Anda di halaman 1dari 44

PENGAWASAN PRODUKSI PIA EDAMAME PADA USAHA

DAGANG (UD) SAIDS ROTI JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Zaki Fakhrudin
NIM 130910202027

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBARiii
DAFTAR TABEL iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan 6
1.4 Manfaat 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Landasan Teori 8
2.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi...........................................................8
2.2 Produksi 9
2.2.1 Pengertian Produksi.................................................................................9
2.3 Proses Produksi 10
2.3.1 Pengertian Proses Produksi....................................................................10
2.3.2 Jenis-jenis Proses Produksi....................................................................11
2.4 Pengawasan 13
2.4.1 Pengertian Pengawasan..........................................................................13
2.4.2 Manfaat Pengawasan.............................................................................13
2.4.3 Jenis-Jenis Pengawasan.........................................................................14
2.5 Pengawasan Proses Produksi 16
2.5.1 Pengertian Pengawasan Proses Produksi...............................................16
2.5.2 Tujuan Pengawasan Proses Produksi.....................................................17
2.5.3 Jenis-Jenis Pengawasan Proses Produksi...............................................18
2.5.4 Fungsi Pengawasan Proses Produksi.....................................................19
2.6 Pengawasan Bahan Baku 21
2.6.1 Pengertian Pengawasan Bahan Baku.....................................................21
2.6.2 Tujuan Pengawasan Bahan Baku...........................................................21

i
2.7 Pengawasan Tenaga Kerja 22
2.7.1 Ruang Lingkup Pengawasan Tenaga Kerja...........................................22
2.7.2 Tujuan Pengawasan Tenaga Kerja.........................................................23
2.8 Pengawasan Biaya Produksi 23
2.8.1 Ruang Lingkup Pengawasan Biaya Produksi........................................23
2.8.2 Tujuan Pengawasan Biaya Produksi......................................................24
2.9 Pengawasan Kualitas 25
2.9.1 Ruang Lingkup Pengawasan Kualitas...................................................25
2.9.2 Pengertian Pengawasan Kualitas...........................................................25
2.9.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas.......................................26
2.9.4 Tujuan Pengawasan Kualitas.................................................................26
2.10 Standar Proses Produksi 26
2.11 Tinjauan Penelitian Terdahulu 27
2.12 Kerangka Pemikiran29
BAB 3. METODE PENELITIAN 30
3.1 Tipe Penelitian 30
3.2 Tahap Persiapan 31
3.3 Tahap Pengumpulan Data 33
3.4 Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data 34
3.5 Tahap Analisis Data 34
3.6 Tahap Penarikan Kesimpulan 37
DAFTAR PUSTAKA 38

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran..........................................................................29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Nama Perusahaan yang Membuat Produk berbahan dasar Edamame di


Kabupaten Jember.........................................................................................4
Tabel 2. 1 Perbedaan dengan penelitian terdahulu................................................28
Tabel 3. 1 Model analisis domain..........................................................................35
Tabel 3. 2 Model analisis taksonomi.....................................................................36

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tanah air saat ini
merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dengan cepat dalam
kancah perekonomian nasional. UMKM telah berkembang menjadi salah satu
wadah yang sangat potensial bagi terciptanya lapangan kerja di tanah air. Hal itu
disebabkan karena sifat UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak
membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian
(keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta
teknologi yang digunakan cenderung sederhana, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kiprah UMKM ternyata masih memegang peranan yang
sangat penting dalam upaya perbaikan perekonomian nasional, baik ditinjau dari
segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan
ekonomi nasional yang diukur dengan Produk Domestik Bruto.
Pertumbuhan UMKM diikuti dengan pertumbuhan industri makanan dan
minuman yang juga tumbuh pesat. Hal ini disampaikan langsung oleh Dirjen
Industri Agro Panggah Susanto yang menyampaikan, kinerja industri makanan
dan minuman (mamin) di Indonesia tumbuh pesat. Laju pertumbuhan pada
triwulan III tahun 2016 sebesar 9,82 persen atau diatas pertumbuhan industri
sebesar 4,71 persen pada periode yang sama. Para pelaku industri ini khusunya
yang bergerak di bidang makanan dan minuman juga saling berlomba dalam
menciptakan suatu produk kreatif. Hal ini dilakukan mereka untuk dapat
memberikan hal baru kepada konsumen dan menjaga rasa bosan terhadap produk
– produk yang sudah ada.
Produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan. Demikian
pula ketika dalam proses produksi terdapat suatu kendala maka perusahaan juga
akan terpengaruh. Perusahaan menyediakan produk yang diinginkan konsumen
dengan melalui proses produksi. Kegiatan yang dilakukan perusahaan mengubah
input menjadi output. Dalam menciptakan dan menambah nilai suatu produk,
2

perusahaan juga harus menjaga dan memperhatikan setiap tahapan di dalam


kegiatan produksi. Pentingnya manajemen perusahaan dalam kegiatan produksi
adalah agar semua kegiatan di dalam produksi dapat dilaksaakan sesuai harapan
dan mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu bentuk fungsi manajemen
dalam perusahaan adalah pengawasan.
Pengawasan merupakan hal yang di perlukan dalam perusahaan khususnya
kegiatan dalam proses produksi dan harus dilakukan oleh penanggug jawab
masing – masing bagian. Hal ini juga dilakukan utuk meminimalisir akan terjadi
masalah atau kendala saat produksi berlangsung, karena ketika terjadi suatu
kendala dalam proses produksi maka akan dapat segera diselesaikan. Pengawasan
juga dilakukan agar setiap kegiatan produksi mulai dari input, proses sampai
output dapat berjalan sesuai rencana dan juga menghasilkan produk yang sesuai
standart perusahaan. Kegiatan pengawasan di dalam perusahaan tidak hanya
dilakukan oleh perusahaan – perusahaan besar ataupun industri besar. Tetapi,
perusahaan kecil sampai homeindustri menerapkan kegiatan pengawasan di dalam
setiap aspek perusahaan.
Jember sendiri salah satu kota dengan industri makanan yang banyak
diminati pelaku usaha khusunya industri makanan yang memproduksi makanan
oleh–oleh khas Jember. Salah satu makanan khas di Jember sendiri adalah
Edamame. Edamame sendiri adalah hasil dari pertanian kota Jember yang sudah
di expor ke mancanegara. Tanaman jenis kedelai ini adalah jenis sayur atau
soybean vegetable. Karena termasuk jenis sayur, maka edamame harus langsung
diolah dalam bentuk beku dan siap santap atau frozen ready to eat. Artinya,
edamame yang dipanen dari sawah harus langsung diolah pada hari itu juga, untuk
diolah, dimasak dan dibekukan hingga siap expor.
Industri makanan di Jember khususnya industri makanan khas atau oleh –
oleh Jember menjadikan edamame menjadi olahan makanan atau kudapan yang
enak dan memiliki keunikan sendiri dengan bahan baku utamanya adalah
edamame. Salah satu contoh industri makanan di Jember yang megolah edamame
menjadi oalahan makanan lain adalah UD Saids Roti. Letak industri ini berada di
salah satu pusat kota di daerah Jalan Dr. Soetomo, Kecamatan Kaliwates Jember
3

yang sudah mempunya no P.IRT : 206 35 090 10 27. UD Saids Roti merupakan
salah satu dari sekian banyak industri makanan yang berada di kota Jember. UD
Saids Roti sendiri adalah industri makanan yang memproduksi aneka macam roti
dan berbagai olahan kudapan yang berbahan baku edamame. Salah satu produk
unggulan dari UD Saids Roti saat ini adalah Pia Edamame.
Keunikan dalam Pia Edamame adalah isi nya yang terbuat dari 100 persen
Edamame pilihan. Edamame yang di ambil sebagai bahan baku pia edamame
adalah edamame dalam bentuk biji edamame. Jadi edamame yang diterima
perusahaan harus edamame yang masih segar dan sudah dikuliti. Pia Edamame
merupakan bentuk inovasi baru dari Roti Saids sendiri yang dapat mengubah
Edamame dalam bentuk pia. Pia edamame bukan hanya memiliki keunikan dalam
isinya yang terbuat dari edamame, namun nama edamame sendiri yang membuat
keunikan dari pia tersebut. Hal ini menunjukan ciri khas makanan Jember salah
satunya edamame yang diinovasikan kedealam bentuk makanan Pia yang kita
kenal selama ini hanya pia berisi kacang hijau, coklat dll. UD Saids Roti juga
memberikan ciri khas sendiri terhadap produknya terutama produk Pia Edamame
dimana kemasan pia edamame UD Saids Roti diberikan gambar edamame,
mencirikan bahwa produk pia tersebut berbahan baku utamanya adalah edamame.
Selain pia edamame Saids Roti juga memproduksi makanan khas lainnya
yang terbuat dari olahan edamame seperti cake edamame, strudel edamame, dan
bolus edamame. Namun dari keempat olahan makanan ini pia edamame menjadi
produk unggulan karena pia edamame sangat diminati oleh konsumen dan juga
permintaan yang lebih banyak dibandingkan dengan produk lainnya. Dengan
minimnya karyawan sejumlah 2 orang di bagian produksi perusahaan ini tetap
bisa memproduksi pia edamame namun, kendala yang dihadapinya ketika
permintaan pia edamame meningkat. Perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan
pasar secara maksimal. UD Saids Roti dapat menghasilkan 80 pack pia edamame
dalam sehari dengan per pack berisi 10 biji pia edamame. Proses produksi pia
edamame yang dilakukan UD Saids Roti dalam sehari dilakukan 2x produksi
yaitu pagi hari dan sore hari. Hasil produksi pia edamame yang di hasilkan UD
Saids Roti sendiri tiap tahunnya meningkat di bandingkan dengan produk lainnya.
4

Meningkatnya hasil produksi pia edamame ini dikarenakan permintaan pelanggan


yang semakin tinggi.
Berikut adalah nama-nama perusahaan yang membuat olahan edamame
yang berada di Kota Jember.
Tabel 1. 1 Nama Perusahaan yang Membuat Produk berbahan dasar Edamame di
Kabupaten Jember

No Nama Alamat Produk Jumlah Produk


Perusahaan Berbahan Baku
Edamame

1 UD Anis Patrang, jember Pia Tape, Pia 1


edamame,
Brownies
tape
2 UD Purnama Jl. Bungur No.9, Proll Tape 0
Jati Gebang, Patrang, dan
Kabupaten Jember Brownies
tape
3 UD Saids Roti Jl. Dr. Soetomo No Pia 4
28, Kaliwates, edamame,
Kabupaten Jember Strudel
edamame,
Cake
edmame, dan
Bolus
edamame
4 PT Mitra Tani Jl. Brawijaya, Pia edamame 2
Dua Tujuh Mangli, Kaliwates, dan coklat
Kabupaten Jember edamame
Sumber data : UD Saids Roti Jember
Berdasarkan tabel diatas UD Saids Roti memiliki keunggulan dalam produk
olahan edamame. Salah satu keunggulannya adalah memiliki variasi produk yang
menggunakan bahan baku edamame. Sedangkan perusahaan lainnya hanya
membuat tidak lebih dari 2 macam produk berbahan baku edamame. Namun UD
Said Roti tetap menjaga kualitas produknya agar olahan produk pia edamame
tetap diminati oleh konsumen dan juga pelanggannya. Salah satunya dengan
perencanaan melalui pengawasan disetiap aspek produksinya agar dapat
menghasilkan output yang berkualitas.
5

Proses produksi yang dilakukan perusahaan mulai dari proses bahan,


pencampuran bahan, mencetak adonan pia, pengovenan, pendinginan,
pengemasan dan yang terakhir produk yang siap di jual. Dalam proses produksi
ini semua dilakukan sesuai dengan pengawasan dan juga sesuai dengan standart
perusahaan. Sehingga produk yang dihasilkan akan baik dan meminimalisir
kegagalan produk.
Proses produksi yang dilakukan perusahan ini termasuk kategori proses
produksi terus menerus (continous process), karena dalam kegiatan proses
produksinya cukup jelas, berurutan melalui tingkat pengerjaannya, tidak boleh
diloncati antara proses yang satu dengan proses lainnya. Proses produksi
dilakukan untuk mendapatkan produk akhir yaitu pia edamame yang siap untuk
dijual. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan pia edamame adalah
tepung terigu, mentega, telor, susu cair, garam, gula pasir, baking soda, dan
edamame yang sudah di blender dan dimasak bersama gula.Untuk menghasilkan
produk yang bagus dan terbaik UD Saids roti menerapkan tahap pengawasan
proses produksi pia edamame sehingga meminimalisir kegagalan produk, yaitu
Quality Control
Quality Control (pengawasan kualitas) yang artinya memeriksa hasil
pekerjaan atau hasil produksi agar sesuai dengan kriteria perusahaan. Pengawasan
yang dilakukan perusahaan ini adalah :
1. Input, Bahan yang diterima oleh perusahaan harus memenuhi kriteria Kualitas
dan Kuantitas perusahaan.
Kualitas ; kualitas yang diutamakan didalam pengambilan bahan baku pia
edamame adalah edamame yang benar - benar fresh dan biji edamame yang
besar. Karena hal ini untuk menjaga kualitas rasa pada edamame sendiri saat
diolah
Kuantitas : jumlah bahan baku edamame yang di terima harus memenuhi
kebutuhan perusahaan dan juga digunakan dalam ketika terjadi kelangkaan
bahan baku
2. Trasnsformasi, pada tahap proses produksi. Jika produk itu dibuat dalam proses
yang tidak sempurna misalnya dari segi pencampuran baham, pencetakan,
6

pengovenan, pendinginan, dan pengemasan maka hasilnyapun tidak akan


sempurna. Maka pengawasan di setiap proses produksi harus dilakukan.
3. Output, ketika produk itu sudah jadi. Sebelum produk siap untuk dijual perlu
dilakukan pengawasan terlebih dahulu. Adakalanya walaupu bahan yang di
gunakan sudah diperiksa dan telah melalui proses produksi yang diawasi
dengan ketat kadangkala ada produk yang dihasilkan kurang sempurna.
Sehingga meskipun produk pia edeamame sudah siap produksi ke konsumen
harus tetep melewati tahap pengawasan.

1.2 Rumusan Masalah


Pengawasan didalam sebuah perusahaan diperlukan untuk menjamin agar
rencana yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pengawasan termasuk bagian dari manajemen yang tidak dapat
dipisahkan. Pada prinsipnya pengawasan dimaksudkan agar segala kegiatan
produksi dapat diarahkan sesuai dengan rencana dan juga menjamin produk hasil
yang sesuai dengan bentuk, kualitas, kuantitas, dan waktu yang diinginkan serta
batas biaya.
UD Saids Roti Jember salah satu perusahaan makanan di Jember yang
memproduksi makanan yang berbahan baku edamame. UD Saids Roti Jember
sendiri juga memiliki standart perusahaan yang digunakan sebagai landasan untuk
menjamin kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk menjamin kualitas produk yang sesuai dengan standart perusahaan, maka
perusahaan memerlukan adanya pengawasan di semua kegiatan produksi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pengawasan produksi pia
edamame untuk pada usaha dagang (UD) Saids Roti Jember ?”.

1.3 Tujuan
Tujuan peneliti dalam penilitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendiskrpsikan pelaksanaan pengawasan produksi pia edamame pada usaha
dagang (UD) Saids Roti Jember.
7

1.4 Manfaat
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan serta pengalaman bagi penulis dapatkan
dibangku kuliah dalam kehidupa nyata mengenai pengawasan produksi di
dalamm suatu perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pemikiran dalam menentukan kebijaksaaan terkait dengan
pengawasan proses produksi khusunya pia edamame.
c. Bagi Lembaga Universitas
d. Memberikan informasi baru dan wawasan serta sebagai bahan refrensi dalam
penelitian –penelitian selanjutnya dalam bidang pengawasan produksi.
8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Proses pemecahan masalah perlu disusun landasan teori atau konsepsi dasar
sebagai landasan pemecahan masalah melalui suatu teori yang merupakan
rangkaian dari konsep yang menjadi suatu dasar pola pikir peneliti untuk
mencapai jalan keluar dari permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2004:305) adalah “teori-teori yang digunakan dapat untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti serta sebagian dasar untuk memberikan jawaban
sementara terhadap perumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dalam
penyusunan instrumen penelitian teori-teori yang betul-betul telah teruji
kebenarannya. Disini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang pernah
ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah
teori yang dikemukakan tergantung pada variable yang diteliti”.
Landasan teori merupakan suatu teori-teori yang didapat dari pengarang
yang telah teruji kebenarannya yang digunakan sebagai landasan berpikir untuk
mencapai jalan pencerahan dari suatu masalah.

2.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi


Berlangsungnya pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan diperlukan
adanya suatu manajemen yang baik agar output yang dihasilkan sesuai dengan
target atau tujuan perusahaan. Menurut Terry (2000:10) “manajemen dapat
dinyatakan sebagai tidak berwujud (intangible), karena tidak dapat dilihat, tetapi
dapat dirasakan hasilnya, yakni output pekerjaan yang cukup, ada kepuasan
pribadi, produk dan servisnya lebih baik”. Kegiatan-kegiatan manajemen produksi
dan operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai
barang. Tentu saja kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan di perusahaan
manufacturing yang membentuk tulang belakang masyarakat konsumen kita
melalui produksi berbagai macam produk. Atas dasar perkembangan tersebut,
istilah manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya (sampai
sekarang) secara meluas, dipandang kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-
9

sistem produktif dalam masyarakat ekonomi. Menurut Handoko (2000:3)


mengatakan bahwa :
“manajemen produksi dan operasi mempunyai pengertian yang sama yakni usaha-
usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya sumber daya (atau
sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan
mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja
menjadi berbagai produk atau jasa”.
Menurut Ahyari (2002:46) “Manajemen produksi adalah merupakan suatu
proses manajemenn yang diterapkan dalam bidang produksi di dalam sebuah
perusahaan”. Sedangkan Menurut Suyadi (2000:1) pengertian manajemen
produksi adalah “manajemen produksi merupakan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat
barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain”.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
istilah manajemen tercakup semua kegiatan atau aktifitas yang menghasilkan
barang atau jasa serta kegiatan-kegiatan yang mendukung atau menunjang usaha
untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Peranan manajemen dalam kegiatan
produksi adalah mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada sehingga
dihasilkan produk atau jasa dalam jumlah yang ditetapkan dengan kualitas yang
baik.

2.2 Produksi
2.2.1 Pengertian Produksi
Produksi di dalam suatu perusahaan, akan merupakan suatu kegiatan yang
cukup penting. Bahkan di daam berbagai macam pembicaraan, dikatakan bahwa
produksi adalah merupakan dapurnya perusahaan. Apabila kegiatan produksi
dalam suatu perusahan terhenti, maka kegiatan dalam perusahaan tersebut akan
ikut terhenti pula karenanya. Demikian pula seandainya terdapat berbagai macam
hambatan yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan produksi dalam suatu
perusahaan tersebut, maka kegiatan di dalam perusahaan tersebut akan terganggu
pula. Sedemikian pentingnya kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, sehingga
10

dengan demikian sudah menjadi hal yang sangat umum jika perusahaan-
perusahaan akan selalu memperhatikan kegiatan produksi dalam perusahaan.
Menurut Ahyari (2000:6) yang dimaksud produksi adalah “kegiatan yang dapat
menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru”. Sedangkan
Menurut Suyadi (2000:5) “kata produksi berasal dari kata production, yang secara
umum dapat diartikan membuat atau menghasilkan suatu barang dari berbagai
bahan lain”.
Berdasarkan definisi diatas bahwa produksi merupakan usaha untuk
menciptakan atau menambah nilai dan kegiatan dari produk, sedangkan dalam
menciptakan atau menambah nilai dan kegiatan dari produk tersebut diperlukan
faktor-faktor produksi yang dikerjakan dengan menggunakan teknis dan teknologi
yang sudah ada. Dimana faktor-faktor produksi tersebut merupakan input yang
harus dimanfaatkan untuk menghasilkan produk sebagai outputnya, dengan
demikian hasil produksi tersebut akan mempunyai nilai tambah.

2.3 Proses Produksi


2.3.1 Pengertian Proses Produksi
Salah satu aktifitas yang mempunyai dampak besar bagi kesuksesan
perusahaan adalah kegiatan proses produksi. Dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat, organisasi suatu perusahaan sudah selayaknya memperhatikan
kegiatan operasi produksi secara kontinyu. Sebagaimana diketahui, Menurut
Ahyari (2002:65) proses produksi adalah “Suatu cara, metode maupun teknik
bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru, dilaksanakan dalam
perusahaan”. Menurut Schroeder (dalam joko 2001:49) pengertian proses
produksi adalah “Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah atau
mengkonversi input (sumber daya manusia, bahan baku, peralatan, dan
sebagainya) menjadi suatu output (berupa barang maupun jasa) dimana akibat
proses transformasi ini output menjadi lebih besar daripada nilai output”.
Sedangkan proses produksi menurut Assauri (2008:105 adlah “cara, metode, dan
teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
11

dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan


dana) yang ada”.
Definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan cara, metode dan teknik yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengubah faktor-faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja yaitu manusia
yang mempunyai keterampilan khusus, mesin sebagai alat yang digunakan dalam
melakukan kegiatan produksi dan dara yaitu biaya baju yang dikeluarkan untuk
menunjang kegiatan produksi perusahaan.

2.3.2 Jenis-jenis Proses Produksi


Proses produksi yang ada pada setiap perusahaan dapat dipisahkan menurut
penyekesauan proses. Proses produksi menurut Assauri (2008:105-108) proses
produksi dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Proses produksi terus menerus (continous process)
Adalah suatu proses produksi yang dilaksanakan apabila bahan mentah yang
dikerjakan mengalir secara berurutan melalui tingkat pengerjaan sampai menjadi
barang jadi. Dalam proses produksi ini prosesnya cukup jelas, berurutan, tidak
boleh diloncati antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, terdapat waktu
yang amat panjang tanpa adanya perubahan dari pengaturan penggunaan mesin.
Mesin-mesin dipasang atau disetel untuk waktu yang relatif lama tanpa adanya
perubahan atau disetel untuk waktu yang relatif lama tanpa adanya perubahan
yang signifikan. Ciri-ciri dari proses produksi terus menerus adalah :
1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar (produksi massa)
dengan variasi yang sangat kecil dan sudah standart.
2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem penyusunan peralatan
berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan yang disebut
produk lay out atau departementation by product.
3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-
mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut yang
dikenal dengan nama special purpose machines.
12

4) Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali


sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi
untuk pengerjaan produk tersebut.
b. Proses produksi terputus-putus (intermitten process)
Adalah proses yang arus produksinya terbagi menjadi beberapa bagian. Tiap
bagian dalam waktu yang sama bekerja sendiri-sendiri tanpa menunggu bagian
hasil pekerjaan dari bagian lain. Dalam proses ini terdapat waktu yang pendek
dalam persiapan (set-up). Ciri-ciri proses produksi terputus-putus adalah :
1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan
variasi yang sangat besar dan didasarkan atas pesanan.
2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama dikelompokkan pada tempat yang sama yang disebut dengan process
layout departementation by equipment.
3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-
mesin yang bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan
macam-macam produk dengan variasi yang sama yang dikenal dengan
general propose machine.
4) Karena mesin-mesin bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka
pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar
sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian (skill) yang tinggi dalam
pengerjaan produk tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu proses produksi terus-menerus (continous process) yang memproduksi
secara massa, dimana dalam proses produksinya mempergunakan mesin dan
peralatan yang telah distandardisasi serta otomatis sehingga tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam pengawasan tidak perlu banyak. Proses produksi terputus-putus
(intermitten process) memproduksi barang sesuai dengan pesanan atau keinginan
konsumen secara individual sehingga barang yang diproduksi akan berbeda satu
dengan yang lainnya, maka dari itu peralatan yang digunakan bersifat fleksibel.
13

2.4 Pengawasan
2.4.1 Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan kegiatan untuk mengkoordinir akifitas-aktifitas
pengolahan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat
dicapai dengan efektif dan efisien. Menurut Gitosudarmo (2000:7) “pengawasan
adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana atau tidak”. Sedangkan menurut Handoko (2000:9)
“pengawasan adalah prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan
korektif dalam operasi produksi atau penyediaan jasa”.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengawasan pada
dasarnya merupakan suatu proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh
kegiatan perusahaan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang telah dan sedang
dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Mengingat bahwa pada dasarnya dalam kegiatan proses produksi sering terjadi
kekeliruan baik dalam menentukan bahan baku sampai produk siap untuk dijual,
maka pengawasan merupakan bagian dari manajemen yang tidak bias diabaikan.
Pada prinsipnya pengawasan dimaksudkan agar kegiatan produksi dapat
diarahkan untuk menjamin terdapatnya kontinuitas dan koordinasi kegiatan dalam
usaha mengolah dan menyesuaikan hasil produksi sesuai dengan bentuk, kualitas,
kuantitas, dan waktu yang diinginkan serta dalam batas-batas biaya.

2.4.2 Manfaat Pengawasan


Perusahaan semakin menyadari pentingnya fungsi pengawasan yaitu sebagai
fungsi manajemen untuk menjamin bahwa apa yang ditetapkan sebagai tujuan
organisasi dapat dicapai dengan semestinya. Menurut Harahap (2002:44) manfaat
dari adanya pengawasan adalah sebagai berikut :
a. Tujuan akan diwujudkan lebih cepat, murah dan lebih mudah dicapai.
b. Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, dan transparasi.
c. Menimbulkan saling percaya dan menghilangkan rasa curiga dalam organisasi.
d. Menumbuhkan rasa aman dihati setiap orang dalam organisasi sehingga
mendorong kondisi jiwa yang sehat.
14

e. Memupuk perasaan memiliki atas organisasi.


f. Meningkatkan rasa bertanggung jawab personil.
g. Meningkatkan iklim persaingan yang sehat sehingga mereka yang berprestasi
akan lebih dihargai.
h. Meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan produktifitas yang pada
akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.
i. Pimpinan dapat lebih memfokuskan perhatian kepada masalah lain yang lebih
besar untuk kepentingan jangka panjang perusahaan karena operasi dan
kegiatan perusahaan diasumsikan sudah dalam pengawasan yang baik.
j. Akan memperlancar operasi, komunikasi dan kegiatan perusahaan karena
semua serba terbuka, jelas, lurus, dan tidak ada yang disembunyikan.
k. Merupakan persyaratan dalam “good corporate govermance”.

2.4.3 Jenis-Jenis Pengawasan


Perencanaan sistem produksi akan dipersiapkan dan disusun sebelum
perusahaan yang bersangkutan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan.
Apabila sistem produksi dari sebuah perusahaan tersebut adalah sistem
pengawasan, maka masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah sistem
pengawasan produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal
ini, Ahyari (2002:52) menyebutkan mengenai jenis - jenis pengawasan yaitu :
a. Pengawasan proses produksi
Pengawasan proses produksi ini menyangkut apa yang akan dihasilkan,
beberapa yang akan diproduksi dalam periode tertentu, bagaimana cara
menyelesaikannya, kapan akan dimulai dan kapan akan selesai. Selain hal-hal
diatas, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah penentuan urutan dalam
proses produksi, penentuan jadwal produksi, pemberian perintah kerja,
evaluasi dan tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan proses produksi
perusahaan.
b. Pengawasan bahan baku
Sehubungan dengan hal ini perusahaan dituntut untuk dapat menentukan
jumlah persediaan yang tepat agar tidak mengalami gangguan dalam proses
15

produksinya, juga dapat melakukan penghematan dalam penyediaan-


penyediaan bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan. Untuk dapat
menentukan jumlah bahan baku dengan baik, kiranya perlu untuk
diperhatikan tentang adanya beberapa faktor yang mempengaruhi persediaan
bahan baku, diantaranya analisis penggunaan bahan baku, penentuan jumlah
pembelian serta frekuensi pembelian, adanya ketidakpastian bahan baku serta
penilaian persediaan bahan baku.
c. Pengawasan tenaga kerja
Tenaga kerja mempunyai peran yang vital dalam kegiatan perusahaan, dalam
hal ini menentukan baik buruknyakualitas proses produksi perusahaan.
Peranan tenaga kerja langsung dalam hal ini akan semakin besar di dalam
perusahaan yang dalam pelaksanaan proses produksinya mempergunakan
mesin-mesin yang bersifat umum, dimana ketelitian, keterampilan, dan
kecakapan dari para karyawan yang menangani proses produksi dalam
perusahaan akan mempunyai akibat langsung terhadap produk perusahaan
yang dihasilkan. Dilaksanakannya pengawasan tenaga kerja yang baik
diharapkan proses produksinya dalam perusahaan akan berjalan dengan baik
antara lain dengan adanya perekrutan tenaga kerja secara langsung, alokasi
tenaga kerja langsung, training yang baik, pengukuran kerja yang akurat,
penggunaan metode kerja yang sesuai dengan pekerjaan dan penggunaan
model yang cocok untuk pemecahan masalah tenaga kerja.
d. Pengawasan biaya produksi
Biaya produksi yang dikeluarkan dalam perusahaan dalam melaksanakan
proses produksi perlu untuk direncanakan dan diawasi dengan sebaik-
baiknya. Tingginya harga pokok produksi akan berakibat kepada tingginya
harga pokok penjualan produk, sehingga perusahaan akan mengalami
berbagai kesulitan sehubungan dengan harga pokok penjualan yang tinggi ini,
sehingga program-program pemasaran dalam perusahaan yang bersangkutan
tidak akan dapat terlaksana dengan baik. Untuk dapat melaksanakan
pengawasan biaya produksi dalam perusahaan dengan baik, perusahaan dapat
mempergunakan berbagai metode dan model pengawasan biaya produksi
16

yang cocok dengan permasalahan yang dihadapi antara lain penggunaan


anggaran produksi, analisis selisih dalam biaya produksi, penerapan konsep
biaya relevan, dan analisis pulang pokok.
e. Pengawasan kualitas
Kualitas mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat pada umumnya akan berfikir
lebih kritis daripada tahun-tahun sebelumnya, sehingga pembelian yang
dilakukan selalu mempertimbangkan kualitas yang ditawarkan. Dengan
demikian pengawasan kualitas sudah merupakan suatu kebutuhan mutlak bagi
perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
pengawasan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam
pengawasan proses produksi. Jenis-jenis pengawasan tersebut saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis pengawasan tersebut dilakukan untuk
mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan apa yang telah direncanakan
oleh perusahaan.

2.5 Pengawasan Proses Produksi


2.5.1 Pengertian Pengawasan Proses Produksi
Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur atau jasa akan selalu
melaksanakan kegiatan produksinya. Pelaksanaan kegiatan produksi diharapkan
dapat berjalan dengan lancer dan baik. Oleh karena itu diperlukan adanya
pengawasan. Pengawasan proses produksi akan selalu dilakukan oleh perusahaan
yang berproduk, dalam hal ini yaitu pengawasan terhadap proses produksinya.
Pengawasan terhadap proses produksi penting dilakukan sebab didalam proses
produksi telah ditetapkan rencana yang akan dilaksanakan untuk merealisasikan
rencana tersebut. Menurut Ahyari (2002:18) “Pengawasan proses produksi adalah
kegiatan memeriksa dan menyesuaikan pejerjaan yang dilakukan selama proses
oroduksi berlangsung guna mencapai mutu hasil produksi sesuai dengan apa yang
diharapkan:.
17

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan


proses produksi dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan
kerusakan yang timbul saat berlangsungnya proses produksi dapat ditekankan
seminimal mungkin. UD Pandan Arum selalu melakukan pengawasan proses
produksi dari awal sampai akhir, mulai dari persediaan bahan baku sampau
produksi siap untuk dijual.

2.5.2 Tujuan Pengawasan Proses Produksi


Perusahaan dalam melaksanakan pengawasan proses produksinya tentunya
mempunyai suatu tujuan. Salah satu tujuan dari pengawasan proses produksinya
yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo (2002:231) adalah “Tujuan pengawasan
proses produksi adalah menghasilkan produk yang diinginkan dalam jumlah dan
waktu yang tepat, dengan kualitas dan harga yang dikehendaki, dan menggunakan
metode yang paling sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan”. Sedangkan
Menurut Assauri (2008:179) tujuan pengawasan proses produksi adalah:
a. Untuk mengupayakan agar perusahaan dapat menggunakan barang modalnya
seoptimal mungkin.
b. Agar dapat berproduksi pada tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
c. Untuk mengupayakan agar perusahaan dapat menguasai pasar atau bagian
pasar yang luas.
d. Untuk mengupayakan agar kesempatan kerja (employment) yang ada pada
perusahaan menjadi rata dalam waktu tertentu, dan lambat laun employment ini
dapat naik sesuai dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan.
e. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup besar bagi pengembangan
dan kemajuan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengawsan
proses produksi adalah mengontrol produk yang dihasilkan pada jumlah, harga
dan kualitas yang dikehendaki. Pengawasan proses produksi dapat membantu
pelaksanaan proses produksi sehingga dapat berjalan dengan lancar. Jadi
pengawasan proses produksi yang dijalankan oleh setiap perusahaan memiliki
18

tujuan agar proses produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan perusahaan.

2.5.3 Jenis-Jenis Pengawasan Proses Produksi


Proses produksi mempunyai bermacam-macam bentuk kegiatan, begitu pula
dengan pengawasannya. Dalam hal ini, Handoko (2000:252) menyebutkan jenis-
jenis pengawasan proses produksi sebagai berikut:
a. Pengawasan Pesanan (Order Control)
Pengawasan pesanan dilakukan pada proses produksi terputus-putus. Tujuan
pengawasan pesanan adalah agar produk yang diproduksi sesuai dengan
pesanan yang diminta oleh konsumen dan pengkoordinasian arus pekerjaan
dilakukan berdasarkan pesanan konsumen.
b. Pengawasan Arys (Flow Control)
Pengawasan arus dilakukan pada proses produksi terus-menerus. Tujuan
pengawasan arus adalah mengusahakan agar mencapai tingkat hasil produksi
yang tetap setiap jamnya.
c. Pengawasan Beban (Load Control)
Pengawasan beban dilakukan untuk mengawasi produk yang melewati proses
yang relatif tetap dan beraneka variasi produknya. Tujuan pengawasan beban
adalah mengatur pembebanan mesin-mesin dan mengidentifikasi kebutuhan
setiap pesanan agar kuantitas setiap produksinya dapat dikendalikan.
d. Pengawasan Blok (Block control)
Pengawasan blok dilakukan dengan mengelompokkan pesanan menurut model
dan ukuran kemudian digabungkan menjadi sebuah blok. Tujuan pengawasan
blok adalah agar pekerjaan kelompok barang yang memerlukan proses sama
dapat dilakukan secara efektif dan proses produksi berjalan dengan konstan.
e. Pengawasan Proyek Khusus (Special Project Control)
Pengawasan proyek khusus dilakukan dengan membagi pekerjaan kedalam
sub-sub bagian pekerjaan. Oengawasan proyek khusus bertujuan agar semua
rencana dapat dijalankan seefisien mungkin.
19

f. Pengawasan Pada Penyimpangan (Control By Exception)


Pengawasan pada penyimpangan dilakukan jika terjadi hambatan sehingga
perlu dicari penyebabnya baru kemudian diadakan perbaikan. Tujuan
pengawasan pada penyimpangan adalah apabila terjadi penyimpangan, maka
sayu perusahaan dapat mengadakan penilaian terhadap penyimpangan yang
terjadi sehingga segera dapat diatasi.

2.5.4 Fungsi Pengawasan Proses Produksi


Pelaksanaan proses produksi dalam suatu perusahaan walaupun telah
disusun dengan baik, tetapi apabila tidak diikuti dengan adanya pengawasan yang
baik, maka pelaksanaan proses produksi dalam suatu perusahaan tidak bisa
diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Untuk dapat menjalankan
pengawasan dengan baik, maka pengawasan proses produksi yang dilakukan
hendaknya disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang ada dalam pengawasan proses
produksi. Menurut Assauri (2008:209) menyebutkan beberapa fungsi pengawasan
produksi yaitu:
a. Routing
Routing adalah fungsi yang menentukan dan mengatur urutan kegiatan
pekerjaan yang logis, sistematik dan ekonomis melalui urutan dimana bahan-
bahan dipersiapkan untuk diproses menghasilkan barang jadi serta fasilitas-
fasilitas yang diperlukan tiap-tiap operasi. Dalam routing ini diatur aliran
bahan-bahan dalam proses produksi dan para pekerja yang diperlukan pada
urutan-urutan yang dilalui, sehingga tercipta barang jadi.
b. Loading dan scheduling
Loading merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan pada masing-
masing pusat pekerjaan, sehingga dapat ditentukan beberapa lama waktu yang
diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya keterlambatan waktu. Schedulling
merupakan pengoordinasian tentang waktu dalam kegiatan berproduksi,
sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan-bahan baku, bahan pembantu
dan perlengkapan kepada fasilitas atau bagian pengolahan dalam pabrik pada
waktu yang telah ditentukan serta meliputi persoalan berapa banyak produk
20

yang akan dihasilkan dan bilamana bagian-bagian dari produk tersebut diolah
(mana yang harus didahulukan dan mana yang harus terakhir). Tujuan dari
scheduling adalah untuk dapat menentukan waktu yang tepat agar kegiatan
berproduksi dapat berjalan dengan lancar.
c. Dispatching
Dispatching meliputi penyampaian perintah kepada bagian pengolahan yang
dilakukan dengan urutan yang telah ditentukan, memberi keterangan mengenai
pergerakan bahan-bahan yang harus dilakukan ketempat pengolahan yang telah
ditentukan, pekerjaan mesin-mesin yang harus dilakukan untuk tiap kegiatan
operasi, pencatatan waktu kapan dimulai dan diselesaikannya tiap kegiatan
operasi dan penyelenggaraan pekerjaan. Dispatching ini dapat memberi
keseimbangan arus pekerjaan dalam proses produksi.
d. Follow up
Follow up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek
yang mempengaruhi kelancaran proses produksi antara lain mendapatkan
bahan baku yang tidak tersedia tapi dibutuhkan, mencari supplier yang paling
baik dan juga meneliti mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan termasuk
usaha pengecekan terhadap kemajuan pesanan yang diproses, mulai dari
permulaan proses sampai dengan terjadinya barang akhir. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh fungsi follow up ini dapat digunakan sebagai bahan koreksi
kebijaksanaan dan rencana pada masa yang akan dating demi kelancaran
jalannya proses produksi.
Kegiatan pengawasan tersebut tentunya dalam pelaksanaannya perusahaan
dapat melaksanakan seluruh kegiatannya atau hanya salah satu saja. Hal tersebut
tergantung dari kondisi perusahaan, karena pelaksanaan kegiatan pengawasan
tersebut tentunya memakan biaya yang tidak sedikit. Namun apabila hasil akhir
yang diperoleh sangat bagus maka perlu dipikirkan kembali untuk
pelaksanaannya.
21

2.6 Pengawasan Bahan Baku


2.6.1 Pengertian Pengawasan Bahan Baku
Perusahaan yang memproduksi suatu produk maka pengawasan bahan
baku menjadi faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan demikian
perusahaan perlu mengadakan perencanaan dan pengawasan bahan baku yang
dipergunakan untuk proses produksinya secara teliti agar kualitas produk dapat
tercapai sebagaimana mestinya. Menurut Assauri (2000:125) hal-hal yang perlu
dilaksanakan dalam pengawasan bahan baku adalah sebagai berikut :
a. Seleksi sumber bahan baku dari supplier-supplier perusahaan
b. Pemeriksaan dokumen pembelian
c. Pemeriksaan penerimaan bahan baku
d. Penjagaan gudang fasilitas penyimpanan

2.6.2 Tujuan Pengawasan Bahan Baku


Di dalam perusahaan kebutuhan bahan baku bukan merupakan kebutuhan
yang dirasakan pada waktu-waktu tertentu saja, melainkan akan menjadi
kebutuhan rutin yang harus selalu dipenuhi. Berikut adalah tujuan pengawasan
bahan baku meliputi :
a. Menghindari pemborosan
b. Mendapatkan harga pembelian yang layak
c. Menghindari stagnasi penyediaan bahan baku
Pengawasan bahan baku menghindari pemborosan, karena pemakaian
bahaan baku yang tidak efisien dapat dicegah, misalnya :
a. Terjadi pembelian bahan baku yang tidak diperlukan atau salah mengorder
bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
b. Pembelian yang tidak terencana sehingga terkesan tergesa-gesa, sehingga tidak
mendapatkan harga yang murah.
c. Terjadinya kerusakan bahan baku, karena terlalu lama disimpan.
d. Pengeluaran biaya gudang yang tinggi, karena bahan baku terlalu lama
disimpan di gudang.
22

Pengawasan bahan baku akan mendapatkan harga pembelian yang murah,


dengan mengetahui saat penggunaan bahan baku secara tepat maka jauh sebelum
bahan baku itu digunakan didalam proses produksi sudah bias diatur
pembeliannya, sehingga terdapat kesimpulan yang luas untuk mencari dan
menentukan harga bahan baku yang pantas, bila dibandingkan dengan pembelian
yang dilakukan secara tergesa-gesa, apalagi bila bahan baku tersebut sudsh
didapatkan.
Pengawasan bahan baku akan mencegah stagnasi penyediaan bahan baku.
Kelangkaan bahan baku dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan
ditinjau dari sudut intern dan ekstern perusahaan. Kerugian dari sudut intern,
dapat dilihat bahwa biaya-biaya produksi tetap berjalan walaupun proses produksi
terhenti karena kelangkaan bahan baku, misalnya biaya penyusutan, biaya asurasi,
sedangkan kerugian dari sudut ekstern adalah ketidakmampuan perusahaan
memenuhi permintaan pesanan pelanggan tepat waktu.

2.7 Pengawasan Tenaga Kerja


2.7.1 Ruang Lingkup Pengawasan Tenaga Kerja
Menurut Ahyari (2002:237) mengatakan “Tenaga kerja merupakan salah
satu masukan yang cukup penting di dalam pelaksanaan proses produksi, sehingga
tersedianya tenaga kerja ini perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan”.
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi dari suatu perusahaan, tenaga kerja dalam
perusahaan akan mempunyai peranan yang cukup penting. Tenaga kerja langsung
yang benar-benar menangani pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan ini
akan mempunyai peranan yang cukup penting dalam penentuan baik dan
buruknya kualitas produk perusahaan yang bersangkutan. Peranan tenaga kerja
langsung dalam hal ini akan semakin besar di dalam perusahaan-perusahaan yang
dalam pelaksanaan proses produksinya mempergunakan mesin-mesin yang
bersifat umum, dimana ketelitian, keterampilan, dan kecakapan dari para
karyawan yang menangani proses produksi dalam perusahaan tersebut akan
mempunyai akibat yang langsung terhadap produk perusahaan yang
dihasilkannya.
23

2.7.2 Tujuan Pengawasan Tenaga Kerja


Dengan dilaksanakannya pengawasan tenaga kerja yang baik dalam
perusahaan, Menurut Ahyari (2002:56) mengatakan tujuan pengawasan tenaga
kerja “supaya proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan dapat
berjalan dengan baik, produk perusahaan dapat dihasilkan sesuai dengan rencana
yang telah disusun baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya”. Alokasi tenaga
kerja langsung dan training yang tepat dalam perusahaan yang bersangkutan,
pengukuran kerja yang akurat serta penggunaan metode kerja yang sesuai dengan
pekerjaan yang diselesaikan serta penggunaan model yang cocok untuk
pemecahan masalah pengawasan tenaga kerja ini akan menunjang pelaksanaan
pengawasan tenaga kerja dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.8 Pengawasan Biaya Produksi


2.8.1 Ruang Lingkup Pengawasan Biaya Produksi
Pengawasan biaya produksi yang efektif mempunyai dua aspek, yakni :
a. Pengawasan operasional
Pengawasan operasional adalah pengawasan biaya yang dilakukan manajemen
melalui kegiatan (operasi) perusahaan. Namun dengan berkembangnya
perusahaan bilamana sasaran hendak dicapai pengawasan operasional tidak
dapat dipertahankan lebih lama karena hal demikian merupakan pemborosan
dan tidak efisien. Oleh karenanya pengawasan operasional perlu ditambah
pengawasan akuntansi.
b. Pengawasan akuntansi
Pengawasan akuntansi adalah pengawasan biaya yang dilakukan melalui
prosedur-prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan biaya. Karena sasaran
pokok tertuju pada pengelompokan biaya, maka perhatian yang lebih besar
tertuju pada pengawasan akuntansi. Pengawasan akuntansi bertujuan untuk
menciptakan suatu sistem pencatatan yang dapat mengembangkan
pertanggungjawaban biaya-biaya dan arus pekerjaan, serta memberikan laporan
singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan.
24

2.8.2 Tujuan Pengawasan Biaya Produksi


Tujuan pengawasan biaya produksi adalah untuk memperoleh jumlah
produksi atau hasil yang sebesar-besarnya dengan kualitas yang dikehendaki, dari
pemakaian sejumlah bahan tertentu, tenaga kerja, usaha dan fasilitas yang
tersedia. Singkatnya pengawasan biaya produksi yang sekecil mungkin dalam
kondisi yang ada. Dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan organisasi, langkah
pertama ialah menetapkan standar perbandingan, langkah kedua adalah mencatat
prestasi pelaksanaan yang sebenarnya dan langkah ketiga ialah membandingkan
biaya yang sesungguhnya terjasi dengan biaya standar tatkala pekerjaan
dilaksanakan. Langkah terakhir ini mencakup sebagai berikut :
a. Menetapkan perbedaan antara standar dengan prestasi pelaksanaan
sesungguhnya.
b. Menganalisis sebab-sebab terjadinya perbedaan.
c. Mengambil tindakan perbaikan untuk mengendalikan biaya produksi
sebenarnya yang tidak memuaskan, agar sesuai dengan standar yang ditetapkan
terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan suatu patokan biaya produksi yang baik, kita harus
mengetahui biaya-biaya apa yang diperlukan serta jumlah dari masing-masing
biaya tersebut. Oleh karena itu sebelum operasi dijalankan terlebih dahulu
masing-masing unsur biaya tersebut harus dianalisis untuk mengetahui jumlah
masing-masing biaya yang seharusnya dalam suatu keadaan tingkat harga dan
cara kerja yang normal. Selanjutnya disusun suatu anggaran yang menjadi rencana
kegiatan operasi perusahaan sekaligus sebagai pembanding dalam penilaian
prestasi pelaksanaan operasi. Dalam pelaksanaan operasi perusahaan diperlukan
adanya ketelitian dan kecermatan pencatatan atas transaksi yang telah terjadi.
Sistem otoritasi dan prosedur pembukuan merupakan alat bagi manajemen untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya operasi serta transaksi yang terjadi.
Dalam setiap prosedur digunakan dokumen yang merupakan bukti terjadinya
transaksi yang diotorisasi oleh yang berwenang dan selanjutnya digunakan
sebagai dasar pencatatan.
25

2.9 Pengawasan Kualitas


2.9.1 Ruang Lingkup Pengawasan Kualitas
Kegiatan pengawasan kualitas sangat luas, tetapi secara garis besar
pengawasan kualitas dapat dibedakan kedalam tiga tingkatan, yaitu :
a. Pegawasan terhadap bahan baku
Kualitas bahan baku yang digunakan mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kualitas produk akhir.
b. Pengtawasan selama proses produksi
Proses produksi merupakan salah satu kegiatan utama di dalam perusahaa.
Perusahaan melakukan pengawasan yang cukup agar produk akhir yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. Pengawasan selama proses produksi
haruslah berurutan dan teratur. Dengan diadakannya pengawasa pada setiap
tahap proses produksi maka setiap ada penyimpangan kualitas pada setiap
tahap proses prooduksi maka setiap ada penyimpangan kualitas akan dapat
segera diketahui sehingga tidak terlambat didalam mendapatkan tindakan
perbaikan.
c. Pengawasan hasil akhir
Dalam hal ini tidaklah cukup bila haya dilaksanakan pengawasan atas bahan
baku dan pengawasan selama proses produksi karea masih ada kemugkinan
bahwa barang – barag hasil akhir ada yang tidak memenuhi syarat. Apabila
barang – barang hasil akhir tidak memenuhi syarat ini lolos terjual maka hal ini
akan merusak ama baik perusahaan. Untuk mencegah supaya barang hasil
akhir yang tidak ememnuhi syarat ini tidak sampai ketangan konsumen, maka
perl dilaksanakan pengawasan hasil akhir
(http:digilio.petra.ac.id/viewer.php-chapter2.pdf)

2.9.2 Pengertian Pengawasan Kualitas


Masalah kualitas merupakan salah satu bagian pentng dan perlu
mendapatkan perhatian yang serius bagi manajer dalam menjalankan strategi
opersinya. Menurut Yamit (1998:336) “Kualitas merupakan suatu istilah relatif
yang sangat bergantunhg pada situasi”. Sedangkan menurut Kotler (2002:67)
26

mengatakan “kualitas pada umumnya mempunyai arti yaitu sesuatu yang cocok
dengan selera. Produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai
kecocokan penggunakan bagi dirinya.

2.9.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas


Terlepas dari komponen yang dijadikan objek pengukuran kualitas, menurut
Yamit (1998 :338) secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan
b. Peralatan dan perlengkapan (tools dan equipment)
c. Bahan baku atau material
d. Pekerja atau staf organisasi

2.9.4 Tujuan Pengawasan Kualitas


Secara terperinci dapatlah dikatakan bahwa tujuan dari pengawasan kualitas
adalah :
a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standart kualitas yang ditetapkan
b. Mengusahakan agar biaya inpeksi dapat ditekan sekecil mungkin
c. Mengusahakan agar biaya dari produk san proses dengan menggunakan
kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin
d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin
Berdasarkan definisi diatas, adapun tujuan dari pengawasan kualitas
adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas dari barang yang dihasilka
sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan dan dengan biaya yang
ekonomis.

2.10 Standar Proses Produksi


Salah satu aspek yang cukup penting dalam sistem produksi adalah
penetapan standart proses produksi ayang akan digunakan oleh perusahaan.
Standart merupakan satuan ukuan yang spesifikasi yang dipergunakan sebagai
dasar pembanding, kuantitas, kualitas, nilai, hasil, hasik kerja yang ada”. Menurut
Reksohadiprojo (2007:30) bahwa “standart adalah satuan ukuran atau spesifikasi
27

yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantitas, kualitas, nilai, hasil, hasil
kerja yang ada”.
Berdasarkan uraian tersebut standart proses produksi meruapakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan masalah proses produksi yang merupakan hal telah
ditetapkan oleh perusahaan dan digunakan sebagai jaminan pedoman dalam
berproduksi atau sebagai tolak ukur guna menilai suatu hasil baik atau tidak sesuai
dengan apa yang telah ditentukan perusahaan.

2.11 Tinjauan Penelitian Terdahulu


Tinjauan penelitian terdahulu sangat diperlukan sebagai bahan untuk
mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adanya hasil penelitian
terdahulu juga dapat memberikan gambaran dalam penelitian selanjutya dan
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini adalah penelitian terdahulu :
28

Tabel 2. 1 Perbedaan dengan penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Jenis Analisis Hasil


penelitian yang penelitian
digunakan
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 M. maimun Pengawasan Deskriptif Domain Pegawasan
As’ad Kebutuhan dengan dan kebutuhan
2014 Bahan Baku Paradigma Taksonomi bahan baku
Berkualitas Pada kualitatif tebu dilakukan
PT. Perkebunan dengan dua
Nusantara XI pengawasan
(Persero) Pabrik yaitu
Gula Pradjekan pengawasan
Bondowoso secara operatif
dan
administrative
kebutuhan
bahan baku
sesuai SOP
berlaku
Onny Angga Pengawasan Deskriptif Domain Adanya
2 Dinata Proses Produksi dengan dan pengawasan
( 2011) dalam Pendekatan Taksonomi pada setiap
memepertahakan Kualitatif proses
kualitas tape produksi
pada persuahaan
Tape Sari Madu
Jember

Dari beberapa referensi penelitian terdahulu maka dapat dijadikan peneliti


dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Berikut penelitian yang dilakuakan oleh
peneliti sekarang :
Peneliti Judul Jenis Analisis Hasil
Penelitian yang Penelitian
digunakan

No
1. Zaki Pengawasan Deskriptif Domain
Fakhrudin Produksi Pia dengan dan
2017 Edamame pada paradigma taksonomi
Usaha Dagang Kualitatif
(UD) Saids Roti
29

Jember
2.12 Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2013:60) menegmukakan bahawa seorang peneliti
harus menguasi teori – teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran
yang membuahkan hipotesis, jadi kerangka pemikiran meruapakan penjelasan
sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Menurut Hamidi (2004:91) kerangka pemikiran pada dasarnya
mengungkapan alur pikir peristiwa (fenomena) sosial yang diteliti dalam
menjawab atau menggambarkan permasalahan penelitian.

Produk Pia Edmamae

Produksi
Pengawasan

Input Proses Output

Bahan Baku Proses Produksi Kualitas

Tenaga Kerja Biaya Operasi

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran


30

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian


Metode penelitian sangat diperlukan dalam proses penelitian ilmiah sebab
metode penelitian merupakan langkah-langkah operasional dalam penelitian
sehingga diperoleh hasil yang benar, obyektif dan ilmiah. Menurut Usman
(2003:42) metode diartikan ‘sebagai suatu prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis”, sedangkan penelitian
adalah “suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat
dalam penelitian”.
Indriantoro dan Supomo (2002:3) “metode penelitian bahwa penelitian
merupakan penyelidikan sistematis dan terorganisasi”. Kata sistematis dan
terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya, penelitian
menggunakan cara-cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik
(metode-metode). Metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan
mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.
Soehartono (2002:35) penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran
tentang suatu gejala atau hubungan antara dua atau lebih dan penelitian ini
meliputi :
1) Penelitian ini yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu
2) Penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat
3) Penelitian yang memperkirakan proporsi orang yang mempunyai pendapat,
sikap atau bertingkah laku tertentu
4) Penelitian yang berusaha untuk melakukan semacam ramalan
5) Penelitian deskriptif lain adalah penelitian yang mencari hubungan antara dua
variabel atau lebih
Menurut Sugiyono (2008:5) metode penelitian adalah “cara ilmiah yang
digunakan untuk mendapatkan data objektif, valid dan reliabel dengan tujuan
31

dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga


dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Indrianto dan Supomo (2002:25) berpendapat bahwa :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-
fakta saat ini dari suatu populasi dan memiliki tujuan untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subyek yang
diteliti”.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitiatif menurut
Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong (2001:2) bahwa “metode
penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan informasi
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang
diamati”. Sedangkan menurut Straus dan Corbin (2007:4) mengungkapkan bahwa
“metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan dan sebagian datanya
dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisanya bersifat kualitatif”.
Sesuai dengan permasalahan yang dipilih dan tujuan penelitian yang telah
diterapkan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
paradigma kualitatif.

3.2 Tahap Persiapan


Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses
penelitian. Hal-hal yang akan dilakukan oleh peneliti untuk penelitian yaitu :
a. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari bahan-bahan referensi yang berkaitan dengan obyek
penelitian guna menambah pengetahuan dan konsep-konsep yang dipakai
sebagai dasar dalam mengadakan penelitian dan untuk memperoleh
pengetahuan tentang teknik-teknik untuk menganalisa data yang diperoleh.
b. Menentukan lokasi penelitian
Lokasi penelitian yaitu pada UD. Sadis Roti yang terletak di Jalan Dr.
Soetomo, Kecamatan Kaliwates Jember. Alasan peneliti melakukan penelitian
di UD. Sadis Roti yaitu :
32

1) UD. Saids Roti merupakan salah satu produsen penghasil produk berbahan
baku edamame
2) UD. Saids Roti memiliki ruang lingkup peasaran yang cukup luas meliputi:
Banyuwangi, Surabaya, Semarang, Jakarta
3) Pemasaran produk sudah di berbagai toko penjual oleh- oleh khas Jember
c. Observasi pendahuluan
Observasi pendahuluan dilakukan dengan mengamati kejadian atau aktivitas
yang ada di lokasi penelitian guna untuk merumuskan masalah yang akan
diteliti. Observasi awal perusahaan dilakukan untuk memeroleh informasi awal
yang terkait dengan pelaksanaan pengawasan proses produksi di UD Saids Roti
Jember.
d. Menentukan Informan
Informan dalam kualitatif tidak dibatasi jumlahnya, namun harus disesuaikan
dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Informan
diperlukan utnuk memberi segala informasi yang dibutuhkan peneliti dalam
penelitiannya. Menurut Spradley (dalam Sugiono, 2000:221), “seorang
informan adalah orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Mereka menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,
sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati
2) Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat dalam
kegiatan yang sedang diteliti
3) Mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil sendiri
5) Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan penelitian
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel sumber data atau
informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive, dimana key
informan di ambil sesuai dengan pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi
ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya.
33

Adapun key informan yang dipilih pada awal penelitian ini adalah:
Nama : Rolina Halif
Jabatan : Asisten Manajer Perusahaan
Topik wawancara : Mengenai gambaran umum perusahaan dan
pengawasan produksi pia edamame

3.3 Tahap Pengumpulan Data


a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer yang berkaitan langsung dengan permasalahan dan
tujuan penelitian dilakukan dengan teknik sebagai berikut :
1) Observasi
Observasi sangat penting dalam penelitian karena akan diperoleh data yang
diperlukan. Observasi merupakan proses pencatatan pada perilaku subjek
(orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya
pernyataan atau komunikasi dengan individu. Menurut Sugiyono (2016:64)
bahwa observasi adalah semua ilmu pengetahuan yaitu para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Keuntungan melakukan observasi menurut
Soehartono (2000:69) adalah:
a) Data yang diperoleh adalah data yang segar dalam arti data yang
dikumpulkan dieroleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku
b) Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku yang
diharapkan mungkin akan muncul atau tidak, Karena tingkah laku dapat
dilihat, maka kita dapat segera mengatakan bahwa yang diukur memang
suatu yang dimaksudkan untuk diukur.
2) Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:72) wawancara digunakan sebagai pengumpulan data
apabila peneliti ingi melakukan studi pendahulua untuk emnemukan
permasalahan yang ahrus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal hal dari responden yang lebih mendalam.
3) Dokumentasi
34

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berupa dokumen, arsip-


arsip perusahaan, ataupun catatan-catatan yang diambil dari lokasi penelitian
yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai sarana untuk kelengkapan data.
4) Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan peneliti sebagai sarana untuk memperdalam teori dan
memperkuat konsep yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

3.4 Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian perlu dilakuan agar data-data
dan informasi yang diperoleh memiliki kesesuaian dengan keadaan yang
sebenarnya sehingga derajat kepercayan terhadap data tersebut memadai. Menurut
Usman dan Setiady (2003:80) pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan
dengan cara :
1) Memperpanjang masa penelitian baik dengan melakukan wawancara ulang
maupun dengan observasi
2) Trianggulasi yaitu membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan
suatu informasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data itu
3) Mendiskusikan dengan orang-orang yang mempunyai kompotensi untuk
mendiskusikan proses dan hasil penellitian.

3.5 Tahap Analisis Data


Seluruh data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dianalisis secara
kualitatif. Tahap ini selanjutnya digunakan untuk memecahkan permasalahan
dalam penelitian. Menurut Patton (dalam Moleong 200:103) “analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori
dan satuan uraian dasar”.
Teknik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisis
domain dan taksonomi. Idrus (2009:152) mengemukaan “analisis domain adalah
35

suatu kategori pengertian budaya yang memasukkan kategori-kategoru yang lebih


kecil lainnya”. Sedangkan Sugiyono (2008:256) menyebutkan “analisis domain
adalah langkah pertama dalam peelitian kualitatif yang ada pada umumnya
dilakukan dengan memperoleh gambaran umum dan menyeluruh tentang situasi
sosial yang diteliti atau objek penelitian”. Kemudian analisis domain diungkap
lebih mendalam dengan menggunakan analisis taksonomi. Idrus (2009:155)
mengungkapkan, “analisis taksonomi dimaksukan untuk memperjelas istilah atau
bagian perilaku itu secara sistematis diorganisasikan atau dihubung-hubungkan”.
Selanjutnya Sugiyono (2008:261) menyatakan bahwa, analisis taksonomi adalah
“analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang
telah ditetapkan menjadi cover term sehingga dapat diurai kembali lebih rinci dan
mendalam”.
Tabel 3. 1 Model analisis domain

Domain Hubungan Semantik Pertanyaan Struktural


(a) (b) (c)
Pengawasan produksi pia Pengawasan produksi pia Bagaimana pengawasan
edmamae pada UD. Saids edamame produksi pia edamame
Roti yang dilakukan oleh UD.
Saids Roti?
36

Tabel 3. 2 Model analisis taksonomi


Bidang Bentuk Deskripsi Hasil
(a) (b) Kegiatan (d)
(c)
Pengawasan Pengawasan Mengawasi proses Mengetahui
produksi Pia produksi pada penerimaan bahan tentang
Edamame pada UD tahap input baku dari pengawasan bahan
Saids Roti pemasok untuk baku yang di dapat
menjaga kualitas dari pemasok apa
bahan baku sudah sesuai
dengan standart
kualitas dan
kuantitas yang
dibutuhkan
perusahaan

Pengawasan Mengetahui
mesin dan kesiapan mesin
peralatan yang dan peralatan yang
digunakan akan digunakan
dalam produksi
Pengawasan Mengetahui
Tenaga Kerja tentang kinerja
pegawai dalam
melakukan tugas
masing - masing
Pengawasan Pengawasan pada Mengetahui
produksi pada proses penyiapan kesiapan bahan
tahap bahan dalam olahan pia
transformasi edamame
Pengawasan pada Mengetahui
proses bahan-bahan yang
pencampuran akan dijadikan
bahan adonan
Pengawasan pada Mengetahui hasil
proses pengolahan edamame sebagai
isi pia edamame isi dalam pia
Pengawasan pada Mengetahui hasil
proses pengovenan
pengovenan menjaga tingkat
kematangan pia
edamame
Pengawasan pada Mengetahui hasil
proses akhir proses
pendinginan setelah pia matang
37

Pengawasan pada Mengetahui proses


proses pengemasan
pengemasan produk sesuai
dengan kualitas
Pengawasan Pengawasan pada Mengetahui
produksi pada tahap kelayakan tempat
tahap output penyimpanan penyimpanan agar
produk akhir kualitas produk
akhir tetap terjaga
sebelum
didistribusikan
kepada agen

3.6 Tahap Penarikan Kesimpulan


Tahap penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam pelaksanaan
ini setelah proses interprestasi data dilakukan. Penarikan kesimpulan diperoleh
berdasarkan data-data dilapangan dan analisis, sehingga akhirnya ditemukan
jawaban dari perumusan masalah yang telah dibuat. Penarikan kesimpulan dengan
penajbaran yang bersifat umum ke khusu dalam hal – hal yang bersifat umu.
Meetode penarikan kesimpulan dalam penelitian ini adalah metode induktif yaitu
penarikan dari hal – hal yang bersifat khusu yakni penelitian ini hanya dilakukan
pada UD Saids Roti Jember. Dengan fenomena – fenomena yang diperoleh
peneliti dari lapangan tersebut diintrogasikan dengan teori –teori melalui tahap
interpretasi data.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Ahyari, A. 2002. Manajemen Produksi Pengendalian Produksi. Edisi Keempat.
Yogyakarta : BPFE.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1995. Manajemen Produksi dan Operasi.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Handoko, T. H. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah Mada.
Prawirossentono, Suyadi. 2000. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus.
Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Moleong, C, J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV.
Yamit, Z. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta :
EKONISIA.
Mariani, Aprilia, P. 2012. Pengawasan Proses Produksi Sebagai Satu Usaha
Menjaga Kualitas produk Benur Udang Pada Usaha Dagang (UD) Ndaru
Laut Banyuwangi. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember : Program Sarjana
Universitas Jember.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1981. Perencanaan dan Pengawasan Produksi. Edisi
Kedua. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Universitas Jember. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember. UPT
Penerbitan Universitas Jember

Jurnal
Sari, Anggreini Puspa. 2012. Pengawasan Produksi Kue Bagiak Pada Usaha
Dagang (UD) Pandan Arum Rogojampi Banyuwangi. Jember : Universitas
Jember.
39

Internet
http://isjd.pdii.lpi.go.id/admin/jurnal/ED43096981.pdf
http://id.scribd.com/doc/1278504/manfaat-an-dan-pengawasan-biaya-operasional-
dalam-meningkatkan-efisiensi (10 Agustus 15:30)
http://www.google.co.id/url?fungsi-pengawasan-bahan-baku (15 Agustus 20:22)

Anda mungkin juga menyukai