Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN SISTEM KERJA & ERGONOMI


“PETA KERJA”

Disusun oleh :
1. Farhan Saban Mukti (352110304)
2. Vargas Setiawan (352110349)
3. Gyan Vianda (352110212)
4. Fikri Kurniawan (352110406)
5. Ridho Handoko (352110391)
6. Riski Jaelani (352110373)
7. Tri Suharjito (352110358)
8. Imam Yanuar (352110411)

Kelompok 3

Dosen Pembimbing : Suhendra, ST., M.T

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA


& ERGONOMI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah diperiksa secara seksama dan telah menyelesaikan dengan baik maka
laporan modul “Peta Kerja” (sudah / belum) memenuhi syarat untuk Laporan
Praktikum Perancangan Sistem kerja & Ergonomi (PSK&E) yang telah ACC dan
dapat disajikan dan dikumpulkan dan dinilai.

Disusun oleh :
1. Farhan Saban Mukti (352110304)
2. Vargas Setiawan (352110349)
3. Gyan Vianda (352110212)
4. Fikri Kurniawan (352110406)
5. Ridho Handoko (352110391)
6. Riski Jaelani (352110373)
7. Tri Suharjito (352110358)
8. Imam Yanuar (352110411)

Kelompok 3

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Suhendra, ST., M.T)


DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................
1.4 Batasan Penelitian .................................................................................
1.5 Sistematika Penulisan ...........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Peta Kerja ..............................................................................
2.2 Lambang-lambang yang Digunakan ...................................................
2.3 Macam-macam Peta Kerja .................................................................
2.3.1 Peta Proses Operasi ........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELTIAN
3.1 Flow Chart .........................................................................................
3.2 Deskripsi Pemecahan Masalah ...........................................................
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data .............................................................................
4.2 Data Waktu Proses Dan Transportasi...................................................
4.3 Pengelolaan Peta Proses Operasi……………………………………..
BAB V ANALISA
5.1 Analisa Peta Kerja Keseluruhan ......................................................
5.1.1 Analisa OPC ................................................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ..........................................................................................
6.2 Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Sayap Kanan &Kiri


Mand Body

Front Depan Roda

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lambang Peta Kerja...............................................................................


Tabel 4.1 Data Waktu ProsesMasing-Masing Komponen ....................................
Tabel 4.2 Data Transportasi dan Perakitan Masing-masing Komponen ...............
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peta kerja suatu alat yang menggambarkan kegiatan sistem kerja secara
sistematis danjelas. Peta kerja adalah alat informasi fakta kegiatan kerja tersebut
yang sistematik dan jelas pula. Peta kerja ini berguna menghilangkan langkah
operasi yang tidak perlu, menentukan mesin yang lebih ergonomis, dan
menghilangkan waktu menunggu antar operasi dalam bekerja dan fakta lainnya
sehingga dapat digunakan untuk memberitahu fakta tersebut kepada orang lain.
Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami
oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku),
kemudan menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi,
operasi, pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik
bagian produk darisuatu produk lengkap ataupun produk jadi.

PT Pesawat Tempur Mainan yang merupakan sebuah perusahaan yang


memproduksi produk berupa perakitan lego pesawat, melakukan perbaikan agar
system kerja menjadi lebih optimal. Proses yang dilakukan ketika pembuatan
produk antara lain perakitan dan finishing. Tujuan dilakukannya perbaikan adalah
agar diperolehnya rancangan yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien
(ENASE) sebagai sarana untuk menciptakan system kerja yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana membuat peta kerja OPC dalam proses perakitan lego pesawat
tempur ?
2. Bagaimana perbaikan layout yang benar agar waktu proses perakitan lego
pesawat tempur ?
3. Mengapa jenis dari komponen sangat berpengaruh dalam proses perakitan
lego pesawat temput ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian peta kerja
2. Untuk mengetahui lambang-lambang dari peta kerja
3. Untuk mengetahui macam-macam peta kerja m
1.4 Batasan Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


