METODE Irigasi
METODE Irigasi
I. PRA PEMBANGUNAN
1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan :
Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah
ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan
dimulai.
2. Sebelum pekerjaan dilaksanakan hal yang perlu diperhatikan adalah surat
pemberitahuan mulai pekerjaan yang diserahkan kepada direksi, konsultan
dan instansi yang berhubungan dengan proyek tersebut.
3. Request atau permintaan pengecekan pekerjaan ke direksi dan konsultan
pengawas setiap akan dimulai item pekerjaan baru.
3. Dokumentasi
Foto pelaksanaan diambil minimal 3 gambar pada tiap patok yang
memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap
pelaksanaan dan keadaan telah selesai. Foto foto pada tiap patok diambil
searah dengan aliran air dan dalam kondisi latar belakang yang sama. Ketiga
gambar diletakkan dalam album dengan tanggal pengambilan dan disertai
dengan penjelasan. Album diserahkan sejumlah yang ditetapkan oleh direksi.
2. Pengeringan/pemompaan air.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengeringan dilakukan dengan cara dipompa, ini
dilakukan apabila air menggangu area pekerjaan. Pemompaan dilakukan terus
menerus sampai air yang berada dilokasi pekerjaan diisyaratkan oleh
pengawas dan direksi.
5. Plesteran
Persiapan Permukaan
Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan, bebas dari material lepas,
minyak, cat, kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat menghalangi lekatan
yang baik antara plesteran dan pasangan batu. Permukaan yang diplester
dengan semen campuran dengan perbandingan campuran satu (1) bagian
semen (PC) dan tiga (3) bagian pasir, tebal 1,5 cm, harus dijaga agar terus
menerus lembab selama sedikitnya dua (2) jam dan kemudian dibiarkan
sampai lapisan basah pada permukaan hilang.
Plester yang rusak, menggembung harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
kontraktor dengan cara sedemikian sehingga pada saat pekerjaan selesai.
Plesteran tersebut harus halus dan berpenampilan baik.
Penerapan Plesteran
Plesteran dilaksanakan dalam dua lapisan terdiri dari garuk dan lapis akhir
harus diterapkan pada pekerjaan plesteran semen.
Lapisan garuk harus penuh dan tebal dan harus ditempatkan dengan cukup
tenaga untuk membentuk kunci yang baik. Lapisan garuk harus disapukan
bersilang untuk mendapatkan pemasangan awal dan harus dijaga tetap basah
dengan semprotan halus selama dua hari, dan kemudian dibiarkan mengering.
Lapis akhir (kedua) harus diterapkan di atas lapisan garuk setelah dipelihara
selama dua hari. Segera sebelum pelaksanaan lapis akhir. Lapis garuk harus
dibasahi lagi dengan semprotan halus. Lapis akhir harus pertama-tama
diapungkan pada permukaan dengan benar dan rata, kemudian diolah
sedemikian rupa, sehingga akan memaksa partikel pasir turun ke dalam
plesteran sampai permukaan halus mengkilap dan bebas dari bidang kasar,
bekas pemeriksaan atau noda lainnya. Lapis akhir harus dijaga tetap basah
dengan semprotan halus selama sedikitnya dua hari dan harus dijaga dari
pengeringan yang terlalu cepat.
Semen campuran harus dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran.
Ketebalan plesteran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal cukup
menghilangkan kekasaran permukaan.
Penyelesaian
Plesteran lapis akhir harus benar dan dikerjakan sampai permukaan rata tanpa
gelombang atau noda-noda dalam bentuk apapun.
Tidak boleh dari 1 mm, diukur dengan mempergunakan sisi pengganti atau plat
sepanjang 1 mm untuk pengujian
V. PEKERJAAN BETON
Untuk Metode pekerjaan beton adalah sbb:
1. Pengukuran , dilakukan dengan menggunakan alat Theodolite/ Waterpas dan
Roll Meter
2. Persiapan bahan
- kayu bekisting
- besi beton
- campuran beton, semen, pasir, kerikil
3. Persiapan alat :
- Conrete Mixer
- Alat bantu, tang, Obeng
4. Persiapan dan Pembersihan Lahan
- Lahan yang sudah digali, apabila kurang rata maka diratakan dan dirapikan
secara manual
- Lahan dibersihkan dari kotoran (dahan/ daun) dan batu
5. Pengecoran
- Komposisi campuran beton ( semen dan pasir ) akan ditentukan setelah
dibuat mix design dan mendapat persetujuan Direksi / Engineer.
- Pencampuran dan pengadukan beton menggunakan Concrete Mixer, setelah
beton siap langsung dituang ke lahan yang telah disiapkan
6. Pembesian pondasi
- Besi beton dipotong sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui Direksi/
Engineer
- Besi beton dipasang setelah bekisting siap
- Pengikatan besi beton menggunakan kawat baja ( bendrat ) di setiap
persimpangan tulangan
7. Pemasangan Bekisting
Urutan pemasangan bekisting sbb :
- Cek posisi dan elevasi dasar lahan dengan menggunakan waterpass dan
theodolith, tarik benang antar patok untuk menantukan as dan batas lantai.
- Pasang bekisting
8. Pengecoran Beton
- Komposisi campuran beton ( semen, pasir, batu pecah ) akan ditentukan
setelah dibuat mix design dan mendapat persetujuan Direksi / Engineer.
- Pencampuran dan pengadukan beton menggunakan Concrete Mixer, setelah
beton siap langsung di tuang pada lahan yang telah disediakan
Sebelum beton dituangkan (dicor), perlu diperiksa / inspeksi bersama dengan
Direksi hal hal sbb :
- Bentuk dan ukuran bekisting sudah sesuai gambar
- Bekisting kuat, tidak goyang dan tidak bocor
- Semua perkuatan ( perancah / sekur ) sudah sesuai dengan Shop Drawing
- Pembesian sudah sesuai gambar
- Permukaan bekisting telah diberi minyak
- Beton decking telah terpasang dan cukup
- Permukaan bekisting telah dibersihkan dari segala kotoran ( kayu, potongan
besi, bendrat, paku dll )
- Pembersihan bekisting sebaiknya menggunakan compressor
- Semua perlengkapan cor sudah siap dan dalam kondisi baik ( Concrete
Vibrator, alat bantu )
- Semua perlengkapan untuk penerangan ( untuk antisipasi kerja lembur )
telah tersedia dan terpasang
- Terpal, payung, jas hujan telah tersedia ( untuk mengantisipasi hujan )
- Semua pekerja harus memakai pelindung diri ( helm, sarung tangan, sepatu
)
- Perlengkapan untuk test beton, yaitu slump dan kubus / silinder beton telah
tersedia
- Volume beton (semen , pasir, batu pecah, air ) telah mencukupi untuk
pengecoran 1 blok.
Setelah hal hal di atas terpenuhi dan mendapat persetujuan direksi,
pengecoran baru boleh dilakukan.
9. Curing ( Perawatan Beton )
Perawatan beton dilakukan secara terus menerus selama 10 hari umur beton
dengan menggunakan penutup karung goni dan dibasahi terus menerus
10. Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton cukup keras dan kuat
menahan beban sendiri : Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton
cukup keras dan kuat menahan beban sendiri
VI. PASCA PEMBANGUNAN
Pasca pembangunan ini merupakan pekerjaan finishing dari pekerjaan sebelumnya
yaitu:
Pengukuran untuk menentukan MC 100 %
Pembersihan dan perapian timbunan bekas galian.
Persiapan serah terima pekerjaan.