Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta berkat-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar UAS Sistem
Produksi ini tepat pada waktunya tanpa ada hambatan, dan semoga sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Ibu Lina Aulia S.T M.T selaku dosen Sistem
Produksi yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada tim penulis
sehingga laporan dapat diselesaikan oleh tim penulis. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas
besar Sistem Produksi sebagai pengganti Ujian Akhir Semester. Pada laporan ini kami
membahas mengenai analisis dari Sistem Produksi UMKM jus buah Alisa. Tim Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Kesalahan dalam laporan
ini semata-mata diakibatkan oleh kelalaian ataupun kurangnya ilmu yang dimiliki Tim Penulis.
Semoga laporan ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu
pengetahuan sekarang ataupun dimasa yang akan datang.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
2
4. Penataan alat dan bahan produksi kurang strategis. Masalah tata letak adalah aspek
yang dapat mempengaruhi kemudahan pekerjaan, penataan alat yang tidak efektif
akan menghambat pekerjaan.
3
BAB III
DESAIN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI
4
jadi.
Analisis perbaikan dapat dilihat dari penyebab munculnya masalah.
Berdasarkan GAP yang teridentifikasi bahwa penyebab masalah ada pada
unsur Methode atau Metode. Sebelum dilakukannya proses produksi operator
terlebih dahulu melakukan metode pengukuran ukuran berat buah per-satu
produk yang akan digunakan. Sehingga tidak terjadi pemborosan pada buah
yang digunakan karena dalam penghitungan berat (gram) adalah sama untuk
setiap satu cup produk.
3) Masalah GAP 3 – Sisa buah yang telah dipotong serta bahan-bahan lainnya
berserakan.
Analisis perbaikan dapat dilihat dari penyebab munculnya masalah.
Berdasarkan GAP yang teridentifikasi bahwa penyebab masalah ada pada
unsur Man atau Manusia. Seharusnya operator dapat memperhatikan kondisi
stasiun kerja setelah gunakan sehingga tidak menimbulkan masalah yang
membuat kondisi stasiun kerja menjadi kumuh. Lebih baik dirapihkan dan
dibersihkan setelah selesai melakukan pembuatan produk.
4) Masalah GAP 4 – Penataan alat dan bahan produksi kurang strategis.
Analisis perbaikan dapat dilihat dari penyebab munculnya masalah.
Berdasarkan GAP yang teridentifikasi bahwa penyebab masalah ada pada
unsur Methode atau Metode. Dalam proses produksi penataan alat dan bahan
produksi juga termasuk kedalam metode proses produksi yang dimana hal ini
merupakan tatacara proses produksi. Sebuah metode dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia
dan penggunaan waktu. Maka dari itu penataan alat dan bahan produksi lebih
baik diatur dengan mempertimbangkan aspek ergonomi operator yang dapat
memudahkan pengerjaan sehingga dapat meminimalisir waktu tunggu
konsumen.
5
BAB IV
STANDARISASI PERBAIKAN
4.1 Standarisasi
Analisis produk dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan uji / tes pasar.
Tes pasar dilaku kan untuk mengetahui respon pasar terhadap produk. Hasil tes pasar
yang dilakukan melalui penjualan kepada konsumen menunjukkan bahwa yang menjadi
keunggulan produk adalah rasanyanya yang enak dan harganya yang terjangkau.
Pengumpulan jawaban atas tes pasar yakni dengan melihat perkembangan jumlah
produksi perhari dan banyaknya konsumen yang membeli kembali produk yang dijual.
Adapun bebrapa hal yang dapat dilakukan agar produk senantiasa melakukan perbaikan
adalah :
Standarisai produk, menjadi aspek penting lainnya dari produk untuk dapat
melakukan penetrasi pada pasar yang lebih luas dan beragam. Standarisasi produk masih
menjadi permasalahan bagi sebagian besar UMKM. Diantara permasalahan mendasar
adalah belum adanya SOP tertulis bagi setiap aktifitas proses produksi. Oleh karena itu
penting bagi UMKM unntuk memperbaiki produk salah satunya dengan melakukan proses
standarisasi serta memperbaikinya secara berkala sesuai dengan perkembangan
permintaan pasar dan perkembangan teknologi. Adapun penyebab utama kurangnya /
belum diterapkannya standarisasi produk adalah karena pemahan pelaku UMKM yang
kurang mengenai hal tersebut yang berimbas pada tingkat kepentingan yang dirasakan
oleh pelaku UMKM akan adanya produk yang terstandar.
Pentingnya menjaga standar mutu produk harus diyakini oleh pelaku usaha.
Pemahaman ini yang harus dibangun dengan edukasi secara langsung dan memberikan
contoh langsung. Adapaun standarisasi yang diterapkan pada UMKM Jus Buah Alisa
6
diantaranya :
1) Membuat stok buah yang telah dikupas dan siap untuk diolah.
2) Menyediakan alat untuk mengukur berat buah sehingga setiap takaran buah sesuai yaitu
35 gram.
3) Menyediakan tempat sampah yang dibedakan sesuai jenis sampahnya.
4) Melakukan penataan terhadap alat-alat dan barang kebutuhan supaya mudah
dijangkau.
7
BAB V
SISTEM OPERABILITAS
6.1 Metode 9E-1M
Sistem Operabilitas berperan penting dalam mengimplementasikan program,
rencna, aturan dan standarisasi sehingga dapat berjalan secara optimal dan mencapai
suatu tujuan. Dalam memanfaatkan sistem operabilitas, UMKM Jus Buah Alisa
menerapkan metode 9E-1M dalam mengimplementasikan sistem yang ada. Metode 9E-
1M adalah operability system yang holistic-integratif dalam meningkatkan implementasi
dari rencana program dan aturan. Berikut merupakan 9E-1M yang kami terapkan dalam
UMKM jus buah alisa :
1. Ears-Up
Permasalahan yang terjadi pada UMKM jus buah alisa adalah standarisasi pada buah
yang akan dibuat jus belus teratur sehingga takaran buah setiap jus berbeda. Penentuan
standar sangat penting untuk membuat ketetapan standar pada setiap cup jus buah.
2. Implementasi dari permasalahan yang ada pada UMKM jus buah alisa adalah sebagai
berikut
• Membuat standar ukuran buah yaitu 35 gram untuk setiap cup
• Mengatur takaran air untuk satu cup jus sebesar 300ml
• Takaran gula yang dipakai untuk satu cup sebanyak 2 sendok makan
• Takaran susu yang dipakai sebanyak 50ml atau setara 3,5 sendok makan.
3. Edukasi kepada khalayak umum
Edukasi memberikan pengetahuan mengenai apa saja yang harus disosialisasikan,
sasaran sosialisasi, standarisasi kerja, prosedur pelaksanaan proses produksi dan
sebagainya. Seperti halnya sosialisasi pelayanan kepada konsumen tentang
standarisasi buah yang akan digunakan sehingga konsumen mengetahui langsung
kualitas buah yang akan digunakan.
4. Menegakkan hukum
Dalam meningkatkan kualitas hasil produksi pada UMKM Jus Buah maka kami
memberikan SOP dalam kerja seperti halnya menggunakan sarung tangan medis
dalam mengambil buah sehingga buah terjaga kebersihannya.
5. Memperdayakan rakyat
Setelah UMKM dapat menerapkan SOP yang berlaku maka akan memberikan edukasi
kepada konsumen yang membeli akan pentingnya menggunakan APD dalam bekerja
sehingga dapat menjamin kualitas hasil produk yang dibuat.
8
6. Memungkinkan sistem
Dalam setiap proses produksi operator perlu untuk memperhatikan standarisasi
produk.
7. Melibatkan pimpinan puncak kedalam sistem
Peran pimpinan tidak boleh lepas dari pengawasan terhadap UMKM yang dijalankan.
Sehingga disarankan untuk pimpinan turun langsung dalam mengimplementasikan
sistem kerja dan memberikan contoh dalam proses produksi kepada karyawan.
8. Mendukung pasangan
Dalam menjalankan proses produksi setiap karyawan telah menyepakati semua
prosedur dan ketentuan proses produksi dan mematuhi aturan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya sehingga dapat memperhatikan kebersihan produk.
9. Evaluasi sistem
Berdasarkan sistem produksi kami mengidentifikasi masalah GAP yang terjadi,
sehingga dapat memberikan evaluasi terhadap masalah GAP yang terjadi kedalam
analisis perbaikan sistem dan memberikan standarisasi produk.
10. Memelihara sistem dan melakukan perbaikan terus-menerus
Sistem yang telah dijalankan dan sudah mendapatkan analisis perbaikan sistem akan
terus dijaga dan diimplementasikan dalam proses produksi hingga nantinya timbul
masalah baru kemudian melakukan evaluasi sistem ulang untuk mendapatkan
perbaikan sistem yang terbaik dan secara langsung menerapkan perbaikan terus-
menerus.
9
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan tugas besar ini, yaitu:
1) Kami dapat merancang sistem produksi dari permasalahan-permasalahan yang
terindetifikasi
2) Kami dapat menganalisa permasalahan yang ada pada di UMKM Jus Buah Alisa
dan memberikan solusi perbaikan yang lebih efisien
3) Mahasiswa dapat melakukan standarisasi perbaikan pada UMKM Jus Buah Alisa
yang telah dibuat pada tugas besar UAS Sistem Produksi
4) Mahasiswa dapat mengimplementasikan materi operabilitas untuk menjamin
implementasi yang dibuat.
6.2 Saran
Setelah melakukan Analisa dan perbaikan pada UMKM Adapun saran yang dapat
diberikan yaitu:
1) Pada proses perbaikan sebaiknya melakukan analisis antara biaya yang digunakan
serta keuntungan yang akan didapat.
2) Ketika melakukan perbaikan metode kerja sebaiknya mahasiswa, melakukan
observasi lebih mendalam pada setiap aspek di UMKM.
3) Metode perbaikan kerja yang akan diterapkan pada UMKM sebaiknya
memperhatikan kondisi dan sumberdaya yang ada pada UMKM.
10
LAMPIRAN
11
12