Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI SD

Nama : Mauidhotul Hasanah


Nim : 857149433
Kelas : A
1. karakteritik perkembangan fisik, motorik, sosial, dan emosional pada peserta
didik SD !
Jawab : ( Modul 4 hal. 4.5 -4.9)
a) FISIK
 Faktor pengaruh keluarga/ faktor keturunan misal badan Reno lebih
besar dari anak seusianya, karena ayahnya bertubuhbesar sedangkan
ibunya bertubuh kecil
 Faktor gizi, anak yang dibesarkan dengan gizi dan perawatannya
berkecukupan akan terlihat lebih besar,tinggi dan sehat begitupun
sebaliknya
 Faktor tingkat social ekonomi, anak yang dibesarkan dengan ekonomi
yang bagus akan terpenuhi semua kebutuhannya terutama kebutuhan
fisik
 Faktor emosional, anak yang mengalami gangguan emosional
menyebabkan berkurangnya pertumbuhan di kelenjar pituitary
 Jenis kelamin, anak perempuan lebih cepat tinggi dan berat badannya
disbanding anak laki-laki
 Kesehatan, anak yang sehat/jarang sakit akan tumbuh dengan baik
 Suku bangsa, anak yang bersuku bangsa berbeda berpengaruh
terhadap pertumbuhan fisiknya
b) Motorik
Merupakan gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerjasama
antara otot, otak san saraf. Bagi anak anak yang mempunyai kelainan otak
walau syaraf dan otot bagus ttp tdk dapat menggunakan kemampuan motoric
dengan sempurna. Untuk anak SD otot,otak dan syaraf dan gerakan
motoriknya sudah terkoordinasi dengan baik, semakin bertambah usia anak
semakin sempurna motoriknya seperti cara memegang, berjalandan
menendang, jika ada anak yang ada kelainan motoriknya maka diperlukan
bimbingan
c) Sosial , pada usia SD perkembangan social anak dapat disebut dengan usia
berkelompok, anak beraktifitas bersama temannya, anak lebih senang kumpul
dengan temannya disbanding dengan orangtuanya
d) Emosi, anak SD sudah bisa mengendalikan emosinya, semakin bertambah usia
cara mengungkap amarah tidak meledak-ledak lagi tetapi diungkapkan dalam
bentuk murung, diam, menggerutu,dll. Pola pendidikan anak dalam keluarga
juga berpengaruh terhadap emosi anak, emosi anak SD dalam masa peralihan
kadang kurang stabil

2. Karakteristik Perkembangan intelektual, bahasa, moral, dan spiritual pada


peserta didik SD
Jawab : ( modul 4.15- 4.30)
a. Intelektual
Pada usia SD anak mulai memperhatikan sekeliling dengan objektif. Disebut
juga perkembangan intelegensi. Anak memasuki usia belajar suka dengan
kegiatan yang menantang,
Pada usia SD termasuk dalam perkembangan operasi konkret , anak mampu
berfikir logis dan kuantitatif, mampu mengurutkan, mengklasifikasikan
berfikir deduktif dan desenter
- Desentrasi = anak punya konsep bahwa perubahan pada satu dimensi
- Seriasi =kemampuan mengatur benda secara kuantitatif
- Rasional = anak dapat menyebutkan karakteristik teman
- Inklusi kelas =anak dapat berfikir secara bersamaan tentang bagian dan
keseluruhan
b. Bahasa
Perkembangan dimulai dr tangisan bayi, berceloteh sampai kemampuan
mengobrol Pada usia SD anak masih sulit menerima kata yang abstrak tanpa
contoh yang jelas, anak masih mencontoh perilaku, tutur kata, tindakan
orangtua,guru dan temannya. Semakin matang organ bicara anak semakin
jelas dalam mengutarakan pikiran melalui ucapan/ bahasanya dipengaruhi
juga oleh beberapa factor ; lingkungan,media elektronik,sekolah, keluarga

c. Moral
Anak harus diajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik dimulai dari
orangtua, karena anak belum mengerti masalah standar moral. Anak
mempelajari nilai moral dari rumah, sekolah dan lingkungannya
menyesuaikan dengan norma kelompoknya.
- Perkembangan moral menurut pakar
Usia SD merupakan tahun imajinasi, keajaiban, anak mulai punya keinginan
yang besar
Anak usia 5 tahun menurut piaget mempunyai konsep benar salah masih
dipahami dengan kaku, pada usia 11 tahun proses berfikirnya berkembang
Pada usia pertama menurut Kohlberg dinamakan moralitas anak baik, pada
tingkat kedua dinamakan moralitas konvensional/moralitas dari aturan
Anak menyesuaikan diri pada peraturan yang ada pd kelompok

- Faktor yang mempengaruhi moral ; lingkungan rumah,sekolah, teman


sebaya, intelegensi dan jenis kelamin

d. Spiritual
Pada usia SD ajaran agama masih bersifat abstrak sehingga perlu contoh
konkret baik dalam bentuk perilaku dan kata, anak belajar agama yang
pertama kali dari mencontoh perilaku orang tua atau guru disekolah. Anak
belajar agama dengan mencontoh melalui pendengaran dan penglihatan
Semakin bertambah usia anak mampu berfikir secara abstrak
Metode belajar agama anak SD ; Metode bercerita, bermain,
karyawisata,demonstrasi, pemberian tugas,diskusi dan tanya jawab

3. Bagaimana cara memotivasi belajar siswa SD ?


Jawab : ( Modul 5.24- 5.26)
Motivasi berasal dari kata “ motif” yang berarti daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu .
Fungsi motivasi = sebagai motor penggerak, mengarahkan kegiatan sesuai dengan
tujuan,alat seleksi perbuatan, pendorong untuk mencapai prestasi
Jenis –jenis motivasi :
 Motivasi intrinsik = motivasi yang berasal dari diri anak itu sendiri ( siswa
belajar untuk menambah ilmu, nilai / keterampilan )
 Motivasi ekstrinsik = motivasi yang berasal dari luar anak itu sendiri ( contoh
anak mendapat hadiah dari orang tua jika mendapat nilai 100 ketika ulangan)
Bentuk dan cara menumbuhkan motivasi :
 Nilai = berupa angka atau huruf seperti “baik”, “cukup”
 pemberian hadiah = agar siswa mengulang belajar jadi lebih baik
 Kompetisi = mendorong siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik
 penciptaan ego involvement = menumbuhkan kesadaran siswa untuk
menerima tantangan
 Pujian = mempertinggi semangat belajar dan membangkitkan harga diri siswa
 memberi ulangan= agar dapat meningkatkan voume belajarnya
 mengetahui hasil= agar siswa terpacu untuk meningkatkan lagi belajarnya
 Hukuman = agar siswa berbuat lebih baik
 hasrat untuk belajar = merupakan motivasi intrinsic yang pastinya hasilnya
lebih baik daripada motivasi yang lainnya
 minat = untuk mendapat kesempatan hasil yang baik
 tujuan = agar timbul semangat belajar
Cara guru yang efektif untuk memotivasi siswanya :
 Konsistensi, perlakuan siswa secara individual, menjadikan lingkungan fisik kelas
bernuansa belajar, melakukan penilaian sesering mungkin, umpan balik,
melibatkan diri dalam ajang formal/non formal, membuka diri terhadap
kebutuhan siswa

4. Bagaimana peran guru dalam program bimbingan di SD?


Jawab :

Dalam proses bimbingan guru memiliki peran penting , karena guru mempunyai
hubungan yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa lebih terbuka
terhadap guru , bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan
dengan kegiatan pembelajaran, program bimbingan juga bisa dilakukan secara
bersama dengan guru BK atau guru agama
Hasil belajar siswa akan lebih memadai dan bermakna apabila guru menerapkan
fungsi bimbingan di sekolah sehingga peranan guru bukan hanya sebagai
pengajar dan pendidik namun juga pembimbing

5. Bagaimana melakukan bimbingan di SD ?


Jawab : ( Modul 6 )
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD terdiri atas layanan langsung dan
tidak langsung. Layanan langsung dilakukan oleh guru secara terintegrasi dengan
proses pembelajaran dan pada kasus-kasus tertentu yang diberikan pada saat jam
istirahat dan melalui kegiatan ekstrakulikuler. Guru kelas biasanya memberikan
tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi peserta didiknya. Terkait masalah
anak yang berkebutuhan khusus, guru kelas berkerjasama dengan guru
pendamping ABK dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didiknya.
Ketika guru kewelahan dalam menghadapi permasalahan peserta didik guru
biasanya menyampaikan masalah tersebut kepada kepala sekolah, guru kelas lain
yang dianggap senior, dan kepada orang tuan peserta didik, baik secara incidental
maupun secara terjadwal pada kegiatan bulanan dewan guru dan pada waktu
penerimaan laporan hasil belajar.
Cotoh kegiatan bimbingan selaku wali kelas:
Ketika siswa berkelahi dan berbuat kasar , hal pertama yang harus dilakukan
adalah, memanggil siswa yang berkelahi ke ruang guru, guru mendengarkan awal
mula pemicu perkelahian dari kedua belah pihak, kemudian guru menasehati
anak yang berkelahi agar tidak mengulangi perbuatannya dan menasehati bahwa
berkelahi adalah perbuatan yang tidak baik, kemudian guru meminta siswa yang
berkelahi agar saling bermaafan
Jika hal tersebut terjadi lagi di kemudian hari maka guru bisa melibatkan guru BK
(jika ada) atau berkolaborasi dengan guru agama,
Jika perkelahian tersebut berakibat fatal maka guru dapat memanggil orang tua
siswa untuk melakukan diskusi / mediasi didampingi oleh guru kelas, guru BK/
guru agama serta kepala sekolah

Anda mungkin juga menyukai