PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Anak didik sedang berkembang Setiap anak didik memiliki perkembangan,
dalam setiap proses perkembangan tersebut terdapat tahapan- tahapannya. Oleh
karena itu setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan tertentu
menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya.
3. Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu Setiap anak didik hidup dalam
“dunia” nya sesuai tahap perkembangannya, jenis kelaminnya, dan lain-lain. Anak
didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan
dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda dengan anak, SMP
atau SMA. Oleh karena itu perlakuan pendidik terhadap anak SD, SMP dan SMA
berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan masanya.
4. Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu Anak didik adalah subjek yang
berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya
tertentu.oleh karena itu, anak didik akan memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda – beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan atau
dididik. Dalam praktek pendidikan, pendidik perlu memeperhatikan dan
memperlakukan anak didik dalam konteks lingkungan dan sosial budayanya.
6. Anak didik memiliki potensi dan dinamika Bantuan orang dewasa berupa
pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh anak
didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia
dewasa dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan
mengembangkan diri, serta aktif dalam menghadapi lingkungannya dalam upaya
mencapai kedewasaan.
4
Meninjau dari beberapa karakteristik peserta didik tersebut, tugas pendidik adalah
memberikan berbagai jenis bantuan secara positif agar anak mampu mewujudkan
diri sebagai manusia dewasa.
1. Karakteristik Perkembangan Masa Anak Awal (2–6 tahun) Masa anak awal
berlangsung dari usia 2 – 6 tahub, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan
mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk
mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan pola perilaku, minat, dan
nilai pada diri anak.
Orang tua juga menganggap masa anak awal sebagai usia bermain karena
sebagian besar waktu anak digunakan untuk bermain. Sementara itu, para
pendidik menyebut bahwa masa ini sebagai usia prasekolah, dimana anak mulai
dititipkan pada tempat dititipkan pada Tempat Penitipan Anak (TPA) lalu
memasuki Taman Kanak-kanak (TK) yang menekankan pada kegiatan bermain
dalam pendidikan dan pembelajrannya untuk membantu perkembangan mereka
melalui belajar sambil bermain (learning by playing).
Para psikolog perkembangan anak menyebut masa anak awal sebagai usia
kelompok. Karena, anak mulai belajar dasar-dasar perilaku melalui interaksi
dengan anggota keluarga dengan anggota kelompok bermainnya. Selain itu, para
psikolog menyebut anak pada masa ini sebagai usia menjelajah dan usia bertanya.
Hal ini dikarenakan anka ini sudah mampu berjalan sehingga dapat menjelajah
dan ingin tahu sehingga selalu bertanya mengenai segala hal dilingkungan
sekitarnya. Masa ini disebut juga masa meniru karena anak senang belajar dengan
cara meniru, terutama menirukan pembicaraan dan tindkan orang lain. Pada masa
ini perkembangan fisik dan motorik anak sangat pesat. Demikian juga
kemampuan berbicaranya. Anak mulai tertarik pada diri sendiri (egosentris).
Emosi paling umum pada masa ini adalah marah, takut, cemburu, ingin tahu,
gembira, sedih, dan kasih sayang. Sosialisasi pada ,masa anak awaal terjadi
melaui interaksi dengan orang-orang disekitar anak, yaitu anggota keluarga, dan
5
teman bermain. Anak juga mulai belajar perilaku moral (baik-buruk) melalui
respon menyenangkan atau tidak menyenangkan dari orang tua atau orang dewasa
lainnya. Disiplin harus juga diterapkan pada anak ini. Sikapa orang tua dan teman-
teman berpengaruh pada pembentuka konsep diri dan inti perkembangan
kepribadian anak. Bahaya potensial atau resiko pada masa ini dikelompokka atas
fisiologis dan bahaya psikologis.
Kebahagiaan anak pada masa ini antara lain dipengaruhi oleh kondisi kesehatan
yang baik, pengakuan orang lain akan perilaku kekanakannya, bebas mengungkap
ekspresi emosi, harapan sosial yang realitas, kesempatan untuk melakuakn
eksplorasi, suasana, gembira, serta dukungan keluarga.
Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentan usia
ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di SD anak diharapkan
memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting
untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam kehidupannya
kelak.Para pendidik juga memandang periode ini memandang periode ini sebagai
usia kritis dalam dorongan berprestasi. Dorongan berprestasi membentuk
kebiasaan pada anak untuk mencapai sukses ini cenderung menetapa hingga
dewasa. Apbila anak mengembangkan kebiasaan untuk belajar atau bekerja sesuai
6
dibawah atau diatas kemampuannya maka kebiasaan ini akan menetap dan
cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak, baikalam bidang akademik
ataupun bidang lainnya.
Psikolog perkembangan anak memberi sebutan anak pada masa ini sebagai usia
berkelompok. Pada usia ini perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima
oleh teman-teman sebaya sebagai teman kelompoknya. Anak ini akan berusaha
menyesuaikan diri dengan standar yang disepakati oleh kelompok sehingga masa
ini disebut juga usia penyesuaian diri. Anak berusaha menyesuaikan diri dengan
standar yang berlaku dalam kelompok. Seperti dalam berbicara, penampilan,
berpakain, dan berprilaku. Periode ini juga disebut usia kreatif sebagai lanjutan
dan penyempurnaan dari masa anak awal.
Kecendrungan kreatif ini perlu mendapat bimbingan dan dukungan dari guru
maupun orang tua sehingga berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan
orisinil, tidak negatif dan sekedar meniru tindakan kreatif orang atau anak yang
lain.
a) Pertumbuhan Fisik, pada masa ini periodenya berlanjut lambat dan relatif
seragam. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat badan anak yang
dipengaruhi oleh faktor genetik, kesehatan dan gizi, serta perbedaan jenis b)
kelamin. Keterampilan motorik seperti pilihan penggunaan tanga (kanan atau
kidal) dan keterampilan bermain.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai pendidik sebaiknya harus memperhatikan dan peka terhadap
anak didiknya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda pada setiap masanya. Karakteristik ini nantinya akan
membentuk suatu perilaku yang menunjukkan ciri yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Apabila pada setiap tahap perkembangannya, pendidik kurang
pe ka dan tidak bisa menempatkan pendidikannya menurut karakteristik
peserta didik, maka akan timbul suatu konflik-konflik yang nantinya akan
mengganggu proses perkembangan peserta disik, bahkan bisa jadi peserta didik
akan sering melakukan perbuatan yang menyimpang.
8
DAFTARA PUSTAKA