Anda di halaman 1dari 4

Jawaban soal UAS Perkembangan Peserta Didik

Muchammad Aliful Ulya

(1610231057)

1. Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, yaitu adalah
masa kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormon dan perubahan
fisik. Pikiran mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak
dan hipotesis, perasaan mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang
cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka,
membangun identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa sampai
masa dewasa.
a. Perkembangan intelektual

Tidak sedikit anak remaja yang berupaya menentukan pilihan-pilihan


kegiatannya atas dasar pertimbangan yang rasional, baik dari sisi kompetensi
pribadi dan minatnya terhadap pilihan tersebut.

Contoh pertama, apabila disekolah terdapat bermacam-macam


program ekstrakurikuler maka anak tersebut berupaya memilih salah satu
ekstrakurikuler yang diminatinya serta sesuai dengan kemampuan dirinya,
tidak lagi atas dasar pilihan orang tuanya.

Contoh kedua, dalam hal memilih sekolah. Tidak sedikit remaja yang
memilih sekolah atas dasar pertimbangan hal-hal yang ada dalam pribadinya
bukan karena pilihan ditentukan oleh orang tuanya, walaupun juga masih ada
remaja yang menurut apa yang menjadi pilihan, apa yang menjadi ketentuan,
serta apa yang menjadi harapan orang tua bagi dirinya.

Rasa ingin tahu yang besar karena reamaja berada pada perkembangan
kognitif yang fleksibel, maka remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bila
rasa ingin tahu itu diarahkan ke hal-hal yang positif maka itu akan sangat
membentuk dirinya dengan baik. Misal, penelitian ilmiah, lintas alam, dan
sebagainya.
Tapi apabila rasa ingin tahu itu disalurkan dengan cara yang negatif
maka hal itu bisa merusak dirinya sendiri. Misal, merokok, memakai narkoba,
menonton film porno, melakukan seks bebas yang merupakan tindakan yang
dilakukan remaja karena berawal dari rasa ingin tahu yang besar.

Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang
cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak
tidak memiliki keleluasaan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai
dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu
mencapai tahap pemikiran abstrak sehingga saat mereka lulus sekolah
menengah, sudah terbiasa berfikir kritis dan mampu untuk menganalisis
masalah dan mencari solusi terbaik. Untu itu, sekolah, keluarga, lingkungan
punya tanggung jawab untuk membimbing remaja dengan benar.

b. Perkembangan emosi
Emosi belum mencapai suatu stabilitas, tertentu dan perlu adanya
simpati dan nasehatnasehat.Pikiran dan emosi anak saling dipengaruhi, oleh
ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan
orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemapuan obstraksi anak yang
menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa
dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam fikirannya.

Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa:


1. Cita-cita idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa
memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis
yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat
orang lain dalam penilaiannya. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan
kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego
semakin berkurang dan diakhiri masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya
sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.

\
c. Perkembangan sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan
untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu
yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun
perasaannya.
Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu
kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan
perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan maka
kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik.
Sedangkan, apabila kelompoknya itu menampilkan dan perilaku yang
melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan
melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.

2. a. Remaja muda yang ingin populer, harus menghindari kesan terkait intelektual atau
bahwa ia tidak ingin terkesan pandai, karena ketika pada masa itu banyak yang
beranggapan bahwa menjadi nakal itu adalah suatu hal yang keren dan memiliki
teman yang banyak dapat terlihat berwibawa. Remaja muda berperilaku seperti ini
dikarenakan kurang diterima oleh teman-teman sekelas, yang merasa tidak mengalami
kegembiraan sebagaimana dialami teman-teman sekelas dalam berbagai kegiatan
ekstra kurikuler maupun intelektual akademik.

b. yang perlu dilakukan oleh pendidikk untuk membangkitkan minat remaja pada
perkembangan intelekktual adalah membekali keimanan Remaja, memberi contoh dan
mengingatkan pengamalan ibadah remaja, memberikan informasi tentang bahaya
merokok dan narkoba, memberikan informasi tentang pengaturan perilaku seksual
yang sesuai dengan norma sosial serta agama, dan membiasakan anak bersikap
terbuka kepada orang tua maupun tenaga pengajar yang merupakan orang tua kedua
di sekolah dan lingkup pendidikan
3. Pendidik perlu memahami tugas-tugas perkembangan pada masa remaja
karena calon pendidik sangat berperan dalam pembentukan karakter anak, sehingga
calon guru harus memahami dan peka terhadap masalah yang dihadapi peserta didik,
memahami setiap tingkah laku peserta didik baik dari segi positif maupun negatif, dan
kondisi psikologis perserta didik karena akan berpengaruh terhadap proses belajarnya
nanti. Sehingga dengan mempelajari hal-hal tersebut dapat membantu calon guru
dalam mengambl tindakan dalam menghadapi, memahami, serta menyelesaikan
masalah-masalah yang sering terjadi pada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai