Anda di halaman 1dari 16

PERANAN ORANTUA DALAM MENGEMBANGKAN

KREATIFITAS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Karya Ilmiah

Disusun oleh :

SMP NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL BOGOR

JALAN JAMI SUKALUYU TAMANSARI, BOGOR

2022/2023

Footnote
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orangtua adalah pengembangan amanah penting dalam pendidikan seorang
anak, karena orangtua adalah orang yang paling dekat dengan anak dan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap perkembangan mereka. Orangtua juga berperan penting
dalam meningkatkan kreativitas anak. Orangtua dapat membantu meningkatkan
kreativitas anak-anak mereka dan memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi
minat dan bakat mereka, dan menemukan cara unik untuk mengekspresikan diri.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan perhatian dan
dukungan khusus dalam hal perkembangan dan pembelajaran. Kebutuhan khusus ini
dapat berasal dari berbagai faktor seperti cacat fisik, gangguan perkembangan, atau
masalah kesehatan mental. Anak-anak dengan kebutuhan khusus seringkali
memerlukan bantuan tambahan dalam mengakses pendidikan dan layanan kesehatan,
serta dukungan dari orangtua dan keluarga mereka.
Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan pendekatan yang unik dan terpersonalisasi dalam membantu
mereka mengembangkan potensi dan kreativitas mereka. Peran orangtua dalam
mengembangkan kreativitas anak-anak dengan kebutuhan khusus sangat penting,
karena lingkungan keluarga adalah tempat pertama di mana anak-anak
mengembangkan kreativitas dan eksplorasi diri.
Meskipun anak-anak dengan kebutuhan khusus sering menghadapi tantangan
dalam mengembangkan kreativitas mereka, mereka juga memiliki potensi dan bakat
yang unik. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak dengan kebutuhan
khusus memerlukan lingkungan yang mendukung dan ramah anak, yang
memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Orangtua dapat
berperan penting dalam menciptakan lingkungan tersebut dan membantu anak-anak
dengan kebutuhan khusus untuk mengembangkan kreativitas mereka.
Orangtua dapat membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk
mengembangkan kreativitas mereka dengan memberikan dukungan, umpan balik
yang positif, dan motivasi. Orangtua juga dapat memfasilitasi aktivitas kreatif dan
memberikan kesempatan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk
bereksplorasi dan mengekspresikan diri.
Peran orangtua dalam mengembangkan kreativitas anak berkebutuhan khusus
didorong oleh fakta bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus seringkali
menghadapi tantangan dalam mengembangkan kreativitas mereka. Anak-anak dengan
kebutuhan khusus memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda-beda dalam hal
perkembangan dan pembelajaran, sehingga memerlukan pendekatan yang berbeda
dalam membantu mereka mengembangkan kreativitas.
Dalam rangka meningkatkan kreativitas anak-anak dengan kebutuhan khusus,
penelitian tentang peran orangtua dalam mengembangkan kreativitas anak-anak
dengan kebutuhan khusus dapat memberikan wawasan yang berharga bagi orangtua,
pendidik, dan masyarakat secara umum. Dengan memahami bagaimana orangtua
dapat membantu mengembangkan kreativitas anak-anak dengan kebutuhan khusus,
kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi
perkembangan kreativitas anak-anak dengan kebutuhan khusus.

B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang kami ajukan adalah :
1. Bagaimana peran orangtua dalam mengembangkan kreatifitas anak berkebutuhan
khusus?
2. Apa saja strategi yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu
mengembangkan kreativitas anak berkebutuhan khusus?

C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah untuk melihat peranan orangtua dalam
mengembangkan kreatifitas anak dengan kebutuhan khusus.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui peran orangtua dalam mengembangkan kreatifitas anake
berkebutuhan khusus
2. Mengetahui strategi yang dilakukan oleh orangtua dalam mengembangkan
kreatifitas anak berkebutuhan khusus

Footnote
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti untuk
menjelaskan tentang peran orangtua dalam mengembangkan kreatifitas anak
berkebutuhan khusus.
2. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari peran orangutan
dalam mengembangkan kreatifitas anak berkebutuhan khusus.

F. Hipotesis
Hipotesis yang kami angkat dari penelitian kami adalah Orangtua sangat berperan
dalam mengembangkan kreatifitas anak berkebutuhan khusus.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Peran Orangtua
Islam telah menggariskan konsep yang jelas mengenai pengasuhan anak. Pada
tingkat pertama, islam menjelaskan bahwa yang paling sayang dan cinta kepada
anak adalah orang tuanya, yang dimaksudkan dengan orang tua adalah ayah dan
ibu kandung anak yang didik. Peranan orang tua cukup besar dan dalam banyak
hal pada anak-anaknya.
Orangtua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya
didalam keluarga. Anak bisa merasakan atau menangkap suasana perasaan yang
melingkupi orangtuanya pada saat melakukan berkomunikasi. Kehangatan yang
terpancar dari aktivitas, gerakan, ucapan mimic serta perbuatan orangtua
merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan pendidikan dalam
keluarga.
Peran orangtua adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak, baik dari
sudut organis-psikologis, antara lain : makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan
psikis, seperti kebutuhan akan perkembangan intelektual melalui pendidikan,
kebutuhan akan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan,
asuhan, ucapan-ucapan dan perlakuan-perlakuan. Didalam interaksi orangtua
dengan anak tercakup ekspresi atau pernyataan orangtua tentang sikap, nilai, dan
minat orangtua yang pada akhirnya interaksi orangtua dengan anaknya inilah
yang disebut sebagai gaya pengasuhan orangtua.
Sesuai dengan fungsi dan juga tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga,
menurut Ngalim Purwanto bisa disimpulkan bahwa peran ibu didalam kehidupan
anak-anaknya ialah:
a. Sumber dan pemberi kasih sayang
b. Mengasuh dan merawat
c. Manajemen kehidupan dalam rumah tangga
d. Pemberi perasaan aman bagi anggota keluarga
e. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga.1

1
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Ed 2 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), 82

Footnote
Orangtua adalah tokoh kunci yang sangat berperan didalam memberikan
bimbingan, contoh, kasih serta sayang dalam proses tumbuh kembang anak-
anaknya.

2. Kreatifitas
Menurut Munandar kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya. 2
Supriadi dalam Rachmawati mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Kreativitas
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya
eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan. 3
Kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-
gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin
melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dan pengalaman masa
lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang. Hasil
tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber
awal dan perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada
dalam lingkungan keluarga. Dalam kegiatan belajar mengajar anak yang
memiliki kreativitas lebih mampu menemukan masalah-masalah dan mampu
memecahkannya pula. Oleh karena itu, guru perlu memberi kesempatan yang
seluas-luasnya kepada peserta didik sehingga kreativias, bakat dan minatnya
dapat
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

3. Anak Berkebutuhan Khusus

2
Utami Mundandar. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2012), h. 25
3
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman
Kanak-kanak (Jakarta: Depdikbud, 2005), h. 15
Flower dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Modern English Usage
mengatakan bahwa kelainan merupakan anak yang memiliki kekurangan
terhadap keadaan mental dan fisik. 4
Anak berkebutuhan khusus menurut Heward merupakan anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosinal atau fisik. Yang termasuk
kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain yaitu, tunanetra, tunagrita,
tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak
dengan gangguan khusus. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak
luar biasa dan anak cacat. 5

Berdasarkan pengertian tersebut anak yang dikategorikan berkebutuhan dalam


aspek fisik meliputi :
a. Kelainan dalam indra pengelihatan (tuna netra)
b. Kelainan indra pendengaran (tuna rungu)
c. Kelainan kemampuan bicara (tuna wicara)
d. Kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa)

Anak yang memiliki kebutuhan dalam aspek mental meliputi :


a. Anak yang memiliki kemampuan lebih (super normal) Anak yang memiliki
kemampuan ini dikenal sebagai anak berbakat atau anak yang unggul
b. Anak yang memiliki kemampuan mental sangat rendah (abnormal) Anak yang
memiliki kemampuan abnormal dikenal sebagai tuna grahita. 6

B. Kerangka Berpikir

4
Bandi Delphie, et al., Psikologi Perkembangan (Anak Berkebutuhan Khusus) , (Sleman: PT Intan
Sejati Klaten, 2009), hal. 114
5
Zaitun, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Pekan Baru : Kreasi Edukasi 2017), 37
6
Nandiyah Abdullah, Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus, (2013), 1

Footnote
Masalah : Fokus Penelitian :

Anak berkebutuhan khusus memiliki Melihat peranan orangtua dalam


potensi dan bakat yang unik. Anak meningkatkan kreatifitas anak
berkebutuhan khusus memerlukan berkebutuhan khusus
lingkungan yang mendukung, yang
memungkinkan untuk mengekspresikan
kreativitas mereka.

Teknik Pengumpulan Data : Teori Pendukung :

Wawancara tidak tersuktur M. Ngalim Purwanto (2009)

Bandi Delphie, et al., (2009)

Zaitun (2017)

Nandiyah Abdullah (2013)

Hal yang diharapkan :

Dengan adanya campur tangan orangtua


dalam mendidikan anak berkebutuhan
khusus maka kreatifitas anak
berkebutuhan khusus akan semakin
berkembang. Sehingga orangtua dapat
menentukan hal apa saja yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kreatifitas
anak berkebutuhan khusus.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Sanggar Inklusi Anugerah Aulia yang berada di desa
Cemani, kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada hari minggu,
tanggal 26 Februari 2023.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara
kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang dikembangkan sangat beragam.
Metodologi kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati (Basrowi & Sukandi, 2009:20-21).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui bagimana peran orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak
berkebutuhan khusus (anak cacat) di Sanggar Inklusi Anugerah Aulia, Kab.
Sukoharjo, dan faktor apa saja pendukung dan penghambat orang tua dalam
meningkatkan kreativitas anak cacat di Sanggar Inklusi Anugerah Aulia, Kab.
Sukoharjo.
Reduksi, yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Adapun data yang
direduksi yaitu data hasil observasi dan wawancara dalam bentuk angket yang berupa
gambaran penerapan layanan bimbingan karir terhadap perkenalan karir siswa.
Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data dilaksanakan dengan cara deskriptif yang didasarkan pada aspek yang
diteliti. Adapun data yang disajikan yaitu data tantang Peran Orang Tua Dalam
Mengembangkan Kreativitas Anak Berkebutuhan Khusus (Anak Cacat) Di Sanggar
Inklusi Anugerah Aulia, Kab. Sukoharjo.

Footnote
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data, pada tahap ini penelitian mengumpulkan data dari hasil
wawancara. Wawancara dilakukan kepada orangtua dari anak yang berkebutuhan
khusus di Sanggar Inklusi Anugerah Aulia, kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

D. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah panduan wawancara yang tidak
terstruktur, dimana penulis membuat pertanyaan inti dan mengembangkan pertanyaan
selama proses wawancara.

E. Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah 20 orangtua anggota sanggar anugerah aulia yang
memiliki anak berkebutuhan khusus. Dari 20 orangtua kami pilih 3 orangua sebagai
sampel penelitian. Pemilihan sample ini berdasarkan jenis kecacatan yang dialami
oleh masing-masing anak, yaitu orang tua A yang memiliki tunarungu, orangtua B
yang memiliki anak dengan cerebral palsy, dan orangtua C yang memilki anak
downsyndrom.

F. Teknik Penarikan Sampel


Sampel penelitian ini diambil secara acak dari 3 orangtua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus dengan kondisi yang berbeda-beda setiap anaknya. Hal ini
dikarenakan setiap anak berkebutuhan khusus memiliki cara penanganan yang
berbeda.

G. Langkah-langkah Penelitian
1. Tahap Penentuan Masalah, Tujuan dan Batasan Masalah
Tahap awal dari penelitian ini adalah menentukan masalah penelitian. Di
Yayasan ini penulis melihat anak-anak yang melakukan berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan seni, seperti melukis, menggambar dan membuat kerajinan
tangan lainnya. Hal ini menarik bagi penulis, karena dengan keterbatasan yang
mereka miliki anak-anak dengan kebutuhan khusus ini mampu menghasilkan
karya yang bagus dan bahkan layak untuk diperjual belikan.
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada orangtua yang
memiliki anak berkebutuhan khusus, wawancara dilakukan guna melihat metode
apa yang digunakan oleh orangtua dalam mendidik anak berkebutuhan.

3. Tahap Analisis dan Pembahasan


Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan dibahas metode dan
langkah apa yang dilakukan oleh orangtua untuk mengembangkan kreatifitas
anak berkebutuhan khusus.
4. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis penulis menarik kesimpulan sejauh mana
peran orangtua dalam mengembangkan kretifitas anak berkebutuhan khusus.

Footnote
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Orang tua yang ideal hanya berhak memberikan saran dan alternatif sebijak
mungkin. Selebihnya anaklah yang menentukan pilihan hidupnya namun
berbeda dengan anak yang berkebutuhan khusus dalam hal ini anak cacat
tubuh harus ada kontrol dari orang tua. Dalam hal ini orangtua berperan
penting dalam tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus.
2. Deskripsi Data
Aspek Deskripsi Aspek Petikan Wawancara
Fasilitas Melihat fasilitas yang A “Anak saya tidak bisa mendengar jadi
diberikan orangtua saya belikan alat bantu dengar dan saya
kepada anak ikutkan pelatihan melukis”
berkebutuhan khusus B “tidak ada fasilitas khusus yang
diberikan, saya hanya melakukan terapis
untuk melatih geraknya, walaupun tidak
bisa sembuh sepenuhnya tapi gerakkanya
lebih baik dari sebelumnya”
C “tidak ada fasilitas khusus yang
diberikan, anak saya lebih butuh banyak
bimbingan karena tingkat kecerdasan
berbeda dengan seusianya. Butuh
beberapa kali diajarkan agar dia mengerti.
Saya harus extra sabar sebagai orangtua”
Metode Cara atau langkah yang A “mengikutsertakan anak dalam
digunakan orangtua pelatihan melukis dan mengajak anak
dalam membimbing anak melakukan kegiatan bersama seperti
berkebutuhan khusus memasak dan bercocok tanam”
B “melakukan terapi kepada anak saya,
karena anak saya ada keterbatasan gerak.
Selain itu saya ikutkan kelas melukis,
menurut dokter kegiatan melukis bisa
membuat anak relaks dan berpengaruh
juga terhadap kemampuan geraknya”
C “Saya memasukkan kesekolah luar
biasa agar anak saya dapat belajar
mandiri. Bagi saya kemandiriannya lebih
penting. Kadang dia tidak mau sekolah,
tapi saya tidak paksakan. Ketika dia mau
sekolah dia akan mengatakan kepada saya,
sekarang dia bahkan sudah bisa mandi
sendiri, saya hanya perlu menyiapkan
baju-bajunya. Selain itu saya juga ajak
melakukan kegiatan sehari-hari seperti
memasak, tentu saya lihat juga aktifitas
apa yang mungkin untuk dia lakukan”
Evaluasi Untuk melihat pakah A “pelatihan yang diikuti sangat
treatment yang diberikan berdampak positif dari anak yang tadinya
orangtua mempengaruhi lebih banyak diam dan emosian sekarang
perkembangan kreatifitas emosinya lebih stabil. Saya bisa melihat
anak anak saya ternyata meskipun memiliki
kekurangan namun memiliki bakat dalam
hal melukis, hasil lukisannya bagus”
B “Anak saya lebih mandiri, anak saya
sangat suka melukis. Dia sering meminta
saya untuk membelikan peralatan lukis”
C “yang saya rasakan adalah anak saya
semakin mandiri, tidak saya pungkiri ini
sangat membantu saya.”

B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peranan orang tua dalam
membimbing anak dan cara yang digunakan orang tua dalam membimbing anak yang
berkebutuhan khusus. Orang tua berhak memberikan saran dan alternatif sebijak
mungkin. Selebihnya anaklah yang menentukan pilihan hidupnya namun berbeda

Footnote
dengan anak yang berkebutuhan khusus dalam hal ini anak cacat tubuh harus ada
kontrol dari orang tua.
Usaha yang dilakukan orangtua masing-masing anak berbeda tergantung
kebutuhan anak. Meskipun tidak mudah dalam menjalani peran sebagai orangtua
dengan anak yang berkebutuhan khusus, menurut para orangtua bagian paling penting
ketika memilki anak berkebutuhan khusus adalah penerimaan dari orangtua. Orangtua
harus menyadari bahwa anak ini berbeda sehingga ketika ada penerimaan orangtua
bisa mencarikan solusi kebutuhan apa yang diperlukan seorang anak.
Seperti orangtua A yang memiliki anak tunarungu, saat pertama kali mengetahui
hal tersebut oarngtua A sangat sedih. Namun beliau sadar bahwa dia tidak bisa terus
larut dan memutuskan untuk bangkit. Orangtua membawa anaknya ke dokter dan
membelikan alat bantu dengar, awalnya orangtua A juga tidak mudah untuk
berkomunikasi dengan anaknya seringkali anak emosi dan melepas alat bantu
dengarnya. Kesabaran juga menjadi kunci dalam mendidik anak berkebutuhan
khusus.
Tidak ada metode khusus yang digunakan oleh para orangtua dalam
mengembangkan kreatifitas naka berkebutuhan khusus. Kesabaran dan penerimaan
menjadi kunci para orangtua, mereka memiliki keyakinan bahwa sang anak memiliki
hak untuk bisa berkembang dan juga bisa berkreasi seperti anak yang lain.
Dari hasil pemaparan orang tua tersebut, kita dapat memahami bahwa terkadang
orang tua tidak menggunakan metode yang terarah atau yang digunakan oleh orang
tua pada umumnya, mereka memiliki cara tersendiri untuk mendidik dan
mengembangkan kreativitas anak mereka, kemudian menurut mereka, dia juga
mengalami kendala dalam membimbing anaknya termasuk dalam mengambangkan
kretivitas anaknya yang berkebutuhan khusus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data yang diperlukan dan
melakukan analisis dan penulis telah menguraikan secara sederhana
permasalahan yang ada dalam penelitian ini maka selanjutnya adalah
menyimpulkan dari materi yang telah dipaparkan yaitu :
1. Orang tua sangat berperan dalam mendidik anaknya dalam hal ini anak yang
memiliki kekurang atau anak yang berkebutuhan khusus.
2. Orangtua tidak menggunakan metode khusus dalam mendidik anak
berkebutuhan khusus.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yaitu
hendaknya orangtua yang mendidik anak mereka dan memiliki pengetahuan yang
banyak untuk bisa mendidik anak-anak yang berbeda dengan teman sebayanya.

Footnote
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai