Disusun oleh
No Taruna : 20.02.1046
Kelas : TRO B
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga tugas pembuatan makalah dengan judul “MAKALAH MANAJEMEN
BENGKEL PDCA DAN SDCA” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan laporan praktikum ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam
mata kuliah Manajemen Bengkel. Selain itu, pembuatan laporan praktikum ini juga
bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Tegal,
M Irfan Setiawan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
I.1 Latar Belakang......................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
I.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
II. 1 Pengertian PDCA dan SDCA.............................................................................3
II.2 Tahapan PDCA dan SDCA.................................................................................4
II.2.1 Tahapan PDCA.............................................................................................4
II.2.2 Tahapan SDCA.............................................................................................6
II.3 Manfaat dari Siklus PDCA/SDCA......................................................................7
II.4 Kelebihan dan Kekurangan dari PDCA/SDCA..................................................7
II.4.1 Kelebihan PDCA/SDCA..............................................................................7
II.4.2 Kekurangan PDCA/SDCA...........................................................................8
BAB III..........................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus PDCA.................................................................................................8
Gambar 2 Siklus SDCA...............................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian/pengontrolan upaya anggota organisasi dan
penggunaan seluruh sumber daya organisasi demi tercapainya tujuan yang ditetapkan.
Dan bengkel merupakan tempat yang digunakan untuk merawat dan memperbaiki
mesin-mesin, maupun peralatan dan fungsi bengkel yaitu sebagai tempat perawatan,
perbaikan, dan penggantian komponen sistem sebuah mesin maupun peralatan
lainnya. Sehingga secara ringkas dapat didapatkan definisi manajemen bengkel yaitu
suatu cara atau proses untuk membuat perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengendalian suatu tempat perawatan dan perbaikan mesin ataupun peralatan
lain.
1
b. Apa tujuan dari siklus PDCA/SDCA ?
c. Apa manfaat dari siklus PDCA/SDCA ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian PDCA dan SDCA
Perbaikan berkelanjutan merupakan aktivitas perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas kerja di lingkungannya. Metode yang terkenal untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan yaitu PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, selain
PDCA masih ada lagi metode lain yang bisa dibilang merupakan kelanjutan dari
siklus PDCA. Metode tersebut adalah SDCA (Standar, Do, Check, Action).
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari " Plan, Do, Check, Act " adalah suatu
proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga
disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai
siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi
PDSA (" Plan, Do, Study, Act ") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.
Siklus ini cukup populer dan banyak digunakan di perusahaan manufaktur, bidang
manajemen, dan lain-lain. Sesuai namanya, PDCA adalah siklus yang terus berulang.
Model manajemen ini mampu membantu industri atau perusahaan keluar dari
stagnasi.
Siklus PDCA berputar secara berkesinambungan, segera setelah suatu
perbaikan dicapai, keadaan perbaikan tersebut dapat memberikan inspirasi untuk
perbaikan selanjutnya.
Sedangkan SDCA merupakan metode yang digunakan untuk membuktikan
bahwa standarisasi yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan harapan perusahaan.
Jika pada PDCA kita melakukan perbaikan proses atau produk, maka pada SDCA
kita melakukan pengecekan standarisasi yang telah ditetapkan dari hasil perbaikan
PDCA.
3
II.2 Tahapan PDCA dan SDCA
II.2.1 Tahapan PDCA
Siklus PDCA (Plan Do Check Act) adalah metode manajemen yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah dengan empat langkah secara berulang.
1. Plan
Plan merupakan tahap perencanaan yang dimulai dengan identifikasi masalah
menggunakan teknik yang berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan dan
perumusan rencana tindakan guna mencapai terget tersebut. Beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum membuat perencanaan yaitu harus menguasai dasarnya terlebih
dahulu, diantara lain :
- masalah utama yang perlu diselesaikan,
- sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya,
- parameter apa yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perbaikan,
4
2. Do
Pada tahap siklus PDCA ini, do yang berarti melakukan disisi lain harus mulai
menjalankan hal-hal yang telah direncanakan, meliputi pengujian skala kecil yang
berkaitan dengan penerapan dari rencana tersebut dan mencari solusi yang paling
bisa memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk memaksimalkan
tahap ini dapat juga dengan melakukan standardisasi agar semua yang terlibat dalam
prosesnya benar-benar mengerti tugas dan tanggung jawab.
3. Check
Pada fase check di siklus PDCA ini merupakan tahap di mana pemeriksaan
dilakukan dan merujuk pada penetapan apakah penerapan tersebut berada dalam jalur
yang benar sesuai rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan.
Check merupakan fase yang paling penting untuk memperbaiki rencana, menghindari
kesalahan terulang, dan menjalankan semuanya dengan sukses (Kanbanize). Oleh
karena itu, fase ini harus dilakukan dengan benar-benar teliti. Seperti namanya,
proses Check dilakukan untuk mengaudit eksekusi rencana dan melihat apakah sudah
sesuai dengan rancangan awal. Permasalahan yang terjadi pada fase Do akan
dievaluasi di tahap ini dan harus berhasil dieliminasi. Proses Do dan Check bisa
dilakukan berulang-ulang hingga hasilnya sesempurna mungkin.
4. Act
Dalam tahap ini berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna
menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menerapkan sasaran baru
bagi perbaikan berikutnya. Di tahap ini seluruh aspek proses telah diperbaiki
berdasarkan evaluasi dari fase Do dan Check yang mengidentifikasi masalah dalam
implementasi rencana. Fase Act merupakan tahapan yang terakhir dari siklus PDCA.
Akan tetapi, seluruh prosesnya akan berulang lagi secara berkelanjutan. Setelah tahap
ini, model PDCA yang telah dikembangkan akan menjadi sebuah standar baru.
5
II.2.2 Tahapan SDCA
Mengingat pengertian dari siklus SDCA merupakan metode yang digunakan untuk
membuktikan bahwa standarisasi yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan tujuan
awal dan siklus SDCA berusaha untuk menjaga proses berjalan dengan semestinya
dan menjamin masalah yang sudah diselesaikan dengan PDCA tidak akan terulang
lagi. Berikut 4 tahapan dari SDCA yang membedakan dengan PDCA :
2. Do
Setelah melakukan perencanaan terkait standart apa saja yang harus dibuat, siklus
berikutnya yaitu mulai dibentuknya standart pada suatu proses dan menetapkan
standart untuk mempertahankan ataupun meningkatkan hasil. Yang bertujuan untuk
mematuhi prosedur yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan pelatihan tim dan
penyediaan prosedur.
3. Check
6
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu mengecek hasil dari standarisasi yang sudah
diterapkan pada tahap sebelumnya. Dapat dengan menggunakan standart sebagai
patokan. Contohnya setiap kesalahan dari standar tersebut harus mengajukan
beberapa konfirmasi ataupun tanda tanya, mengapa terdapat kesalaan, apakah karena
tidak ada standar? Apakah kesalahan terjadi karena standar tidak memadai? Dan lain
sebagainya.
4. Action
Langkah berikutnya yaitu menetukan tindakan selanutnya berdasarkan hasil dari
tahap ketiga. Dan tahap akhirnya dapat membakukan standarisasi dan melakukan
sosialisasi jika hasil dari standarisasi tersebut cukup memuaskan.
7
dan analisa, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan akan selalu tepat dan bisa
dipantau setiap perkembangannya.
- Alur Mudah Dipahami
Seluruh alur yang ada pada PDCA/SDCA sifatnya lebih statis, namun setiap
tahapannya sangat mudah untuk dipahami oleh banyak orang.
- Dapat mendeteksi Resiko Sejak Awal
Saat suatu perencanaan sudah ditetapkan dengan metode yang lebih terstruktur, maka
pengendalian manajemen risiko, dampak negatif, atau berbagai hambatannya akan
bisa diperkirakan atau dideteksi dari jauh hari.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Fitriani. (2018). Siklus Pdca Dan Filosofi Kaizen. Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Volume. 7 Hal. 625-640.
10