Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam proses pertumbuhan dan perkembanganya, manusia memiliki


berbagai kebutuhan. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder. Pada awal kehidupanya, seorang bayi
mengutamakan jasmaninya dan tidak perduli dengan apa yang terjadi dirinya.
Ia sudah merasa senang bila kebutuhan fisiknya, seperti makan, minum, dan
kehangatan dapat terpenuhi. Dalam pertumbuhan dan perkembanganya tingkat
kebutuhanya terus meningkat. Ia mulai membutuhkan teman, keamanan dan
seterusnya. Semakin bertambah usianya, kebutuhan nonfisiknya semakin
banyak.

Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia memasuki


usia sekolah. Usia 4-6 tahun, di taman kanak-kanak. Usia 6-7 tahun di sekolah
dasar. Usia 13-16 tahun di SMP, dan usia 16-19 tahun di SLTA. Jadi, peserta
didik adalah anak, individu, yang tergolong dan tercatat sebagai siswa didalam
satuan pendidikan.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik peserta didik?

2. Bagaimana karakteristik yang dimiliki peserta didik berdasarkan usianya?

3. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan karakteristik peserta


didik?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah

1
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari karakteristik peserta didik.

2. Untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki peserta didik berdasarkan


usianya.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan


karakteristik peserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian karakteristik peserta didik

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan


menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan
yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan
mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula
bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.

Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai


perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan
dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi
dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya).

Setiap peserta didik mempunyai kemampuan dan pembawaan yang


berbeda. Peserta didik juga berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama.
Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan sosial peserta didik membentuknya
menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola perilaku tertentu. Pola
perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan peserta
didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk
mencapai cita-cita peserta didik, tentunya dengan bimbingan guru. Beberapa
karakteristik anak didik yang perlu dipahami oleh pendidik terutama dalam rangka
melaksanakan praktek pendidikan, karakteristik tersebut antara lain:

1. Anak didik adalah subjek Maksudnya yaitu pribadi yang memiliki


kedirisendirian, dan kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk
mencapai kedewasaaannya. Jadi, tidak dibenarkan jika anak didik sebagai
“objek”, maksudnya

3
2. Anak didik sedang berkembang Setiap anak didik memiliki perkembangan,
dalam setiap proses perkembangan tersebut terdapat tahapan- tahapannya. Oleh
karena itu setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan tertentu
menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya.

3. Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu Setiap anak didik hidup dalam
“dunia” nya sesuai tahap perkembangannya, jenis kelaminnya, dan lain-lain. Anak
didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan
dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda dengan anak, SMP
atau SMA. Oleh karena itu perlakuan pendidik terhadap anak SD, SMP dan SMA
berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan masanya.

4. Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu Anak didik adalah subjek yang
berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya
tertentu.oleh karena itu, anak didik akan memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda – beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan atau
dididik. Dalam praktek pendidikan, pendidik perlu memeperhatikan dan
memperlakukan anak didik dalam konteks lingkungan dan sosial budayanya.

5. Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasaSetiap anak memiliki


kekurangan dan kelebihan tertentu.dalam perjalanan hidupnya, anak masih
memerlukan perlindungan, anak masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu
latihan dan keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah, yang baik
dan tidak baik, serta bagaimana mengantisipasi kebutuhan dimasa depannya.
Dibalik kebebasannya untuk mewujudkan dirinya sendiri dalam rangka mencapai
kedewasaan, anak masih memerlukan bantuan orang dewasa.

6. Anak didik memiliki potensi dan dinamika Bantuan orang dewasa berupa
pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh anak
didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia
dewasa dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan
mengembangkan diri, serta aktif dalam menghadapi lingkungannya dalam upaya
mencapai kedewasaan.

4
Meninjau dari beberapa karakteristik peserta didik tersebut, tugas pendidik adalah
memberikan berbagai jenis bantuan secara positif agar anak mampu mewujudkan
diri sebagai manusia dewasa.

B. Karakteristik yang dimiliki Peserta Didik Berdasarkan Usianya

1. Karakteristik Perkembangan Masa Anak Awal (2–6 tahun) Masa anak awal
berlangsung dari usia 2 – 6 tahub, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan
mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk
mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan pola perilaku, minat, dan
nilai pada diri anak.

Orang tua juga menganggap masa anak awal sebagai usia bermain karena
sebagian besar waktu anak digunakan untuk bermain. Sementara itu, para
pendidik menyebut bahwa masa ini sebagai usia prasekolah, dimana anak mulai
dititipkan pada tempat dititipkan pada Tempat Penitipan Anak (TPA) lalu
memasuki Taman Kanak-kanak (TK) yang menekankan pada kegiatan bermain
dalam pendidikan dan pembelajrannya untuk membantu perkembangan mereka
melalui belajar sambil bermain (learning by playing).

Para psikolog perkembangan anak menyebut masa anak awal sebagai usia
kelompok. Karena, anak mulai belajar dasar-dasar perilaku melalui interaksi
dengan anggota keluarga dengan anggota kelompok bermainnya. Selain itu, para
psikolog menyebut anak pada masa ini sebagai usia menjelajah dan usia bertanya.
Hal ini dikarenakan anka ini sudah mampu berjalan sehingga dapat menjelajah
dan ingin tahu sehingga selalu bertanya mengenai segala hal dilingkungan
sekitarnya. Masa ini disebut juga masa meniru karena anak senang belajar dengan
cara meniru, terutama menirukan pembicaraan dan tindkan orang lain. Pada masa
ini perkembangan fisik dan motorik anak sangat pesat. Demikian juga
kemampuan berbicaranya. Anak mulai tertarik pada diri sendiri (egosentris).
Emosi paling umum pada masa ini adalah marah, takut, cemburu, ingin tahu,
gembira, sedih, dan kasih sayang. Sosialisasi pada ,masa anak awaal terjadi
melaui interaksi dengan orang-orang disekitar anak, yaitu anggota keluarga, dan

5
teman bermain. Anak juga mulai belajar perilaku moral (baik-buruk) melalui
respon menyenangkan atau tidak menyenangkan dari orang tua atau orang dewasa
lainnya. Disiplin harus juga diterapkan pada anak ini. Sikapa orang tua dan teman-
teman berpengaruh pada pembentuka konsep diri dan inti perkembangan
kepribadian anak. Bahaya potensial atau resiko pada masa ini dikelompokka atas
fisiologis dan bahaya psikologis.

a) Bahaya FISIOLOGIS antara lain penyakit, kecelakaan, kegemukan atau


kekurusan.

b) Bahaya PSIKOLOGIS antara lain kesulitan berbicara, keadaan, dan gangguan


emosi, kesulitan dalam sisoalisasi melalui kegiatan bermain, serta kebiasaan,
disisplin, dan konsep diri yang kurang positif.

Kebahagiaan anak pada masa ini antara lain dipengaruhi oleh kondisi kesehatan
yang baik, pengakuan orang lain akan perilaku kekanakannya, bebas mengungkap
ekspresi emosi, harapan sosial yang realitas, kesempatan untuk melakuakn
eksplorasi, suasana, gembira, serta dukungan keluarga.

2. Karakteristik Perkembangan Masa Anak Akhir (6–12 tahun) Orang tua


menyebut masa anak akhir sebagai usia yang menyulitkan karena anak pada masa
ini lebih banyak dipengaruhioleh teman-teman sebaya daripada orang tuanya
sehingga sulit bahkan tidak mau lagi menuruti perintah orang tuanya. Kebanyakan
anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak bertangguang jawab
terhadap pakaian dan benda-benda miliknya, sehingga orang tua menyebutnya
usia tidak rapi.

Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentan usia
ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di SD anak diharapkan
memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting
untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam kehidupannya
kelak.Para pendidik juga memandang periode ini memandang periode ini sebagai
usia kritis dalam dorongan berprestasi. Dorongan berprestasi membentuk
kebiasaan pada anak untuk mencapai sukses ini cenderung menetapa hingga
dewasa. Apbila anak mengembangkan kebiasaan untuk belajar atau bekerja sesuai

6
dibawah atau diatas kemampuannya maka kebiasaan ini akan menetap dan
cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak, baikalam bidang akademik
ataupun bidang lainnya.

Psikolog perkembangan anak memberi sebutan anak pada masa ini sebagai usia
berkelompok. Pada usia ini perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima
oleh teman-teman sebaya sebagai teman kelompoknya. Anak ini akan berusaha
menyesuaikan diri dengan standar yang disepakati oleh kelompok sehingga masa
ini disebut juga usia penyesuaian diri. Anak berusaha menyesuaikan diri dengan
standar yang berlaku dalam kelompok. Seperti dalam berbicara, penampilan,
berpakain, dan berprilaku. Periode ini juga disebut usia kreatif sebagai lanjutan
dan penyempurnaan dari masa anak awal.

Kecendrungan kreatif ini perlu mendapat bimbingan dan dukungan dari guru
maupun orang tua sehingga berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan
orisinil, tidak negatif dan sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak yang
lain.

Pada masa anak akhir meliputi perkembangan berbagai aspek yaitu:

a) Pertumbuhan Fisik, pada masa ini periodenya berlanjut lambat dan relatif
seragam. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat badan anak yang
dipengaruhi oleh faktor genetik, kesehatan dan gizi, serta perbedaan jenis b)
kelamin. Keterampilan motorik seperti pilihan penggunaan tanga (kanan atau
kidal) dan keterampilan bermain.

b) Pertumbuhan Psikis, mempengaruhi perkembangan sosial, emosional,


berbicara, dan konsep diri anak. Perkembangan bahasa terutama berbicara dan
penguasaan kosa kata mengalami peningkatan yang pesat. Sejalan denga
perkembangan bahasa, terjadi pila kemajuan dalam penegrtian, denga demikian,
pada periode ini mulai dikembangkan keterampilan dan kemamouan bersekolah
(skolastik) seperti kemampuan dalam membaca, menulis, dan berhitung serta
pengetahuan dan keterampilan hidup yang diperlukan sesuai denga usia dan
lingkungan anak SD .

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang


mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan
mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula
bagaimana individu
tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.

Beberapa karakteristik anak didik yang perlu dipahami oleh pendidik


terutama dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan, karakteristik
tersebut antara lain:
Anak didik adalah subjek, Anak didik sedang berkembang, Anak didik
hidup dalam dunia tertentu,
Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa, dan Anak
didik memiliki potensi dan dinamika.

B. Saran
Sebagai pendidik sebaiknya harus memperhatikan dan peka terhadap
anak didiknya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda pada setiap masanya. Karakteristik ini nantinya akan
membentuk suatu perilaku yang menunjukkan ciri yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Apabila pada setiap tahap perkembangannya, pendidik kurang
pe ka dan tidak bisa menempatkan pendidikannya menurut karakteristik
peserta didik, maka akan timbul suatu konflik-konflik yang nantinya akan
mengganggu proses perkembangan peserta disik, bahkan bisa jadi peserta didik
akan sering melakukan perbuatan yang menyimpang.

8
DAFTARA PUSTAKA

Chasiyah.,Chadidjah,HA.,Edy Legowo.2009.Perkembangan Peserta


Didik.Surakarta:Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Darmayanti Nefi M.Si.2009.Psikologi Belajar.Bandung.Cita Pustaka Media
Perintis Ikhsanudin. 2012. Karakteristik Peserta Didik.
Http://karakteristik-peserta-didik.html Diakses pada tanggal 9 Juni 2013 pukul
10.20 WIB Rudianto, Onny.2011.Beberapa Karakteristik Peserta didik.
http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-
karakter-peserta-didik.html Diakses pada tanggal 9 Juni 2013 pukul 13.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai