Anda di halaman 1dari 41

INTERVENSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

KELOMPOK 4
KELAS A02

Nama Kelompok:

Ahmad Rivaldi
Amanah
Purnamasari
Rania Alfa Najia
Mauliya Widiya Rosada

ARTIKEL 1
Perkembangan Anak Usia 7 – 12 Tahun

Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi1

Setiap Anak Dapat Menjadi Bintang, yang Bersinar dengan Cara yang Unik
dan Indah
(William Sears, 2004)

Anak tidak dapat “tumbuh dan berkembang dengan baik ” dengan sendirinya,
namun memerlukan arahan dan bimbingan yang tepat dari lingkungan
terdekatnya agar mengerti siapa diri dan lingkungan sekitarnya
(Rita Eka Izzaty, 2008).

Pemaknaan dan pemahaman yang baik tentang diri dan lingkungan


didapatkannya dari seberapa besar anak mendapatkan pemaknaan dan
pemahaman akan dirinya yang diberikan lingkungannya
(Rita Eka Izzaty, 2008)

Pendidikan dasar merupakan pendidikan formal awal yang diterima anak. Pendidikan Dasar itu ibarat
gerbang utama pendidikan bagi anak untuk melangkah menapaki masa depan yang cerah. Melalui
gerbang tersebut banyak hal yang seharusnya didapatkan anak-anak. Pendidikan akademis-kognitif,
emosi, sosial, dan moral sebagai landasan pendidikan seyogyanya ditumbuhkan dengan cara atau
metode yang tepat melalui proses pendidikan yang berkesinambungan. Pendidikan dasar inilah yang
menjadi bekal dan akan mengantarkan anak ke jenjang berikutnya.

Selain sistem yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai teoritis ke dalam diri anak, peran orangtua, guru,
komite sekolah, pengambil kebijakan, serta masyarakat juga berperan penting. Kerjasama,
keterpaduan, dan keharmonisan pihak-pihak tersebut dalam mengikuti irama pendidikan anak menjadi

1
Staf Pengajar UNY, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan/Mei 2009
kunci keberhasilan dari sebuah arti pendidikan yang selalu mengarahkan peserta didik ke arah
perkembangan yang lebih maju.

Pemahaman akan karakteristik khas anak merupakan modal awal pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan. Dengan pemahaman yang komprehensif, pihak-pihak tersebut dapat membawa dunia anak-
anak ke dunia mereka. Artinya, dari setiap proses pendidikan yang didapat anak dilakukan
berlandaskan sinergi antara kebutuhan anak dan bekal ilmu yang akan dibelajarkan. Intinya, dengan
pemahaman yang baik, pemilihan metode ataupun strategi pembelajaran ataupun pendekatan terhadap
anak menjadi lebih terarah dan anak yang menerimapun dapat menyerap informasi dengan baik dan
menyenangkan.

A. PERIODISASI DAN CIRI KHAS UMUM ANAK SD


Pada tahapan Psikologi Perkembangan, usia 7-12 tahun masuk dalam kategori tahap usia akhir.
Masa ini disebut juga:
1. Masa sekolah : perubahan sikap, nilai, dan perilaku

2. Masa sulit : pengaruh teman

3. Imitasi sosial, masa berkelompok, masa penyesuaian diri Masa kanak-kanak ini dibagi
menjadi dua fase:

1. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7
tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar.

2. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung


antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas
4, 5 dan 6 Sekolah Dasar.
Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah :

1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah

2. Suka memuji diri sendiri

3. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu
dianggapnya tidak penting.

4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya.

5. Suka meremehkan orang lain.

Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar adalah :

1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari

2. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis


3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus

4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah

5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka
membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

B. PRINSIP PERKEMBANGAN YANG MENJADI PEGANGAN


PENDIDIK DAN ORANGTUA
Prinsip-prinsip perkembangan (Eggen & Kauchack, 2004) ;
1. Pembelajaran (learning-the activity of obtaining knowlege) berkontribusi pada perkembangan.
Pembelajaran merujuk adanya pemahaman dan kemampuan yang meningkat.

2. Pengalaman meningkatkan perkembangan

3. Interaksi sosial merupakan hal yang esensial pada perkembangan. Interkasi sosial memberikan
kesempatan untuk dapat berbagi, membandingkan pengetahuan, apa yang dipercayadan
persepektif yang berbeda

4. Perkembangan yang kuat (hebat) bergantung pada bahasa. Bahasa merupakan medium untuk
berfikir and sebuah kendaraan untuk berbagi ide dan pengalaman sosial

5. Perkembangan adalah berkelanjutan dan relatif teratur.

6. Individu berkembang dengan irama yang berbeda

7. Perkembangan juga dipengaruhi oleh kematangan, kontrol genetis,umur

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK


Secara umum perkembangan dipengaruhi oleh pengalaman (experience), belajar (learning), dan
kematangan (maturation).

Development

Experience learning maturation

Adapun berbagai faktor yang menyebabkan adanya perbedaan perkembangan pada anak:

1. Internal; kondisi fisik-alat indera yang tidak berfungsi baik-sindrroma downpenyakit tertentu,
keturunan. Selain itu juga kondisi psikologis yang “berbeda” yang ditunjukkan dengan kondisi
di bawah rata-rata kemampuan perkembangan anak seusianya.

2. Eksternal :

a. Kondisi saat di dalam kandungan; kondisi ibu (kurang gizi, depresi, obat, alkohol,
kafein)

b. Kondisi saat kelahiran: proses kelahiran, kekurangan oksigen ktk proses kelahiran
terjadi

c. Keluarga;pola asuh yang salah, stimulasi yang kurang, keadaan sos-ek, tingkat
pendidikan

d. Kondisi lingkungan : sekolah, teman, masyarakat

e. Media elektronik : TV, play station, game elektronik

D. TUGAS PERKEMBANGAN
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak adalah ; a.
Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya

d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita

e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung

f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan seharihari

g. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai

h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga

i. Mencapai kebebasan pribadi.


E. PERKEMBANGAN ANAK USIA 7-12 TAHUN

1. Pertumbuhan Fisik
• Pertumbuhan fisik ditandai dengan : lebih tinggi, berat, dan kuat. Dalam hal ini
peran gizi penting.

• Perubahan pada sistem tulang, otot dan keterampilan gerak : berlari, memanjat, melompat,
berenang, naik sepeda, main sepatu roda.

• Kegiatan fisik sangat perlu → utk melatih koordinasi dan kestabilan tubuh dan energi yang
tertumpuk perlu penyaluran.

• Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang, Anak menjadi lebih tinggi, lebih
berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Perubahan nyata terlihat pada system
tulang, otot dan keterampilan gerak Berlari, memanjat, melompat, berenang, naik sepeda,
main sepatu roda adalah kegiatan fisik dan keterampilan gerak yang banyak dilakukan oleh
anak. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak. Perbedaan seks dalam
pertumbuhan fisik menonjol dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hampir tidak
nampak

2. Perkembangan Bicara
• Berbicara lebih selektif, ngobrol berkurang, penekanan sebagai bentuk komunikasi, bukan
hanya latihan verbal

• Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berhubungan dengan orang lain.
Bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin
banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Bila pada masa kanak-kanak awal anak berada
pada tahap mengobrol, maka kini kegiatan bicara makin berkurang. Pada umumnya anak
perempuan berbicara lebih banyak daripada anak laki-laki karena anak laki-laki
berpendapat bahwa terlalu banyak berbicara kurang sesuai dengan perannya sebagai laki-
laki.

3. Perkembangan Kognitif
• Jean Piaget (1896-1980) seorang ahli psikologi berkebangsaan Swiss melakukan studi
mengenai perkembangan kognitif anak secara intensif dengan pengamatan yang cermat
selama bertahun-tahun. Piaget mengembangkan teori bagaimana kemampuan anak untuk
berfikir melalui satu rangkaian tahapan.
• Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berfikir dari
banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan
konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berfikir. Oleh karenanya Piaget
menamakan tahapan ini sebagai tahapan operasional konkret.

• Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan
menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Materi
pembicaraan mulai lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya saja Terjadi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya.
Mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang
berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti misalnya tinggi dan
berat. .

• Anak mampu berfikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada
hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah
mampu berfikir logis, tetapi cara berfikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru
pada masa remajalah anak dapat benar-benar berfikir abstrak, membuktikan hipotesisnya
dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan berfikir operasi
formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan
mental, mulailah digunaka logika. Misalnya : Seorang anak yang berusia 8 tahun diberi 3
balok yang saling berbeda ukurannya, yaitu balok X,Y dan Z. Anak akan dengan tepat
mengatakan bahwa balok X lebih besar daripada balok Y, balok Y lebih besar daripada balok
Z, dan balok X lebih besar daripada balok Z. Anak dapat berfikir secara logis tanpa harus
membandingkan pasang demi pasang secara langsung.

4. Perkembangan Emosi
Adapun ciri-ciri emosi pada anak adalah sebagai berikut :

a. Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-
tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau
gerakan yang nampak, sehingga menghasilkan emosi yang pendek, tidak seperti pada orang
dewasa yang dapat berlangsung lama. Emosi yang khusus pada anak-anak adalah : kesedihan,
kemurungan, ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, humor dan sebagainya.

b. Emosi anak kuat atau hebat . Hal ini terlihat bila anak : takut, marah atau sedang bersenda gurau.
Mereka akan tampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahakbahak meskipun kemudian
cepat hilang. Pada orang dewasa meskipun ia takut, ketakutan itu tidak begitu nampak kuat,
begitu juga bila marah atau bersenda gurau, marah dan tertawanya dikendalikan.

c. Emosi anak mudah berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menangis berubah
menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-
ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat.

d. Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah
kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan
secara berulang-ulang. Anak sering menangis, sering marah, sering takut. Mungkin anak sehari
menangis 7 kali, marah 5 kali dan seterusnya.
e. Respon emosi anak berbeda-beda. Pengamatan terhadap anak dengan berbagai tingkat usia
menunjukkan bervariasinya respon emosi. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara
berangsur-angsur, pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan
perbedaan emosi secara individual. Misalnya : Anak yang dibawa ke dokter gigi, responnya ada
yang tertawa, ada yang menangis, ada yang tidak memperlihatkan reaksi apapun.

f. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya. Meskipun anak kadang-kadang
tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung, namun emosi itu dapat
diketahui dari tingkah lakunya, misalnya melamun, gelisah, menghisap jari, sering menangis
dan sebagainya.

g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika emosi itu begitu kuat,
kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian berubah menjadi kuat.
Misalnya : Seorang anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing.
Kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya berkurang atau bahkan hilang.

h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional. Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat


terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu
merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa
untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya.
Bila keinginannya tidak terpenuhi ia akan marah. Sebaliknya jika ia merasa senang, bahagia,
tanpa melihat tempat dan waktu ia akan tersenyum dan tertawa, meskipun orang lain kadang-
kadang tidak mengetahui apa yang dirasakan oleh anak

6-9 tahun
mulai mengembangkan berbagai macam kemampuan dan bakat/potensi

mulai berpisah dengan orangtua dan dekat dengan teman sebaya

perasaan iri dan sibling masih berlanjut

mulai objektif dan berkurang rasa ego

mulai takut dengan cerita2 dan film

lebih sensitive terhadap kritikan, rasa dipermalukan, kegagalan, dan lingkungan sosial yang tidak
menyenangkan

9/10 –
curiosity about sex
12 tahun
adanya kecendrungan untuk menjadi sempurna dengan standar yang terkadang tidak realistis

mencoba tidak tergantung dengan ortunya namun dengan best friendnya

berkurangnya rasa ketakutan dan kehawatiran akan fantasi

timbulnya rasa kecemasan akan prestasi sekolah dan lingkungan sosial yang tidak
menyenagkan

dalam situasi konflik atau situasi yang menekan, anak perempuan mempunyai kecendrungan
‘emotional outburst’ dan boys kecendrungan sullen and sulky (merajuk/cemberut/dongkol)
5. Perkembangan Sosial
Ditandai meluasnya lingkungan sosial → pengaruh luar. Mulai mendekati teman sebayanya dan
mulai melepaskan diri dari keluarga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran
kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman. Pengaruh teman sebaya
sangat besar baik yang bersifat positif seperti pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri,
maupun negatif.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak ini tak dapat dipisahkan dengan perkembangan
sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Orang-orang disekitarnyalah
yang banyak mempengaruhi perilaku sosialnya. Dunia sosioemosional anak menjadi semakin kompleks
dan bebeda pada masa ini. Interaksi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan hubungan dengan
guru memiliki peran yang penting dalam hidup anak. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam
pekembangan gender dan moral menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak akhir.

6. Minat Membaca
• Usia 7-8 tahun : masih senang dengan cerita khayal.
• Kegemaran membaca mencapai puncaknya usia 9 – 12 tahun.
• Sifat ingin tahu & realistis pd anak laki-laki → lebih menyukai bacaan petualangan,
misterius, sejarah, hobi, sport.
• Anak perempuan cenderung ceritera binatang, puisi,ceritera dari kitab suci, kehidupan
seputar rumahtangga, dsb.

7. Kegiatan Bermain
• Kegiatan sekolah mengurangi waktu bermain dp masa sebelumnya.
• Ditunjang dg : TV, radio dan buku bacaan.
• Bermain kelompok lebih disukai → banyak memberikan pengalaman berharga.
• Bermain kelompok lainnya → permainan olah raga : basket, volley, sepak bola.
• Permainan konstruktif → kreativitas anak.

F. Implikasi pada dunia pendidikan


Menurut Marsh (dalam Izzaty, 2008) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak-

kanak akhir adalah :

a. Menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barang/benda konkret

b. Menggunakan alat visual, misalnya OHP, tranparan

c. Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat
sederhana ke yang bersifat kompleks.

d. Menjamin penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik

e. Berilah latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya


menggunakan teka-teki, dan curah pendapat.
Pengajaran yang efektif ; bila informasi yang dipresentasikan benar-benar bermakna dan
terorganisasi dengan baik.

Siswa memerlukan kegiatan bekerja dengan objek yang berupa benda-benda konkret, untuk
memanipulasi, menyentuh, meraba, melihat dan merasakannya. Siswa lebih memerlukan kesempatan
untuk bekerja melalui langkah mereka sendiri daripada harus mengikuti pola kelompok secara
keseluruhan.

Representasi isi dari informasi dapat disampaikan dengan (Eggen & Kauchack, 2004) :

1. Contoh penerapan

2. Demonstrasi—bgm matahari berputar

3. Studi kasus

4. Methapor-pengandaian

5. Simulasi—role play

6. Model—menggunakan model untuk menvisualisasikan sesuatu

Sebagai guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba
menganalisisnya bagaimana siswa berfikir. Beberapa konsep dan prinsip termasuk teori Piaget memiliki
implikasi penting dalam mengembangkan berfikir siswa.

Sumber :

Eggen, P., Kauchack, D. (2004). Educational psychology. New Jersey : Merril Prentice Hall
Sears, W. (2004). Anak cerdas. Jakarta ; Emerald Publishing
Partini, S. (2008). Perkembangan masa kanak-kanak akhir. Dalam Izzaty, R.E, dkk. Perkembangan
peserta didik. Yogyakarta : UNY press
ARTIKEL 2

Modul 1

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.

PENDAHULUAN

D adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak-kanak, Sekolah alam dunia pendidikan dan
pengajaran yang menjadi fokus perhatian
Dasar, Pendidikan Menengah, ataupun di Perguruan Tinggi dan pendidikan untuk orang dewasa
lainnya.
Bila dikaji dengan cermat, fokus perhatian kita ini (peserta didik) sangat menarik, baik secara
individu maupun secara kelompok.
Sebagai seorang guru atau pengelola suatu pendidikan, Anda perlu mempelajari dan memahami
dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat mengatasi masalah
pendidikan dan pembelajaran yang terjadi di kelas Anda secara tepat.
Secara umum setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan hakikat
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Secara lebih khusus, Anda diharapkan dapat menjelaskan:
1. pentingnya mempelajari anak;
2. faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan;
3. fase-fase perkembangan;
4. hukum-hukum perkembangan;
5. hakikat pengalaman belajar;
6. kaitan perkembangan dengan pengalaman kerja.

Pada Modul 1 ini dibahas mengenai hakikat pertumbuhan dan perkembangan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta fase-fase dan hukum-hukum perkembangan. Untuk
memudahkan Anda mempelajari dan mengkaji materi Modul 1 dan agar kompetensi tercapai, maka
modul ini disusun secara sistematis dalam tiga kegiatan belajar, yaitu:
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan.
Kegiatan Belajar 2: Hukum-hukum Perkembangan.
Kegiatan Belajar 3: Pengaruh berbagai Faktor dalam Perkembangan Manusia.
Kegiatan Belajar 1

Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

P perkembangan peserta didik, serta alasan mengapa kita perlu ada modul ini Anda akan mengkaji
tentang pertumbuhan dan
mempelajarinya.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan.
Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja. Dari psikologi
perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan mulai mampu berpikir
abstrak. Halhal itu merupakan gambaran umum yang terjadi pada kebanyakan anak, di samping itu
akan diketahui pula pada umur berapa anak tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan
emosi khusus. Kedua, pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk
merespon sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari
Taman Kanak-kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh
guru dan orang tuanya? Bila anak selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja?
Psikologi perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan
sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan, dan perilakunya. Ketiga,
pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari
perkembangan yang normal. Bila anak umur dua tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah
dokter dan guru harus mengkhawatirkannya? Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak umur tiga atau
empat tahun? Apa yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak mau lagi sekolah
karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang menunjukkan sikap
"jagoan"? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada
anak atau remaja. Keempat, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri
sendiri. Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan psikologi,
proses-proses yang akan dialami pada kehidupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi, pengetahuan ini
akan membantu kita memahami apa yang kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih
awal atau lebih lambat dibandingkan dengan temanteman lain. Setiap manusia sejak lahir sampai
dewasa mengalami perubahan dalam bentuk pertumbuhan perkembangan.

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan
fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi menjadi hampir dua kali pada usia 4 tahun.
Anak laki-laki dan perempuan pada usia 10 tahun hampir sama tingginya. Pada usia antara 10 dan
12 tahun anak perempuan tumbuh dengan pesat, sedangkan pada anak laki-laki hal itu terjadi antara
umur 12 dan 14. Vasta selanjutnya mengatakan bahwa tinggi badan berlangsung sampai sekitar umur
15 atau 16 tahun pada anak perempuan dan pada anak laki-laki sampai umur 17 atau 18 tahun.
Pertumbuhan berlangsung selama masa kanak-kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap,
kemudian kecepatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen dan selanjutnya
berhenti.
Bagian-bagian tubuh tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Organ-organ
tubuh mencapai kematangan pada waktu dan kecepatan yang berbeda pula. Anak-anak perempuan
mencapai masa puber lebih awal daripada anak laki-laki. Anak laki-laki bertambah tinggi pada masa
pertumbuhannya yang pesat, ototnya menguat dan lebar bahunya bertambah pula.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan. Genetika yang diturunkan
sangat penting, namun faktor lingkungan seperti, nutrisi, olahraga, penyakit, dan kesehatan individu
mempunyai peran juga.

B. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Para ahli psikologi telah mengkaji bahwa perkembangan manusia itu kompleks, merupakan teka-
teki dan tantangan untuk digali informasinya. Untuk memahaminya terlebih dahulu harus dipahami
bahwa psikologi adalah kajian ilmiah tentang perilaku terutama perilaku manusia. Lalu apakah yang
dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan Yussen (1992)
perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan
berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Psikologi perkembangan memusatkan perhatiannya pada perubahanperubahan perilaku dan
kemampuan yang terjadi pada saat terjadinya perkembangan. Para peneliti perkembangan mencari
jawaban atas pertanyaan: apa perubahan itu dan mengapa terjadi. Tujuan penelitian perkembangan
ialah: Pertama, menjelaskan perilaku anak dalam perkembangannya. Bilakah bayi mulai berjalan?
Keterampilan sosial khusus apa yang dialami anak umur 4 tahun? Bagaimana anak umur 6 tahun
mengatasi konflik dengan temannya? Kedua, bertujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab dan proses-
proses yang menghasilkan perubahan pada perilaku dari suatu kondisi kepada kondisi lainnya.
Para ahli psikologi perkembangan mempelajari perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sejak
masa konsepsi sampai akhir hayat manusia. Walaupun kebanyakan di antara mereka fokus
penelitiannya pada periode yang dilalui anak sampai masa adolesen. Isu-isu yang ditelaah tentang
perkembangan ada tiga. Nature dan nurture, yang mempertanyakan tentang penyebab atau sumber
terjadinya perubahan dalam perkembangan itu dibawa sejak lahir atau karena pengaruh lingkungan.
Continuity dan discontinuity, yaitu isu yang mempertanyakan apakah pola perkembangan itu menetap?
Apakah karakteristik terdahulu dapat memperkirakan karakteristik berikutnya. Normative dan idiographic,
yang mempertanyakan dan membicarakan bahwa perkembangan itu didasari oleh proses internal
biologis yang terjadi secara umum dan bahwa perkembangan berlangsung dari suatu langkah ke
langkah berikutnya (normatif); atau berpusat pada seorang individu anak yang berbeda dari anak
lainnya (Vasta, 1992).

C. PROSES PERKEMBANGAN

Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.

1. Masa Perkembangan yang Cepat


Pada anak terjadi pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami
spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada tahun-tahun
berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan
dan penggunaan bahasa, kemampuan mengingat, serta berbagai fungsi lainnya.
2. Pengaruh yang Lama
Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwaperistiwa dan pengalaman-
pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan pengaruh yang lama dan kuat terhadap
perkembangan individu pada masamasa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat
bahwa apa yang terjadi hari ini sangat banyak ditentukan oleh perkembangan ketika masa kanak-
kanak.

3. Proses yang Kompleks


Para peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat
bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna.
Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti
oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks
karena bahasa yang dipergunakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu
dan bagaimana menggunakannya adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan
mempelajari proses kemampuan berbahasa. Ketika anak belajar membentuk kalimat yang terdiri atas
satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan
mengkaji kalimat pertama tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme
cara berbicara anak yang sederhana sampai dewasa yang lebih kompleks.

4. Nilai yang Diterapkan


Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering
kali mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini
kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan
sosial yang secara relevan berkaitan dengan orang tua dan peranannya dalam kehidupannya sehari-
hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga
mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara
langsung atau tidak dapat mempengaruhi pola pendidikan atau pengajaran.

5. Masalah yang Menarik


Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji.
Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk
bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang berkembang.
Misalnya banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak yang merupakan misteri dan
menarik. Dalam hal ini ilmu pengetahuan lebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan dari pada
jawabannya.
Sejak awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan
individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung pentingnya
pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks
yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan, dan kepribadian)
mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan
(genetik).
Aspek apa sajakah yang dipengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang
dipengaruhi faktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui
dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan
temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik).

a. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkan).
Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam
kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang
membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua
telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya
sama. Fraternal twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama.
Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua
lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil
penelitian menunjukkan bahwa identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda
korelasi rata-rata IQ-nya 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang
berbeda korelasi ratarata IQ-nya 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik tentang definisi
kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan
indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil
saja dari kecerdasan. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari, penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak
terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa
kebanyakan penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang
berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan
bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen. Kecerdasan
memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa
pengaruh itu berkisar sekitar 50 persen.

b. Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespon. Ahli-ahli perkembangan
sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan,
kaki, dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi
lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama, dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi
merespon orang lain dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku
tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat
untuk dibangkitkan.
1) Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan
pengalaman baru.
2) Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk
menerima pengalaman-pengalaman baru.
3) Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang
negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.

Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, berpendapat bahwa temperamen
adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-
pengalaman anak pada masamasa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh
lingkungan terhadap temperamen sebesar 50 sampai 60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut.
Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi lebih besar. Menetap atau
konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada "kesesuaian" hubungan antara anak dengan orang
tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengaruhi orang tua. Orang tua dapat
menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan
menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh
yang menenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak
menjauh atau berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh
ini bergantung pada respon orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa
kecil yang ditemui dalam lingkungan.

c. Interaksi keturunan, lingkungan, dan perkembangan


Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan
kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan
cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah kita akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya
karena lingkungan atau hanya karena keturunannya? Tentu saja karena keduanya. Karena pengaruh
lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya
terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus
sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi
perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat. Salah
satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada
anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai
tingkat tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama.
Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
Apakah yang perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam
perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan
yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 125?
Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita
pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas
dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehatan, evolusi
dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.

D. FASE-FASE PERKEMBANGAN

Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang waktu perhatian kita
tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagian manusia, berkembang melalui tahap-tahap yang
umum. Misalnya mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada
masa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
Sebagaimana pengertian di atas dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu
kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis, proses kognitif,
dan proses sosial.
Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang
tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-
perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam
perkembangan.
Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran,
kecerdasan, dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung, menghubungkan dua kata
menjadi kalimat, menghafal puisi dan memecahkan soal-soal matematik, mencerminkan peranan
prosesproses kognitif dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan
orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian.
Senyuman bayi sebagai respon terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman
mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial
dalam perkembangan anak.
Hendaknya selalu diingat bahwa
antara ketiga proses, yaitu
biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan
Proses
yang erat. Anda akan mengetahui bagaimana Proses Biologis
proses sosial membentuk proses-proses Kognitif
kognitif. Akan sangat membantu dan
memudahkan untuk mempelajari berbagai
proses yang mempengaruhi perkembangan Proses
anak dengan tetap mengingat bahwa Anda Sosial
sedang mempelajari perkembangan anak
yang terintegrasi sebagai
manusia seutuhnya dan memiliki kesatuan Gambar 1.1. 1.1
Gambar
jiwa dan raga.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk
dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia
yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan
waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima
yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir, dan
fase remaja. Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk memperoleh gambaran waktu suatu
fase itu dimulai dan berakhir.
1. Fase pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa
kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme
yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang
sembilan bulan.
2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini
adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang
baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi. Di samping itu bayi dilatih
pula untuk mengetahui waktu dan tempat untuk buang air besar dan buang air kecil dengan istilah
“toilet training”. Adapun caranya ialah dengan melatih mereka untuk buang air kecil sebelum tidur dan
buang air kecil pula segera setelah bangun. Hal ini akan menghindari anak “mengompol”.
3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5
atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan
sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan
untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun
dengan temannya. Pada fase ini kanak-kanak berusaha pula berlatih untuk terampil berbicara,
sehingga akan didapati mereka melakukan monolog atau berbicara sendiri yang seolah-olah sedang
berbicara dengan orang lain. Memasuki kelas satu sekolah dasar menandai berakhirnya fase ini.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6
sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-
keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia
yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak,
dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
5. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai
22 tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan
perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti
membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan suara. Pada fase
ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis,
abstrak, dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga. Awal masa remaja
pada anak laki-laki dimulai dengan “mimpi” yang dalam kehidupan nyata ditandai dengan ngompol.

Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan
berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi
sepanjang hayat.
Keterjalinan proses-proses biologis, kognitif, dan sosial menghasilkan fase-fase perkembangan,
seperti tampak pada gambar berikut:

Proses Remaja
Biologis
Kanak-kanak
Proses akhir
Kognitif Proses
Sosial Kanak-kanak
Awal

Bayi

Prenatal

Gambar 1.2

Seorang ahli teori psikoanalisa dan sekaligus seorang pendidik, Erik H. Erikson mengemukakan
bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial.
Teorinya itu kemudian diterbitkan sebagai bukunya yang pertama dengan judul Childhood and Society.
Dikemukakannya pula bahwa perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan manusia. Erikson
melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas delapan tahap.

1. Trust vs Mistrust/Kepercayaan dasar (0;0 - 1;0)


Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai
dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini
tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat
dijadikan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap,
tidak memadai sebagaimana mestinya, serta terkandung di dalamnya sikap-sikap menolak, akan
tumbuhlah pada bayi itu rasa takut serta ketidakpercayaan yang mendasar terhadap dunia
sekelilingnya dan terhadap orang-orang di sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada tingkat-
tingkat perkembangan berikutnya.

2. Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1;0 - 3;0)


Pada tahap ini Erikson melihat munculnya autonomy. Dimensi autonomy ini timbulnya karena
adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada masa ini anak bukan hanya berjalan, tetapi juga
memanjat, menutupmembuka, menjatuhkan, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan.
Anak sangat bangga dengan kemampuannya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua
sebaiknya menyadari bahwa anak butuh melakukan sendiri hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya
menurut langkah dan waktunya sendiri. Anak kemudian akan mengembangkan perasaannya bahwa ia
dapat mengendalikan otot-ototnya, dorongandorongannya, serta mengendalikan diri dan
lingkungannya.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan selalu membantu
mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakannya sendiri oleh anak itu, maka akan
tumbuh pada anak itu rasa malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlalu melindungi dan selalu
mencela hasil pekerjaan anak-anak, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan
sehingga anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri.
Jika anak meninggalkan masa perkembangan ini dengan autonomi yang lebih kecil daripada rasa
malu dan ragu, ia akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomi pada masa remaja dan masa
dewasanya. Sebaliknya anak yang dapat melalui masa ini dengan adanya keseimbangan serta dapat
mengatasi rasa malu dan ragu dengan rasa outonomus, maka ia sudah siap menghadapi siklus-siklus
kehidupan berikutnya. Namun demikian keseimbangan yang diperoleh pada masa ini dapat berubah ke
arah positif maupun negatif oleh peristiwa-peristiwa di masa selanjutnya.

3. Initiatives vs Guilt/Inisiatif (3;0 - 5;0)


Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya. Ia dapat mengendarai sepeda roda
tiga, dapat lari, memukul atau memotong. Inisiatif anak akan lebih terdorong dan terpupuk bila orang
tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melakukan
kegiatankegiatan motoris sendiri dan bukan hanya bereaksi atau meniru anak-anak lain. Hal yang sama
terjadi pada kemampuan anak untuk menggunakan bahasa dan kegiatan fantasi. Dimensi sosial pada
tahap ini mempunyai dua ujung: inititive  guilt. Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan
untuk berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yang memadai dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukannya (intelectual inititive), maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.

4. Industry vs Inferiority/Produktivitas (6;0 - 11;00)


Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi
psikososial yang muncul pada masa ini adalah: sense of industry sense of inferiority
Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis,
dan mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Berdasarkan hasilnya mereka
dihargai dan bila perlu diberi hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat
dikembangkan.
Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup
juga lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu.
Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80
atau 90 akan mempunyai pengalaman sekolah yang kurang memuaskan walaupun sifat industri
dipupuk dan dikembangkan di rumah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak mampu).
Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi
pula oleh orang-orang dewasa lain yang dekat dan berhubungan dengan anak.

5. Identity vs Role Confusion/Identitas (12;0 - 18;0)


Pada saat ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan-perasaan
dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan tubuhnya. Pandangan dan pemikirannya
tentang dunia sekelilingnya mengalami perkembangan. Ia mulai dapat berpikir tentang pikiran orang
lain. Ia berpikir pula apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang keluarga
yang ideal, agama, dan masyarakat, yang dapat diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya
sendiri.
Menurut Erikson pada tahap ini dimensi interpersonal yang muncul adalah:
ego identity role confusion

Pada masa ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya
tentang dirinya sebagai anak, siswa, teman, anggota pramuka, dan lain sebagainya menjadi suatu
kesatuan sehingga menunjukkan kontinuitas dengan masa lalu dan siap menghadapi masa datang.
Peran orang tua yang pada masa lalu berpengaruh secara langsung pada krisis perkembangan,
maka pada masa ini pengaruhnya tidak langsung. Jika anak mencapai masa remaja dengan rasa terima
kasih kepada orang tua, dengan penuh kepercayaan, mempunyai autonomy, berinisiatif, memiliki sifat-
sifat industri, maka kesempatannya kepada ego identiti sudah berkembang.

6. Intimacy vs Isolation/Keakraban (19;0 - 25;0)


Yang dimaksud dengan intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri adalah juga
kemampuan untuk berbagi rasa dan memperhatikan orang lain. Pada tahap ini pun keberhasilan tidak
bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini tidak terdapat di antara sesama teman
atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa
adanya orang lain untuk berbagi rasa dan saling memperhatikan.

7. Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut (25;0 - 45;0)


Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan tentang orang lain di luar keluarganya sendiri,
memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi itu hidup.
Generativity ini bukan hanya terdapat pada orang tua (ayah dan ibu), tetapi terdapat pula pada individu-
individu yang secara aktif memikirkan kesejahteraan kaum muda serta berusaha membuat tempat
bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai generativity berarti ia
berada dalam keadaan self absorption dengan hanya mencurahkan perhatian kepada kebutuhan-
kebutuhan dan kesenangan pribadinya saja.

8. Integrity vs Despair/Integritas (45;0 ...)


Pada tahap ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan
merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu. Integrity timbul dari kemampuan
individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan kebalikannya
adalah despair, yaitu keadaan di mana individu yang menengok ke belakang dan meninjau kembali
kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah, serta disadarinya bahwa
jika ia memulai lagi sudah terlambat.
Sebagai rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan perkembangan afektif manusia
merupakan perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif
suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap tahap berikutnya. Jika anak
mencapai tahap ketiga, yang bergaul dengan anak bukan hanya orang tuanya saja melainkan juga
orang dewasa lainnya di sekolah, yaitu guru. Guru yang membimbing dan mengasuh peserta didiknya
pada berbagai aspek tingkat kelas perlu memahami dan menyadari sikap, kebutuhan, dan
perkembangan mereka.
Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan
perkembangan umurnya. Maka pembelajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan dengan
perkembangan kecerdasan peserta didik. Piaget mengemukakan proses perkembangan anak sampai
mampu berpikir seperti orang dewasa melalui empat tahap perkembangan, yakni:

a. Tahap sensori motor (0;0 - 2;0)


Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara
langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan
berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak
mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.

b. Tahap praoperasional (2;0 - 7;0)


Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk
menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan yang diambil hanya
berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari
sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka
pesawat terbang adalah benda kecil yang berukuran 30 cm; karena hanya itulah yang nampak pada
mereka saat mereka menengadah dan melihatnya terbang di angkasa.

c. Tahap operasional konkret (7;0 - 11;0)


Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk
mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan
yang konkret.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk
mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anak sering kali menjadi frustrasi bila disuruh mencari
arti tersembunyi dari suatu kata dalam tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedia
jawabannya.

d. Tahap operasional formal (11; - 15;0)


Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir
terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini
anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa
depan secara realistis.
Sebelum menekuni tugasnya membimbing dan mengajar, guru atau calon guru sebaiknya
memahami teori Piaget atau ahli lainnya tentang polapola perkembangan kecerdasan peserta didik.
Dengan demikian mereka memiliki landasan untuk mengembangkan harapan-harapan yang realistik
mengenai perilaku peserta didiknya.
Tugas perkembangan menurut Robert J. Harvighust adalah sebagian tugas yang muncul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat
memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan
menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan untuk tugas
perkembangan berikutnya.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak:
1) belajar berjalan;
2) belajar makan makanan padat;
3) belajar mengendalikan gerakan badan;
4) mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya;
5) memperoleh stabilitas fisiologis;
6) membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7) belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, adik, dan orang lain;
8) belajar membedakan yang benar dan salah.

Tugas perkembangan masa anak:


1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu;
2) membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh;
3) belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya;
4) mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin;
5) membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung;
6) mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari;
7) membentuk kata hati, moralitas, dan nilai-nilai;
8) memperoleh kebebasan diri;
9) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga sosial.

Tugas perkembangan masa remaja:


1) memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis
kelamin;
2) memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu;
3) menerima fisik diri dan menggunakan badan secara efektif;
4) memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa
lainnya;
5) melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan;
6) memperoleh kebebasan ekonomi;
7) persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga;
8) mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga
negara yang baik;
9) memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial;
10) memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.

Tugas perkembangan masa dewasa awal: 1) memilih pasangan


hidup;
2) belajar hidup dengan suami atau istri;
3) memulai kehidupan berkeluarga; 4) membimbing dan merawat anak;
5) mengolah rumah tangga;
6) memulai suatu jabatan;
7) menerima tanggung jawab sebagai warga negara;
8) menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik.
Tugas-tugas perkembangan masa setengah baya:
1) memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara;
2) membangun dan mempertahankan standar ekonomi;
3) membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia;
4) membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa;
5) membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi;
6) menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri;
7) menyesuaikan diri dengan pertambahan umur.

Tugas-tugas perkembangan orang tua:


1) menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik;
2) menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan;
3) menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri;
4) menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut; 5) memenuhi kewajiban sosial
dan sebagai warga negara; 6) membangun kehidupan fisik yang memuaskan.

Menurut Harvighust setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan
aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis, serta emosional, moral dan sosial.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama,
membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha
masyarakat, melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu.
Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan usaha-usaha
pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta
sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang
bersangkutan (the teachable moment) telah tiba. Bila mengajarnya pada saat yang tepat maka hasil
pembelajaran yang optimal dapat dicapai.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Diskusikan dengan teman-teman Anda sebab-sebab perlunya mempelajari perkembangan peserta


didik.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Anda dapat menggunakan pengalaman Anda sehari-hari, kemudian cocokkan dengan teori yang
telah dipelajari.
2) Kemudian amati siswa di sekitar lingkungan Anda dan cobalah mengamati pertumbuhan dan
perkembangan mereka.

RANGKUMAN

Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan bagian dari
pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan itu tidak
ada kaitannya sama sekali.
Seifert dan Haffnung membedakan tiga tipe (domain) perkembangan yaitu:
Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot,
tulang, serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya
kekuatan otot-otot.
Perkembangan kognitif mencakup perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan berbahasa
yang terjadi melalui proses belajar.
Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas
pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan
guru-gurunya. Ketiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling
berpengaruh.
Sejak tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap perbedaan individu.
Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik.
Aspek-aspek yang paling banyak diteliti sehubungan dengan pengaruh genetik ini ialah kecerdasan
dan temperamen.
Arthur Jensen (1969) melontarkan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan, dengan
pengaruh yang sangat minimal dari lingkungan dan budaya. Menurut Jensen pengaruh keturunan
terhadap kecerdasan sebesar 80 persen, sedangkan menurut ahli lain sebesar 50 persen.
Temperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespon lingkungan. Ada bayi yang
sangat aktif dengan menggerakgerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih
tenang. Ada bayi yang merespon orang lain dengan hangat, ada pula yang pasif dan acuh tidak acuh.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar temperamen yaitu yang mudah, yang sulit, dan
yang lambat untuk dibangkitkan. Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa temperamen adalah
karakteristik bayi yang baru lahir yang akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman
masa kecil yang ditemui dalam lingkungannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat
interaksi antara keturunan dan lingkungan dalam terjadinya perkembangan.
Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang
dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Pola gerakan ini
kompleks dan merupakan produk dari beberapa proses yaitu: biologis, kognitif, dan sosial.
Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan Yussen
membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan); fase bayi (sejak lahir sampai
umur 18 atau 24 bulan), fase kanak-kanak awal sampai umur 5 - 6 tahun, kadang-kadang disebut fase
prasekolah; fase kanak-kanak tengah dan akhir, sampai umur 11 tahun, sama dengan usia sekolah
dasar terakhir fase remaja yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal,
antara umur 10/13 sampai 18/22 tahun.
Erik H. Erikson yang melahirkan teori perkembangan afektif mengemukakan bahwa perkembangan
manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif
menurut Erikson terdiri dari delapan fase: 1. Trust vs Mistrust/kepercayaan dasar (0;0 - 1;0)
2. Autonomy vs Shame and Doubt/otonomi (1;0 - 3;0)
3. Initiative vs Guilt/inisiatif (3;0 - 5;0)
4. Industry vs Inferiority/produktivitas (5;0 - 11;0)
5. Identity vs Role Confusion/identitas(12;0 - 18;0)
6. Intimacy vs Isolation/keakraban (19;0 - 25;0)
7. Generativit vs Self Absorption/generasi berikut (2;5 - 45;0)
8. Integrity vs Despair/integritas (45;0 ...)

Jean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase:


1. Sensorimotorik (0;0 - 2;0)
2. Praoperasional (2;0 - 7;0)
3. Operasional konkret (7;0 - 11;0)
4. Operasional formal (11;0 - 15;0)

Robert J. Harvighust mengemukakan bahwa pada usia-usia tertentu seseorang harus mampu
melakukan tugas-tugas perkembangan. Kemampuan merupakan keberhasilan yang memberikan
kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya, dan terdiri dari tugas
perkembangan;
1. Masa kanak-kanak (usia bayi dan usia TK).
2. Masa anak (usia SD).
3. Masa remaja.
4. Masa dewasa awal.
5. Masa setengah baya.
6. Masa tua.

Menurut Harvighust setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan
aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis, emosional, moral, dan sosial.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Dengan mempelajari dan memahami perkembangan
peserta didik kita memperoleh keuntungan tertentu yaitu ....

A. dapat memperhitungkan biaya pendidikan yang diperlukan


B. mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja
C. jangka waktu pendidikan bisa ditentukan
D. guru dapat membentuk anak didik untuk masa depannya

2) Semua aspek yang berkembang dipengaruhi faktor genetik. Hal itu dikemukakan oleh .... A. Steven
R. Yussen
B. Jean Piaget
C. Thomas & Chess
D. John W. Santrok

3) Arthur Jensen mengemukakan pendapatnya bahwa ....


A. kecerdasan itu diwariskan
B. pengaruh budaya terhadap kecerdasan sangat kuat
C. pendidikan di sekolah sangat mempengaruhi kecerdasan
D. pengaruh ibu lebih besar dari pada ayah

4) Kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa besarnya pengaruh keturunan terhadap


kecerdasan .... persen.
A. 80
B. 50
C. 90
D. 40

5) Lingkungan berpengaruh terhadap temperamen, tetapi ..... A. saat anak tumbuh menjadi besar,
pengaruh itu semakin kuat
B. saat anak tumbuh menjadi besar, pengaruh itu menurun
C. pengaruh itu hanya terjadi saat anak itu baru lahir
D. pengaruh itu hanya dari lingkungan sekolah

6) Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi negatif, sering menangis, dan lambat untuk menerima
pengalaman-pengalaman baru. Hal itu dikemukakan oleh ....
A. Santrok
B. Jensen
C. Thomas & Chess
D. John Dewey

7) Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan .....
A. berlanjut terus sampai dewasa
B. berhenti sampai di situ
C. dapat terjadi juga pada saat-saat tertentu
D. tidak dapat dipengaruhi faktor lain

8) Pertumbuhan yang luar biasa pesatnya, dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap terjadi
pada fase ....
A. pranatal
B. bayi
C. kanak-kanak awal
D. kanak-kanak akhir

9) Pola perkembangan afektif dari Erik H. Erikson merupakan ....


A. rangkaian intelektual anak
B. perubahan-perubahan emosional yang dialami anak
C. sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial
D. nilai-nilai yang dipelajari anak di rumah

10) Pada anak mungkin tumbuh frustrasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suatu kata dalam
tulisan tertentu. Hal ini akan terjadi pada tahap ....
A. sensori motor
B. praoperasional
C. operasional konkret
D. operasional formal

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan
Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 2

Hukum-hukum Perkembangan

P beberapa prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini merupakan hasil penelitian, ada setiap buku pegangan
mengenai perkembangan anak terdapat
pengkajian teori, dan praktek yang dilakukan selama puluhan tahun.

A. HUKUM PERKEMBANGAN
Carol Gestwicki (1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan. 1. Hukum
Konvergensi
Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor
lingkungan (belajar). Kematangan merupakan prasyarat munculnya kesiapan untuk belajar.
Lingkungan menentukan arah perkembangan.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu
perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan dengan baik bila anak didorong
untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal. Anak harus diberi waktu
sesuai dengan yang mereka butuhkan sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
3. Hukum Masa Peka
Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal. Waktu-waktu yang menunjukkan kesiapan
harus dikenal melalui pengamatan yang cermat. Proses belajar akan terjadi dengan sangat mudah
pada saat yang optimal. Setiap pembelajaran tidak akan menjadikan proses belajar dengan mudah
sebelum mencapai kesiapan.
4. Hukum Rekapitulasi
Stanley Hall (1846-1924) berusaha untuk memberikan kontribusi teoretis terhadap psikologi. Dengan
dipengaruhi oleh tulisan dan teori Darwin, Stanley Hall mengemukakan bahwa perilaku dan
perkembangan anak merupakan rekapitulasi dari evolusi spesies (manusia). Dengan pandangan ini
Hall menamai studi perkembangan anak psikologi genetis. Hall juga berpendapat bahwa
pendidikan dan pembimbingan anak seyogianya memupuk kecenderungan alami anak yang
merefleksikan bentuk-bentuk perilaku dan perkembangan spesies (manusia) yang terdahulu. Hall
terutama menekankan masa adolesen, yang menurut pendapatnya menandai berakhirnya
rekapitulasi dan merupakan kesempatan pertama bagi anak untuk mengembangkan bakat-bakat
dan kemampuan individualnya (Hall, 1904).
Dengan perkembangan dan kemajuan penelitian biologis jelaslah bahwa tidak ada proses rekapitulasi
sederhana pada perkembangan manusia. Selanjutnya, banyak ahli-ahli psikologi Amerika yang
lebih tertarik kepada pengaruh lingkungan terhadap perkembangan. Artinya, bahwa anak
memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman dan perilakunya dapat dijelaskan
dengan baik dengan proses belajar yang dialaminya. Masa berikutnya, psikologi genetis lebih
dikenal dengan psikologi perkembangan yang berorientasi pada penelitian lingkungan dengan
menggunakan metode eksperimen. Hal itu mengubah arah studi tentang anak (Carins, 1983).
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan, dengan semua
aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling mempengaruhi. Suatu program untuk
memupuk perkembangan akan mendukung domain-domain yang lain dengan derajat kepentingan
yang sama. Semua pengalaman belajar dikenal sebagai peluang-peluang yang terintegrasi untuk
pertumbuhan, dan bukan merupakan keterampilan yang terpisah-pisah.
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing. Suatu hal yang tidak mungkin
dan berbahaya bila kita membandingkan individu-individu ditinjau dari umurnya. Setiap anak
mempunyai kebutuhan dan karakteristik yang unik pada tahap tertentu. Hal ini memungkinkan
terjadinya perbedaan dan pilihan-pilihan. (hukum irama perkembangan)
Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada
yang khusus. Dengan memperhatikan prinsip ini tidak mungkin anak melampaui tahap tertentu
atau diburu-buru pada perilaku tertentu bila mereka belum siap.
7. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan. Pemahaman tentang perilaku yang
seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para praktisi untuk mengenal perkembangan yang
khusus dan menantang fase berikutnya yang semestinya (continuity).
Penelitian Sutterly dan Donnely mengenai proses pertumbuhan menghasilkan sepuluh prinsip
dasar pertumbuhan. Beberapa prinsip di antaranya ada yang menunjukkan kesamaan dengan yang di
atas. (hukum rekapitulasi)

1. Pertumbuhan adalah Kompleks dan Semua Aspek-aspeknya Berhubungan Sangat Erat


Perubahan semua dimensi pertumbuhan memilliki hubungan yang dinamis. Untuk dapat
mengonseptualisasikan perkembangan manusia secara seksama, kita harus menyadari lingkup yang
luas dari berbagai proses dan transformasi yang dapat terjadi secara simultan pada seorang individu.
Sebagai contoh kompleksnya pertumbuhan ialah anak yang gagal untuk tumbuh karena kurangnya
curahan kasih sayang dari ibunya. Hal ini menjelaskan bahwa faktor emosional merupakan bagian yang
integral dari proses pertumbuhan.

2. Pertumbuhan Mencakup Hal-hal Kuantitatif dan Kualitatif


a. Perubahan-perubahan terjadi secara berangsur dan ada yang melalui penggantian sehingga
memungkinkan tubuh kita untuk tetap bertahan. Pertumbuhan yang terjadi secara berangsur-angsur
mengimbangi bagianbagian yang hilang agar dapat tetap berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya,
anak tumbuh secara berangsur baik tinggi maupun berat badannya, ia bertahan tumbuh walaupun
ada bagian-bagian yang terbuang dan hilang dalam bentuk urine, kotoran, keringat pada kulit,
oksidasi pada paru-paru, dan penggantian sel-sel yang rusak. Kejadiankejadian itu menggambarkan
fakta bahwa organisme adalah suatu konfigurasi yang harus terus-menerus berubah agar dapat
terus bertahan. Pengetahuan tersebut merupakan landasan untuk memahami pertumbuhan yang
normal dan tidak normal, termasuk kanker, mekanisme yang belum sepenuhnya dipahami melalui
penelitian mutakhir sekalipun.
b. Pertumbuhan terus terjadi melalui perkembangan dan integrasi sel dan jaringan yang berbeda,
dengan kapasitas fungsional khusus untuk aktivitas internal dan tidak nampak.
c. Kematangan adalah proses pertumbuhan yang mengubah organisme dalam arti mengganti dan
menolak apa yang telah dipelajari dan diperoleh sebelumnya untuk dapat menggantikannya atau
menyesuaikan-
nya dengan fungsi atau proses yang baru yang lebih sesuai dengan ukuran, bentuk, dan fungsi
yang sedang tumbuh dan kapasitas-kapasitas lainnya yang sedang berkembang. Istilah
pertumbuhan dimaksudkan bukan hanya menunjukkan berangsurnya pertumbuhan tinggi dan
besarnya fisik. Pertumbuhan ini mencakup juga diferensiasi struktur dan perubahan bentuk dan
fungsi secara berkesinambungan. Hal ini akan jelas dengan adanya urutan dalam proses
pertumbuhan.

3. Pertumbuhan adalah Proses yang Berkesinambungan dan Terjadi Secara Teratur


Semua dimensi pertumbuhan terjadi secara teratur dan dalam urutan yang dapat diramalkan.
Walaupun prosesnya terjadi secara reguler dan teratur hasilnya tidak seragam. Fase-fase
perkembangan manusia terjadi penggandaan sel-sel (yang disebut incremental growth) dan berlanjut
dengan adanya perbedaan-perbedaan. Kekhususan menjadi sangat perlu demi ketahanan sel-sel yang
tumbuh secara cepat. Pertumbuhan berlanjut dalam dan melalui sel-sel yang berbeda-beda serta
membangkitkan jaringan dari sistem organ.
Karena pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur, kita dapat mengenal
pola pertumbuhan bagi kebanyakan anak. Setiap anak (kecuali yang mengalami kelainan) bergerak
melalui tahap-tahap yang sama dengan karakteristik yang manusiawi. Tahap-tahap ini dihubungkan
dengan aspek-aspek pertumbuhan seperti pengukuran fisik, perkembangan organ-organ, dan
kematangan fungsi perilaku. Keteraturan pola perkembangan dari konsepnya jelas. Kematangan
struktur dan badan dari berbagai urutan akan berfungsi dengan karakteristik tertentu yang
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Karena itu pola perilaku yang dihasilkan
akan muncul dalam urutan yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa dan perilaku sosial.
Urutan normatif perkembangan motorik berlangsung sesuai dengan struktur perkembangan fisik
melalui rangkaian perubahan-perubahan yang terjadi pada kematangan otot-otot, saraf, dan organ-
organ. Dengan perkembangan yang simultan (serempak) pada postur dan gerakan anak yang pada
awalnya belum dapat mengendalikan mata, tangan, dan jari-jarinya. Whipple (1966) mengatakan
bahwa perkembangan pada mata-tangan-mulut merupakan koordinasi dalam melihat, meraba,
menjangkau, dan menjajaki objek-objek. Pandangan yang hampa dan belum terarah pada bayi yang
baru lahir, menunjukkan bahwa otot-otot mata tidak terkoordinasi pada waktu lahir. Koordinasi ini
bertambah baik, dan pada usia tertentu bayi sudah dapat melihat objek-objek yang dekat. Usia tiga
bulan dia melihat dan mengikuti objek-objek bergerak pada 180 derajat dan keadaan-keadaan
sekelilingnya. Usia empat bulan pandangannya sudah jelas dan mulai melihat berbagai objek yang
berbeda, terutama yang besar dan warna yang mencolok. Badannya mulai bereaksi dan tangannya
secara "global" menuju objek, walaupun belum tentu berhasil menggapainya. Pada usia lima bulan bayi
mulai mencoba memfungsikan tangannya dengan batas gerak sampai sikut dan mulai "membawa"
objek ke mulutnya. Sungguh menarik untuk diperhatikan perilakunya yang selalu memperhatikan
tangannya sendiri. Tangan yang satu memegang tangan yang lain, seolaholah sebagai objek yang
asing. Pada usia tujuh bulan kedua tangannya sudah lebih difungsikan, dengan berlatih memegang dan
melepaskan pegangan.
Urutan-urutan normatif seperti itu terjadi pula pada perkembanganperkembangan kognitif, sosial,
dan psiko sosial. Karena perkembangan itu berkesinambungan, dari tahap yang satu akan beralih
dengan berpengaruh pada tahap berikutnya.

4. Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Terdapat Keteraturan Arah


Pada awal pertumbuhan bayi pada manusia, seperti juga spesies binatang, tumbuhlah bagian
kepala yang kompleks dan besar sedangkan pada masa pertumbuhan bayi yang pesat terdapat pada
bagian badan. Pada masa kanak-kanak pertumbuhan yang pesat terdapat pada bagian kaki.
Penguasaan bayi mengenal mata dan kepalanya diperoleh pada tiga bulan pertama sejak
kelahirannya, tiga bulan kedua penguasaan pada bagian atas dan tangan, tiga bulan ketiga pada
bagian-bagian bawah. Gerakangerakan kaki pada tiga bulan keempat. Pada urutannya itu dapat dilihat
gerakan motorik dari kepala sampai ke kaki.
Perkembangan lain terjadi pada simetri kiri dan kanan yang disebut perkembangan bilateral.
Tanner (1965) menyatakan bahwa manusia terdapat asimetri dalam simetri. Maksudnya, secara
eksternal bagian kiri (badan) manusia hampir menjadi cerminan bagian kanan; bagaimanapun secara
internal organ-organ tubuh seperti jantung, usus, dan hati adalah asimetri. Sepintas lalu otak seolah-
olah simetri. Sisi kiri otak mempunyai tanggung jawab langsung untuk sisi kanan badan dan
sebaliknya. Hasil dari kajian yang dilakukan diketahui bahwa daerah bicara pada otak sebelah kiri lebih
besar dari yang kanan. Orang yang dominan tangan kanannya (tidak kidal) mungkin menjadi norma
pada manusia, karena daerah bicara berada pada sisi kiri otak. Fakta menunjukkan bahwa kedua sisi
otak tidak simetri, baik ukuran maupun fungsinya. Penelitian yang berkelanjutan mungkin menemukan
bahwa apa yang nampaknya simetri pada perkembangan fisik tidak perlu simetris pada fungsinya.

5. Tempo Pertumbuhan Tidak Sama


Dari uraian terdahulu diketahui bahwa terdapat urutan yang tertentu dan teratur pada
proses pertumbuhan. Pada setiap anak terdapat variasi umur dalam mencapai jenjang-jenjang
pertumbuhan karena kecepatan menjalani kehidupan antara seorang dan lainnya berbeda,
walaupun setiap orang melalui jalan yang sama. Anak yang telah berkembang secara
berkelanjutan sejak masa konsepsi, mengalami interupsi pada masa kelahiran dan kehilangan
berat badan, secara berangsur bertambah ukuran/besar dan beratnya. Pemberian makan yang
tidak memadai dan tidak semestinya akan memperlambat pertumbuhan serta mungkin akan
mengalami kesulitan asimilasi dan mencerna bahan makanan. Pertambahan berat badan yang
terjadi secara teratur merupakan salah satu indikasi terjadinya perkembangan yang normal
tetapi itu bukan satu-satunya ciri. Kita tidak dapat menentukan tempo pertumbuhan anak hanya
dengan melihat berat dan besarnya badan. Ukuran dan kriteria yang baik tentang pertumbuhan
adalah sistem rangka tubuh. Rangka tubuh tumbuh mengikuti rencana perkembangan secara
genetik yang terkontrol dan digunakan sebagai indeks kecepatan pertumbuhan organisme.
Dengan menggunakan X-ray, osifikasi pada 29 tulang pergelangan dan tangan diketahui
variasi yang terdapat pada anakanak yang sama usianya. Urutan osifikasi ini teratur dan terjadi
melalui tahap-tahap yang dapat diramalkan bila anak berada dalam keadaan sehat. Menentukan
umur rangka dan umur tulang merupakan hal yang sangat berguna untuk mengukur kecepatan
pertumbuhan dan kematangan fisiologis.
Dalam menggunakan setiap ukuran tentang pertumbuhan akan terdapat variasi pada anak-
anak yang seusia. Setiap anak secara individual mempunyai pola pertumbuhan sendiri-sendiri.
Meskipun pertumbuhan sama dengan anak lain waktu terjadinya pertumbuhan akan sangat
individual. Adalah lebih penting untuk diketahui bahwa anak mempunyai hubungan yang
konsisten dalam tinggi dan beratnya dengan anak lain daripada hanya mengetahui bahwa dia itu
tinggi atau pendek.

6. Aspek-aspek yang Berada dari Pertumbuhan Berkembang pada Waktu dan Kecepatan
yang Berbeda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai bagian tubuh tumbuh pada waktu dan kecepatan
yang berbeda serta mencapai titik maksimal pertumbuhan yang berbeda dari seluruh siklus kehidupan.
Dibandingkan dengan ukuran bagian badan lainnya, kepala bayi yang baru lahir lebih besar. Hal ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan kepala lebih pesat pada masa sebelum lahir (pranatal). Selama
tahun pertama pada saat pertumbuhan tulang belakang mendominasi, anak menjadi nampak bulat dan
gemuk. Pada saat anak mulai belajar berjalan kepala dan badannya masih berat dan menyebabkan
anak kelihatan pendek. Setelah tahun pertama kakinya tumbuh lebih cepat dari pada bagian tubuh
yang lain, sebagian lemak menghilang. Penampilan anak prasekolah nampak kecil.
Makin lambat masa puber, makin lama pula waktunya untuk mencapai pertumbuhan kaki yang
pesat karena anak itu yang cepat matang lebih pendek kakinya daripada yang lambat matang. Anak
laki-laki, yang matang lebih lambat dari anak perempuan, mempunyai dua sampai dua setengah tahun
lebih lama sampai mencapai kepesatan pertumbuhan kaki.
Adalah hal yang tidak baik dan tidak menguntungkan baik bagi laki-laki maupun anak perempuan
untuk memupuk persaingan antara kedua jenis kelamin di sekolah karena anak perempuan
berkembang dua tahun lebih awal. Pada waktunya, anak laki-laki akan menyusul ketinggalannya dan
menjadi kuat.
Otot-otot tidak menjadi hilang kekuatannya dengan bertambahnya umur, tapi akan berkurang bila
tidak digunakan. Kekuatan maksimum akan tercapai pada masa dewasa awal dan hanya akan dapat
dipertahankan dengan menggunakan atau memanfaatkannya. Beberapa ahli berpendapat bahwa untuk
menghitung proses penuaan yang normal diperlukan studi-studi deskriptif yang lengkap. Suatu kajian
tentang mekanisme penuaan dapat dimulai. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan beberapa tahun
terakhir mulai menantang konsep-konsep penuaan. Trend terakhir dari penelitian mengenai aspek-
aspek fisiologis penuaan menunjukkan perubahan metode dan desain dari pada yang digunakan
terdahulu. Hal ini dapat mengubah dasar bimbingan dan perawatan. Penelitian yang dilakukan Shock
menunjukkan bahwa penelitian terdahulu tentang perbedaan usia biasanya dilaksanakan terhadap
subjek yang berusia tua di lembaga tempat mereka dirawat, kemudian dibandingkan dengan temuan-
temuan dari kelompok-kelompok siswa pendidikan kesehatan, perbedaannya didasarkan atas usia.
Penelitian saat ini mempertanyakan seberapa besar perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai
variabel seperti prestasi belajar, pengalaman hidup, tingkat pendapatan, dan penyakit yang diderita.

7. Kecepatan dan Pola Pertumbuhan Dapat Dimodifikasi oleh FaktorFaktor Intrinsik dan
Ekstrinsik
Faktor yang paling jelas mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrisi. Selain mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan, nutrisi ini mempengaruhi pencapaian kedewasaan. Anak yang makannya
tidak bergizi dapat dirangsang untuk mempercepat pertumbuhannya dengan memperbaiki gizinya.
Dalam keadaan kelaparan, pertumbuhan dapat terhambat dan masa puber akan tertunda, tetapi bila
kelaparan itu berakhir dengan memakan makanan yang semestinya, pertumbuhan akan berlangsung
semestinya pula. Dapat tidaknya seseorang mencapai kurva pertumbuhan normal bergantung pada
jangka waktu dan keparahan malnutrisi yang dialaminya. Pertumbuhan dipengaruhi pula oleh
kesehatan fisik dan lingkungan.
Pertumbuhan, kesehatan, dan kemampuan mental dapat pula dipengaruhi oleh pengaruh-
pengaruh nutrisi awal. Di daerah-daerah terbelakang dan serba kekurangan pertumbuhan bukan hanya
lambat pada masa anak dan remaja tetapi angka kematian anak dapat tinggi pula. Dari hasil penelitian
dapat dibuktikan pula bahwa faktor emosional mempengaruhi pertumbuhan. Bayi dan anak kecil yang
kurang mendapat kasih sayang ibunya akan sulit merespon atau bertambah berat badannya.
Faktor-faktor intrinsik yang disebutkan di atas sangat mempengaruhi proses pertumbuhan yang
terjadi pada seluruh siklus kehidupan. Lihat gambar berikut.

Gambar 1.3

Bertambah tingginya anak terutama disebabkan oleh kematangan yang lebih awal. Dua orang
anak laki-laki dan perempuan berusia 5 tahun pada tahun 1965, dengan kondisi ekonomi yang sedang,
lebih tinggi 5 cm dibandingkan anak lain pada usia yang sama setengah abad sebelumnya; anak
berusia 9 tahun rata-rata lebih tinggi 9 cm dan yang berusia 11 tahun hampir 12 cm lebih tinggi.
Angka-angka tersebut diperoleh dari pengukuran di Amerika dan Eropa (disajikan dari Early Maturation in
Man, Tanner, James, 1968).
Setelah masa bayi dan kanak-kanak, otak tidak akan mendapat kesempatan lain, karena otak
tidak dapat mengejar ketinggalan seperti halnya tulang yang dengan bertambahnya waktu
memungkinkan seseorang mencapai tinggi badan yang seharusnya. Satu-satunya faktor yang paling
krusial dalam pertumbuhan otak adalah nutrisi. Dr. Winick telah mendemonstrasikan bahwa
pemecahan sel akan berhenti pada waktu yang sama baik pada anak yang nutrisinya baik maupun
tidak baik nutrisinya. Malnutrisi berpengaruh langsung terhadap cara pertumbuhan otak. Bila anak
yang baru lahir menderita kekurangan makanan (ASI atau penggantinya) secara serius pada enam
bulan pertama, pemecahan sel akan lebih terlambat 20 persen dari pada yang semestinya. Bayi yang
secara serius mengalami kekurangan nutrisi akan memiliki 20 persen lebih sedikit (kekurangan) sel-sel
otaknya dibandingkan dengan yang normal. Bila bayi tidak mendapatkan nutrisi selayaknya saat dalam
rahim dan setelah lahir maka dia mungkin hanya memiliki 60 persen dari pada yang seharusnya. Hal ini
akan mempunyai implikasi tragis terhadap kecerdasan kelompok-kelompok sosio ekonomik dan etnik
yang tidak beruntung.
8. Pada Pertumbuhan Dan Perkembangan Terdapat Masa-Masa Kritis
Pada siklus kehidupan yang dilalui seorang individu mungkin menghadapi masa-masa sulit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa berbagai gangguan yang terjadi pada suatu tahap perkembangan anak
menghasilkan akibat yang sama, tetapi gangguan yang terjadi pada tahap perkembangan yang
berbeda akan menyebabkan akibat yang sangat berbeda. Misalnya virus rubella atau virus lainnya yang
mematikan bila menyerang wanita hamil pada trimester pertama bisa berakibat fatal. Virus yang sama
bila menyerang wanita hamil pada bulan kedelapan mungkin tidak berakibat apa-apa atau hanya
sedikit saja akibatnya. Pertumbuhan akan lambat bila lingkungan tidak memadai. Pada fase-fase awal
perkembangan semua sel ada kesamaan bahwa gangguan akan berakibat serius, bisa mematikan. Bila
gangguannya tidak parah, perkembangan bisa berlanjut tetapi lambat. Dr. Winick secara lebih khusus
menekankan bahwa 45 bulan pertama merupakan masa pertumbuhan yang paling kritis, karena
pertumbuhan otak, yang berkembang paling pesat selama dalam rahim, akan berlanjut setelah lahir
dengan masa transisi pada saat sel membelah dan sel yang telah ada mulai tumbuh membesar.
Menurut Wyden pada saat-saat akhir tahun pertama sel-sel otak akan berhenti membelah. Semua
pertumbuhan yang terjadi berupa pengembangan sel dalam ukuran (membesar) bukan dalam jumlah.

9. Pada suatu Organisme Ada Kecenderungan untuk Mencapai Potensi Perkembangan yang
Optimal
Suatu organisme akan mencari dan berusaha untuk mencapai potensi optimal baik dalam struktur
atau fungsinya. Meskipun potensi pertumbuhan seseorang banyak dipengaruhi oleh genetik,
pertumbuhan anak yang nyata secara individual ditentukan oleh potensi genetika maupun kondisi
lingkungan. Asumsi bahwa terdapat pertumbuhan maksimum bagi tiap individu, secara logika akan
berakibat timbulnya asumsi kedua bahwa penyimpangan dari pertumbuhan optimal itu akan terefleksi
pada pengaruh yang jelek terhadap lingkungan. Untuk menentukan pertumbuhan yang maksimum
pada individu sulit ditentukan. Bisa saja dipilih dari informasi data yang ada dan mungkin berguna
dalam membantu anak untuk mencapai tingkat perkembangan manusia yang optimal. Perbaikan
lingkungan tidak menjamin individu menambah potensi genetiknya, walaupun hal itu mungkin saja
memaksimalkan potensinya. Tugas utama yang dihadapi manusia ialah mengetahui bahwa faktor-
faktor nongenetik disesuaikan sehingga setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri sepenuhnya.

10. Setiap Individu Tumbuh dengan Caranya Sendiri yang Unik


Kita ketahui bahwa setiap individu mengalami perkembangannya sebagai suatu proses yang
teratur. Bagaimanapun setiap individu dalam menjalani hidupnya dilengkapi dengan pembawaannya
yang unik serta pengalaman yang bersifat pribadi yang dilalui dengan kecepatan tersendiri. Keunikan
ini sangat penting untuk diperhatikan dan merupakan konsep yang perlu dipertimbangkan dalam
pertumbuhan.
Ibu-ibu yang mempunyai anak lebih dari satu akan dapat melihat kenyataan bahwa sejak minggu-
minggu pertama kehidupan, bayi sudah menunjukkan karakter yang unik. Karena itu orang yang
bertanggung jawab memelihara dan merawat bayi hendaknya memperhatikan individualitas bayi
dengan merespon dan menghargai perbedaan yang terdapat pada individuindividu itu. Walaupun bayi-
bayi itu nampaknya sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan. Di samping perbedaan warna mata
dan rambut, terdapat pula perbedaan telapak kaki, sidik jari, dan suara yang sangat individual. Bentuk,
jarak, dan waktu tumbuhnya gigi menunjukkan pola yang individual pula. Pola-pola ini dapat menetap
dan dapat pula berubah pada perkembangan-perkembangan bayi selanjutnya. Perilaku bayi dalam
merespon lingkungan, kepada ibunya, dan menghadapi situasi makan yang dihadapinya sangat unik.
Tidurnya pun, yang merupakan bagian terpenting bagi pertumbuhan fisiknya dan kognitif pada tahun-
tahun pertama, sangat individual sifatnya, baik mengenal lamanya waktu tidur atau sering tidaknya
tidur.
Para ahli berpendapat bahwa kepribadian dibentuk oleh pola hubungan yang menetap antara
temperamen dan lingkungan. Bila hubungan antara keduanya harmonis maka dapatlah diharapkan
terjadinya perkembangan yang sehat hubungan yang sebaiknya akan menimbulkan masalah. Karena
itu orang yang bekerja yang berkaitan dengan kepentingan anak hendaknya memahami karakteristik
anak dan tuntutan lingkungan, serta mengetahui cara menjalin hubungan antara keduanya sehingga
anak dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan baik oleh anak itu sendiri maupun oleh
lingkungannya.
Proses-proses dalam pertumbuhan terjadi secara serentak. Anak tumbuh dan berkembang dari
keadaan yang sepenuhnya bergantung pada ibunya menjadi orang yang mampu mandiri. Anak
diharapkan untuk belajar memenuhi berbagai tuntutan, mampu melihat dan memanfaatkan berbagai
peluang dalam kehidupan.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

Diskusikan dengan teman-teman tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang.


Kemudian dipilah, mana perubahan yang merupakan bagian dari perkembangan atau bagian dari
pertumbuhan.

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab pertanyaan tersebut Anda dapat mengamati perubahanperubahan yang terjadi
pada peserta didik atau anak yang ada di lingkungan Anda. Amati perubahan tersebut dan untuk
memudahkan, Anda dapat menggunakan format berikut ini. Berilah tanda V pada pilihan
perkembangan atau pertumbuhan.

Perubahan yang terjadi Perkembangan Pertumbuhan

1. Tinggi badan bertambah 2.


Anak dapat berbicara
3.
4. dst.

RANGKUMAN

Dalam perkembangan manusia terdapat hukum-hukum yang diperoleh melalui penelitian, kajian
teori, dan praktek. Carol Gestwicki (1995) mengemukakan bahwa:
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang
saling mempengaruhi.
5. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masingmasing.
6. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada
yang khusus.

Menurut Sutterly Donnely (1973) terdapat 10 prinsip dasar pertumbuhan.


1. Pertumbuhan adalah kompleks, semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat.
2. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif.
3. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.
4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah.
5. Tempo pertumbuhan tiap anak tidak sama.
6. Aspek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada waktu dan kecepatan berbeda.
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasikan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
8. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa krisis.
9. Pada suatu organisme akan kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang
maksimum.
10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan. Hal itu dikemukakan oleh .... A. Jean
Piaget
B. Erik H. Erikson
C. Robert Harvighust
D. Carol Gestwicki

2) Yang merupakan persyaratan munculnya kesiapan untuk belajar adalah ....


A. tinggi badan
B. membesarnya otak
C. sikap yang keras
D. kematangan

3) Pertumbuhan menunjukkan perubahan tinggi dan besarnya fisik, diferensiasi struktur, perubahan
bentuk perubahan ....
A. fungsi
B. sikap
C. perilaku
D. gaya

4) Pola pertumbuhan bagi kebanyakan anak dapat dikenal karena ....


A. semua anak sama saja
B. pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur
C. pertumbuhan ditentukan oleh lingkungan
D. jumlah sel-sel pada manusia sama saja

5) Perkembangan bilateral adalah perkembangan ....


A. kemampuan berpikir
B. emosional
C. pada simetri kiri dan kanan
D. pada gerak-gerak tangan

6) Secara eksternal bagian kiri badan manusia hampir menjadi cerminan bagian kanan. Hal itu
dikemukakan oleh .... A. Bandura, A.
B. Tanner, J.M.
C. Grinder, M.
D. De Porter, B.

7) Aspek yang berbeda dari pertumbuhan ialah berkembang dengan ....


A. kecepatan yang berbeda
B. kecepatan yang sama
C. waktu yang sama
D. irama yang seragam

8) Dr. Winick menekankan bahwa masa pertumbuhan yang paling kritis terjadi pada ....
A. masa dalam kandungan
B. 24 bulan pertama C. 45 bulan pertama
D. 12 bulan pertama

9) Pada awal pengalaman belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah ....
A. berkonsultasi dengan guru
B. mengenal modalitas dirinya masing-masing
C. mengenal kematangan diri
D. menentukan lingkungan untuk belajar

10) Guru dituntut untuk mengenali gaya belajar murid-muridnya,


kemudian ....
A. memperbanyak metode ceramah
B. memberikan tugas-tugas yang banyak
C. mengajar dengan menggunakan berbagai metode
D. lebih mengutamakan alat peraga

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan
Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum dikuasai.
Kegiatan Belajar 3

Pengaruh Berbagai Faktor dalam Perkembangan Manusia

P filsafat telah mengembangkan berbagai teori tentang hakikat ada saat studi tentang anak
bertambah maju, para ahli psikologi dan
perkembangan dan pengaruh teori tersebut yang mempertimbangkan bagaimana anak
berkembang dan belajar.
Setiap teori menggunakan cara pendekatan yang berbeda. Pertentangan tentang perkembangan
anak atau konflik antar teori telah menimbulkan kesulitan untuk mengembangkan model instruksional
yang paling memadai.
Pengaruh terhadap perkembangan manusia dapat ditelusuri melalui pengkajian terhadap teori-
teori perkembangan anak

A. TEORI KEMATANGAN
Observasi awal terhadap anak yang dilakukan untuk memahami perkembangannya, dipimpin oleh
G. Stanley Hall yang menulis artikel berjudul the content of children minds (1883). Observasi selanjutnya
dilakukan oleh Arnold Gesell, murid Stanley Hall seorang doktor. Gesell mengumpulkan data untuk
mengungkap pengaruh kematangan pada perkembangan dan belajar anak.
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara, dan belajar membaca terjadi sebagai akibat
perkembangan biologis anak. Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam memampukan anak
untuk belajar.
Deskripsi Gesell tentang tahap kematangan anak dan kesiapan untuk belajar pada usia kronologis
menginformasikan kepada pengembang kurikulum tentang bagaimana mendesain kurikulum bagi
kelas-kelas yang berbeda. Beberapa prinsip umum yang dikembangkan oleh Gesell masih dianggap
penting sampai sekarang. Misalnya, Gesell menerangkan bahwa pertumbuhan gerak maju dari kepala
ke ekor (cephalochandall), dan dari tubuh ke bagian-bagian, seperti tangan dan kaki (proximodistal). Teori
perkembangan kognitif dari Piaget pada dekade berikutnya menerangkan perkembangan kognitif
individual lebih baik daripada usia kronologis. Peranan lingkungan terhadap perkembangan kognitif
anak tidak diterangkan pula dalam teori kematangan dari Gesell. Dalam praktik pendidikan dapat
diketahui bahwa pada usia tertentu sebagian anak sudah siap untuk bersekolah sedangkan yang
lainnya belum mencapai kematangan

B. TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF/KONSTRUKTIVISME

1. Jean Piaget
Pandangan teori perkembangan kognitif mempunyai pengaruh besar untuk memahami bagaimana
anak memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Karya Jean Piaget telah memperluas pemahaman
kita tentang bagaimana kognisi-kognisi berkembang. Hasil kajian Piaget (1963) tentang kognisi
menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap pemahaman yang berbeda pada usia yang berbeda
pula. Teori perkembangan kognitif menunjukkan bahwa interaksi anak dengan lingkungan dan
pengorganisasian kognitif dari pengalaman menghasilkan kecerdasan. Yang menjadi penekanan teori
ini ialah pada proses pemikiran anak pada saat terjadinya belajar. Pengetahuan anak terbentuk secara
berangsur sejalan dengan pengalaman yang berkesinambungan dan bertambah luasnya pemahaman
tentang informasi-informasi yang ditemui. Menurut Piaget, anak menjalani urutan yang sudah pasti dari
tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada setiap tahap, baik kuantitas informasi maupun kualitas
kemampuan meningkat.

2. Lev V. Gotsky
Karya Lev V. Gotsky seorang ahli psikologi Rusia dikenal dengan V Gotskian Approach, dia termasuk
seorang constructivist, seperti juga Piaget, V. Gotsky meyakini pula bahwa anak-anak membentuk,
membangun, atau mengkonstruk pengetahuan. Para ahli psikologi Amerika baru menyadari karyanya
yang berjudul thought an language (1932) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (1962). Menurut
V. Gotsky interaksi sosial memegang peran penting dalam belajar. Baginya interaksi fisik dan interaksi
sosial sangat penting bagi perkembangan. Orang dewasa memegang peran penting sebagai mediator
sosial, lebih-lebih guru harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya dipahami anak. Lingkungan sosial
mencakup keluarga, sekolah, masyarakat, dan budaya yang menjadi lingkungan hidup anak.
Lingkungan budaya dan lingkungan keluarga anak yang berbeda akan berpengaruh terhadap cara anak
berpikir. V. Gotsky melangkah lebih jauh dan menganggap budaya anak dan sejarah hidupnya secara
individual sangat penting. Anak berbagi proses mental dalam konteks sosial dan belajar dengan berbagi
pengalaman melalui interaksinya dengan orang lain. Anak belajar berbagi pengalaman dengan orang
lain, kemudian diikuti pengalamanpengalaman pribadi (V. Gotsky, 1978).
3. Teori Behaviorisme
Teori ini berakar dari karya Ivan Pavlov seorang ahli psikologi Rusia yang menetapkan bahwa
binatang dapat mempelajari respon fisiologi kepada lingkungan melalui rangsangan (stimuli). Para ahli
behaviorisme menanamkan teori S-R (stimulus-respon) dalam perkembangan anak. Menurut para ahli
behaviorisme baru, faktor kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah lingkungan dan
kesempatan untuk belajar.
Belajar itu berkelanjutan, merupakan hasil jerih payah dalam lingkungan, serta tidak ada
hubungannya dengan umur dan tahap-tahap perkembangan. Arah perilaku ditentukan melalui
pengendalian lingkungan belajar dan pengalaman-pengalaman individual.
Melalui karya B. F. Skinner (1953) para ahli behaviorisme menyampaikan gagasannya kepada para
orang tua dan sekolah. Menurutnya, jika lingkungan ditata untuk memfasilitasi ketercapaian perilaku
yang dikehendaki maka akan dipengaruhi untuk mencapai perilaku yang seharusnya. Menurut Skinner,
karya semua perilaku dipelajari maka akan dapat dibentuk atau dimodifikasi. Strategi untuk
memodifikasi perilaku didasarkan atas reinforcement. Bila perilaku yang dikehendaki dilakukan anak dan
diberi hadiah (reward), perilaku itu sudah di-reinforced, dan kesempatan untuk perilaku itu akan diulang
lagi. Hukuman digunakan untuk menghentikan perilaku yang tidak dikehendaki. Memberikan hadiah
(penghargaan) untuk perilaku yang dikehendaki lebih efektif daripada memberi hukuman pada perilaku
yang tidak dikehendaki.

4. Teori Belajar Sosial


Pada perkembangan terakhir, para ahli behaviorisme telah memperluas hakikat belajar dengan
mencakup imitasi dan observasi. Para ahli teori belajar seperti Albert Bandura (1963) menyatakan
bahwa banyak perilaku yang tidak dipelajari melalui pembentukan tetapi berkembang melalui reaksi
dan interpretasi individu terhadap situasi.
Stimulus dan situasi yang sama akan menimbulkan reaksi yang berbeda bergantung kepada
interpretasi individu terhadapnya. Petunjuk/perintah verbal ditambah observasi individu dalam suatu
konteks sosial, akan berdampak pada ekspektasi, kemampuan, dan pertimbangan-pertimbangan
individu lainnya dalam menentukan respon. Maka, seorang anak yang melihat anak lain yang dihukum
karena perilaku yang tidak dikehendaki akan dapat mempelajari respon yang semestinya. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa anak dapat mempelajari perilaku yang baru dengan melakukan imitasi
(peniruan) anak lain yang berperilaku secara benar.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perkembangan
manusia yang oleh para ahli dilukiskan melalui teori-teori berkaitan dengan perkembangan.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman An da mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Teori-teori apa yang membicarakan tentang hakikat perkembangan peserta didik dan siapa tokoh-
tokohnya?
2) Kemukakan pendapat para ahli dari tiap teori yang dilahirkan!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Anda dapat mempelajari materi Kegiatan Belajar 3 dengan lebih seksama.


2) Anda harus menguraikan teori-teori yang ada dengan rinci.

RANGKUMAN

Para ahli psikologi dan filsafat telah mengembangkan teori tentang hakikat perkembangan anak
dengan pengaruhnya terhadap belajar anak.
Teori kematangan. Observasi awal tentang perkembangan anak dipimpin oleh G. Stanley Hall,
penulis artikel the content of children minds (1883). Observasi dilanjutkan oleh Arnold Gesell, untuk
mengungkap pengaruh kematangan pada perkembangan dan belajar anak.
Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara dan belajar membaca terjadi sebagai akibat
perkembangan biologis anak. Deskripsi Gesell tentang tahap kematangan anak dan kesiapan untuk
belajar pada usia kronologis menginformasikan kepada pengembang kurikulum tentang bagaimana
mendesain kurikulum bagi kelas-kelas yang berbeda. Gesell mengemukakan prinsip umum bahwa
pertumbuhan gerak maju dari kepala ke ekor (cephalochaudal), dan dari tubuh ke bagian-bagian, seperti
tangan dan kaki (proximodistal).
Teori perkembangan kognitif/konstruktivisme menurut Jean Piaget bahwa perkembangan kognitif
mempunyai pengaruh besar untuk memahami bagaimana anak memperoleh dan menggunakan
pengetahuan. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur sejalan dengan pengalaman yang
berkesinambungan dan bertambah luasnya pemahaman tentang informasi-informasi yang ditemui.
Menurut Piaget, anak menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada
setiap tahap, baik kuantitas informasi maupun kualitas kemampuan meningkat.
Teori Lev V. Gotsky meyakini bahwa anak-anak membentuk, membangun, atau mengkonstruk
pengetahuan. Para ahli psikologi Amerika baru menyadari karyanya yang berjudul thought an language
(1932) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (1962). Menurut V. Gotsky interaksi sosial
memegang peran penting dalam belajar. Baginya interaksi fisik dan interaksi sosial sangat penting bagi
perkembangan. Orang dewasa memegang peran penting sebagai mediator sosial, lebihlebih guru harus
mengidentifikasi apa yang sebenarnya dipahami anak. Lingkungan sosial mencakup keluarga, sekolah,
masyarakat, dan budaya yang menjadi lingkungan hidup anak. Lingkungan budaya dan lingkungan
keluarga anak yang berbeda akan berpengaruh terhadap cara anak berpikir. V. Gotsky melangkah lebih
jauh dan menganggap budaya anak dan sejarah hidupnya secara individual sangat penting. Anak
berbagi proses mental dalam konteks sosial dan belajar dengan berbagi pengalaman melalui
interaksinya dengan orang lain. Anak belajar dengan berbagi pengalaman dengan orang lain, kemudian
diikuti pengalaman-pengalaman pribadi (V. Gotsky, 1978)
Teori Behaviorisme ini berakar dari karya Ivan Pavlov seorang ahli psikologi Rusia yang
menetapkan bahwa binatang dapat mempelajari respon fisiologi kepada lingkungan melalui rangsangan
(stimuli). Para ahli behaviorisme menanamkan teori S-R (stimulus-respon) dalam perkembangan anak.
Menurut para ahli behaviorisme baru, faktor kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah
lingkungan dan kesempatan untuk belajar. B. F. Skinner (1953) menyampaikan gagasannya bahwa
perilaku dapat dipelajari dan dibentuk atau dimodifikasi. Strategi untuk memodifikasi perilaku
didasarkan atas reinforcement. Bila perilaku yang dikehendaki dilakukan anak dan diberi hadiah (reward),
perilaku itu sudah di-reinforced, dan kesempatan untuk perilaku itu akan diulang lagi. Hukuman
digunakan untuk menghentikan perilaku yang tidak dikehendaki. Memberikan hadiah (penghargaan)
untuk perilaku yang dikehendaki lebih efektif daripada memberi hukuman pada perilaku yang tidak
dikehendaki.
Teori belajar sosial, yang dikemukakan Albert Bandura (1963) menyatakan bahwa banyak
perilaku yang tidak dipelajari melalui pembentukan tetapi berkembang melalui reaksi dan
interpretasi individu terhadap situasi. Petunjuk/perintah verbal ditambah observasi individu dalam
suatu konteks sosial, akan berdampak pada ekspektasi, kemampuan, dan pertimbangan-
pertimbangan individu lainnya dalam menentukan respon. Maka, seorang anak yang melihat anak
lain yang dihukum karena perilaku yang tidak dikehendaki akan dapat mempelajari respon yang
semestinya. Dengan kata lain dapat dikatakan bawa anak dapat mempelajari perilaku yang baru
dengan melakukan

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Observasi awal terhadap anak untuk memahami perkembangannya dilakukan oleh .... A. Arnold
Gesell
B. G. Stanley Hall
C. Jean Piaget
D. Lev Vygotsky

2) G. Stanley Hall menulis artikel dengan judul ....


A. Play, dreams and immitation
B. Childrenhood society
C. The contens of childrens minds
D. Sciene and human behavior

3) Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam memampukan anak untuk belajar. Hal itu
dikemukakan oleh ....
A. Arnold Gesell
B. G. Stanley Hall
C. Jean Piaget
D. Lev Vygotsky
4) Cephalo Caudal isilah untuk menerangkan bahwa pertumbuhan bergerak maju dari ....
A. tubuh ke bagian-bagian, seperti tangan dan kaki
B. kiri ke kanan
C. bawah ke atas
D. kepala ke ekor

5) Jean Piaget menerangkan tentang teori perkembangan ....


A. psikomotorik
B. afektif
C. kognitif
D. biologis

6) Lev Vygotsky, psikolog Rusia menulis buku yang membuatnya terkenal dengan judul ....
A. How children learn
B. Thought an language
C. Emotional intelligence
D. Tomorrow children

7) Menurut keahliannya, Vygotsky termasuk ....


A. behaviorist
B. constructivist
C. futurist
D. pragmatist

8) Teori behaviorisme dari karya ....


A. Kurt Lewin
B. Benyamin Bloom
C. John Dewey
D. Ivan Pavlov

9) Menurut B.F Skinner strategi untuk memodifikasi perilaku didasarkan atas ....
A. reinforcement
B. persuation
C. observation
D. evaluation

10) Menurut Albert Bandura, anak dapat mempelajari perilaku yang baru dengan melakukan .... A.
observation
B. manipulation
C. evaluation
D. imitation

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul
selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum dikuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1) B. mempunyai gambaran dan harapan yang jelas tentang
perkembangan peserta didik.
2) D. faktor genetik mempengaruhi semua aspek yang berkembang.
3) A. kecerdasan adalah warisan dari kedua orang tua.
4) B. faktor genetik dan lingkungan mempunyai pengaruh yang sama besar.
5) B. menurunnya pengaruh lingkungan terhadap temperamen karena pengaruh bimbingan orang tua.
6) C. Thomas & Chess.
7) A. berlanjut terus sampai dewasa.
8) A. pada fase ini terjadi pertumbuhan satu sel menjadi organisme yang lengkap.
9) C. sintesis dari tugas perkembangan dan tugas sosial.
10) C. pada masa ini anak hanya dapat mengerti berdasarkan apa yang dapat dilihat dan diraba.

Tes Formatif 2
1) D. Carol Gestwicki, perkembangan mengikuti urutan yang dapat diramalkan.
2) D. kematangan untuk belajar merupakan proses perubahan menerima sesuatu yang baru.
3) A. fungsi, dengan pertumbuhan terjadi pula perubahan fungsi.
4) B. pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur
5) C. bilateral adalah 2 hal yang mempunyai simetri yang sama yaitu kiri dan kanan.
6) B. Tanner, J.M.
7) A. setiap orang mempunyai kecepatan yang berbeda dalam
pertumbuhan.
8) C. 45 bulan pertama merupakan masa paling kritis.
9) B. dengan mengetahui modalitas masing-masing dapat merancang pembelajaran.
10) C. penggunaan alat peraga memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Tes Formatif 3
1) B.
2) C.
3) A.
4) D.
5) C.
6) B.
7) B.
8) D.
9) D. 10) A.
Daftar Pustaka

Bandura, A. (1969). Principles of Behavior Modification.

Berk, Laura E and Winsler, Adam. (1995)/ Scaffolding Childern's Learning.

Caorms. R.B (1983). The Emergence of the Developmental Psychology. Cambridge University Press.

De Porter, Bobbi & Hernachi, Mike. (1992). Quantum Learning. Del Publishing. Develoment. Houghton
Mufflin Company. Boston. Development. J. B. Lippincoot Company, Philadelphia, 1973.

Grinder, Michael. (1991). Righting the Educational Conveyor Belt, New York: Metamorphous Harvard
Educational Review, 39, 1-123 Holt. Rinehart & Winston.

Hall, G.S. (1983). The Contents of Children Minds. New York Appleton.

Jensen, A.R. (1969). How much can we boost IQ and shcolastic achievement? New York: Press. Portland Oregon.

Santrok, J.W., and Yussen, S,R. (1992). Wm, C, Brown Pub. Dubuque.

Seifert, Kelvin L., and Hoffnung, Robert J. (1991). Child and Adolescent.

Shock, N., Current Trends in Research in the Psychological Aspects of Aging, J. Significance. New York:
Garland.

Sutterly, Doris Cook and Donnelly, Gloria Ferraro, Perspectives in Human.

Tanner, J.M., Earlier Maturation in Man Scientific American, 281:1, 1965.

Thomas, A., & Chess, S. (1991). Temperament in Adolescence an Its Functional.


Vasta, Ross (1992). Child Psychology. The Modern Science. New York. John Willey & Sons. Inc.

Winick, M. (1970) Nutrition and Mental Development.

Wyden. B. (1971). Growth: 45 crucial months. Life. December.


TUGAS

A. Fase tahap perkembangan

1. Fase prenatal (fase janin) adalah waktu antara pembuahan dan kelahiran. Selama
masa ini, terjadi pertumbuhan luar biasa dari satu sel menjadi organisme lengkap
dengan otak dan kemampuan berperilaku, lahir dalam waktu sekitar sembilan
bulan.
2. Tahap bayi adalah tahap perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai
usia 18 atau 24 bulan. Masa ini sangat bergantung pada orang tua. Misalnya,
banyak fungsi psikologis yang baru saja dimulai seperti bahasa, koordinasi
sensorik-motorik dan sosialisasi. Selain itu, bayi diajarkan untuk mengetahui
kapan dan dimana harus buang air besar dan kecil dengan istilah “toilet training”.
Caranya adalah dengan melatih mereka buang air kecil sebelum tidur dan segera
buang air kecil setelah bangun tidur. Ini mencegah anak dari "mengompol".
3. Anak usia dini merupakan tahap perkembangan yang berlangsung dari akhir
masa kanak-kanak hingga usia 5-6 tahun. Usia yang kadang-kadang disebut usia
prasekolah. Pada tahap ini mereka belajar melakukan banyak hal sendiri dan
mengembangkan keterampilan siap sekolah serta menghabiskan beberapa jam
bermain sendiri atau bersama teman. Pada tahap ini anak juga sedang mencoba
melatih keterampilan berbicara, sehingga diamati melakukan monolog atau
berbicara sendiri seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain. Pindah ke
kelas satu sekolah dasar menandai berakhirnya tahap ini.
4. Masa kanak-kanak pertengahan dan akhir merupakan tahapan perkembangan
yang berlangsung sekitar usia 6 hingga 11 tahun, sama seperti anak sekolah
dasar, anak-anak memperoleh keterampilan dasar membaca, menulis dan
berhitung. Secara formal, mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan
kebudayaannya. Prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, pengendalian
diri pun meningkat.
5. Masa remaja merupakan suatu tahap perkembangan yaitu peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa awal yang dimulai sekitar usia 10-12 tahun dan
berakhir sekitar usia 18-22 tahun. Remaja mengalami perubahan fisik yang
sangat pesat, perubahan ukuran bagian tubuh, perkembangan ciri-ciri seksual
seperti pembesaran payudara, tumbuhnya rambut di bagian tertentu, dan
perubahan suara. Pada tahap ini, kita mencoba untuk mandiri dan mencari jati
diri kita sendiri. Pemikirannya lebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama,
semakin banyak waktu yang dihabiskan di luar keluarga. Pubertas dini pada anak
laki-laki diawali dengan “mimpi” yang ditandai dengan basah kuyup di
kehidupan nyata.

B. Aspek Perkembangan

1. Pertumbuhan fisik
a. Pertumbuhan fisik ditandai dengan: lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat.
Dalam hal ini peran gizi sangatlah penting.
b. Perubahan pada tulang, otot dan keterampilan gerak: berlari, memanjat,
melompat, berenang, bersepeda, sepatu roda.
c. Aktivitas fisik sangat diperlukan untuk melatih koordinasi dan kestabilan
tubuh, serta energi yang terkumpul harus diarahkan.
d. Pertumbuhan fisik biasanya lebih stabil atau tenang, anak-anak lebih tinggi,
lebih berat, lebih kuat dan mempelajari berbagai keterampilan. Perubahan
signifikan terlihat pada tulang, otot, dan mobilitas. Berlari, memanjat,
melompat, berenang, bersepeda, sepatu roda merupakan aktivitas fisik dan
keterampilan gerak yang banyak dilakukan oleh anak-anak. Pada dasarnya
yang penting anak selalu aktif. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
perbedaan gender dalam pertumbuhan fisik sangat menonjol dan hampir
tidak terlihat
2. Perkembangan bicara
a. Ucapan yang lebih selektif, lebih sedikit obrolan, penekanan pada bentuk
komunikasi, bukan sekedar latihan verbal
b. Berbicara merupakan sarana komunikasi yang paling penting ketika
berkomunikasi dengan orang lain. Semakin banyak kosakata yang Anda
peroleh dari berbagai sumber, maka semakin banyak pula kosakata yang
Anda miliki. Jika pada anak usia dini anak berada pada fase bicara, kini
kemampuan bicaranya sudah menurun. Secara umum, anak perempuan lebih
banyak berbicara daripada anak laki-laki karena anak laki-laki menganggap
bahwa terlalu banyak bicara tidak sesuai dengan peran maskulin mereka.

3. Perkembangan kognitif
a. Jean Piaget (1896-1980) melakukan studi intensif tentang perkembangan
kognitif anak melalui pengamatan cermat selama bertahun-tahun. Piaget
mengembangkan teori tentang bagaimana kemampuan berpikir anak melalui
beberapa tahapan.
b. Pemahaman tentang bilangan, panjang, luas dan ukuran mulai muncul. Anak
dapat memikirkan suatu benda dari beberapa arah atau dimensi. Rasakan
kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung memberikan
kontribusi yang besar terhadap pemikiran. Itulah sebabnya Piaget menyebut
tahap ini sebagai tahap tindakan nyata,
c. ketika sikap egois biasanya mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan
dan menerima sudut pandang orang lain. Mengurangi rasa ego dan mulai
bersosialisasi. Materi percakapan mulai lebih fokus pada lingkungan sosial
dan tidak hanya pada dirinya saja. Mengelompokkan objek yang sama
menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak-anak dapat
mengklasifikasikan objek menggunakan banyak karakter dan mengaturnya
menjadi kumpulan berdasarkan satu dimensi, seperti panjang dan berat.
d. Meski mereka sudah bisa berpikir logis, namun cara berpikir mereka masih
berorientasi pada masa kini. Baru pada masa remaja anak dapat benar-benar
berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai
kemungkinan, dimana anak telah mencapai tahap berpikir operasional
formal. Anak sudah bisa menggunakan simbol untuk melakukan aktivitas
mental, mulai menggunakan logika. Contoh: seorang anak umur 8 tahun
diberikan 3 balok yang berbeda ukuran yaitu balok X, Y dan Z. Anak tersebut
benar mengatakan bahwa balok X lebih besar dari balok Y, balok Y lebih
besar dari balok Z dan balok X adalah lebih besar dari blok Z Anak dapat
berpikir logis tanpa harus membandingkan pasangan secara langsung.

4. Perkembangan emosional
Ciri-ciri emosi anak adalah sebagai berikut:
a. Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat (sebentar), hanya beberapa
menit, dan bersifat tiba-tiba. Sebab, emosi anak diekspresikan dalam bentuk
tindakan atau gerakan kasat mata yang menghasilkan emosi yang berumur
pendek, berbeda dengan orang dewasa yang bisa bertahan lama. Ciri-ciri
emosi anak adalah: kesedihan, depresi, ketakutan, kegembiraan,
kebahagiaan, humor, dll.
b. Emosi anak kuat atau besar. Hal ini terlihat ketika anak: takut, marah atau
bercanda. Mereka terlihat sangat marah, sangat takut, tertawa terbahak-
bahak, meski cepat menghilang. Pada orang dewasa, walaupun ia merasa
takut, rasa takutnya tidak tampak begitu kuat, sehingga ketika ia marah atau
bercanda, amarah dan tawanya terkendali,
c. Emosi anak mudah berubah. Seringkali kita jumpai seorang anak yang
hanya menangis, berubah menjadi tawa, dari marah menjadi senyuman.
Perubahan sering terjadi, dari emosi sulit menjadi emosi bahagia dan
sebaliknya dalam waktu singkat,
d. Emosi anak muncul berulang kali. Hal ini karena anak sedang berkembang
menjadi dewasa. Dia harus melakukan perubahan pada situasi eksternal, dan
ini dilakukan beberapa kali. Anak sering menangis, sering marah, sering
takut. Mungkin anak menangis 7 kali sehari, marah 5 kali, dan seterusnya.
e. Reaksi emosi anak berbeda-beda. Pengamatan terhadap anak-anak dari
berbagai usia menunjukkan reaksi emosional yang berbeda-beda. Saat bayi
lahir, polanya sama. Lambat laun, pembelajaran tentang lingkungan
membentuk perilaku dengan perbedaan emosi individu. Contoh: Anak yang
dibawa ke dokter gigi diberitahu ada yang tertawa, ada yang menangis, ada
yang tidak respon.
f. Emosi anak dapat dikenali atau dideteksi melalui gejala-gejala perilakunya,
walaupun anak terkadang tidak menunjukkan reaksi emosional yang terlihat
dan langsung, namun emosi tersebut dapat diketahui melalui perilakunya
seperti melamun, gelisah, menghisap jari, sering menangis, dan lain-lain.
g. Emosi anak mengalami perubahan kekuatan. Sekali perasaan itu begitu
kuat, maka semakin berkurang. Perasaan lain mula-mula melemah dan
kemudian menguat. Misalnya: Seorang anak menunjukkan rasa malu di
tempat asing. Kemudian, ketika ia tidak lagi merasa asing, rasa malunya
akan berkurang atau bahkan hilang.
h. Perubahan ekspresi emosional. Anak-anak menunjukkan keinginan yang
besar terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak berpikir bahwa
keinginannya akan merugikan dirinya sendiri atau orang lain, dan ia tidak
berpikir bahwa pemenuhan keinginannya akan membutuhkan biaya yang
tidak mampu ditanggung oleh orang tuanya. Jika keinginannya tidak
terpenuhi, dia akan marah. Sebaliknya, ketika ia merasa senang, bahagia,
tidak peduli tempat dan waktunya, ia tersenyum dan tertawa, meski orang
lain terkadang tidak mengetahui apa yang dirasakan anak tersebut.

5. Perkembangan sosial
Perluasan lingkungan sosial pengaruh luar. Ia mulai mendekatkan diri
dengan teman-temannya dan mulai menarik diri dari keluarganya. Bermain
dalam kelompok memberikan kesempatan dan pelajaran bagi anak dalam
berkomunikasi dan bertoleransi dengan teman-teman Pengaruh teman
sangat besar, baik positif sebagai pembentukan konsep diri dan harga diri,
maupun negatif. Perkembangan emosi anak tidak lepas dari perkembangan
sosial yang sering disebut dengan perkembangan perilaku sosial. Orang-
orang disekitarnya mempunyai banyak pengaruh terhadap perilaku
sosialnya. dunia Anak-anak sosial-emosional menjadi lebih kompleks dan
berbeda pada periode ini. Komunikasi dengan keluarga, teman sebaya,
sekolah dan hubungan dengan guru adalah penting penting dalam kehidupan
seorang anak. Pemahaman diri
C. Kegunaan Perkembangan Anak untuk Intervensi Dini ABK

Pada umumnya anak berkembang dengan melewati berbagai tahapan yang


sesuai dengan usianya, dan masing-masing memiliki tugas perkembangan yang
berbeda-beda, jika ada hambatan dalam fase perkembangan tersebut, maka sangat
perlu bagi orangtua atau guru mengamati perkembangan nya agar mengetahui
apakah ada perkembangan yang terhambat dan tidak sesuai dengan anak seusianya,
dengan hal tersebut anak akan di berikan intervensi dini Anak Berkebutuhan
Khusus yang sesuai dengan hambatan yang ia miliki.
Penjelasan tentang Fase perkembangan anak sangat berguna untuk mengetahui
intervensi apa yang akan diaplikasikan kepada ABK.
Kegunaan intervensi dini ABK ialah agar dapat Mengoptimalkan dan
meningkatkan perkembangan anak yang mengalami hambatan.
Kami akan memberikan contoh Intervensi dini kepada ABK, seperti Anak
Tunarungu yang memiliki hambatan pada keterlambatan dalam perkembangan
bahasa dimana kurangnya kosa kata yang dimiliki anak, artikulasi anak yang masih
kurang jelas, belum mampu dalam mengartikan ungkapan-ungkapan yang
mengandung kiasan, dan belum mampu dalam mengartikan kata-kata abstrak,
sehingga intervensi yang dapat dilakukan atau diterapkan yaitu dengan cara
meningkatkan kemampuan pada bahasa komunikasi anak seperti, memposisikan
tempat duduk anak disamping teman yang suka berkomunikasi agar anak
terpancing untuk berinteraksi, mengajarkan cara berartikulasi kosakata yang jelas
melalui gerak bibir, ering mengajak anak berbicara. Contoh kedua ialah anak
Tunagrahita yang memiliki hambatan dalam perkembangan intelegensi, mental,
sosial, emosi dan fisik dari hambatan tersebut mereka memerlukan layanan
intervensi berupa membina diri nya sendiri agar dapat lebih mandari dalam
melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
D. FILE ARTIKEL
Identitas Artikel:

1. Judul Artikel: Perkembangan Anak Usia 7-12 Tahun


https://staffnew.uny.ac.id/upload/132206556/pengabdian/perkembangan-anak.pdf

MKDK4002-M1.pdf

2. Judul Artikel: Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


http://repository.ut.ac.id/4032/1/MKDK4002-M1.pdf

perkembangan-anak.
pdf

E. DOKUMENTASI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai