PTLF
Disusun : kelompok II
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktikum PTLF dan laporan Praktik yang berjudul
Activity Relationship Chart (ARC)
Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Florida Butarbutar, M.T, selaku Dosen PTLF, dan Kepala Prodi Teknik Industri
2. Syahri, Selaku Asisten Dosen,
3. keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, motivasi, dan perhatian yang tak pernah
berhenti sampai saat ini,
4. seluruh staf dan dosen Universitas Krisnadwipayana yang senantiasa memberikan ilmu
dan semangat dengan sepenuh hati,
5. seluruh sahabat dan keluarga Universitas Krisnadwipayana yang selalu memberikan
dukungan dan perhatian,
6. seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik bagi
penulis maupun pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya, mengingat kita manusia biasa dan tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca kami tunggu guna untuk memperbaiki laporan kami.
Kelompok II
MODUL 8.
Activity Relationship Chart (ARC)
BAB I
PENDAHULUAN
b. Asumsi Masalah
Asumsi secara umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Seluruh permintaan dianggap dapat dipenuhi
2. Kondisi mesin dianggap dalam keadaan normal
` ARC dapat dibagi dalam tiga kolom atau bagian. Kolom pertama berisi
pengelompokan aktivitas. Secara umum aktivitas-aktivitas dalam perancangan
tata letak pabrik dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu:
Secara umum tujuan Peta Hubungan Kegiatan dapat didefinisikan sebagai berikut,
yaitu teknik ideal untuk merencanakan keterakitan antara setiap kelompok kegiatan
yang saling berkaitan. ARC ini akan berhubungan dengan struktur organisasi dan
tabel-tabel perjitungan Luas Lantai.
Tujuan utama ARC adalah agar dapat diketahui hubungan kedekatan dari setiap
kelompok kegiatan dalam hal ini organisasi pabrik.
1. Kemudahan pengawasan
2. Melaksanakan pekerjaan serupa
3. Perpindahan personil
4. Aliran Informasi
5. Menggunakan catatan yang sama
6. Derajat hubungan kertas kerja
Kekurangan atau kerugian dari tata letak tipe aliran produksi ini yaitu:
1. Adanya kerusakan salah satu mesin akan dapat menghentikan aliran proses
produksi secara total.
2. Tidak adanya fleksibilitas untuk membuat produk yang berbeda.
3. Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan bagi aliran produksi.
4. Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin baik dari segi
jumlah maupun akibat "spesialisasi" fungsi yang harus dimilikinya.
b. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap (Fixed Product
Layout atau Fixed Position Layout)
Untuk tata letak pabrik yang berdasarkan proses tetap, material atau
komponen produk yang utama akan tinggal tetap pada posisi atau lokasinya
sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen
kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi atau komponen utama tersebut.
Keuntungan yang bisa diperoleh dari tata letak tipe ini antara lain:
1. Karena yang bergerak pindah adalah fasilitas-fasilitas produksi, maka perpindahan
material bisa dikurangi.
2. Bilamana pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi. maka
kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan sebaik-baiknya.
3. Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah
bisa diberikan, demikian pula untuk meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja
bisa dilaksanakan karena disini dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan
secara penuh.
4. Fleksibilitas kerja sangat tinggi, karena fasilitas-fasilitas produksi dapat
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dalam rancangan
produk, berbagai macam variasi produk yang harus dibuat (product mix) atau volume
produksi.
Kerugian yang dijumpai dalam pengaturan layout tipe ini seperti berikut:
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operator pada
saat operasi kerja berlangsung.
2. Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervisi yang
lebih umum dan intensif.
3. Adanya duplikasi peralatan kerja yang akhirnya menyebabkan space area dan
tempat untuk barang setengah jadi (work-in-process).
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam
penjadwalan produksi.
c. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk (Family Product
Layout atau Group technology Layout )
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen
yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan
langkah-langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai dan
sebagainya.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari pengaturan tata letak fasilitas produksi
tipe ini antara lain:
1. Dengan adanya pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka
akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksimal.
2. Lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material
diharapkan Iebih pendek bila dibandingkan tata letak berdasarkan fungsi atau macam
proses.
3. Berdasarkan pengaturan tata letak fasilitas produksi selama ini, maka suasana
kerja kelompok akan bisa dibuat sehingga keuntungan dari aplikasi job
enlargement juga akan diperoleh.
4. Memiliki keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dari produk layout dan
proses layout karena pada dasarnya pengaturan tata letak tipe group
technology merupakan kombinasi dari kedua tipe layout tersebut.
5. Umumnya cenderung menggunakan mesin-mesin general purpose sehingga
mestinya juga akan lebih rendah.
Kerugian atau keterbatasan dalam tipe layout ini yaitu:
1. Diperlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi untuk mengoperasikan semua
fasilitas produksi yang ada. Untuk ini diperlukan aktivitas supervisi yang ketat.
2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan pengendalian produksi
khususnya dalam hal ini menjaga keseimbangan aliran kerja yang begerak melalui
individu-individu sel yang ada.
3. Bilamana keseimbangan aliran setiap sel yang ada sulit dicapai, maka diperlukan
adanya buffers & work-in-process storage. Kesempatan untuk bisa mengaplikasikan
fasilitas produksi tipe special purpose sulit dilakukan.
d. Tata Letak Fasilitas Bcrdasarkan Fungsi atau Macam Proses
(Functional atau Process Layout)
Tata letak berdasarkan macam proses, sering dikenal dengan proses
atau functional layout adalah metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin
serta peralatan produksi yang memiliki tipe atau jenis yang sama kedalam satu
departemen. Dasar pertimbangan yang bisa diambil dalam menentukan tata letak yang
berdasarkan tipe ini yaitu:
1. Produk yang dari banyak tipe/model yang khusus.
2. Volume produk yang dalam jumlah kecil dan dalam jangka waktu yang relatif
singkat pula.
3. Aktivitas motion & time study sulit sekali dilaksanakan karena jenis pekerjaan
berubah-ubah. Sulit untuk mengatur keseimbangan kerja antara operator dan mesin.
4. Memerlukan pengawasan yang banyak selama langkah-Iangkah operasi sedang
berlangsung.
5. Satu tipe mesin dapat melaksanakan lebih dari satu macam operasi kerja, untuk itu
mesin umumnya dipilih tipe general purpose.
6. Material dan produk terlalu berat dan sulit untuk dipindah-pindahkan.
7. Banyak memakai peralatan berat dan memerlukan perawatan khusus
Keuntungan penggunaan layout ini yaitu:
1. Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan atau peralatan produksi
lainnya, karena disini yang dipergunakan adalah mesin yang umum (general purpose).
2. Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan
berbagai macam jenis dan model produk. Pendayagunaan mesin tentu saja akan
tampak lebih maksimal.
3. Kemungkinan adanya aktivitas supervisi yang lebih baik dan efisien melalui
spesialisasi pekerjaan.
4. Pengendalian dan pengawasan akan lebih mudah dan baik terutama untuk
pekerjaan yang sukar dan membutuhkan ketelitian tinggi.
5. Mudah untuk mengatasi breakdown dari pada mesin yaitu dengan cara
memindahkannya ke mesin yang lain tanpa banyak menimbulkan hambatan-hambatan
signifikan. Kerugian atau batasan dari aplikasi layout tipe ini yaitu:
1. Karena pengaturan tata letak mesin tergantung pada macam proses atau fungsi
kerjanya dan tidak tergantung pada urutan proses produksi, maka hal ini
menyebabkan aktivitas pemindahan material.
2. Adanya kesulitan dalam hal menyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi
yang ada akan memerlukan penambahan space area untuk work-in process storage.
3. Pemakaian mesin atau fasllitas produksi tipe general purpose akan menyebabkan
banyaknya macam produk yang harus dibuat menyebabkan proses dan pengendalian
produksi menjadi kompleks.
4. Tipe layout by process biasanya diaplikasikan untuk kegiatan job-order yang mana
banyaknya macam produk yang harus dibuat menyebabkan proses dan pengendalian
produksi menjadi lebih kompleks.
`5. Diperlukan skill operator yang tinggi guna menangani berbagai macam aktivitas
produksi yang memiliki variasi besar.
U-Shap
Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki
bahwa akhir dari proses produksinya. Hal ini akan lebih mempermudah pemanfaatan
fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar
masuknya material dari dan menuju pabrik. Apabila garis aliran bahan relatif panjang,
maka pola U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola
aliran bahan tipe Zig-zag.
3.6 kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
kesimpulan penelitian ini yaitu;
3.7 Saran