Anda di halaman 1dari 27

ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA II

PETA KERJA
Dosen pengampu: RAHMATULLAH, S.T., M.T

Disusun Oleh:
Kelompok 6 (enam):

1. Rizal Fahmi
2. Riyan Bahtiar
3. Bima Agustian
4. Salimin
5. Putri Cahyani
6. Yudha Ardi Wina
7. Ogi Saputra

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2024
ABSTRAK

Dalam melakukan setiap pekerjaan, seorang pekerja yang baik harus


mampu menciptakan suatu sistem kerja yang optimal dalam melakukan
pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat menghasilkan produk dengan biaya
minimum namun kualitas maksumum. Selain itu, pekerja bisa melakukan
perbaikan sistem kerja yang lebih baik dari sistem kerja yang telah ada
sebelumnya atau memilih sistem kerja yang paling baik dari beberapa sistem
kerjam yang telah diajukan dengan mempelajari perancangan sistem kerja
supaya tujuan utama ketika bekerja dapat dicapai.

Peta-peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis


guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Lewat peta-peta
ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu
benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi
mesin, pemerikasaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi,
baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha penyayang lagi maha mengetahui
segala sesuatu yang tidak pernah di ketahui oleh hambannya. Kami harus
bersyukur hanya karena pertolongan dan karunia-Nya laporan hasil
praktikum kelompok kami, dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tampa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu sampai
terselesainya laporan penelitian ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Dosen penggampu mata kuliah Ergonomi & Perancangan Sistem
Kerja,II BAPAK ASEP RAHMATULLAH S.T,M.T. yang telah
membimbing kami dalam penyusun laporan praktikum ini dan teman-teman
serta seluruh anggota kelompok 6 yang telah membantu dan membimbing
dalam pembuatan laporan praktikum ini. Semoga amal kebaikan bapak
dilipat gandakan oleh Allah SWT. “Tiadalah balasan bagi setiap perbuatan
yang baik kecuali kebaikan pula (pahala)” (Q.S. Ar-Rahmaan: 60).
Terakhir penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dibuat
masih jauh dari kata sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai
aspek. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan laporan penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Amiin.

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb

Serang, Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak...................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1............................................................................................................ Latar Belakang
1.2............................................................................................................ Rumusan Masalah
1.3............................................................................................................ Batasan Masalah
1.4............................................................................................................ Tujuan Praktikum
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Peta Kerja.................................................................
2.2. Lambang-lambang Peta Kerja...................................................
2.3. Macam-Mcam Peta Kerja..........................................................
2.3.1. Peta Proses Operasi (OPC)......................................................
2.3.2. Peta Aliran Proses (FPC).........................................................
2.4. Perbedaan Peta Aliran Dan Peta Proses Operasi.....................
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. FlowChart....................................................................................
3.2. Keterangan Flow Chart..............................................................
3.2.1. Pemilihan Sampel Praktikum.................................................
3.2.2. Melakukan Pengumpulan Data..............................................
3.2.3. Pengolahan Data.......................................................................
3.2.4. Analisa Dan Pembahaan..........................................................
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data......................................................................
4.2. Pengolahan Data..........................................................................
4.2.1. Peta Kerja Keseluruhaan........................................................
4.2.1.1 Peta Proses Operasi (OPC)....................................................
4.2.1.2 Peta Aliran Proses (FPC).......................................................
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAAN
5.1. Analisa Peta Kerja Keseluruhan...................................................
5.1.1. Analisa Peta Proses Operasi (OPC)...........................................
5.1.2 Analisa Peta Aliran Proses (FPC)……………………………...
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam menjalankan suatu kegiatan produksi barang atau jasa, seringkali ditemukan
aktivitas/ gerakan-gerakan kerja yang sifatnya tidak produktif. Aktivitas atau metode kerja
yang tidak efisien perlu dieliminir supaya kita bisa mendapatkan waktu operasi penyelasaian
pekerjaan yang lebih singkat dan hasil yang diperoleh optimal. Berdasarkan keadaan tersebut
maka perlu dilakukan suatu analisa untuk mencari, mengembangkan dan menerapkan metode
kerja yang lebih efektif dan efisien. Peta-peta untuk menganalisa kerja keseluruhan
merupakan peta yang bisa mengungkapkan keadaan nyata suatu proses secara keseluruhan
yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk menganalisa proses kerja yang
berlangsung. Sedikit berbeda dengan peta-peta analisa kerja sebelumnya, maka peta kerja
untuk menganalisa kegiatan yang dilaksanakan dalam satu stasiun kerja yang akan digunakan
untuk menganalisa dan memperbaiki proses kerja yang ada dalam suatu stasiun kerja,
sehingga tercapai suatu keadaan ideal untuk kegiatan tersebut, ada 3 macam petapeta kerja
guna menganalisa kerja setempat, yaitu :
1. Peta Pekerja dan Mesin ( man and machine process chart )
2. Peta Kelompok Kerja ( gang process chart )
3. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri (Right And Left Process Chart)
Elemen therblig adalah penggolongan elemen kerja ke dalam beberapakelompok elemen,
yang diperkenalkan pertama kali oleh Gilbert. Elemen therblig ini berkaitan dengan
pembuatan peta tangan kanan dan tangan kiri. Peta tangan kiri -tangan kanan adalah peta
kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisis gerakantangan operator dalam
melakukan pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua kegiatan
ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara
detail sesuai dengan elemen therblig yang membentuk gerakan tersebut. Pada peta kerja kali
ini kami akan menganalisa video tentang perakitan pulpen. Nantinya kami akan menganalisa
elemen apa saja yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Setelah itu akan diketahui
apakah ada time delay pada perakitan pulpen tersebut atau tidak.
Oleh karena itu diadakan praktikum peta kerja kanan kiri yang bertujuan agar kita mampu
membuat peta kerja tangan kanan dan tangan kiri, menghitung waktu standart, waktu standart
line dan output standart. Selain itu agar kita sebagai calon ahli K3 dapat merancang metode
kerja baru yang lebih sistematis dan efisien.
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, didapatkan hasil maka rumusan perancangan
yang dapat diambil bagaimana membuat suatu proses produksi yang lebih efsien.
1.3 Batasan Masalah
Batasan Penelitian Pembuatan laporan praktikum ini diperlukan pembatasan masalah
agar hal-hal yang dibahas pada laporan ini tidak menyimpang dari materi yang diberikan
pada saat praktikum. Adapun batasan-batasan masalah tersebut meliputi:
1. Produk yang dibuat adalah Tahu putih
2. Peta kerja yang dibuat adalah OPC, FPC.
3. Perbaikan yang dilakukan adalah perbaikan urutan proses dan metode kerja.

1.4 Tujuan Praktikum


Tujuan perancangan ini adalah untuk merancang metode kerja baru yang lebih
sistematis dan efesien.
1. Mampu membuat dan mem-breakdown elemen kerja.
2. Mampu membuat peta tangan kanan dan tangan kiri.
3. Mampu merancang metode kerja baru yang lebih sistematis dan efisien
4. Memahami dan mampu melakukan perhitungan keseimbangan lintasan terhadap
metode kerja baru untuk memperbaiki waktu produksi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan

Prinsip ini dapat digunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi
dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung
secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.

1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan anggota tubuh manusia :
 Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasandalam
melaksanakan gerakan kerja.
 Bila mungkin kedua tangan harus memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam
waktu yang bersamaan.
 Kedua tangan jangan menganggur pada saat yang bersamaan.
 Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
 Untuk menyelesaikan pekerjaan, hanya bagian-bagian tubuh yang memang diperlukan
ajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga.
 Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan.
 Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada
bidangyang enyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus2.
2. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung
 Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk
semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin)
Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman
dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari.
 Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
urut-urutan gerakan yang terbaik.
 Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia
sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman.
 Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara,
dan lain-lain harus diperhatikan benar-benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang
lebih baik.
3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan
 Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan manual apabila hal tersebut dapat dilaksanakan
dengan peralatan kerja.
 Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagaimacam
kerja sekaligus.
 Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk
memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah
payah mencari-cari.
 Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu, maka beban untuk masing-masing
jaritersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki
olehmasing-masing jari.
2.2 Pengertian dan Jenis Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas, (biasanya kerja produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk
bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin , pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana,
2006).
Menurut Wignjosoebroto (1995), pada dasarnya peta kerja dapat dibagi dalamdua
kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:a)
a) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja
keseluruhan,apabila kegiatan kerja melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas
yang diperlukanuntuk membuat produk yang bersangkutan. Yang termasuk
kelompok kegiatan kerjakeseluruhan adalah:
 Peta Proses Operasi
 Peta Aliran Proses
 Peta Proses Kelompok Kerja
 Diagram Aliran
b) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat,
apabilakegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya
melibatkanorang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Yang termasuk kelompok
kegiatan kerjasetempat:
 Peta Kerja dan Mesin
 Peta Tangan Kiri dan Tanagan Kanan

2.3 Peta Tangan Kanan dan Kiri


Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakanuntuk
menemukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yangdiperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semuagerakan-gerakan saat
bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiridan tangan kanan, juga
menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan
kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Dalam membuat peta operator akan lebih efektif
kalau hanya 8 elemen gerakan Therbligh berikut ini yang digunakan, yaitu Reach (RE),
Use (U), Grasp (G), Release (RL),Move (M), Delay (D), Position (P), Hold (H).

2.3.1 Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiunkerja,
sebagaimana peta-peta yang lain, peta ini pun mempunyai kegunaan yang lebihkhusus.
Adapun kegunaan dari peta tangan kiri dan tangan kanan, yaitu diantaranya:
a. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
b. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan
tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
c. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
d. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.
Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu mengangguryang
dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandinganantara tugas
yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukansuatu pekerjaan.

2.4 Gerakan – Gerakan Therblighs

Frank B. Gilbreth dan Istrinya: Meneliti 17 gerakan dasar (17 elemen gerakan
therblig). Sebagian besar merupakan gerakan dasar tangan. Penekanan utama dari studi
gerakan adalah meningkatkan produktivitas pekerjaan yang berulang, banyak menggunakan
tangan yang banyak ditemukan pada indsutri manufaktur dan perakitan. Studi gerakan
ditekanankan pada mengurangi waktu normal dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada lingkungan
kerja, studi gerakan mengurangi biaya (biaya pengobatan dan kehilangan waktu) akibat
kecelakaan kerja.

1. Mencari (Search) lambangnya ‘SH’


Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar operator untuk menemukan lokasi
objek, menggunakan mata.

2. Memilih (select) lambangnya ‘ST’


Gerakan ini untuk menemukan suatu objek yang tercampur menggunakan tangan dan
mata, baru berhenti bila objek sudah ditemukan.

3. Memegang (graps) lambangnya ‘G’


Gerakan ini untuk memegang objek, biasanya didahului dengan gerakan menjangkau dan
dilanjutkan dengan gerakan membawa.

4. Menjangkau (Reach) lambangnya ‘RT’


Gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi
objek.

5. Membawa (move) lambangnya 'M'


Gerakan berpindah tangan dimana tangan dalam keadaan dibebani.

6. Memegang untuk memakai (hold) lambangnya ‘H’


Gerakan ini Memegang tanpa menggerakan objek yang sedang dipegang.

7. Melepas (release) lambangnya ‘RL’


Terjadi ketika operator melepaskan objek yang dipegangnya. Berawal dari operator mulai
melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya tidak menyentuh objek
lagi.

8. Mengarahkan (position) lambangnya ‘P’


Didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit (assembling).
Misalnya memutar, menggeser ketempat yang diinginkan dan berakhir pada saat objek
sudah dirakit atau mulai dipakai.

9. Mengarahkan sementara (preposition) lambangnya ‘PP’


Elemen gerak menuju pada tempat sementara. Tujuan mengarahkan sementara adalah
memudahkan pemegangan apabila objek akan dipakai kembali.

10. Pemeriksaan (inspect) lambangnya ‘I’


Pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat
tertentu atau belum.

11. Perakitan (assamble) lambangnya ‘A’


Gerakan untuk menghubungkan satu objek dengan objek lain sehingga menjadi satu
kesatuan.

12. Lepas rakit (dissamble) lambangnya ‘DA’


Dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan

13. Memakai (use) dilambangkan dengan ‘U’


Bila satu tangan atau kedua tangan digunkan untuk menggunakan alat.

14. Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (un avoidable delay) dilambangkan dengan
‘UD’
Kelambatan disini maksudnya adalah kelambatan yang terjadi diluar kemampuan
pengendalian operator.

15. Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay) dilambangkan dengan ‘AD’
Disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh operator baik
disengaja maupun tidak.

16. Merencana (plan) lambangnya ‘Pn’


Merupakan proses mental dimana operator berfikir untuk menentukan tindakan yang akan
diambil selanjutnya.

17. Istirahat untuk menghilangkan fatique (rest to overcome fatique) lambangnya‘R’


Terjadi pada setiap siklus kerja tetapi secara periodik waktu untuk memulihkan kembali
kondisi badan dari rasa fatique sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis
pekerjaannya tetapi juga karena operator.
Gagasan mengefektifkan penerapan Therblig muncul dari seorang
konsultan “Methods Engineering” ternama dari Jepang, yaitu Mr. Shigeo
Shingo. Ia mengklasifikasikan Therblig yang telah dibuat oleh Gilbreth menjadi 4
kelompok yakni sebagai berikut:
a. Kelompok gerakan utama Elemen-elemen gerakan yang bersifat memberi nilai tambah
termasuk didalamnya, yaitu assemble, disassemble dan use.
b. Kelompok gerakan penunjang Elemen-elemen gerakan yang kurang memberikan nilai
tambah, namun diperlukan. Terdiri dari elemen gerakan reach, grasp, move dan released
load.
c. Kelompok gerakan pembantu Elemen-elemen gerakan yang tidak memberikan nilai
tambah dan memungkinkan untuk dihilangkan. Elemen-elemen gerakan yang termasuk
didalamnya, yaitu search, select, position, hold, inspection dan pre-position.
d. Kelompok gerakan luar Elemen-elemen gerakan yang sama sekali tidak memberikan
nilai tambah,sehingga sedapat mungkin dihilangkan. Terdiri dari elemen gerakan rest
toovercome fatigue, plan, unavoidable delay dan avoidable delay.

2.5 Pengukuran waktu kerja tak langsung : MTM dan MOST

A. Metode time measurement (MTM)

Pengukuran Waktu Metoda (Methods-Time Measurement) adalah suatu sistem penetapan


awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari
suatu operasi kerja industri yangdirekam dalam film.
Sistem ini didefenisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau
metoda kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk
melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan stantard waktu dari masing-masing
gerakan tersebut berdasarkan ,macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang
ada.
The data for the development of MTM was obtained from motion pictures (using
mechanical cameras) of skilled workers performing a wide range of motions.
Each motion was separately defined and tabulated for setting the standard times, MTM
was accepted as a standard method in many countries all over the world
MTM-1– the basic MTM module
Basic time unit: TMU = time Measurement Unit
1 TMU = 0.00001 hour
= 0.0006 min
= 0.036 sec
Elemen dasar
 Reach (R): move the hand or finger to a destination – affected by the length of the
motion and the type of reach
 Move (M): transport an object to a destination– affected by length of a motion, the
weight of the object and the type of move
 Grasp (G): secure sufficient control on one or more objects with the fingers or hand
in order to permit the performance of the next required motion – affected by the size
shape and location of the object
 Position (P): align, orient, and engage object with another object(when only minor
motions required) – affected by the ease ofhandling, symmetry and the amount of
pressure required forinsertion
 Release (RL): relinquish control of an object by the fingers or hand
 Disengage (D): break contact between one object to another – affected by the
amount of effort required
 Turn (T): the motion employed to turn the hand, either empty or loaded, by a
movement that rotates the hand, wrist, and forearm about the long axis of the forearm
– affected by the degree ofrotation and by the weight of the object
Apply pressure (AP)
Eye Travel (ET): considered only when the eyes must direct the hand orthe body
movements (includes eye focus and eye travel time) – affected bythe distance
between the travel points and the distance between the eye tothe line of travel
Body leg and foot motion (BMF): other motions which are associated withthe body
and legs (walking, standing, bending etc.)

B. MOST
Atau lebih sederhana dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode MOST
objek dipindahkan menurut dua cara
 Diambil dan dipindahkan secara bebas
 Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda.Oleh sebab itu
dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yangketiga-
tiganya menggambarkan kerja manual.
1. Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
2. Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
3. Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).

Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).


 Pemindahan objek secara manual dari satu tempat ke tempat lainsecara bebas.
 Dengan urutan kegiatan dalam gerakan umum :
– A : jarak gerakan (action distance), terutama dalam arahhorizontal
– B : gerakan badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
– G : proses pengendalian (gain control)
– P: penempatan (place)

Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).


 A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki,dengan dengan
pembebanan atau tidak.
 B gerakan badan
 G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian
objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
 P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objekdilepaskan

Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).


 A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki,dengan dengan
pembebanan atau tidak.
 B gerakan badan
 G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian
objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
 P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan

2.6 Perhitungan Waktu standar , waktu standart line dan outputstandart

2.6.1 Perhitungan waktu standart

Dalam penyelesaian suatu operasi kerja diperoleh hubungan antara waktu baku
(standart time), normal time dan allowance. Dimana untuk mendapatkan waktu baku
(standart time) sama dengan normal time ditambahkan dengan allowance time yang
merupakan prosentase dari waktu normal. Dengan demikian dapat diperoleh persamaan
Standart time = normal time + (normal time x % allowance) …………(1) Atau
Standart time = normal time x100% .
100% x %allowance
Rumus (1) merupakan rumus secara umum lebih banyak dipakai menghitung waktu
baku, meskipun sebenarnya rumus tersebut kurang teliti bilamana dibandingkan dengan
rumus (2).Sebagai contoh :
Bila ditetapkan allowance sebesar 5% maka untuk 1 shift kerja (8 jam/hari) hal ini
akan setara dengan 24 menit. Dengan demikian waktu kerja efektif (working time)
adalah = 480 menit – 24 menit = 456 menit. Jika dimisalkan waktu normal sebesar
0,88menit/unit produk, maka untuk 456 menit waktu kerja efektif yang tersedia per hari
pekerja akan mampu menghasilkan 456/0,88 =518 unit output (produk). Karena
allowance time perlu dimasukkan juga kedalam unsure waktu standart, dengan
demikian waktu baku(standart) untuk menghasilkan 1 unit produk dalam hal ini bias
dihitung sebagai 480/518 = 0.926 menit/unit produk.

2.6.2 Perhitungan waktu standart line

WS Line = Waktu terlama departemen yang bersifat paralel(departemen 1 dan 2)


+ waktu departemen yang bersifat seri (departemen 2)
Jika WS lama < WS baru, cek metode baru, berarti perlu diperbaiki
Menghitung Output standart :
1
OS =
WSLine
Bandingkan juga OS lama dan OS baru, ideal : OS baru > OSlama
(Modul Ajar Praktikum Ergonomi)

2.6.3 Perhitungan Output Standart

Output standard mempunyai hubungan yang berlawanan dengan waktu


standard, sehingga dapat dinyatakan
Output standard (Os) = 1/Ws dimana Ws adalah Waktu standard

2.7 Line Balancing

a. Waktu Menganggur (Idle Time)

Idle time adalah selisih atau perbedaan antara Cycle Time (CT) dan Stasiun Time
(ST), atau CT dikurangi ST. (Baroto, 2002).
Keterangan:
n = Jumlah stasiun kerja
Ws = Waktu stasiun kerja terbesar
Wi =Waktu sebenarnya pada stasiun kerja
i = 1,2,3,…,n

b. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)

Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari
waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang
sempurna di antara stasiun-stasiun kerja. Balance Delay dapat dirumuskan sebagai
berikut (Baroto, 2002):
Keterangan:
D = Balance Delay (%)
n = Jumlah stasiun kerja
C = Waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti = Jumlah semua waktu operasi
ti = Waktu operasi

c. Efisiensi Stasiun Kerja

Efisiensi stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun kerja (Wi)
dan waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws).

d. Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)

Line Efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus
dikalikan jumlah stasiun kerja (Baroto, 2002) atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi
jumlah stasiun kerja (Nasution, 1999).
Line Efficiency dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
STi = Waktu stasiun kerja dari ke-i
K = Jumlah stasiun kerja
CT = Waktu siklus

e. Smoothest Indeks

Smoothet Indeks merupakan indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari


penyeimbangan lini perakitan tertentu.
Keterangan:
ST max = Maksimum waktu di stasiun
STi = Waktu stasiun di stasiun kerja

f. Work Station

Work Station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan
dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus,maka jumlah stasiun kerja yang
efisien dapat ditetapkan dengan rumus (Baroto, 2002):
Keterangan:
ti =Waktu operasi (elemen)
C = Waktu siklus stasiun kerja
Kmin = Jumlah stasiun kerja minimal.
Waktu siklus adalah interval waktu antara masuknya material dengan material kedua
ke dalam line produksi.
Menghitung waktu siklus :
Tc = Max (waktu departemen 1,2) + waktu departemen 3
- Balance delay mengindikasikan jumlah waktu yanghilang dikarenakan proses
balancing yang tidak sempurna.Balance delay dihitung dengan rumus :
Dimana :
W : jumlah pekerja, karena dalam 1 dept hanya ada 1 pekerja, maka jumlah pekerja
sama dengan jumlah departemen
Tmax : Maksimum waktu departemen (waktu departemen yangterbesar)
Tek : jumlah waktu proses semua operasi kerja
d : balance delay (dalam persen)
- Perhitungan Waktu Standart Line
WS Line = Waktu terlama departemen yang bersifat paralel(departemen 1 dan 2) +
waktu departemen yang bersifat seri(departemen 2)
Jika WS lama < WS baru, cek metode baru, berarti perlu diperbaiki
Menghitung Output standart :
Bandingkan juga OS lama dan OS baru, ideal : OS baru > OS lama

2.8 Prinsip-prinsip pembuatan jobsheet dan pem-breakdown-nan elemen kerja

Menurut Sritomo (1995), Waktu baku yang ditetapkan untuk suatuoperasi hanya bisa
diaplikasikan dan berlaku untuk operasi-operasi yang sama prosedurnya, sehingga suatu
deskripsi yang lengkap dandetail dari metode kerja yang digunakan harus pula dicatat
dalam lembar pengamatan yang ada. Umumnya dalam pelaksanaan pengukuran kerja
dilakukan terlebih dahulu membagi operasi menjadi elemen-elemen kerja dan mengukur
elemen-elemen kerja tersebut atau yang biasa disebut dengan pem-breakdown-an.
Pemecahan operasi menjadi elemen dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut:
 Cara terbaik untuk menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi
kedalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur dengan
mudah secara terpisah. Awal dan akhir dari elemen-elemen harus dapat
diindikasikan secara jelas sehingga dapat mempermudah pengukuran / pencatatan
waktunya
 Besarnya waktu baku dapat ditetapkan berdasarkan elemen-elemen pekerjaan
yang ada. Dengan mengetahui waktu baku(waktu standard) untuk elemen-elemen
kerja, maka kemungkinan untuk menetapkan total waktu baku untuk suatu operasi
kerja
 Dapat menganalisa waktu-waktu yang berlebihan untuk tiap-tiap elemen yang ada
atau waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain. Demikian juga
analisa yang dibuat untuk suatu elemen kerja bisa dilihat adanya perbedaan kecil
dari metoda kerja yang diaplikasikan yang mana hal ini tidak akan terlibat dengan
mudah jika dilakukan analisa studi untuk operasi secara keseluruhan
 Seorang operator bisa jadi akan bekerja pada tempo yag berbeda-beda setiap
siklus kerja berlangsung. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja maka
performan cerating untuk setiap elemen kerja ini akan bisa diaplikasikan.
Terdapat tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke
dalam elemen-elemen kerja yaitu sebagai berikut :
 Elemen – elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkinakan tetapi masih
mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.
 Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari mschining
time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja mutlak berkonsentrasi
disini karena nantinya akan bersangkut paut dengan masalah performance rating.
 Elemen-elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang
variable. Elemen kerja yang konstan adalah elemen-elemen yang bebas dari
pengaruh ukuran, berat, panjang, ataupun bentuk dari kerja yang dibuat
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Flow Chart


Adapun diagram alir pada kali ini membahas tentang peta kerja adalah sebagai
berikut:

3.2 Keterangan Flow Chat

3.2.1. Pemilihan Sampel Praktikum


Melakukan pengambilan sampel untuk memenuhi kebutuhan data yang dibutuhkan
3.2.2 Melakukan Pengumpulan Data
Data data yang telah didapatkan akan dikumpulkan agar kami bisa mengetahui apakah
kecukupan data sudah kami dapatkan
3.2.3 Pengolahan Data
Data yang telah diambil elanjutanya akana dilakukan pengolahan data opc dan fpc
3.2.4 Analisa Dan Pembahasan
Jadi pada tahap ini,kami menganalisa apakah peta kerja dalam pembuatan tahu ini
sudah efsien atau belum,dan apa yang hatus dilakukan jika proses keselueuhannya belum
efesien.

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Pada proses pembuatan kursi terdapat 10 komponen. Masing masing komponen
memiliki proses dengan waktu yang berbeda. Berikut merupakan data waktu dari proses
masing masing komponen:

N0 TAHAPAN PROSES WAKTU

1 Operasi Pembuatan papan penyangga,kaki-kaki,dudkan,dan 20menit


penyimpanan barang
2 Operasi Penyerutan kayu sesuai dengan tebal 35 menit
3 Pemotongan menggunakan gergaji dan pengeboran 20 menit
4 inspeksi Pemeriksaan ukuran papan penyangga,kaki- 20 menit
kaki,dudukan,dan penyimpanan barang
5 Operasi dan Penyesuaian bentuk dan pendempulan 11 menit
inspeksi
6 Operasi Melakukan pengamplasan 15 menit
7 operasi Melakukan pengecatan 6 menit
8 operasi melakukan perakitan 10 menit
4.2. Pengolahan Data
Pada pembuatan produk tahu, pengolahan data terdiri dari peta kerja keseluruhan.
Berikut ini merupakan data masing masing peta kerja.
4.2.1 Peta Kerja Keseluruhan
Peta kerja keseluruhan terdiri dari peta proses operasi (OPC), peta aliran proses (FPC).
4.2.1.1. Peta Proses Operasi (OPC)

PETA PROSES OPERASI

JENIS OBYEK : PEMBUATAN KURSI KAYU


DIPETAKAN : KELOMPOK 6
TANGGAL : 05 JANUARI 2024
4.2.1.2. Peta Aliran Proses (FPC)
SIMBOL KETERANGAN
URAIAN JARAK JUMLAH WAKTU
KEGIATAN
Pembuatan Papan 4 20
penyangga,kaki,
Dudkan dan simpan
Barang
Sesuaikan tebalnya 4 30
sesuai permintaan
menggunakan
serutan
Dipotong 4 20
menggunakan
gergaji sesuai
ukuran
Pemeriksaan 3 20
(ukuran,ketebalan)
Sesuai permintaan
Penyesuaian 1 12
bentuk dan
pendempulan
Dihaluskan 3 14
menggunakan
amplas
Pengecekan 1 5
sambungan
Pengecatan dan 2 6
melakukan pernish
Perakitan 1 10

BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1.1. Analisa Peta Kerja Keseluruhan
1.1.1. Analisa OPC
OPC (Operationan Proccess Chart) atau peta proses operasi adalah suatu peta
proses operasi yang menggambarkan langkah langkah operasi dan pemeriksaan yang
dialami bahan atau bahan-bahan dalam urutan-urutannya sejak awal sampai menjadi
produk utuh maupun sebagai bagian setengah jadi. Pada peta proses operasi terdiri
dari empat kegiatan pada umumnya,yaitu kegiatan
operasi,pemeriksaan,penyimpanan,serta aktivitas gabungan.

Kompenan rangka merupakan komponen yang paling banyak dilakukan proses


ataupun perakitan sehingga kompenen tersebut berada disebelah kanan. Secara
keseluruhan terdapat 15 jumlah operasi dengan waktu awal total sebanyak 87
menit,dan Tranfer dengan waktu 20 menit,inspeksi 24 menit ,sehingga waktu total
pengerjaan 137 menit.

1.1.2. Analisa FPC


(Flow Process Chart) atau peta aliran proses adalah suatu diagram yang
menunjukan urutan urutan dari operasi,transfer,inspeksi, yang terjadi selama satu
proses atau prosedur berlangsung. Didalamnya dimuat pada informasi-informasi
yang diperlukan untuk analisis seperti waktu yang di pundahkan dan jarak
perpindahan yang terjadi. Pada peta proses operasi terdiri dari enam kegiatan
yaitu, pembuatan papan dudukan,kaki-kaki,penyimpanan barang dan papan
penyangga,penyerutan,pemotongan,pendempulan,pengecatan,perakitan
Pada pembuatan kursi terdiri dari 3 proses ,insppeksi yaitu pembentukan
ukuran,pengecekan sambungan dan perakitan

BAB VI

KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan

Pada proses produksi pembuatan tahu menggunakan peta proses operasi (OPC) dan
peta aliran proses (FPC) sudah efesiensi jadi tidak ada proses yang di hilangkan atau di
lewatk

Anda mungkin juga menyukai