0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut merupakan jawaban tugas mahasiswa tentang mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan TK yang membahas peran orang tua dalam pendidikan anak, sikap orang tua yang dapat memupuk kreativitas anak, dan susunan keluarga menurut Probbins. Dokumen juga menjelaskan bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak karena memungkinkan interaksi dengan lingkungan sekitar sesuai teori Piaget.
Dokumen tersebut merupakan jawaban tugas mahasiswa tentang mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan TK yang membahas peran orang tua dalam pendidikan anak, sikap orang tua yang dapat memupuk kreativitas anak, dan susunan keluarga menurut Probbins. Dokumen juga menjelaskan bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak karena memungkinkan interaksi dengan lingkungan sekitar sesuai teori Piaget.
Dokumen tersebut merupakan jawaban tugas mahasiswa tentang mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan TK yang membahas peran orang tua dalam pendidikan anak, sikap orang tua yang dapat memupuk kreativitas anak, dan susunan keluarga menurut Probbins. Dokumen juga menjelaskan bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak karena memungkinkan interaksi dengan lingkungan sekitar sesuai teori Piaget.
Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4107 / DASAR-DASAR PENDIDIKAN TK
Kode/Nama UPBJJ : 48/PALANGKA RAYA
Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Bagaimana keterlibatan orang tua dalam rangka keberhasilan proses pendidikan anak? Peran orang tua dalam perkembangan anak sangat krusial. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pencapaian pelajar meningkat jika orang tua mengambil peran aktif dalam pendidikan anak-anak mereka. Salah satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Harvard Family Research Project’s (HFRP) yang memperlihatkan bahwa keterlibatan orangtua memiliki kaitan erat dengan hasil prestasi anak. Penemuan ini secara konsisten telihat, pada indikasi-indikasi kesuksesan anak, apakah itu nilai, skor tes yang memiliki standar, atau metode pengukuran lain termasuk penilaian guru. Itulah sebabnya sekolah yang baik adalah sekolah yang memberikan tempat bagi orang tua untuk ikut terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka. Bagaimana orang tua anak melibatkan diri adalah faktor kunci dalam meningkatkan prestasi anak dan juga menjaga kedewasaan mentalnya. Menurut penelitian di Vanderbilt University, keterlibatan orang tua bukan hanya proses yang statis tapi berlangsung sepanjang waktu dan sangat dinamis. Selain orang tua, sekolah, anak-anak dan lingkungan sosial juga secara bersamaan memegang peranan penting dalam proses ini. Riset yang dimuat di CSU Bakerfield menjelaskan bahwa pelajar kemungkinan besar akan lebih termotivasi untuk mendapatkan nilai sempurna di sekolah, berperilaku lebih baik dan punya keterampilan sosial jika orang tuanya secara aktif berperan serta mendukung anaknya di sekolah. Hal yang dapat orang tua lakukan antara lain: – Ikut dalam forum orang tua di sekolah – Mendukung anak saat ada kunjungan ke lapangan atau ekstrakurikuler – Memastikan anak punya tempat yang kondusif untuk belajar dan mengerjakan PR – Membantu anak mengerjakan PR – Berkomunikasi dengan guru secara proaktif – Mengobrol dengan anak tentang kegiatan mereka sehari-hari di sekolah 2. Bagaimana sikap orang tua yang dapat memupuk kreativitas anak? 1. Beberapa Faktor Penentu Beberapa faktor yang menentukan menurut Amabile dalam Utami Munandar adalah : a. Kebebasan Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi anak dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. Mereka juga tidak terlalu cemas mengenai anak mereka. b. Respek Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka, dan menghargai keunikan anak. Anak-anak secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani melakukan sesuatu yang orisinal. c. Kedekatan emosional Orang tua anak kreatif menghargai anak; mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya yang baik. Tetapi mereka tidak terlalu menekankan untuk mencapai angka atau nilai tinggi, atau mencapai peringkat tinggi. Bagi mereka mencapai angka tertinggi kurang penting dibandingkan mempunyai imajinasi dan kejujuran. 2. Orang Tua Aktif dan Mandiri a. Menghargai kreativitas Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif. b. Orang tua sebagai model Orang tua dapat membantu anak menemukan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan yang beragam, menunjukkan kesempatan, dan kemungkinan yang ada. Minat anak berkembang dan dapat berubah dengan berselangnya waktu. 3. Bagaimana susunan keluarga menurut Probbins dalam Abu Ahmadi? Adapun susunan susunan keluarga menurut Probbins dalam Abu Ahmadi (2007) dibagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut. a. Keluarga yang bersifat otoriter. Perkembangan anak semata-semata ditentukan oleh orang tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter biasanya suka menyendiri, kematangannya mengalami kemunduran, ragu-ragu di dalam semua Tindakan, serta lambat berinisiatif. b. Keluarga demokrasi. Sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri, fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai perkejaan orang lain, menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam hidupnya, emosi lebih stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab. c. Keluarga yang liberal. Anak-anak bebas bertindak dan berbuat. Sifat-sifat dari keluarga ini biasanya agresif, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, sulit menyesuaikan diri, emosi kurang stabil serta mempunyai sifat selalu curiga.
4. Apa yang dimaksud bermain mengembangkan kemampuan kognitif menurut Piaget?
Menurut Piaget (1962) anak belajar mengonstruksi pengetahuan dengan berinteraksi dengan objek yang ada disekitarnya. Bermain menyediakan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan untuk menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat dan mendengarkan, untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dari penginderaan tersebut anak memperoleh fakta-fakta, informasi dan pengalaman yang akan menjadi dasa untuk berpikir abstrak. Jadi, bermain menjembatani anak dari berpikir konkret ke berpikir abstrak.