0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan3 halaman
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
A. Seni Sebagai Media Ekspresi Kegiatan ekspresi telah dimulai anak sejak lahir. Ekspresi yang ditunjukan anak merupakan ekspresi untuk mencapai tujuan tertentu, dapat pula mengekspresikan sesuatu yang menyatakan perasaan. Seringkali anak kurang mampu mengeluarkan isi hatinya dengan bahasa lisan, namun bahasa tulisan lebih sulit digunakan untuk mengungkapkan isi hatinya. Oleh karena itu, wujud ekspresi dalam seni rupa dapat berupa gambar, patung dan karya lainnya. B. Seni Sebagai Media Komunikasi Anak memiliki keinginan untuk menyatakan apa yang ada pada pikirannya kepada orang lain, oleh karenanya anak berkomunikasi. Keinginan berkomunikasi dapat melalui berbagai media seni : suara, tulis, gerak dan gambar. Melalui suara komunikasi dapat diwujudkan dalam bentuk nyanyian. Karya sastra merupakan media komunikasi yang disampaikan melalui tulisan. Drama dan bermain peran merupakan media komunikasi yang diwujudkan dalam gerak. Dan gambar merupakan media komunikasi yang dibentuk dengan bahasa rupa. C. Seni Sebagai Media Bermain Bermain merupakan bentuk ekspresi bebas paling jelas ada pada anak-anak dan sesuatu yang paling murni. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Permainan yang dapat dikembangkan sesuai dengan empat fungsi mental : 1. segi perasaan, dikembangkan dengan latihan-latihan penjiwaan ke arah drama. 2. segi intuisi, dikembangkan dengan latihan-latihan ritmis ke arah tari dan musik. 3. segi sensasi, dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri ke arah plastis atau visual. 4. segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan konstruktif ke arah keahlian. D. Seni Sebagai Media Pengembangan Kreatifitas dan Kemampuan Berpikir Kreativitas berperan mengembangkan kemampuan kognitif. Seni dapat memancing tumbuhnya kemampuan kreatif. Kreativitas tidak hanya diperlukan dalam kesenian, tetapi juga diperlukan pada bidang lain untuk membentuk kepribadian anak seutuhnya. Pengertian kreativitas menurut S.C. Utami Munandar (dalam Muharram, Halaman 27) : 1. kemampuan untuk membuat kondisi baru dan unsur-unsur yang ada. 2. kemampuan menggunkan data atau informasi yang tersedia. 3. kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, kemurnian dalam mengembangkan dan memperkaya gagasan. Penemuan tentang sifat, kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat anak melakukan kegiatan seni, memotivasi untuk berpikir dan mengambil kesimpulan. Aristoteles berpendapat bahwa dalam seni harus selaras dengan rasio dan emosi. Penciptaan seni menempatkan rasio sebagai control. Contoh : balok permainan tidak dapat disusun seenaknya menjadi bentuk arsitektural, tetapi dibutuhkan satu penyusunan yang berpola. E. Seni Sebagai Media Pengembangan Bakat Seni Umumnya orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir, namun bakat yang terpupuk sejak lahir akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya meskipun berbakat tetapi tidak dipupuk maka pudarlah bakat itu. Pendidikan seni rupa yang ideal memberikan kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkan bakatnya sejak awal masa sekolah. Tujuan Seni 1. Sebagai alat pendidikan 2. Menggunakan sarana, prasarana, mengembangkan wacana, mengembangkan materi (cirri-ciri karya seni rupa), melaksanakan seluk beluk pembelajaran. 2. Untuk mencapai tujuan tersebut guru dapat menggunakan metode dalam pembelajaran seni rupa. Metode yang dapat diterapkan yaitu metode Ekspresi Bebas dengan pendekatan Konseptual (CTL) dan Inkuiri. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Menurut teori pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungannya dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya. Berdasarkan pemahaman di atas, menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat lainnya. Pendekatan CTL, selain untuk pengembangan kreativitas dan kemandirian anak, diharapkan pula dapat mengatrol kreativitas dan keprofesionalan guru. Kedua, agar dalam pembelajaran tidak lagi berorientasi pada content transmission model tetapi beranjak keknowledge based environment, sehingga berpeluang untuk survive dan excel. Pendekatan CTL yang knowledge based environmentdapat membantu anak mengkaitkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan situasi-kondisi nyata. Anak dapat belajar dari dan melalui mengalami serta mengkonstruksi pengetahuan baru yang bermakna baginya. Agar CTL dapat efektif, dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsipnya.Pendekatan CTL dalam pembelajaran seni rupa pada hakikatnya bukan pendekatan baru karena art as a way of knowing, yang pada kegiatannya telah juga menuntut peserta didik menjadi problem solver; melakukan observasi, inkuiri, refleksi, dan membuat simpulan serta menyajikan hasil belajarnya. Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiapsiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar siswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini siswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata pelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila siswa meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan penguasaan konsep materi mata pelajaran sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar.