PROPOSAL TESIS
ANALISIS EFEKTIFITAS, EFESIENSI DAN KONTRIBUSI
PELAYANAN KEPELABUHANAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
NURUL SYAHIDA
21C606001130
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai
derajat Magister Manajemen pada Program Studi Pasca Sarjana Intitut Transportasi
dan Logistik Trisakti.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran beserta
kritikan yang membangun sangat diharapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Nurul Syahida
i
DAFTAR ISI
ii
3.6 Tahapan dan Teknik Analisi Data...................................................... 33
3.7 Metode Analisis................................................................................. 33
3.7.1 Otonomi Daerah ................................................................. 33
3.7.2 Analisis Efektifitas ............................................................ 34
3.7.3 Analisis Efesiensi .............................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
23 Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh
daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber
PAD yang tertulis di dalam undang-undang di atas adalah pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lainlain pendapatan
asli daerah yang sah. Sumber-sumber keuangan yang berasal dari PAD,
pendanaannya diusahakan dan dikelola sendiri oleh daerah.
Komponen yang berperan penting terhadap PAD selain pajak, bersumber dari
retribusi daerah. Pengelolaan retribusi daerah menurut Undang-Undang Nomor 34
tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, terdiri atas : retribusi jasa
umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.
Retribusi daerah merupakan salah satu potensi pendapatan daerah yang dapat
digali untuk peningkatan dan keberlangsungan anggaran di daerah yang dipungut
oleh negara terhadap pengguna jasa. Tony Marsyahrul mengemukakan “Retribusi
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan oleh
pemerintah” . Lebih lanjut Mardiasmo mengemukakan bahwa retribusi adalah
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah), pengertian retribusi
daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan. Menurut Ahmad Yani (2002 : 56), retribusi
jasa usaha adalah pembayaran atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh
sektor swasta.
Pasal 285 UU Pemda mengelompokkan bahwa retribusi daerah merupakan salah
satu sumber pendapatan daerah, dimana pemungutan retribusi dibayar langsung oleh
2
mereka yang menikmati suatu layanan, dan biasa dimaksudkan untuk menutup
sebagian atau seluruhnya. Salah satu pungutan retribusi daerah adalah pungutan
terhadap pelayanan kepelabuhanan, yaitu pembayaran atas pelayanan penyediaan
kegiatan usaha, fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan yang dimiliki dan atau
dikelola oleh Pemerintah daerah setempat. Retribusi daerah dalam bentuk Retribusi
Pelayanan Kepelabuhanan termasuk dalam jenis Retribusi Jasa Usaha sebagaimana
tertuang dalam ketentuan Pasal 127 UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu :
Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
c. Retribusi Tempat Pelelangan;
d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
g. Retribusi Rumah Potong Hewan;
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
j. Retribusi Penyeberangan di Air; dan
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3
memuat atau membongkar muatan di dermaga, di lokasi labuh, di bui pelampung atau
sejenisnya dan mencangkup perairan tempat menunggu giliran mendapatkan
pelayanan. Sasono dalam ikhlasul (2022) pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan, pelayanan dan kegiatan penunjang
pelabuhan, serta sebagai tempat transportasi.
Retribusi pelayanan kepelabuhan yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pembayaran atas jasa pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya
dilingkungan pelabuhan yang disediakan dimiliki, dan di kelola oleh pemerintah
daerah (Mader, 2018)
Dari definisi di atas disimpulkan bahwa retribusi pelayanan kepelabuhanan adalah
pendapatan yang di peroleh dari pungutan pengguna jasa kepelabuhanan yang di
sediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah. Retribusi pelayanan
kepelabuhan tersebut kemudian akan menjadi penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang termasuk kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
1.211.349.156.455,2
0 1.122.660.844.535,0
0
900.945.548.727,00
826.203.547.586,75 846.945.501.498,60
4
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kabupaten Kepulauan
Anambas sejak tahun 2018 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, pada Triwulan
ke III tahun 2022 pendapatan asli daerah (PAD) mengalami penurunan. Penurunan
yang terjadi pada pendapatan asli daerah tidak terlepas dari sumber sumber
pendapatan asli daerah,baik itu pajak daerah, retribusi daerah hasil pengelolaan
kekayaan yang dipisahkan, serta lain lain PAD yang sah, penurunan yang terjadi
mencerminkan bahwa penyelenggaraan otoomi daerah belum maksimal (Dirasmi &
Soleh, 2016).
Menurut Yoduke & Ayem (2015) pajak daerah dan retribusi daerah merupakan
sumber pendapatan daerah yang pentig dalam mejalankan otonomi daerah guna
membiayai penyelenggaraan dan pembangunan daerah. Pajak daerah merupakan
pungutan yang bersifat wajib kepada masyarakat tanpa adanya janji penerimaan
manfaat Kembali secara langsung sedangkan retribusi daerah merupakan kewenangan
daerah untuk menarik imbalan masyarakat yang memerlukan pelayanan dan
menerima manfaat secara langsung.
Adapun Pelabuhan yang menjadi fokus penelitian ini adalah pelabuhan tarempa.
Pelabuhan Tarempa adalah sebuah pelabuhan yang terletak di Tarempa
Barat, Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Pelabuhan
Tarempa merupakan jalur ekspor terbesar di Kepulauan Riau. Data tersebut
berdasarkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau yang
menyebutkan bahwa nilai ekspor provinsi Kepulauan Riau pada bulan Januari 2019
dengan nilai USD 352,87 Juta. Setelah itu diikuti oleh Pelabuhan Belakang Padang
dengan nilai USD 143, 33 Juta, Pelabuhan Kabil dengan nilai USD 114,11 Juta dan
pelabuhan Sekupang dengan nilai USD 98,01 Juta. Pelabuhan Tarempa ini juga
merupakan pelabuhan bagi kapal penumpang seperti kapal Ferry dan KM Bukit Raya
milik PT Pelni yang membawa penumpang dari Tarempa ke Tanjung Pinang dan
sebaliknya. Namun potensi tersebut tidak sejajar dengan penerimaan Retribusi Jasa
Kepelabuhanan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan laut merupakan salah satu sumber penerimaan yang potensial untuk
5
dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu menata
dan memfasilitasi pelabuhan laut agar dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan ekonomi (Daud dan Marini, 2017). Data retribusi pelayanan pelabuhan
di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Grafik 1 berikut ini.
55.238.000,00
50.471.000,00
41387000
14196000
8964000
6
Berdasarkan wawancara awal yang telah dilakukan terhadap pihak Badan
Keuangan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Faktor yang menyebabkan
rendahnya penerimaan retribusi Jasa Usaha yaitu Pelayanan Kepelabuhanan adalah
masih kurang maksimalnya pengelolaan Dinas Perhubungan dalam mencapai terget
retribusi daerah yang telah ditetapkan. Sehingga partipasi masyarakat juga kurang
dalam meningkatkan retribusi pelayanan kepelabuhanan yang dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah.
Efisiensi Retribusi Daerah mengukur besarnya biaya pemungutan
yang digunakan terhadap realisasi penerimaan retribusi itu sendiri (Puspitasari, 2014).
Efisiensi Retribusi Daerah digunakan untuk mengukur bagian dari hasil Retribusi
yang digunakan untuk menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka
pengelolaan Retribusi Daerah, apabila perhitungan angka efisiensi menghasilkan
angka yang kecil dari suatu pokok target/pencapaian maka suatu komponen dari
terget/pencapaian (Pajak Daerah/Retribusi Daerah) yang diperoleh memiliki nilai
efesiensi yang baik. Berikut Tabel Realisasi Retribusi Daerah dan Total Belanja
Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Anambas:
Tabel 1 Realisasi Retribusi Daerah dan Total Belanja Dinas Perhubungan Kabupaten
Kepulauan Anambas Periode 2018-2022 (dalam rupiah)
Realisasi Retribusi Total Belanja Dinas
Tahun
Daerah Penghasil
2018 55.238.000,00 75.183.000,00
2019 50.471.000,00 287.437.500,00
2020 41.387.000,00 35.000.000,00
2021 14.196.000,00
2022 8.964.000,00
7
Berdasarkan Tabel 1 merupakan tabel Realisasi Retribusi Daerah dengan
Total Belanja Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Anambas selama lima tahun
terakhir yaitu Tahun 2018-2022. Dari table tersebut dapat dilihat bahwa terdapat
selisih yang cukup besar antara Realisasi Retribusi Daerah dengan Total Belanja
Dinas Penghasil.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Magdalena (2019) Kinerja pemerintah
daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio
yang dicapai kurang dari satu atau dibawah seratus
persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik.
Dengan hasil penelitian rata-rata efisiensi penerimaan retribusi terminal di
Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2013-
2017 termasuk dalam criteria tidak efisien. Hasil ini menunjukkan Dinas
Perhubungan Kabupaten Sikka tidak efisien dalam merealisasikan penerimaan
retribusi terminal.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rifurariani et.al (2020), Hasil
analisis menunjukkan bahwa retribusi pelabuhan adalah salah satu sumber PAD
bagi Kota Sorong dan memberikan kontribusi cukup besar. Mader (2018),
menyatakan bahwa retribusi pelayanan kepelabuhanan hanya memberikan
kontribusi sebesar 19,5%, sedangkan 80,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang artinya adanya sumber yang lebih besar yang berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bulungan selama tahun 2007-2013. Daud
et.al (2017), menyatakan bahwa Jumlah penumpang kapal penyeberangan
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pendapatan retribusi pelayanan
pelabuhan laut sebagai bagian dari penambahan pendapatan daerah.
Penerimaan retribusi jasa usaha akan sangat menunjang pendapatan dan
pembangunan daerah jika dikelola dengan baik. Berdasarkan Latar Belakang diatas
maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Efektivitas,
Efesiensi dan Kontribusi Penerimaan Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas”.
8
1.2 Identifikasi Masalah
1. Berdasarkan latar belakang penelitian dapat diketahui bahwa adanya
penurunan tingkat realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
dari tahun 2018 hingga Triwulan III tahun 2022.
2. Rendahnya tingkat kontribusi retribusi pelayanan kepelabuhanan Kabupaten
Kepulauan Anambas terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas.
3. Terdapat selisih anggaran yang cukup besar antara Realisasi Retribusi Daerah
dan Total Belanja Dinas
9
3. Bagaimana Tingkat Efesiensi Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) di Kabupaten Kepulauan
Anambas 2018-2022?
1.5.2 Manfaaat
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi menjadi tambahan ilmu
pengetahuan khususnya dalam analisis efektifitas dan kontribusi
retribusi pelayanan kepelabuhanan terhadap pendapatan asli daerah
di Kabupaten Kepulauan Anambas.
2. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau
alternative tambahan dalam meningkatkan Pendapatan Asli daerah
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Daerah otonom yang
dimaksud menurut Pasal 1 ayat 12 yaitu Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah: “Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
11
daerah dalam mengurus dan melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.
Prinsipprinsip pemberian otonomi daerah menurut Undangundang No. 32 Tahun
2004 adalah sebagai berikut :
2. Prinsip ekonomi yang nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani
urusan pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan
berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi
dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak terlalu sama dengan daerah lainnya,
adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan
tujuan dan maksud dengan pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang
merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
12
d. Pendapatan asli daerah yang meningkat memungkinkan untuk mendukung
secara seimbang sesuai dengan kebutuhandan dan dapat memungkinkan
terjadinya pertumbuhan prekonomian daerah.
Definisi dari Pendapatan Asli Daerah atau yang biasa disingkat menjadi PAD
tercantum dalam Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
a. Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-undang no.38 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah memiliki definisi “Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
b. Retribusi Daerah
Dalam undang-undang no. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
13
Daerah memliki definisi “Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi,
adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.”
14
• Retribusi dikenakan pada tiap-tiap orang atau badan yang menggunakan jasa
yang disiapkan oleh daerah.
• Tujuan utama ialah untuk dapat mengisi kas negara atau juga kas daerah guna
memenuhi kebutuhan rutinnya.
• Tarif Retribusi Jasa Umum Ini ditetapkan dengan cara memperhatikan biaya
penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan,
serta harga efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut. Biaya tersebut
dimaksud meliputi biaya operasi serta juga pemeliharaan, biaya bunga, serta
biaya modal.
• Tarif Retribusi Jasa Usaha Ini didasarkan dari tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang layak. Keuntungan yang layak ini merupakan keuntungan
yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha itu dilakukan dengan secara efisien
serta juga berorientasi pada harga pasar.
15
• Tarif Retribusi Perizinan Tertentu Ini didasarkan dari tujuan untuk menutup
sebagian atau juga seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang
bersangkutan. Biaya dari penyelenggaraan pemberian izin tersebut melingkupi
dari pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penata usahan, serta
penerbitan dokumen izin dan juga biaya dampak buruk dari pemberian izin
tersebut.
16
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan.
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
17
Menurut UU No. 28 tahun 2009 tetntang pajak daerah dan retribusi daerah
menyatakan bahwa subjek retribusi daerah terbagi atas
a. Subjek retribusi jasa umum (pasal 125) adalah orang pribadi/ badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
b. Subjek retribusi jasa usaha (pasal 139) adalah orang pribadi/badan yang
mengunakan/menikmati pelayanan jasa usaha bersangkutan.
2.1.3.7. Objek retribus daerah (undang-undang no. 28 tahun 2009) terdiri atas :
a. Objek Jasa umum (Pasal 109) pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan 16 pemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b. Objek Jasa usaha (Pasal 126) pelayanan yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
c. Objek jasa perizinan (pasal 140) pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah
daerah kepada orang peribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan
dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu demi melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
18
perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan ruang wilayah.
Menurut Lasse (2014:4) pelabuhan diartikan juga sebagai area tempat
kapal dapat melakukan kegiatan pemuatan atau pembongkaran kargo, termasuk
dalam area dimaksud suatu lokasi dimana kapal dapat antri menunggu giliran atau
tunggu perintah aktivitas. Dapat pula diartikan sebagai terminal dan area dimana
kapal-kapal memuat atau membongkar muatan di dermaga, di lokasi labuh, di bui
pelampung atau sejenisnya dan mencangkup perairan tempat menunggu giliran
mendapatkan pelayanan. Menurut Sasono (2012:49) pelabuhan adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan, pelayanan dan
kegiatan penunjang pelabuhan, serta sebagai tempat transportasi.
Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009,
pelabuhan adalah tempat terdirinya atas daratan dan atau perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pengusaha yang dipergunakan sebagai
tempat bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar buat barang, berupa
terminal dan tempat berlabu kapal yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra atau antar moda transportasi.
Peraturan Daerah yang di keluarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) beserta Bupati Kabupaten Simeulue, Qanun Daerah No. 27
Tahun 2017 tentang Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, pasal 1 ayat 9 menyatakan
bahwa Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan adalah pelayanan jasa kepelabuhanan,
termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki dan
atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Retribusi pelayanan kepelabuhan yang
selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas jasa pelayanan jasa
kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan yang disediakan
dimiliki, dan di kelola oleh pemerintah daerah (Mader, 2018). Dari definisi di atas
disimpulkan bahwa retribusi pelayanan kepelabuhanan adalah pendapatan yang
diperoleh dari pungutan pengguna jasa kepelabuhanan yang di sediakan, dimiliki
19
dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah. Retribusi pelayanan kepelabuhan
tersebut kemudian akan menjadi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
termasuk kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
20
bersama. maka kontribusi disini dapat berarti sebagai sumbangan yang diberikan
oleh Retribusi Pasar terhadap besarnya Retribusi Daerah.
Effective merupakan Bahasa inggris dari efektif yang berarti sesuatu yang
dilakukan berhasil, ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan
(Moridu, 2017) atau disimpulkan dengan seberapa jauh tercapainya suatu target
yang telah ditentukan sebelumnya (Yuliastuti & Dewi, 2017). Target retribusi yaitu
suatu jumlah yang telah ditentukan dan harus tercapai selama setahun anggaran
(Rosa, 2012 dalam Yoduke & Ayem, 2015). Efektivitas retribusi daerah merupakan
perbandingan antara realisasi dan target penerimaan retribusi daerah, agar dalam
melakukan pungutan dapat digunakan sebagai ukuran kebarhasilan (Puspita &
Rohman, 2014).
21
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
22
2. Berdasarkan hasil pengujian dan
perbandingan nilai hitung t dan
nilai tabel t, dengan nilai 5,0604 >
2,1319, diketahui bahwa terdapat
hubungan yang berarti (signifikan)
antara retribusi pelayanan
kepelabuhan dengan pendapatan
asli daerah.
23
korelasi sebesar 0,930** dan
signifikansi sebesar 0,007 < 0,05.
Sesuai dengan hasil analisis,
koefisien korelasi retribusi
pelayanan kepelabuhanan bernilai
positif yaitu 0,930** maka korelasi
kedua variabel bersifat searah.
Artinya jika retribusi pelayanan
kepelabuhanan tinggi maka
pendapatan asli daerah juga tinggi.
Berdasarkan hasil pengujian dan
perbandingan nilai hitung t dan
nilai tabel t, dengan nilai 5,0604 >
2,1319, diketahui bahwa terdapat
hubungan yang berarti (signifikan)
antara retribusi pelayanan
kepelabuhan dengan pendapatan
asli daerah.
JURNAL 2 Analisis Pengaruh Keberadaan Pelabuhan
Terhadap Perekonomian Di Pulau
Sulawesi
24
regional, pelabuhan pengumpan lokal
dan pelabuhan utama berpengaruh
terhadap PDRB dan pertumbuhan
ekonomi dengan model regresi
sederhana yang dilakukan diperoleh P-
Value edangkan pada daerah yang
tidak memiliki pelabuhan pengumpan
lokal, PDRB dan pertumbuhan
ekonomi rendah
2. Hal ini tentu saja sesuai dengan
penelitian yang dilakukan bahwa
Semakin banyak pelabuhan
pengumpan regional, pelabuhan
pengumpan lokal dan pelabuhan
utama, maka semakin meningkat nilai
PDRB dan pertumbuhan ekonomi di
daerah tersebut karena proses
transportasi barang dan jasa yang baik
dan lancar akan mengakibatkan tingkat
kesejahteraan penduduknya merata.
25
sebagai penyeberangan masyarakat
daerah setempat.
26
Dengan model regresi sederhana
yang dilakukan diperoleh R Square
sebesar = 0,01098% artinya bahwa
sebesar 1.1098% pelabuhan
tersebut tidak berpengaruh besar
terhadap PDRB dan pertumbuhan
ekonomi.
JURNAL 3 Kontribusi Retribusi Pasar Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Di Kabupaten Barru
Khairunnisa N. 2021. Program Studi
Ekonomi Pembangunan, Fakultas
PENULIS, TAHUN TERBIT
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah
VARIABEL PENELITIAN 1. Retribusi Pasar
2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
METODE 1. Identifikasi system penerimaan
retribusi pasar
2. Analisis laju pertumbuhan retribusi
pasar Analisis kontribusi
HASIL Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif dengan
menyajikan data mengenai data
retribusi pasar dan data pendapatan asli
daerah. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa tingkat
pertumbuhan penerimaan retribusi
pasar Kabupaten Barru selama lima
tahun anggaran yaitu dari tahun
anggaran 2015-2019 adalah tidak
berhasil dan kontribusi retribusi pasar
27
terhadap peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) selama priode tersebut
masih kurang berkontribusi. Hal ini
dikarenakan pemerintah khususnya
kolektor pasar belum maksimal dalam
pengelolaan retribusi pasar.
KESIMPULAN 1. Kontribusi retribusi pasar terhadap
pendapatan asli daerah (PAD) Dinilai
berkontribusi namun hanya sebesar
1,85%. Di mana, berdasarkan kriteria
dan indikator penilaian yang dipakai
menjelaskan bahwa kontribusi
tersebut dinilai masih kurang, karena
kontribusi rata-ratanya berada
dibawah 2%.
2. Tingkat pertumbuhan penerimaan
retribusi pasar Kabupaten Barru
selama lima tahun anggaran yaitu dari
tahun anggaran 2015-2019 adalah
befluktuasi dengan rata-rata sebesar
9,74%. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan pemerintah dalam
meningkatkan dan mempertahankan
penerimaan pendapatan asli daerah
disektor retribusi pasar adalah tidak
berhasil.
28
VARIABEL PENELITIAN 1. Retribusi Pasar
2. Retribusi Daerah
3. Pendapatan Asli Daerah
METODE 1. Pengumpulan data primer dan
sekunder
2. Analisis data
3. Penarikan kesimpulan
HASIL Efektifitas penerimaan Retribusi Pasar
pada tahun 2009 realisasi retribusi
pasar belum mencapai target dengan
presentase 73%, pada tahun 2010
menurun dengan presentase 68%, pada
tahun 2011 dengan presentase 69.5%
(meningkat 1,5%) pada tahun 2012
pun belum mencapai target, menurun
menjadi 64% namun pada tahun 2013
melampau target dengan presentase
111%, maka tingkat efektifitas
retribusi pasar pada tahun 2009-2012
masih belum efektif sedangkan tahun
2013 sudah sangat efektif karena telah
mencapai presentasi lebih dari 100%.
29
berarti dalam pembiayaa penyelenggaraan
pemerintahan.
JURNAL 5 Pengaruh Retribusi Pelayanan
Kepelabuhan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Bulungan
Tahun 2007-2013
Peri Mader. 2018. Fakultas Ekonomi
PENULIS, TAHUN TERBIT
Pembangunan. Universitas Kaltara
VARIABEL PENELITIAN 1. Retribusi pelayanan kepelabuhan
2. Pendapatan Asli Daerah
METODE 1. Melakukan pengumpulan data primer
dan sekunder
2. Melakukan analisis
HASIL 1. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
Kabupaten Bulungan dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaen
Bulungan selama tahun 2007 – 2013
memiliki hubungan sebesar 0.449 atau
44,9% berdasarkan perhitungan
koefisien (r)
2. Retribusi Pelayanan Keplabuhanan
Kabupaten Bulungan memiliki
hubungan yang tidak signifikan
terhadap Pendapata Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Bulungan selama
tahun 2007- 2013
3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dikabupaten bulungan selama setahun
2007-2013 dimana Retribusi
Pelayanan Kepelabuhanan hanya
memberi sebesar 19,5%, sedangkan
80,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang artinya adanya sumber yang
30
lebih besar yang berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupate
Bulungan selama tahun 2007-2013
KESIMPULAN Meskipun tingkat hubungan Retribusi
Pelayanan Kepelabuhanan terhadap
Pendapatan Asli Daerah sedang dan
memiliki hubungan yang tidak
signifikan selama 7 tahun terakhir ini
tetapi Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan yang merupakan salah
satu sumber Pendapatan Asli Daerah
juga memiliki pengaru yang positif
terhadap penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bulungan. Karena
itu diharapkan pemerintah Daerah
Kabupaten Bulungan lebih
memperhatikan dan melakukan upaya
agar dapat terus meningkat Retribusi
Pelayanan Kepelabuhanan di
Kabupateb Bulungan.
31
Grand Theory Financial Management
Kuantitatif
Applied Theory
Kuantitatif
Mix Method
Pendapatan Asli Daerah Retribusi daerah Efektifitas Retribusi Daerah Kontribusi Retribusi Daerah
Gambar 3
Diagram Teori Penelitian
Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan
Gambar 4
Paradigma Penelitian
32
XI.1 XI.1
Pendapatan Asli
Retribusi Daerah
XI.2 Daerah XI.2
XI.3
XI.3
Retribusi
Pelayanan
Kepelabuhanan
Gambar 5
Model Struktural
33
Variabel Dimensi Indikator
mayat
Retribusi pasar
Retribusi pengujian kendaraan bermotor
Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
Retribusi penggantian biaya cetak peta
Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus
Retribusi pengelolan limbah cair
Retribusi pelayanan tera ulang
Retribusi pelayanan pendidikan
Retribusi penggendalian menara telekomunikasi
Retribusi pemakaian kekayaan daerah
Retribusi pasar grosir/pertokoan
Retribusi tempat pelelangan
Retribusi terminal
Jasa Usaha Retribusi tempat parkir khusus
Retribusi tempat penginapan/persinggahan/villa
Retribusi rumah potong hewan
Retribusi pelayanan kepelabuhanan
Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
Retribusi izin mendirikan bangunan.
Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol.
Retribusi Perizinan Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol.
Retribusi izin trayek.
Retribusi izin usaha perikanan.
Efektifitas Retribusi Daerah Anggaran capaian Penerimaan Retribusi Pelayanan
Target Penerimaan
1. Yuniarti R, 2021 Kepelabuhanan yang telah ditentukan Pemerintah
Retribusi
2. Sisca, Habel T, 2019 Daerah
Realisasi Realisasi Anggaran Penerimaan Retribusi Pelayanan
Penerimaan Kepelabuhanan yang telah ditentukan Pemerintah
Retribusi Daerah
Kontribusi Retribusi Daerah Realisasi Realisasi Anggaran Penerimaan Retribusi Pelayanan
1. Yuniarti R, 2021 Penerimaan Kepelabuhanan yang telah ditentukan Pemerintah
2. Sisca, Habel T, 2019 Retribusi Daerah
Realisasi PAD Realisasi Anggaran PAD
34
Lingkup Penelitian Bidang yang Diteliti Posisi Penelitian
Kontribusi Pelayanan
Kepelabuhanan terhadap
PAD (Ikhlasul A, 2022)
Undang-Undang No.33
Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
Pendapatan Asli
Daerah Pengaruh Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan terhadap
PAD, (Peri M 2018)
Kebaruan hal-hal yang
diteliti : sumber-sumber PAD
dan substansi PAD
Kontribusi Pelayanan
Kepelabuhanan terhadap
PAD (Ikhlasul A, 2022)
36
arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan
keamanan dalam berlayar, tempat perpindahan intri dan atau antar moda
serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap
memperhatikan ruang wilayah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi
2. Wawancara
37
3.5. Tahapan dan Teknik Analisis Data.
1. Peneliti akan mengumpulkan data serta mencatat semua data sesuai dengan
dokumentasi dan wawancaa mengenai pemungutan retribusi pelayanan
kepelabuhanan
2. Dari data target dan realisasi peneliti akan memasukan menggunakan analisis
kontribusi, efektifitas dan efesiensi retribusi pelayanan kepelabuhanan dalam
peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
38
Tabel 3.1 Klasifikasi Pengukuran Kontribusi
10,10 %- 20 % Kurang
20,10 %- 30 % Sedang
40,10 %- 50 % Baik
39
Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Nilai Efektifitas Retribusi Daerah
90-100% Efektif
Kurang dari 60
Tidak Efektif
%
Sumber : Renggo,Yuniarti tahun 2021
40
Kriteria dalam menilai Efesiensi retribusi daerah adalah sebagai berikut:
Kurang dari 60
Tidak Efektif
%
41
DAFTAR PUSTAKA
Amal, I. (2022). Analisis dan Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan. Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat, 1-27.
Aryanto, P. B. (2020). Efektivitas Dan Pertumbuhan Retribusi Tambat Labuh Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
Kota Tegal. Program Studi D-III Akuntansi Politeknik Harapan Bersama, 1-5.
Habel Taime, S. (2019). Analisis Peranan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Mimika. Jurnal Kritis Volume III Nomor ISSN 2579-7875, 2-13.
Inggriani Elim, D. D. (2014). Penerimaan Retribusi Pasar Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah. Jurnal EMBA Vol.2 ISSN 2303-1174 , 1091-1099.
Mader, P. (2018). Pengaruh Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Bulungan Tahun 2007-2013. Universitas Kaltara Fakultas
Ekonomi Pembangunan, 1-23.
Mujibussalim, Muhammad Fakhziatuddin Mahdi Syahbandir;. (2018). Efektifitas Retribusi
Terminal Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Law Jurnal Vol. 2(1) ISSN : 2580-
9059, 134-136.
Pagiu, C. (2020). Analisis Efektifitas Penerimaan Retribusi Jasa Usaha dan Kontribusinya
Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Economix Volume 8,
2-6.
Renggo, Y. R. (2021). Efektifitas dan Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD di Kabupaten
Sumba Timur. Jurnal Ekonomika, Volume 12 Nomor 2 e-ISSN 2685-2977, 141-146.
Samosir, M. S. (2019). Analisis Potensi, Efektifitas dan Efesiensi Retribusi Terminal Pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Sikka. Jurnal Projemen UNIPA Maumere ISSN : 2354-7898, 65-
74.
Sri Ayem, R. (2015). Analisis Efektifitas, Efesiensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Serta
Kontribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bantul Tahun 2009-2014.
JURNAL AKUNTANSI VOL.3 NO.2 , 31-34.