Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM MANAJEMEN OPERASIONAL


LEAN MANUFACTURING BOTTLE CUP

Disusun oleh :
Ananda Putra Perdana (1721001)
Delilah Dji Djamco (1721011)
Risa Ariani Agustina (1721018)
Avanthi Hana Maria (1721019)
Muhammad Raihan Fauzy (1721022)
Laras Wati (1721027)
Diannisa Ghina Savitri (1721028)
Ricardo josua siagian (1721029)
Sefira natasha (1721030)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS OTOMOTIF


POLITEKNIK STMI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Lean
Manufacturing untuk Mata Kuliah Praktikum Manajemen Operasional ini.
Penulisan Laporan Praktikum ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat dalam penilaian Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Praktikum
Manajemen Operasional. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari dosen pengampu dan instruktur pada kegiatan praktikum Mata Kuliah
Praktikum Manajemen Operasional sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan
Laporan Praktikum ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1) Angelia Merdiyanti, MM selaku dosen pengampu Mata Kuliah Praktikum


Manajemen Operasional Untuk Industri Otomotif.
2) Seluruh rekan-rekan kelas AB0 1 Program Studi Administrasi Bisnis Otomotif.
3) Teman-Teman kelompok Lean Manufacturinng sesi 1

Kami berharap dan berdoa agar Allah SWT dapat memberikan balasan kebaikan
yang lebih kepada seluruh pihak yang turut andil dalam pelaksanaan praktikum
Mata Kuliah Praktikum Manajemen Operasional.

i|POLITEKNIK STMI JAKARTA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3
2.1 Lean Manufacturing ....................................................................................... 3
2.2 Prinsip Lean Manufacturing ........................................................................... 3
2.3 Konsep Lean Manufacturing .......................................................................... 4
2.4 Penerapan Lean Manufacturing ...................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
3.1 Logistic supply .......................................................................................... 6
A. Cara kerja .................................................................................................. 7
B. Kendala dan Solusi .................................................................................... 7
PRAKTIKUM 14 LEAN MANUFACTURING BOTTLE CUP ....................... 8
Stasiun 1 (Manual) ............................................................................................... 8
A. Prosedur Stasiun 1 ..................................................................................... 9
B. Hasil Praktikum ......................................................................................... 9
C. Bahan Yang Digunakan ........................................................................... 10
D. Kendala dan Solusi: ................................................................................. 11
E. Stuktur Produk ......................................................................................... 11
F. Hasil Data Akhir ...................................................................................... 11
Stasiun kerja 2 .................................................................................................... 12
A. Tugas: ...................................................................................................... 12
B. Prosedur Monitor Stasiun Kerja 2 ........................................................... 12
C. Langkah Mematikan MesinStasiun Kerja 2 ............................................ 12
D. Hasil praktikum ....................................................................................... 13

ii | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
E. Kendala dan Solusi .................................................................................. 13
F. Komponen yang digunakan ..................................................................... 14
G. Proses Stasiun Kerja ................................................................................ 15
H. Data Hasil Akhir ...................................................................................... 18
Stasiun kerja 3 .................................................................................................... 19
A. Prosedur Kerja ......................................................................................... 19
B. Alur Proses Stasiun 3 .............................................................................. 19
C. Kendala dan Solusi .................................................................................. 25
D. Hasil Data Akhir ...................................................................................... 25
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 26
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 26
4.2 Saran ........................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

iii | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lean Manufactur assembly adalah Suatu proses manufaktur yang
dikembangkan dengan memindahkan suku cadang secara mekanis ke
pekerjaan perakitan dan memindahkan perakitan setengah jadi dari stasiun
kerja ke stasiun kerja. Hal ini memungkinkan produk jadi dirakit lebih cepat
dan dengan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan meminta pekerja
membawa suku cadang ke bagian stasioner untuk perakitan.
Perusahaan jasa dan manufaktur terus menerus meningkatkan hasil
produksinya, baik dalam hal kualitas, maupun dalam hal pelayanan terhadap
konsumen. Hal tersebut dilakukan agar konsumen tetap setia terhadap
produk yang dibuat oleh suatu perusahaan tersebut. Hal ini menuntut
perusahaan manufaktur khususnya harus mampu memberikan jaminan
kepada konsumen untuk meyakinkan bahwa produk yang dihasilkannya
adalah produk yang benar-benar berkualitas dengan harga bersaing dengan
produk lain yang sejenis.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil penjualan produk
suatu perusahaan. Diantaranya adalah terdapatnya waste atau suatu
pemborosan pada saat proses produksi. Lean Manufacturing adalah metode
yang sesuai digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi tingkat
pemborosan atau waste sehingga mampu menekan atau bahkan bisa
mengurangi kegiatan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah.

1|POLITEKNIK STMI JAKARTA


1.2 Tujuan
Tujuan dari kita mempelajari praktik lean manufacturing ini, yaitu :
1. Kita dapat mengetahui cara untuk mengurangi suatu pemborosan
(waste) pada aspek produksi maupun pada rantai pasokan.
2. Kita juga dapat mengetahui bagaimana cara untuk dapat meningkatkan
suatu kualitas output atau produknya dalam suatu produktivitas.
3. Dan kita juga dapat mengetahui cara untuk memperpendek lead time.

1.3 Manfaat
1. Mampu memenuhi suatu lonjakan permintaan dari para pelanggan.
2. Mampu meningkatkan efisiensi proses dalam menghasilkan produk.
3. Dapat mengetahui waste mana yang sebenarnya terjadi pada proses
produksi.
4. Dapat mengetahui waste yang paling berpengaruh terhadap kualitas
proses produksi sehingga dapat mengidentifkasi penyebab dan
menentukan langkah untuk mengeliminasi waste tersebut.

2|POLITEKNIK STMI JAKARTA


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Lean Manufacturing


Suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan
(waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan
atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value).
Tujuan lean adalah meningkatka terus menerus customer value melalui
peningkatan terus-menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the
value-to-waste ratio). (Gazpersz, 2007).
APICS Dictionary (2005) mendefinisikan Lean sebagai filosofi yang
berlandaskan pada :
1. Minimasi penggunaan sumber-sumber daya (termasuk waktu) dalam
berbagai aktivitas perusahaan, melalui
2. Upaya perbaikan dan peningkatan terus-menerus yang berfokus pada
identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah
(non-valueadding activities) dalam desain, produksi (untuk bidang
manufaktur) atau operasi (untuk bidang jasa), supply chain
managemant, uang berkaitan langsung dengan pelanggan.
2.2 Prinsip Lean Manufacturing
Prinsip Lean Manufacturing Menurut Gaspersz (2007) terdapat lima prinsip
dasar Lean yaitu :
1. Mengidentifikasi nilai produk (barang dan/jasa) berdasarkan prespektif
pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk (barang/jasa)
berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif pada pelayanan yang
tepat waktu.
2. Mengidentifikasi value stream process mapping (pemetaan proses pada
value stream) untuk setiap produk (barang/jasa).
3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua
aktivitas sepanjang value stream.

3|POLITEKNIK STMI JAKARTA


4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk itu mengalir
secara lancar dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan
sistem tarik.
5. Mencari terus menerus berbagai teknik dan alat-alat peningkatan untuk
mencapai keunggulan dan peningkatan terus menerus (continous
improvement).
2.3 Konsep Lean Manufacturing
Lean manufacturing mempromosikan penciptaan fleksibilitas
dalam sistem produksi sehingga menjadi lebih responsif terhadap
permintaan dan kebutuhan pelanggan yang tidak tetap. Selain
daripada itu, pendekatan ini mampu mengurangi persediaan yang
tidak perlu, menambah pengetahuan mengenai proses produksi,
menghemat biaya, mengurangi lead time, dan mengurangi
pemborosan (Gupta & Jain, 2015; Sachdeva, 2017).
Prinsip utama dari pendekatan lean adalah untuk mengurangi
atau meniadakan pemborosan (Pujawan, 2002). Istilah “lean“ yang
dikenal luas dalam dunia manufaktur dewasa ini dikenal dalam
berbagai nama yang berbeda seperti: lean production, lean
manufacturing, toyota production system, dan lain-lain. Meskipun
demikian, lean dipercaya oleh sebagian orang dikembangkan di
Jepang, khususnya Toyota sebagai pelopor sistem lean
manufacturing.

4|POLITEKNIK STMI JAKARTA


2.4 Penerapan Lean Manufacturing
Tentunya penerapan lean manufacturing ini memiliki tujuan
tersendiri, menurut Hobbs (2004) tujuan lean manufacturing ialah
“Untuk membangun dan merancang sebuah manufaktur yang
mampu memproduksi beberapa produk dengan menggunakan
jumlah waktu yang benar-benar dibutuhkan membuat produk.
Menunggu, waktu antrian, dan penundaan lainnya dianggap
pemborosan dan sangat diminimumkan atau dihilangkan dalam
lean manufacturing”.
Terdapat pula berbagai manfaat yang diperoleh dari
penerapan atau implementasi lean manufacturing yaitu seperti
adanya peningkatan fleksibilitas produksi dengan cara mengurangi
lead time. Manfaat keberhasilan implementasi lean manufacturing
ini mencakup pengurangan biaya scrap, pengurangan waktu proses,
peningkatan profit, peningkatan kualitas, pengurangan biaya tenaga
kerja, dan peningkatan penjualan (Ramos et al., 2015; Mahendra et
al., 2019).

5|POLITEKNIK STMI JAKARTA


BAB III
PEMBAHASAN

Pada praktikum Lean Manufacturing Bottle Cup merupakan proses


pembuatan produk bottle cup dengan target produksi 40 pcs dengan
kapasitas 110 pcs, berikut merupakan beberapa tahapan yang dilalui dalam
pembuatan bottle cup, diantaranya:
1. Logistic supply
2. Stasiun kerja 1
3. Stasiun kerja 2
4. Stasiun kerja 3

3.1 Logistic supply


Pada logistic supply bertugas untuk mempersiapkan persedian bahan baku
untuk masing-masing stasiun kerja
A. Cara kerja
1. Stasiun kerja 1
a. Memeriksa apakah supply pada stasiun kerja telah terpenuhi atau
belum.
b. Mengisi tempat/wadah supply yang telah disediakan.
c. Mengisi supply pada setiap stasiun kerja jika sensor telah bunyi.
2. Stasiun kerja 2
a. Memeriksa apakah supply pada stasiun kerja telah terpenuhi atau
belum.
b. Mengisi tempat/wadah supply yang telah disediakan.

6|POLITEKNIK STMI JAKARTA


c. Mengisi supply pada setiap stasiun kerja jika sensor telah bunyi.
3. Stasiun kerja 3
a. Memeriksa apakah supply pada stasiun kerja telah terpenuhi atau
belum.
b. Mengisi supply pada setiap stasiun kerja jika sensor telah bunyi.
c. Sebelum pengisian supply, tim logistic harus menunggu operator
stasiun 3 menghentikan kegiatannya agara sensor tidak
berbunyi.
d. setelah mesin berhenti, tim logistik dapat mengambil tempat
supply, dan mengisinya. (pada proses ini diperlukan double
check agar mesin tidak mengambil supply yang
menumpuk/double).
e. Menekan tombol pada bagian bawah tempat/wadah supply,
untuk memastikan apakah sudah dapat keluar dengan
semestinya.
f. Meletakkan Kembali tempat/wadah supply ke tempat semula,
dan tutup Kembali pintu mesin.
B. Kendala dan Solusi
a. Kendala: supplier merasa tidak memiliki pekerjaan dikarenakan
adanya kendala pada beberapa stasiun kerja.
Solusi: mengikuti prosedur kerja yang telah diberikan agar
meminimalisir kendala yang terjadi, dan agar tidak terjadi
keterlambatan dalam produksi.

7|POLITEKNIK STMI JAKARTA


PRAKTIKUM 14
LEAN MANUFACTURING BOTTLE CUP

LEAN MANUFACTURING 4.0 (CASE BOTTLE CUP ASSEMBLY)


A. Hari/Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 05 Januari 2022
B. Capaian Mata Kuliah : Mampu menjelaskan taktik JIT dan sistem
Kanban
C. Materi Pembelajaran : Just-in-Time (JIT)
D. Indikator Penilaian : Mampu mengurangi ukuran lot dengan
model POQ, Mampu menghitung waktu setup optimal,Mampu menentukan
jumlah Kanban
E. Tugas Praktikum : Lean Manufacturing Bottle Cup
Stasiun 1 (Manual)

Dalam Stasiun 1 terdapat 3 anggota sebagai operator, pengamat, dan tim


logistic. Operator bertugas sebagai yang merakit body, plug, dan ring plat.
Pengamat bertugas untuk mengamati proses berjalnnya setiap pekerjaan yang
dilakukan di stasiun 1. Sedangkan tim logistik bertugas sebagai yang memantau
bahan baku apakah sudah terisi atau sudah hampir habis, sehingga jika sudah
hampir habis maka tim logistik harus mengisi pada tempat supply yang sudah
tersedia di masing-masing stasiun. Dalam stasiun 1 memiliki sensor untuk
memberikan tanda/ memberitahu kepada tim logistik bahwa bahan baku nya
sudah hampir habis sehingga mempermudah tim logistik dalam pengisian ulang
komponen tersebut.

8|POLITEKNIK STMI JAKARTA


A. Prosedur Stasiun 1
1. Operator Merakit body, plug, dan ring plate untuk menjadi satu kesatuan
dengan cara yang manual.
2. Pengamat mengamati setiap pergerakan kerja operator dan tim logistik.
3. Tim logistik mempersiapkan supply setiap komponen (ban, plug, ring
plat).
4. Yang dimana hasil dari rakitan tersebut diletakkan pada mesin conveor
untuk selanjutnya melalui proses quality control, tetapi apabila ada
produk yang tidak sesuai atau tidak ke sensor maka akan dibuang
(disisihkan) secara otomatis pada mesin conveor dan apabila produk
sesuai dengan quality control maka produk itu akan lolos (dilanjutkan)
ke stasiun kerja berikutnya untuk akan di proses lebih lanjut.
B. Hasil Praktikum
Pada Stsiun 1 dilakukan setelah supply dari bagian logistik nya
terpenuhi dan setelah ada aba-aba dari production control. Kegiatan pada
stasiun 1 dilakukan secara manual atau dengan menggunakan tenaga
operator. Dalam kegiatan di stasiun 1 mempunyai 1 operator, 1 pengamat,
dan 1 supply yang dimana dibantu oleh sensor.
Stasiun 1 merakit 3 bagian, yaitu body, plug, dan ring plate. Selain
tugasnya merakit, operator juga harus melihat kondisi masing - masing
bagian, apa ada bagian yang cacat atau tidak sesuai dengan bagian. Jika
ditemukan adanya kecacatan, maka bagian tersebut akan langsung dibuang
oleh mesin, tetapi jika tidak ada ditemukan kecacatan maka bagian tersebut
akan dipindahkan ke alat mesin stasiun 2. Sebelum menuju ke stasiun 2,
operator harus melihat sensor yang diberikan, apabila sensor berwarna
hijau, maka operator dapat menekan saklar untuk dilanjutkan menuju
stasiun 2, selain itu dari pihak operator juga harus dapat memastikan arah
plug lurus kedepan searah dengan jalur mesinnya dikarenakan, apabila plug
tidak lurus maka otomatis akan dibuang dan produk tersebut dikatakan
gagal.

9|POLITEKNIK STMI JAKARTA


C. Bahan Yang Digunakan
A. Bahan

Ban Plug Ring Plate

B. Proses Kerja
Merakit Komponen-komponen.
(Body, plug, ring plate).

Setelah semua komponen sudah di


rakit maka akan di letakan pada
mesin untuk di lanjutkan ke stasiun
2.

Hasil Setelah selesai dirakit.

10 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
D. Kendala dan Solusi:

Kegiatan yang terjadi di stasiun 1 terdapat 2 (dua) kegagalan


yang disebabkan oleh operator karena salah penempatan, dimana
arah plug tidak lurus kedepan searah dengan jalur mesinnya dan
operator menutupi sensor pada mesin. Adapun terdapat kendala di
satsiun 1 yang dimana terjadinya penumpukan bahan di stasiun 1
diakibatkan adanya kendala di stasiun 2, sehingga membuat lamanya
proses produksi di stasiun 1.
Solusi :
1. Operator lebih teliti lagi dalam meletakan plug dan body pada
mesin conveor sehingga tidak terjadi kegagalan yang
menyebabkan produk terbuang.
2. Operator lebih memperhatikan sensor sensor yang ada pada
bagian mesin sehingga tidak menutupi sensor mesin.
E. Stuktur Produk
Assembly Product

Plat

Plug Body

F. Hasil Data Akhir


Actual Quantity : 40 Unit
Produk yang gagal :2
Pekerjaan dimulai : 10:25
Pekerjaan Selesai : 11:22
Lama pekerjaan : 4 menit

11 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Stasiun kerja 2

A. Tugas:
1. Menyatukan lever menggunakan mesin dan menggabungkan
antara lever dengan body, plug, dan ring plate menjadi satu
bagian dengan bantuan mesin.
2. Hasil penyatuan nya akan dilihat secara manual (sortir) oleh
operator mesin, apakah terjadi deffect atau tidak (lever sudah di
jepit dengan baik/masih longgar) jika tidak ada deffect maka
produk tersebut lolos (dilanjutkan) ke stasiun 3

B. Prosedur Monitor Stasiun Kerja 2


1. Klik Master
2. Klik Master On
3. Klik Auto Run
4. Klik All Home Pos
5. Klik dari Ind ke Auto
6. Klik Product Start
7. Klik Auto Start

C. Langkah Mematikan MesinStasiun Kerja 2


1. Klik Auto/Ind
2. Counter Reset
3. Menu

12 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
4. Master
5. Master Off
D. Hasil praktikum
Pada stasiun ke 2 adalah lanjutan proses perakitan yang
sudah dilakukan pada stasiun pertama. Pada stasiun ke 2 terdapat 1
operator 1 pengamat dan 1 supply. Proses yang dilakukan pada
stasiun ke 2 ketika komponen product pada stasiun ke 1 sudah selesai
dirakit maka,komponen produk yang kelar selesai dirakit di stasiun 1
secara otomatis akan ter supply ke stasiun 2 untuk dilakukannya
tindak lanjut dalam proses perakitan komponen product.
Pada proses perakitan di stasiun ke 2 operator mengambil
part supply yang ada untuk dilakukan pengepresan/penggabungan
komponen lalu dengan mesin akan dirakit dan digabungkan dengan
komponen product di stasiun ke 2 setelah komponen product
tersebut telah dirakit dan digabungkan,bila terjadi adanya kegagalan
atau kesalahan dalam produksinya maka komponen product yang
sudah digabungkan secara otomatis ter supply pada stasiun ke 3.

E. Kendala dan Solusi


Kendala : Di dalam proses perakitan dan penggabungan yang
terjadi di stasiun ke 2 mengalami beberapa
kegagalan,kendala,kesalahan dalam proses perakitan dan
penggabungan product yaitu :
1. Saat proses perakitan dan penggabungan komponen pada
product yang ke- 10, 12 dan 20 product lepas dari tempat yang
ada di mesin.
2. Terdapat 2 kegagalan product karena tidak terbaca sensor.
Kendala-kendala tersebut di sebabkan oleh operator dan
mesin dilihat dari kasus yang ada kendala atau kegagalan pada
proses perakitan dan penggabungan komponen pada stasiun 2 murni
di sebabkan karena kelalaian operator. Adapun kasus, atau

13 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
kegagalan dalam proses perakitan dan penggabungan komponen
disebabkan oleh operator yang di latar belakangi dari beberapa
faktor yaitu :
1. Operator menutupi sensor.
2. Operator kurang teliti pada perakitan proses dan penggabungan
komponen product yang menyebabkan terjadi nya kegagalan
pada beberapa product.
Solusi :
1. Operator lebih teliti lagi dalam melakukan perakitan agar tidak
terjadi nya kegagalan dalam product
2. Operator lebih memperhatikan sensor yang ada pada bagian
mesin
3. Perusahaan mengecek kembali mesin yang ada sebelum di pakai.

F. Komponen yang digunakan


1. Bahan

Hasil assembly product dari


Lever
st. 1

14 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
2. Tempat Penyimpanan Supply

Penyimpanan Supply Lever


3. Alat Monitoring

G. Proses Stasiun Kerja


Alat stasiun kerja 2

Operator bersiap
menyalakan mesin melalui
monitor

15 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Logistic melakukan
penambahan supply lever

Operator memasukan leverke


dalam mesin

Lever diletakkan di atas


dasar mesin yang akan
disatukan dengan bodydalam
mesin

Lever sudah menyatu dengan


body

16 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Hasil setelah lever dan
bodymenyatu dan akan
masuk ke antrian produk
selesai

Antrian di lanjutkan menuju


stasiun kerja 3

Hasil produk selesaipada


stasiun kerja 2

17 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
1. Menyatukan kedua lever dengan mesin otomatis, namun
saat pengambilan lever kuning dan lever merah
membutuhkan bantuan manusia/sdm, maka pada bagian ini
disebut sebagai mesin semi otomatis
2. Setelah lever disatukan, selanjutnya pemasangan alat dari
stasiun 1 dengan lever harus dipasang dengan bantuan
mesin juga
3. Setelah di pastikan lever dan alat pada mesin satu
terpasangan dengankuat dan benar, maka alat pada stasiun
2 siap masuk ke dalam antrian good product, lalu produk
tersebut diambil oleh operator untuk mengirim ke stasiun 3.
4. Memastikan jumlah produk sudah tercapai sesuai target.

H. Data Hasil Akhir

Actual Quantity : 40 Unit


NG Quantity : 11 Unit
Quantity : 51 Unit

Pekerjaan dimulai : Pukul 10.23


Pekerjaan berakhir : Pukul 10.48
Lama waktu : 30. 93 detik

18 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Stasiun kerja 3

Mesin otomatis (stasiun kerja 3)


A. Prosedur Kerja
1. Klik master
2. Klik master on
3. Klik dari auto ke ind
4. Klik all home pos
5. Klik dari ind ke auto
6. Klik product start
7. Klik auto start.

B. Alur Proses Stasiun 3


Logistik melakukan supply cup

19 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Logistik melakukansupply lid

Antrian supply hasil st kerja 2yang


ingin masuk ke st 3

Operator akan mengoperasikan


monitor

20 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Supply pertama akan dipindahkan oleh
mesinke dalam cup

Setelah dimasukan pada cup,


otomatis vacuum lid akan
berjalan untukmenutup cup tsb

Dilanjutkan dengan perpindahan cup


menuju tempat penyimpanan keluaran

21 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Perpindahan cup yangberisi assembly
dari jalur pertama ke jalur kedua

Perjalanan cup menujujalur sensor


untuk ke penyimpanan keluaran

Cup berpindah menuju jalur


yang berisi sensor

22 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Keluaran produksiyang telah
berhasil melewati sensor

Hasil keluaran akhir produksi yang


berada ditempat penyimpanan

1. Logistic melakukan supply pada cup dan lid melalui tempat


penyimpanan supply yang tersedia. Pastikan juga supply
yang akan diterima dari hasil keluaran stasiun kerja 2 telah
tersedia pada jalur antrian.
2. Setelah semua supply terpenuhi maka operator akan mulai
mengoperasikan mesin melalui monitor.
3. Mesin pencapit akan mengambil hasil keluaran dari stasiun
kerja 2 dan memasukkan ke dalam cup berwarna putih, jika
tidak berwarna putih maka mesin akan mendeteksi dan
membuang cup tersebut untuk masuk kedalam tempat

23 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
pembuangan cup yang terbuang karena tidak sesuai dengan
ketentuan.
4. Setelah cup terisi hasil keluaran stasiun 2, maka secara
otomatis mesinalat vacuum untuk lid akan beroperasi dan
berpindah hingga cup tertutup oleh lid.
5. Selanjutnya cup akan berpindah menuju tempat antrian
dengan melewati sensor yang tersedia agar dapat terdeteksi
berapa good product yang telah dihasilkan pada monitor
operator dan antrian good product yang lain dapat
memasuki tempat penyimpanan secara bergilir tanpa harus
terjadinya mesin mati.
6. Untuk tempat penyimpanan sementara ini memiliki 2 baris
dan pada masing-masing barisnya memiliki kapasitas 10
cup. Jika salah satu telah berisi 10 cup maka secara otomatis
mesin akan mengarahkan jalur untuk berpindah ke baris
lainnya.
7. Selanjutnya pengamat membantu operator untuk dapat
mengambil dan memindahkan good product keluaran dari
stasiun kerja 3 ini dari tempat penyimpanan sementara ke
tempat penyimpanan sesungguhnya.
Memastikan jumlah produk sudah tercapai sesuai target.
1. Memasukkan atau supplay yang putih berjalan, mesin pencapit
mengambil dan memasukkan ke dalam cup yang berwarna putih,
jika cup tidak berwarna putih atau berwarna biru maka mesin akan
mendeteksi dan akan dibuang.
2. Cup yang sudah terisi akan ditutup lid (tutup cup) secara otomatis
dengan menggunakan mesin pada stasiun kerja 3.
3. Gelas cup yang sudah terisi dan tertutup akan berpindah ke tempat
antrian jika antrian sudah terisi 10 cup maka secara otomatis antrian
akan berpindah jalur kesebelahnya (kanan/kiri).jika sudah penuh
satu antrian maka operator/manusia akan mengambilnya.

24 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
Note: Langkah untuk menghentikan mesin pada stasiun kerja 3
Saat quantity produk berjumlah 40 kemudian klik cycle stop lalu
kemudia klik disch mode.
C. Kendala dan Solusi
1. Menunggu supply(putih/isinya)
Akibat: memakan waktu lama karena harus menunggu supply
putih pada stasiun kerja 2 karena operator mengenai sensor
Solusi: harus lebih hati-hati pada mesin atau sensornya.
2. Lupa mematikan waktu pada saat supply tidak ada dan cup tidak
berjalan, maka memakan waktu lebih banyak.
3. Kurang cup isi
Akibat: karena supply(putih) sudah habis dan hanya 38, 2nya
dirakit secara manual dan tidak terdetek
Solusi: agardapat membuat sesuai aturan yang ditentukan.

D. Hasil Data Akhir


Actual Quantity : 40 Unit
Production Capacity : 110 Unit
Volume
NG Quantity : 4 Unit
Standard Cycle Time : 12 s
Average Cycle Time : 12,71 s
The Lasted Cycle Time : 12.90 s
Quantity : 46 Unit
Pekerjaan dimulai : Pukul 10.30
Pekerjaan berakhir : Pukul 10.52
Lama waktu : 22 menit

25 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat di simpulkan berdasarkan praktikum Lean Manufacturing
yang sudah telah kami laksanakan pada tanggal Kamis, 12 Januari 2023
yaitu dalam pembuatan proses case bottle cup assembly terbagi dari 3
stasiun kerja. Yang dimana setiap stasiun memiliki cara kerja yang
berbeda-beda, seperti stasiun 1 yang bekerja secara manual yang
membutuhkan bantuan dari operator, sedangkan untuk stasiun 2 berkerja
secara semi-otomatis yag di karenakan ada bagian yang memerlukan
operator dan ada bagian yang dilakukan dengan bantuan mesin, dan
terakhir stasiun 3 yang dimana untuk cara bekerjanya pun sudah memakai
mesin secara full. Lean Manufacturing bertujuan untuk dapat menghemat
biaya sehingga bisa menjadi lebih irit. Lean Manufacturing juga diperlukan
cycle time yang baik untuk dapat bisa menyelesaikan kapasitas produk
yang sudah di tentukan dari stasiun awal sampai stasiun akhir. Dari hasil
pencatatan terjadinya pemborosan dikarenakan adanya produk yang cacat
yang di akibatkan okurangnya berhati-hati dari setiap tenaga kerja dari
setiap stasiun yang ada.
4.2 Saran
Dalam memproduksi sesuatu hal yang perlu di perhatikan adalah
material dikarenakan material dapat mempengaruhi suatu jalan nya
produksi di setiap stasiun. Sehingga di perlukan evaluasi untuk operator di
setiap stasiun untuk lebih fokus dan memperhatikan lebih lagi ketika
melakukan pengoperasian proses produksi agar supaya tidak terjadinya
adanya penumpukan di beberapa stasiun. Yang dimana dari hasil
pengamatan bahwa pada stasiun 1 dan 2 terdapat pembuangan komponen
yang diakibatkan kurang berahti-hati sehingga menutupi sensor mesin oleh
sebab itu perlu di perhatikan dan fokus agar tidak menutupi sensor mesin.

26 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
DAFTAR PUSTAKA

Ramos, A. L. (2015). Improving the productivity of a packaging line using


lean manufacturing tools and simulation. Proceedings of the
International Conference on Industrial Engineering and Operations
Management Washington DC, USA. USA.

Susandi, K. L. (2018). Penerapan Lean Manufacturing untuk


mengidentifikasi waste padaproses produksi kain knitting di lantai
produksi PT. XYZ, 568-569.

Syonri, B. (2017). PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT.X


DALAM RANGKA PENINGKATAN EFISIENSI PROSES
BISNIS, 6-10.

Taylor, H. (2000). Going Lean, Lean Enterprise Research Center. London:


Cardiff Business School.

7 Prinsip Lean Manufacturing yang Utamakan Efisiensi Bisnis:


https://store.sirclo.com/blog/lean-manufacturing-adalah/

Leansixsigmadeinition.com. Assembly Line: Assembly Line – Lean


Manufacturing and Six Sigma Definitions (leansixsigmadefinition.com).

27 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A
28 | P O L I T E K N I K S T M I J A K A R T A

Anda mungkin juga menyukai