Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang Masalah


Menurut badan pusat statistik perusahan manufaktur (manufactur firm) merupakan
perusahaan yang melakukan kegiatan manufaktur atau sebuah badan usaha yang mengoperasikan
mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan – bahan
mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual (Petra Felisia Anu Pede, 2019). Menurut Ita
Sumiati perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Dengan kata lain, perusahaan menjual barang tidak berwujud (S Khoerunisa – 2017).
Industri manufaktur sendiri memegang peranan penting di dalam perekonomian indonesia karena
kemampuannya untuk menghasilkan produk yang dapat diperdagangkan dan membuka lapangan
kerja. Dalam kegiatannya industri manufaktur mengubah suatu barang dasar secara mekanis,
kimia atau dengan tangan menjadi barang jadi atau setengah jadi dan yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya dekat kepada pemakai akhir.
Pada pasal 19 KUHD tentang CV dijelaskan bahwa CV, (Comanditer Vennotschap) adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang di tetapkan dalam undang – undang sebagai man di jelaskan pada Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Persekutuan
Komanditer ini serta peraturan pelaksanaanya,
CV. Maju Jaya Bersama merupakan perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur
pembuatan miniatur truck bertempat di Jl. Pancur - Mayong, Kriyan, Singorojo, Moyong, Kab.
Jepara, Jawa Tengah. dan berada pada lokasi yang cukup menguntungkan dan strategis. CV.
Maju Jaya Bersama memiliki 54 mesin produksi dengan 100 pegawai pabrik dan 50 karyawan
kantor. Maka dari itu, CV. Maju Jaya Bersama memerlukan sesuatu perancangan tata letak
fasilitas yang meliputi perencanaan dan penyusunan fasilitas – fasilitas fisik baik berupa
peralatan maupun bangunan untuk mengoptimalkan hubungan antara tenaga kerja , aliran
material dari bagian menerimaan barang, fabrikasi, hingga pengiriman produk jadi dan aliran
informasi untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien, efektif, dan aman.
Permasalahan umum yang biasa terjadi di perusahaan adalah kurangnya pelatihan karyawan
sehingga sering terjadi kesalah pahaman sesama karyawan dan atasan, selain itu kurangnya
praktik komunikasi akan berdampak pada produksi perusahaan, akibatnya karyawan akan sulit
mengetahui apa yang diharapkan oleh mereka. Konflik antar staff pasti terjadi dalam linkup
perusahaan, karena setiap orang tentu memiliki pendapat yang berbeda, komunikasi yang baik
akan mengurngi konflik antar staf, sehingga hal ini tidak akan mengganggu produktivitas
perusahaan. Dalam perusahaan pastinya ada karyawan yang kurang memiliki motivasi,
perusahaan wajib mengetahui apa yang menyebabkan karyawannya kurang memiliki motivasi,
hal ini harus didiskusikan Bersama agara tidak menganngu jalannya poduktivitas perusahaan.
Terlepas dari penjelasan diatas masalah khusus bagi perusahaan adalah ketika menerima
banyak permintaan makan perusahaan sering mengalami kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan
permintaan tersebut. Gagalnya pemenuhan permintaan produk pada perusahaan ini dikarenakan
alur produksi yang kurang efektif, susunan stasiun produksi yang tidak tepat, serta penataan
ruang yang kurang efisien sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam memproduksi barang.
Sehingga didapatkan solusi terpenting yang harus diperhatikan dalam permasalahan tersebut
yaitu bagaimana cara melakukan perencanaan tata letak dan fasilitas pabrik yang efektif dan
efisien. Untuk dapat melakukan perencanaan tata letak fasilitas pabrik yang efektif dan efisien itu
kita harus mengetahui detail jumlah bahan baku yang dibutuhkan, jumlah kebutuhan mesin,
susunan layout pabrik yang terbaik dan total dari luas fasilitas pabrik atau luas area fabrikasi yang
harus tersedia, sehingga perencanaan yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan permintaan
yang tinggi dari konsumen.
Langkah awal yang di lakukan untuk mengetahui data-data yang diperlukan pada
perancangan tata letak fasilitas, yaitu dengan melihat peta operasi dan assembly chart, jumlah
bahan dan mesin ya akan digunakan yaitu dengan Teknik routing sheet dan MPPC dan untuk
menunjukkan urutan dari masing-masing komponen yang akan di produksi, dalam aspek teknis
luas lantai Gudang bahn bakutumpukan, luas lantaigudang bahan baku rak, dan luas lantai barang
jadi, membahas tentang ongkos penanganan bahan (OMH), dan alokasi tata letak untuk
membangun perusahaan dan pengoperasiannya. Analisis yang dimiliki perusahaan yang dibuat
dalam bentuk ARC, ARD, AAD, untuk merancang keterkaitan antara setiap kegiatan yang saling
berkaitan dan dijelaskan melalui template tata letak fasilitas keseluruhan.
2.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang didapat, maka di tetapkan rumusan masalah
sebegai berikut:
1. Bagaimana analisis aspek produk dari proses produksi ?
2. Bagaimana aspek teknis produksi perusahaan ?
3. Bagaimana aspek perancangan fasilitas perusahaan ?
4. Bagaimana analisis aspek aktivitas dan perancangan tata letak ?
5. Bagaimana model simulasi evaluasi layout produksi ?

2.3. Tujuan Laporan


Berdasarkan perumusan masalah yang di dapat, maka dapat disimpulkan tujuan laporan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui analisis aspek produksi dari proses produksi CV Maju Jaya Bersama.
2. Untuk mengetahui aspek teknis produksi CV Maju Jaya Bersama.
3. Untuk mengetahui perncangan fasilitas yang ada di CV Maju Jaya Bersama.
4. Untuuk mengetahi analisis aspek aktivitas perancangan tata letak fasilitas dari CV Maju
Jaya Bersama.
5. Untuk mengetahui model simulasi, evalusai layout produksi dari CV Maju Jaya
Bersama.

2.4. Pembatasan Masalah


Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan yang di rencanakan, maka
batasan masalah dari laporan ini adalah:
1. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan modul Praktikum Terintegrasi Industri III
2. Aplikasi yang digunakan untuk membuat laporan yaitu Software Microsoft Word,
Microsoft Excel, Microsoft Visio, Microsoft Power Point, ProModel dan Solidwork
3. Praktikum diadakan secara luring yang di laksanakan di Laboratorium Teknik Industri
FT-UMJ
4. Data-data yang digunakan pada laporan didapat dari praktikum sebelumnya (PTI II) dan
diambil dari laporan praktikum saat ini (PTI III)
2.5. Diagram Flowchart Pemecah Masalah
Berikut ini merupakan diagram flowchart proses penyelesaian permasalahan tata letak
fasilitas, diperlukan penyelesaian yang bertumpu pada data-data dan urutan penyelesaian yang
sistematis, seperti yang digambarkan pada diagram berikut:

Gambar 1.1 Diagram Flowchart

(Sumber Data : Lab Industri)

Berdasarkan flowchart pada gambar diatas makan diurutkan aliran proses pada pembuatan
laporan PTI III yaitu sebagai berikut:
1. Gambaran umum
Pada gambaran umum perusahaan terdapat berbagai pembahasan seperti alur
perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi, dan lokasi perusahaan
2. Latar belakang
Latar belakang merupakan penjelasan singkat mengenai topik atas pembahasan baik itu
dari praktikum maupun dari laporan itu sendiri
3. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jelas terhadan topik atas pembahasan
4. Tujuan masalah
Tujuan pembuatan masalah adalah untuk menjadikan alasan mengaoa praktikum harus
dilakukan
5. Batasan masalah
Pada batasan masalah ini membahas mengenai ruang lingkup masalah atau apapun yang
membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehinggan laporan bisa
fokus pada pembahasan
6. Flowchart pemecah masalah
Flowchart pemecah masalah menjelaskan gambaran langkah-langkah di dalam
penyusunan laporan yang dilakukan secara sistematis
7. Studi pustaka
Studi pustaka berisikan tentang teori-teori pendukung yang berkaitan tentang
pengumpulan dan pengolahaan data
8. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk mencari data yang dibuthkan dalam rangkuman
mencapai tujuan dari laporan, data yang diperlukan pada laporan praktikum seperti data
penunjang atau data produksi, daftar pembelian komponen dan daftar jenis alat angkut
OMH
9. Pengolahan data
Pada pengolahan data ini merupakan beberapa analisis data seperti analisis aspek
produk, gambaran produk, identitas produk, peta proses operasi, assembly chart,
presentase perhitungan scrap, pengurutan operasi secara aspek teknis meliputi rounting
sheet, MPPC, luas lantai, OMH, FTC. Analisis aspek perencanaan fasilitas melipusi luas
lantai perkantoran, luas lantai fasilitas menurut analisis ativitas dan perencanaan tata
letak meliputi ARD, AAD, ARC, template serta simulasi dan evaluasi meliputi layout
awal pabrik, kondisi hasil perhitungan atau perbaikan , evaluasi proses simulasi apabila
data seusai atau tidak berhasil maka kembali kepada pengolahan data
10. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran merupakan bagian penutup dari laporan dimana isi dari laporan
yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai