Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PEMODELAN SISTEM

KEMACETAN DI AREA CIDOMBA, KARAWANG

Diajukkan sebagai salah satu syarat dalam perkuliahan


Mata Kuliah Pemodelan Sistem

Disusun Oleh:

Ketua : Rendra Firmansyah 20416226201168 TI20D


Anggota : Arief Bilma Aprianto 20416226201237 TI20D
: Kira Kiraina 20416226201019 TI20D
: Prima Nur Diyansyah 20416226201096 TI20D
: Rizkiansyah Haykal 20416226201270 TI20D

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 4
2.1 Rich Picture ................................................................................................................. 4
2.2 Mind Mapping ............................................................................................................. 4
2.2.1 Manfaat Mind Mapping ....................................................................................... 5
2.3 Stakeholder .................................................................................................................. 5
2.3.1 Stakeholder Menurut Para Ahli ........................................................................... 5
2.3.2 Problem Owner .................................................................................................... 5
2.3.3 Problem User ....................................................................................................... 6
2.3.4 Problem Customer ............................................................................................... 6
2.3.5 Problem Solver..................................................................................................... 6
BAB III METEDOLOGI ........................................................................................................ 7
3.1 Gambaran Umum Kemacetan ..................................................................................... 7
3.2 Kriteria Berfikir ........................................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 10
4.1 Rich Picture Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang ............................................ 10
4.2 Stakeholder ................................................................................................................ 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
5.2 Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

i
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Stakeholder.............................................................................................................. 11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Keadaan Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang ............................................. 8


Gambar 3.2 Flowchart Kriteria Berpikir .................................................................................. 9
Gambar 4.1 Rich Picture Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang ..................................... 10
Gambar 4.2 Mind Mapping Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang ................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang
disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi informasi-informasi tentang
suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang
sebenarnya. Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang
sesungguhnya yang hanya berisi informasi-informasi yang dianggap penting untuk ditelaah.
(Mahmud Achmad, 2008: 1).
Kata ”model” diturunkan dari bahasa latin mold (cetakan) atau pettern (pola). Menurut
Mahmud Achmad (2008: 2) bahwa bentuk model secara umum ada empat, yaitu model
sistem, model mental, model verbal, dan model matematika. Model sistem adalah alat yang
kita gunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang sistem tanpa melakukan
percobaan. Sebagai contoh sebuah model dari perilaku seseorang untuk mengatakan bahwa
dia orang “baik”. Model ini membantu kita untuk menjawab pertanyaan bagaimana dia akan
bereaksi apabila kita bertanya padanya.
Tujuan dari studi pemodelan adalah menentukan informasi- informasi yang dianggap
penting untuk dikumpulkan, sehingga tidak ada model yang unik. Satu sistem dapat memiliki
berbagai model, bergantung pada sudut pandang dan kepentingan pembuat model. Pemodelan
sistem merupakan kumpulan aktivitas dalam pembuatan model dimana model merupakan
perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual suatu penyederhanaan dari
suatu realitas yang kompleks.
Rich Picture pertama kali diperkenalkan Peter Checkland pada tahun 1981 dalam
bukunya “System Thinking, System Practice”. Rich Picture merupakan penggambaran situasi
masalah dalam format kartun atas abstraksi semua yang diketahui oleh pemodel terhadap
sistem secara deskripsi sepintas (glance description).
Pengertian Mind Mapping merupakan alat berpikir organisasional yang memudahkan
seseorang dalam menempatkan berbagai informasi di dalam ingatannya untuk kemudian
mengambil informasi tersebut kapanpun ia butuhkan. Jadi Pengertian Mind Mapping adalah
teknik penyusunan catatan demi membantu seseorang menggunakan seluruh potensi otak
agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Metode ini
mempermudah memasukkan informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan teknik
yang paling baik dalam membantu proses berpikir otak secara teratur karena menggunakan
1
2

teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan
kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak.
Di masa saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju.
Diantaranya adalah perkembangan dunia transportasi. Namun sering dengan kemajuannya,
ternyata muncul berbagai masalah yang mungkin tak terduga sebelumnya. Masalah yang
marak terjadi saat ini adalah masalah kemacetan yang telah meresahkan para pengguna jalan
raya.
Masalah kemacetan memang sering terjadi di daerah menuju kawasan yang ada di
Karawang. Hal itu terjadi karena konsentrasi kendaraan banyak menumpuk di area menuju
kawasan. Sehingga tidak heran bila area menuju kawasan sering terjadi kemacetan karena
kepadatan lalu lintas. Saat ini kemacetan lalu lintas di area menuju kawasan semakin parah.
Seiring dengan berjalannya waktu kondisi kemacetan yang terjadi di daerah Cidomba tidak
semakin membaik, namun semakin memburuk. Hal itu terjadi karena jumlah kendaraan
selalu bertambah dan tidak diimbangi dengan perluasan area jalan raya. Apalagi di daerah
Cidomba banyak ditemui pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di pinggir-
pinggir jalan yang tentu itu akan menambah volume kemacetan jalan raya. Karena dengan
mereka berjualan dipinggir jalan raya tersebut, maka akan banyak pengendara kendaraan
berhenti untuk membeli barang ke pedagang kaki lima. Sehingga hal itu akan mengganggu
kelancaran lalu lintas. Selain itu adanya pedang kaki lima yang berjualan dipinggir jalan juga
dapat mengganggu para pejalan kaki.
Ada banyak kerugian yang akan ditimbulkan bila terjadi kemacetan di jalan raya.
Salah satunya adalah bahan bakar yang harus terbuang sia-sia di jalan raya. Kendaraan yang
berjalan pelan akan menghabiskan banyak bahan bakar sia-sia. Selain dengan adanya
kerugian bahan bakar yang terbuang sia-sia juga akan ada kerugian waktu. Waktu yang
terbuang sia-sia di jalan raya akan menurunkan tingkat produktifitas manusia, dan
dampaknya akan mengganggu aktivitas ekonomi yang ada dalam suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang adalah
sebagai berikut:
1. Apa penyebab Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang menurut pandangan
masyarakat?
2. Apa saja kemungkinan efek yang timbul setelah dilakukannya perbaikan?
3

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang adalah sebagai berikut:
1. Mengamati penyebab kemacetan lalu lintas di Area Cidomba, Karawang.
2. Menentukan solusi atas permasalahan kemacetan lalu lintas di ruas jalan tersebut.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang adalah sebagai
berikut:
1. Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah lalu lintas yang ada di
daerah mereka. Hal ini dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya
mengurangi kemacetan, seperti berbagi kendaraan, menggunakan transportasi umum,
atau bersepeda.
2. Dapat membantu meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang area-area yang sering mengalami kemacetan.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi titik-titik rawan kecelakaan dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Rich Picture


Rich picture adalah sebuah teknik pemodelan visual yang digunakan untuk
menggambarkan dan menganalisis situasi kompleks dalam suatu sistem atau organisasi.
Biasanya digunakan dalam konteks manajemen, analisis sistem, atau rekayasa perangkat
lunak.
Rich picture menggabungkan elemen-elemen gambar, teks, dan simbol untuk
menciptakan gambaran visual yang kaya dan komprehensif tentang sistem atau situasi yang
sedang dipelajari. Gambar ini tidak hanya mencakup aspek-aspek fisik, tetapi juga unsur-
unsur sosial, organisasional, dan emosional yang terlibat.

2.2 Mind Mapping


Mind map adalah salah suatu model pembelajaran yang memanfaatkan instrumen yang
dapat membantu memetakan isi atau materi sehingga lebih mudah dipelajari dan dianalisis.
Menurut Chen dan Hung, 2014: 262, mind map dapat dikategorikan sebagai cognitive
organizers yang bekerja sebagai simulator agar kognisi manusia dapat bekerja lebih efektif
dan efisiensi.
Menurut Buzan, 2013: 4, mind map membantu individu agar mampu menempatkan
informasi ke dalam suatu sistem kognisi dan mengeluarkannya kembali (recall) untuk
dimanfaatkan sebagai dasar pengetahuan. Sebagai suatu alat, mind map dapat diandalkan
sebagai teknik mencatat yang kreatif dan efektif membantu individu untuk memetakan
pikirannya.
Menurut Putra, 2008: 257, mind map adalah salah satu cara mengorganisasikan dan
menyajikan konsep, ide atau informasi dalam bentuk diagram radial-hierarki non-linear yang
melibatkan bentuk pencatatan dengan struktur dua dimensi sehingga dapat mengakomodasi
bentuk keseluruhan topik, kepentingan serta hubungan relatif masing-masing komponen dan
mekanisme penghubungnya. Dibandingkan dengan pencatatan biasa, mind map membantu
mengaktifkan kognisi, fokus dan menunjukkan hubungan antar bagian-bagian terpisah,
menggambarkan keseluruhan secara jelas,memerinci materi dan mengalihkan informasi dari
ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

4
5

2.2.1 Manfaat Mind Mapping


Adapun manfaat dari mind mapping itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Melatih Diri Memahami Berbagai Informasi Penting.
2. Meningkatkan Ketelitian dalam Menyusun Informasi.
3. Meningkatkan Kemampuan Seseorang dalam Memahami Sesuatu.
4. Meningkatkan Kreativitas dan Produktivitas
5. Menghemat Waktu.

2.3 Stakeholder
Stakeholder biasanya akan selalu identik dengan bisnis. Stakeholder adalah pihak
individu, kelompok, ataupun komunitas tertentu yang mempunyai kepentingan dalam suatu
perusahaan. Stakeholder mempunyai potensi untuk bisa memengaruhi ataupun dipengaruhi
oleh bisnis yang ada didalamnya.
2.3.1 Stakeholder Menurut Para Ahli
Menurut Freeman & Dmytriyev, 2017, menyatakan bahwa dasar dari bisnis terletak
pada membangun hubungan dan menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan
(stakeholder).
Menurut Siregar, 2014, semakin berkembangnya teori stakeholder, entitas saat ini tidak
hanya berfokus dan bertanggung jawab kepada stakeholders saja, namun juga kepada seluruh
stakeholder.
Menurut Freeman, Harrison, Wicks, Parmar & de Colle, 2018, menjelaskan bahwa
perusahaan tidak hanya berfokus pada maksimalitas keuntungan seperti yang telah
dipaparkan oleh teori ekonomi tradisional yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
dengan mengeluarkan sumber daya yang seoptimal mungkin, tetapi perusahaan juga harus
memiliki pendekatan terhadap stakeholders yang terikat dengan perusahaan tersebut.

2.3.2 Problem Owner


Problem owner merujuk pada individu atau kelompok yang bertanggung jawab secara
langsung terhadap pemecahan masalah atau penyelesaian suatu permasalahan. Problem
owner adalah pemegang peran utama dalam mengelola dan menyelesaikan masalah yang
muncul dalam suatu konteks, baik itu dalam lingkungan bisnis, proyek, atau organisasi.
Peran problem owner dapat dimiliki oleh satu individu atau dapat dibagikan oleh
beberapa individu dalam sebuah tim atau organisasi. Penting bagi Problem Owner untuk
memiliki pemahaman yang baik tentang masalah yang sedang dihadapi, serta kemampuan
6

komunikasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang efektif dalam rangka mencapai
penyelesaian masalah yang sukses.

2.3.3 Problem User


Problem user mengacu pada masalah atau tantangan yang dihadapi oleh pengguna
dalam menggunakan produk, layanan, atau sistem. Problem user dapat meliputi berbagai
aspek, termasuk kesulitan dalam memahami atau menggunakan antarmuka pengguna,
ketidakpuasan dengan fitur atau kinerja produk, kesulitan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan, atau masalah lain yang menghambat pengalaman pengguna yang baik.
Dalam konteks desain pengalaman pengguna (user experience design), memahami dan
mengatasi masalah pengguna adalah tujuan utama. Dalam desain produk atau layanan,
penting untuk mengidentifikasi dan memahami masalah pengguna secara mendalam melalui
penelitian pengguna yang cermat. Dengan pemahaman yang baik tentang masalah pengguna,
perancang dapat mengembangkan solusi yang relevan dan efektif untuk meningkatkan
pengalaman pengguna secara keseluruhan.

2.3.4 Problem Customer


Problem customer merujuk pada pelanggan yang menghadirkan berbagai masalah atau
kesulitan dalam hubungan bisnis atau interaksi dengan perusahaan atau penyedia layanan.
Problem customer bisa menjadi tantangan bagi perusahaan karena mereka dapat
mempengaruhi reputasi, kepuasan pelanggan lainnya, dan hasil akhir bisnis.
Perusahaan harus menghadapi problem customer dengan pendekatan yang tepat.
Mereka perlu mendengarkan keluhan dan masalah pelanggan dengan serius, memberikan
solusi yang memadai, dan berupaya memperbaiki masalah yang muncul. Memiliki prosedur
penanganan keluhan yang efektif dan fokus pada kepuasan pelanggan dapat membantu
mengatasi problem customer dengan baik.

2.3.5 Problem Solver


Menurut Siswanti, Saputro, & Utomo, 2016, penggunaan model pembelajaran problem
solving juga efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang mencakup aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pembelajaran kimia.
Menurut Adesoji, 2008, problem solving merupakan model yang efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa baik siswa dengan kemampuan tinggi atau rendah.
BAB III
METEDOLOGI

3.1 Gambaran Umum Kemacetan


Kemacetan merupakan situasi atau keadaaan atau tersendatnya atau bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak memiliki
transportasi umum yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan
dengan kepadatan penduduk. Dapat dikatakan bila kemacetan merupakan suasana
menumpuknya kendaraan yang ada di jalan raya yang disebabkan oleh kapasitas jalan yang
tidak sepadan dengan jumlah kendaraan yang ada. Angka dari jumlah kendaraan yang terus
bertambah dan kapasitas jalan yang tetap mengakibatkan terjadinya penumpukan jumlah
kendaraan di jalan raya.
Masalah kemacetan memang sering terjadi di daerah menuju kawasan yang ada di
Karawang. Hal itu terjadi karena konsentrasi kendaraan banyak menumpuk di area menuju
kawasan. Sehingga tidak heran bila area menuju kawasan sering terjadi kemacetan karena
kepadatan lalu lintas. Saat ini kemacetan lalu lintas di area menuju kawasan semakin parah.
Seiring dengan berjalannya waktu kondisi kemacetan yang terjadi di daerah Cidomba tidak
semakin membaik, namun semakin memburuk. Hal itu terjadi karena jumlah kendaraan
selalu bertambah dan tidak diimbangi dengan perluasan area jalan raya. Apalagi di daerah
Cidomba banyak ditemui pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di pinggir-
pinggir jalan yang tentu itu akan menambah volume kemacetan jalan raya. Karena dengan
mereka berjualan dipinggir jalan raya tersebut, maka akan banyak pengendara kendaraan
berhenti untuk membeli barang ke pedagang kaki lima. Sehingga hal itu akan mengganggu
kelancaran lalu lintas. Selain itu adanya pedang kaki lima yang berjualan dipinggir jalan juga
dapat mengganggu para pejalan kaki.

7
8

Gambar 3.1 Keadaan Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang


9

3.2 Kriteria Berfikir


Berikut ini flowchart kriteria berfikir pada daerah Kemacetan Di Area Cidomba,
Karawang yang dibuat oleh kelompok kami:

MULAI

MELAKUKAN PENGAMATAN PADA


JALAN CIDOMBA

TEMUAN PERMASALAHAN

USULAN SOLUSI

ANALISIS PERMASALAHAN

SELESAI

Gambar 3.2 Flowchart Kriteria Berpikir


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rich Picture Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang

Gambar 4.1 Rich Picture Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang


Adapun penjelasan pada Gambar 4.1 tentang penyebab terjadinya kemacetan di
Cidomba sebagai berikut:
1. Jalan rusak
2. Banyaknya yang berjualan dipinggir jalan.
3. Banyaknya bus & truk.
4. Jalan yang sempit.
5. Volume kendaraan tidak sesuai dengan kapasitas jalan.
6. Banyaknya Parkir dipinggir jalan.
7. Dekat dengan kawasan industri sehingga banyak dilewati oleh kendaraan roda 2 dan
roda 4.

10
11

4.2 Stakeholder
Adapun Stakeholder yang bertanggung jawab atas Terjadinya Kemacetan Di Area
Cidomba, Karawang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Stakeholder

Problem Owner Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa


Problem Customer SATLANTAS dan DISHUB
Problem User Masyarakat
Adapun penjelasan-penjelasan pada Tabel 4.1 tentang Stakeholder adalah sebagai
berikut:
a. Problem Owner
Problem Owner: Instansi daerah/instansi desa setempat yang bertanggung jawab atas
terjadinya Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang dikarenakan kurangnya perhatian
terhadap jalan tersebut untuk diperbaiki.
b. Problem Customer
Problem Customer: Instansi kepolisian yang bertanggung jawab atas terjadinya
Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang dikarenakan kurangnya tanggapan cepat atas
kemacetan tersebut menjadikan kemacetan membludak.
c. Problem User
Problem User: Masyarakat yang kurangnya kedisiplan ataupun kesadaran atas
Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang makannya sering terjadi kemacetan di area
tersebut.
12

4.1. Mind Mapping

Gambar 4.2 Mind Mapping Kemacetan Di Area Cidomba, Karawang


Adapun solusi pada kemacetan yang ada di Cidomba adalah sebagai berikut:
1. Perbaiki jalan yang rusak
2. Himbauan kepada penjual yang dipinggir jalan untuk jangan berjualan di pinggir jalan.
3. Truk & bus sebaiknya dilarang melewati jalan Cidomba.
4. Jika memungkinkan dilakukan pelebar jalan.
5. Beri arahan kepada pengendara untuk melewati jalur yang lain.
6. Mengedukasi kepada masyarakat terutama kepada pengendara untuk tidak parkir di
pinggir jalan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Berikut ini adalah hasil kesimpulan pengamatan pada kemacetan yang ada di daerah
Cidomba, Karawang:
a. Jalan rusak.
b. Banyaknya yang berjualan dipinggir jalan.
c. Banyaknya bus & truk.
d. Jalan yang sempit
e. Volume kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan
f. Banyaknya parkir dipinggir jalan.
g. Dekat dengan kawasan industri sehingga banyak dilewati oleh kendaraan roda 2
dan roda 4.
2. Berikut ini adalah solusi pada kemacetan yang ada di daerah Cidomba, Karawang:
a. Perbaiki jalan yang rusak.
b. Himbauan kepada penjual yang ada dipinggir jalan untuk jangan berjualan
dipinggir jalan.
c. Truk & bus sebaiknya dilarang melewati ja;an Cidomba.
d. Jika memungkinkan lakukan pelebaran jalan.
e. Beri arahan pengendara untuk melewati jalur yang lain.
f. Mengedukasi kepada masyarakat terutama kepada pengendara untuk tidak
parkir sembarangan di pinggir jalan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang telah dicantumkan diatas, maka saran yang
dapat kelompok kami sampaikan ialah sebagai berikut:
1. Untuk para pengendara roda 2 maupun roda 4 sebaiknya sebelum berangkat cek
Aplikasi G. Maps yang ada pada ponsel jika terjadinya kemacaten alangkah
baiknya cari jalan alternatif lain sehingga untuk kemacetan bisa sedikit
dikurangi.
2. Selalu lakukan patroli ataupun pengatur lalu lintas disetiap jam masuk kerja dan
keluar kerja dikarenakan pada saat jam tersebut volume kendaraan meningkat
dratis.
13
DAFTAR PUSTAKA

Freeman, R., E., Harrison, J., S., Wicks, A., C., Parmar, B., & de Colle, S. 2010. Stakeholder
theory: The state of the art. Stakeholder Theory: The State of the Art (pp. 1-343).
Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511815768
Buzan, T. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chen, C. dan Jeng-Fung, H. 2014. The Effects of Theaching with Graphics Organizers on the
Thingking Organizers of Students. US-China Education Review. (4) 4,261-267.
Putra, Y. P. 2008. Memori dan Pembelajaran Afektif. Bandung: Yrama Widya.
Adesoji, F. A. (2008). Students’ Ability Levels and Effectiveness of Problem-Solving
Instructional Strategy. J. Soc. Sci, 17(1), 5–8.
Siswanti, S., Saputro, S., & Utomo, S. B. (2016). Pengembangan Modul Termokimia
Berbasis Problem Solving untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Semester I Kurikulum
2013. Jurnal Inkuiri, 5(1), 28–36.

14

Anda mungkin juga menyukai