Anda di halaman 1dari 13

ASPEK TEKNIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Nama Anggota:

1. Raka Mulya Farandi 1810111228

2. Resti Apriyanti 1810111135

3. Rizkilianti Hardian Anggianni 1810111037

4. Marylin Xaverina 1810111118

5. Alfie Tandiana 1810111277

6. Tesa Ivana 1810111246

Dosen Pengampu : Dra. Dahlia Pinem, MM

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Jakarta

2019
BAB I

1. Pendahuluan
Dalam penentuan dan pendirian usaha atau bisnis tentunya memerlukan
adanya suatu perhatian penting dalam meneliti kelayakannya, perhatian tersebut
berbentuk suatu kajian yang dinamakan Studi Kelayakan Bisnis. Studi kelayakan
inilah yang harus dilakukan agar suatu gagasan atau ide untuk membuka usaha
yang akan dijalankan nantinya aka berjalan dengan baik sesuai dengan ekspektasi
dan tidak menyimpang jauh dari perencanaan awal, sehingga bisa mencapai
tujuan usaha, keuntungan serta kesalahan dan hambatan yang akan terjadi pun
dapat dikurangi.

Hambatan atau kendala dalam suatu usaha atau bisnis pasti akan terjadi dan
kapanpun terjadi, bahkan bisa saja terjadi dari awal usaha tersebut didirikan.
Kendala bisa dialami di berbagai aspek, dan aspek-aspek inilah yang harus
diperhatikan yang terdapat pada kajian atau Studi Kelayakan Bisnis. Kajian ini
harus dilakukan sebelum memulai suatu bisnis, agar pengambilan keputusan
mengenai apakah usaha tetap akan dijalankan atau sebaliknya. Aspek-asepk itu
terdiri dari: Aspek Ekonomi, Aspek Hukum, Aspek Lingkungan, Aspek Teknis,
Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Manajemen, Keuangan, Sosial, bahkan
Politik.

Dari beberapa aspek-aspek yang telah disebutkan di atas, maka akan dibahas lebih
dalam tentang aspek teknis/operasi pada Srudi Kelayakan Bisnis kali ini. Aspek
Teknis merupakan cara bagaimana calon pengusaha menentukan lokasi usaha
(seperti kantor pusat, cabang, gudang, maupun pabrik), apakah lokasi harus
dibangun dan didirikan dekat pasar, pemukiman warga, pusat bahan baku dan
lainnya. Penentuan layout mesin, gedung, dan peralatan pabrik juga termasuk ke
dalam aspek teknis. Apabila kesalahan dalam penentuan aspek teknis/operasi
terjadi, maka usaha tersebut tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Karena kelancaran berjalannya usaha ditentukan oleh aspek teknis/operasi yang
dimiliki.

2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Aspek Teknis/Operasi?

2. Apa saja tujuan dari Aspek Teknis?

3. Bagaimana cara menentukan luas produksi?

4. Bagaimana cara menentukan layout pabrik?

5. Bagaimana cara menentukan lokasi usaha?

6. Pengaruh mesin dan teknologi?

7. Bagaimana proses produksinya?

8. Bagaimana proses operasionalnya?

9. Pengaruh kualitas produk?

10. Bagaimana mengelola manajemen persediaan?

3. Tujuan

1. Calon pengusaha dapat mengetahui Tujuan diperhatikannya Aspek


Teknis/Operasi.

2. Calon pengusaha dapat menentukan Lokasi Usaha yang baik, sehingga tidak
salah dalam menentukan lokasi usaha.
3. Calon pengusaha dapat menentukan tata letak (layout) dengan baik.

4. Calon pengusaha dapat menentukan teknologi yang tepat.

BAB II
Pembahasan

1. Definisi Aspek Teknis/Operasi


Menurut Kasmir (2003), Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai
aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting
dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau
operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis/opersi,
sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan bersifat fatal bagi
perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi,
tata letak , penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari
jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas
tersendiri.
Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi,
dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.
2. Tujuan Aspek Teknis/Operasi
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penilaian aspek
teknis/operasi yaitu:
1. Supaya calon pengusaha dapat menentukan lokasi yang sesuai.
2. Supaya calon pengusaha dapat menentukan layout yang sesuai dengan
proses produksi.
3. Supaya calon pengusaha dapat menentukan teknologi yang tepat
dalam menjalankan usahanya.
4. Supaya calon pengusaha dapat menentukan metode persediaan apa
yang pas digunakan.
5. Supaya calon pengusaha dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan.
3. Luas Produksi
Penentuan luas produksi yaitu banyaknya jumlah produksi yang sudah
dihasilkan dalam kurun waktu yang ditentukan dengan memperhatikan
kapasitas, peralatan dan biaya seefisien mungkin. Luas produksi dapat dilihat
dari segi ekonomis yaitu jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu dan
juga biaya yang minim.(Ella Hariana Atria.2020. Studi Kelayakan Bisnis
dalam Aspek Teknis/Operasi)
Adapun dari segi teknis nya yaitu jumlah produk yang dihasilkan dengan
kemampuan mesin dan peralatan teknis. Luas produksi ekonomis ditentukan
oleh:
1. Permintaan yang akan datang.
2. Penyediaan bahan baku, bahan pembantu, dan tenaga kerja.
3. Terdapat teknologi, mesin dan peralatan.
Sedangkan menurut Kasmir (2003) luas produksi merupakan jumlah
produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling
efisien, sehingga dapat diperoleh profit nargin yang tinggi.

4. Tata Letak Produk (Product Layout)


Tata letak (layout) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan
penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau perasi.
Layout dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan
lokasi sehingga efisiensi opeprasi dapat tercapai. Tujuan penentuan layout
adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang
diciptakan oleh sistem produksi menjadi optimal.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya penentuan layout adalah:
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan
pemeliharaan
2. Efisiensi pemakaian ruangan
3. Biaya Investasi dan produksi bisa dikurangi
4. Kelancaran aliran material
5. Efisiensi biaya pengangkutan material dan barang jadi
6. Kebutuhan persediaan yang rendah
7. Adanya kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih
baik.
Untuk memperoleh lay out yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-
hal berikut,
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
3. Lingkungan dan estetika
4. Arus informasi
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
A. Macam-macam Lay-Out Pabrik (Subagyo,2000)
1. Lay-out Garis
Lay-out garis juga disebut sebagai lay-out produk. Artinya pengaturan
letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang
berdasarkan atas urutan-urutan proses produksi dalam membuat suatu
barang. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus
barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama seolah-olah
menyerupaii garis sehingga dinyatakan lay-out produk.

2. Lay-out fungsional
Sering disebut juga dengan lay-out proses, yaitu pengaturan letak
fasilitas produksi di dalam pabrik berdasarkan atas fungsi bekerjanya
setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Maesin atau fasilitas
yang mempunyai kegunaan yang sama dikelompokkan dan diletakkan
pada ruangan atau tempat yang sama. Lay-out ini biasanya digunakan
untuk membuat barang yang bermacam-macam. Contoh dari lay0out
fungsional ini adalah pabrik yang mengerjakan berbagai macam
barang-barang dari besi.
3. Lay-out Kelompok
Lay-out kelompok adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik
berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik
yang menggunakan lay-out kelompok memiliki produk yang
bermacam-macam, tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi
dalam beberapa kelompok yang sama. Untuk setiap kelompok produk
dibuatkan lay-out tersendiri.
Contoh penggunaan lay-out ini adalah pada perusahaan pemroses
kulit. Perusahaan ini menghasilkan sepatu, sandal, sepatu sandal, baik
untuk pria maupun wanita, berbagai dompet, tas, dan berbagai macam
ikat pinggang. Proses untuk mengerjakan setiap barang tidak sama,
tetapi pada dasarnya produk dapat dikelompokkan dalam beberapa
marga atau kelompok produk yang garis besar urutan proses
pembuatannya hampir sama. Semua produk dalam setiap kelompok
memiliki garis produksi yang sama, meskipun cara pengerjaan setiap
barang secara rinci berbeda-beda. Misalnya pembuatan kelompok
sepatu mesti melalui bagian sol, bagian atas, bagian perakitan, dan
finishing atau penyelesaian. Hanya cara pembuatan sol setiap macam
dan model sepatu agak lain, meskipun garis besarnya sama. Demikian
juga pembuatan bagian atas dan perakitannya.
5.Lokasi Usaha
Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan bagi perusahaan,
baik dari sisi finansial maupun nonfinansial, misalnya: dapat memberikan
pelayanan kepada konsumen dengan lebih memuaskan, kemudahan untuk
memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik secara kuantitas maupun
kualifikasinya, memudahkan dalam memperoleh bahan baku atau bahan
lainnya dalam jumlah yang diinginkan dalam jangka waktu yang sudah
diperhitungkan, kemudahan dalam memperluas lokasi usaha, karena sejak
awal sudah dipertimbangkan kebutuhan lahan yang dibutuhkan, mempunyai
prospek nilai ekonomis yang tinggi di masa yang akan datang,
meminimalisasi konflik terutama dengan masyarakat setempat, serta adanya
dukungan pemerintah terhadap usaha yang akan dijalankan.
Untuk memilih lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.
Untuk mempertimbangkan lokasi yang dipilih harus disesuaikan dengan
keperluan usaha, misalnya untuk lokasi pabrik, lokasi kantor pusat, lokasi
kantor pemasaran, lokasi gudang, dan lainnya. Sebenarnya terdapat beberapa
pertimbangan yang harus diketahui dalam penentuan lokasi, namun pada garis
besarnya terdapat dua pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku (raw material
approximity approach) .
Pendekatan penentuan lokasi ini didasarkan pada bahwa sebaiknya lokasi
perusahaan ditentukan di daerah bahan baku. Dengan demikian biaya
angkut dari bahan baku dari sumbernya ke pabrik seefisien mungkin. Jadi,
pertimbangannya adalah biaya angkut bahan baku yang semurah mungkin.
Contoh:
 Perusahaan semen sebaiknya ditempatkan di daerah gunung
kapur/bahan semen. Itulah sebabnya mengapa pabrik semen didirikan
di daerah Gresik dan Tuban karena daerah tersebut merupakan daerah
gunung kapur.
 Perusahaan pengolahan minyak harus terletak di kawasan yang
terdapat tambang minyak, misalnya daerah Cepu, Jawa Tengah.
 Perusahaan air minum kemasan sebaiknya ditempatkan pada daerah
yang banyak terdapat sumber air yang memadai, misalnya di daerah
Tretes, Pandaan, Pasuruan.
 Perusahaan tambang batu bara harus ditempatkan di daerah yang
banyak terdapat deposit batu bara. Demikian juga dengan perusahaan
tambang yang lain seperti aluminium, emas, tembaga, dan lainnya.
b. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran (Market
Approximity Approach). Berdasarkan pendekatan ini, maka perusahaan
harus ditempatkan di daerah pemasaran. Pertimbangannya adalah efisiensi
pengangkutan hasil produksi dari pabrik ke daerah pemasaran. Beberapa
contoh pendekatan ini adalah:
 Perusahaan atau pabrik televise/radio/video dan kaset recorder
hendaknya ditempatkan di daerah pemasaran. Misalnya, beberapa
perusahaan perakitan TV, radio, komputer, umumnya berada di kota-
kota besar bukan di daerah pedalaman.
 Perusahaan obat-obatan banyak terletak di daerah perkotaan.
 Perusahaan konveksi banyak di daerah pemasaran, dll.
Meskipun secara umum penentuan lokasi bisnis berdasarkan kedua
pendekatan tersebut, namun terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih lokasi yang nantinya akan dianalisis untuk
mencapai keputusan akhir dimana lokasi akan dipilih. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
1. Faktor primer
Pertimbangan utama faktor primer dalam menentukan lokasi pabrik antara
lain:
a. Kedekatan dengan pasar sasaran atau konsumen potensial dimana
tempat produk akan dijual
b. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama
c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupun kualifikasi
yang dibutuhkan
d. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang
dapat memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil
produksi, misalnya jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, bandar udara,
kereta api, dll.
e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk
memperlancar kegiatan produksi agar tidak terganggu
f. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha
baik positif maupun negatif.
2. Faktor sekunder
Beberapa faktor sekunder yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
lokasi pabrik adalah:
a. Kondisi iklim, kelembaban, curah hujan dan tanah, misalnya untuk
jenis usaha dibidang agrobisnis harus dapat memilih iklim yang sejuk
dan kondisi tanah yang subur.
b. Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah daerah setempat
yang dapat mendukung atau menghambat usaha yang akan dijalankan
serta kebijakan arah pembangunan yang akan dijalankan. Misalnya
masalah peraturan perpajakan, peraturan ketenagakerjaan, peraturan
ijin usaha, intensif, dll.
c. Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana masa
depan perusahaan.
d. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha
baik positif maupun negatif, misalnya adat istiadat, budaya, agama,
keamanan, dll.
e. Biaya untuk investasi dan eksplorasi, misalnya pengadaan tanah dan
pembangunan gedung.

Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum


dilakukan adalah sbb:
1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi
perusahaan, baik dari segi finansial maupun non finansial. Keuntungan
yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah
maupun kualifikasi.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam
jumlah yang diinginkan secara terus – menerus
4. Kemudahn untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah di
perhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu – waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi dimasa yang akan
datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat
6.Pengaruh Mesin dan Teknologi
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat
diproses dengan lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilih juga
perlu ditentukan secara jelas. Patokan umum yang dapat dipakai seperti 
dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan juga
manfaat ekonomi yang kelak diharapkan.

Teknologi untuk memproduksi barang maupun jasa terus berkembang sesuai


dengan kemajuan zaman. Kemajuan teknologi hendaknya dapat berdampak
pada efisiensi yang tinggi dalam proses produksi sekaligus menghasilkan
produktivitas yang tinggi pula. Namun, selain terdapat keuntungan ada juga
kelemahan-kelemahan dalam hal perkembangan teknologi itu sendiri yang
harus diketahui.

Pemilihan teknologi pada proses produksi berarti memilih proses untuk


menghasilkan produk atau pelayanan, termasuk jenis teknologi dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Setelah keputusan pemilihan
dijatuhkan, tindakan selanjutnya adalah menentukan denah, jenis peralatan,
fasilitas penunjang, dan desain engineering yang diperlukan dalam menunjang
kegiatan produksi sesuai dengan studi kelayakan yang direncanakan.
Pemilihan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi baik untuk
barang atau jasa hendaknya disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang
terus berkembang. Dengan demikian kemajuan teknologi diharapkan dapat
menjadikan proses produksi lebih efisien yang sekaligus dapat menghasilkan
produktiitas yang tinggi. Teknologi yang digunakan hendaknya disesuaikan
dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar teknologi yang digunakan sesuai
dengan derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang
diharapkan, antara lain:

a) Kesesuaian teknologi dengan bahan mentah yang digunakan


b) Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain
c) Kemampuan sumber daya manusia dalam menerapkan teknologi
d) Kemampuan mengantisipasi perkembangan teknologi lanjutan
e) Besarnya biaya investasi serta biaya pemeliharaan
f) Peraturan pemerintah terkait dengan kebijakan ketenagakerjaan

Daftar Pustaka

Atria, E.H. 2020. Studi Kelayakan Bisnis dalam Aspek Teknis/Operasi. Jakarta
Timur. STIE Kusuma Negara.
Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.
Subagyo, Pangestu. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta,
Salemba Empat.
academia.edu/14441482/Aspek_Teknis_Dalam_Studi_Kelayakan_Bisnis
sarno.id/2019/07/aspek-teknis-dalam-studi-kelayakan-bisnis/

Anda mungkin juga menyukai