Anda di halaman 1dari 29

UJIAN AKHIR SEMESTER

MINIMASI WASTE MELALUI PENDEKATAN LEAN


MANUFACTURING PADA
PROSES PRODUKSI SANTAN KELAPA
(Studi Kasus UMKM Putra Swiss)

OLEH :

MUH. TAUFIK (561419010)

PRODI S1-TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala karunia
serta nikamatnya yang senantiasa memberikan segala nikmat dan karunianya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Alhamdulillah tugas Uas dengan judul “ MINIMASI WASTE


MELALUI PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA PROSES
PRODUKSI SANTAN KELAPA ” yang disusun untuk memenuhi tugas Uas
Lean Manufaktur Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo.

Penulis sangat menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada:

1. Idham Halid Lahay ST., M.sc., IPM selaku dosen pengampuh mata kuliah
Lean Manufaktur.

Penulis menyadari bahwa tugas uas ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Akhir
kata, penulis berharap tugas uas ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membacanya khususnya bagi penulis.

Gorontalo, 08 Mei 2023

MUH. TAUFIK

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Maslah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 UMKM......................................................................................................3
2.2 Lean Manufaktur.......................................................................................3
2.3 Value Stream Mapping..............................................................................4
2.4 Waste (Pemborosan).................................................................................4
2.5 Layout Tata Letak.....................................................................................6
2.6 (Activity Relationship Chart (ARC)).........................................................6
2.7 Activity Relationship Diagram. (ARD))....................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9
3.1 UMKM Putra Swiss..................................................................................9
3.2 Proses Produksi.........................................................................................9
3.3 Value Stream Mapping Produksi Santan Kelapa....................................11
3.4 Layout Sebelum.......................................................................................18
3.5 (Activity Relationship Chart (ARC))......................................................19
3.6 Layout Sesudah.......................................................................................20
DAFTAR PU STAKA..........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................23

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi
yang besar bagi perekonomian di Indonesia. Terbukti sejak krisis moneter di
tahun 1997, di saat satu persatu perusahaan besar tumbang, bisnis UKM justru tak
goyah dan bahkan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di kala itu.
UKM mampu bertahan di saat krisis moneter namun pertumbuhannya ternyata
melambat setelah krismon. UKM memegang peranan penting dalam
pembangunan nasional karena nilai kapitalisasi modal tertanam yang besar,
kemampuan menyerap tenaga kerja dan kemampuan menciptakan nilai tambah
(value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.

Lean manufacturing dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan output yang


lebih baik dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan meminimasi
pemborosan agar meningkatkan kualitas dan produktivitas (Wahab, Mukhtar, &
Sulaiman, 2013). Salah satu alat penting dalam lean manufacturing adalah value
stream mapping (VSM). VSM adalah alat untuk meningkatkan efisiensi
perusahaan, dan biasanya digunakan untuk mengidentifikasi arus informasi bahan
baku menjadi produk jadi atau jasa yang bernilai tambah (Beamon, 1998 ). Value
Stream Analysis Tools (VALSAT) merupakan alat bantu untuk memetakan secara
detail aliran nilai yang memfokuskan pada proses yang bernilai tambah (value
added)

UMKM Putra Swiss adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang industri
pembuatan santan kelapa. UMKM Putra Swiss terletak di pasar Liluwo, Kec. Kota
Tenah, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Sebagai salah satu pelaku UKM,
UKM Putra Swiss bergerak di bidang industri manufaktur memproduksi dan
menjual santan kelapa. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan serta hasil
observasi dilokasi, ditemukannya pemborosan dimulai dari tranportasi,
operasional dan proses yang tidak perlu ada. Maka diperlukannya analisis yang

1
lebih lanjut untuk menangani permasalahan pemborosan yang terjadi pada proses
pembuatan santan kelapa di UMKM Putra Swiss.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis pemborosan yang terjadi pada proses produksi santan
kelapa?
2. Usulan perbaikan apa yang diusulkan untuk mengurangi pemborosan pada
proses produksi santan kelapa?
3. Apa hasil perbaikan setelah diusulkan desan future state value stream
mapping pada lantai produksi di UKM Putra Swiss

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengidentifikasi waste yang terjadi pada proses produksi santan kelapa di
UMKM Putra Swiss
2. Memberikan usulan perbaikan yang dapat digunakan dari bentuk
pemborosan yang terjai pada proses produksi santan kelapa, sehingga bisa
mengurangi waste yang terjadi.
3. Meningkatkan efisiensi produksi pada proses produksi dengan usulan
future state value stream mapping, sehingga produktivitas diharapkan
meningkat.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan manfaat dalam pengembangan keilmuan khususnya dalam


peningkatan produktivitas, dan implementasi lean manufacturing di
UMKM.
2. Memberikan manfaat bagi owner karena dapat meningkatkan
produktivitas UMKM dengan mengidentifikasi waste dengan pendekatan
lean manufacturing.
3. Memberikan rekomendasi perampingan pada proses produksi guna
meningkatkan performansi UKM.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha yang dirintis dan
dikelola oleh pengusaha yang memiliki asset kurang dari 200 juta Rupiah,
dihitung dari laba tahunan. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara dan
perkembangan usaha UMKM di Indonesia mendukung pergerakan pembangunan
serta perekonomian Indonesia. UMKM merupakan usaha yang dinamis dan
mampu bertahan dalam kondisi perkonomian Negara yang sedang berat, termasuk
pada saat perekonomian negara Indonesia terdampak Covid 19.(Rachmawati and
Widowati 2021)

2.2 Lean Manufaktur


Definisi dari lean manufacturing yaitu pendekatan secara sistemik juga
sistematik yang berfokus dalam perbaikan produksi untuk mencapai
kesempurnaan
yang dilakukan secara bertahap dengan menghilangkan atau memangkas waste
yang timbul. Lean manufacturing merupakan konsep yang dapat mendesain
proses produksi menjadi lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah
dengan ruang yang minim, inventory yang kecil, labour hour yang kecil, dan
menghindari pemborosan. Menurut Pujotomo & Rusanti (2015) terdapat beberapa
prinsip yang mendasari pandangan untuk penerapan sistem Lean, yaitu:

1. Mengidentifikasi nilai produk (barang dan/atau jasa) berdasarkan


perspektif
pelanggan, di mana pelanggan menginginkan produk (barang dan/atau
jasa)

3
berkualitas superior, dengan harga kompetitif dan penyerahan yang tepat
waktu.
2. Mengidentifikasi value stream mapping (pemetaan proses pada value
stream) untuk setiap produk (barang dan/atau jasa). Kebanyakan
manajemen perusahaan industri di Indonesia hanya melakukan pemetaan
proses bisnis atau proses kerja, bukan pemetaan proses produk. Hal ini
berbeda dengan pendekatan Lean.
3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua
aktivitas sepanjang proses value stream itu.
4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk mengalir dengan
lancar dan efisien sepanjang proses value stream dengan menggunakan
sistem tarik (pull system).
5. Terus-menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan
(improvement tools andtechniques) untuk mencapai keunggulan dan
peningkatan terus-menerus

2.3 Value Stream Mapping


Value Stream Mapping merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memetakan aliran nilai (value stream) fisik produk dan mengidentifikasi penyebab
terjadinya pemborosan kemudian memberikan solusi yang tepat untuk proses
perbaikan suatu sistem produksi . VSM adalah suatu cara dapat menjangkau aliran
proses dengan tiga tahapan, yaitu dengan menggambarkan current state map yang
di dalamnya berusaha memetakan aliran informasi dan material yang terjadi pada
setiap proses secara real time. Selanjutnya VSM mencoba mengidentifikasi
penyebab permasalahan yang berpotensi menghambat proses produksi dan
menentukan proses perbaikan apa yang dapat dilakukan di dalam aliran proses dan
menggambarkannya ke dalam sebuah future state map. Tahap terakhir yaitu
menentukan rencana implementasi perbaikan kepada setiap proses produksi
perusahaan yang telah di rencanakan sebelumnya.

Penerapan VSM memiliki keunggulan dibandingkan dengan pendekatan


lain diantaranya yaitu dapat memberikan informasi terhadap spot mana saja yang
membutuhkan atau dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dari proses yang berjalan

4
saat ini, dapat memberikan informasi akurat dari sumber waste dalam proses
produksi, serta membantu dalam merancang proses produksi secara efisien,
efektif, dan meminimalkan waste.

2.4 Waste (Pemborosan)


Pemborosan (waste), menurut Presiden Toyota terdahulu, Fujio Cho, adalah
segala hal selain kebutuhan minimum dari alat, bahan, bagian, dan pekerja (waktu
kerja) yang sangat penting untuk produksi (Narusawa & Shook, 2008).
Berdasarkan pengembangan definisi Fujio Cho, terdapat 7 pemborosan utama
yang harus dihapuskan dari rantai 12 pasokan, yaitu kelebihan produksi (over
production), waktu menunggu (waiting), pengangkutan (transportation), proses
yang berlebih (over processing), persediaan yang tidak perlu (unnecessary
inventory), gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion), dan cacat produksi
(defect).

Dalam Lean Manufactur ada beberapa pemborosan yang harus dipangkas dan
dihapus diantaranya adalah (Gaspersz & Fontana, 2011) :

1. Transportasi (Transportation)
Transportasi memang dibutuhkan oleh perusahaan namun biaya ini harus
diminimalkan agar perusahaan tidak merugi. Ada banyak perusahaan yang
tidak memikirkan hal ini, padahal biaya transportasi yang besar bisa ditekan
lebih kecil dengan memperhatikan faktor kebutuhan dan kepraktisan tiap
kegiatan operasional perusahaan. Pada tiap perusahaan mungkin biaya
transportasi ini selalu hadir dalam laporan laba rugi namun masingmasing
perusahaan memiliki nominal yang berbeda pada biaya tersebut. Semakin
kecil biaya transportasi maka semakin besar laba yang didapatkan perusahaan,
jika biaya transportasi semakin besar maka laba yang didapatkan perusahaan
juga semakin kecil.
2. Kelebihan produksi (Over Production)
Produksi yang berlebihan hal ini justru akan menimbulkan kerugian pada
perusahaan. Barang yang telah diproduksi tidak semuanya di jual di pasaran,
sebagai alternative barang tersebut akan disimpan di gudang. Bila lama
disimpan di gudang tentu bisa menimbulkan kerusakan dan tidak laku jual.

5
Sebagai alternatif terbaik maka perusahaan bisa membuat terlebih dulu
perencanaan produksi agar tidak menimbulkan kelebihan produksi yang
berlebihan.
3. Menunggu (Waiting)
Jenis pemborosan akibat terbuangnya waktu menunggu.
4. Proses(Process)
Merupakan proses yang terjadi disuatu proses yang sebenarnya tak
perluada.
5. Operasional (Motion)
Kegiatan operasional dalam perusahaan atau pabrik kadang tidak
semuanya bermanfaat atau menghasilkan nilai tambah terhadap barang yang
diproduksi. Karena ingin meminimalkan biaya maka segala aktivitas yang
kurang atau tidak penting dan tidak menambah nilai barang harus dihapus.
6. Persediaan (Inventory)
Terlalu banyak menyimpan persediaan atau melakukan pengadaan
inventory di gudang, hal ini akan mengurangi modal perusahaan. Pengadaan
inventory bisa didasarkan pada kebutuhan perusahaan dalam jangka pendek,
menengah atau jangka panjang sesuai dengan kebutuhan pabrik.
7. Barang cacat(Defect)
Barang cacat tentu saja harus diganti dengan barang baru karena konsumen
tidak akan mau membeli barang yang cacat. Kecacatan terhadap barang
tersebut akan memperbesar biaya produksi karena akan bertambah produksi
suatu barang untuk menggantikan barang yang cacat tersebut.

2.5 Layout Tata Letak


Layout tata letak adalah sebuah ilmu yang digunakan mengatur peralatan,
mesin dalam menciptakan area kerja yang efektif, efesien dan aman serta
ergonomis. Layout dibuat dengan simulasi atau rancanagan design dengan
menggunakan software seperti Autocad dibuat dalam bentuk gambar mini dengan
memakai ukuran sesuai dengan aslinnya.

6
2.6 (Activity Relationship Chart (ARC))
ARC adalah teknik yang digunakan untuk merencanakan hubungan antara
masing-masing kegiatan yang berhubungan satu sama lain. ARC menggunakan
simbol skala prioritas sebagai penanda tingkat kedekatan. ARC dilakukan setelah
nilai dari hubungan kedekatan telah ditentukan untuk setiap fasilitas (Apple,
1990).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat ARC, antara lain :

 Daftar semua departemen pada relationship chart.


 Melakukan wawancara atau survei dengan orang dari masing-masing
departemen yang tercantum pada relationship chart dan dengan manajemen
yang bertanggung jawab untuk semua departemen.
 Tentukan kriteria untuk menetapkan hubungan kedekatan dan merinci, serta
merekam kriteria sebagai alasan untuk nilai hubungan pada relationship chart.
 Menetapkan nilai hubungan dan alasan dari setiap nilai yang diberikan untuk
setiap pasang departemen.
 Beri kesempatan bagi siapapun yang memberikan input untuk melakukan
pengembangan relationship chart dalam mengevaluasi dan mendiskusikan
perubahan yang terjadi pada grafik.

Keterkaitan aktivitas dilambangkan dengan simbol huruf . Simbol untuk


menunjukkan derajat keterkaitan aktivitas adalah sebagai berikut :

1. A = Mutlak perlu
Dua departemen tersebut mutlak untuk didekatkan agar proses operasi
berjalan dengan baik. Tidak ada alasan untuk memisahkan departemen
tersebut.
2. E = Sangat penting
Dua departemen dinilai sangat terkait, hanya saja keterkaitan hubungan
dua departemen tidak sepenting derajat keterkaitan A.
3. I = Penting
Dua departemen penting untuk didekatkan jika kondisi area
memungkinkan.

7
4. O = Cukup / biasa
Dua departemen yang kaitannya tidak terlalu dekat.
5. U = Tidak penting
Dua departemen tidak perlu untuk didekatkan. Hanya dalam keadaan
tertentu masih dapat ditempatkan berdampingan.
6. X = Tidak dikehendaki
Dua departemen harus dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena
kemungkinan akan mengganggu kelancaran proses operasi, baik pada masing–
masing departemen, kedua departemen sekaligus atau bahkan ada
kemungkinan dapat mengganggu kelancaran proses operasi secara
keseluruhan.

2.7 Activity Relationship Diagram. (ARD))


Activity Relationship Diagram (ARD) adalah analisa teknik yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran tata letak ruangan terhadap ruangan lainnya.
Diagram keterkaitan kegiatan ini dibentuk dan mengacu pada analisis peta
keterkaitan kegiatan (ARC) yang telah dibuat sebelumnya(Kalijaga, 2020).
Activity Relationship Diagram(ARD) adalah diagram hubungan antara aktivitas
(departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan
ongkos handling minimum. Dasar untuk ARD yaitu TSP. Jadi yang menempati
prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti prioritas
berikutnya.

Pada saat menyusun ARD ini kemungkinan terjadinya error sangat


besar karena kita berangkat dari asumsi bahwa semua departemen berdekatan satu
sama lain. Adapun yang dimaksud error disini adalah suatu keadaan dimana
mesin-mesin(departemen-departemen) yang mendapat prioritas satu tidak dapat
menempati posisinya untuk saling berdekatan satu sama lain tanpa ada
pembatas dari departemen lain.(Rosyidi 2018)

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 UMKM Putra Swiss


Salah satu industri atau usaha yang bergerak di bidang industri makanan
adalah UKM Putra Swiss. UMKM putra Swiss merupakan usaha yang bergerak
dibidang penyedia bahan makanan (santan, parutan kelapa, dan kelapa) dan jasa
penggilingan ubi kayu. Memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat
Gorontalo ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Karena usaha ini
masih dalam skala UKM maka perlu pengembangan lebih lanjut guna
mengoptimalkan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, penyelesaian
permasalahan mengenai pemborosan harus dilakukan untuk mencapai suatu
sistem produksi yang efisien dan efektif.

9
Gambar 3.1 Lokasi UMKM Putra Swiss

3.2 Proses Produksi


Berikut ini adalah penjabaran dari proses porduksi santan kelapa di UMKM
Putra Swiss :

1. Pemrosesan bahan baku


Kelapa diambil di tempat penyimpanan dan diletakkan ditempat pajangan
kelapa. Jika ada yang ingin membeli santan kelapa maka masuk dalam proses
pembuatan santan kelapa.

2. Pemisahan Batok Kelapa


Tahap selanjutnya ialah kelapa di potong menggunakan pisau atau parang,
dipisahkan dari air dan daging kelapa dari batoknya menggunakan alat khusus
untuk memisahkannya.

3. Mesin Parut Kelapa


Tahap selanjutnya setalah dipisahkan daging dari batok kelapa, maka
selanjutnya daging kelapa dipindahkan ke tempat loyang untuk masuk ke
mesin dan menghasilkan kelapa yang sudah diparut lalu dipindahkan ke tahap
berikutnya.

4. Mesin Peras Santan

10
Ditahap ini kelapa yang sudah diparut dimasukkan ke dalam loyang
dicampur air lalu di masukkan ke dalam mesin peras santan. Tahap ini
dilakukan 2 kali yang bertujuan untuk menghasilkan santan yang baik.

5. Finishing
Ditahap terakhir ini, santan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan siap diberikan kepada konsumen

11
3.3 Value Stream Mapping Produksi Santan Kelapa

Gambar 3.2 Value Stream Mapping UMKM Putra Swiss

12
Dari gambar 3.2, dapat diketahui waktu yang termasuk value added
time sebesar 360 detik, sedangkan waktu yang termasuk non value added
time adalah sebesar 180 detik.

Presentase perbadingan
nilai VA dan NVA

34%

66%

value added time non value added time

Gambar 3.3 Presentase perbandingan nilia VA dan NVA

Tabel 3.1 Current Process Activity Mapping

Jumlah Waktu
Mesin/Alat/ Jarak
No Aktivitas Tenag (menit VA/NVA
Material (m)
a Kerja )
Pemilihan
1 Tangan Manual 1 1 VA
bahan baku
Jalan ke
2 panjangan Tangan Manual 5 1 0.25 NVA
kelapa
Meletekkan
3 Kelapa ke Tangan Manual - 1 0,16 NVA
pajangan
Pembukaan
kelapa dan
4 Parang dan wadah - 2 0,16 VA
pembuangan
air
Pemisahan
5 daging dari Alat Pencungkil - 2 0,16 VA
batok kelapa
Pembuangan
6 Karung - 1 0,08 VA
batok kelapa
Jalan ke mesin
7 Tangan Manual 2 1 0,08 NVA
parut kelapa
Kelapa
8 Mesin Parut Kelapa 1 1 VA
digiling/parut
9 lalu kelapa Wadah 2 1 0,41 VA

13
yang sudah
diparut
disatukan
Kelapa yang
sudah diparut
10 Wadah 2 1 0,08 NVA
di bawa ke
mesin peras
Kelapa parut
kemudian
11 dicampur Gayung dan Wadah 1 1 0,41 NVA
dengan air di
wadah
Dimasukkan
dan di proses
12 Mesin Peras 1 1 2,58 VA
mesin peras
santan
Lalu ke tempat
13 pengambilan Tangan Manual 5 1 1 NVA
tas plastik
Balik lagi ke
tempat mesin
14 peras santan Tangan Manual 5 1 1 NVA
untuk
finishing
Santan siap
dan
15 dimasukkan ke Tas Plastik - 1 0,5 VA
dalam
pembungkusan
Santan siap
16 Tas Plastik, Tangan
diberikan ke - 1 0,08 NVA
. Manual
konsumen

Tabel 3.2 Identifikasi Waste

Jenis Sumber Penanggu Waktu Alasan Saran


Waste Waste ng Jawab Terjadi Terjadi Perbaikan
(What) (Where) (Who) (When) (Why) (How)

Overproduction
(Produksi yang - - - - -
berlebihan)

Inventory
- - - - -
(Penyimpanan)

14
Defects (Cacat /
- - - - -
Kerusakan)
Sebelum
Kurang
Setiap proses dimasukkan ke
pemberian
Mesin mesin peras
Karyawan air diawal
Peras produksi campurkan air
sebelum
berjalan dengan sesuai
diperas
takarannya
Motion
(Gerakan) Gerakan Memperbaiki
Setiap
Mesin menunduk letak wadah
Karyawan produksi
Parut yang kelapa yang
berjalan
berulang ingin diparut

Peletekan
Saat
tempat
Pengemasan
tas plastik Penataan
Transportation Finishing Karyawan santan di
yang jauh layout ulang
(Pemindahan/Tr dalam tas
dari tempat
ansportasi) plastik
pengemasan

Memberikan
tugas yang
Adanya bisa kerjakan
Saat proses waktu sehingga
Mesin
Waiting Karyawan peras santan menunggu membuat nilai
Peras
(Menunggu) kelapa ketika proses tambah seperti
peras santan mempersiapka
n kelapa yang
ingin di pajang

Overprocessing
-
(Proses yang - - - -
berlebihan)

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa waste yang terjadi pada


produksi santan kelapa adalah

1. Transportasi : Jalan mengambil tas plastik


2. Motion : Banyak gerakan yang tidak ergonomis atau gerakan
berulang
3. Menunggu : Saat proses santan kelapa

15
Waste yang terjadi dalam proses produksi harus segera dihilangkan,
namun jika sulit dapat dilakukan lean sehingga waste yang terjadi bisa
direduksi.

Untuk menyelaraskan antara kebutuhan konsumen dan kemampuan


UMKM dalam memenuhi kebutuhan produksi digunakan salah satu tools
lean six sigma yaitu Takt Time. Menurut penelitian Trislianto, dkk,
melalui perhitungan Takt Time diharapkan mampu untuk mengidentifikasi
beberapa informasi seperti patokan dari rata-rata yang dibutuhkan untuk
memproduksi produk dalam upaya pemenuhan permintaan konsumen.
Berikut perhitungan takt time dari pembuatan santan kelapa yaitu tanggal
12 Mei 2023.Diketahui jam kerja adalah 7 jam, dari jam 08.00 sampai
17.00. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan, jam kerja efektif
sebesar 8 jam dari 9 jam, jam untuk waktu istirahat pukul 12 sampai pukul
13 dan 1 jam persiapan beres-beres menutup umkm.

Proses produksi menghabiskan waktu selama 7 jam dengan


efektifitas jam kerja sebesar 78%. Efektifitas jam kerja tersebut diambil
dari Efektivitas Jam Kerja = (Jam Kerja Efektif / Total Jam Kerja) ×
100%. Efektivitas Jam Kerja : 7 / 9) × 100%. Salah satu hal yang
mempengaruhi efektivitas kerja adalah manajemen waktu. Seseorang akan
lebih efektif dalam bekerja apabila dia mempunyai pengaturan waktu
untuk dirinya sendiri. Diketahui jam kerja adalah 19.656 detik, didapat
dari JK = Jam Kerja x 3600 x % efektivitas kerja yiatu JK = 7 Jam x 3600
x 78%. Maka jumlah vial yang harus dibuat dalam 1 hari adalah total
demand per hari dibagi terhadap jumlah jam kerja , yaitu sebesar 31,42
Vial/Hari, maka untuk menghitung Takt time dihitung berdasarkan rumus :

Total demand dibagi terhadap jam kerja 31,42 vial/hari, maka


Taktime adalah 19.656/31,42 sebesar 625 detik/vial dikonversikan dalam
hari adalah sebesar 19.656 detik. Dapat dilihat bahwa total Cycle time
lebih kecil dibandingkan total Takt time yaitu Cycle time sebesar 555

16
detik, sedangkan Takt time sebesar 625detik, menunjukkan bahwa proses
tersebut berjalan lebih cepat dari yang seharusnya, namun layout ysng
terdapat pada tempat UMKM lebih makasimal jadi harus diberikan
rekomendasi perbaikan agar proses ini dapat lebih baik lagi.

17
Gambar 3.4 Future Process Activity Mapping UMKM Putra Swiss

18
Tabel 3.3 Future Process Activity Mapping

Jumlah
Mesin/Alat/ Jarak Waktu
No Aktivitas Tenaga VA/NVA
Material (m) (menit)
Kerja
Pemilihan
1 Tangan Manual 1 1 VA
bahan baku
Jalan ke
2 panjangan Tangan Manual 5 1 0.25 NVA
kelapa
Meletekkan
3 Kelapa ke Tangan Manual - 1 0,16 NVA
pajangan
Pembukaan
kelapa dan
4 Parang dan wadah - 2 0,16 VA
pembuangan
air
Pemisahan
5 daging dari Alat Pencungkil - 2 0,16 VA
batok kelapa
Pembuangan
6 Karung - 1 0,08 VA
batok kelapa
Jalan ke mesin
7 Tangan Manual 2 1 0,08 NVA
parut kelapa
Kelapa
8 Mesin Parut Kelapa 1 1 VA
digiling/parut
lalu kelapa
yang sudah
9 Wadah 2 1 0,41 VA
diparut
disatukan
Kelapa yang
sudah diparut
10 Wadah 2 1 0,08 NVA
di bawa ke
mesin peras
Kelapa parut
kemudian
11 dicampur Gayung dan Wadah 1 1 0,41 NVA
dengan air di
wadah
Dimasukkan
dan di proses
12 Mesin Peras 1 1 2,58 VA
mesin peras
santan
13 Santan siap Tas Plastik - 1 0,5 VA
dan
dimasukkan ke
dalam

19
pembungkusan
Santan siap
Tas Plastik, Tangan
14 diberikan ke - 1 0,08 NVA
Manual
konsumen

Setelah melakukan turun lapangan pada pada UKM Putra Swiss,


produktivitas UKM masih dapat dioptimalkan menggunakan konsep Lean
Manufacturing. Melalui penggambaran aliran proses kerja menggunakan VSM,
dihasilkan total waktu siklus sebesar detik yang tediri dari waktu 365 value
added dan 190 detik waktu non-balue added dengan total waktu 555 detik.
Setelah dianalisis, terdapat pemborosan jenis gerakan Transportasi dan gerakan
berulang yakni pada, finishing dan adanya gerakan yang berulang Perbaikan pada
pemborosan ditemukan dengan melakukan diskusi dan studi lanjutan.

Pada pemborosan, yakni proses finishing, perbaikan yang disarankan ialah


penataan layout ulang dan memberikan saran perbaikan proses pembuatan di
stasiun mesin peras. Setelah melakukan perbaikan value stream mapping dan
penataan layout ulang di UMKM Putra Swiss didapatkan 290 detik value added
dan 65 detik waktu non-balue added Future Process Activity Mapping Santan
Kelapa yang awalnya 555 detik, 365 value added dan 190 detik waktu non-balue
added.
3.4 Layout Sebelum

Gambar 3.5 Layout Sebelum

Keterangan :
1 : Gudang Bahan Baku
2 : Tempat Pajangan Kelapa

20
3 : Tempat Pemisahan Batok Kelapa dengan daging Kelapa
4 : Tempat Pembuangan Batok Kelapa
5 : Tempat Pembuangan Air Kelapa
6 : Mesin Giling Kelapa
7 : Mesin Peras Kelapa Santan
8 : Finishing
3.5 (Activity Relationship Chart (ARC))
Tabel 3.4 Ukuran Kualitatif

Warna Simbol Huruf Makna


A Mutlak perlu berdekatan

E Sangat perlu didekatkan

I Penting berdekatan

O Tidak masalah berdekatan

U Tidak perlu berdekatan

X Tidak diinginkan berdekatan

Tabel 3.5 Kode dan nama fasilitas pada UMKM Putra Swiss

Kode Nama
1 Penerimaan
2 Panjangan Kelapa
3 Pemisahan
4 Pembuangan
5 Mesin Giling
6 Mesin Peras
7 Finishing

Tabel 3.6 Kode dan nama fasilitas pada UMKM Putra Swiss

Kode Deskripsi
1 Penggunaan catatan secara bersama
2 Menggunakan tenaga kerja sama
3 Menggunakan space area yang sama
4 Derajat kontak personel yang sering dilakukan

21
5 Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
6 Urutan aliran kerja
7 Melaksanakan kegiatan kerja yang sama
8 Menggunakan peralatan kerja yang sama
9 Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakan, ramai, dll

Gambar 3.6 (Activity Relationship Chart (ARC))

3.6 Layout Sesudah

Gambar 3.7 Layout Sesudah

Keterangan :
1 : Gudang Bahan Baku
2 : Tempat Pajangan Kelapa
3 : Tempat Pemisahan Batok Kelapa dengan daging Kelapa
4 : Tempat Pembuangan Air dan Batok Kelapa
5 : Mesin Giling Kelapa

22
6 : Mesin Peras Kelapa Santan
7 : Finishing
Berdasarkan gambar 3.7 Layout usulan didesain sedemikian rupa agar
proses produksi lebih efektif dan efisien, Tempat Fisishing diletakkan dekat mesin
peras (mesin pembuatan santan). Tempat Fisishing sengaja dibuat dekat dengan
tempat mesin peras agar supaya tidak terjadinya trasnportasi yang memakai waktu
seperti pada waste yang terjadi di UMKM saat ini. Layout ini sengaja dirancang
sesuai susunan proses produksi agar tidak terjadi waste Rahman et al., 2020).

DAFTAR PU STAKA

Gaspersz, V., & Fontana, A. (2011). Lean Six Sigma for Manufacturing ad
Service Industries. Bogor: Vinchristo Publication

23
Handayani, Dewita. 2018. “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi
Pada Ud. Mapan Jaya.” Undergraduate Thesis 10–27.

Narusawa, T. & Shook, J., 2008. Kaizen Express 2nd edition. Japan: Lean
Enterprise Institute

Rachmawati, R., & Widowati, W. (2021). Analisis Pendanaan Usaha Dan Kinerja
Usaha Umkm Batik Pekalongan. Prosiding Pendidikan Teknik Boga ….
https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/view/44546

Rahman, N. M., Prabaswari, A. D., & Nofita, S. (2020). Identifikasi Waste Pada
Lini Produksi 220ML dan 330ML dengan Pendekatan Lean Manufacturing
Pada Perusahaan XYZ

Reno Trislianto, Endang Prasetyaningsih, dan Chaznin R Muhammad,


Productivity Improvement with Waste Reduction in Exhaust Production
Flows Through Lean Manufacturing Approach, Prosiding Teknik Industri,
ISSN/;2460-6502, Februari 2017

Rachmawati, R., and W. Widowati. 2021. “Analisis Pendanaan Usaha Dan


Kinerja Usaha Umkm Batik Pekalongan.” Prosiding Pendidikan Teknik
Boga ….

Rosyidi, Moh. Ririn. 2018. “Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan
Metode Arc, Ard, Dan Aad Di Pt. Xyz.” WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA
16(1):82–95. doi: 10.36456/waktu.v16i1.1493.

LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai