaman 1dari 6

1.

Dalam proses pembelajaran perlukah seorang guru wajib memahami perkembangan


peserta didik, sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta
didik (anak usia MI)
Jawaban :

Buku : Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik

Penulis : Mesta Limbong

Penebit : UKI Press, Jakarta

Tahun : 2020

1. Mesta Limbong dalam bukunya mengatakan bahwa proses pertumbuhan dan


perkembangan peserta didik setiap individu tidak luput dari peran orang tua. Sehingga
setiap orang mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda. Dalam proses
tumbuh kembang peserta didik terdapat kontribusi faktor internal dan faktor eksternal.
Yang akan dijelaskan sebagai berikut :
A. FAKTOR INTERNAL
1. Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang dapat membedakan dalam diri tiap
individu. Sebagai makhluk hidup yang memiliki kemampuan luar biasa dan telah
terbukti dari berbagai penemuan yang dilakukan manusia itu sendiri dan
manfaatnya bagi manusia lainnya. Seiring dengan kamjuan yang begitu pesat
dalam berbagai bdang pengetahuan. Para ahli mulai membuat instrumen untuk
mengukur kecerdasan. Instrumen baku diharapkan dapat memberikan gambaran
psikogram yang menggambarkan aspek-aspek psikis, seperti mengukur
kecerdasan: mengukur tingkat kecerdasan, daya analisis, daya tangkap, daya
abstraksi, daya ingat. Aspek psikis yang berkaitan dengan sikap kerja, seperti:
daya tahan kerja, ketelitian, ketekunan, kecepatan kerrja, prestasi kerja. termasuk
dapat mengukur kepribadian, yang berkaitan dengan kemandirian, keadaan emosi,
penyesuaian diri, sikap sosial, kepercayaan diri, inisiatif, dinamika, motif
berprestasi, kesabaran/toleransi, dan rasa tanggung jawab. Untuk mengetahui
kecerdasan individu/sesorang tidak cukup hanya melalui hasil tes, tetapi dapat
dilakukan dengan observasi terencana/tidak terencana untuk melengkapi data dari
hasil tes. Karena tampilan yang dimunculkan jika hanya melalui pengamatan yang
nampak dipermukaan melalui perilaku yang dapat diamati juga tidak cukup.
2. Bakat Khusus
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat tertentu. Dua anak bisa sama-sama
mempunyai bakat melukis, tetapi yang satu lebih menonjol dari yang lain bahkan
saudara sekandung dalam satu keluarga bisa mempunyai bakat yang berbeda-
beda. Anak yang satu mempunyai bakat untuk bekerja dengan angka-angka, anak
yang lain dalam bidang olahraga, yang lainnya lagi berbakat menulis
(mengarang). Artinya, setiap anak memiliki bakat khusunya dan dengan kapasitas
yang berbeda. Yang dimaksud dengan anak berbakat ialah yang mempunyai
bakat-bakat dalam derajat tinggi dan bakat-bakat yang unggul. Ada anak yang
berbakat intelektual umum, biasanya mereka mempunyai taraf intelegensi yang
tinggi dan menunjukkan prestasi sekolah yang menonjol. Adapula yang
mempunyai bakat akademis khusus, misalnya dalam matematika atau dalam
bahasa, sedangkan dalam mata pelajaran lainnya belum tentu mereka menonjol.
Ada anak yang intelegensinya mungkin tidak terlalu tinggi tetapi unggul dalam
kemampuan berpikir kreatifproduktif. Ada pula anak yang bakatnya dalarn bidang
olahraga, atau dalam salah satu bidang seni seperti melukis atau musik. Ada anak
yang di sekolah tidak termasuk siswa yang pandai, tetapi menonjol dalam
keterampilan teknik.
3. Keterkaitan kecerdasan bakat-prestasi
Setelah membahas mengenai kecerdasan, maka bakat merupakan salah satu
indikator yang memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang
tertentu. Untuk mengoptimalkannyai diperlukan latihan, pengetahuan,
pengalaman, dan dorongan/u motivasi internal maupun eksternal agar bakat itu
dapat terwujud seoptimal mungkin. Dalam kehidupan di sekolah sering tampak
bahwa seseorang yang bakat olahraga, umumnya prestasi mata pelajaran lainnya
jugs baik, tetapi sebaliknya dapat terjadi prestasi semua pelajarannya tidak baik.
Keunggulan dalam salah satu bidang apakah bidang sastra, matematika atau seni,
merupakan basil interaksi dari bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor
lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi. Anak yang
cerdas belum tentu prestasinya mencerminkan kecerdasannya . Ada juga anak
berbakat belum tentu cerdas, tetapi prestasinya mengangumkan. Contohnya Hee
Ah Lee dari Korea, sebagai maestro piano yang hembat dan mengispirasi banyak
orang 35 karena bakatnya yang luar biasa. Bakat tersebut tidak akan muncul dan
berprestasi tanpa adanya usaha dan kerjakeras dari ibu yang luar biasa.
Kondisinya yang sejak lahir tidak sempurna secara fisik dan lemahnya
kemampuan akademik tidak menyurutkan ibunya untuk memberikan pendidikan
formal dan informal. Hasilya sangat mengangumkan. Dengan kata lain, ada anak
berbakat belum tentu cerdas secara akademik tetapi mampu menunjukkan prestasi
yang gemilang.

B. FAKTOR EKSTERNAL
1. Kesehatan dan Nutrisi
Salah satu dari faktor eksternal ini adalah pola asuh dalam keluarga yang
dilakukan orang tua. Seperti perbedaan dalam penerapan pola asuh dalam
membesarkan dan mendidik anak. Pola asuh yang diberikan kepada anak dalam
usia sekolah tentunya tidak bisa disamakan dengan remaja. Bagaimanapun
pemahaman mereka berbeda dalam penerapan pengasuhan. Namun untuk hal yang
mendasar bisa sama, seperti penerapan disiplin sejak dini sehingga menjadi pola
kebiasaan yang nantinya membentuk karakternya. Pemberian kesehatan dalam
peserta didik tidak seimbang maka produktivitasnya akan menurun dan
menghambatnya perkembangan pada peserta didik.
2. Peran keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
pembentukan karakter anggota keluarga khususnya anak yang masih sekolah.
Aktivitas di keluarga atau stimulus yang digunakan sesuai dengan tahap
perkembangan anak sangat berdampak. Misalnya, seringkah orang tua membaca
buku, mencerikan pengalaman orangtua dalam bersosialisasi, memperkenalkan
kepada dunia religious sesuai dengan keyakinananya atau memperkenalkan
lingkungan yang heterogen termasuk suka, agama, warna kulit dan lainnya.
Aktivitas kehidupan yang terjadi di dalam keluarga merupakan gambaran kecil
dari kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya.
Keluarga atau dimana anak di bina sejak dini adalah laboratorium
kehidupan.mungkin saja ada atau terjadi konflik dan bagaimana penyelesaiannya.
Untuk itu ada baiknya orangtua memperhatikan pola pendidikan yang
memberikan peluang bagi anak-anaknya untuk bisa berkembang, yaitu
memberikan wadah untuk mengekspresikan dirinya, orangtua juga berperan untuk
melindungi dan mengaawasi, serta ada ruang gerak kebebasan untuk berfikir dan
berkarya sesuai dengan usianya
C. FAKTOR LINGKUNGAN
Sekolah sebagai salah satu faktor lingkungan yang memberikan kontribusi terhadap
perkembangan peserta didik . Seperti relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, relasi orang tua dan guru. Tersediakah wadah yang memberikan peluang bagi
guru-guru maupun orang tua dan siswa untuk melakuka aktivitas bersama. Ini 39
memang tidak mudah dilakukan, tetapi dapat dikondisikan sesuai kebutuhan.
Termasuk aktivitas ekstra kurikuler juga dapat sebagai salah satu wadah bagi siswa
untuk mampu mengembangkan kapasitas dirinya. Para orang tua, berusaha untuk
memanfatkan ruang guru untuk Pendidikan anak-anaknya dengan harga terjangkau.
Ini menunjukkan perngaruh ekternal/lingkungan yang positif.

2. Dalam pembelajaran guru tidak hanya di tuntut dalam mengaplikasikan RPP


dalam kelas tetapi di tuntut juga mampu memahami perkembangan peserta didik
dalam memahami kepribadian anak didik, mengenal emosi anak yang sifatnya
heterogen, baik sikap maupun prasangka. Jelaskan.
Jawaban :
a. Guru memahami kepribadian anak
Buku : Memahami Karakteristik Anak Didik

Penulis : Dr. Meriyati, M. Pd

Penebit : Fakta Press, Bandar Lampug (Indonesia)

Tahun : 2015

Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Meriyati, M.Pd, memahami kepribadian anak
atau yang disebut dengan karakteristik pada peserta didik. Dalam bukunya mengatakan
bahwa:
Guru harus mengenal karakteristik peserta didik, karena denganmengenal
karakteristik peserta didik membantu guru dalammengantarkan mereka untuk
mengejar cita-cita yang diinginkan. Selanjutnya guru harus mampu memahami
karakter peserta didik. Memahami karakter peserta didik butuh kesungguhan dan
keterlibatanhati dan pikiran guru sehingga dia dapat memahami karakternyadengan
baik dan benar. Karakteristik peserta didikadalah totalitas kemampuan dan perilaku
yang ada pada pribadi merekasebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan
lingkungansosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan
harapan dan meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami 2 perkembangan peserta
didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengankarakteristik siswa itu sendiri. Guru
bukan hanya memahami karakteristik anak secara individu, ia perlu memahami
karakteristik anaksecara klompok.
Orangtua memang berperan penting dalam penanaman karakter anak, tetapi tidak
hanya orangtua dan keluarga yang berpengaruh dalam karakter anak, tetapi lingkungan
sekitarpun ikut berpengaruh.Anak tidak selamanya diam di rumah, separuh waktu anak-
anak lakukan diluar rumah dengan teman-temannya.oleh karena itu tidak sedikit
karakter anak terpengaruhi oleh teman-teman sepermainannya. Begitupun sebaliknya,
jika orang tersebut berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah moral maka disebut
dengan orang yang berkarakter mulia (N. A. Aeni, 2014, p. 50).
Karakter pertama kali terbentuk di dalam lingkungan keluarga, dimana manusia
dididik dan diajarkan berbagai nilai-nilai untuk pertama kalinya. Indonesia sangat
membutuhkan generasi penerus yang unggul dalam segala hal yang nantinya dapat
memajukan dan menaikkan derajat bangsa serta menyelaraskan dengan perkembangan
zaman. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan adanya pendidikan
karakter (Maemunah, 2018, p. 5).
a. Guru mengenal emosi anak yang heterogen
American Academy of Padiatrics 2012 dalam Maria dan Amalia (2016)
menjelaskan perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah kemampuan
anak dalam mengelola dan mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi
positif maupun negatif. Anak mampu berienteraksi dengan teman sebayanya atau
orang dewasa disekitarnya secara aktif belajar dengan mengeksplorasi
lingkungannya. Perkembangan sosial emosional adalah proses belajar anak dalam
menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan ketika berinteraksi
dengan orang-orang di lingkungannya yang diperoleh dengan cara mendengar,
mengamati dan meniru hal-hal yang dilihatnya.

Menurut Nurjannah (2017) perkembangan sosial emosional anak usia dini


merupakan proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang
disekitarnya yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam
mengandalikan perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam
mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya yang diperoleh secara bertahap
dan melalui proses penguatan dan modeling.
Menurut Sekar Wahyu Septiana, 2020 mengemukakan pendapatnya Strategi
pembelajaran ketika guru menagajar di kelas yang anak didiknya bersifat heterogen
adalah dengan Differentiated learning, pendekatan atau strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan ketika mengajar di dalam kelas dengan siswa-siswa yang memiliki
kemampuan berbeda-beda. Setiap siswa tentunya memiliki tingkat kecerdasan, cara
belajar, keaktifan dalam kelas hingga kemampuan untuk menerima informasi yang
berbeda-beda. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternative untuk
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
belajar yang maksimal. Walaupun, di dalam kelas tersebut terdapat keragaman sifat,
minat dan cara belajar siswa. Oleh karena itu, ketika ingin mengajar dikelas,
sebelumnya guru harus mengetahui kemampuan dan profil siswanya, serta
menciptakan rancangan belajar, sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran
yang maksimal sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Peran guru dalam pembentukan karakter bagi siswa adalah sangat penting. Karena
selain guru menjadi pengajar, guru merupakan pendidik untuk anak-anak. (Wiyani,
2012:80) dalam UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, disebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan karakter
siswa. Sebab, guru merupakan model bagi muridnya.

3.

Anda mungkin juga menyukai