Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

ANALISIS PERANCANGAN PADA UMKM KURSI JEPARA


(Studi Kasus UMKM Kursi Jepara Desa Boidu)

OLEH :

MUH. TAUFIK (561419010)

PRODI S1-TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segala karunia
serta nikamatnya yang senantiasa memberikan segala nikmat dan karunianya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Alhamdulillah tugas Uas dengan judul “ANALISIS

PERANCANGAN PADA UMKM KURSI JEPARA ” yang disusun


untuk memenuhi tugas Uas Perancangan Tata Letak Fasilitas Universitas Negeri
Gorontalo.

Penulis sangat menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada:

1. Idham Halid Lahay ST., M.sc., IPM selaku dosen pengampuh mata kuliah
Perancangan Tata Letak Fasilitas

Penulis menyadari bahwa tugas uas ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Akhir
kata, penulis berharap tugas uas ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membacanya khususnya bagi penulis.

Gorontalo, 06 Juni 2022

MUH. TAUFIK
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kursi ialah benda yang digunakan sebagai perabotan rumah yang
berfungsi sebagai tempat duduk. Pada dasarnya kursi memiliki 4 kaki yang
digunakan untuk menopang berat tubuh di atasnya. Kursi merupakan sebuah
furniture yang biasa dijadikan sebagai tempat atau duduk. Pada umumnya kursi
juga di bagi dalam beberapa macam, menurut jenis bahannya terdiri dari kayu,
plastik, dan besi stainless.

UMKM Kursi Jepara adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang industri
mebel pembuatan kursi dan meja. UMKM Kursi Jepara terletak di Desa Boidu,
Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, maka
diperlukannya analisis perancangan tata letak fasilitas dan material handling yang
lebih lanjut. Pada penelitian ini penyusun mengambil UMKM Kursi Jepara
sebagai materi yang akan dijadikan sebagai tugas UAS Perancangan Tata Letak
Fasilitas .

1.2 Rumusan Maslah


1. Menentukan Lokasi UMKM ?
2. Bagaimana analisis layout sebelum dan sesudah yang dihasilkan?
3. Bagaimana menganalisis Activity Relationship Chart (ARC), Activity
Relationship Diagram (ARD)?
4. Bagaimana menganalisis From To Chart (FTC)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Lokasi UMKM yang akan di teliti.
2. Mengetahui hasil analisis layout setelah perbaikan..
3. Mengetahui hasil dari ARC dan ARD.
4. Mengetahui hasil dari FTC.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha yang dirintis
dan dikelola oleh pengusaha yang memiliki asset kurang dari 200 juta Rupiah,
dihitung dari laba tahunan. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara dan
perkembangan usaha UMKM di Indonesia mendukung pergerakan pembangunan
serta perekonomian Indonesia. UMKM merupakan usaha yang dinamis dan
mampu bertahan dalam kondisi perkonomian Negara yang sedang berat, termasuk
pada saat perekonomian negara Indonesia terdampak Covid 19.(Rachmawati &
Widowati, 2021)

2.2 Layout Tata Letakk


Layout tata letak adalah sebuah ilmu yang digunakan mengatur peralatan,
mesin dalam menciptakan area kerja yang efektif, efesien dan aman serta
ergonomis. Layout dibuat dengan simulasi atau rancanagan design dengan
menggunakan software seperti Autocad dibuat dalam bentuk gambar mini dengan
memakai ukuran sesuai dengan aslinnya.

2.3 Material Handling


Material handling yakni merupakan bagian yang bersifat integral dari
proses menghasilkan produk yang mencakup penyimpanan, pengepakan,
penyusutan, dan juga yakni kendaraan untuk membawa bahan baku ke divisi
packing sampai dengan produkproduk yang tersedia untuk dijual ke konsumen.
Dari penjelasan tentang pengertian tentang Material handling di atas, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa adalah kegiatan mengangkat dan mengangkut
serta meletakkan bahanbahan baku dalam kegiatan melahirkan produk yang di
lakukan dalam pabrik yang dimana kegiatan tersebut dimulai dari bahan-bahan
baku yang telah masuk diinput atau diterima di pabrik hingga dikelurkannya
barang-barang jadi sehingga siap dikirim ke market dan dapat dibeli untuk diambil
manfaatnya oleh konsumen dikenal dengan sebutan Material handling.(Lasina,
n.d.)
2.4 (Activity Relationship Chart (ARC))
ARC adalah teknik yang digunakan untuk merencanakan hubungan antara
masing-masing kegiatan yang berhubungan satu sama lain. ARC menggunakan
simbol skala prioritas sebagai penanda tingkat kedekatan. ARC dilakukan setelah
nilai dari hubungan kedekatan telah ditentukan untuk setiap fasilitas (Apple,
1990).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat ARC, antara lain :

 Daftar semua departemen pada relationship chart.


 Melakukan wawancara atau survei dengan orang dari masing-masing
departemen yang tercantum pada relationship chart dan dengan manajemen
yang bertanggung jawab untuk semua departemen.
 Tentukan kriteria untuk menetapkan hubungan kedekatan dan merinci, serta
merekam kriteria sebagai alasan untuk nilai hubungan pada relationship chart.
 Menetapkan nilai hubungan dan alasan dari setiap nilai yang diberikan untuk
setiap pasang departemen.
 Beri kesempatan bagi siapapun yang memberikan input untuk melakukan
pengembangan relationship chart dalam mengevaluasi dan mendiskusikan
perubahan yang terjadi pada grafik.

Keterkaitan aktivitas dilambangkan dengan simbol huruf . Simbol untuk


menunjukkan derajat keterkaitan aktivitas adalah sebagai berikut :

1. A = Mutlak perlu
Dua departemen tersebut mutlak untuk didekatkan agar proses operasi
berjalan dengan baik. Tidak ada alasan untuk memisahkan departemen
tersebut.
2. E = Sangat penting
Dua departemen dinilai sangat terkait, hanya saja keterkaitan hubungan
dua departemen tidak sepenting derajat keterkaitan A.
3. I = Penting
Dua departemen penting untuk didekatkan jika kondisi area
memungkinkan.
4. O = Cukup / biasa
Dua departemen yang kaitannya tidak terlalu dekat.
5. U = Tidak penting
Dua departemen tidak perlu untuk didekatkan. Hanya dalam keadaan
tertentu masih dapat ditempatkan berdampingan.
6. X = Tidak dikehendaki
Dua departemen harus dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena
kemungkinan akan mengganggu kelancaran proses operasi, baik pada masing–
masing departemen, kedua departemen sekaligus atau bahkan ada
kemungkinan dapat mengganggu kelancaran proses operasi secara
keseluruhan.
2.5 Activity Relationship Diagram. (ARD))

Activity Relationship Diagram (ARD) adalah analisa teknik yang digunakan


untuk mendapatkan gambaran tata letak ruangan terhadap ruangan lainnya. Diagram
keterkaitan kegiatan ini dibentuk dan mengacu pada analisis peta keterkaitan kegiatan
(ARC) yang telah dibuat sebelumnya(Kalijaga, 2020)

Activity Relationship Diagram(ARD) adalah diagram hubungan antara


aktivitas (departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga
diharapkan ongkos handling minimum. Dasar untuk ARD yaitu TSP. Jadi yang
menempati prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti
prioritas berikutnya. Pada saat menyusun ARD ini kemungkinan terjadinya
error sangat besar karena kita berangkat dari asumsi bahwa semua departemen
berdekatan satu sama lain. Adapun yang dimaksud error disini adalah suatu
keadaan dimana mesin-mesin(departemen-departemen) yang mendapat prioritas
satu tidak dapat menempati posisinya untuk saling berdekatan satu sama lain
tanpa ada pembatas dari departemen lain.(Rosyidi, 2018)

2.6 From To Chart (FTC)

From To Chart (FTC) kadang disebut pula sebagai trip Frequency Chart
atau Travel Chart yaitu suatu teknik konfensional yang umum digunakan untuk
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi.
Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak items yang
mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan lain-
lain. Pada dasarnya from to chart merupakan adaptasi dari “Mileage Chart” yang
umumnya dijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), angka-angka yang
terdapat dalam suatu From To Chart akan menunjukkan total dari berat beban
yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-
kombinasi dari faktor-faktor ini.(Handayani, 2018)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 UMKM Kursi Jepara


Salah satu industri atau usaha yang bergerak di bidang industri mebel
adalah UKM Kursi Jepara. Kursi Jepara merupakan salah satu UKM yang
memproduksi kursi siap pakai maupun setengah jadi. UKM ini berada di Jl.
Lomaya Desa Boidu Kabupaten Bone Bolango. Karena usaha ini masih dalam
skala UKM maka perlu pengembangan lebih lanjut guna mengoptimalkan produk
yang dihasilkan. Oleh karena itu, penyusunan tata letak fasilitas yang baik dan
benar diperlukan untuk mencapai suatu sistem produksi yang efisien dan efektif

3.2 Layout Sebelum dan Indentifikasi Masalah


 Layout Sebelum

Gambar 3.1. Layout Sebelum

 Identifikasi Masalah
1. Kondisi stasiun kerja saat tidak beraturan sehingga aliran
bahan/material tidak efisien.
2. Pengecatan masih dilakukan diruangan yang terbuka sehingga
mencemari udara dilingkungan sekitarnya. Kondisi tersebut di atas
memerlukan penanganan perbaikan dalam hal teknis penataan
ruang dan peralatan kerja (Process Lay Out) yang mengikuti aliran
atau tahapan proses produksi sehingga urutan proses dapat berurut
sesuai tahapan dari awal sampai akhir. Posisi peralatan
disesuaikan dengan posisi kerja serta jarak antara peralatan
memungkinkan pekerja atau operator dapat bekerja dengan aman dan
nyaman.
3. Tempat penyimpanan produk jadi terlalu jauh dari pintu, sehingga
ketika produk yang jadi akan keluar dari pabrik jarak pengangkatannya
jauh dan membuat beban pekerja makin besar.
3.3 Layout Sesudah dan Solusi Masalah
 Layout Sesudah/ Usualan Perbaikan

Gambar 3.2 Layout Sesudah

Berdasarkan Gambar 3.2 di atas dapat dilihat bahwa aliran produksi


berurutan berdasarkan alian produk mulai dari bahan baku, kemudian diproses,
diperiksa hingga menjadi produk jadi. Dengan kata lain bahwa tata letak tipe ini
produk dapat dikerjakan dalam satu departemen saja tanpa perlua adanya
pemindahan ke departemen lain. Tujuan dari metode ini yaitu mengurangi proses
pemindahan bahan, serta memudahkan dalam proses pengawasan karena sesuai
dengan alur produksi.

 Solusi Masalah
Menurut Susetyo et al. (2010), sistem material handling (perpindahan
aliran bahan) yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan
mengganggu kelancaran terhadap proses produksi sehingga dapat mempengaruhi
suatu sistem secara menyeluruh.
Gambar 3.3 Pola U-Shaped

Berdasarkan usulan perbaikan layout diatas maka dapat disimpulkan Pola


Aliran U-Shaped. Pola aliran bahan tata letak usulan dalam proses produksi
pembuatan kursi Jepara memiliki pola aliran berbentuk U-SHAPE. Sebab proses
produksi pengamplasan dan pengecetan terlalu jauh serta aliran produksi yang
belum tertata dengan baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Purnomo (2004)
bahwa pola aliran bentuk U digunakan jika keluar masuknya material dan produk
pada satu tempat/ satu pintu, kondisi ini memudahkan dalam pengawasan keluar
masuknya barang.

3.4 (Activity Relationship Chart (ARC))


Tabel 3.1 Ukuran Kualitatif

Warna Simbol Huruf Makna


A Mutlak perlu berdekatan

E Sangat perlu didekatkan

I Penting berdekatan

O Tidak masalah berdekatan

U Tidak perlu berdekatan

X Tidak diinginkan berdekatan


Tabel 3.2 Kode dan nama fasilitas produksi Kursi pada UMKM Kursi Jepara

Kode Nama
1 Penerimaan
2 Gudang Setengah Jadi
3 Mesin Amplas
4 Mesin Pengecetan
5 Mesin Jahit
6 Mesin Hekter Tembak
7 Finishing
Tabel 3.3 Kode dan nama fasilitas produksi Kursi pada UMKM Kursi Jepara

Kode Deskripsi
1 Penggunaan catatan secara bersama
2 Menggunakan tenaga kerja sama
3 Menggunakan space area yang sama
4 Derajat kontak personel yang sering dilakukan
5 Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
6 Urutan aliran kerja
7 Melaksanakan kegiatan kerja yang sama
8 Menggunakan peralatan kerja yang sama
9 Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakan, ramai, dll

Gambar 3.4 (Activity Relationship Chart (ARC))


3.5 Activity Relationship Diagram. (ARD))

Activity Relationship Diagram (ARD) adalah analisa teknik yang digunakan


untuk mendapatkan gambaran tata letak ruangan terhadap ruangan lainnya. Diagram
keterkaitan kegiatan ini dibentuk dan mengacu pada analisis peta keterkaitan kegiatan
(ARC) yang telah dibuat sebelumnya(Kalijaga, 2020)

Gambar 3.5 Activity Relationship Diagram. (ARD))

3.6 From To Chart (FTC)

Tabel 3.4 Data Luas Lantai Sekarang UMKM Kursi Jepara

Kode Nama Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)


1 Penerimaan 3 4 12
2 Gudang Setengah Jadi 8 6 48
3 Mesin Amplas 8 4 32
4 Mesin Pengecetan 5 3 15
5 Mesin Jahit 3 1 3
6 Pemasangan Jok 4 5 20
7 Finishing 5 5 25

Tabel 3.5 Data Luas Lantai Usulan UMKM Kursi Jepara

Kode Nama Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)


1 Penerimaan 3 4 12
2 Gudang Setengah Jadi 8 6 48
3 Mesin Amplas 8 4 32
4 Mesin Pengecetan 5 5 25
5 Mesin Jahit 3 2 6
6 Mesin Hekter Tembak 4 5 20
7 Finishing 5 5 25
Tabel 3.6 Perbandingan Jarak Lintasan Layout sekarang dan layout Usulan

No Dari Ke Jarak Layout Jarak Layout


sekarang (m) usulan (m)
A 1 2 3,5 3,5
B 2 3 2,5 2,5
C 3 4 6 6,5
D 4 5 5,5 6
E 5 6 2 2
F 6 7 3,5 3,5
G 7 1 0 0

Tabel 3.7 Flow To Chart (FTC) Sekarang

From/To 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 3,5 3,5
2 2,5 2,5
3 6 6
4 5,5 5,5
5 2 2
6 3,5 3,5
7

Tabel 3.8 Flow To Chart (FTC) Usulan

From/To 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 3,5 3,5
2 2,5 2,5
3 6,5 6,5
4 6 6
5 2 2
6 3,5 3,5
7
3.7 Layout Sekarang dan Usulan

Gambar 3.6 Layout Sekarang

Gambar 3.7 Layout Usulan


DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D. (2018). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pada Ud.
Mapan Jaya. Undergraduate Thesis, 10–27. http://repository.untag-
sby.ac.id/1399/
Lasina, R. (n.d.). ANALISIS MATERIAL HANDLING PADA PRODUKSI POT
BUNGA DI UMKM CV SURYATAMA BETON.
Rachmawati, R., & Widowati, W. (2021). Analisis Pendanaan Usaha Dan Kinerja
Usaha Umkm Batik Pekalongan. Prosiding Pendidikan Teknik Boga ….
https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/view/44546
Rosyidi, M. R. (2018). Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Metode Arc,
Ard, Dan Aad Di Pt. Xyz. WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA, 16(1), 82–95.
https://doi.org/10.36456/waktu.v16i1.1493

Anda mungkin juga menyukai