PETA KERJA
Dosen pengampu: RAHMATULLAH, S.T., M.T
Disusun Oleh:
Kelompok 6 (enam):
1. Rizal Fahmi
2. Riyan Bahtiar
3. Bima Agustian
4. Salimin
5. Putri Cahyani
6. Yudha Ardi Wina
7. Ogi Saputra
Segala puji bagi Allah yang maha penyayang lagi maha mengetahui
segala sesuatu yang tidak pernah di ketahui oleh hambannya. Kami harus
bersyukur hanya karena pertolongan dan karunia-Nya laporan hasil
praktikum kelompok kami, dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tampa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu sampai
terselesainya laporan penelitian ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Dosen penggampu mata kuliah Ergonomi & Perancangan Sistem
Kerja,II BAPAK ASEP RAHMATULLAH S.T,M.T. yang telah
membimbing kami dalam penyusun laporan praktikum ini dan teman-teman
serta seluruh anggota kelompok 6 yang telah membantu dan membimbing
dalam pembuatan laporan praktikum ini. Semoga amal kebaikan bapak
dilipat gandakan oleh Allah SWT. “Tiadalah balasan bagi setiap perbuatan
yang baik kecuali kebaikan pula (pahala)” (Q.S. Ar-Rahmaan: 60).
Terakhir penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dibuat
masih jauh dari kata sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai
aspek. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan laporan penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Amiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak...................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1............................................................................................................ Latar Belakang
1.2............................................................................................................ Rumusan Masalah
1.3............................................................................................................ Batasan Masalah
1.4............................................................................................................ Tujuan Praktikum
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Peta Kerja.................................................................
2.2. Lambang-lambang Peta Kerja...................................................
2.3. Macam-Mcam Peta Kerja..........................................................
2.3.1. Peta Proses Operasi (OPC)......................................................
2.3.2. Peta Aliran Proses (FPC).........................................................
2.4. Perbedaan Peta Aliran Dan Peta Proses Operasi.....................
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. FlowChart....................................................................................
3.2. Keterangan Flow Chart..............................................................
3.2.1. Pemilihan Sampel Praktikum.................................................
3.2.2. Melakukan Pengumpulan Data..............................................
3.2.3. Pengolahan Data.......................................................................
3.2.4. Analisa Dan Pembahaan..........................................................
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data......................................................................
4.2. Pengolahan Data..........................................................................
4.2.1. Peta Kerja Keseluruhaan........................................................
4.2.1.1 Peta Proses Operasi (OPC)....................................................
4.2.1.2 Peta Aliran Proses (FPC).......................................................
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAAN
5.1. Analisa Peta Kerja Keseluruhan...................................................
5.1.1. Analisa Peta Proses Operasi (OPC)...........................................
5.1.2 Analisa Peta Aliran Proses (FPC)……………………………...
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip ini dapat digunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi
dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung
secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.
1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan anggota tubuh manusia :
Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang memberi keterbatasandalam
melaksanakan gerakan kerja.
Bila mungkin kedua tangan harus memulai dan menyelesaikan gerakannya dalam
waktu yang bersamaan.
Kedua tangan jangan menganggur pada saat yang bersamaan.
Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
Untuk menyelesaikan pekerjaan, hanya bagian-bagian tubuh yang memang diperlukan
ajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga.
Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan.
Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada
bidangyang enyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus2.
2. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung
Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk
semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin)
Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman
dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari.
Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
urut-urutan gerakan yang terbaik.
Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia
sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman.
Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara,
dan lain-lain harus diperhatikan benar-benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang
lebih baik.
3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan
Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan manual apabila hal tersebut dapat dilaksanakan
dengan peralatan kerja.
Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagaimacam
kerja sekaligus.
Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk
memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah
payah mencari-cari.
Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu, maka beban untuk masing-masing
jaritersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki
olehmasing-masing jari.
2.2 Pengertian dan Jenis Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas, (biasanya kerja produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk
bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin , pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap. (Sutalaksana,
2006).
Menurut Wignjosoebroto (1995), pada dasarnya peta kerja dapat dibagi dalamdua
kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:a)
a) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja
keseluruhan,apabila kegiatan kerja melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas
yang diperlukanuntuk membuat produk yang bersangkutan. Yang termasuk
kelompok kegiatan kerjakeseluruhan adalah:
Peta Proses Operasi
Peta Aliran Proses
Peta Proses Kelompok Kerja
Diagram Aliran
b) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat,
apabilakegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya
melibatkanorang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Yang termasuk kelompok
kegiatan kerjasetempat:
Peta Kerja dan Mesin
Peta Tangan Kiri dan Tanagan Kanan
Frank B. Gilbreth dan Istrinya: Meneliti 17 gerakan dasar (17 elemen gerakan
therblig). Sebagian besar merupakan gerakan dasar tangan. Penekanan utama dari studi
gerakan adalah meningkatkan produktivitas pekerjaan yang berulang, banyak menggunakan
tangan yang banyak ditemukan pada indsutri manufaktur dan perakitan. Studi gerakan
ditekanankan pada mengurangi waktu normal dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada lingkungan
kerja, studi gerakan mengurangi biaya (biaya pengobatan dan kehilangan waktu) akibat
kecelakaan kerja.
14. Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (un avoidable delay) dilambangkan dengan
‘UD’
Kelambatan disini maksudnya adalah kelambatan yang terjadi diluar kemampuan
pengendalian operator.
15. Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay) dilambangkan dengan ‘AD’
Disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh operator baik
disengaja maupun tidak.
B. MOST
Atau lebih sederhana dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode MOST
objek dipindahkan menurut dua cara
Diambil dan dipindahkan secara bebas
Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda.Oleh sebab itu
dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yangketiga-
tiganya menggambarkan kerja manual.
1. Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
2. Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
3. Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
Dalam penyelesaian suatu operasi kerja diperoleh hubungan antara waktu baku
(standart time), normal time dan allowance. Dimana untuk mendapatkan waktu baku
(standart time) sama dengan normal time ditambahkan dengan allowance time yang
merupakan prosentase dari waktu normal. Dengan demikian dapat diperoleh persamaan
Standart time = normal time + (normal time x % allowance) …………(1) Atau
Standart time = normal time x100% .
100% x %allowance
Rumus (1) merupakan rumus secara umum lebih banyak dipakai menghitung waktu
baku, meskipun sebenarnya rumus tersebut kurang teliti bilamana dibandingkan dengan
rumus (2).Sebagai contoh :
Bila ditetapkan allowance sebesar 5% maka untuk 1 shift kerja (8 jam/hari) hal ini
akan setara dengan 24 menit. Dengan demikian waktu kerja efektif (working time)
adalah = 480 menit – 24 menit = 456 menit. Jika dimisalkan waktu normal sebesar
0,88menit/unit produk, maka untuk 456 menit waktu kerja efektif yang tersedia per hari
pekerja akan mampu menghasilkan 456/0,88 =518 unit output (produk). Karena
allowance time perlu dimasukkan juga kedalam unsure waktu standart, dengan
demikian waktu baku(standart) untuk menghasilkan 1 unit produk dalam hal ini bias
dihitung sebagai 480/518 = 0.926 menit/unit produk.
Idle time adalah selisih atau perbedaan antara Cycle Time (CT) dan Stasiun Time
(ST), atau CT dikurangi ST. (Baroto, 2002).
Keterangan:
n = Jumlah stasiun kerja
Ws = Waktu stasiun kerja terbesar
Wi =Waktu sebenarnya pada stasiun kerja
i = 1,2,3,…,n
Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari
waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang
sempurna di antara stasiun-stasiun kerja. Balance Delay dapat dirumuskan sebagai
berikut (Baroto, 2002):
Keterangan:
D = Balance Delay (%)
n = Jumlah stasiun kerja
C = Waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ti = Jumlah semua waktu operasi
ti = Waktu operasi
Efisiensi stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun kerja (Wi)
dan waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws).
Line Efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus
dikalikan jumlah stasiun kerja (Baroto, 2002) atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi
jumlah stasiun kerja (Nasution, 1999).
Line Efficiency dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
STi = Waktu stasiun kerja dari ke-i
K = Jumlah stasiun kerja
CT = Waktu siklus
e. Smoothest Indeks
f. Work Station
Work Station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan
dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus,maka jumlah stasiun kerja yang
efisien dapat ditetapkan dengan rumus (Baroto, 2002):
Keterangan:
ti =Waktu operasi (elemen)
C = Waktu siklus stasiun kerja
Kmin = Jumlah stasiun kerja minimal.
Waktu siklus adalah interval waktu antara masuknya material dengan material kedua
ke dalam line produksi.
Menghitung waktu siklus :
Tc = Max (waktu departemen 1,2) + waktu departemen 3
- Balance delay mengindikasikan jumlah waktu yanghilang dikarenakan proses
balancing yang tidak sempurna.Balance delay dihitung dengan rumus :
Dimana :
W : jumlah pekerja, karena dalam 1 dept hanya ada 1 pekerja, maka jumlah pekerja
sama dengan jumlah departemen
Tmax : Maksimum waktu departemen (waktu departemen yangterbesar)
Tek : jumlah waktu proses semua operasi kerja
d : balance delay (dalam persen)
- Perhitungan Waktu Standart Line
WS Line = Waktu terlama departemen yang bersifat paralel(departemen 1 dan 2) +
waktu departemen yang bersifat seri(departemen 2)
Jika WS lama < WS baru, cek metode baru, berarti perlu diperbaiki
Menghitung Output standart :
Bandingkan juga OS lama dan OS baru, ideal : OS baru > OS lama
Menurut Sritomo (1995), Waktu baku yang ditetapkan untuk suatuoperasi hanya bisa
diaplikasikan dan berlaku untuk operasi-operasi yang sama prosedurnya, sehingga suatu
deskripsi yang lengkap dandetail dari metode kerja yang digunakan harus pula dicatat
dalam lembar pengamatan yang ada. Umumnya dalam pelaksanaan pengukuran kerja
dilakukan terlebih dahulu membagi operasi menjadi elemen-elemen kerja dan mengukur
elemen-elemen kerja tersebut atau yang biasa disebut dengan pem-breakdown-an.
Pemecahan operasi menjadi elemen dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut:
Cara terbaik untuk menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi
kedalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur dengan
mudah secara terpisah. Awal dan akhir dari elemen-elemen harus dapat
diindikasikan secara jelas sehingga dapat mempermudah pengukuran / pencatatan
waktunya
Besarnya waktu baku dapat ditetapkan berdasarkan elemen-elemen pekerjaan
yang ada. Dengan mengetahui waktu baku(waktu standard) untuk elemen-elemen
kerja, maka kemungkinan untuk menetapkan total waktu baku untuk suatu operasi
kerja
Dapat menganalisa waktu-waktu yang berlebihan untuk tiap-tiap elemen yang ada
atau waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain. Demikian juga
analisa yang dibuat untuk suatu elemen kerja bisa dilihat adanya perbedaan kecil
dari metoda kerja yang diaplikasikan yang mana hal ini tidak akan terlibat dengan
mudah jika dilakukan analisa studi untuk operasi secara keseluruhan
Seorang operator bisa jadi akan bekerja pada tempo yag berbeda-beda setiap
siklus kerja berlangsung. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja maka
performan cerating untuk setiap elemen kerja ini akan bisa diaplikasikan.
Terdapat tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke
dalam elemen-elemen kerja yaitu sebagai berikut :
Elemen – elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkinakan tetapi masih
mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.
Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari mschining
time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja mutlak berkonsentrasi
disini karena nantinya akan bersangkut paut dengan masalah performance rating.
Elemen-elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang
variable. Elemen kerja yang konstan adalah elemen-elemen yang bebas dari
pengaruh ukuran, berat, panjang, ataupun bentuk dari kerja yang dibuat
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1.1. Analisa Peta Kerja Keseluruhan
1.1.1. Analisa OPC
OPC (Operationan Proccess Chart) atau peta proses operasi adalah suatu peta
proses operasi yang menggambarkan langkah langkah operasi dan pemeriksaan yang
dialami bahan atau bahan-bahan dalam urutan-urutannya sejak awal sampai menjadi
produk utuh maupun sebagai bagian setengah jadi. Pada peta proses operasi terdiri
dari empat kegiatan pada umumnya,yaitu kegiatan
operasi,pemeriksaan,penyimpanan,serta aktivitas gabungan.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Pada proses produksi pembuatan tahu menggunakan peta proses operasi (OPC) dan
peta aliran proses (FPC) sudah efesiensi jadi tidak ada proses yang di hilangkan atau di
lewatk