Anda di halaman 1dari 14

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

DINAMIKA USAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR

DOSEN PEMBIMBING : DELA ANDRIAN.,ST.,MT

OLEH :

CICI ANJANI PITALOKA (170160018)

PUTRI HANDAYANI BOANGMANALU (170160033)

EZRA SYAHFITRAH TANJUNG (170160063)

FATIMAH ZUHRA (170160052)

PRODI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 1


DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………….……….…….1

Daftar isi ……………………………………………………….………………….2

BAB 1 Pendahuluan ………………………………………………………………3

1.1 Latar Belakang ………………………………………………..………3


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………...4
1.4 Metode Penelitian ………………………………………….……...….4

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….….5

2.1 Profil ………………………………………………..…...………….5

2.2 Klasifikasi Industri Umum ……………………….…………….…..5

2.2.1 Klasifikasi Bahan Baku……………………………………….…….6

2.2.2 Klasifikasi Modal…………………………………………….……..7

2.2.3 Klasifikasi Tenaga Kerja……………………..……………….…….7

2.2.4 Klasifikasi Lokasi…………………………………………….……..8

2.2.5 Klasifikasi Proses Produksi…………………………………..……..9

2.2.6 Klasifikasi Produktifitas Perorangan………………………...…….11

Bab 3 PENUTUP …………………………………………………………….….12

3.1 Kesimpulan …………………………………………………….……12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….…..13

DOKUMENTASI………………………………………………………………..14

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 2


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi.

Bangunan industri adalah sesuatu yang didirikan oleh manusia (seperti:


gedung, rumah, dan lain-lain) yang digunakan untuk mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan prasarana tertentu. Hal lain yang berhubungan dengan
bangunan, yang juga diatur di dalam CPOB adalah fasilitas industri.

Dinamika usaha tempe cap bunga mawar merupakan salah satu bentuk
industry makanan beralamat di Gampong Uteun Bayi, Kecamatan Banda Shakti
Kota Lhokseumawe yang didirikan sejak 1995 telah mengalami perkembangan
setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah permintaan akan tempe yang
semakin meningkat dari konsumen, jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat
serta pendapatan semakin meningkat. Di samping itu, Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan usaha tempe Cap Bunga Mawar meliputi faktor
internal yaitu Ketersediaan Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
perkembangan usaha tempe Cap Bunga Mawar meliputi Konsumen dan
pelanggan, sosial ekonomi dan budaya, dan kesehatan.

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 3


1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana profil Pabrik Industri Dinamika Usaha Tempe Cap Bunga


Mawar?
2. Bagaimana Klasifikasi Pabrik Industri Dinamika Usaha Tempe Cap Bunga
Mawar?
3. Bagaimana Perkembangan Ekonomi Pabrik Industri Dinamika Usaha
Tempe Cap Bunga Mawar hingga sukses sampai saat ini?
4. Factor apa yang mempengaruhi Perkembangan Pabrik Industri Dinamika
Usaha Tempe Cap Bunga Mawar?

1.3 TUJUAN

1. Untuk dapat mengetahui Pabrik Industri Dinamika Usaha Tempe Cap


Bunga Mawar
2. Untuk dapat mengetahui klasifikasi Pabrik Industri Dinamika Usaha
Tempe Cap Bunga Mawar
3. Agar mengetahui semua perkembangan ekonomi Pabrik Industri Dinamika
Usaha Tempe Cap Bunga Mawar hingga sukses sampai saat ini
4. Agar dapat mengetahui factor-faktor Pabrik Industri Dinamika Usaha
Tempe Cap Bunga Mawar hingga sukses sampai sekarang

1.4 METODE PENELITIAN

Adapun metode yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan


observasi ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan Langsung
Observasi ini dilakukan oleh penulis di Pabrik Industri Dinamika
Usaha Tempe Cap Bunga Mawar yang berlokasi di Gampong Uteun
Bayi, Kecamatan Banda Shakti Kota Lhokseumawe. Observasi
dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung tentang situasi dan
kondisi pabrik tersebut..

2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan di tempat yang sama yaitu Pabrik Industri
Dinamika Usaha Tempe Cap Bunga Mawar pada Selasa, 17 September
2019 pukul 13.30-15.00.

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 4


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. PROFIL

 Nama Perusahaan/ Pabrik : Dinamika Tempe Cap Bunga Mawar


 Pemilik : Jakfar Usman
 Lokasi : Gampong Uteun Bayi, Kec Banda Sakti,
Kota Lhokseumawe
 Tahun Berdiri : 1995
 Jumlah Produksi/ hari : 1.200 KG/ 1,2 Ton
 System Penjualan : pemilik secara langsung menjual produk Di
pasar sekitar pukul 7.00 WIB – 15.00WIB

2.2. KLASIFIKASI INDUSTRI UMUM

Istilah industri sering diidentifikasikan dengan semua kegiatan ekonomi


manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai
kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas,
yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya
produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
industry berbeda-beda untuk tiap Negara atau daerah. Pada umumnya, makin
maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu Negara atau daerah, maka
banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan
usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengkalsifikasian industry pun berbeda-
beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industry didsarkan pada criteria
yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal atau jenis
teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu Negara juga turut menentukan keanekaragaman
industri Negara tersebut, semakin besar dan komplekd kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi,, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Usaha pembuatan tempe merupakan salah satu usaha kecil dan menengah di
Indonesia yang diusahakan masyarakat Indonesia dari dahulu hingga sekarang
dengan cara tradisional. Sifat tradisional yang dapat dilihat dari usaha pembuatan
tempe misalnya pengolahan tempe masih secara manual, peralatan yang
digunakan masih sederhana, sistem organisasi belum relatif sempurna dan tidak
ada standarisasi dapat dilihat dari tempat produksi dan mekanisasi. Hal lain yang
dapat dilihat pada usaha tempe adalah tempat produksi dan tempat tinggal

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 5


menjadi satu dan tenaga kerja yang bekerja didalamnya adalah seluruh keluarga
termasuk anak didalamnya, istri dan pekerja upahan. Dengan sifat- sifat
tradisional ini mengakibatkan perkembangan usaha pembuatan tempe relatif
lamban, namun bertahan dalam situasi ekonomi apapun. Hal ini disebabkan
karena usaha tempe merupakan usaha tradisional yang turun temurun dan diterima
masyarakat luas dan berbagai kalangan.

Dalam usaha dagang Dinamika Tempe Cap Mawar Merah, memiliki kriteria :

2.2.1. Klasifikasi Bahan Baku

Klasifikasi bahan baku yang digunakan adalah industry Ekstraktif. Industri


ekstraktif adalah industry yang bahan bakunya dari alam. Bahan baku dari tempe
yaitu kedelai namau, Pada era globalisasi, perkembangan usaha pembuatan tempe
selalu dihadapkan dengan permasalahan menyangkut bahan baku yaitu kedelai.
Aceh sebagai salah satu daerah terbesar penghasil kedelai di Indonesia ternyata
juga tidak luput dari dampak melonjaknya harga kedelai. Untuk memenuhi
kebutuhan tempe dengan kualitas yang baik, ternyata produsen tempe di Aceh
menggunakan kedelai impor. Para produsen tempe membeli kedelai di Medan
karena tidak tersedianya kedelai lokal,Padahal Aceh memiliki potensi besar
sebagai penghasil kedelai. Pada tahun 1987.

kedelai di kabupaten Bireun pernah menduduki peringkat kedua sebagai


kedelai kualitas terbaik di Indonesia. Masih pada dekade yang sama, produksi
kedelai Aceh juga kedua terbesar di Indonesia. (Asmaul Husna, 2006: 23).
Namun, kejayaan kualitas kedelai lokal tidak dapat dirasakan lagi oleh para
produsen tempe di manapun. Melonjaknya harga kedelai membuat usaha
pembuatan tempe sempat tidak stabil dan bahkan terancam gulung tikar namun
mereka bertahan dalam kondisi apapun. Hal ini dirasakan oleh pengusaha tempe
di beberapa tempat di kota Lhokseumawe, salah satunya yaitu usaha tempe Cap
Bunga Mawar di gampong Uteun Bayi kecamatan Banda Sakti kota
Lhokseumawe. Usaha tempe Cap Bunga Mawar ini dimulai pada tahun 1995,
terbilang cukup maju.

Namun semenjak melonjaknya harga kedelai, kondisi usaha pembuatan tempe


Cap Bunga Mawar ini mengalami sedikit permasalahan dalam produksinya dan
pemasarannya. Pada tahun 2015 harga kedelai pernah mengalami kenaikan dari
Rp 6000 menjadi Rp 9000. Sebelum kenaikan harga kedelai, usaha pembuatan
tempe tersebut dapat menghabiskan kedelai sebanyak 800 kg perhari. Namun
semenjak kenaikan harga kedelai, mereka menghabiskan sebanyak 500 sampai
600 kg perhari. Kondisi seperti ini tentu saja sangat menghambat jalannya usaha
tersebut, namun pengusaha tempe mengatasinya dengan cara seperti memperkecil
ukuran tempe dan mengurangi jumlah produksi dan para produsen tempe di kota
Lhokseumawe juga berharap agar pemerintah kembali menggalakkan

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 6


swasembada kedelai seperti dulu yang tersebar dibeberapa kabupaten di Aceh
seperti Bireun dan Peurelak, Aceh Timur agar usaha pembuatan tempe kembali
berjalan dengan stabil. (http://archive.id.com) di akses pada 23 september 2016
Harga kedelai sangat memegang peranan penting dalam usaha pengolahan kedelai
seperti usaha pembuatan tempe. Kenaikan dan menurunnya harga kedelai
merupakan salah satu faktor utama dalam perkembangan dan dinamika suatu
usahapembuatan tempe.

2.2.2. klasifikasi Modal

Untuk klasifikasi modal dalam usaha Dinamika Tempe Cap Bunga Mawar
yaitu, industry padat modal, karena industry yang dibangun dengan modal sendiri.
Usaha tempe Cap Bunga Mawa hingga tahun 2019 masih dipimpin dan dikelola
langsung oleh Jakfar Usman dan usaha ini berbentuk unit perseorangan. Pada
tahun 1995, Berbekal sedikit modal yang dimiliki oleh Jakfar Usman yang
bernilai Rp. 65.000,00 untuk membeli dan mengolah 100 kg kacang kedelai dan
menghasilkan 1800 bungkus tempe perhar tau sekitar 90 paket ( I paket terdiri
dari 20 bungkus tempe). Pada awal berdirinya pada 1995, harga tempe
perbungkus sekitar Rp 65,00 atau harga perpaketnya Rp 1.300. Namun dimulai
pada tahun 1998, produksi tempe Cap Bunga Mawar ini meningkat yaitu
memproduksi 180 paket setiap harinya. Dan harga tempe pun naik menjadi Rp
2.000 pada saat itu. Jumlah produksi tempe dan harga tempe terus meningkat
hingga tahun 2019 karena perkembangan globalisasi. Dan saat ini modal yang
dikeluarkan perharinya sekitar Rp 10.000.000,- dan mendapat laba kotor sekitar
Rp 11.200.000,-.

2.2.3. Klasifikasi Tenaga Kerja

Pada awal merintis usaha tempetersebut, Jakfar Usman menggunakan tenaga


kerja yang berasal dari keluarganya saja yang berjumlah 3 orang dan usaha
tersebut berbentuk perseorangan. Adapun beberapa pertimbangan lain Jakfar
Usman mendirikan usaha tersebut yaitu : untuk mengembangkan diri dalam
usaha, membantu perekonomian keluarga, membuka lapangan pekerjaan, serta
menyediakan dan melayani kebutuhan pangan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan gizi.Pada awal berdirinya usaha ini tahun 1995 produksi yang
dihasilkan masih dalam skala kecil yaitu 90 paket ( 1800 bungkus tempe) setiap
harinya, karena permintaan akan tempe masih sedikit dan usaha ini masih belum
dikenal masyarakat. Namun pada tahun berikutnya sudah 82 Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari
2017, hlm. 76-89meningkat sedikit demi sedikit meskipun terkadang juga terjadi
penurunan dalam penjualan bahkan kerugian yang tak terduga Penurunan dan
kerugian yang terjadi disebabkan karena kondisi keamanan yang kurang kondusif.

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 7


Pada tahun 1999 - 2002 sedang terjadi konflik antara GAM dan TNI yang
memunculkan DOM ( Daerah Operasi Militer) sehingga pemasaran tempe yang
dilakukan sangat terhambat dan tidak memiliki keberanian untuk memasarkan
tempe sehingga banyak produk tempe yang sudah diproduksi kadang kadang
tersisa.

Namun dalam usaha dan kerja keras, usaha dagang tempe tersebut mengalami
peningkatamn siqnifikan mengharuskan pemiliknya mencari karyawan atau
tenaga kerja yang lebih dari sebelumnya, adapun jumlah karyawan yang bekerja
pada usaha tempe tersebut sekitar 20 orang dalam satu pabrik. Bapak Jakfar
sendiri memiliki 3 cabang usaha tempe yang masih berada didaerah Aceh Timur
di Batang Kuli, Aceh Besar di Banda Aceh dan Aceh Utara di Lhokseumawe
yang jumlah keseluruhan karyawan tersebut sekitar 60 orang. Setiap karyawan
memiliki tugas masing masing. Adapun bagian bagian dari karyawan tersebut

• Mencuci dan memasak, sekitar 5 orang

• Pengemasan sekitar 13 orang.

• Supir dan asisten supir 2 orang

Dalam tenaga kerja, klasifikasi status pekerja mulai dari pelajar SMP,
pemuda sampai ibu rumah tangga, yang merupakan penduduk sekitar pabrik
tersebut.

2.2.4 Klasifikasi Lokasi


Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi
:

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu


industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah
yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (Supply oriented industry), yaitunindustri


yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Yaitu, industri yang didirikan
dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya industri semen di palimanan Cirebon
(Dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (Dekat dengan
sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (Dengan
dengan kilang minyak)

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 8


d. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (Footlose industry), yaitu
industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas, industri ini dapat
didirikan dimana saja,, karena bahan baku, tenaga kerja dan pasaranya sangat luas
serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya, industri elektronik, industri
elektronik, industri otomotif, dan industri transfortasi.

Dinamikausaha Tempe Cap Bunga Mawar terletak di Lr Nek Atjeh,


gampong Uteun Bayi Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Usaha tempe
Cap Bunga Mawar didirikan pada tahun 1995 oleh Jakfar Usman. Pada awal
berdirinya yaitu tahun 1995, usaha ini beroperasi di daerah Cunda selama 3 tahun
kemudian berpindah ke daerah Mon Geudong selama 2 tahun setengah dan
kemudian baru berpindah ke gampong Uteun Bayi hingga sekarang.
Jenis klasifikasi lokasi Dinamikausaha Tempe Cap Bunga Mawar
tergolong kedalam employment oriented industry atau Industri yang berada pada
pusat pemukiman penduduk karena membutuhkan banyak karyawan dan seluruh
karyawan adalah penduduk sekitar yang berstatus pelajar, pemuda hingga Ibu
Rumah Tangga.

2.2.5 Klasifikasi Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi :

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi, industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lapis, industri alumunium,
industri pemintalan, dan industri baja.

b. industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya, industri pesawat terbang, industri konveksi,
industri otomotif, dan Industri meubeler.

Dinamikausaha Tempe Cap Bunga Mawar tergolong sebagai industry


hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi, industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk diolah kembali.

Untuk proses produksi dimulai dengan mempersiapkan segala bahan baku


seperti kacang kedelai, tepung tapioca, ragi dan kayu bakar.

Proses produksi pertama dengan merebus kacang kedelai selama 4 jam


atau saat sudah benar benar matang, setelah itu kacang dipisahkan dengan

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 9


kulitnya menggunakan mesin dan direbus kembali selama kurang lebih 2 jam atau
lebih. Setelah itu kacang dijemur disuatu tempat khusus penjemuran yang
dicampur dengan ragi dan tepung tapioca dan dibiarkan selama kurang lebih 3
jam. Setelah kacang sudah tercampur rata dan benar benar dingin, kacang dikemas
dengan wadah yang telah dipersiapkan dan disimpan selama 36 jam sehingga
membentuk tempe yang sudah siap pakai. Proses penyimpanan harus sesuai
dengan suhu 28-32oC. Proses akhir, yaitu tahap penjualan produk yang diedarkan
langsung ke berbagai pajak, seperti pajak inpres Lhokseumawe, pajak Kota
Lhokseumawe sampai Lhoksukun.

2.2.6 Klasifikasi Produktifitas Perorangan

Berdasarkan produktifitas perorangan, indutri dapat dibedakan menjadi:

1. Industri Primer (ekstraktif) : Industri yang barangbarang produksinya bukan


hasil olahan langsung, contoh: Produksi pertanian, perkebunan dll

2. Industri Sekunder (manufaktur) : Industri yang bahan mentah diolah sehingga


menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali, contoh: pemintalan benang,
daging kaleng, komponen elektronik dll

3. Industri Tersier (jasa) : industry yang produk atau barangnnya berupa layanan
jasa, contoh: transportasi, perawatan kesehatan, telekomunikasi dll

4. Industri Kuartener : industry yang mencakup penelitian pengetahuan dan


teknologi, contoh: para peneliti, dokter dll.

Dinamikausaha Tempe Cap Bunga Mawar tergolong sebagai industry


sekunder (manufaktur) karena produksi tempe tersebut berasal dari bahan baku
mentah seperti kacang kedelai sebagai bahan utama yang kemudian
dipermentasikan dengan bahan lainnya yang kemudian diolah menjadi barang
setengah jadi untuk diolah kembali.

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 10


BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dinamika usaha tempe cap bunga mawar merupakan salah satu bentuk
industry makanan beralamat di Gampong Uteun Bayi, Kecamatan Banda Shakti
Kota Lhokseumawe. Dinamika usaha tempe cap bunga mawar beralamat di
Gampong Uteun Bayi, Kecamatan Banda Shakti Kota Lhokseumawe yang
didirikan sejak tahun 1995-sekarang. Dinamika usaha tempe cap bunga mawar
mengalami perkembangan setiap tahunnya dan telah mendapatkan keuntungan
yang cukup signifikan hingga sekarang. Dinamika usaha tempe cap bunga mawar
pertama kali dibentuk dengan modal hanya Rp 65.000,- dan saat ini sudah
mengalami kemajuan yaitu sekitar Rp 10.000.000,- per harinya.

Dinamika usaha tempe cap bunga mawar sudah memiliki 2 cabang dikota
lain yaitu di Banda Aceh dan Batang Kuli yang perkembangannya juga cukup
pesat seperti pabrik pusat yang berada di gampong uteun bayi dan sudah memiliki
jumlah tenaga kerja yang terbilang cukup besar.

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 11


DAFTAR PUSTAKA

http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=29328

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 12


DOKUMENTASI

Dinamika Usaha Tempe Cap Mawar Merah

Gambar 1.1. Lokasi Dinamika Usaha Tempe Mawar Merah

Gampung Uteun Bayi, kec Banda Sakti

Gambar 1.2. tempat penyucian kacang kedelai

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 13


Gambar 1.3. proses penyucian dan penyaringan kacang kedelai yang telah masak

Gambar 1.4. proses pembungkusan tempe Gambar 1.5. Proses fermentasi tempe

DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR I ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 14

Anda mungkin juga menyukai