Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN ASPEK TEKNIS

(STUDI KELAYAKAN BISNIS)

Kelompok 4

1792141013 Mutmainna
1792141014 Arman
1792141015 Nus ilamia
1792141016 Sulfi Adriani
1792142014 Muh. Ali Akbar
1792142027 Sulpiani
1792142028 Nurhelmi Rifki Maheza
1792142029 Ainun Sakinah Saifullah
1792142030 Greyshinta Date
1792142031 Dian Novita Sari
1792142032 Hijriani Wahid
1792142033 Junaedi Ardilla
1792142034 Ainun Asri
1792142035 M. Salehuddin Wahab
1792142036 Sonia Ghandi

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia, taufiq dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini mampu kami selesaikan
sebagaimana mestinya. Tak lupa pula kami haturkan kepada semua pihak yang
telah mendukung dan memberikan bantuan baik materi maupun moril selama
penyusunaan makalah ini dilaksanakan.

Penyusunan makalah dengan judul “Kajian Aspek Teknis” ini merupakan


tugas dari mata kuliah “Studi Kelayakan Bisnis” pada Program Studi Akuntansi
S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Penyusunan makalah ini
dilakukan melalui pengumpulan data dari buku-buku terkait dan hasil pencarian
dari beberapa artikel yang ada pada internet untuk dijadikan referensi dalam
menyusun makalah ini.

Sebagai manusia, tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih


memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat
mengapresiasi bila ada kritik, saran dan masukan konstruktif dari pihak manapun

Makassar, Februari 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Aspek Teknis.................................................................................................3
B. Penetuan Lokasi Usaha.................................................................................5
C. Penentuan Luas dan Besaran Produksi.........................................................9
D. Tata Letak (Layout).....................................................................................10
E. Pemilihan Teknologi...................................................................................13
F. Penentuan Metode Persediaan....................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Aspek teknis merupakan lanjutan dari aspek pemasaran. Kegiatan ini


timbul apabila sebuah gagasan usaha/proyek yang direncanakan telah menunjukan
peluang yang cukup cerah dilihat dari segi pemasaran. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan.
Penentuan kelayakan teknis perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan teknis/operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan
berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari.Produk
dapat dikatakan layak secara teknis jika produk dapat diterima dan dapat
diproduksi secara massal dengan mudah. Evaluasi kelayakan teknis melihat
kepada kelayakan teknis teknologi yang digunakan. Hal ini berarti bahwa evaluasi
ini melihat kepada apakah teknologi yang digunakan dapat bekerja sesuai desain
dan kapasitas penggunanya.

Aspek teknis merupakan suatu yang berkenaan dengan proses


pembangunan suatu perusahaan secara teknis dan pengoperasiannya setelah
perusahaan tersebut dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan
awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Pelaksanaan dari
evaluasi aspek ini sering kali tidak dapat memberikan suatu keputusan baku atau
dengan kata lain masih tersedia alternative jawaban. Karenannya perlu
diperhatikan suatu atau beberapa pengalaman pada perusahaan lain yang serupa
dilokasi lain yang mengunakan teknik dan operasi serupa. Keberhasilan
penggunaan teknologi sejenis ditempat lain sangat membantu dalam pengambilan
keputusan akhir, setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain tidak bisa
dikesampingkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep aspek teknis dalam studi kelayakan
bisnis?
2. Bagaiamana bentuk metode penilaian dan penentuaaaa lokasi usaha?
3. Bagaiamana bentuk metode penentuan luas dan bearan produksi?
4. Bagaiamana cara penentuaan tata letak (Layouty) produksi?
5. Bagaimana bentuk kriteria pemilihan teknologi produksi?
6. Bagiamana bentuk metode perhitungan persediaan barang produksi?

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Makalah ini, diharapkan mampu


1. Menjelaskan konsep aspek teknis dalam studi kelayakan bisnis
2. Menjelaskan metode penilaian dan penentuan lokasi usaha
3. Menganalisis metode penentuan luas dan besaran produksi
4. Memahami metode penentuan tata letak (Layout) produksi
5. Menjelaskan kriteria pemeilihan teknologi produksi
6. Menjelaskan metode perhitungan persedian barang produksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Teknis

a. Pengertian Aspek Teknis


Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi.
Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan
sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi
perusahaan menyangkut hal- hal yang berkaitan dengan teknis/operasi,
sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal
bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah
penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan
pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan
kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan
dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.
Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan
perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi,
luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin – mesin yang akan
digunakan.
Penentuan lokasi misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan
yang matang. Pemilihan lokasi terdiri untuk kantor pusat, cabang, gudang
dan pabrik. Dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling
kompleks dan rumit adalah penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya
pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik
diputuskan. Pertimbangannya adalah apakah dekat bahan baku atau dekat
pasar atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakukan pertimbangan
adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi. Penilaian
lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaian value,
perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis).
Tergantung dari keingian pihak yang melakukannya.
Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi
yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien,
sehingga dapat diperoleh profit margin yang tinggi.
Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan
juga mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang
akan dijalankan. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah
penyusunan perlataan mesin di dalam gedung tersebut. Pilihan yang ada
apakah proses layout atau produk layout. Penilaian ini tentunya tidak
dilakukan secara serampangan tapi, dengan mempertimbangkan faktor –
faktor seperti produk yang dihasilkan atau ragam produk.
Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi
yang diinginkan, apakah continuous process atau intermitten process.
Pemilihan proses produksi biasanya terkait dengan teknologi yang
diinginkan apakah padat karya atau padat modal. Untuk negara
berkembang seperti Indonesia biasanya lebih diutamakan teknologi padat
karya, mengingat tingginya tingkat pengangguran di negeri ini.
Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan diguakan
nantinya. Metode persediaan yang akan digunkan tergantung dari jenis
usaha yang dijalankan
Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara
efisien atau tidak, karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan
salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
b. Tujuan Aspek Teknis/Operasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tiap aspek memiliki
tujuan tertentu. Demikian pula dengan aspek teknis/ operasi juga memiliki
beberapa tujuan yang hendak dicapai.
Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam
penilaian aspek teknis/ operasi, yaitu :
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk
lokasi pabrik, gudang, cabang maupun kantor pusat
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling
baik untuk dijalankan sesuai bidang usahanya
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan di masa yang akan datang
B. Penetuan Lokasi Usaha
a. Penentuan Lokasi Usaha
Prioritas utama aspek teknis/ operasi adalah menganalisis masalah
penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila
salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan
dikeluarkan nantinya.
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi
yang dijalankan. Terdapat paling tidak empat lokasi yang
dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan yaitu antara lain :
1. Lokasi untuk kantor pusat
2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang
4. Lokasi untuk kantor cabang
Secara umum penetua dalam memntukan letak suatu lokasi adalah
sebagai berikut :
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apakah dekat dengan bahan baku
4. Apakah tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apakah dekat lembaga keuangan
8. Apakah berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/ perluasan
10. Kondisi adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat
Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada dua faktor yang menjadi
pertimbangan, yaitu :
1. Faktor Utama (Primer)
Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang
diinginkan
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api
atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat
2. Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah
atau pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di
masa yang akan dating
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau
perumahanan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat
yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kedekatan dengan pemerintah
2. Kedekatan lembaga keuangan
3. Kedekatan dengan pasar
4. Ketersediaan sarana dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Kedekatan dengan bahan baku
4. Tersedianya sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan
bagi perusahaan, baik dari segi finansial maupun non-finansial.
Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara
lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik
jumlah maupun kualifikasinya
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong
dalam jumlah yang diinginkan secara terus–menerus
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu–waktu
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang
akan datang
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat.
b. Metode Penilaian Lokasi
Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah.
Pertimbangan di atas harus dinilai secara matang. Untuk menialai lokasi
yang sesuai dengan keinginan perusahaan dapat digunkan berbagai
metode sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai
suatu lokasi sebelum diputuskan, yakni :
1. Metode Penilai Hasil (Value Method)
Faktor- faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian
hasil value antara lain adalah :
a. Pasar
b. Bahan baku
c. Transportasi
d. Tenaga kerja
e. Pertimbangan lainya
Tabel 2.1 Penilaian Lokasi dengan Metode Penilaian Hasil
No Kebutuhan Nilai Lokasi Banten Bogor Bandung
Yang Ideal
1 Pasar 40 25 35 20
2 Bahan Baku 30 20 25 15
3 Transportasi 15 7 13 8
4 Tenaga Kerja 10 10 9 11
5 Lainnya 5 4 5 4
Jumlah 100 66 87 58

Berdasarkan metode penilaian hasil (Value) , maka loaksi


tertinggi yang dipilih adalah bogor dengan nilai 87
2. Metode perbandingan biaya (cost comparison method)
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode
perbandingan biaya adalah :
a. Bahan Baku
b. Bahan bakar dan listrik
c. Biaya operasi
d. Biaya Umum
e. Biaya Lainya
Tabel 2.2 Penilaian Lokasi dengan Metode Perbandinga Biaya
No Kebutuhan Banten Bogor Bandung
1 Bahan Baku 150 160 140
2 Bahan Bakar dan Listrik 40 45 40
3 Biaya Operasi 60 65 55
4 Biaya Umum 70 75 65
5 Biaya Lainnya 10 10 5
Jumlah 330 355 305

Berdasarkan meode perbadingan biaya makalokasi yang dipilih


adalah bandung dnegan biaya termurah, yaitu hanya Rp 305 per unit
3. Metode analisis ekonomi (Economic Analysis Method)
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dala metode analisis
ekonomi adalah :
a. Biaya sewa
b. Biaya tenaga kerja’
c. Biaya pengangkutan
d. Biyaya bahan bakar dan listrik
e. Pajak
f. Perumahan
g. Sikap masyarakat
Tabel 2.3 Penilaian Lokasi dengan Metode Analisis Ekonomi
No Kebutuhan Banten Bogor Bandung
1 Bahan Sewa 200.000 150.000 175.000
2 Biaya Tenaga Kerja 900.000 1.000.000 850.000
3 Biaya Pengangkutan 300.000 400.000 350.000
4 Biaya Bahan Bakar & Listrik 180.000 180.000 180.000
5 Pajak 50.000 60.000 50.000
Total Biaya Operasi 1.630.000 1.790.000 1.605.000
6 Perumahan Baik Cukup Baik
7 Sikap Masyarakat Cukup Sedang Baik

Lokasi yang dipilih dengan metode analisis ekonomi adalah Bandung


C. Penentuan Luas dan Besaran Produksi

Penentuan luas dan besaran produksi produksi adalah berkaitan dengan


berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan
mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang
paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis.
Dari segi ekonomis yang dilihat adalah berapa yang paling efisien. Sedangkan,
dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar
kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis.
Secara umu luas produksi ekonomis ditentukan anatara lain oleh :
1. Kecenderungan permintaan yang akan datang
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan
lain-lain
3. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar
4. Daur hidup produk dan produk subtitusi dari produk tersebut

Kemudian untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan


keuntungan yang maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut:

1. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue


2. Pendekatan break event point
3. Metode linier programming

D. Tata Letak (Layout)

Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan


fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/ operasi. Layout dirancang
berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga
dapat tercapai efisiensi operasi.
Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain
sebagai berikut :
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan
2. Pemakaian ruangan yang efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi
4. Aliran material menjadi lancer
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah
6. Kebutuhan persediaan yang rendah
7. Memberikan kenyaman, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik

Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut :

1. Posisi Tetap (Fixed Layout)


Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk tau hal–
hal lain yang menyebabkan tak mungkin untuk memindahkan produknya.
Jadi produk tetap di tempat, sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang
mendatangi produk. Contohnya, gedung pembuatan kapal.
2. Orientasi Prose (Procss Oriented)
Layout orientasi proses didarkan pada proses produksi barang atau pelayanan
jasa. Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu

10
produk atau jasa yang berbeda. Contohnya, rumah sakit. Process layout
(functional layout), merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin–
mesin atau peralatan yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama dalam
suatu kelompok atau satu ruangan. Contohnya, untuk industri tekstil, semua
mesin pemotong dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit
dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha job
order (sesuai pesanan)
3. Tata Letak Kantor (Office Layout)
Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan kerja,
tempat yang diperuntukan untuk perpindahan informasi. Jika, perpindahan
informasi semuanya diselesaikan dengan telepon/ alat telekomunikasi,
masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang dan dokumen
dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan matang.
4. Tata Letak Pedagang eceran/pelayanan (Retail and Service Layout)
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan
memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini
adalah untuk memperoleh optimum trade- off antara biaya penanganan dan
ruang gudang.
5. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan
memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini
adalah untuk memperoleh optimum trade- off antara biaya penanganan dan
ruang gudang.
6. Tata Letak Produk (Product Layout)
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam
produksi yang berulang – ulang dan berlanjut atau kontinu. Biasanya layout
ini cocok apabila proses produksinya telah distandarisasikaan serta diproduksi
dalam jumlah yang benar. Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang
sama dari awal sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil.

11
Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan
hal–hal berikut :
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan
maka, kita dapat menentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan
untuk setiap komponen tersebut
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Alat yang digunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan
yang dipakai, misalnya ; derek dan kereta otomatis untuk memindahkan
bahan.
3. Lingkungan dan Estetika
Keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan tentang
layout, seperti ; jendela, sirkulasi ruang udara
4. Arus Informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau
melakukan komunikasi perlu juga dibuat
5. Biaya perpidahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat
dan bahan. Contohnya untuk layout peralatan pabrik, faktor–faktor yang
menjadi pertimbangan adalah sebaagai berikut ;
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan / mesin
5. Aliran bahan baku
6. Udara dan cahaya di ruangan
7. Pemeliharaan
8. Fleksibelitas (kemudahan berpindah–pindah).

12
E. Pemilihan Teknologi

Yang menjadi perhatian di sini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi


yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi, yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan teknologi adalah :

1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya


2. Keberhasilan teknologi di tempat lain
3. Pertimbangan teknologi lanjutan
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja
7. Dan pertimbangan lainnya

F. Penentuan Metode Persediaan

a. Economic Order Quantity (EOQ)


Untuk jenis usaha tertentu, permasalahan persediaan sangat penting
untuk dipertimbangkan dan dianalisis. Salah satu teknik persediaan yang
sering digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali
pesan dengan biaya yang paling rendah. Artinya, setipa kali memesan bahan
mentah perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan.
Hal – hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk
diperhatikan adalah masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi biaya
akan memudahkan kita dalam melakukan analisis, sehingga hasil yang akan
diperoleh dapat diakui kebenarannya.
Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Biaya angkut/ penyimpanan atau Carrying Cost (CC)
b. Biaya pemesanan atau Orderign Cost (OC)
c. Biaya Total atau Total Cost (TC)

Kemudian formula untuk menghitung atau mencari EOQ bias


dilakukan sesuai keadaan. Paling tidak ada tujuh keadaan yang bias digunkan

13
untuk menghitung EOQ. Pembahasan ini hanya digunakan untuk dua
formula, yaitu pertama menghitung EOQ dengan kebutuhan tetap dan yang
kedua untuk menghitung EOQ dengan kapasitas lebih.

1. EOQ dengan kebutuhan tetap


Rumus yang digunkan untuk mencari EOQ dengan kebutuhan tetap adalah
sebagai berikut :
2. D . OC
Q=
√ CC

Dimana :
D = demand
Q = quantity
D/Q = jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = rata – rata persediaan
OC = ordering cost (biaya pemesanan)
CC = carrying cost (biaya penyimpanan)

Dan rumus selanjutnya adalah :

Q
Cc = Biaya Penyimpangan Pertahun
2

CC =Biaya Pemesanan Pertahun

D
Cc=Biaya Pemesanan pertahun
Q

Dengan demikian, total biaya/tahun adalah :

Q D
TC = Cc+CC
2 Q

2. D. OC
Jadi : Q
√ CC

14
Contoh Soal
PT. Ie Alang menginginkan barang 6000 unit/ tahun dengan biaya
pemesanan Rp.5,-/unit sedangkan biaya penyimpanan Rp. 6,-/ unit. Ada
diminta untuk menghitung pesanan paling ekonomis dengan EOQ
Jawab
Demand/Th = 6.000 Unit
CC = Rp6/unit/tahun
OC = Rp5/pesan

2. D . OC 2 x 6000 x 5
Q=
√ CC
=
√ 6
Q√ 10.000 = 100 unit
Jadi pesanan yang paling ekonomis adalah 100 unit
Q D
TC = Cc+ Cc
2 Q
100 6000
TC = (6) + ( 5 )=Rp 600
2 100
Jumlah biaya yang dikeluarkan untk pesanan 100 unit adalah Rp600
Jika D diukur dengan rupiah, maka CC dan Q juga diukur dengan rupiah,
dengan menggunakan rumusdi atas maka diperoleh hasilnya sebagai
berikut :
Harga per unit Rp. 15,-
Demand/ Tahun = 15 x 6.000 = Rp. 90.000
Rp 6
Cc =Rp 600
Rp 15

2 x Rp 90.000 x 5
Q=
√ Rp 40
= Rp1.500

Jadi Optimal Order adalah Rp1.500


2. Kasus EOQ dengan kapasitas lebih
PT. Marras bergerak dalam bidang usaha supermaket, bermaksud
mengubah metode persediaannya, mengingat selama ini sering kali terjadi
keterlambatan dan tidak efisiennya biaya yang telah dikeluarkan.

15
Metode yang digunakan adalah untuk menentukan berapa biaya
yang paling ekonomis untuk setiap kali pesan serta tidak akan terjadi
keterlambatan seperti masa lalu. Data yang diperoleh adalah ;
Demand = 1.000 unit setiap hari
Kemampuan Produksi (P) = 2.000 unit
Ordering Cost = Rp. 12.000
Carryng Cost = Rp16
Pertanyaan :
1. Berapa EOQ dalam unit rupiah ?
2. Berapa safety stock yang harus disediakan?

Jawaban

2. D . P OC 2 x 1.000 x 2.000 12.000


Qo =
√ (P−D) CC
x =

(2.000−1.000)
x
16

Qo = √ 3.000 .000 = 1.732 unit

Qo ( P−D ) D
Tc = x CC + OC
2P P

( 1.732 )( 2.000−1.000 ) 1.000


TaR = ( 16 ) + ( 12.000 )=Rp 12.928
2 ( 2.000 ) 2.000

Apabila dibandingkan dengan Q 2.000 unit, maka :

( 2.000 )( 2.000−1.000 ) 1.000


TaR = ( 16 )+ ( 12.000 )=Rp14.000
2 ( 2000 ) 2.000

Kesimpulan dengan membandingkan TaR Qo = 1.732 dengan Q =


2.000 dapat mengehemat 14.000-12.928 = Rp1.072

b. Safety Stock (SS)

Merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang


dilakukan perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock
sangat diperlukan guna mengantisipasi membludaknya permintaan akibat
dari permintaan yang tak terduga.

16
Terdapat beberarapa faktor penentu dalam menghitung besarnya
safety stock, yaitu antara lain ;

1. Penggunaa bahan baku rata-rata

2. Faktor Waktu

3. Biaya yang digunakan

Di samping faktor penentu di atas dalam memenuhi safety stock


diperlukan standar kuantitas yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Persediaan minimum
2. Besarnya pesanan standar
3. Persediaan maksimum
4. Tingkat pemesana kembali
5. Administrasi persediaan
c. Reorder Point (ROP)
ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas
waktu pemesanan kembali dengan melihat jumlah minimal persediaaan yang
ada. Hal ini penting agar supaya jangan sampai terjadi kekurangan bahan
pada saat dibutuhkan. Jumlah pemesanan kembali dihitung dengan
probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan dihitung
selama tenggang waktu.
Terdapat banyak model reorder point yang dapat digunakan sesuai
dengan kondisi perusahaan. Dalam buku ini hanya akan dibahas model
jumlah permintaan maupun masa tenggang waktu konstan (constant demand
rate, constant lead time). Rumus yang digunakan sebagai berikut :
ROP = D yang diharapkan + SS selama tenggang waktu (leadtime)
Conto Soal;
Tn. Roy Akase setiap hari minum 2 botol susu yang dikirim oleh pengantar 3
hari setelah Tn. Roy menelepon.
Pertanyaan : kapan Tn. Roy akan menelepon untuk melakukan pemesanan
kembali ?

17
Jawab :
Diketahui :
Demand = 2 botol susu sehari
Lead time = 3 hari
Maka : ROP = 2 X 3 = 6 susu
Tn. Roy harus menelepon kembali apabila minimal stock susu tinggal 6 botol

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Ada dua hal pokok dalam aspek teknis ini, yakni yang menyangkut
pengembangan dan rencana pengoperasian. Rencana pengembangan meliputi
jadwal pelaksanaan, prasarana dan sarana yang tersedia, seperti fasilitas, mesin-
mesin, tenaga ahli dan tenaga kerja, dan berbagai bahan yang diperlukan.
Sedangkan rencana pengoperasian meliputi bahan baku, biaya perawatan, biaya
modal kerja, dan lain-lain.
Penilaian teknis semata-mata bertujuan untuk mengetahui apakah ide atau
gagasan yang sebelumnya telah dipilih tersebut layak dari aspek teknis. Artinya,
jika ide atau gagasan itu akan direalisasikan, apakah ada lokasi yang tepat, ada
mesin dan peralatan yang diperlukan dengan teknologi yang sesuai dengan
tuntutan pasar, tersedia bahan baku dan penolong dalam jumlah cukup dan
kontinyu. Kemudian tenaga kerja yang terampil dalam jumlah yang cukup dan
tingkat upah yang wajar, serta biaya lainnya yang masih dikategorikan sebagai
biaya wajar.
B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan dalam penulisan makalah ini meskipun
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Mohon maaf bila masih banyak
kekurangan dalam pengerjaan tugas ini, semoga saran dan kritik anda bisa
menjadi motifasi untuk masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Purwana D. Dan Hidayat N.(2016). Studi Kelayakan Bisnis. Rajawali Pers. Depok
http://hannastefi.blogspot.com/2016/05/makalah-aspek-teknis-dan-operasi-
dalam.html
https://www.muttaqin.id/2015/12/aspek-teknis-atau-operasi-studi.html

20

Anda mungkin juga menyukai