Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK PROSES PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A. Karakteristik Perkembangan Sebelum Remaja


1. Anak Usia Dini
  Usia 0 – 1 tahun
Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
a)      Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan
berjalan.
b)      Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati,
meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke
mulutnya.
c)      Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial
dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan
memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

  Usia 2 – 3 tahun
Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
a)      Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki
kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa.
b)      Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian
satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan
berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan
pikiran.
c)      Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada
bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan
namun lebih banyak pada lingkungan.

  Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
a)      Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal
ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
b)      Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan
orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
c)      Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak
yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan
segala sesuatu yang dilihat.
d)      Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas
bermain dilakukan anak secara bersama.
            Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase ini, meliputi kegiatan-kegiatan belajar
sebagai berikut:
1.      Belajar memakan makanan keras, misalnya bubur dan nasi.
2.      belajar berdiri dan berjalan.
3.      belajar berbicara
4.      Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya.
5.      Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.
6.      Mencapai kematangan untuk belajar membaca.
7.      belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya.
8.      belajar membedakan hal-hal yang baik dengan yang buruk.

2. Fase Anak-anak
1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
a)      Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain.
b)      Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak
c)      Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak
d)      Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali
diderita anak.

2. Perkembangan Intelektual dan Emosional


a)      Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain
kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua.
b)      Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin,
usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan
perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan
bangsa.
c)      Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa
takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang
sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak
dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak.
d)      Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul
juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.
e)      Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak,
biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog
dan sebagainya.
f)        Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan
ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul.

3. Perkembangan Bahasa
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 – 5 bulan. Orang tua yang bijak selalu
membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak
memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa.
Fungsi dan tujuan berbicara antara lain:
  sebagai pemuas kebutuhan,
  sebagai alat untuk menarik orang lain,
  sebagai alat untuk membina hubungan sosial,
  sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri,
  untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain,
  untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

4. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap


a.     Orang tua mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat.
b.     Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa
materiil dan non materiil
c.     Fungsi hadiah bagi anak, antara lain:
  memiliki nilai pendidikan,
  memberikan motivasi kepada anak,
  memperkuat perilaku dan
  memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
d.   Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah:
  fungsi restruktif,
  fungsi pendidikan,
  sebagai penguat motivasi.
e.   Syarat pemberian hukuman adalah:
  segera diberikan,
  konsisten,
  konstruktif,
  harus disertai alasan,
  sebagai alat kontrol diri,
  diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
            Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa perkembagan kedua ini meliputi
kegiatan belajar dan mengembangakan hal-hal sebagai berikut:
1.      Belajar keterampilan fisik yang di perlukan untuk bermain.
2.      Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri
3.      Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika.
4.      Belajar memainkan peran sesuai jenis kelaminnya.
5.      Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.
6.      Mengembangkan konsep-konsep yang di perlukan kehidupan sehari-hari.
7.      Mengembangkan kata hati, moral dan sekala nilai yang selaras.
8.      Mengembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun negatif.

B. Karakteristik Perkembangan Remaja dan Dewasa


1. Fase Remaja
  Fase Remaja Awal (10-14 tahun)
        Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
        Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder
        Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orangtua.
        Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
        Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
        Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
        Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial
        Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan
untuk:
1. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika
membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya.
3. Menerapkan pendekatan.
4. Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan.
5. Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
  Fase Remaja Akhir (14-22 tahun)
        Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
        Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat
        Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif
        Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
        Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya
        Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak
        Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai
warga Negara
        Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
        Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
        Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan


pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru,
diantaranya:
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya
penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika
2. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi
dirinya
3. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
4. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan
5. Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan
penuh godaan
6. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis,
reflektif dan positif
7. Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta
8. Memupuk semangat keberagaman siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih
toleran
9. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa dan bersedia mendengarkan segala
keluhan dan problem yang dihadapinya
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya meliputi pencapaian
segala hal yang berhubungan dengan masa dewasa, yakni:
1.      Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis
kelamin.
2.      Mencapai peranan sosial yang selaras dengan tuntutan sosial dan cultural masyarakatnya.
3.      Menerima kesatuan organ-organ tubuh sesuai jenis kelaminnya dan menggunakannya secara
efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4.      Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah masyarakat-masyarakatnya.
5.      Mencapai kemerdekaan/kebebasan emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi seorang “person” (dirinya sendiri).
6.      Mempersiapkan diri untuk mencapai karier.
7.      Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga).
8.      Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika
2. Fase Dewasa
      A.    Pertumbuhan Fisik
      B.     Pertumbuhan Intelektual
Menurut Schaine, perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin
saya ketahui” (what I need to know). Proses transisi oleh Chaine dibagi atas lima tahap
berikut:
1.      Tahap pemerolehan (aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja.
2.      Tahap penguasaan (achieving), berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an.
3.      Tahap tanggung jawab (responsible), pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an.
4.      Tahap eksekutif (executive), pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an
5.      Tahap reintegrasi (reintegrative), pada usia 60 tahun ke atas
      C.    Perkembangan Moral
Tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menurut Gilligan:
  Orientasi terhadap keberadaan diri
  Kebaikan sebagai pengorbanan diri
  Moralitas tidak berbuat kekerasan

Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa


Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan orang dewasa digolongkan ke dalam tingkatan:
1.      Kebutuhan yang bersifat biologis
2.      Kebutuhan rasa aman
3.      Kebutuhan sosial
4.      Kebutuhan akan harga diri
5.      Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik
            Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
1.      Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
2.      Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga.
3.      Mulai memasuki kehidupan berumah tangga.
4.      Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga.
5.      Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6.      Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, papan yang cukup dan
memberikan pendidikan.
7.      Menerima tanggung jawab kewarganegaraan.
8.      Menentukan kelompok sosial yang cocok dan menyenangkan.
Daftar Pustaka:
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV
Pustaka Setia.
Syah, Muhibbin.2013. Psikologi pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya
Arya. 2010. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/03/31/perkembangan-kognitif-pada-anak/,
diakses 2 November 2010).
Wiriana, 2008. Perkembangan kognitif pada anak. (online).
(http://www.doctoc.com/docs/20992333/perkembangankognitif-padaanak, diakses 4
November 2010).

Anda mungkin juga menyukai