Anda di halaman 1dari 15

K E gi A t A n B E L AJ AR 4

Jenis-jenis Kebutuhan Anak


Usia Sekolah Dasar

esuai dengan perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual,


pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi
misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat. Karena
perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak usia SD membutuhkan
makna yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya tidak
terhambat.

A. JASMANIAH

Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia


SD memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan
pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan
kebutuhan orang lain. Oleh karena itu, guru perlu memberikan kesadaran
kepada siswa, bahwa dia dapat menghindari hukuman dengan memohon
maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi. Pada masa usia SD,
anak juga sudah mulai merasakan adanya kebutuhan untuk melindungi diri
dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain. Contohnya: Anak
sudah mulai dapat berkelit dengan mengemukakan berbagai alasan, apabila
guru menanyakan suatu hal yang dikerjakan secara salah oleh siswa karena
takut dimarahi. Perilaku memberi bantahan atau alasan atas perbuatannya
timbul sejalan dengan perkembangan berbahasa anak yang sudah mempunyai
banyak perbendaharaan kata dan ungkapan-ungkapan. Kebutuhan rasa aman
pada siswa akan terpenuhi apabila guru dapat menghadirkan suasana kelas
yang tenang dan damai. Keberpihakan seorang guru kepada siswa-siswa
tertentu, dapat mengakibatkan timbulnya rasa tidak aman pada siswa,
sehingga guru hendaknya dapat bersikap adil dan netral. Namun demikian
seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa guru perlu memberikan stimulus-
stimulus yang dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin dan aturan belajar
yang disepakati dan dikompromikan adalah perlu. Sehingga siswa tidak salah
mengartikan dengan perilaku yang suka-suka sendiri dalam pemenuhan rasa
aman tersebut.
Sehubungan dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin,
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk hal-
hal berikut ini.
1. Memberikan rasa aman kepada anak, dengan memberitahukan kepada
mereka secara tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan; dapat membantu anak untuk menghindari rasa bersalah atau
malu karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi karena disiplin
memungkinkan anak untuk hidup sesuai standar yang telah disepakati
dan mendapat persetujuan oleh kelompok sosialnya;
2. Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan
pujian yang ditafsirkan sebagai tanda penerimaan dirinya. Hal ini
penting bagi anak agar tumbuh dan berkembang secara positif;
3. Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika
disiplin tersebut sesuai dengan perkembangan dirinya;
4. Membantu anak mengembangkan hati nuraninya, dan mengasah intuisi
dalam dirinya, sehingga dia dapat mengambil keputusan secara
bertanggung jawab dan juga dapat mengendalikan tingkah laku.

B. KASIH SAYANG

Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk di


kelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan
tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi
teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada
kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya anak
usia SD sudah sadar akan mengoleksi sesuatu yang merupakan
kesenangannya bisa berupa prangko, komik, kartu, dan sebagainya. Koleksi
tersebut dirawat dengan hati-hati serta rasa sayang. Oleh karena itu, guru
perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa kasih sayang yang sudah
muncul dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih
terhadap sesuatu seperti menunjukkan minat siswa yang sudah dipunyainya,
memupuk serta memelihara minat atau hobi para siswa.
Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi (4, 5 atau 6) di SD yang
memasuki masa bersosialisasi dan meninggalkan keakuannya, dapat
menerima suatu otoritas orang tua dan guru sebagai sesuatu yang wajar.
Sehingga anak-anak tersebut juga membutuhkan perlakuan yang objektif dari
orang tua atau guru sebagai pemegang otoritas. Pada masa ini, anak-anak
sangat sensitif dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan.
Sehingga di sini guru harus bertindak bijaksana dan proporsional dalam
memutuskan suatu tindakan.

C. MEMILIKI

Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai


meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak
di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membanding-
bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di sekolah
maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga kadang-
kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman
atau guru. Seperti pada kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, kebutuhan untuk
memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya.
Sedangkan kebutuhan untuk dimiliki adalah berhubungan dengan mulainya
masa membentuk gang atau kelompok bermain. Anak-anak ini akan
cenderung mengikuti aturan dari kelompok bermainnya/setia, dan juga
menggantungkan dirinya kepada kelompok tersebut. Kebutuhan untuk
memiliki ini tidak terbatas pada pemilikan teman saja, tetapi juga pada benda-
benda miliknya dan milik teman sekelompoknya. Dia akan menjaga dengan
sepenuh hati benda-benda yang menjadi kebanggaannya atau teman gangnya.

D. AKTUALISASI DIRI

Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan


kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan dari
kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada
anak-anak usia kelas tinggi di SD. Pada usia tersebut, anak-anak mulai ingin
merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha
mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk
seperti ingin jadi juara tinju, pembalap formula, astronot, dan sebagainya.
Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri
adalah kebutuhan berprestasi atau need for achievement. Karena anak-anak
SD di kelas tinggi sudah timbul keinginan untuk menjadi terhebat, maka
mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi. Semua sikap
dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam rangka pemenuhan kebutuhan
untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk memotivasi sikap kompetisi
pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.
Dari uraian keempat aspek kebutuhan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semua kebutuhan di atas bisa saling mengisi dan berbeda satu dengan yang
lain terhadap setiap masing-masing anak dan sejalan dengan perbedaan
perkembangan mereka. Peran guru dalam memenuhi kebutuhan anak adalah
dengan memberikan dan meningkatkan motivasi kepada siswanya agar sikap
mereka berkembang positif dalam memenuhi kebutuhan seperti di atas.
DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru untuk
memberikan dan meningkatkan motivasi siswa, yaitu:

1. Membangkitkan Semangat Siswa


Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap
perubahan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, guru bisa menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Penting
diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetap belajar adalah
tugas guru dalam rangka menjaga semangat belajar.

2. Memberikan Harapan yang Realistis


Guru tidak hanya harus menjelaskan harapan yang realistis yang dapat
dicapai siswa dengan keadaan perbedaan siswa-siswanya, tetapi juga harus
dapat memodifikasi atau mengubah harapan-harapan yang tidak realistis yang
dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru mempunyai data
tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal sekolah.

3. Memberikan Insentif
Bila siswa banyak membuat keberhasilan-keberhasilan, guru perlu
memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang
manis. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan
yang positif tersebut. Sehubungan dengan pemberian insentif, pemberian
umpan balik oleh guru terhadap hasil kerja siswa, akan sangat berguna untuk
meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.
4. Memberi Pengarahan
Guru juga semestinya harus mengatakan secara tegas kepada siswa
apabila siswa berbuat kekeliruan, dengan misalnya menunjukkan kekeliruan
tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya siswa bertindak. Guru
perlu pula meminta kepada siswanya untuk melakukan tindakan yang
diharapkan dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah paparan materi tentang beberapa jenis kebutuhan pada anak
usia SD. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa muncul pada berbagai tahapan
usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak. Perbedaan
kebutuhan dan kadar kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan
perkembangan yang saat itu dialami oleh masing-masing anak.

LATIH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan dengan bahasa Anda sendiri tentang perbedaan istilah


“kebutuhan”, “dorongan”, “motif”! Sebutkan contoh dari masing-masing
istilah tersebut! Anda dapat mendiskusikan jawabannya di dalam
kelompok belajar Anda.
2) Amati 1 siswa SD yang duduk di kelas rendah, dan identifikasi
kebutuhan apa yang paling dominan pada siswa tersebut!
3) Adakan wawancara dengan seorang guru SD di kelas tinggi sehubungan
dengan pemenuhan kebutuhan yang sudah dilakukan guru tersebut
terhadap para siswanya!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Coba Anda cermati kembali uraian di awal Kegiatan Belajar 2 ini. Jika
perlu tanyakanlah kepada nara sumber yang berkaitan dengan bidang
psikologi, atau cari tahu melalui buku-buku psikologi yang ada.
2) Untuk mengamati siswa tersebut bukan pekerjaan yang mudah. Itu
berarti Anda harus melakukan observasi atau mengikuti kegiatan anak
tersebut dalam jangka waktu tertentu. Mintalah tolong kepada guru anak
tersebut, atau orang tuanya. Bekali mereka dengan suatu format yang
sederhana tetapi cukup jelas maksud dan tujuan serta cara mengisi
format tersebut. Yang terpenting format tersebut harus mengandung
unsur-unsur yang ingin diamati seperti identitas anak atau bisa berupa
kode dan aspek-aspek kebutuhan pada anak usia SD serta sedikit contoh
dan penjelasan aspek-aspek tersebut, serta bagaimana guru atau orang
lain harus mengisi format.
3) Sekali lagi Anda harus membuat terlebih dahulu format wawancara yang
sederhana, dengan pertanyaan yang singkat tetapi jelas. Mintalah izin
terlebih dahulu kepada kepala sekolah bahwa hasil wawancara tersebut
tidak untuk disebarluaskan.

RANGKUMAN

1) Istilah “kebutuhan”, “dorongan”, atau “motif” pada kehidupan


sehari-hari sering digunakan secara bergantian. Namun demikian,
secara konsep ada perbedaan di antaranya. Kebutuhan lebih
mengacu pada keadaan di mana seseorang terdorong melakukan
sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam
dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau
motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis.
2) Banyak ahli di bidangnya melakukan penggolongan terhadap aspek-
aspek kebutuhan, dan pada umumnya bisa dikatakan sama intinya.
Cole dan Bruce (1959) membagi kebutuhan menjadi 2 golongan
yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis. Sedangkan A. Maslow
(1954) membagi kebutuhan menjadi 7 tingkatan atau jenjang dari
yang mendasar hingga kebutuhan yang paling kompleks.
3) Dalam kaitannya dengan perbedaan individu pada anak usia SD,
digunakan penggolongan kebutuhan oleh Lindgren (1980) berupa
4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah, perhatian, dan
kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki dan aktualisasi diri.
4) Hurlock (1978) menyatakan bahwa dalam pemenuhan beberapa
kebutuhan anak, disiplin dapat digunakan. Sedangkan DeCecco dan
Grawford (1974) mengajukan 4 sikap guru dalam memberikan dan
meningkatkan motivasi siswa.
TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Tokoh yang menyatakan bahwa istilah need adalah istilah yang sering
menunjuk pada suatu drive adalah ….
A. Freud
B. Maslow
C. Rogers
D. Thompson

2) Kebutuhan untuk disayang termasuk pada kebutuhan ….


A. primer
B. sekunder
C. fisiologis
D. jasmaniah

3) Tahapan ketujuh dari teori kebutuhan oleh Maslow adalah tahap


kebutuhan ….
A. mendapatkan dukungan
B. mengetahui suatu hal yang menjadi perhatian orang
C. mendapatkan kepuasan diri
D. memiliki sesuatu yang bagus

4) Kebutuhan keamanan yang tidak dapat terpenuhi pada anak dapat


mengakibatkan anak tersebut menjadi ….
A. cemas
B. pemalu
C. acuh tak acuh
D. pemarah

5) Disiplin bisa diciptakan guru dengan cara ….


A. membuat aturan main di kelas yang disetujui bersama antara guru
dan siswa
B. menggunakan berbagai alat peraga yang menarik
C. meminta siswa yang paling berbakat untuk membuat aturan dan tata
tertib kelas
D. mengadopsi aturan-aturan yang berlaku di sekolah lain
6) Kebutuhan aktualisasi diri sangat dominan ada pada anak kelas tinggi di
SD. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan mereka, yaitu ….
A. rasa keakuannya yang masih sangat menonjol
B. kesadaran akan jenis kelamin atau seks yang berbeda dengan teman
lawan jenisnya
C. ingin sekuat tenaga merealisasikan potensi yang dimilikinya
D. dorongan yang kuat agar berbeda dengan yang lain

7) Pemberian insentif dalam rangka memotivasi siswa dapat dilakukan guru


dengan cara .…
A. meminta siswa melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
B. menciptakan suasana kelas yang variatif
C. nilai yang jelas pada hasil kerja para siswa
D. memberikan keberhasilan kepada siswa yang sering gagal

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = 100%

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) B. G. Stanley Hall.
2) C. The Contents of Children’s minds.
3) A. Arnold Gesell.
4) D. dari kepala ke ekor.
5) C. Teori perkembangan kognitif.
6) B. Thought and language.
7) B. Constructivist.
8) D. Ivan Pavlov.
9) D. Evaluation.
10) A. Observation.

Tes Formatif 2
1) B. Bilingual adalah penggunaan 2 bahasa.
2) A. Anak yang tidak terampil berbicara akan diasingkan oleh
lingkungannya dan dapat menimbulkan frustrasi.
3) A. Perkembangan sosial hanya dapat dikembangkan melalui kontak
dengan lingkungan (bergaul).
4) A. Pemberian hadiah merupakan salah satu upaya lebih meningkatkan
nilai.
5) A. Pemberian hukuman dapat menjadikan anak tidak mengulangi
kesalahannya.
6) B. Proses imitasi tidak untuk mendapatkan penghargaan dari teman.
7) D. Sebaiknya pemberian hadiah tidak dilakukan secara terus menerus.
8) B. Pemberian hadiah dapat memberikan nilai pendidikan bukan nilai
pelajaran.
9) D. Mengembangkan bakat dengan mengikuti trend.
10) B. Imitasi merupakan proses belajar anak melalui proses peniruan
tingkah laku.

Tes Formatif 3
1) B. Cara bermain tidak termasuk dalam aspek perkembangan fisik,
tetapi lebih pada aspek sosial dan kepribadian.
2) C. Kurang olahraga berarti tubuh seseorang kurang bergerak sehingga
protein, energi yang bisa digunakan tidak digunakan dan menumpuk
menjadi lemak.
3) B. Kohlberg mengungkapkan bahwa ada korelasi antara tingkat alasan
moral dengan tingkat kognitif.
4) A. Tiga alasan moral yang dikemukakan Kohlberg adalah pre-
conventional morality, conventional morality, dan post-conventional
morality.
5) D. Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan
pemahaman, pengetahuan, serta mengeksplorasi sesuatu.
6) D. Tes IQ dianggap banyak memakan waktu sehingga kemungkinan
penggunaan intelegensi dan kecepatan peserta tes akan tidak tepat.
7) A. WISC-R merupakan tes untuk mengukur kemampuan verbal dan
performasi masing-masing skor dapat dipisah untuk membuat suatu
diagnosa khusus.
8) A. Sebenarnya masih terdapat kontroversi terhadap hasil penelitian
yang dilakukan E.B. Brody dan Brody pada tahun 1976, karena
ternyata ada beberapa anak kulit hitam mendapat skor lebih tinggi
daripada anak kulit putih.
9) B. Istilah disleksia berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “kesulitan
membaca”. Istilah ini menunjukkan kesulitan belajar membaca yang
agak ringan.
10) A. Dengan inspirasi dari ilmu pengetahuan, serta rajin belajar dan
bekerja menunjukkan bahwa guru tersebut selalu menyesuaikan
dirinya dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi pada siswanya.

Tes Formatif 4
1) D. Thompson menunjukkan bahwa kebutuhan adalah dorongan
seseorang untuk berbuat sesuatu.
2) B. Kebutuhan sekunder yang disebut juga kebutuhan psikologis
menyangkut kebutuhan yang berhubungan dengan kepribadian
seseorang seperti emosi, cinta, takut, dan sebagainya.
3) C. Kebutuhan untuk memuaskan diri merupakan salah satu aspek dari
kebutuhan aktualisasi diri yang merupakan jenjang kebutuhan
ketujuh menurut teori Maslow.
4) A. Rasa aman dibutuhkan agar anak mempunyai kepastian. Apabila
rasa aman tidak ada, maka anak bisa menanti-nanti atau berharap
dengan tidak pasti.
5) A. Disiplin akan dihargai apabila kedua belah pihak sama-sama
mengetahui dan menyetujui apa yang akan atau boleh dilakukan.
6) C. Pada usia anak duduk di kelas 4, 5 atau 6, anak masuk pada tahap di
mana ada dorongan kuat untuk mewujudkan keinginannya.
7) C. Selain dengan nilai, pemberian insentif bisa dengan kata pujian atau
hadiah sederhana.
Daftar Pustaka

Almy M, Chitenden, Tenden E & Miller A. (1966). Young Children’s


Thinking some Aspects of Piaget’s Theory. New York.

Barrett, D. Radke-yarrow M., and Klein, R. (1982). Chronic malnutrition and


Child Behaviour. Development Psychology.

Blechman, E. A. Monroe, M.J. (1986). Childhood competence and


Depression. New York: Journal Abnormal Psychology.

Brody, F.B & Brody, N. (1976). Intelligence, New York.

Carroll, J.L. & Rest, J.R. (1982). Moral Development in Human (Ed.),
Handbook of Development Psychology. New Jersey: Englewood Cliffs.

Colby A. Kohlberg L., Gibbs, J. & Lieberman, M., 1983, A Longitudinal


Study of Moral Development Monograph of the Society for Research in
Child Development, Washington DC.

Dietz, & gortmaker, 1955. Kolanta, Epstein, L.H, & Wing R.R. 1987,
Behavioral Treatment of Childhood Obsity Psychological Bulletin. New
York.

Flanwell, J.H. Beach D., & Chimsky, J. (1961) Spontaneous Verbal


Rehearsal in a Memory Tasks as a function of Age. New York: Child
Development.

Gordon D & Young R. (1976). School Phobia: A Discussion of Etiology


Treatment and Evaluation.

Gortmaker S.L Ditz, W.H Sobol, A.M, & Wehler, CA. (1978). Increasing
Pediatric Obesity in the United States. American Journal of Diseases of
Children. New York.
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Child Development (Sixth Ed.). New York:
McGraw-Hill.

Kohlbergh L. (1969). State and Sequence The Cognitive Development


Approach to Socialization in D.A. Gostin. (Handbook of Socialization
Theory and Research). Chicago.

Lebow, M. (1986). Child Obesity: Dangers. Canadian Psychology.

Lester, B.M & Dresher, M. (1989) Effects of Marijuana Use During


Frequency on Newborn City Child Development. New York.

Martin, William E dan Stendler, Celia Burns. (1953). Child Behavior and
Development. USA: Harcourt, Brace and World, Inc.

Meredith, H.V., 1969, Body Size of Contemporary Groups & Eight-year-old


Children Studied in different Sports of The World, Monographs of the
Society for Research in Child Development, New York.

Meyers, A.F. Sampson, A.E. Weitzman M, Rogers, B.I & Keyne (1989).
School Breakfast Program and School Performance. New York:
American Journal of Disease of Children.

Rosetti-Ferrire, M.C. (1978). Malnutrition and Mother-Infant Asynchrony:


Slow Mental Development. New York: International Journal of
Behavioral Development.

Slameto (1988). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta.

Starfield B. Katz, H. Gabriel, A. Livingston, G. Benson & Hamkin, J. Horn


S, & Sternwatch SD. (1984). Mobility in childhood a Longitudinal View.
The New England Journal of Medicine England.

Starfield, B. Katz, H. Gabriel A. Livingstone, G. Benson P. Hankin, J. Hon, S


& Stemwachs, D. (1984). Morbidity in Childhood a Longitudinal View.
New England: The New England Journal & Medicine.
Sunarto dan Hartono, Agung. (1999). Perkembangan Peserta Didik, Jakarta.
Tanner J. (1973). Trend Towards Earlier Menarche in London. Oslo and Hungary
Nature.
Tanner, J.M. (1973). Growing-up Scientific. New York: American.
Tuma, J.M. (1989). Mental Health Services for children The State of The Art.
American Psychologist, New York

Anda mungkin juga menyukai