Anda di halaman 1dari 5

Nama : Okvita Nurvaisyah Jamil

NIM : 022529543

TUGAS 1

PERTANYAAN :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu?
2. Apa akibatnya apabila minat anak ke sekolah menjadi berkurang? Jelaskan!
3. Anda sebagai seorang guru, harus memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan dari
siswa Anda. Mengapa?

JAWABAN :
1. Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu ini,
para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi
individu tidak sama. Aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan individu adalah :

a. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah dokrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran
pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhaueur (1788-1860)
seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang
memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam. Karena para ahli penganut aliran ini
berkeyakinan bahwa, perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya; sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh. Adapun hasil pendidikan itu 100% tergantung
pada pembawaan anak didik sendiri. Lingkungan termasuk didalamnya pendidikan, tidak
berdaya sama sekali dalam mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga anak jahat akan
menjadi jahat dan anak yang baik menjadi baik. Aliran nativisme berpendapat bahwa
sehubungan dengan perkembangan anak didik, usaha pendidikan, tidak dapat dipakai untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pendidik.

b. Aliran Empirisme
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan tokoh utama John Locke
(1632-1704). Doktrin aliran empirisme yang amat mashur adalah “tabula rasa” sebuah istilah
bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong. Doktrin ini menekankan arti
penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-
mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan
pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya, dalam hal ini para penganut
menganggap setiap anak lahir seperti tabularasa dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan
dan bakat apa-apa maksudnya hendak menjadi apa seorang anak kelak tergantung pada
pengalaman/ lingkungan yang mendidiknya. Menurut aliran tabula rasa, perkembangan
anak 100% bergantung pada pengaruh luar yang disebut dengan lingkungan.

c. Aliran Naturalisme
Aliran yang hampir bersamaan dengan aliran nativisme ialah aliran yang berdasarkan konsepsi
yang dikemukakan oleh JJ. Rousseau seorang filsuf bangsa perancis, 1712-1778 dengan aliran
naturalisme-nya. Menurut pendapat Rousseau dalam bukunya Emile bahwa “Semua anak
adalah baik pada waktu baru datang dari Sang Pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan
manusia.” Pendidikan yang diinginkan Rousseau hendaklah dimulai dengan mempelajari
perkembangan anak. Anak tidak boleh dianggap sebagai manusia dewasa yang kecil karena
anggapan yang demikian mengabaikan tahap-tahap perkembangan yang berbeda dimana
didalamnya ada daya-daya khusus yang perlu dikembangkan secara alamiah.

d. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan
aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama
konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.

Berdasarkan aliran-aliran doktrin filosofis di atas, maka kita dapat berkesimpulan bahwa faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu perkembangan individu berupa faktor intern dan
faktor ekstern.
Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri dan pembawaan psikologis
tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri, yang mencakup hereditas atau keturunan.

Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi
untuk berkembang, hal ini tergantung pada kualitas hereditas, dan lingkungan yang
mempengaruhinya.
Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut.
 Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak adapat diubah, tetapi sebagian
ditentukan oleh pemeliharaan ketika kehamilan, gizi, olah raga dan kesehatan umum.
 Jenis kelamin, berpengaruh pada kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap.
 Kesehatan, terutama penyakit turunan.
 Kecerdasan, yang berbeda bagi setiap orang.
 Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung pada latihan.
Orang akan lebih berhasil jika belajar sesuai dengan bakatnya.

 Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut.


1. Keluarga yang mencakup jumlah anak dalam keluarga, nomor kelahiran, perubahan struktur
keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, dan status sosial ekonomi.
2. Sekolah sebagai pendidikan formal, yang sangat besar pengaruhnya bagi setiap orang terutama
dalam bersikap dan bertindak.
3. Budaya dan masyarakat yang mempengaruhi berbagai aspek belajar terutama dalam sikap dan
nilai, bahasa, serta reaksi terhadap diri dan disiplin kelas.
4. Media, termasuk media elektronik dan media cetak.

Lingkungan keluarga
Keluarga memiliki peranan penting dalam mengembangkan pribadi anak, karena perawatan
orang tua yang penuh kasih sayang, pendidikan nilai-nilai kebudayaan merupakan faktor penentu
berkembangnya kepribadian anak yang sehat.

Fungsi Dasar Keluarga


 Memberikan rasa aman, kasih sayang, rasa memiliki.
 Mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga.
 Memberikan bimbingan bagi pengembangan prilaku secara sosial.
2. Jika anak berminat pada kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler yang berkaintan dengan
sekolah maka anak akan senang meluangkan waktu pada kegiatan-kegiatan di sekolah.
Disamping itu, hubungan sosial yang baik dengan guru maupun teman, menjadikan anak
sebagai warga sekolah yang baik dan berusaha untuk menaati aturan sekolah. Oleh karena
sikap yang menyenangkan ini anak disukai guru maupun temen-temannya. Dilain pihak anak
yang bosan pada sekolah, menilai kehadiran guru dan teman-teman sekelas, lama kelamaan
akan memiliki sikap negatif terhadap sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa
sikap yang biasa dijumpai berkaitan dengan kurangnya minat anak pada sekolah, yaitu
sebagai berikut :

 Fobia sekolah
Fobia sekolah adalah ketakutan yang luar biasa unyuk berada disekolah. Bentuk
ketakutan ini irasional. Anak menghindar dari sekolah atau menolak pergi ke sekolah
dengan alasan bermacam-macam. Misalnya, menghindari sekolah dengan alasan sakit.

 Membolos
Membolos artinya tidak masuk sekolah tanpa sebab-sebab yang jelas dan tanpa izin dari
orang tua atau guru di sekolah. Kegiatan membolos dapat terjadi karena berbagai hal,
misalnya di karenakan pengaruh dari teman kelompok sebaya atau anak merasa beban di
sekolah terlaku berat karena terlalu banyak tugas.

 Tingkah laku yang mengganggu


Jika anak bosan maka ia dapat menjadi anak yang bermasalah. Tidak jarang di kelas dan
di sekolah ia membuat keonaran yang juga membuat pihak sekolah memanggilnya,
bahkan orang tuanya.

3. Dengan memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan dari siswa, maka seorang guru
akan :
- Mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik, misalnya akan diketahui pada umur
berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai mampu berpikir abstrak atau akan diketahui
pula pada umur berapa peserta didik tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan
emosi khusus.
- Mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam proses
belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi
fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam
belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

Begitu pentingnya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya
sebagai calon guru kita harus mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada
dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi
juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang yang mengelola proses belajar
mengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan
pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif, penilain hasil belajar yang
objektif, sekaligus memberikan motivasi pada peserta didik dan juga membimbing peserta
didik terutama ketika peserta didik sedang mengalami kesulitan belajar. Salah satu tugas yang
dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka
menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai