OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala karunia
serta nikamatnya yang senantiasa memberikan segala nikmat dan karunianya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada:
1. Idham Halid Lahay ST., M.sc., IPM selaku dosen pengampuh mata kuliah
Lean Manufaktur.
Penulis menyadari bahwa tugas uas ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Akhir
kata, penulis berharap tugas uas ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membacanya khususnya bagi penulis.
MUH. TAUFIK
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Maslah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 UMKM......................................................................................................3
2.2 Lean Manufaktur.......................................................................................3
2.3 Value Stream Mapping..............................................................................4
2.4 Waste (Pemborosan).................................................................................4
2.5 Layout Tata Letak.....................................................................................6
2.6 (Activity Relationship Chart (ARC)).........................................................6
2.7 Activity Relationship Diagram. (ARD))....................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9
3.1 UMKM Putra Swiss..................................................................................9
3.2 Proses Produksi.........................................................................................9
3.3 Value Stream Mapping Produksi Santan Kelapa....................................11
3.4 Layout Sebelum.......................................................................................18
3.5 (Activity Relationship Chart (ARC))......................................................19
3.6 Layout Sesudah.......................................................................................20
DAFTAR PU STAKA..........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................23
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
UMKM Putra Swiss adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang industri
pembuatan santan kelapa. UMKM Putra Swiss terletak di pasar Liluwo, Kec. Kota
Tenah, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Sebagai salah satu pelaku UKM,
UKM Putra Swiss bergerak di bidang industri manufaktur memproduksi dan
menjual santan kelapa. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan serta hasil
observasi dilokasi, ditemukannya pemborosan dimulai dari tranportasi,
operasional dan proses yang tidak perlu ada. Maka diperlukannya analisis yang
1
lebih lanjut untuk menangani permasalahan pemborosan yang terjadi pada proses
pembuatan santan kelapa di UMKM Putra Swiss.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha yang dirintis dan
dikelola oleh pengusaha yang memiliki asset kurang dari 200 juta Rupiah,
dihitung dari laba tahunan. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara dan
perkembangan usaha UMKM di Indonesia mendukung pergerakan pembangunan
serta perekonomian Indonesia. UMKM merupakan usaha yang dinamis dan
mampu bertahan dalam kondisi perkonomian Negara yang sedang berat, termasuk
pada saat perekonomian negara Indonesia terdampak Covid 19.(Rachmawati and
Widowati 2021)
3
berkualitas superior, dengan harga kompetitif dan penyerahan yang tepat
waktu.
2. Mengidentifikasi value stream mapping (pemetaan proses pada value
stream) untuk setiap produk (barang dan/atau jasa). Kebanyakan
manajemen perusahaan industri di Indonesia hanya melakukan pemetaan
proses bisnis atau proses kerja, bukan pemetaan proses produk. Hal ini
berbeda dengan pendekatan Lean.
3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua
aktivitas sepanjang proses value stream itu.
4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk mengalir dengan
lancar dan efisien sepanjang proses value stream dengan menggunakan
sistem tarik (pull system).
5. Terus-menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan
(improvement tools andtechniques) untuk mencapai keunggulan dan
peningkatan terus-menerus
4
saat ini, dapat memberikan informasi akurat dari sumber waste dalam proses
produksi, serta membantu dalam merancang proses produksi secara efisien,
efektif, dan meminimalkan waste.
Dalam Lean Manufactur ada beberapa pemborosan yang harus dipangkas dan
dihapus diantaranya adalah (Gaspersz & Fontana, 2011) :
1. Transportasi (Transportation)
Transportasi memang dibutuhkan oleh perusahaan namun biaya ini harus
diminimalkan agar perusahaan tidak merugi. Ada banyak perusahaan yang
tidak memikirkan hal ini, padahal biaya transportasi yang besar bisa ditekan
lebih kecil dengan memperhatikan faktor kebutuhan dan kepraktisan tiap
kegiatan operasional perusahaan. Pada tiap perusahaan mungkin biaya
transportasi ini selalu hadir dalam laporan laba rugi namun masingmasing
perusahaan memiliki nominal yang berbeda pada biaya tersebut. Semakin
kecil biaya transportasi maka semakin besar laba yang didapatkan perusahaan,
jika biaya transportasi semakin besar maka laba yang didapatkan perusahaan
juga semakin kecil.
2. Kelebihan produksi (Over Production)
Produksi yang berlebihan hal ini justru akan menimbulkan kerugian pada
perusahaan. Barang yang telah diproduksi tidak semuanya di jual di pasaran,
sebagai alternative barang tersebut akan disimpan di gudang. Bila lama
disimpan di gudang tentu bisa menimbulkan kerusakan dan tidak laku jual.
5
Sebagai alternatif terbaik maka perusahaan bisa membuat terlebih dulu
perencanaan produksi agar tidak menimbulkan kelebihan produksi yang
berlebihan.
3. Menunggu (Waiting)
Jenis pemborosan akibat terbuangnya waktu menunggu.
4. Proses(Process)
Merupakan proses yang terjadi disuatu proses yang sebenarnya tak
perluada.
5. Operasional (Motion)
Kegiatan operasional dalam perusahaan atau pabrik kadang tidak
semuanya bermanfaat atau menghasilkan nilai tambah terhadap barang yang
diproduksi. Karena ingin meminimalkan biaya maka segala aktivitas yang
kurang atau tidak penting dan tidak menambah nilai barang harus dihapus.
6. Persediaan (Inventory)
Terlalu banyak menyimpan persediaan atau melakukan pengadaan
inventory di gudang, hal ini akan mengurangi modal perusahaan. Pengadaan
inventory bisa didasarkan pada kebutuhan perusahaan dalam jangka pendek,
menengah atau jangka panjang sesuai dengan kebutuhan pabrik.
7. Barang cacat(Defect)
Barang cacat tentu saja harus diganti dengan barang baru karena konsumen
tidak akan mau membeli barang yang cacat. Kecacatan terhadap barang
tersebut akan memperbesar biaya produksi karena akan bertambah produksi
suatu barang untuk menggantikan barang yang cacat tersebut.
6
2.6 (Activity Relationship Chart (ARC))
ARC adalah teknik yang digunakan untuk merencanakan hubungan antara
masing-masing kegiatan yang berhubungan satu sama lain. ARC menggunakan
simbol skala prioritas sebagai penanda tingkat kedekatan. ARC dilakukan setelah
nilai dari hubungan kedekatan telah ditentukan untuk setiap fasilitas (Apple,
1990).
1. A = Mutlak perlu
Dua departemen tersebut mutlak untuk didekatkan agar proses operasi
berjalan dengan baik. Tidak ada alasan untuk memisahkan departemen
tersebut.
2. E = Sangat penting
Dua departemen dinilai sangat terkait, hanya saja keterkaitan hubungan
dua departemen tidak sepenting derajat keterkaitan A.
3. I = Penting
Dua departemen penting untuk didekatkan jika kondisi area
memungkinkan.
7
4. O = Cukup / biasa
Dua departemen yang kaitannya tidak terlalu dekat.
5. U = Tidak penting
Dua departemen tidak perlu untuk didekatkan. Hanya dalam keadaan
tertentu masih dapat ditempatkan berdampingan.
6. X = Tidak dikehendaki
Dua departemen harus dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena
kemungkinan akan mengganggu kelancaran proses operasi, baik pada masing–
masing departemen, kedua departemen sekaligus atau bahkan ada
kemungkinan dapat mengganggu kelancaran proses operasi secara
keseluruhan.
8
BAB III
9
Gambar 3.1 Lokasi UMKM Putra Swiss
10
Ditahap ini kelapa yang sudah diparut dimasukkan ke dalam loyang
dicampur air lalu di masukkan ke dalam mesin peras santan. Tahap ini
dilakukan 2 kali yang bertujuan untuk menghasilkan santan yang baik.
5. Finishing
Ditahap terakhir ini, santan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan siap diberikan kepada konsumen
11
3.3 Value Stream Mapping Produksi Santan Kelapa
12
Dari gambar 3.2, dapat diketahui waktu yang termasuk value added
time sebesar 360 detik, sedangkan waktu yang termasuk non value added
time adalah sebesar 180 detik.
Presentase perbadingan
nilai VA dan NVA
34%
66%
Jumlah Waktu
Mesin/Alat/ Jarak
No Aktivitas Tenag (menit VA/NVA
Material (m)
a Kerja )
Pemilihan
1 Tangan Manual 1 1 VA
bahan baku
Jalan ke
2 panjangan Tangan Manual 5 1 0.25 NVA
kelapa
Meletekkan
3 Kelapa ke Tangan Manual - 1 0,16 NVA
pajangan
Pembukaan
kelapa dan
4 Parang dan wadah - 2 0,16 VA
pembuangan
air
Pemisahan
5 daging dari Alat Pencungkil - 2 0,16 VA
batok kelapa
Pembuangan
6 Karung - 1 0,08 VA
batok kelapa
Jalan ke mesin
7 Tangan Manual 2 1 0,08 NVA
parut kelapa
Kelapa
8 Mesin Parut Kelapa 1 1 VA
digiling/parut
9 lalu kelapa Wadah 2 1 0,41 VA
13
yang sudah
diparut
disatukan
Kelapa yang
sudah diparut
10 Wadah 2 1 0,08 NVA
di bawa ke
mesin peras
Kelapa parut
kemudian
11 dicampur Gayung dan Wadah 1 1 0,41 NVA
dengan air di
wadah
Dimasukkan
dan di proses
12 Mesin Peras 1 1 2,58 VA
mesin peras
santan
Lalu ke tempat
13 pengambilan Tangan Manual 5 1 1 NVA
tas plastik
Balik lagi ke
tempat mesin
14 peras santan Tangan Manual 5 1 1 NVA
untuk
finishing
Santan siap
dan
15 dimasukkan ke Tas Plastik - 1 0,5 VA
dalam
pembungkusan
Santan siap
16 Tas Plastik, Tangan
diberikan ke - 1 0,08 NVA
. Manual
konsumen
Overproduction
(Produksi yang - - - - -
berlebihan)
Inventory
- - - - -
(Penyimpanan)
14
Defects (Cacat /
- - - - -
Kerusakan)
Sebelum
Kurang
Setiap proses dimasukkan ke
pemberian
Mesin mesin peras
Karyawan air diawal
Peras produksi campurkan air
sebelum
berjalan dengan sesuai
diperas
takarannya
Motion
(Gerakan) Gerakan Memperbaiki
Setiap
Mesin menunduk letak wadah
Karyawan produksi
Parut yang kelapa yang
berjalan
berulang ingin diparut
Peletekan
Saat
tempat
Pengemasan
tas plastik Penataan
Transportation Finishing Karyawan santan di
yang jauh layout ulang
(Pemindahan/Tr dalam tas
dari tempat
ansportasi) plastik
pengemasan
Memberikan
tugas yang
Adanya bisa kerjakan
Saat proses waktu sehingga
Mesin
Waiting Karyawan peras santan menunggu membuat nilai
Peras
(Menunggu) kelapa ketika proses tambah seperti
peras santan mempersiapka
n kelapa yang
ingin di pajang
Overprocessing
-
(Proses yang - - - -
berlebihan)
15
Waste yang terjadi dalam proses produksi harus segera dihilangkan,
namun jika sulit dapat dilakukan lean sehingga waste yang terjadi bisa
direduksi.
16
detik, sedangkan Takt time sebesar 625detik, menunjukkan bahwa proses
tersebut berjalan lebih cepat dari yang seharusnya, namun layout ysng
terdapat pada tempat UMKM lebih makasimal jadi harus diberikan
rekomendasi perbaikan agar proses ini dapat lebih baik lagi.
17
Gambar 3.4 Future Process Activity Mapping UMKM Putra Swiss
18
Tabel 3.3 Future Process Activity Mapping
Jumlah
Mesin/Alat/ Jarak Waktu
No Aktivitas Tenaga VA/NVA
Material (m) (menit)
Kerja
Pemilihan
1 Tangan Manual 1 1 VA
bahan baku
Jalan ke
2 panjangan Tangan Manual 5 1 0.25 NVA
kelapa
Meletekkan
3 Kelapa ke Tangan Manual - 1 0,16 NVA
pajangan
Pembukaan
kelapa dan
4 Parang dan wadah - 2 0,16 VA
pembuangan
air
Pemisahan
5 daging dari Alat Pencungkil - 2 0,16 VA
batok kelapa
Pembuangan
6 Karung - 1 0,08 VA
batok kelapa
Jalan ke mesin
7 Tangan Manual 2 1 0,08 NVA
parut kelapa
Kelapa
8 Mesin Parut Kelapa 1 1 VA
digiling/parut
lalu kelapa
yang sudah
9 Wadah 2 1 0,41 VA
diparut
disatukan
Kelapa yang
sudah diparut
10 Wadah 2 1 0,08 NVA
di bawa ke
mesin peras
Kelapa parut
kemudian
11 dicampur Gayung dan Wadah 1 1 0,41 NVA
dengan air di
wadah
Dimasukkan
dan di proses
12 Mesin Peras 1 1 2,58 VA
mesin peras
santan
13 Santan siap Tas Plastik - 1 0,5 VA
dan
dimasukkan ke
dalam
19
pembungkusan
Santan siap
Tas Plastik, Tangan
14 diberikan ke - 1 0,08 NVA
Manual
konsumen
Keterangan :
1 : Gudang Bahan Baku
2 : Tempat Pajangan Kelapa
20
3 : Tempat Pemisahan Batok Kelapa dengan daging Kelapa
4 : Tempat Pembuangan Batok Kelapa
5 : Tempat Pembuangan Air Kelapa
6 : Mesin Giling Kelapa
7 : Mesin Peras Kelapa Santan
8 : Finishing
3.5 (Activity Relationship Chart (ARC))
Tabel 3.4 Ukuran Kualitatif
I Penting berdekatan
Tabel 3.5 Kode dan nama fasilitas pada UMKM Putra Swiss
Kode Nama
1 Penerimaan
2 Panjangan Kelapa
3 Pemisahan
4 Pembuangan
5 Mesin Giling
6 Mesin Peras
7 Finishing
Tabel 3.6 Kode dan nama fasilitas pada UMKM Putra Swiss
Kode Deskripsi
1 Penggunaan catatan secara bersama
2 Menggunakan tenaga kerja sama
3 Menggunakan space area yang sama
4 Derajat kontak personel yang sering dilakukan
21
5 Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
6 Urutan aliran kerja
7 Melaksanakan kegiatan kerja yang sama
8 Menggunakan peralatan kerja yang sama
9 Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakan, ramai, dll
Keterangan :
1 : Gudang Bahan Baku
2 : Tempat Pajangan Kelapa
3 : Tempat Pemisahan Batok Kelapa dengan daging Kelapa
4 : Tempat Pembuangan Air dan Batok Kelapa
5 : Mesin Giling Kelapa
22
6 : Mesin Peras Kelapa Santan
7 : Finishing
Berdasarkan gambar 3.7 Layout usulan didesain sedemikian rupa agar
proses produksi lebih efektif dan efisien, Tempat Fisishing diletakkan dekat mesin
peras (mesin pembuatan santan). Tempat Fisishing sengaja dibuat dekat dengan
tempat mesin peras agar supaya tidak terjadinya trasnportasi yang memakai waktu
seperti pada waste yang terjadi di UMKM saat ini. Layout ini sengaja dirancang
sesuai susunan proses produksi agar tidak terjadi waste Rahman et al., 2020).
DAFTAR PU STAKA
Gaspersz, V., & Fontana, A. (2011). Lean Six Sigma for Manufacturing ad
Service Industries. Bogor: Vinchristo Publication
23
Handayani, Dewita. 2018. “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi
Pada Ud. Mapan Jaya.” Undergraduate Thesis 10–27.
Narusawa, T. & Shook, J., 2008. Kaizen Express 2nd edition. Japan: Lean
Enterprise Institute
Rachmawati, R., & Widowati, W. (2021). Analisis Pendanaan Usaha Dan Kinerja
Usaha Umkm Batik Pekalongan. Prosiding Pendidikan Teknik Boga ….
https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/view/44546
Rahman, N. M., Prabaswari, A. D., & Nofita, S. (2020). Identifikasi Waste Pada
Lini Produksi 220ML dan 330ML dengan Pendekatan Lean Manufacturing
Pada Perusahaan XYZ
Rosyidi, Moh. Ririn. 2018. “Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan
Metode Arc, Ard, Dan Aad Di Pt. Xyz.” WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA
16(1):82–95. doi: 10.36456/waktu.v16i1.1493.
LAMPIRAN
24
25