Anda di halaman 1dari 24

INSTRUKTUR :

DIANA EARLYANA LESMANA


✓Memahami Karakteristik Perkembangan Siswa
✓Memahami Cara Belajar Siswa
✓Memahami Kecerdasan Majemuk Siswa
✓Memahami Kepribadiaan Siswa
✓Memahami Latar Belakang Kehidupan Siswa
✓Memahami Minat Dan Kegemaran Siswa
✓Memahami Kemampuan Dasar Kognitif Siswa
✓Memahami Riwayat Kesehatan Siswa
Beberapa karakteristik anak didik yang perlu
dipahami oleh pendidik terutama dalam rangka
melaksanakan praktek pendidikan, karakteristik
tersebut antara lain:
1. Anak didik adalah subjek
2. Anak didik adalah makhluk yang sedang
berkembang
3. Anak didik hidup dalam dunia sendiri
4. Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu
5. Anak didik memiliki ketergantungan kepada
orang dewasa
6. Anak didik memiliki potensi dan dinamika
Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa mempunyai
tujuan yaitu :
1. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan
kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti
program pembelajaran tertentu.
2. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan
siswa berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran
tertentu yang akan diikuti mereka.
3. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan
tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal
siswa.
Karakteristik Latar belakang
Perkembangan Agama,
kultural/budaya,
Gaya Belajar Sosial ekonomi
keluarga

Kecerdasan Minat/kegemaran
Majemuk

Kemampuan dasar
Kepribadian
(kognitif)

Riwayat Kesehatan
Secara umum, berikut ini karakteristik
perkembangan anak usia dini :
1. Masa Belajar yang potensial (golden age)
2. Rasa ingin tahunya tinggi
3. Egosentris
4. Berpikir konkrit
5. Senang berfantasi dan berimaginasi
6. Aktif energik/senang bermain
7. Berjiwa petualangan
8. Belajar banyak hal dengan tubuhnya
9. Memiliki daya konsentrasi/focus pendek
10. Spontan
11. Mudah frustasi
12. Kurang pertimbangan
13. Membangun konsep diri dengan interaksi sosial
Menurut Preston, anak usia sekolah dasar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Anak merespons (menaruh perhatian) terhadap bermacam-
macam aspek dari dunia sekitarnya. Anak secara spontan
menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa,
benda-benda yang ada di sekitarnya. Mereka memiliki minat yang
luas dan tersebar di sekitar lingkungannya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk
menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka
ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat
sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat .
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil
atau terperinci yang seringkali kurang penting/bermakna
5. Anak kaya akan imaginasi, dapat dikembangkan dengan
merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa
karakteristik siswa usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) antara lain:
1. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan,
2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3. Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan utuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau
norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang
dewasa.
5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan
sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
7. Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku
diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
8. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.
Menurut Sukintaka dalam lanun (2007:19-20),
karakteristik anak SMA umur 16-18 tahun antara
lain :
a. Psikis atau Mental
1. Banyak memikirkan dirinya sendiri.
2. Mental menjadi stabil dan matang.
3. Membutuhkan pengalaman dari segala segi.
4. Sangat senang terhadap hal-hal yang ideal
dan senang sekali bila memutuskan
masalah-masalah pendidikan, pekerjaan,
perkawinan, pariwisata dan kepercayaan
b. Sosial
1. Sadar dan peka terhadap lawan jenis.
2. Lebih bebas.
3. Berusaha lepas dari lindungan orang dewasa atau pendidik.
4. Senang pada perkembangan sosial.
5. Senang pada masalah kebebasan diri dan berpetualang.
6. Sadar untuk berpenampilan dengan baik dan cara berpakaian rapi dan
baik.
7. Tidak senang dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh
kedua orang tua.
8. Pandangan kelompoknya sangat menentukan sikap pribadinya.
• Kesehatan adalah bagian penting yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Berbagai
masalah kesehatan siswa dapat mengganggu
perkembangan otak.
• Kelainan/penyimpangan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak diantaranya karena genetik,
kebersihan lingkungan di sekitar anak, pola asuh
orangtua/pengasuh, pemenuhan gizi seimbang,
stimulasi yang kurang tepat, dan
kecelakaan/trauma/masalah lain yang terjadi saat
dalam kandungan hingga kelahirannya.
• Riwayat kesehatan ini perlu diketahui oleh guru sejak
awal sehingga guru dapat mengantisipasi dan
memahami kebutuhan siswanya secara tepat.
• Siswa yang mengalami masalah dengan kesehatannya
cenderung kurang percaya diri dan bila diabaikan akan
mempengaruhi motivasi belajarnya.
• Hal ini terkait dengan kemampuan intelektual/kognitif
siswa, olah pikir yang berdampak pada aspek
perkembangan yang lain.
• Kemampuan berpikir setiap manusia berbeda-beda, ada
yang cepat tanggap (fast learner) dan lambat tanggap
(slow learner).
• Perbedaan kemampuan ini dipengaruhi banyak faktor,
diantaranya adalah kesehatan dan gizi, serta stimulasi-
stimulasi yang didapatkan di masa pertumbuhan dan
perkembangan.
• Guru dapat mendeteksi kemampuan berpikir ini lebih
awal dengan observasi, siswa yang lambat berpikir
membutuhkan bimbingan dan pendampingan serta
lingkungan yang mendukungnya. Sebaiknya dipetakan
melakukan kegiatan belajar berkelompok dengan siswa
yang cepat tanggap.
• Minat dan kegemaran manusia tidak sama, meskipun
ada yang sama biasanya dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya
• Minat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
yang dihadapinya, apabila pengalaman itu terjadi
secara berulang akan menimbulkan rasa suka dan
tertarik. Sehingga semakin lama menjadi daya
tariknya dan suka.
• Apabila sudah muncul minat, seseorang tidak
merasa terpaksa melakukannya bahkan akan
merindukannya.
• Oleh karena itu, menimbulkan minat siswa menjadi
tantangan sendiri bagi guru.
• Belajar dengan sukarela menimbulkan kesenangan
dan kesan yang mendalam siswa sehingga
pengalaman itu tersimpan menetap dalam
ingatannya.
• Setiap siswa berasal dari latar belakang
keluarga yang berbeda-beda sehingga
siswa telah mendapatkan pengasuhan
sesuai dengan agama yang dianut, budaya
yang diyakini, dan kondisi lingkungan
social sekitarnya, dan ekonomi keluarga.
• Latar belakang ini perlu dipahami guru
agar tidak berbenturan dengan norma-
norma yang dianut setiap keluarga siswa.
• Sebagai pelajar Indonesia, siswa juga
sebaiknya diperkenalkan dengan
keberagaman tersebut untuk
menumbuhkan karakter Profil Pelajar
Pancasila.
Penggunaan Pendekatan yang Berpusat
pada Siswa (Student Centered Approach)
Tampak ciri menonjol di mana siswa selalu
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
pendekatan dengan pembelajaran yang
berpusat kepada siswa ini membuat siswa
dapat dengan mudah menghubungkan
pembelajaran di kelas dengan kehidupan
mereka sehari-hari (real life situation).
Penggunaan Pendekatan yang Berpusat
pada Siswa (Student Centered Approach)
Tampak ciri menonjol di mana siswa
selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran.
pendekatan dengan pembelajaran yang
berpusat kepada siswa ini membuat siswa
dapat dengan mudah menghubungkan
pembelajaran di kelas dengan kehidupan
mereka sehari-hari (real life situation).

Anda mungkin juga menyukai