• Produk yang dirakit adalah lego pesawat
• Peta kerja yang dibuat adalah OFC
• Penelitian dilakuan untuk mengetahui waktu perakitan sub main lego
pesawat
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian karya ilmiah ini terdiri dari 6 bab dan setiap bab terdiri dari
sub-sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
1. Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika
penulisan
2. Bab kedua meguraikan tentang tinjauan pustaka dan konsep-konsep yang
relevan dengan pemasalah yang dikaji dan mengemukakan pemecahan
masalah pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalan penulisan
penelitian ini.
3. Bab ketiga dalam penulisan penelitian ini akan menyajikan metode
penelitian yang dipergunakan, baik yang berhubungan dengan teknik
pengumpulan data
4. sampai teknik analisis data dan informasi.
5. Bab Keempat menguraikan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang
akan dibahas.
6. Bab kelima adalah bab yang berisikan analisa dari penelitian yang telah
dilakukan.
7. Bab keenam adalah bab terkahir yang berisi saran dan kesimpulan pada
penelitian kali ini untuk menunjang mutu dan kualitas dimasa depan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi PetaKerja


Menurut Wignjosoebroto (1992), Peta-peta kerja merupakan alat komunikasi
yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai
akhir. Contoh informasi- informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metoda kerja, terutama dalam suatu proses produksi, yaitu: jumlah benda kerja yang
harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin, bahan-bahan khusus yang harus
disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan, dan sebagainya. Jadi peta
kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua
langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke
pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang
dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemerikasaan dan perakitan,
sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan
bagian dari suatu produk lengkap. Apabila kita melakukan studi yang seksama
terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode
kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang
mungkin dilakukan, antara lain: Kita bisa menghilangkan operasi-operasi yang
tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan
suatu urutan-urutan kerja/proses produksi yang lebih baik, menentukan mesin
yang lebih ekonomis, menghilangkan waktu menunggu antar operasi dan
sebagainya. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi
biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian, peta ini merupakan alat
yang baik untuk menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah
perencanaan perbaikan kerja.

2.2 Lambang-lambang yang Digunakan


Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini
dikembangkan oleh Gilbreth. Pada saat ini, untuk membuat suatu peta kerja,
Gilbreth mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya
jumlah lambang tersebut disederhanakan sehingga hanya tinggal 4 macam saja.
Namun pada tahun 1947 American Society of Mechanical Engineers (ASME)
membuat standar lambang- lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang
merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gilbreth. 8
1. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan
sifat, baik fisik maupun kimiawi. Mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan
yang paling banyak terjadi dalam suatu proses, dan biasanya terjadi pada suatu
mesin atau sistem kerja.
Contohnya:
a. Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut.
b. Pekerjaaan mengeraskan logam.
c. Pekerjaan merakit. Dalam praktiknya, lambang ini juga bisa digunakan untuk
menyatakan aktivitas perencanaan atau perhitungan.

2. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini
digunakan jika kita melakukan pemerikasaan terhadap suatu objek atau
membandingkan objek tertentu dengan suatu standar. Suatu pemeriksaan tidak
menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang jadi.
Contohnya:
a. Mengukur dimensi benda.
b. Memeriksa warna.
c. Membaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap.

3. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari
suatu operasi.
Contohnya:
a. Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke mesin skrap untuk mengalami
operasi berikutnya.
b. Suatu objek dipindahkan dari lantai atas lewat elevator.
Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh
petugas pada tempat kerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung,
bukanlah merupakan transportasi. Contohnya keramik yang mengalami
pemanasan suhu tinggi sambil bergerak di atas ban berjalan, merupakan kegiatan
operasi. Walaupun keramik tersebut mengalami perpindahan tempat tetapi
perpindahan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pemanasan.
4. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja ataupun
perlengkapan tidak mengalami kegiaatan apa-apa selain menunggu (biasanya
sebentar).
Contohnya:
a. Objek menunggu untuk diproses atau diperiksa.
b. Peti menunggu untuk dibongkar.
c. Bahan menunggu untuk di angkut ke tempat lain.

5. Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja tersebut akan di ambil
kembali biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu. Lambang ini
digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan
permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin dan
lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiaatan menunggu dan
penyimpanan.
Contohnya:
a. Dokumen-dokumen/catatan-catatan disimpan brankas.
b. Bahan baku disimpan dalam gudang.
Selain kelima lambang standar diatas, kita bisa menggunakan lambang lain
apabila merasa perlu untuk mencatat suatu aktivitas yang memang terjadi selama
proses berlangsung dan tidak terungkap oleh lambang- lambang tadi, lambang itu
ialah aktifitas gabungan.
6. Aktivitas Gabungan Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan
pemeriksaaan dilakukan bersama atau dilakukan pada suatu tempat kerja.

2.3 Macam-macam Peta Kerja


Pada dasarnya peta-peta bisa dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan
kegiatan yaitu:
1. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan keseluruhan.
2. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerjasetempat.
Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja
keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Disebut keseluruhan bila melibatkan
sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk
yang bersangkutan. Sementara yang dimaksud dengan kegiatan kerja setempat,
apabila hal itu menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan
orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas.
Hubungan antara kedua macam kegiatan di atas terlihat bila mana satu
sama lainnya saling berhubungan. Misalnya di suatu perusahaan perakitan yang
mempunyai bermacam- macam mesin dalam berproduksi. Dalam hal kelancaran
proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap
sistem kerja. Suatu hal yang bijaksana apabila dalam dalam perakitannya nanti, si
pelaksana pertama-tama berusaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan
setiap sistem kerja yang ada sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu urutan
kerja yang paling baik untuk saat itu, barulah kemudian menyempurnakan proses
secara keseluruhan.
Dalam garis besar, cara penerapan yang baik kedua jenis peta itu dapat di
jelaskan berikut ini. Pertama, dimulai dengan membuat peta-peta kerja yang
menggambarkan kegiatan secara keseluruhan berdasarkan keadaan sekarang.
Setiap kegiatan yang berlangsung yang terjadi dalam sistem-sistem kerja terpisah
dan telah digambarkan pada peta kegiatan keseluruhan diamati serinci mungkin.
Penganalisisan ini dilakukan dengan terlebih dulu menggambarkan peta-
peta kerja setempat bagi sistem kerja yang ada untuk menunjukan keadaan
sekarang keadaan sekarang inilah yang dipelajari untuk diusahakan perbaikannya,
hasil perbaikannya dinyatakan juga dalam peta-peta kerja setempat, tetapi yang
menggambarkan keadaan yang diusulkan, setiap sistem kerja yang telah di
perbaiki rancangan inilah yang lalu dipetakan dalam peta kerja keseluruhan.
Dengan begitu terpetakanlah dalam peta kerja keseluruhan semua sistem
kerja itu dalam kaitan satu sama lain, barulah analisis keseluruhan dilakukan dan
tentu sudah diperbaiki hasil akhirnya dinyatakan dalam peta-peta kerja
keseluruhan untuk keadaan yang diusulkan. Salah satu yang termasuk kelompok
kegiatan kerja keseluruhan adalah Peta Proses Operasi (OPC). 11
2.3.1 Peta proses operasi (OPC)
Sebelum dilakukan penelitian secara terperinci di setiap sistem kerja,
terlebih dahulu perlu diketahui proses terjadi sekarang secara keseluruhan.
Keadaan ini bisa diperoleh dengan menggunakan peta proses kerja. Suatu peta
proses operasi menggambarkan langkah- langkah operasi dan pemeriksaan yang
dialami bahan (atau bahan-bahan) dalam urut-urutannya sejak awal sampai
menjadi produk jadi utuh maupun sebagai bagian setengah jadi.
Peta ini juga memuat informasi- informasi yang diperlukan untuk analisis lebih
lanjut, seperti: waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau
alat mesin yang dipakai. Sesuai dengan releva nsinya, pada akhir keseluruhan
proses dinyatakan keberadaan penyimpanan. Kegunaan Peta Proses Operasi
antara lain adalah:
1. Dengan adanya informasi- informasi yang bisa dicatat melalui peta proses
operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya:
2. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
3. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan
efesiensi di tiap operasi/pemeriksaan).
4. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
5. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
Sebagai alat untuk pelatihan kerja, Dan lain-lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flow Chart


Dalam penelitian kali ini membahas tentang peta kerja, berikut ini adalah
flow chart metodologi penelitiannya. Studi Pendahuluan Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian & Batasan Masalah Analisa Hasil Pengolahan Data Simpulan
dan Saran Pengumpulan Data:

Pengumpulan Data :
1. Komponen pesawat tempur
2. Waktu proses dalam pembuatan pesawat tempur
3. Layout pabrik

Gambar3.1 Flow Chart Peta Keja


3.2 Deskripsi Pemecahan Masalah
1. Mulai Memulai penelitian.
2. Studi Pendahuluan Mencari referensi dan materi- materi yang
berhubungan dalam pembahasan kali ini.
3. Perumusan Masalah Merumuskan masalah- masalah yang berkaitan dalam
penelitian.
4. Tujuan Penelitian dan Batasan Masalah. Tujuan penelitian adalah jawaban
dari perumusan masalah dan akan dibahas dalam kesimpulan. Sedangkan
batasan masalah adalah pembatasan satu atau lebih masalah yang telah
dipaparkan di latar belakang masalah yang akan diselesaikan di penelitian
ini.
5. Pengumpulan Data Mengumpulkan data komponen Pesawat Tempur,
waktu proses dalam pembuatan Pesawat Tempur dan layout pabrik.
6. Pengolahan Data Mengolah data menjadi peta kerja OPC. Jika metode
kerja sudah baik maka dilakukan analisis dari pengolahan data tersebut,
jika metode tersebut belum baik maka dilakukan perbaikan metode kerja.
7. Analisa Hasil Pengolahan Data Menganalisis hasil pengolahan data yang
telah didapatkan.
8. Simpulan dan Saran. Simpulan adalah jawaban dari tujuan, dan saran agar
penelitian selanjutnya dapat lebih baik.
9. Selesai, Selesai penelitian.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada pembuatan produk perakitan lego Pesawat
Terbang yang terdiri dari deskripsi produk, data waktu proses, dan transportasi
perakitan lego Pesawat terbang.
Perakitan Lego Pesawat terbang adalah suatu produk miniature pesawat
tempur yang diproduksi oleh PT. Pesawat Tempur Mainan, miniature ini terdiri
dari beberapa komponen yaitu:
4.1.1 Front depan (baling-baling, tembakan)
4.1.2 Sayap kanan dan kiri (tembakan, refeat)
4.1.3 Roda (braket, ban, roda lending gear)
4.1.4 Man body (kacamata, kaca pelindung, pengunci sayap)
Masing-masing komponen mengalami beberapa proses seperti melalui proses
perakitan dan finishing. Berikut merupakan gambar dan Assembly Drawing
produk Perakitan Lego Pesawat Terbang.

Gambar 4.1.1 Produk Lego Pesawat Terbang

Gambar 4.1.2 Assembly Drawing Produk


Nama Komponen:

1. Front depan (baling-baling, tembakan)


2. Sayap kanan dan kiri (tembakan, refeat)
3. Roda (braket, ban, roda lending gear)
4. Man body (kacamata, kaca pelindung, pengunci sayap)

4.2 Data waktu proses dan transportasi


Pada proses pembuatan Perakitan Mobil Batman terdapat beberapa
Komponen. Masing- masing komponen mengalami proses perakitan dan
finishing. Berikut merupakan data waktu proses dan transportasi dari masing-
masing komponen.

Tabel 4.1 Data Waktu Proses Masing-Masing Komponen


No Komponen Proses waktu

1 Front Depan PFD 14 s

2 Sayap Kanan & Kiri PSKK 12 s

3 Roda PR 27 s

4 Man Body PMB 19 s


4.3 Pengelolaan peta proses operasi
PMB PSKK PR PFD
Pengecekan Pengecekan Pengecekan Pengecekan
Komponen Komponen Komponen Komponen
1 1 1 1

Pemasangan Pemasangan Pemasangan Pemasangan

Kacamata Tembakan Braket Baling-baling

6 5 10 7

Pemasangan Pemasangan Pemasangan Pemasangan


Kaca Pelindung Refeat Ban Tembakan

6 6 10
7

Pemasangan Pemasangan 15 Assy 1


Pengunci Sayap Roda landing gear

6
7 28 Assy 2

12 Assy 3

19 Assy 4

3 Assy 5
Symbol Qty Waktu
14 70s

4 4s

1 3s

1 0s
Total 20 77s

4.3.1 Gambar Mand Body 4.3.2 Gambar Sayap Kanan & Kiri

4.3.3 Gambar Front Depan 4.3.4 Gambar Roda


BAB V
ANALISA

5.1 Analisa Peta Kerja Keseluruhan


51.1 Analisa OPC
OPC (Operation Proccess Chart) atau peta proses operasi adalah
suatu peta proses operasi yang menggambarkan langkah-langkah operasi
dan pemeriksaan yang dialami bahan (atau bahan-bahan) dalam urut-
urutannya sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
bagian setengah jadi. Pada peta proses operasi terdiri dari empat kegiatan
pada umumnya, yaitu kegiatan operasi, pemeriksaan, penyimpanan, serta
aktivitas gabungan.
Komponen rangka merupakan komponen yang paling banyak dilakukan
proses ataupun perakitan sehingga komponen tersebut berada di sebelah
kanan. Secara keseluruhan terdapat 20 jumlah operasi dengan waktu total
sebanyak 82 detik. Dan satu aktivitas gabungan dengan waktu 3 detik.
Sehingga waktu total pengerjaan sebesar 82 detik.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan peta kerja pembuatan produk
Perakitan Pesawat Tempur adalah sebagai berikut :
1. Perakitan Pesawat Tempur adalah salah satu yang diproduksi oleh PT.
Mobile Transformer, miniature ini terdiri dari 14 buah komponen yaitu
Sayap kanan, sayap kiri, tembakan sayap, refeat, roda depan, roda belakang,

braket roda, ban, roda lending gear, Baling-baling, tembakan depan,


kacamata, kaca pelindung, pengunci sayap.
2. Peta kerja berupa peta proses operasi OPC (operation process chart).
Perbaikan dilakukan berdasarkan urutan peta kerja OPC yang dibuat dalam
Perakitan Pesawat Tempur sesuai komponen yang ingin dirakit.
3. Pengolahan Data Mengolah data menjadi peta kerja OPC. Jika metode kerja
sudah baik maka dilakukan analisis dari pengolahan data tersebut, jika
metode tersebut belum baik maka dilakukan perbaikan metode kerja.

6.2 Saran
1. Operator membuat perencanaan Pesawat Tempur sebelum dilakukannya
perakitan. sehingga pada saat perakitan operator tidak melakukan
pemborosan gerakan dan waktu. Dalam Perakitan Pesawat Tempur
menggunakan Peta Kerja OPC. Operator menyusun tata letak stasiun
pesawat tempur berdasarkan urutan komponen yang di rakit.

Daftar Pustaka

1. Annur Syarifudin at all, Laporan Praktikum Perencanaan Sistem Kerja


Dan Ergonomi

Anda mungkin juga menyukai